PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
WIDA ROBIN MUSTOFA
NIM 150521604413
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja
Bekerja
Melamjutkan Belum Tidak
No Tahun Sesuai
Kuliah Bekerja Sesuai
Jurusan
Jurusan
1. 2017 2 5 12 15
2. 2018 7 7 10 10
3. 2019 9 6 11 8
Jumlah 18 18 33 33
Sumber : Data TU SMKN 1 Jenangan Ponorogo
Dari gambaran sementara ini, masih belum banyak siswa yang
berminat berwirausaha apalagi berwirausaha yang sesuai kejuruanya.
Minat berwirausaha tidak muncul begitu saja, melainkan muncul dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Abdullah (2013) minat
berwirausaha dipengaruhi oleh (1) Demografi sosial, (2) Sikap, (3)
Penerimaan, dan (4) Pengetahuan.
Pengaruh pendidikan kewirausahaan menjadi aspek penting untuk
menumbuhkan minat berwirausaha untuk para generasi muda (Kourilsky
dan Walstad, 1998). Pengetahuan kewirausahaan sangat penting diajarkan
kepada siswa SMK. Jika pengetahuan kewirausahaan yang diajarkan oleh
guru terserap dengan baik oleh siswa, maka akan menumbuhkan minat
untuk berwirausaha.
Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertanggung jawab
dalam mendidik siswanya serta memberikan motivasi sehingga siswa
tumbuh minat untuk berwirausaha serta berani dengan resikonya. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebagai penyedia fasilitas kewirausahaan,
akan sulit mencapai tujuan dalam menciptakan lulusan yang berani
berwirausaha bila dalam diri siswa tersebut tidak ada minat untuk
berwirausaha. Jadi masalah yang dihadapi SMK adalah bagaimana cara
menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa sehingga ketika siswa lulus
nanti siswa bukan hanya fokus untuk melamar pekerjaan, tetapi disisi lain
siswa harus punya visi untuk menghadirkan lapangan pekerjaan baru
sebagai wirausahawan.
Pengetahuan kewirausahaan memang penting dalam
menumbuhkan minat berwirausah, tetapi selain pengetahuan banyak faktor
lain yang bisa mempengaruhi minat berwirausaha, seperti keterampilan
dan sikap kewirausahaan. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Suryana
(2009) bahwa untuk jadi wirausahawan yang berhasil harus punya jiwa
dan watak kewiraushaan, dan kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh
keahlian khusus, yang mana hal tersebut ditentukan dari pengetahuan dan
pengalaman usaha. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan
kejuruan yang didapat dari SMK sesuai kompetensi keahlian yang diambil.
Menurut Sutanto (2002) seorang wirausahawan atau entrepreneur
harus punya sikap atau mental pejuang yang kuat dan berani akan
kegagalan serta berani dan siap bertanggung jawab atas konsekuensi dari
apa yang telah dipilihnya. Sikap inilah yang akan menjadikan diri
pengusaha untuk dapat mengatasi masalah yang ada dan terus
berkembang.
Sikap kewirausahaan dapat dibentuk melalui pengalaman, seperti
masuk ke dalam dunia kerja dan mencontoh seseorang yang telah berhasil
dalam berwirausaha. Hal tersebut sesuai seperti yang dikemukakan
Suharyono (2017) bahwa untuk membentuk sikap dan perilaku
kewirausahaan perlu dilakukan 2 pendekatan : (1) masuk ke dalam dunia
kerja yang sebenarnya untuk belajar atau disebut magang. (2) diminta
belajar dari kegagalan dan keberhasilan seorang yang sudah terjun ke
dunia usaha serta amati bagaimana karakteristik orang tersebut.
Penerapanya dalam dunia nyata adalah dengan menciptakan
lapangan pekerjaan berdasarkan ilmu keterampilan yang telah didapatkan
dari sekolah kejuruan. Harnanik (2015) menyatakan untuk mengarahkan
anak didik agar memiliki pola pikir berwirausaha adalah menanamkan
mindset pada anak bahwa membangun usaha sendiri lebih baik daripada
berharap ata mencari pekerjaan dari individu lain. Untuk menumbuhkan
jiwa berwirausaha pada siswa SMK maka yang harus tertanam terlebih
dahulu adalah minat berwirausaha itu sendiri. Minat berwirausaha
menjadikan seseorang lebih semangat dalam mengoptimalkan segala
peluang usaha untuk membuatnya berhasil.
Permasalahan diatas sangat penting untuk dirumuskan solusinya
agar minat berwirausaha siswa meningkat, jika tidak maka dikhawatirkan
lulusan SMK ini hanya berfokus pada mencari pekerjaan bukan
menciptakanya, dan jangka panjangnya akan bepeluang besar
menimbulkan pengangguran karena siswa hanya berfokus mencari
pekerjaan, sedangkan tidak semua siswa bisa mendapatkan pekerjaan,
karena kurangnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kejuruanya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengetahuan kewirausahaan pada siswa kelas XI dan XII
Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti Smkn 1 Jenangan
Ponorogo ?
2. Bagaimana keterampilan kejuruan pada siswa kelas XI dan XII
Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti SMKN 1 Jenangan
Ponorogo ?
3. Bagaimana sikap kewirausahaan pada siswa kelas XI dan XII Kompetensi
Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti SMKN 1 Jenangan Ponorogo ?
4. Apakah ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan, keterampilan kejuruan,
dan sikap kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI
dan XII Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti SMKN 1
Jenangan Ponorogo ?
C. Hipotesis
Dalam penelitian ini diambil hipotesis sebagai berikut :
Ha : Ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan, keterampilan
kejuruan dan sikap kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada
siswa kelas XI dan XII Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan
Properti SMKN 1 Jenangan Ponorogo
D. Manfaat Penelitian
Harapan penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan,
keterampilan kejuruan dan sikap kewirausahaan dapat meningkatkan
minat berwirausaha siswa Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan
Properti SMKN 1 Jenangan Ponorogo.
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat sehingga dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk
membangun progam kewirausahaan seperti seminar dan pelatihan
kewirausahaan sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, dan sikap
kewirausahaan serta keterampilan agar menumbuhkan minat berwirausaha.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas
yang berkaitan dengan pengetahuan kewirausahaan, keterampilan kejuruan
dan sikap kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI
dan XII Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti SMKN 1
Jenangan Ponorogo.
.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan kata yang menjadi inti
pembahasan pada penelitian ini. Berikut definisi operasional yang dimaksud :
1. Pengetahuan kewirausahaan merupakan hasil dari proses melihat,
mengamati lalu mempelajari apa yang dilakukan oleh seorang wirausahaan
sehingga tahu tentang kewirausahaan. Indikator untuk mengukur
pengetahuan kewirausahaan pada siswa diperoleh dari tes pengetahuan
tentang kewirausahaan.
2. Keterampilan kejuruan yaitu kemampuan untuk mengerjakan atau
melaksanakan sesuatu dengan cara paling cepat dan hasil baik yang
dipraktekkan untuk mencapai tujuan sesuai bidang atau kejuruan yang
dipelajari. Indikator untuk mengukur keterampilan kejuruan diperoleh dari
nilai praktek keterampilan pada kompetensi keahlian bisnis konstruksi dan
properti.
3. Sikap kewirausahaan merupakan suatu kondisi psikologis dari dalam diri
seseorang yang tidak terlihat tapi bisa diamati setelah direalisasikan
menjadi perilaku. Indikator sikap kewirausahaan meliputi : (1) Komitmen
dan tekad berwirausaha, (2) Tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukanya, (3) Ambisi untuk mencari peluang, (4) Tahan terhadap
resiko, (5) Percaya diri, (7) Kemampuan dalam memimpin. Pengukuran ini
berbentuk observasi
4. Minat berwirausaha merupakan keinginan dari dalam diri seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha. Indikator diukur melalui angket
BAB II
Kajian Pustaka
F. Deskripsi Teoritis
1. Pengetahuan Kewirausahaan
2. Keterampilan Kejuruan
3. Sikap Kewirausahaan
G. Kerangka Berpikir
Pengaruh pengetahuan dan sikap kewirausahaan, serta
keterampilan kejuruan terhadap minat berwirausaha
Minat
Keterampilan
Berwirausaha
Kejuruan
(Y)
(X2)
Sikap
Kewirausahaan
(X3)
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian ex-post facto.
Menurut pernyataan Sukardi (2008) penelitian ex-post facto merupakan
penelitian yang dilakukan setelah kejadian atau after fenomena dan peneliti
melakukan observasi. Pengamat akan menyimpulkan penyebab terjadinya
perbedaan dalam status kelompok atau perorangan. Kemudian menurut
Widarto (2006) Ex post Facto adalah penelitian yang dilakukan setelah suatu
kejadian itu terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan alasan atau
penyebab suatu perilaku, objek bisa berubah karena suatu kejadian atau
faktor-faktor yang memepengaruhi variabel bebas secara total dan sudah
terjadi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berprinsip pada asas positivism, hal ini dikarenakan
penelitian dilakukan pada pupulasi atau sampel tertentuMenurut Arikunto
(2013) penelitian kuantitatif banyak berkutat dengan angka, mulai dari
penghimpunan data, intepretasi data, serta penampakan hasilnya. Dalam
penelitian ini difokuskan pada empat variabel yaitu pengetahuan
kewirausahaan (X1), keterampilan kejuruan (X2), sikap kewirausahaan (X3)
dan minat berwirausaha sebagai variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini akan
dilakukan penelitian tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1)
terhadap Minat berwirausaha (Y), pengaruh keterampilan kejuruan (X2)
terhadap minat berwirausaha (Y), pengaruh sikap kewirausahan (X3) terhadap
minat berwirausaha (Y), dan pengaruh pengetahuan (X1) dan sikap
kewirausahaan (X2), serta keterampilan kejuruan (X3) terhadap minat
berwirausaha (Y).
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan gabungan entitas yang ditetapkan melalui
parameter dan dapat digolongkan masuk ke entitas tersebut berupa
manusia, arsip-arsip, dan gawai-gawai perkumpulan lainnya. Sugiyono
(2017) menyatakan bahwa populasi adalah kawasan abstraksi yang
terbentuk dari objek atau subjek yang memiliki derajat dan keistimewaan
tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan.
Populasi yang diteliti adalah siswa kelas XI dan XII Kompetensi Keahlian
Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri 1 Jenangan Kecamatan
Ponorogo.
2. Sampel
Berdasarkan penjabaran tentang pengertian populasi, jadi dapat
diartikan sampel adalah sebagian dari total dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005). Pengambilan anggota sampel
dengan cara Sampling jenuh yaitu teknik pengambilan sampel dimana
sampel yang diambil sama dengan banyaknya populasi (Sugiyono, 2005).
Subyek yang diteliti berjumlah 67 siswa, maka semua populasi dijadikan
sampel penelitian. Jumlah sampel pada kelas XI dan XII, BKP terlihat
pada Tabel 3.1.
No Kelas Sampel
1. XI BKP 34
2. XII BKP 33
Jumlah 67
C. Teknik Pengumpulan Data
Mayoritas hasil akhir yang diinginkan oleh peneliti dalam penelitian
adalah memperoleh data yang signifikan, kredibel dan dapat dipertanggung
jawabkan.Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data
dalam penelitian adalah pendekatan yang digunakan oleh peneliti untuk
menghimpun data. Dalam menghimpun data penulis menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Metode Angket
Metode angket merupakan cara penghimpunan data yang
dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya sesuai apa yang dibutuhkan dalam penelitian dan
diberikan kepada narasumber untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017).
Penulis menggunakan metode angket untuk memperoleh informasi
dari narasumber. Peneliti menggunakan angket atau kuesioner
tertutup dan sudah ada jawabanya. Peneliti menggunakan skala
likert untuk mengukur instrumen sikap, anggapan, persepsi
seseorang tentang kejadian sosial. Rentang nilai untuk skala likert
adalah sebagai berikut (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) =
2, sangat tidak setuju (STS) = 1. Metode angket ini untuk
mengukur variabel sikap dan minat kewirausahaan. Peneliti hanya
memakai rentang nilai 1-4, karena jika menggunakan rentang 1-5
siswa cenderung memilih ragu- ragu dan menjadikan sulit untuk
diteliti
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik menghimpun data
mengenai objek berupa peninggalan, buku, koran, hasil rapat,
kegiatan, dan sebagainya (Arikunto, 2013). Teknik dokumentasi
dilakukan untuk mendapatkan data nilai pengetahuan dan sikap
kewirausahaan serta nilai praktek keterampilan kejuruan siswa
dengan meminta dokumetasi dari guru mata pelajaran
kewirausahaan dan guru praktek kejuruan di kompetensi keahlian
bisnis konstruksi dan properti.
D. Instrumen Penelitian
Arikunto (2013) Menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah
sarana yang digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data agar
pekerjaannya lebih efisien, jangkap, dan runtut agar menjadikanya lebih
gampang untuk diolah. Setiap instrumen harus memiliki skala, tujuanya untuk
menghasilkan data kuantitatif yang presisi melalui pengukuran
(Sugiyono,2017). Instrumen yang digunakan peneliti berupa
angket/kuisioner, dimana narasumber akan diminta untuk menjawab
pertanyaan atau menanggapi pernyataan dalam angket atau kuisioner tersebut.
Hal ini dimaksutkan untuk memperoleh data mentah dari responden untuk
kemudian dianalisis. Instrumen yang dipakai sebagai alat pengumpul diuji
validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Jika instrument teruji valid dan
reliabel maka jawaban kuisioner lebih akurat. Pengujian ini menggunakan
progam SPSS 18.0.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Skala Likert yang
digunakan untuk sekumpulan manusia tentang suatu performa organisasi.
Variabel yang diukur diuraikan menjadi indikator variabel sebagai pangkal
untuk mengurutkan unit-unit instrumen yang bisa berupa pernyataan maupun
pertanyaan. Penulis menggunakan Skala Likert berbentuk checklist dengan
rentang nilai 1-4 yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat
setuju.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem penskoran yang
bertingkat untuk menghasilkan data penilaian. Untuk penskoran jawaban
penulis memberikan 4 tingkat skor dan untuk melakukan penilaian adalah
dengan cara memberi tanda centang pada setiap jawaban. Penjabaran tentang
skor penilaian adalah sebagai berikut.
SS = sangat setuju memperoleh skor 4
S = setuju memperoleh skor 3
TS = tidak setuju memperoleh skor 2
STS = sangat tidak setuju memperoleh skor 1
Kisi-kisi instrumen penelitian adalah suatu acuan dalam pembuatan
kuisioner yang menjelaskan beberapa aspek antara lain indikator yang
dituangkan dalam bentuk beberapa item pertanyaan-pertanyaan yang
bermuatan internal dan external yang terdapat pada Tabel 3.2.
Sikap
Kewirausahaa 1. Mampu menyampaikan
n (X3) pemikiran didepan umum
2. Teguh pendirian
3. Kreatif dan inovatif dalam
pelaksanaan tugas
4. Mengikuti kompetisi yang sesuai
dengan kompetensi diri
5. Pekerja keras
6. Kemampuan mempengaruhi
7. Kemampuan mengendalikan
8. Merumuskan peran untuk
mencapai tujuan
9. Responsive terhadap peluang
10. Identifikasi resiko
a. Uji Instrumen
Sebelum instrumen dipakai untuk menghimpun data dari subjek
penelitian, maka perlu uji coba instrumen sehingga mendapatkan alat ukur
yang absah dan kredibel. Uji coba instumen diperlukan untuk mengukur
keabsahan instrumen tersebut. Sugiyono (2017) menyatakan instrumen valid
adalah instrumen tersebut bisa untuk digunakan untuk pengukuran sesuai
kebutuhan peneliti. Sedangkan, reliabel artinya instrumen tersebut terbukti
benar dan konsisten menghasilkan data yang sama jika digunakan mengukur
objek yang sama
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen valid adalah alat untuk mengukur data tersebut absah
dan benar. Instrumen bisa disebut valid jika semua pilihan jawaban
terjawab atau rasionya sebanding. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan validitas konstruk dan validitas espiris. Menurut Sugiyono
(2017) validitas konstruk dapat dites menggunakan pendapat dari para
ahli (experts judments). Peneliti menyusun instrumen lalu diserarahkan
pada orang yang ahli untuk mendapatkan saran perbaikan dan
pendapatnya agar instrument bisa sempurna. Pengujian bisa didukung
oleh kisi-kisi instrumen yang sebelumnya dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing skripsi.
Validitas empiris menggunakan rumus interelasi sederhana yaitu
rumus korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan komputer
program Statistic Package for Sosial Science (SPSS) 21.00 teknik analisis
ini adalah dengan menginterelasikan tiap-tiap nilai item dengan nilai
keseluruhan. Untuk mendaptkan item – item pertanyaan yang mampu
mendukung dalam penelitian maka item item pertanyaan tersebut harus
berkolerasi secara signifikan dengan skor keseluruhan. Peneliti
menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,05. Syarat- syarat
yang harus terpenuhi dalam pengujian adalah seperti dibawah ini.
a) Item dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
Sig. 0,05
b) Item dinyatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r table dengan
taraf Sig. 0,05
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas merupakan uji keabsahan atau uji tingkat
kepercayaan. Hasil uji disebut absah atau terpercaya jika hasil yang
diberikan dari proses pengukuran bersifat pasti dan berkelanjutan.
Pengukuran reabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
rumus Alfa Cronbach dengan bantuan (SPSS) 21,00. Koefiseien angka
yang diperoleh > 0,6 maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
Dalam Arikunto (2013) kriteria koefisien reabilitas dapat dilihat pada
tabel 3.3.
1. Pengetahuan kewirausahaan.
Untuk mengetahui data variable pegetahuan kewirausahaan siswa
diperoleh dari nilai akhir pada mata pelajaran kewirausahaan siswa jurusan
BKP dengan syarat minimum ketuntasan sekolah adalah dengan nilai 75, data
yang didapat setelah dilakukan dokumentasi didapat nilai terendah = 54,
sedangkan nilai tertinggi = 95. Kemudian setelah itu dilakukan perhitungan
dan didapat rerata nilai = 75 termasuk kategori cukup. Berikut tabel analisis
pengetahuan kewirausahaan siswa jurusan BKP di SMKN 1 Jenangan
Ponorogo:
Tabel 4.1 analisis deskriptif pngetahuan kewirausahaan
Jumlah
No Nilai Kriteria Presentase
siswa
1 n≥75 Tuntas 38 57%
2 n<75 Tidak Tuntas 29 43%
3. Keterampilan Kejuruan
Untuk mengetahui data variable keterampilan kejuruan siswa
diperoleh dari nilai akhir pada mata pelajaran praktek bisnis konstruksi dan
properti siswa jurusan BKP dengan syarat minimum ketuntasan sekolah
adalah dengan nilai 75, data yang didapat setelah dilakukan dokumentasi
didapat nilai terendah = 58, sedangkan nilai tertinggi = 95. Kemudian setelah
itu dilakukan perhitungan dan didapat rerata nilai = 76 termasuk kategori
cukup. Berikut tabel analisis pengetahuan kewirausahaan siswa jurusan BKP
di SMKN 1 Jenangan Ponorogo:
4. Minat berwirausaha
Untuk mengetahui data variable minat berwirausaha siswa diperoleh
dari jawaban angket yang disebarkan ke siswa jurusan BKP, data yang didapat
setelah dilakukan penyebaran angket didapat nilai terendah = 18, sedangkan
nilai tertinggi = 44. Kemudian setelah itu dilakukan perhitungan dan didapat
rerata nilai = 33. Jika data tersebut diolah ke dalam tabel distribusi frekuensi,
maka berikut ini adalah hasilnya dapat dilihat padatabel distribusi frekuensi
dibawah ini
Tabel 4.4
Tabel 4.6
ANOVA Table
Y1*X1 Sum Of df Mean f Sig.
Square square
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan
nilai Deviation from Linearity Sig lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel pengetahuan
kewirausahaan (X1) dengan Variabel minat berwirausaha (Y), variabel sikap
kewirausahaan (X2) dengan Variabel minat berwirausaha (Y) dan variabel
keterampilan kejuruan (X3) dengan variabel minat berwirausaha (Y).
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistic
B Std. Beta toleranc VIF
Error e
(Constant -5.196 6.093 -.853 .397
)
1 X1 .252 .106 .352 2.375 .021 .435 2.300
X2 .095 .101 .130 .947 .347 .512 1.954
X3 .163 .094 .231 1.735 .048 .541 1.850
Tabel 4.8
Pengetahuan Kewirausahaaan
1.000 32 34 .498
Sikap Kewirausahaan
Levene statistic Df1 Df2 Sig.
1.268 32 34 .248
Keterampilan kejuruan
1.512 32 34 119
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -5.196 6.093 -.853 .397
X1 .252 .106 .352 2.375 .021
1
X2 .095 .101 .130 .947 .347
X3 .163 .094 .231 1.735 .048
A. Pengetahuan Kewirausahaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa pengetahuan
kewirausahaan siswa kompetensi keahlian BKP di SMKN 1 Jenangan Ponorogo
termasuk cukup, ini diketahui dari rerata nilai didapat nilai 75 dan sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimum sekolah yaitu 75. Dari tabel ketuntasan
minimum didapat data 38 siswa atau 57% siswa tuntas tetapi ada 29 atau 43%
siswa tidak tuntas dengan nilai terendah adalah 54 sedangkan nilai tertinggi
adalah 95. Hal ini menunjukan perlunya usaha dalam peningkatan pengetahuan
kewirausahaan, karena kewirausahaan adalah salah satu aspek penting untuk
menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa. Hal ini didukung oleh teori
Zimmerer (1996) menyatakan bahwa aspek penting untuk mendorong tumbuhnya
minat berwirausaha adalah melalui pendidikan kewirausahaan, dalam artian
pengetahuan kewirausahaan yang didapat siswa dari adanya pendidikan
kewirausahaan disekolah maupun diluar sekolah berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan kewirausahaan siswa termasuk
kategori cukup dan perlu ditingkatkan
B. Sikap Kewirausahaan
Sikap kewirausahaan siswa kelas kompetensi keahlian BKP di SMKN 1
Jenangan Ponorogo termasuk kurang, ini diketahui dari rerata nilai didapat nilai
74 dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum sekolah yaitu 75. Dari tabel
ketuntasan minimum didapat data 37 siswa atau 55% siswa tuntas tetapi ada 30
atau 45% siswa tidak tuntas dengan nilai terendah adalah 53 sedangkan nilai
tertinggi adalah 95. Dari sikap kewirausahaan yang ditunjukan oleh seseorang
dapat menunjukan kemampuanya dalam mengolah usaha. Seorang wirausaha
harus mampu mengelola usahanya, seperti melihat peluang, keberanian
mengambil resiko dan bertanggungjawab atas pilihanya. Sejalan dengan itu,
Wartika (2014) dalam penelitiannya menyatakan terdapat delapan faktor yang
menyebabkan kegagalan usaha. Salah satunya adalah faktor sikap. Maka sikap
kewirausahaan yang dimiliki oleh siswa perlu diperhatikan untuk mengetahui
bagaimana kemampuan mengelola usahanya. Sehingga jika siswa memiliki sikap
kewirausahaan yang baik maka dia akan tahu bagaimana cara untuk mengelola
usahanya sehingga menumbuhkan minat berwirausaha. Dengan ini dapat
disimpulkan sikap kewirausahaan siswa termasuk kategori kurang, padahal sikap
kewirausahaan sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausah, maka
sikap kewirausahaan perlu ditingkatkan
C. Keterampilan Kejuruan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa keterampilan
kejuruan siswa kompetensi keahlian BKP di SMKN 1 Jenangan Ponorogo
termasuk kategori baik, ini diketahui dari rerata nilai didapat nilai 76 dan sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimum sekolah yaitu 75. Dari tabel ketuntasan
minimum didapat data 40 siswa atau 60% siswa tuntas tetapi ada 27 atau 40%
siswa tidak tuntas dengan nilai terendah adalah 58 sedangkan nilai tertinggi
adalah 95. Keterampilan kejuruan siswa termasuk kategori baik sehingga harus
dipertahankan dan lebih baik jika bisa ditingkatkan. Karena jika siswa dapat
mengembangkan keterampilan kejuruanya maka siswa mampu membuka
peluang-peluang usaha, hal ini bisa menumbuhkan minat berwirausaha. Sejalan
dengan itu, menurut Jamal (2009), keterampilan dan kewirausahaan mempunyai
ikatan. Keterampilan bisa dijadikan modal untuk berwirausaha. Artinya, jika
keterampilan tertentu dikuasai bisa membuka peluang dalam berwirausaha,
sehingga mempengaruhi minat berwirausaha. Jadi dapat disimpulkan
keterampilan kejuruan termasuk kategori baik, maka keterampilan kejuruan siswa
perlu dipertahankan dan bila perlu bisa ditingkatkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
1. Pengetahuan kewirausahaan pada siswa keahlian BKP di SMKN 1
Jenangan Ponorogo termasuk kategori cukup, dan perlu adanya
peningkatan pengetahuan kewirausahaan.
2. Sikap kewirausahaan siswa kelas kompetensi keahlian BKP di SMKN 1
Jenangan Ponorogo termasuk kurang, dan perlu adanya peningkatan
sikap kewirausahaan.
3. Keterampilan kejuruan siswa kompetensi keahlian BKP di SMKN 1
Jenangan Ponorogo termasuk kategori baik, sehingga harus
dipertahankan dan lebih baik jika bisa ditingkatkan.
4. Pengetahuan kewirausahaan dan keterampilan kejuruan berpengaruh
terhadap minat berwirausaha, sedangkan sikap kewirausahaan tidak
berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Begitu pula minat
berwirausaha siswa di kompetensi keahlian BKP SMKN 1 Jenangan
Ponorogo termasuk kategori kurang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan beberapa
masukan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Pendidikan SMK Negeri 1 Jenangan Ponorogo
Pihak sekolah sebaiknya mendatangkan motivator dan
wirausahawan yang sukses, agar bisa menumbuhkan minat
berwirausaha. Serta membangun kopsis untuk melatih siswa dalam
berwirausaha.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mendirikan usaha kecil yang beranggotakan
siswa, sehingga siswa bisa mempraktekkan langsung teori yang telah
dipelajari dan bisa menumbuhkan minat berwirausaha siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti mendatang, dan yang akan mengambil judul
atas permasalahan yang sama, diharapkan untuk meluaskan jangkauan
responden dan kembangkan variabel yang belum jangkap dalam
penelitian ini, kemudian melengkapi kekurangan dalam penelitian ini
seperti kualitas instrumen yang digunakan.
REFERENCES
Abdullah, Aziz and Sulaeman. 2013. Factors That Influence the Interest of Youths
in Agricultural Entrepreneurship. International Journal of Business and
Social Science. Vol, 4, No. 3, March 2013.
Abror. 1993. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Amirullah. 2003. Alat Evaluasi Keterampilan. Jurnal Nasional Pendidikan
Jasmani dan Ilmu Keolahragaan. Jakarta: Depdiknas.
Amung. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Anastasi dan Urbina. 1997. Psychological Testing. New Jersey: Prentice-hall, Inc.
Anita dan Endang. 2013. Pengaruh Pengalaman Pendidikan Kewirausahaan dan
Keterampilan Kejuruan terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa. Jurnal
Pendidikan Vokasi. Vol. 3. No. 2. (163-177).
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur. 2018. Tingkat Pengangguran Terbuka
Tahun 2018.
Bloom. 2004. Taxonomy of Education Objectives: The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longmans,
Green and Co.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Firdaus, Aziz, M. 2012. Metode Penelitian. Tangerang: Jelajah.
Harnanik. 2015. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Islam Nusantara
Comal Kabupaten Pemalang. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika
Pendidikan. Vol 10. No. 1, Juni 2015.
Hendrawan dan Sirine. 2017. Pengaruh Sikap Mandiri, Motivasi, Pengetahuan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Studi Kasus pada
Mahasiswa FEB UKSW Konsentrasi Kewirausahaan. Asian Journal of
Innovation and Entrepreneurship. Vol. 2. No. 3.
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Hisrich, Robert. D. MichaelP. Peters. Dean. A. Sheperd. 2011. Corporate
Entrepreneurship: How to Create a Thriving Entrepreneurial Spirit
Troughout Your Company. Ohio: Kent State University.
Iskandarsyah. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Efikasi Diri
terhadap Intensi Berwirausaha. Kuala Lumpur: Universitas Syiah Kuala.
Jamal. 2009. Sekolah Life, Skills, Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press.
Kourilsky, and Walstad. 1998. Entrepreneurship and Female Youth: Knowledge,
Attitude, Gender, Differences, and Educational practices. Journal of
Bussines Venturing. Vol, 13, No. 1, pp. 77-88
Lestari dan Wijaya. 2007. Hubungan Aversity Intelligence dengan Intensi
Berwirausaha. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10. No. 2,
September 2008: 92-104. Yogyakarta: UGM.
Meri Rahmania. 2015. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Praktik Kerja
Industri dan Motivasi Berprestasi terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Kelas Xii Kompetensi Keahlian Pemasaran Smk Negeri Bisnis dan
Manajemen Kota Padang. Journal of Economic and Economic Education
Vol. 4. No.1 (75-86).
Mulyadi, Rivai, dan Veitzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Mustofa. 2014. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self Efficay, dan
Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurochmah, Neneng Santi. 2014. Analisis Deskriptif Perilaku Kewirausahaan
pada Pengusaha Burung Kenari. Skripsi. Bandung: UPI.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rifkhan. 2017. Pengaruh Sikap, dan Motivasi terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Akuntasi Universitas Pamulang. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Universitas Pamulang. Vol. 5. No. 1.
Rosmiati, Junias, dan Munawar. 2016. Sikap, Motivasi, dan Minat Berwirausaha
Mahasiswa. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.17. No. 1.
Saiman. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta:
Salemba Empat.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press
Snedden, David. 1917. Farnsworth Exchanges of 1917 and 1918 on the Value of
Music and Art in Education. New York: Columbia University.
Sugiyono. 2017. Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyono. 2017. Sikap dan Perilaku Wirausahawan. Jurnal Ilmu dan Budaya
UNJ, Vol. 40, No. 56, Mei 2017
Sukardi. 2008. Metodologi Pendidikan, Kompetensi, dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2014. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Sutanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik Permasyarakatan dan
Pengembanganya. Yogyakarta: Kanisius.
Sutrisno, Hadi. 2004. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Wartika, Wayan. 2014. Analisis Faktor Penyebab Kegagalan Usaha Penerima
Program Mahasiswa Wirausaha (Pmw) Di Universitas Pendidikan
Ganesha (Undiksha) Tahun 2013. Skripsi, Universitas Pendidikan
Ganesha.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Whiterington, D. Saarni,C., Campos, J.j., Camras, L. A,. 2006. Emotional
Development: Action, Communication, and Understanding. Hoboken:
John Wiley & Sons Inc.
Widarto. 2006. Penelitian Ex Post Facto. Yogyakarta: UNY
Widiastuti dan Muktiani. 2010. Peningkatan Motivasi dan Keterampilan
Menggiring Bola dalam Pembelajaran Sepakbola melalui Kucing Tikus
pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia. Vol. 7. No. 1. Hlm. 47-59.
Winarsih. 2014. Minat Berwirausaha Ditinjau dari Motivasi dan Sikap
Kewirausahaan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi. Surakarta: UMS.
Winda Ardiani. 2019. Pengaruh Keterampilan yang Dimiliki dengan Minat
Berwirausaha pada Mahasiswa Universitas Harapan Medan. Jurnal
Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis. Vol. 4. No. 1. (1-7)
Zimmerer, W.T. 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New
Jersey : Prentice Hall International, Inc.