KELOMPOK 7
KELAS B
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah Farmasi Komunitas tentang Manajemen Strategi Dan Pemasaran
Apotek/Klinik ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ainun
Wulandari, S.Farm., M.Sc., Apt selaku dosen mata kuliah yang telah membantu
penulis selama ini.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa profesi apoteker pada khususnya dan para
pembaca umumnya tentang penggunaan obat yang merupakan salah satu bagian
dari mata kuliah Farmasi Komunitas.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta mohon maaf jika terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran ..................................................................................... 3
2.2 Manajemen Pemasaran ................................................................. 4
2.3 Pemasaran Produk Farmasi ........................................................... 5
2.3.1 Orientasi Pemasaran Farmasi .............................................. 6
2.4 Strategi Pemasaran ........................................................................ 7
2.4.1 Unsur-Unsur Strategi Pemasaran........................................ 7
2.4.2 Bentuk – Bentuk Strategi Pemasaran .................................. 8
2.4.3 Macam-Macam Strategi Pemasaran .................................... 10
2.4.4 Optimalisasi Strategi Pemasaran ......................................... 10
2.4.5 Manfaat Strategi Pemasaran ................................................ 11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan . .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sasaran, dan posisi pasar tidak akan berjalan bila tidak diikuti dengan strategi yang
tepat dari awal. Strategi pemasaran merupakan yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran memberikan panduan untuk mencapai tujuan dari
apotek dan klinik. Dengan demikian konsumen akan rela untuk kembali menikmati
apa yang ditawarkan oleh apotek dan menjadi pelanggan yang setia bagi apotek
tersebut, selain itu dapat menarik konsumen baru. Evaluasi diperlukan dalam
mengatur bisnis apotek untuk mempertahankan apotek dapat terus berkembang
ditengah persaingan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemasaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan manajemen pemasaran?
3. Bagaimana strategi pemasaran apotek dalam menghadapi persaingan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemasaran
2. Untuk mengetahui manajemen pemasaran
3. Untuk mengetahui strategi pemasaran apotek dalam menghadapi
persaingan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran
Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) pemasaran
adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menampaikan nilai kepada pelanggan dan untuk megelola
hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara ang menguntungkan organistai dan
para pemangku kepentingan (Hakim, 2018).
Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menciptakan
suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai superior,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan (Putri, 2017).
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands); produk (barang, jasa, gagasan);
nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar;
pemasar dan calon pembeli (Putri, 2017).
Konsep inti pemasaran, meluputi: kebutuhan, keinginan dan permintaan;
produk (barang, jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan
transaksi; serta hubungan dan jaringan (Gambar 1).
3
memberikan sesuatu yang bernilai, sehingga masing-masing pihak
mendapatkan manfaat spesifik. Pemasaran menyediakan produk atau jasa,
kemudian mengkomunikasikan dan memfasilitasi pengiriman atau
penyampaian kepada pelanggan.
3. Pemasaran membutuhkan keputusan menyangkut 4 P (product, place, price
and promotion) untuk produk fisik misal seperti obat, alat kesehatan,
kosmetik, dan lain-lain dan 7 P (product, price, place, promotion, people,
process and physical evidence untuk jasa, misal pelayanan informasi obat,
penyuluhan obat, dan lain sebagainya. 4P dan 7P ini dikenal dengan istilah
bauran pemasaran (marketing mix), yakni serangkaian aktivitas terkendali
yang digunakan apotek dan klinik untuk merespon keinginan pasar sasaran.
4. Pemasaran dapat dilakukan oleh individu maupun organisasi.
5. Pemasaran berlangsung dalam berbagai setting atau konteks. Diantaranya
perusahaan bisnis (profit-oriented) dan organisasi nirlaba; online dan
offline: barang fisik, jasa, maupun non tradtional marketing (person, place,
cause event, dan organization marketing).
6. Pemasaran membantu proses menciptakan nilai (value) bagi pelanggan.
Konsep nilai mengacu pada hubungan antra manfaat (benefit) dan biaya
(cost), atau apa yang diterima sesorang dibandingkan apa yang ia berikan.
Sebuah produk dipersepsikan memberikan nilai positif apabila manfaat
yang diterima lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
2.2 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengarahan
(directing), dan pengawasan (controlling) (Putri, 2017).
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam
4
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif yang
dikenal dengan istilah fungsi manajemen. Fungsi manajemen pemasaran yaitu
analisis untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat
diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman
yang harus dihadapi (Putri, 2017).
Manajemen pemasaran memiliki peran penting dalam berjalannya apotek
maupun klinis, diantaranya merencanakan suatu produk baru dan memilih pangsa pasar
yang sesuai serta memperkenalkan produk baru kepada masyarakat. Manajemen
pemasaran melaksanakan semua fungsi- fungsi pemasaran dengan tujuan menghasilkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik konsumen maupun organisasi. Manajemen
Pemasaran sesungguhnya adalah manajemen permintaan dalam arti bahwa manajemen
pemasaran harus menciptakan permintaan dan keinginan yang beragam (Kotler &
Keller, 2016).
Manajemen pemasaran berorientasi ke falsafah bisnis. Konsep pemasarannya
untuk mencapai tujuan organisasi adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan dari
pasar sasaran. Kepuasan konsumen adalah kunci utama dan spesifikasi produk
kegemaran konsumen harus diperhatikan.
2.3 Pemasaran Produk Farmasi
Pemasaran merupakan ujung tombak apotek/klinik, pemasaran produk
farmasi memang sangat unik, dan membutuhkan pengetahuan tentang obat. Karena
itu pemasaran farmasi tidak seperti pemasaran produk lain yang tanpa campur
tangan dokter, ahli farmasi, ahli madya farmasi dengan tempat yang khusus.
Sehingga pemasaran farmasi harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
perundang-undangan kesehatan dan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
hal ini Kementrian Kesehatan dan BPOM (Hakim, 2018).
Orientasi pemasaran farmasi tidak hanya terbatas pada produk tetapi justru
memberikan perhatian yang berlebih pada layanan farmasi yang prima. Sehingga
pemasaran dan praktek pelayanan kefarmasian memiliki sejarah hidup panjang
berdampingan satu sama lain (Hakim, 2018).
2.3.1 Orientasi Pemasaran Farmasi
Orientasi Pemasaran Farmasi, merupakan suatu pola pemikiran sebagai
filosofi dalam pemasaran akan memandunya dalam penentuan tujuan dan
5
menyusun strategi untuk mencapai keluaran hasil yang diharapkan. Ada beberapa
tipe orientasi pemasaran farmasi yaitu orientasi internal tercermin dalam orientasi
produk, dan orientasi penjualan, sedangkan orientasi eksternal terdiri dari orientasi
konsumen dan orientasi social marketing (holistic marketing).
1. Orientasi produk
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai produk obat yang tersedia
dimana-mana, mutu yang baik dan harga yang ekonomis. Proses pemasaran
produk obat-obatan mempunyai karakteristik tertentu, misalnya obat-obatan
yang dijual secara bebas dapat dilakukan secara umum kepada publik baik
melalui cetak maupun media elektronik.
2. Orientasi produksi
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai dan mengutamakan produk yang
telah tersedia dan terjangkau oleh kosumen dan harganya ekonomis. Dengan
demikian fokus utama orientasi ini adalah distribusi dan harga.
3. Orientasi penjualan (Selling orientation)
Berkeyakinan bahwa konsumen tidak tertarik untuk membeli produk dalam
jumlah banyak, jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk
dengan promosi yang gencar.
4. Orientasi konsumen (Consumer orientation)
Berpandangan bahwa untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan
pemasaran terletak pada kemampuan apotek farmasi dalam menciptakan,
memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (Costumer value)
kepada pasar sasarannya (target market) secara lebih efektif dibandingkan
para pesaing.
5. Orientasi societal marketing (Holistic marketing)
Fokus utamanya adalah merekrut, menyeleksi, memperkerjakan, melatih, dan
memotivasi karyawan yang bersedia dan sanggup melayani pelanggan
dengan baik. Integrate marketing menekankan keselarasan antar elemen
bauran pemasaran, yakni produk, harga, promosi, kuantitas dan waktu
pemasaran. (Hakim, 2018).
2.4 Strategi Pemasaran
6
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi apotek dimana strategi
merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah apotek. Istilah Strategi
(Strategy), oleh manajer diartikan sebagai rencana skala besar yang berorentasi
jangka panjang untuk berinteraraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk
mencapai tujuan apotek/klinik.
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran,
bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan
yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor
utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:
1. Daur hidup produk.
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap
perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan apotek/klinik di pasar.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi apotek/klinik dalam
persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau
inflasi tinggi.
2.4.1 Unsur-Unsur Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri atas lima unsur yang saling terkait, sebagai
berikut:
1. Pilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
berdasarkan pada faktor persepsi terhadap fungsi produk dan
pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan di dominasi,
keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan yang lebih sempit. Pengalaman komulatif yang di dasarkan
pada trial dan error di dalam menanggapi peluang dan tantangan dan
kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langka atau pasar yang terproteksi.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual pembentukan
7
lini produk, dan penawaran individual pada masing lini.
3. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi yaitu perdagangan grosir dan eceran yang melalui
produk hingga konsumen akhir yang membeli dan menggunakanya
5. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation (Philip
Kotler).
Berdasarkan strategi pemasaran erat kaitannya dengan 3 kekuatan dasar
utama yang meliputi: Pelanggan (Cutomer), Perusahaan (Corporation) dan
Persaingan/ Kompetisi (Competition). Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi
strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan
akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan sesuai
dengan segmentasi (Segmentation).
2.4.2 Bentuk – Bentuk Strategi Pemasaran
Dalam bentuk situasi strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan
pemasaran, yang menetapkan komposisi yang terbaik dari beberapa hal komponen
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju, dan sekaligus
mencapai tujuan dan sasaran apotek/klinik. Adapun bentuk strategi pemasaran
yaitu, Strategi Produk, strategi harga, strategi, penyaluran atau distribusi, strategi
promosi, dan strategi pemasaran. Selain itu apotek/klinik dapat melakukan
program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas
masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompokkelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis
kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan,
geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-
kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan
8
lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu
menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis
untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-
segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara
konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek.
Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam
pengguna dan non pengguna produk. Langkah dalam mengembangkan segmentasi
yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan
variabel- variabel yang dapat membantu apotek/klinik memahami cara
melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan
konsumen.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu:
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan
variable- variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan
dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara
kompetensi inti apotek/klinik dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan
potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat
apotek/klinik. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu
produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
2.4.3 Macam-Macam Strategi Pemasaran
Strategi pamasaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar
(Undifferentiated marketing).
2. Strategi pamasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated
marketing).
9
3. Strategi pemasaran yang ekonsentrasi (Concentrated marketing).
10
peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para
pesaingnya. Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing
dalam pasar. apotek/klinik besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas
tidak bisa dilakukan oleh apotek/klinik kecil. Tetapi hanya dengan sekala besar saja
tidaklah cukup, karena ada beberapa strategi bagi apotek/klinik besar yang mampu
menjamin keberhasilannya, akan tatapi ada juga strategi yang dapat merugikan
dirinya sendiri. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa
apotek/klinik kecil dengan strateginya sendiri mampu rnenghasilkan tingkat
keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang diperoleh
apotek/klinik besar (Priangiani, 2013).
2.4.5 Manfaat Strategi Pemasaran
Strategi pasar ini akan dapat ditetapkan segmen pasar tertentu yang akan
dijalankan sebagai target pasar apotek/klinik. Dengan melakukan pasar, ada
beberapa manfaat yang mungkin diraih apotek/klinik, antara lain :
1. Apotek dan klinik dapat membandingkan segmen pasar yang terbaik dengan
memperhatikan kemampuan apotek/klinik serta segmen pasar yang sudah
jenuh dan potensi saingan.
2. Apotek dan klinik dapat menyesuaikan kegiatan promosi dan kegiatan
pemasaran lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen pasar.
3. Perubahan dapat memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk
menyusun kebijaksanaan pemasaran.
Pada dasarnya segmen pasar yang belum dilayani atau belum terlayani
secara maksimal dan sesuai dengan karakteristik apotek/klinik merupakan pasar
yang potensi untuk dimasuki. Oleh karena itu, perlu diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1. Menyelidiki luas dan potensi setiap segmen pasar yang hendak dimasuki.
2. Menyelidiki atribut yang diutamakan untuk setiap segmen pasar.
3. Menyelidiki potensi setiap produk yang sama dipasar.
4. Menyelidiki segmen pasar mana yang mungkin untuk dilayani apotek.
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Adin dan Yayan S., Pemasaran Farmasi, 2018, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kotler, P. dan Keller, K., 2016, Marketing Manajemen (15th Global ed), England.
Pearson Education Inc.
Pratiwi, R. I., Sari P. dan Adila P., 2018, Implementasi Strategi Bauran Pemasaran
(Marketing Mix) Pada Obat Bebas di Apotek “Nurbunda” Dari Perspektif
Etika Kefarmasian, Jurnal Para Pemikir, Vol. 7 No. 1