Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMASI KOMUNITAS

MANAJEMEN STRATEGI DAN PEMASARAN


APOTEK/KLINIK

Dosen : Ainun Wulandari, S.Farm., M. Sc., Apt

KELOMPOK 7
KELAS B

1. Rizky Wulandari 21340055


2. Fiatun Hanifah Ramadhan 21340065
3. Eka Riyani 21340075
4. Tengku Febriyanti Fadhilah 21340085
5. Arsyani Parrung 21340095

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah Farmasi Komunitas tentang Manajemen Strategi Dan Pemasaran
Apotek/Klinik ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ainun
Wulandari, S.Farm., M.Sc., Apt selaku dosen mata kuliah yang telah membantu
penulis selama ini.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa profesi apoteker pada khususnya dan para
pembaca umumnya tentang penggunaan obat yang merupakan salah satu bagian
dari mata kuliah Farmasi Komunitas.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta mohon maaf jika terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 12 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran ..................................................................................... 3
2.2 Manajemen Pemasaran ................................................................. 4
2.3 Pemasaran Produk Farmasi ........................................................... 5
2.3.1 Orientasi Pemasaran Farmasi .............................................. 6
2.4 Strategi Pemasaran ........................................................................ 7
2.4.1 Unsur-Unsur Strategi Pemasaran........................................ 7
2.4.2 Bentuk – Bentuk Strategi Pemasaran .................................. 8
2.4.3 Macam-Macam Strategi Pemasaran .................................... 10
2.4.4 Optimalisasi Strategi Pemasaran ......................................... 10
2.4.5 Manfaat Strategi Pemasaran ................................................ 11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan . .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fasilitas kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian, salah satunya apotek dan klinik. Apotek dalam Permenkes
Nomor 51 Tahun 2017 adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukanna
praktek kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Dalam Permenkes No 9 Tahun 2014 bahwa instalasi
farmasi merupakan bagian dari klinik yang bertugas menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh pelayanan farmasi serta
melakukan pembinaan teknis kefarmasian.
Pelayanan yang dilakukan di apotek maupun klinik pada dasarnya memiliki
standar dalam pengelolaan dan pelayanannya. Di sisi lain, pelayanan kefarmasian
di apotek dan klinik menjadi salah satu bisnis dalam bentuk pelayanan sosial
dibidang kesehatan. Pelayanan kefarmasian pada dasarnya merupakan komoditi
dalam pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical care) dalam pengertian tidak
saja sebagai pengelola obat dan sebagai unit bisnis namun juga lebih luas lagi yakni
mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat
yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir
serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobantan.
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin cepat berpengaruh
terhadap bisnis dibidang kesehatan. Saat ini terdapat apotek maupun klinik yang
semakin banyak berdiri tidak hanya di pusat kota tetapi hingga ke pedesaan. Apotek
juga tidak hanya dimiliki secara pribadi tetapi banyak apotek franchise yang
tersebar. Di sisi lain, para konsumen semakin cerdas dan kritis dalam memilih. Hal
inilah yang menimbulkan persaingan diantara para pemilik apotek, sehingga
dibutuhkan inovasi strategi dan manajemen sehingga dapat meningkatkan minat
konsumen.
Keberadaan strategi sangat penting dalam pemasaran produk, segmen pasar,

1
sasaran, dan posisi pasar tidak akan berjalan bila tidak diikuti dengan strategi yang
tepat dari awal. Strategi pemasaran merupakan yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran memberikan panduan untuk mencapai tujuan dari
apotek dan klinik. Dengan demikian konsumen akan rela untuk kembali menikmati
apa yang ditawarkan oleh apotek dan menjadi pelanggan yang setia bagi apotek
tersebut, selain itu dapat menarik konsumen baru. Evaluasi diperlukan dalam
mengatur bisnis apotek untuk mempertahankan apotek dapat terus berkembang
ditengah persaingan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemasaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan manajemen pemasaran?
3. Bagaimana strategi pemasaran apotek dalam menghadapi persaingan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemasaran
2. Untuk mengetahui manajemen pemasaran
3. Untuk mengetahui strategi pemasaran apotek dalam menghadapi
persaingan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemasaran
Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) pemasaran
adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menampaikan nilai kepada pelanggan dan untuk megelola
hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara ang menguntungkan organistai dan
para pemangku kepentingan (Hakim, 2018).
Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menciptakan
suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai superior,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan (Putri, 2017).
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands); produk (barang, jasa, gagasan);
nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar;
pemasar dan calon pembeli (Putri, 2017).
Konsep inti pemasaran, meluputi: kebutuhan, keinginan dan permintaan;
produk (barang, jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan
transaksi; serta hubungan dan jaringan (Gambar 1).

Gambar 1. Konsep Inti Pemasaran


Fungsi dan peran pemasaran, meliputi enam aspek meliputi :
1. Pemasaran berkenaan dengan upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Pmahaman atas perilaku konsumen, beserta kebutuhan,
keinginan mereka yang merupakan kunci sukses pemasaran.
2. Pemasaran mencakup pertukaran, dimana pasar dan pelanggan saling

3
memberikan sesuatu yang bernilai, sehingga masing-masing pihak
mendapatkan manfaat spesifik. Pemasaran menyediakan produk atau jasa,
kemudian mengkomunikasikan dan memfasilitasi pengiriman atau
penyampaian kepada pelanggan.
3. Pemasaran membutuhkan keputusan menyangkut 4 P (product, place, price
and promotion) untuk produk fisik misal seperti obat, alat kesehatan,
kosmetik, dan lain-lain dan 7 P (product, price, place, promotion, people,
process and physical evidence untuk jasa, misal pelayanan informasi obat,
penyuluhan obat, dan lain sebagainya. 4P dan 7P ini dikenal dengan istilah
bauran pemasaran (marketing mix), yakni serangkaian aktivitas terkendali
yang digunakan apotek dan klinik untuk merespon keinginan pasar sasaran.
4. Pemasaran dapat dilakukan oleh individu maupun organisasi.
5. Pemasaran berlangsung dalam berbagai setting atau konteks. Diantaranya
perusahaan bisnis (profit-oriented) dan organisasi nirlaba; online dan
offline: barang fisik, jasa, maupun non tradtional marketing (person, place,
cause event, dan organization marketing).
6. Pemasaran membantu proses menciptakan nilai (value) bagi pelanggan.
Konsep nilai mengacu pada hubungan antra manfaat (benefit) dan biaya
(cost), atau apa yang diterima sesorang dibandingkan apa yang ia berikan.
Sebuah produk dipersepsikan memberikan nilai positif apabila manfaat
yang diterima lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
2.2 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengarahan
(directing), dan pengawasan (controlling) (Putri, 2017).
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam

4
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif yang
dikenal dengan istilah fungsi manajemen. Fungsi manajemen pemasaran yaitu
analisis untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat
diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman
yang harus dihadapi (Putri, 2017).
Manajemen pemasaran memiliki peran penting dalam berjalannya apotek
maupun klinis, diantaranya merencanakan suatu produk baru dan memilih pangsa pasar
yang sesuai serta memperkenalkan produk baru kepada masyarakat. Manajemen
pemasaran melaksanakan semua fungsi- fungsi pemasaran dengan tujuan menghasilkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik konsumen maupun organisasi. Manajemen
Pemasaran sesungguhnya adalah manajemen permintaan dalam arti bahwa manajemen
pemasaran harus menciptakan permintaan dan keinginan yang beragam (Kotler &
Keller, 2016).
Manajemen pemasaran berorientasi ke falsafah bisnis. Konsep pemasarannya
untuk mencapai tujuan organisasi adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan dari
pasar sasaran. Kepuasan konsumen adalah kunci utama dan spesifikasi produk
kegemaran konsumen harus diperhatikan.
2.3 Pemasaran Produk Farmasi
Pemasaran merupakan ujung tombak apotek/klinik, pemasaran produk
farmasi memang sangat unik, dan membutuhkan pengetahuan tentang obat. Karena
itu pemasaran farmasi tidak seperti pemasaran produk lain yang tanpa campur
tangan dokter, ahli farmasi, ahli madya farmasi dengan tempat yang khusus.
Sehingga pemasaran farmasi harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
perundang-undangan kesehatan dan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
hal ini Kementrian Kesehatan dan BPOM (Hakim, 2018).
Orientasi pemasaran farmasi tidak hanya terbatas pada produk tetapi justru
memberikan perhatian yang berlebih pada layanan farmasi yang prima. Sehingga
pemasaran dan praktek pelayanan kefarmasian memiliki sejarah hidup panjang
berdampingan satu sama lain (Hakim, 2018).
2.3.1 Orientasi Pemasaran Farmasi
Orientasi Pemasaran Farmasi, merupakan suatu pola pemikiran sebagai
filosofi dalam pemasaran akan memandunya dalam penentuan tujuan dan

5
menyusun strategi untuk mencapai keluaran hasil yang diharapkan. Ada beberapa
tipe orientasi pemasaran farmasi yaitu orientasi internal tercermin dalam orientasi
produk, dan orientasi penjualan, sedangkan orientasi eksternal terdiri dari orientasi
konsumen dan orientasi social marketing (holistic marketing).
1. Orientasi produk
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai produk obat yang tersedia
dimana-mana, mutu yang baik dan harga yang ekonomis. Proses pemasaran
produk obat-obatan mempunyai karakteristik tertentu, misalnya obat-obatan
yang dijual secara bebas dapat dilakukan secara umum kepada publik baik
melalui cetak maupun media elektronik.
2. Orientasi produksi
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai dan mengutamakan produk yang
telah tersedia dan terjangkau oleh kosumen dan harganya ekonomis. Dengan
demikian fokus utama orientasi ini adalah distribusi dan harga.
3. Orientasi penjualan (Selling orientation)
Berkeyakinan bahwa konsumen tidak tertarik untuk membeli produk dalam
jumlah banyak, jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk
dengan promosi yang gencar.
4. Orientasi konsumen (Consumer orientation)
Berpandangan bahwa untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan
pemasaran terletak pada kemampuan apotek farmasi dalam menciptakan,
memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (Costumer value)
kepada pasar sasarannya (target market) secara lebih efektif dibandingkan
para pesaing.
5. Orientasi societal marketing (Holistic marketing)
Fokus utamanya adalah merekrut, menyeleksi, memperkerjakan, melatih, dan
memotivasi karyawan yang bersedia dan sanggup melayani pelanggan
dengan baik. Integrate marketing menekankan keselarasan antar elemen
bauran pemasaran, yakni produk, harga, promosi, kuantitas dan waktu
pemasaran. (Hakim, 2018).
2.4 Strategi Pemasaran

6
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi apotek dimana strategi
merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah apotek. Istilah Strategi
(Strategy), oleh manajer diartikan sebagai rencana skala besar yang berorentasi
jangka panjang untuk berinteraraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk
mencapai tujuan apotek/klinik.
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran,
bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan
yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor
utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:
1. Daur hidup produk.
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap
perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan apotek/klinik di pasar.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi apotek/klinik dalam
persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau
inflasi tinggi.
2.4.1 Unsur-Unsur Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri atas lima unsur yang saling terkait, sebagai
berikut:
1. Pilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
berdasarkan pada faktor persepsi terhadap fungsi produk dan
pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan di dominasi,
keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan yang lebih sempit. Pengalaman komulatif yang di dasarkan
pada trial dan error di dalam menanggapi peluang dan tantangan dan
kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langka atau pasar yang terproteksi.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual pembentukan

7
lini produk, dan penawaran individual pada masing lini.
3. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi yaitu perdagangan grosir dan eceran yang melalui
produk hingga konsumen akhir yang membeli dan menggunakanya
5. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation (Philip
Kotler).
Berdasarkan strategi pemasaran erat kaitannya dengan 3 kekuatan dasar
utama yang meliputi: Pelanggan (Cutomer), Perusahaan (Corporation) dan
Persaingan/ Kompetisi (Competition). Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi
strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan
akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan sesuai
dengan segmentasi (Segmentation).
2.4.2 Bentuk – Bentuk Strategi Pemasaran
Dalam bentuk situasi strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan
pemasaran, yang menetapkan komposisi yang terbaik dari beberapa hal komponen
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju, dan sekaligus
mencapai tujuan dan sasaran apotek/klinik. Adapun bentuk strategi pemasaran
yaitu, Strategi Produk, strategi harga, strategi, penyaluran atau distribusi, strategi
promosi, dan strategi pemasaran. Selain itu apotek/klinik dapat melakukan
program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas
masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompokkelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis
kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan,
geografis.

2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-
kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan

8
lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu
menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis
untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-
segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara
konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek.
Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam
pengguna dan non pengguna produk. Langkah dalam mengembangkan segmentasi
yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan
variabel- variabel yang dapat membantu apotek/klinik memahami cara
melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan
konsumen.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu:
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan
variable- variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan
dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara
kompetensi inti apotek/klinik dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan
potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat
apotek/klinik. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu
produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
2.4.3 Macam-Macam Strategi Pemasaran
Strategi pamasaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar
(Undifferentiated marketing).
2. Strategi pamasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated
marketing).

9
3. Strategi pemasaran yang ekonsentrasi (Concentrated marketing).

2.4.4 Optimalisasi Strategi Pemasaran


Optimalisasi pemasaran juga dipengaruhi oleh bauran pemasaran
(marketing mix). Bauran Pemasaran adalah suatu strategi marketing yang
menekankan bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin. Berdasarkan data-
data yang diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun
data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar
(Priangani, 2013). Marketing mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan
bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin. Berdasarkan data-data yang
diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang
dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar (Pratiwi
dkk., 2018).
Variabel Marketing mix meliputi product, price, place dan promotion.
Variabel product yang diimplementasikan di apotek seperti pengadaan (pembelian) obat
bebas dilakukan melalui distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah
memenuhi kualifikasi. Pemilihan distributor ini untuk menjamin kualitas produk agar
produk obat bebas yang dikonsumsi oleh masyarakat aman, manjur, dan bermanfaat.
Variabel price yang diterapkan di Apotek seperti menjual produk dengan harga yang dapat
dijangkau oleh masyarakat sekitar dengan kualitas tinggi atau pelayanan kefarmasian di
apotek harus melayani ketersediaan farmasi yang aman, bermutu, bermanfaat, dan
terjangkau. Variabel place berkaitan dengan penyimpan semua obat pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. Implementasinya di apotek dapat
dilakukan dengan meletakkan obat bebas di bagian depan dengan penataan display yang
mudah dilihat dan menarik minat konsumen. Variabel promotion dapat dilakukan melalui
beberapa cara, antara lain : leaflet, media sosial online, radio, dan menjadi sponsor dalam
kegiatan bakti sosial (Pratiwi dkk., 2018).
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh suatu apotek harus disesuaikan
tidak hanya pada sasaran konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang
mengincar pasar sasaran konsumen yang sama. Apotek sebelum menetapkan dan
menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu malakukan analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity and Treath) (Priangiani, 2013).
Analisa SWOT yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan,

10
peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para
pesaingnya. Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing
dalam pasar. apotek/klinik besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas
tidak bisa dilakukan oleh apotek/klinik kecil. Tetapi hanya dengan sekala besar saja
tidaklah cukup, karena ada beberapa strategi bagi apotek/klinik besar yang mampu
menjamin keberhasilannya, akan tatapi ada juga strategi yang dapat merugikan
dirinya sendiri. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa
apotek/klinik kecil dengan strateginya sendiri mampu rnenghasilkan tingkat
keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang diperoleh
apotek/klinik besar (Priangiani, 2013).
2.4.5 Manfaat Strategi Pemasaran
Strategi pasar ini akan dapat ditetapkan segmen pasar tertentu yang akan
dijalankan sebagai target pasar apotek/klinik. Dengan melakukan pasar, ada
beberapa manfaat yang mungkin diraih apotek/klinik, antara lain :
1. Apotek dan klinik dapat membandingkan segmen pasar yang terbaik dengan
memperhatikan kemampuan apotek/klinik serta segmen pasar yang sudah
jenuh dan potensi saingan.
2. Apotek dan klinik dapat menyesuaikan kegiatan promosi dan kegiatan
pemasaran lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen pasar.
3. Perubahan dapat memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk
menyusun kebijaksanaan pemasaran.
Pada dasarnya segmen pasar yang belum dilayani atau belum terlayani
secara maksimal dan sesuai dengan karakteristik apotek/klinik merupakan pasar
yang potensi untuk dimasuki. Oleh karena itu, perlu diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1. Menyelidiki luas dan potensi setiap segmen pasar yang hendak dimasuki.
2. Menyelidiki atribut yang diutamakan untuk setiap segmen pasar.
3. Menyelidiki potensi setiap produk yang sama dipasar.
4. Menyelidiki segmen pasar mana yang mungkin untuk dilayani apotek.

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan:


1. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menampaikan nilai kepada pelanggan dan
untuk megelola hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara ang
menguntungkan organistai dan para pemangku kepentingan.
2. Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien
dan efektif.
3. Strategi pemasaran semakin berkualitas dengan didukung oleh upaya yang
kreatif dan inovatif dengan tujuan kepuasan konsumen.
4. Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi
dan keadaan di dalam maupun di luar apotek/klinik sehingga mampu
menetapkan strategi pemasaran yang baik serta strategi bersaingnya dengan
tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Adin dan Yayan S., Pemasaran Farmasi, 2018, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kotler, P. dan Keller, K., 2016, Marketing Manajemen (15th Global ed), England.
Pearson Education Inc.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017, Tentang


Apotek, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 35 Tahun 2014, Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 51 Tahun 2009, Tentang


Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta.

Pratiwi, R. I., Sari P. dan Adila P., 2018, Implementasi Strategi Bauran Pemasaran
(Marketing Mix) Pada Obat Bebas di Apotek “Nurbunda” Dari Perspektif
Etika Kefarmasian, Jurnal Para Pemikir, Vol. 7 No. 1

Priangani, A., 2013, Memperkuat Manajemen Pemasran dalam Konteks Persaingan


Global, Jurnal Kebangsaan, Vol.2 No.4, Bandung

Putri, B. R. T., 2017, Manajemen Pemasaran, Denpasar: Universitas Udayana.


DISKUSI

1. Penanya: Hasiana Karwila 21340061 Kelompok 3


Penjawab: Rizky Wulandari 21340055
Pertanyaan: Dalam marketing Mix terdapat 4p dan 7p, tp td dijelaskan hanya
yg 4p. Kalau 7p itu seperti apa?
Jawaban: Sama seperti 4p di slide 13 tetapi ada tambahan 3p lainnya
1. Produk (Products)
2. Harga (Price)
3. Tempat (Place)
4. Promosi (Promotions)
5. Orang (People)
SDM merupakan komponen penting dalam strategi marketing mix.
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju atau tidaknya
sebuah perusahaan. Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan
penting dalam membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari
suatu perusahaan. Inilah mengapa berbagai perusahaan berlomba-
lomba untuk mencari kandidat pekerja terbaik.
6. Proses (Process)
Proses di sini mencakup bagaimana cara perusahaan melayani
permintaan tiap konsumennya, mulai dari konsumen memesan (order)
hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau
khusus dalam melayani konsumennya.
7. Tampilan Fisik (Physical Evidence)
Tampilan fisik tempat usaha akan menjelaskan bagaimana penataan
bangunan dari suatu perusahaan. Apakah perusahaan menggunakan
interior yang unik, lightning system yang menarik, desain ruangan yang
menarik perhatian, dan lain sebagainya. Bangunan harus dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga memberikan
pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah.
2. Penanya: Nurul Aini 21340072 Kelompok 4
Penjawab: Fiatun Hanifah Ramadhan 21340065
Pertanyaan: Jelaskan bagaimana analisis SWOT!
Jawaban:

Analisis SWOT dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal


Contoh dari kekuatan (S) harga ekonomis dan terjangkan serta apoteker stand
by di apotek, contoh dari kelemahan (W) apotek masih baru dan sediaan obat
masih belum lengkap, contoh dari peluang (O) lokasi strategis dan
menyediakan barang berdiskon kerjasama dengan PBF, dan contoh dari
ancaman (T) banyak bisnis sejenis
1. SO: contohnya dengan cara memperbanyak stok barang
2. WO: contohnya dengan cara memperbanyak sediaan obat yang banyak
diresepkan oleh dokter
3. ST: contohnya dengan cara bekerjasama dengan dokter praktek
4. WT: contohnya dengan cara memperkuat promosi
3. Penanya: Nur Haeti 21340098 Kelompok 10
Penjawab: Eka Riyani 21340075
Pertanyaan: Mengapa perlu pemasaran dalam industri farmasi?
Jawaban:
Karena pemasaran berkontribusi signifikan bagi perusahaan, konsumen, dan
masyarakat lebih luas. Bagi perusahaan, fungsi pemasaran amat membantu
perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen secara
sistematis. Pemasaran membantu perusahaan menjalin relasi jangka panjang
saling menguntungkan dengan pelanggan sasaran. Pemasaran juga
memfasilitasi aliran produk secara efektif dan efisien dalam rantai pasokan,
mulai dari bahan baku hingga produk akhir sampai tangan konsumen. Dalam
internal organisasi, fungsi pemasaran berkoordinasi dan berintegrasi dengan
fungsi-fungsi lainnya dalam rangka merancang, mengkomunikasikan,
menentukan harga, dan mendistribusikan produk. Disamping itu, fungsi
pemasaran juga mendatangkan pendapatan dan laba bagi perusahaan melalui
produk atau jasa yang terjual. Bagi konsumen, fungsi pemasaran
memfasilitasi proses pembelian melalui penyediaan pilihan produk dan jasa,
informasi mengenai pilihan pilihan tersebut., ketersediaan produk dilokasi
fisik dan/atau virtual yang nyaman dan mudah diakses, serta layanan pra
pembelian, saat pembelian hingga purnabeli.

4. Penanya: Dewi Ratnasari 21340079 Kelompok 1


Penjawab: Tengku Febriyanti Fadillah 21340085
Pertanyaan: Salah satu tujuan dari pemasaran adalah mempertahankan
pelanggan yang sudah adadengan tetap memegang prinsip kepuasan
pelanggan, boleh dicontohkan bagaimana caranya?
Jawaban:
1. Bisa dengan selalu menyediakan stok produk yang dibutuhkan
pelanggan tersebut. Misal, ada pasien rutin membeli obat setiap
bulannya. Maka di tgl biasa pasien beli, obat yang dibutuhkan harus
tersedia di apotek kita.
2. Sistem reminder (pengingat), jadi dengan menyimpan data pasien
(nama, nmr telpon dan data obat yang biasa dipakai rutin) Di catat
berapa lama obat itu akan habis, lalu misal 2 hari sebelum obat tersebut
habis nanti dikirim pesan untuk mengingatkan pasien.
3. Memberikan diskon/potongan harga.

5. Penanya: Hermila Nopianti 21340053 Kelompok 5


Penjawab: Tengku Febriyanti Fadillah 21340085
Pertanyaan: Pada pemasaran produk farmasi bagaimana jika ada produk
baru yang masuk misal ke apotek, supaya pemasaran ke pembeli bisa lebih
maksimal?
Jawaban: Selain produsen sudah melakukan promosi melalui berbagai
media (cetak, elektronik, online) bisa dilakukan cara lain salah satunya
dengan mengadakan Product Knowledge bagi karyawan apotek tsb jadi bisa
lebih paham tentang apa produk dan bagaimana manfaat produk tsb bagi
pembeli. Selain itu bisa dengan melakukan program kompetisi (misal jika
apotek mampu menjual sekian banyak produk tsb bisa mendapatkan insentif).

6. Penanya: Zikra Fajri Nurta 21340054 Kelompok 6


Penjawab: Arsyani Parrung 21340095
Pertanyaan: Jelaskan dari strategi pamasaran yang secara umum dapat
dibedakan menjadi tiga jenis Undifferentiated marketing, Differentiated
marketing, Concentrated marketing!
Jawaban:
1. Undifferentiated marketing Perusahaan mengabaikan adanya
perbedaan antar segmen dan memberikan kepada seluruh pasar tawaran
berfokus kepada kesamaan kebutuhan daripada perbedaan. Perusahaan
merancang produk dan program pemasaran untuk menarik pembeli
terbanyak. Sejalan dengan itu perusahaan ini juga melakukan distribusi
maupun iklan secara massal (distribution and advertising mass) untuk
memperoleh citra superior dibenak konsumennya. Strategi ini memang
dapat mereduksi biaya produksi, distribusi maupun iklan. Tetapi
banyak pemasar meragukan efektivitas startegi ini dalam bisnis modern
karena sangat sulit dilaksanakan bahwa satu produk dengan hanya satu
brand dapat memuaskan seluruh lapisan konsumen yang ada dipasar.
2. Differentiated marketing Bisnis menentukan beberapa segmen pasar
dan merancang tawaran khusus untuk masing-masing segmen. Dengan
menawarkan produk yang berbeda dan pasar yang berbeda diharapkan
perusahaan akan dapat memperoleh penjualan yang besar.
3. Strategi pemasaran terkonsentrasi (concentrated marketing)
Perusahaan memfokuskan upaya pemasarannya untuk memuaskan satu
segmen pasar tunggal. Alternatif ini cocok bagi perusahaan kecil yang
kekurangan sumber daya finansial dan bagi perusahaan yang
menawarkan produk atau jasa yang sangat terspesialisasi. Perusahaan
berharap dapat memahami kebutuhan, motivasi, kepuasan setiap
anggota segmennya. Pemahaman ini sangat membantu dalam
menyusun dan mengimplementasikan bauran pemasaran yang sangat
terspesialisasi. Akan tetapi, risiko besar juga siap menghadang
penerapan startegi ini. Pemsaran terkonsentrasi tidak memungkinkan
penyebaran risiko pemasaran. Oleh karena itu, bila ada penurunan
dalam daya beli segmen pasar yang dipilih, terjadi perubahan selera,
atau semakin banyak pesaing yang masuk kedalam industri, maka
profitibilitas perusahaan akan terkena dampak negatifnya.

Anda mungkin juga menyukai