Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN

Dosen Pembimbing:

Mansyur, S.Pd.I.M.Pd.I

Disusun Oleh :

Athirah Farhana

Mardiana

Muh. Ikhsan

Muh. Syarif Hidayatullah

Surtini Lukman

Yusril

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PRODI TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahwatullahi wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah hanya milik Allah SWT, karena berkat rahmat

serta karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Yang berjudul “

PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN ” dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tak lupa kirimkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Karena berkat

keteguhan dan kesabaran beliaulah Islam mencapai puncak kejayaan seperti yang

kita rasakan saat ini.

Gowa, 14 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk peningkatan profesional keguruan

B. Dasar-dasar peningkatan profesional keguruan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Guru adalah profesi yang mulia yang dimana memeberikan pengajaran dan

ilmunya tanpa pamrih. Disisi lain guru harus senantiasa memiliki 4 komponen guru

salah satunya adalah profesional. Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi sebagaimana yang

tercantum di dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan

demikian profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang

pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata

pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

Profesional guru disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan

bersertifikat sebagai pendidik. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen BAB IV Pasal

8 dan 9, yaitu Bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yaitu diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau Program Diploma (DIV).

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan bentuk-bentuk peningkatan profesional keguruan


2. Menjelaskan dasar-dasar peningkatan profesional keguruan

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk peningkatan profesional keguruan

2. Untuk mengetahui dasar-dasar peningkatan profesional keguruan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk peningkatan profesional keguruan

Dalam peningkatan profesional guru ada beberapa bentuk bentuk yang

harus diperhatikan diantara lain :

1. Menempuh pendidikan yang lebih tinggi sesuai kualifikasi akademik

Hal ini mendasar pada Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru untuk

mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan guru

juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apabila

pada saat sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan system pendidikan

semakin meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru

dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-informasi baru

dalam pendidikan, sehingga guru tersebut mengetahui perkembangan ilmu

pengetahuan.

2. Mengikuti kegiatan KKG (Kelompok kerja guru)

Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai

pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat

diterapkan di dalam kelas.

3. Meningkatkan kesejahteraan guru

Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan karena merupakan salah satu

faktor penentu dalam peningkatan kinerja yang secara langsung terhadap mutu

pendidikan.

4. Gerakan guru membaca (G2M)


Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca untuk

menambah pengetahuan. Tidak lucu bukan kalau guru menyuruh murid

muridnya rajin membaca sedangkan gurunya enggan untuk membaca. Oleh

karena itu guru sebagai pendidik harus lebih serba tau dibandingkan peserta

didik. Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru

bisa memanfaatkan buku-buku atau media masa yang tersedia diperpustakaan,

sekolah atau took buku, atau bisa juga dengan mengakses internet tentang hal-

hal yang berhubungan dengan spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang

dapat menambah wawasannya.

5. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang prndidikan

Guru hendaknya memiliki kesadran untuk lebih banyak menulis, terutama

mengenai masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini termasuk salah

satui metode untuk dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan

konsep-konsep dan gagasan dalam bentuk tulisan. Setiap guru juga harus sadar

dan melatih dirinya jika ingin benar-benar menumbuhkan kreativitas dirinya

melalui karya tulis.

B. Dasar- dasar profesional keguruan

Kemampuan profesional setiap guru tidaklah sama. Hal ini merupakan

dilema didalam mencapai tujuan pendidikan secara umum. Guru dituntut untuk

tanggap terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat, sebagai akibat dari

kemajuan arus informasi dan perkembangan Iptek. Pengembangan profesi dapat

dilakukan oleh diri sendiri, melalui kegigihan dalam melaksanakan tugasnya.

Dipihak lain guru sebagai personil di sekolah, merupakan bawahan kepala


sekolah. Secara langsung kepala sekolah berkewajiban mengembangkan

kemampuan profesional guru. Fakry Gaffar (1987:126) Konsep pengembangan

profesional mengandung dua arti, yaitu (1) dikaitkan dengan usaha peningkatan

kemampuan profesional yang dapat dilakukan secara independen pada tingkat

sekolah oleh individe masing-masing dan (2) dikaitkan dengan jenjang karir

kepegawaian dan ini harus dipolakan dari tingkat yang lebih tinggi. Pembinaan

berkaitan dengan fungsi dan usaha untuk meningkatkan daya guna dan hasil

guna manusia dalam suatu proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Pembinaan professional adalah usaha memberi bantuan kepada guru untuk

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan mengajar, dan

menumbuhkan sikap professional sehingga para guru lebih ahli dalam mengelola

KBM dalam membelajarkan anak didik. Sasaran pembinaan professional guru

menurut Djaujak Ahmad (1995:25), meliputi: (1) perencanaan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan strategi belajar efektif, (2) mengelola kegiatan belajar

mengajar yang menantang dan menarik, (3) menilai kemajuan belajar siswa, (4)

memberikan umpan balik, (5) membuat dan menggunakan alat Bantu belajar

mengajar, (6) memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan media

pengajaran, (7) membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan

belajar, (8) mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusip,

dan (9) menyusun dan mengelola catatan kemajuan anak. Dengan demikian

pembinaan profesional guru adalah upaya perbaikan kelemahan, yang dilakukan

kepada bawahan (termasuk guru), mengacu kepada kepentingan organisasi.


Pembinaan profesional guru mengacu pada tugas dan tanggung jawab untuk

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.


BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar, Guru Profesional: Impelentasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), hlm. 45.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-

Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan Tahun 2006, hlm. 88.

http://formenews.id/2019/02/26/upaya-meningkatkan-kompetensi-

profesional-guru-dalam-proses-belajar-mengajar/

Supriadi, O. (2009), Pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar.

Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 6(1). 27-38

Anda mungkin juga menyukai