Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Sarana dan Prasarana Pesantren dalam Filsafat MPI Realis

Mia Nurul Amallya (1172010046), Risa Alvia (1172010069) & Yushi Arifah (1172010087)
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Sunana Gunung Djati Bandung
Email :
mianurulamallya@gmail.com ,
risaalvia2@gmail.com
yushiarifah81634@gmail.com

Abstrak
Penulisan kajian ini bertujuan untuk mengetahui sisi realis dalam ruang lingkup
manajemen sarana dan prasarana pesantren. Analisis yang digunakan dalam penulisan ini
dengan pendekatan aliran filsafat MPI realis dengan melihat kajian pustaka terkait
manajemen sarana dan prasarana serta filsafat MPI realis. Hasil kajian menunjukkan bahwa
adanya keterkaitan antara filsafat MPI realis dengan manajemen sarana dan prasarana yaitu
filsafat dapat dijadikan sebagai teori dalam melaksanakan pendidikan islam, dan dalam
pengembangan pendidikan dipelukan sarana dan prasarana untuk menunjang pengembangan
pendidikan. Dalam filsafat MPI realis, manajemen sarana dan prasarana ini dilakukan
berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
inventarisasi, dan penghapusan sarana dan prasarana.
Kata Kunci: Filsafat Realis, Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendahuluan
Manajemen Pendidikan Islam merupakan prodi yang didalamnya mengkaji berbagai
aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan islam. Salah satu bidang kajiannya
adalah manajemen sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana menjadi penting karena
merupakan hal yang mendasar dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Agar
sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah berfungsi optimal dalam
mendukung pembelajaran, maka diperlukan warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga
administrasi) yang memahami dan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara
profesional. 1 berarti anggapan bahwa obyek indra kita adalah real, benda-benda ada, adanya
itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada
hubungannya dengan pikiran kita. 2 Dengan begitu kajian mengenai manajemen sarana dan
prasarana ini akan disajikan berdasarkan fakta hasil pengamatan atau data-data real yang
ditemukan dalam beberapa temuan.
Beberapa penelitian yang dilakukan, menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen
sarana dan prasarana pesantren sejauh ini sudah di laksanakan melalui berbagai fungsi
manajemen mulain dari perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, inventarisasi,
penghapusan sarana dan prasana. Namun dalam kenyataannya masih terdapat hambatan yang
dihadapi seperti yang diungkapkan oleh Sinta dalam jurnalnya yang berjudul Manajemen
Sarana dan Prasarana pada tahun 2019, menyatakan salah satu faktor penghambat manajemen
sarana dan prasarana adalah kurangnya dana untuk mengoptimalkan pengelolaannya.
Pesantren modern biasanya telah menggunakan manajemen yang baik namun dalam
mengelola keuangan masih konvensional dan manual (by cash) belum non cash atau digital
(menggunakan debit) sehingga rawan penyelewengan, penyaluran dana pondok pesantren
masih sering dilanggar.
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengkaji, menganalisis dan mengungkap
Manajemen Pendidikan Islam dalam ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana pesantren
pada sisi realis.
Secara teoritik, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan kajian
ilmu Manajemen Pendidikan Islam, khususnya dalam bidang yang menjadi fokus kajian yaitu
manajemen sarana dan prasarana pesantren. Dan juga diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai referensi atau sumber bagi kajian-kajian lain yang berkaitan dengan manajemen
sarana dan prasarana. Secara praktik, hasil kajian ini diharapkan dapat berguna bagi lembaga
pendidikan untuk pengembangan Manajemen Pendidikan Islam khususnya pada manajemen
sarana prasarana pesantren pada lembaga yang memiliki kesamaan dalam latar alamiah.

Pendekatan Kajian
Penulis menggunakan pendekatan filsafat manajemen aliran realisme yaitu pendekatan
penelitian yang mengedepankan fakta dan pengalaman empiris sebagai bukti tindakan. Irawan
(2019:204) Tokoh realisme yaitu Jhon Locke yang mengemukakan pandangannya bahwa
sumber objektif realisme adalah beberapa bentuk materi yang bergerak. Herbert Spencer,
mengajukan sebuah bentuk realisme transfigurasi dimana dunia eksternal adalah dunia materi,
dunia gerak dan kekuatan tetapi sebagaimana diterima oleh kitamelalui persepsi, dunia
eksternal tertransfigurasi seperti khayalan tentang sebuah benda. Sedangkan aliran realisme
baru menyatakan bahwa objek-objek nyata dihadirkan langsung dalam pengetahuan. Irawan
(2019:204)

Temuan dan Pembahasan


A. Temuan
Dalam bagian ini disajikan beberapa fakta hasil penelitian mengenai manajemen sarana
prasaran di pondok pesantren.
Temuan pertama Berdasarkan penelitian tentang manajemen sarana dan prasarana
Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok diperoleh fakta bahwa
manajemen sarpras di Pondok Pesantren ini sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Kegiatan
manajemen sarpras yang dilaksanakan oleh Pondok. Perencanaan dilakukan oleh pengurus
dengan cara musyawarah yang melibatkan direktur, wakil direktur bidang kesekretariatan,
bagian kerumah tanggaan selaku pengelola teknis sarana dan prasarana, Pembina, serta para
pengurus pondok lainnya yang dilaksanakan pada awal ajaran baru. Setelah diadakan
perencanaan, langkah selanjutnya adalah mengadakan perlengkapan atau barang di Pompes
yang berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat pada sebelumnya. Penyimpanan barang
barang atau perlengkapan Pompes disimpan di gudang dengan ruang tertutup dan beratap yang
konstruksinya disesuaikan dengan isi gudang. Sedangkan kegiatan penyaluran barang di
Pompes menggunakan sistem penyaluran secara langsung yaitu barang-barang yang sudah
diterima dan diiventariskan langsung disalurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa
melalui peroses penyimpanan. Kegiatan pemeliharaan sarpras di pompes dilakukan setiap hari
dan berkala. Inventarisasi yang dilakukan di Pompes bertujuan untuk menginventarisasi
barang yang ada agar lebih aman keberadaannya. Selanjutnya adalah penghapusan, yaitu
penghapusan nama nama barang dari buku inventarisasi. 3
Penelitian kedua, dari hasil penelitian di pondok pesantren putra An Nawawi Berjan
Purworejo tentang manajemen sarana dan prasarana dan menganalisanya maka diperoleh fakta
bahwa Pompes sudah melaksanakan kegiatan manajemen sarpras dengan prosedur. Pertama,
perencanaan yang dilakukan melalui rapat perencanaan program di Pompes yang dilaksanakan
setiap awal tahun untuk membahas program pesantren yang didalamnya termasuk kebutuhan
sarana dan prasarana pesantrenpengadaan merupakan kegiatan pengadaan sarpras pompes
sesuai hasil kesepakatan bersama dalam proses perencanaan; inventarisasi yaitu kegiatan
pencatatan jenis barang, jumlah barang, dan kondisi barang semua barang milik pompes sudah
terinventarisir secara rapi dalam daftar inventaris barang.,pemeliharaan yaitu kegiatan
merawat dan menjaga sarpras pondok pesantren. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan
prasarana Pompes dilakukan oleh semua orang yang berada di pesantren dari santri, ustaz dan
pengurus. Adapun pengontrolan dilaksanakan oleh kepala bagian sarpras pompes.
penghapusan, yaitu penghapusan nama barang dari daftar inventarisasi dikarenakan barang
tersebut sudah tidak rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Pompes juga melaksanakan
kegiatan penghapusan sarpras dengan cara mengganti jika memungkinkan dan menghapus dari
daftar inventaris barang.4

B. Pembahasan
1. Hubungan Filsafat Realisme dengan Manajemen Sarana Prasarana Pesantren
Hubungan filsafat realisme dengan manajemen sarana prasarana pesantren.
sedikit banyaknya memliki kaitan yang erat di dalamnya. Filsafat tentunya dapat
dijadikan teori belajar dan pengembangan model manajemen pendidikan Islam.
Filsafat bersifat universal, dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. 5 Pada dasarnya
pengembangan pendidikan melalui teori belajar memerlukan kesiapan sarana prasarana
yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh lembaga. Dengan
demikian akan terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan, efektif,
efisien serta sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pesantren.
2. Manajemen Pendidikan Islam Realis
Realisme diartikan sebagai ajaran yang menitikberatkan atau berlandaskan pada
suatu kenyataan. Sedangkan dalam pandangan islam realisme menjadi sebuah
pandangan yang tak luput dari kajian yang tak pernah basi karena sering dihadap-
hadapkan antara realisme dengan idealisme hukum islam yang seolah-olah tak pernah
bisa menyatu.6
Praktik dalam manajemen pendidikan Islam berfokus pada tindakan tata kelola
yang dipandang belum sepenuhnya dijalankan oleh lembaga pendidikan Islam,
misalnya konsep transparansi dan integritas. Secara teoretis, pembahasannya bisa di
geser ke ilmu pendidikan Islam (Islamic education) atau ke ilmu keislaman (Islamic
studies) bukan langsung ke ayat-ayat suci yang dapat bersifat dogmatis. Hasilnya dapat
disusun menjadi teori manajemen pendidikan Islam tentang tranparansi (Asy-Syaffafah)
dan integritas (Kaffah). 7
3. Manajemen Sarana Prasarana Pesantren
G.R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan.8 Oleh karenanya manager harus memiliki kemampuan khusus dalam
bidang managerial, guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Pesantren didirikan untuk anak didik dibantu agar mampu memahami makna
hidup, keberadaan, peranan, serta tanggung jawabnya dalam kehidupan di masyarakat.
Salah satu aktivitas tersebut adalah bagaimana melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen yang baik, maka manajemen sarana dan prasarana pondok pesantren
diharapkan mampu mengangkat dan menerapkan prinsip-prinsip dasar serta ilmu yang
ada didalam Alquran dan hadis kedalam pondok pesantren. Keberhasilan program
pendidikan formal maupun nonformal sangat dipengaruhi oleh manajemen sarana dan
rasarana yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal.4
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan didefinisikan sebagai proses kerja
sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien. Pola manajemen sarana dan prasarana di Pondok Pesantren meliputi kegiatan: 9
a. Perencanaan, merupakan suatu proses pemikiran. Proses berfikir dilakukan untuk
mendapatkan anggaran ataupun kebutuhan.
b. Pengadaan, merupakan kegiatan menyediakan keperluan barang, benda dan jasa
bagi keperluan pelaksanaan tugas/upaya merealisasikan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya.
c. Pendistribusian, merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari
seorang penaggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan uni tersebut.
d. Pemeliharaan, merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus untuk
mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan.
e. Inventarisasi dan pengawasan, merupakan rangkaian kegiatan pencatatan sarana
dan prasarana secara tertib dan teratur.
f. Penghapusan sarana dan prasarana, merupakan kegiatan mengeluarkan atau
menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan
prasara tersebut sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan 10
Simpulan

Manajemen Pendidikan Islam berfokus pada tata kelola sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan salah satunya adalah sarana dan prasarana. Dengan adanya manajemen sarana dan
prasarana ini sebagai bentuk optimalisasi dalam mewujudkan pengembangan pendidikan yang
lebih baik termasuk dalam lembaga pendidikan pesantren yang merupakan kajian dari
Manajemen Pendidikan Islam.. Manajemen sarana dan prasarana dalam bingkai filsafat
Manajemen Pendidikan Islam Realis berarti sesuatu tindakan atau aktifitas yang dilakukan
dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana mulai dari aktifitas perencanaan,
pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan sarana dan
prasarana yang mengedepankan fakta dan bukti tindakan yang nyata sesuai dengan data dan
aktifitas pada latar alamiah.

Daftar Pustaka

1. Islamic J, Manajemen E. p-ISSN: 2541-383X e-ISSN: 2541-7088. 2019;4(1):77-92.


doi:10.15575/isema.v3i2.5645
2. Jejen Musfah. Abdulhak, I. (2008). Filsafat ilmu pendidikan . Bandung:Remaja
Rosdakarya. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatih Sumber Belajar Teor Dan
Prakt. 1997;(2008).
3. Arifin Z. Manajemen Sarana Prasarana Di Pondok Pesantren Modern Zam-Zam
Muhammadiyah Kecmatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 2017.
4. Musolin M. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Pondok Pesantren : Studi
Kasus Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Purworejo Pendahuluan Pondok pesantren
merupakan institusi atau lemabaga pendidikan Islam yang biasanya berdiri secara
otonom dan mandiri . Pesantre. 2019;5(2):148-162.
5. KAJIAN FILSAFAT ILMU DAN FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG
RELATIVISME KULTURAL DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MORAL Satrijo
Budiwibowo *. :10-20.
6. No Title. 2007.
7. Asosiasi I, Manajemen S, Islam P. Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam.
2016;1(November):297-315.
8. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Prastyawan 1. 2016;6.
9. Karangmojo AK, Gunungkidul K. No Title. 2019.
10. Di PA, Mataram K. No Title. 2014;18(4).
Irawan.2019. Filsafat Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai