Anda di halaman 1dari 13

URGENCY OF EDUCATIONAL MANAGEMENT IN ISLAMIC

BOARDING SCHOOLS IN ORDER TO FACE THE ERA OF


THE INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0

ABSTRACT

Islamic boarding schools are required to be able to produce students who are
competitive and ready to face the development of the industrial revolution 4.0. So
education management is very urgent to be developed in the management of an
Islamic boarding school institution. The purpose of this study was to determine
the urgency of educational management in Islamic boarding schools in order to
face the era of the industrial revolution 4.0. The research method used in this
research is a qualitative method and the type of library research (library research)
using documentation techniques. In testing the validity, triangulation of data
sources is used and analyzes through 4 stages, namely: 1) data collection; 2) data
reduction; 3) data display and 4) conclusion drawing. The results of the research
obtained are educational management in Islamic boarding schools in order to face
the era of the industrial revolution 4.0, the most prominent of which are planning
and organizing.

Keyword: Education Management; Planning; Organizing; Islamic Boarding


School;

1
URGENSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DI PONDOK
PESANTREN DALAM RANGKA MENGHADAPI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0

ABSTRAK

Pesantren dituntut mampu melahirkan santri yang berdaya saing dan siap
menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0. Sehingga manajemen
pendidikan sangat urgen untuk dikembangkan dalam pengelolaan sebuah lembaga
pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi manajemen
pendidikan di pondok pesantren dalam rangka menghadapi era revolusi industri
4.0. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan
menggunakan teknik dokumentasi.Dalam pengujian validitas, digunakan
triangulasi sumber data dan analisis melalui 4 tahap, yaitu: 1) pengumpulan data;
2) reduksi data; 3) penyajian data dan 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
yang diperoleh adalah manajemen pendidikan di pondok pesantren dalam rangka
menghadapi era revolusi industri 4.0 yang paling menonjol adalah perencanaan
dan pengorganisasian.

Keyword: Manajemen Pendidikan; Perencanaan; Pengorganisasian; Pendidikan


Pesantren;

2
A. Pendahuluan
Dewasa ini, kemajuan di bidang pendidikan tidak terlepas dari adanya
perkembangan dan revolusi pendidikan yang terjadi. Perubahan ini dimulai dari
revolusi industri 1.0; revolusi industri 2.0; revolusi industri 3.0 dan revolusi
industri 4.0 yang diluncurkan pada tahun 2010 sampai saat ini. 1 Maka dari itu
tentunya lembaga pendidikan harus siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan
kemajuan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.
Lembaga pendidikan harus mampu melahirkan peserta didik yang
kompetitif dan siap menghadapi perkembangan revolusi indutri 4.0, karena dunia
pendidikanlah sebagai garda terdepan yang berperan strategis dalam rangka
melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terciptanya individu
yang mandiri, mempunyai karakter dan berakhlak mulia serta siap menghadapi
revolusi industri 4.0 dan kemajuan teknologi.
Salah satu lembaga pendidikan yang dituntut mampu melahirkan peserta
didik yang kompetitif dan siap menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0
adalah pesantren. Dalam hal ini manajemen pesantren yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan adalah sangat dibutuhkan agar
tujuan pendidikan pesantren dapat dicapai dengan maksimal.
Permasalahan seputar pengembangan manajemen pendidikan pesantren
dalam rangka melahirkan peserta didik yang kompetitif dan siap menghadapi
perkembangan revolusi indutri 4.0 merupakan isu aktual dan menarik
diperbincangkan hingga saat ini, karena mutu output pendidikan pesantren yang
rendah akan berdampak terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di
masa kini dan masa yang akan datang.
Pengembangan manajemen pendidikan pesantren pada pelaksanaannya di
lapangan masih ditemukan berbagai hambatan, baik pada aspek perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Hal ini berdasarkan hasil temuan
peneliti dari beberapa literatur terdahulu seperti (Deni Irawan, Aunurrahman,

1
Trisyanti,U. Prasetyo,B. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan perubahan sosial in
Prosiding SEMAKTOS 3 (Startegi pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0.
2018.

3
Sukmawati)2, menyebutkan bahwa pengembangan manajemen pendidikan di
pondok pesantren Nurul Islam Ngabang belum berfungsi atau berjalan
sebagaimana mestinya, di mana pada pelaksanaannya masih banyak dijumpai
hambatan-hambatan yang terjadi, yakni pada fungsi manajemen mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan. Berikutnya
(Barrulwalidin)3, di mana menurutnya bahwa pada kebanyakan kasus di dayah
salafi adalah pada penerapan sistem manajemen yang umumnya masih
konvensional, seperti tidak adanya pemisahan yang jelas antara yayasan, pimpinan
madrasah, guru/ustadz dan staf administrasi, tidak adanya transparansi
pengelolaaan sumber-sumber keuangan, belum terdistribusinya peran pengelolaan
pendidikan, dan banyaknya penyelenggaraan administrasi yang tidak sesuai
dengan standar, serta unit-unit kerja yang tidak berjalan menurut aturan baku
organisasi.
Melihat latar belakang pemasalahan dan kajian literatur di atas, maka
peneliti merasa perlu menelusuri lebih lanjut tentang urgensi manajemen
pendidikan di pondok pesantren dalam rangka menghadapi era revolusi industri
4.0.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif
dan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan teknik
dokumentasi. Dokumen tersebut baik berupa artikel maupun berita yang berkaitan
dengan manajemen pendidikan di pondok pesantren. Dalam menguji validitas,
peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Dan peneliti melakukan analisis
melalui 4 tahap, yakni: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data dan
4) penarikan kesimpulan.

C. Pembahasan
2
Deni Irawan. Aunurrahman. Sukmawati. Manajemen Pendidikan Pesantren: Studi Kasus
di Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/32100/75676580630.
3
Barrulwalidin. “Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Di Dayah Mudi Mesjid Raya
Samalanga”. ITTIHAD. Vol. I, No.1. Januari-Juni 2017. 58-70.

4
1. Pengertian Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren
Usaha yang dilakukan mulai dari merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi
dalam kegiatan pada sebuah lembaga atau organisasi yang dilakukan
secara efektif dan efisien disebut dengan manajemen, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sukanto Reksohadiprodjo 4. Dengan demikian maksud
dari manajemen pondok pesantren di sini adalah tersedianya lembaga
pendidikan pondok pesantren yang terencana, terorganisasi, terarah,
terkoordinir, dan terawasi dengan baik yang bertujuan untuk
pengembangan manajemen pendidikan pesantren itu sendiri. Itu artinya
sistem manajemen pondok pesantren tidak lepas dari bagaimana cara
seorang pimpinan (kiai) dalam mengelola pondok pesantren itu sendiri.
a. Perencanaan Pendidikan Pondok Pesantren
Perencanaan merupakan poin utama dari manajemen, karena
perencanaan merupakan langkah awal bagi suatu kegiatan yang
tentunya dapat diprediksi terhadap keberhasilan kegiatan pada
pelaksanaannya. Logikanya adalah tanpa adanya suatu rencana yang
matang, maka patron dasar dalam melaksanakan kegiatan belum ada,
sehingga tujuan yang ingin dicapai menjadi tidak terarah dan tidak
sedikit yang tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu,
perencanaan memiliki peranan yang sangat strategis, karena
perencanaan dapat dijadikan tolak ukur terhadap keberhasilan kegiatan
pelaksanaan selanjutnya pada tahap evaluasi. Oleh karena itu, agar
proses pendidikan dapat memperoleh hasil yang maksimal, maka
perencanaan itu merupakan sebuah keniscayaan yang mutlak
dibutuhkan.
Perencanaan pendidikan pondok pesantren, meliputi perencanaan
kurikulum pesantren yakni sejumlah mata pelajaran atau bahan ajar
yang harus dikuasai oleh peserta didik dan diajarkan oleh guru untuk

4
Reksohadiprodjo. Sukanto. Dasar-Dasar Manajemen, edisi kelima. Yogyakarta:
Penerbit BPEE. 1992. 13.

5
melanjutkan ke tingkat berikutnya dan pada akhirnya memperoleh
ijazah; perencanaan sarana prasarana pesantren seperti gedung tempat
belajar, aula, perpustakaan, kantor, asrama, mushalla, tempat
wudhu, kamar mandi, dapur umum, koperasi, kantin dan lain
sebaginya.; perencanaan sumber daya manusia pondok pesantren seperti
tenaga pendidik yang meliputi pimpinan pondok pesantren, ustad,
penasehat pesantren dan santri serta organisasi santri yang terdiri
dari seksi keamanan, seksi kebersihan, seksi pembangunan, seksi
penerangan dan lain sebagainya.
Eksistensi perencanan pada lembaga pendidikan seperti pesantren
adalah sangat esensial, karena pada hakikatnya perencanaan memegang
peranan penting dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lainnya. Di
samping itu pengambilan keputusan merupakan bagian dari
perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif
pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang diperoleh.
Dengan demikian hakikat dari perencanaan adalah bagaimana
proses pengambilan keputusan terhadap sejumlah alternatif yang
diperoleh berkaitan dengan sasaran dan langkah-langkah yang akan
ditempuh di masa yang akan datang agar tercapainya tujuan yang
diharapkan , juga berkaitan dengan pemantauan dan penilaian terhadap
hasil pelaksanaan di lapangan, yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan5.
Beberapa langkah yang harus diketahui dalam perencanaan, antara
lain; mengidentifikasi masalah; merumuskan masalah; menetapkan
tujuan; mengidentifikasi alternatif; memilih alternatif dan
mengkolaborasi sejumlah alternatif. Di samping itu perencanaan
pendidikan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yakni (1).

5
Husaini Usman. Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2008. 49.

6
Menurut jangkauan waktunya;(2). Menurut besarannya; (3). Menurut
pendekatannya; dan (4). Menurut pelakunya6.
b. Organisasi Pendidikan Pondok Pesantren
Mulyono mengatakan “An organization is a system of
cooperative human activities” organisasi adalah sistem dari
kegiatan manusia yang bekerja sama7. Pada dasarnya suatu organisasi
dipergunakan sebagai wadah berdiskusi, di mana orang-orang
berkumpul, berdiskusi dan membagun kerja sama yang rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sarana dan prasarana secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
konteks sosiologi hal ini mencakup hubungan interpersonal, moral,
pola kelompok prilaku, aturan dan status, stratifikasi sosial dan nilai8.
Organisasi pendidikan pondok pesantren adalah organisasi yang
bersifat formal yang di dalam terdapat pimpinan atau kiai sebagai
manajer dengan dibantu oleh ustadz atau ustadzah sebagai staf yang
menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan kapasitas dan
tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang sudah disepakati
bersama.
c. Pelaksanaan Pendidikan Pondok Pesantren
Pelaksanaan pendidikan pondok pesantren meliputi pengarahan
bimbingan dan komunikasi9. Dalam upaya mengelola pendidikan dan
pengajaran, pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren juga
melibatkan banyak orang sama seperti pada sekolah-sekolah umum.
Keterlibatan dalam pengelolaan pendidikan itu meliputi sumber daya
6
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.
22.
7
Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogyakarta: penerbit Ar-
Ruzz Media. 2008.70
8
Herbert G. Hicks, G. Ray Gullet. Organization : Theory and Behavior, Organisasi Teori
dan Tingkah Laku. penerjemah G. Kartasapoetra. Jakarta: Penerbit PT. Bina Aksara. 1987.
24-25.
9
Hadari Nawawi. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
Dengan Ilustrasi Dalam Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada Press. 2003.
30.

7
manusia yang dimiliki, seperti ustadz dan ustadzh dalam hal
menyampaikan kurikulum pendidikan di pondok pesantren itu sendiri.
Kebanyakan pengelolaan pendidikan di pesantren masih bersifat
sentralistik, di mana peran kiai sebagai leadership masih menjadi ujung
tombak pendidikan di pesantren, sehingga, maju atau tidaknya
pendidikan di pesantren itu tergantung pada kebijakan-kebijakan kiai
sebagai pemimpin sentral pelaksanaan pendidikan di pesantren.
Namun demikian kiai tentunya tidak bisa sendirian dalam
melaksanakan program pendidikan dan pengajaran di pesantren, artinya
juga memerlukan dukungan dan masukan pendapat dari para ustadz
maupun ustadzah dalam rangka memajukan pendidikan di pesantren.
Oleh karena itu, kiai sebagai leadership di pesantren juga memerlukan
staf, penasehat, tenaga pendidik, bagian keamanan, bagian kurikulum,
sarana dan prasarana pendidikan dan yang tak kalah penting adalah para
santri.
d. Pengawasan Pendidikan Pondok Pesantren
Pengawasan pendidikan pondok pesantren bertujuan untuk
meyakinkan pelaksana kegiatan di pesantren atau untuk mengarahkan
jika suatu rencana kegiatan belum selaras dengan program dan rencana
yang telah disepakati di awal. Oleh karena itu, pada tahap pengawasan,
yang dilihat adalah penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan
manajemen sebagaimana yang telah direncanakan di awal.
Maka jika terdapat penyimpangan walau hanya sedikit, tentunya
harus segera dikoreksi, dan bila ini tidak dilakukan maka tujuan yang
telah ditetapkan sulit tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini
sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Mufham al-Amin, di
mana Ia mengatakan bahwa, manajemen akan dapat berjalan secara
efektif jika didukung oleh fungsi pengawasan (controlling)dan

8
pengawasan akan dapat berjalan secara efektif apabila dikendalikan
oleh sistem manajemen yang baik10.
Tindakan pengawasan pendidikan di pondok pesantren meliputi
bagaimana cara dalam menuntun, memotivasi pelaksana kegiatan dalam
usaha pencapaian tujuan atau berupa tindakan mengawasi dan
memperbaiki pelaksanaan yang belum efektif dan belum efisien
menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini hal yang dibutuhkan
adalah rasa tanggungjawab dari semua pihak yang berada di bawah
organisasi pesantren itu sendiri.
Dalam konteks pesantren di mana peran kiai sebagai leadership,
maka figur kiai sebagai tokoh sentral sekaligus manajer mempunyai
peran signifikan pada pelaksanaan pengawasan pendidikan di pondok
pesantren.
2. Urgensi Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren dalam
Rangka Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
Adapun manajemen pendidikan di pondok pesantren berdasarkan
literatur yang peneliti temukan adalah sebagai berikut:
a. Ahmad Jazuli11 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
manajemen pendidikan Islam ada empat tolak ukur manajemen
pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi.
b. Deni Irawan, Aunurrahman, Sukmawati12, di dalam kajiannya
mengatakan bahwa untuk menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, maka pesantren
harus mengadakan perubahanterutama pada masalah organisasi dan

10
Mufham Al Amin. Manajemen Pengawasan Refleksi dan Kesaksian Seorang Auditor.
Ciputat: Penerbit Kalam Mulia. 2006. 11
11
Ahmad Jazuli. “Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Modern dalam Menghadapi
Era Revolusi Industri 4.0 di Kabupaten Kampar”. 2020. lihat
https://repository.uin-suska.ac.id/27978/1/AHMAD%20JAZULI%20OK.pdf.
12
Deni Irawan. Aunurrahman. Sukmawati. Manajemen Pendidikan Pesantren: Studi
Kasus di Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/32100/75676580630.

9
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan manajemen.
c. M. Luthfi Afif Al Azhari dengan judul ‘Manajemen Pendidikan
Pesantren (Telaah Sistem Perencanaan, Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pendidikan Pesantren)’13, di mana dalam kajiannya
mengemukakan bahwa pesantren membutuhkan manajemen
pendidikan yang terbaru dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
d. (Barrulwalidin)14, di mana menurutnya bahwa pada kebanyakan
kasus di dayah salafi adalah pada penerapan sistem manajemen
yang umumnya masih konvensional, seperti tidak adanya
pemisahan yang jelas antara yayasan, pimpinan madrasah,
guru/ustadz dan staf administrasi, tidak adanya transparansi
pengelolaaan sumber-sumber keuangan, belum terdistribusinya
peran pengelolaan pendidikan, dan banyaknya penyelenggaraan
administrasi yang tidak sesuai dengan standar, serta unit-unit kerja
yang tidak berjalan menurut aturan baku organisasi.
e. Sarifudin Jupri, berhasil mengungkapkan dalam penelitiannya
bahwa: 1) Perencanaan pendidikan pondok pesantren Fathul ‘Ulum
Srimulyo Tapus Madang Suku II mengacu pada kurikulum pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi’in Tulung Agung dan pondok
pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. 2) Pengeorganisasian
pendidikan pondok pesantren Fathul ‘Ulum dipimpin oleh seorang
ketua yang dilengkapi dengan susunan kepengurusan dan dibantu
oleh seksi-seksi sesuai kebutuhan. 3) Pengelolaan pendidikan
pondok pesantren Fathul ‘Ulum dilaksanakan secara klasikal
dengan pola salafiyah yang menggunakan metode sorogan,
bandongan, lalaran, hafalan, dan mudzakarah. Adapun
pengelolaan pada mata pelajaran yang diajarkan di pondok
13
M. Luthfi Afif Al Azhari. “Manajemen Pendidikan Pesantren (Telaah Sistem
Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan Pesantren)”. lihat
http://iaingawi.ac.id/ejournal/index.php/almabsut/article/download/298/136.
14
Barrulwalidin. “Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Di Dayah Mudi Mesjid Raya
Samalanga”. ITTIHAD. Vol. I. No.1. Januari-Juni 2017. 58-70.

10
pesantren Fathul ‘Ulum adalah fiqih, akhlak, tasawuf, al-Qur’an
dan tafsir, ilmu mantik, dan ilmu ‘alat. 4) Pengawasan pendidikan
di pondok pesantren Fathul ‘Ulum meliputi bentuk pengawasan
internal dan bentuk pengawasan ekternal15.
Berdasarkan literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
pendidikan di pondok pesantren dalam rangka menghadapi era revolusi
industri 4.0, antara lain adalah:
(1). Perencanaan
(2). Pengorganisasian
(3). Pelaksanaan
(4). Evaluasi
(5). Pengawasan
Namun demikan, manajemen pendidikan di pondok pesantren
dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0 yang paling menonjol
dari lima literatur di atas adalah perencanaan dan pengorganisasian. Itu
artinya perencanaan dan pengorganisasian di pondok pesantren merupakan
dua hal yang tentunya harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat di
pesantren dalam rangka membangun aktivitas manajerial pesantren yang
baik di era revolusi industri 4.0, karena kedudukan perencanaan dan
pengorganisasian itu sendiri dalam manajemen sangat urgen untuk
dikembangkan.
Di samping itu karena dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas
pondok pesantren yang mampu menghadapi arus globalisasi di era revolusi
4.0 diperlukan adanya manajemen yang baik agar mencapai tujuan yang
diharapkan.

D. Penutup
15
Sarifudin Jupri. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah (Studi pada
Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum di Srimulyo Tapus Kecamatan Madang Suku II Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur). 2014. lihat http://repository.radenfatah.ac.id/6383/1/TESIN
%20SARIFUDIN%20JUPRI%202014%20ok.pdf.

11
Sebagai kesimpulan, manajemen pendidikan di pondok pesantren
dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0 adalah: perencanaan;
pengorganisasian; pelaksanaan; evaluasi dan pengawasan. Namun,
manajemen pendidikan di pondok pesantren yang paling menonjol adalah
perencanaan dan pengorganisasian. Itu artinya perencanaan dan
pengorganisasian di pondok pesantren merupakan dua hal yang tentunya
harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat di pesantren dalam rangka
membangun aktivitas manajerial pesantren yang baik di era revolusi
industri 4.0, karena kedudukan perencanaan dan pengorganisasian itu
sendiri dalam manajemen sangat urgen untuk dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Al Amin, Mufham. Manajemen Pengawasan Refleksi dan Kesaksian Seorang
Auditor. Ciputat: Penerbit Kalam Mulia. 2006.
Al Azhari, M. Luthfi Afif. “Manajemen Pendidikan Pesantren (Telaah Sistem
Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan Pesantren)”.
http://iaingawi.ac.id/ejournal/index.php/almabsut/article/download/
298/136.
Barrulwalidin, “Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Di Dayah Mudi Mesjid
Raya Samalanga”. ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari-Juni 2017.
Herbert G. Hicks, G. Ray Gullet. Organization : Theory and Behavior, Organisasi
Teori dan Tingkah Laku. Penerjemah G. Kartasapoetra. Jakarta:
Penerbit PT. Bina Aksara.,1987.
Irawan, Deni. Aunurrahman. Sukmawati. Manajemen Pendidikan Pesantren:
Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/32100/7567658
0630.
Jazuli, Ahmad. “Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Modern dalam
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Kabupaten Kampar”. 2020.
https://repository.uin-suska.ac.id/27978/1/AHMAD%20JAZULI
%20OK.pdf.
Jupri, Sarifudin. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah (Studi pada
Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum di Srimulyo Tapus Kecamatan Madang
Suku II Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur).
http://repository.radenfatah.ac.id/6383/1/TESIN%20SARIFUDIN
%20JUPRI%202014%20ok.pdf.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogyakarta:
Penerbit Ar-Ruzz Media. 2008.
Nawawi, Hadari . Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan Dengan Ilustrasi Dalam Bidang Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Gadjah Mada Press. 2003.
Prasetyo,B. Trisyanti,U. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan perubahan sosial in
Prosiding SEMAKTOS 3 (Startegi pembangunan Nasional Menghadapi
Revolusi Industri 4.0. 2018.
Sukanto. Reksohadiprodjo. Dasar-Dasar Manajemen. edisi kelima.
Yogyakarta: Penerbit BPEE. 1992.
Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta.
2004.
Usman, Husaini. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai