Anda di halaman 1dari 9

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERKEMBANGAN USAHA KULINER


DI KELUARAHAN HARJO SARI 1

YayukYuliana1, Srisundari2.
1Fakultas Ekonomi, UMN Al Washliyah, Indonesia
email: yayuk.yuliana14@gmail.com
2Fakultas Ekonomi, UMN Al Washliyah, Indonesia
email: sundarimuza@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of entrepreneurial competence,
business development, and product innovation on the development of culinary business.
This type of research is explanatory research, with data collection techniques through
questionnaires and interviews. The sampling technique uses saturated sample techniques.
The sample is 83 culinary businesses. This study uses quantitative analysis techniques.
Quantitative analysis uses validity test, reliability test, simple regression analysis,
coefficient of determination, significance test (t test). From the t-table test (t count> t
table or 8.12> 1.99), so that the entrepreneurial competency variables influence the
development of the culinary business. Suggestions that can be given in the study for
culinary entrepreneurs in Harjosari I Village, to continue to develop themselves and their
business through learning and experience. Not just entrepreneurship, but also important
to have entrepreneurial competence. Learn more and take part in entrepreneurial
seminars or workshops as an addition to entrepreneurship.

Keywords: Entrepreneurial competence, development of culinary business

1. PENDAHULUAN atau pun para konsumen sebagai


Bisnis kuliner semakin digemari penikmat produk kuliner tersebut.
karena memiliki lahan yang cukup Sehingga, tidak heran jika kita banyak
potensial dan kreatif dalam menemukan para pengusaha baru yang
pengelolaannya. Berbagai kreasi menawarkan produk kuliner yang
makanan mulai dari yang unik sampai beraneka ragam jenis dan keunikannya
ekstrem digemari pecinta kuliner di lapangan yang setiap tahunnya selalu
Indonesia, termasuk dari segmen bertambah jumlahnya.
makanan tradisional. Kementerian Dalam penelitian (Yully, at all:
Perindustrian (Kemprin) memprediksi 2014), menunjukkan bahwa Kompetensi
sektor makanan dan minuman tahun ini Kewirausahaan berpengaruh positif
hanya tumbuh kisaran 7,5%-7,8%. terhadap perkembangan usaha.
Sementara, pengusaha memperkirakan Mengembangkan usaha bukan hanya
bisa tumbuh minimal sama dengan tahun tergantung dengan modal yang ada,
2016, yakni sekitar 8,2% -8,5%. namun kompetensi kewirausahaan disini
(http://www.kontan.co.id/tag/Kementria juga sangat berpengaruh dalam proses
nperindustrian). pelaksanaannya.
Pasar juga memberikan peluang Disatu sisi fenomena ini
kesempatan yang sangat besar untuk memang sangat bagus dalam hal
masyarakat Indonesia dalam hal mendukung perekonomian Indonesia.
pengembangan usaha ini. Terlebih pada Tapi jika seiring meningkatnya minat
jenis usaha kuliner. Usaha kuliner akhir- masayarakat dalam berwirausaha tanpa
akhir ini sangat digemari oleh dibarengi dengan kompetensi
masyarakat. Baik bagi para pelaku usaha kewirausahaan akan sangat berdampak

32
pada perkembangan usahanya dimasa mencapai pangsa yang bukan hanya
depan. Di khawatirkan para pelaku masyarakat Medan Amplas saja tapi
UKM ini tidak akan bertahan lama di mungkin sampai pasar nasional atau
pasar. Masyarakat masih berfikir bahwa bahkan internasional. Disamping itu
dengan modal yang ada saja dapat tetap masih ada yang bertahan bahkan
mengembangkan usahanya. Padahal semakin berkembang.
selain modal, kompetensi Dari penjabaran diatas, dapat
kewirauasahaan pun sangat berperan kita cermati bahwa ternyata masyarakat
dalam hal ini. Jl. Garu II sebenarnya mempunyai minat
Di kawasan Jl. Garu II, yang cukup tinggi untuk berwirausaha,
Kelurahan Harjosari I, kecamatan namun masih ada beberapa pengusaha
Medan Amplas, fenomena diatas juga yang menjalankan usahanya tidak
terjadi disini. Menurut hasil pengamatan dibarengi dengan langkah-langkah yang
penulis sebagian besar masyarakat Garu matang.
II mempunyai minat yang cukup tinggi Kompetensi kewirausahaan tersebut
untuk berwirausaha kuliner. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan
dapat kita amati bahwa semakin kemauan untuk memulai usaha,
banyaknnya para pelaku usaha kuliner kemampuan unutuk mengerjakan
yang notabenenya adalah penduduk sesuatu yang baru, kemauan dan
menetap maupun sementara yang kemampuan untuk mencari peluang,
mendirikan usahanya di sekitar kawasan kemampuan dan kemauan untuk
Jl. Garu II. Salah satu faktor mengapa menanggung resiko, dan kemampuan
masyarakat Jl. Garu II banyak yang untuk menegembangkan ide juga
berminat untuk berwirausaha kuliner meramu sumber daya (Suryana dalam
yaitu adanya beberapa perguruan tinggi Yulli, at all: 2014).
yang berdiri di sekitar daerah tersebut Sehubungan dengan hal diatas, ternyata
sehingga menyebabkan banyaknya Kompetensi Kewirausahaan memang
jumlah mahasiswa yang menjadi pangsa sangat berperan penting dalam proses
pasar para pelaku usaha disana. perkembangan usaha kuliner di Jln.
Dikarenakan selain sebagai lintasan Garu II, yaitu kompetensi
jalan, Jln. Garu II adalah kawasan padat mengembangkan usahanya dengan cara
penduduk dan banyak bangunan atau mencari produk yang lebih berkualitas
rumah-rumah yang dijadikan tempat dan beda dari yang lain. Kompetensi
kos-kosan ataupun kontrakan. Sehingga, dalam proses pemasarannya yang lain
dapat dipastikan bahwa pangsa pasar di dari biasanya, atau kompetensi dalam
Jl. Garu II bukan hanya penduduk yang pengelolahan keuangannya.
berkeluarga saja, tapi juga sebagian Berdasarkan uraian diatas,
besar dari masyarakat kampus seperti penulis tertarik untuk melakukan
mahasiswa, dosen dan sebagainya. penelitian yang berjudul: “Pengaruh
Menurut pengamatan dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap
observasi penulis ada sekitar 83 jumlah Perkembangan Usaha Kuliner Di Garu
usaha kuliner di Jl. Garu II. Walaupun II.
dari jumlah usaha kuliner tersebut Kompetensi kewirausahaan
ditemukan beberapa usaha yang sama merupakan pengetahuan, sikap dan
jenisnya. Mulai dari usaha bakso, rumah keterampilan yang saling berhubungan
makan, minuman jus buah, gorengan satu dengan yang lainnya, yang
dan lainnya. Namun semakin diperlukan pengusaha untuk dilatih dan
berjalannya waktu, banyak usaha-usaha dikembangkan agar mampu
kuliner dengan inovasi barunya mulai menghasilkan kinerja terbaik dalam
bermunculan dan ikut meramaikan mengelolah usahanya. Seorang
pasar. Kendati masih belum bisa wirausahawan harus memiliki
dikatakan mempunyai kreatifitas yang keunggulan yang merupakan kekuatan
baik, namun ada harapan pasar bisa bagi dirinya dan usahanya serta harus

33
memperbaiki kelemahan agar pendanaan yang paling murah,
menghasilkan keunggulan bersaing bagi membuat anggaran, juga
usahanya (Suryana 2013: 90). menggunakan dan
menginvestasikan dana yang
Indikator Kompetensi kewirausahaan menguntungkan. Hal ini sangat
Menurut Suryana (2013: 95), penting dalam proses pembentukan
mengemukakan bahwa indikator- maupun pengembangan suatu
indikator kompetensi kewirausahaan usaha. Masalah-masalah kecil yang
meliputi: menyangkut keuangan tidak bisa
1. Kompetensi dalam Praktik dianggap sepele. Ini juga menjadi
Kompetensi dalam praktik yaitu skala prioritas paling utama dalam
memiliki kemampuan dalam bidang proses berwirausaha. Jadi seorang
merancang bangun sesuai dengan wirausahawan memang dituntut
bentuk usaha yang akan dipilih. untuk setidaknya memahami
Dengan kata lain seorang bagaimana praktek mengatur
wirausahawan harus mengetahui keuangan ini.
segala sesuatunya mengenai usaha 4. Kompetensi dalam Hubungan
atau bisnis yang ingin dilakukan, Personal
baik dari aspek pengetahuan Kompetensi dalam Hubungan
tentang bisnis dan strategi dalam Personal, yaitu kompetensi dalam
mempertahankan keberlangsungan mengembangkan hubungan
bisnis. personal seperti kemampuan
2. Kompetensi dalam Pemasaran berelasi dan menjalin kemitraan
Kompetensi dalam Pemasaran yaitu antar perusahaan serta harus
memiliki kompetensi dalam mengetahui hubungan inter
menemukan atau menyesuaikan personal secara sehat. Karena
pasar yang cocok, mengidentifikasi kompetensi kewirausahaan juga
pelanggan dan menjaga berhubungan dengan kemampuan
kelangsungan hidup perusahaan. menjaga, membangun,
Wirausaha harus mengetahui siapa mengembangkan hubungan baik
pesaingnya, memiliki kemauan atau dengan orang, serta pihak yann
kemampuan untuk bagaimana berkepentingan dengan aktivitas
berkompetisi lebih baik dengan perusahaan seperti dengan rekan
norma etika dan tanggung jawab kerja, karyawan, penyalur barang,
sosial. Ahli pemasaran Keegan pemasok bahan investor, kreditur
dalam Yusrita, at all: (2015) dan masyarakat.
mengungkapkan bahwa pemasaran
kedepan akan berorientasi ke Pengertian Perkembangan Usaha
pemasaran strategi, dimana pesaing Menurut Yully, at all (2014),
bukan lagi sebagai lawan yang Pada umumnya perkembangan usaha
harus dimatikan, tetapi sebagai dari suatu perusahaan memiliki pola
mitra dalam berlomba memberikan tertentu yang disederhanakan seperti
kepuasan konsumen. dari dimulainya suatu usaha. Sebagian
3. Kompetensi dalam Mengelolah perusahan dimulai dengan unit usaha
Keuangan yang relatif kecil dengan melayani
Kompetensi dalam Mengelolah wilayah pemasaran yang relatif sempit.
Keuangan yaitu memiliki Pada mulanya perusahaan, tersebut juga
kompetensi dalam bidang menghasilkan ragam produk yang
keuangan, pembelian, penjualan, terbatas dan hanya didukung dengan
pembukuan dan perhitungan laba permodalan yang terbatas. Oleh karena
rugi. Kompetensi dalam bidang itu, usaha baru mempunyai posisi pasar
keuangan juga termasuk yang relatif lemah karena rendahnya
kompetensi dalam mencari sumber penguasaan pangsa pasar. Tidak heran

34
jika pada mulanya sebuah perusahaan Dalam Praktik, Kompetensi Dalam
baru dmulai dengan usaha bertahan Pemasaran, Kompetensi Dalam
hidup. Barulah kemudian secara Mengelolah Keuangan dan Kompetensi
perlahan diikuti dengan usaha untuk Dalam Hubungan Personal.
mengembangkan perusahaan yang Indikator Perkembangan UsahaMenurut
diarahkan sepenuhnya untuk Haryadi dalam Citra, at all (2015)
meningkatkan penjualan dan pangsa mengemukakan bahwa indikator-
pasar. indikator Perkembangan Usaha
Haryadi dalam Citra, at all diantaranya:
(2015) mengemukakan bahwa tahap a. Jumlah Tenaga Kerja
perkembangan usaha adalah salah satu b. Penggunaan Teknologi
aspek yang berpengaruh terhadap pola- c. Orientasi Pasar
pola pengelolahan suatu usaha. Dan d. Strategi Ada
usaha kuliner yang dikatakan
berkembang adalah yang bisa 2. METODE
mempertahankan keeberadaan usahanya Teknik Pengumpulan Data
dengan kemampuan mengembangkan Menurut Sugiyono (2010:137),
ide dan cara-cara baru dalam “Teknik pengumpulan data adalah
memecahkan masalah dan menemukan ketepatan cara-cara yang digunakan
peluang. Dan terus berinovasi atau untuk mengumpulkan data yang dapat
kemampuan menerapkan kreativitas dilakukan dalam berbagai setting,
terhadap produknya. Perkembangan berbagai sumber, dan berbagai cara.”
usaha juga dapat dilhat dari jumlah Teknik pengumpulan data
produksi, penjualan dan laba yang terus penelitian dilakukan dengan cara
meningkat setiap tahunnya sebagai berikut:
Populasi dalam penelitian ini a. Observasi
adalah seluruh Pengusaha Kuliner Observasi adalah pengumpulan data
daerah Jl. Garu II, Kelurahan Harjosari yang dilakukan dengan cara
I, Kecamatan Medan Amplas yaitu yang mengamati secara langsung kondisi
berjumlah 83 pengusaha kuliner. objek penelitian pada daerah Jl. Garu
Menurut Sugiyono (2010:73), “Sampel II, Kecamatan Medan Amplas.
adalah bagian dari jumlah dan b. Wawancara/ Interview
karakteristik yang dimiliki oleh Wawancara digunakan sebagai teknik
populasi. ”Sedangkan menurut Arikunto pengumpulan data apabila peneliti
(2010:174), menyatakan bahwa “Sampel ingin melakukan studi pendahuluan
adalah sebagian atau wakil populasi untuk menemukan permasalahan
yang di teliti. Apabila subjeknya kurang yang harus diteliti. Teknik
dari 100, lebih baik diambil semua. pengumpulan data ini berdasarkan
Sehingga penelitiannya merupakan diri pada laporan tentang diri sendiri
penelitian populasi. Jadi dalam atau setdak-tidaknya pada
penelitian ini peneliti mengambil sampel pengetahuan dan atau keyakinan
sebanyak poulasi yang ada yaitu 83 pribadi.
sampel. c. Studi Dokumentasi/studi pustaka
Menurut Arikunto (2010:137), Studi dokumentasi yaitu melakukan
Indikator adalah hal atau sesuatu yang pengumpulan data dengan membaca
dapat menunjukkan atau menjadi dan mempelajari dokumen, buku-
petunjuk bagi variabel sehingga dapat di buku, literatur yang berhubungan
observasi atau data diukur.” Indikator dengan masalah yang diteliti.
dalam penelitian ini adalah Kompetensi d. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Kewirausahaan. Menurut (Suryana, Kuesioner yaitu teknik pengumpulan
2013:91), mengemukakan bahwa, data dengan menyiapkan satu set
indikator-indikator Kompetensi pertanyaan yang tersusun secara
Kewirausahaan meliputi: Kompetensi sistematis dan standar yang diberikan

35
kepada responden untuk dijawab. Tabel 21
Kuesioner yang dibagikan terdiri dari Hasil Uji Validitas Instrumen
tiga bagian. Bagian pertama berisikan Perkembangan Usaha (Y)
pertanyaan mengenai identitas Item N r hit r tabel Ket.
responden, bagian kedua berisi X.1 83 0,67 0,2159 Valid
pertanyaan mengenai Kompetensi X.2 83 0,67 0,2159 Valid
Kewirausahaan, bagian ketiga X.3 83 0,67 0,2159 Valid
berisikan pertanyaan mengenai X.4 83 0,67 0,2159 Valid
Perkembangan Usaha. X.5 83 0,67 0,2159 Valid
X.6 83 0,67 0,2159 Valid
Uji Validitas X.7 83 0,67 0,2159 Valid
Uji validitas dilakukan untuk X.8 83 0,67 0,2159 Valid
mengukur sah atau valid tidaknya suatu X.9 83 0,67 0,2159 Valid
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
X.1 83 0,67 0,2159 Valid
valid jika pertanyaan dalam kuesioner 0
mampu mengungkapkan sesuatu yang
Sumber: Data diolah peneliti (2017)
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Kriteria yang ditetapkan untuk
Tabel 4.9
mengukur valid atau tidaknya suatu data
Hasil Uji Validitas Instrumen
adalah r hitung lebih besar dari r tabel
Perkembangan Usaha (Y)
pada taraf signifikansi 5% atau 0,05.
No. N rtabel rhitung Status
Bila r hitung lebih dari r tabel maka alat
Butir
ukur tersebut memenuhi criteria valid.
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel 1 83 0,2159 0.67 Valid
maka alat ukur tersebut tidak memenuhi 2 83 0,2159 0.67 Valid
criteria valid (Ghazali, 201:52). 3 83 0,2159 0.67 Valid
Untuk menghitung validitas 4 83 0,2159 0.67 Valid
digunakan dengan rumus korelasi 5 83 0,2159 0.67 Valid
product moment sebagai berikut: 6 83 0,2159 0.67 Valid
r𝑥𝑦= 7 83 0,2159 0.67 Valid
n∑xy−(∑x)(∑y)
8 83 0,2159 0.67 Valid
√[n∑x2 −(∑x)2 ][n∑y2 −(∑y)2 ] 9 83 0,2159 0.67 Valid
10 83 0,2159 0.67 Valid
r𝑥𝑦= 83. (155849)−(3607)(3584) Sumber: Data diolah peneliti (2017)
√[83(157875)−(3584)2 ][83(155608)−(3584)2 ]

r𝑥𝑦= 12935467−12845056
√[13103625−12845056][12915464−12845056]
Dari tabel diatas menunjukan
r𝑥𝑦= 90411
bahwa mayoritas kuisioner pada masing-
√(258569)(70408)
masing item dari variabel Perkembangan
r𝑥𝑦= 90411 Usaha memiliki nilai yang valid, dapat
18205416052 dilihat dari Sig < α 0,05, maka dengan
r𝑥𝑦= 14765 demikian dapat dijadikan instrument
134927,44736 penelitian ini.
𝑟𝑥𝑦 = 0,67 Hasil perhitungan di atas yaitu
rxy= 0,67 dan untuk mengetahui tinggi
Diperoleh rhitung 0,67 maka rendahnya hubungan tersebut dapat
dikonsultasikan dengan rtabel product digunakan pedoman untuk memberikan
moment (α 0,05) dengan n 83 dan interpretasi koefisien sebagai berikut:
rtabel 0,2159, ternyata rhitung (0,67) ≥ rtabel
(0,2150,679), artinya valid.

36
(∑x)2 (386)2
Uji Reliabilitas ∑x2 −
N

83
Realiabilitas merupakan alat S10 = 𝑁
= 83
= 0,23
untuk mengukur suatu kuesioner yang Stotal =
merupakan indikator dari variabel atau 0,62+0,3+0,25+0,19+0,
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan 21+0,4+0,29+0,43+0,35
reliabel atau handal jika jawaban +0,23 = 3,09
(∑x)2 t (3607)2
seseorang terhadap pernyataan adalah ∑x2 t−
N
157875−
83
S2t = = = 13,6
konsisten dari waktu ke waktu. Uji 𝑁 83
𝑘 ∑S2
reliabilitas dilakukan dengan r11 = [𝑘−1] [1 − i
]
S2
𝑡
menggunakan koefisien Alpha- 10 3,09
Cronbach. Jika nilai Alpha semakin = [10−1] [1 − 13,6]
10
tinggi dari 0,6 pada suatu variabel =[ 9 ] [1 − 0,22]
(konstruk) dikatakan tingkat reliabilitas = 0,77
pengukuran instrument tersebut semakin
baik atau sempurna (Ghozali, 2011:47).
Hasil pengujian realiabilitas data
dengan menggunakan metode Alfa-
Cronbach terhadap variabel-variabel
Kompetensi Kewirausahaan dan b. Perkembangan Usaha Kuliner (Y)
Perkembangan Usaha pada tabel sebagai (∑x)2 (325)2
∑x2 − 1323−
N 83
berikut: S1 = 𝑁
= 83
= 0,6
(∑x)2 (335)2
∑x2 − 1325−
N 83
Rumus Cronbach Alpha: S2 = 𝑁
= 83
= 0,46
(∑x)2 (343)2
𝒌 ∑ 𝒔 𝒃² ∑x2 − 1431−
N 83
r11 = ( ) (𝟏 − ) S3 = 𝑁
= 83
= 0,17
𝒌−𝟏 𝑺₁² ∑x2 −
(∑x)2
1737−
(377)2
N 83
Keterangan: S4 = 𝑁
= 83
= 0,29
(∑x)2 (357)2
r : Reliabilitas instrument ∑x2 −
N
1553−
83 7
k : Banyaknya pertanyaan S5 = 𝑁
= 83
= 42 = 0,21
(∑x)2 (351)2
∑ 𝑠 b2 : Jumlah varian butir ∑x2 −
N
1505−
83 6
S6 = = = 42 = 0,22
S12 : Varian Total 𝑁 83
(∑x)2 (357)2
(Arikunto dalam Juliandi, Irfan, ∑x2 − 1538− 10,4
N 83
S7 = 𝑁
= 83
= 42
= 0,34
Manurung, 2013: 82) (∑x)2 (378)2
∑x2 − 1754− 7
N 83
S8 = 𝑁
= 83
= 42 = 0,39
a. Variabel Kompetensi Kewirausahaan (∑x)2 (374)2
∑x2 − 1710− 9
(X) S9 = N
= 83
= 42 = 0,3
(∑x)2 (337)2 𝑁 83
∑x2 − 1423− (∑x)2 (390)2
S1 = N
= 83
= 0,62 ∑x2 − 1850− 11
N 83
𝑁 83 S10 = 𝑁
= 83
= 42 = 0,21
(∑x)2 (348)2
∑x2 − 1484− Stotal=
N 42
S2 = 𝑁
= 83
= 0,3
(∑x)2 (335)2
0,6+0,46+0,17+0,29+0,
∑x2 − 1539−
S3 = N
= 83
= 0,25 21+0,22+0,34+0,39+0,3
𝑁 83
(∑x)2 (395)2 +0,21 = 3,19
∑x2 − 1895−
N 83
S4 = 𝑁
= 83
= 0,19
(∑x)2 t (3584)2
(∑x)2 (357)2 ∑x2 t− 155608−
∑x2 − 1553− S2t = N
= 83
= 10,22
N 83
S5 = 𝑁
= 83
= 0,21 𝑁 83
(∑x)2 (353)2 𝑘 ∑S2i
∑x2 −
N
1521−
83
r11 = [𝑘−1] [1 − S2
]
S6 = 𝑁
= 83
= 0,24 10
𝑡
3,19
∑x2 −
(∑x)2
1588−
(360)2 = [10−1] [1 − 10,22]
N 83
S7 = = = 0,29 10
𝑁 83 =[ 9 ] [1 − 0,312]
(∑x)2 (348)2
∑x2 − 1494−
S8 = N
= 83
= 0,43 = 0,68
𝑁 83
(∑x)2 (368)2
∑x2 − 1660−
N 83
S9 = 𝑁
= 83
= 0,35

37
Tabel 2.2
Hasil Uji Reliabilitas ∑y − 𝑏∑x
𝑎=
n
Variabel Cronbach’s Keterangan
Alpha (3584 − (0,085. 3607)
Hitung 𝑎=
83
Kompetensi 0,77 Reliabel
Kewirausahaan 3584 − 306,595
𝑎=
Perkembangan 0,68 Reliabel 83
Usaha Kuliner
Instrumen Variabel 3277,405
𝑎=
83
Sumber data: diolah peneliti, 2018
𝑎 = 3580,3060843 (dibulatkan) 3580,3
Dari tabel diatas menunjukan bahwa
kedua instrumen pada peneltian ini telah Berdasarkan perhitungan di atas
memenuhi unsur reliabilitas yang baik, diperoleh, nilai konstanta a = 3580,3 dan
dengan kata lain instrumen penelitian ini konstanta b = 0,837 dan selanjutnya
adalah reliabel atau terpercaya, tingkat dapat disusun persamaan regresi linear
instrument penelitian sudah memadai sederhana:
karena mendekati 1 (> dari 0,60) Maka Y = a + bx
Y = 0,837+ 3580,3X
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi linear Sederhana Dari persamaan regresi linier
Analisis regresi sederhana digunakan sederhana diatas menunjukkan bahwa
untuk mengetahui pengaruh variabel apabila variabel X (Kompetensi
Kompetensi Kewirausahaan (X) Kewirausahaan) meningkat 1 satuan
terhadap Perkembnagan Usaha (Y). maka akan meningkatkan variabel Y
Pengelolahan data dengan menggunakan (Perkembangan Usaha) sebesar 3580,3
bantuan paket perhitungan akan satuan atau sebesar 35,803% dan nilai
diperoleh hasil analisis sebagaimana dari Koefisien regresi bernilai positif,
terlihat pada tabel d bawah maka dapat dikatakan bahwa arah
Agar mengetahui keeratan pengaruh variabel X (Kompetensi
hubungan antara dua variabel dan arah Kewirausahaan) terhadap variabel Y
hubungan yang terjadi maka dilakukan (Perkembangan Usaha Kuliner) adalah
analisis regresi linier sederhana, yaitu: positif.

Y= a + bX + e Uji t
Uji t pada dasarnya
n. ∑xy − ∑x. ∑y menunjukkan seberapa jauh pengaruh
𝑏= satu variabel independen secara
n. ∑ 𝑥2 − (∑𝑥)2
individual dalam menerangkan variabel
(83.155849) − (3607)(3584) dependen. Pengujian dilakukan dengan
𝑏= menggunakan signifikan level taraf
(83.157875) − (3607)2
nyata 0.05 (α = 5%).
Kriteria pengujian hipotesis
(12935467 − 12927488)
𝑏= yaitu:
(13103625 − 13010449)
𝑟√𝑛 − 2
7979 𝑡=
𝑏= √1 − 𝑟 2
93176

b = 0,085

38
0,67√83 − 2 D = 0,4489 x 100 %
𝑡= D = 44,89 %
√1 − (0,67)2
Dari hasil perhitungan diatas
0,67√81 dapat diketahui bahwa kontribusi yang
𝑡=
√1 − (0,4487) disumbangkan variabel Kompetensi
Kewirausahaan (X) terhadap variabel
(0,67)(9) Perkembangan Usaha Kuliner (Y)
𝑡= sebesar 0,4489 atau 44,89%. Hasilnya
0,5513
menunjukkan bahwa Pengaruh
6,03 Kompeteni Kewirausahaan terhadap
𝑡= perkembangan Usaha di Garu II sebesar
0,7424
44,89% dimana 55,11% lagi dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
𝑡 = 8,12
penelitian ini.
Dari hasil perhitungan diatas
4. KESIMPULAN
diperoleh nilai thitung sebesar 8,12 maka
nilai thitung selanjutnya dibandingkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dengan harga ttabel. Berdasarkan ttabel
yang telah dilakukan, maka kesimpulan
dengan dk = n – 2 = 83 – 2 = 81 dan
yang dapat ditarik adalah:
hasil uji dua arah 0,05 (5%), maka di
a) Penerapan Kompetensi
peroleh nilai ttabel=1,99 dan berdasarkan
Kewirausahaan berpengaruh
dari perhitungan tersebut, maka
signifikan terhadap perkembangan
thitung>ttabel atau 8,12>1,99. Maka dapat
Usaha Kuliner. Hal ini disebabkan
disimpulkan bahwa hipotesis yang
karena nilai t hitung lebih besar dari t
menyatakan “Pengaruh Kompetensi
tabel (thitung>ttabel atau 8,12>1,99),
Kewirausahan Terhadap Perkembangan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Usaha Kuliner di Garu telah terbukti dan
variabel Kompetensi Kewirausahaan
dapat diterima.
berpengaruh signifikan terhadap
1. Jika thitung < dari ttabel atau jika
Perkembangan Usaha Kuliner di
probabilitas Sig < 0,05 maka Ha
Garu II.
ditolak dan Ho diterima.
b) Y = 0,837+ 3580,3X
2. Jika thitung > dari ttabel atau jika
berdasarkan persamaan diatas
probabilitas Sig > 0,05 maka Ho
maka dapat dibuat penjelasan
ditolak dan Ha diterima
sebagai berikut:
Uji Determinasi (D)
a. Konstanta (a) sebesar 0,837
Koefisien determinasi
menunjukkan bahwa tanpa
digunakan untuk mengetahui presentase
adanya variabel
pengaruh variabel independen terhadap
Kompetensi
variabel dependen. Dibawah ini akan
Kewirausahaan,
diketahui seberapa besar variabel
Perkembangan Usaha
independen akan mampu menjelaskan
Kuliner di Garu II adalah
variabel dependennya.
0,837.
Selanjutnya untuk melihat
b. Kompetensi Kewirausahaan
seberapa besar kontribusi Kompetensi
(X) sebesar 3580,3
Kewirausahaan terhadap Perkembangan
menunjukkan bahwa
Usaha Kuliner Di Garu II, maka
variabel Kompetensi
dilakukan uji determinasi sebagai
Kewirausahaan
berikut:
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
D = r2x 100%
Perkembangan Usaha
D = (0,67)2 x 100%
Kuliner, artinya setiap

39
peningkatan variabel
Kompetensi
Kewirausahaaan, maka
akan berpengaruh positif
terhadap Perkembangan
Usaha.

REFERENSI

Cristiana, Yuli, Pradhanawati. A, Hiday.


Wahyu. 2014. Pengaruh
Kompetensi Wirausaha,
Pembinaan Usaha dan Inovasi
Produk Terhadap Perkembangan
Usaha (studi pada Usaha Kecil
dan Menengah Batik di sentra
Pesindon Kota Pekalongan).
Diponegoro Journal of Social and
Politic.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis


Multivariate Dengan Program
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Lestari, citra., Lubis, Nawazirul.,


Widayanto. 2015. Pengaruh
Jaringan Usaha, Inovasi Produk
dan Persaingan Usaha Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah

Sugiyono.2010. Metode Penelitian


Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Alfabeta
Bandung.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman


Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat

(http://www.kontan.co.id/tag/Kementria
nperindustrian: (05 Juni 2017:
12:40 wib)

40

Anda mungkin juga menyukai