Npm: 21340093
Pasal 1 – 15
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker
1. Saya bersumpah/berjanji akan 1. Membantu masyarakat dalam memberikan 1. Membuat obat-obatan yang terlarang
membaktikan hidup saya guna informasi terkait obat, bakti sosial. 2. Menceritakan riwayat pengobatan pasien
kepentingan perikemanusiaan, terutama 2.Merahasiakan kondisi pasien, resep dan ke orang lain yang tidak berhak
dalam bidang kesehatan. medication record pasien kecuali untuk mengetahui
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu proses hukum. 3. Mendahulukan pasien yang kaya
yang saya ketahui karena pekerjaan saya 3.Tidakmemanfaatkan pengetahuan dibangingkan dengan yang kurang berada
dan keilmuan saya sebagai apoteker. kefarmasian untuk tujuan yang tidak 4. Tidak bertanggung jawab ketika salah
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan membuat kerusakan, kerugian, ataupun memberikan obat
mempergunakan pengetahuan kefarmasian kejahatan. Misalnya, membuat obat-obatan 5. Tidak menunjuk apoteker pengganti, atau
saya untuk sesuatu yang bertentangan terlarang. mendelegasikan kepada tenaga kesehatan
dengan hukum perikemanusiaan. 4. Bekerja dengan bersungguh-sungguh, yang tidak kompeten ketika tidak berada
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan jujur, dan bertanggung jawab, menjaga nama di tempat praktek kefarmasian yang
sebaik-baiknya sesuai dengan martabat baik profesi dimanapun bekerja. Misalnya menjadi tanggungjawabnya
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian. memberikan informasi obat dengan jelas dan 6. Dalam penatalaksanaan praktik
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya benar, dan bertanggung jawab memberikan kefarmasian, melakukan yang seharusnya
akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh solusi jika terdapat kesalahan. tidak dilakukan atau tidak melakukan
supaya tidak terpengaruh oleh 5. Harus adil dalam memberikan pelayanan yang seharusnya yang dilakukan, sesuai
pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, pada semua orang, tanpa melihat latar tanggung jawab profesionalnya, tanpa
Kesukuan, Politik, Kepartaian atau belakang orang tersebut. alasan pembenar yang sah, sehingga
Kedudukan Sosial. 6.Selalu mengingat dan berkomitmen dapat membahayakan pasien
6. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan terhadap sumpah yang telah diikrarkan di 7. Tidak menghitung dengan benar dosis
sungguh-sungguh dan dengan penuh bawah kitab suci serta mengamalkan dalam obat
keinsyafan. kehidupan sehari-hari. Sanksi : Sanksi dari organisasi berupa
pembinaan, peringatan, pencabutan
keanggotaan sementara, atau pencabutan
keanggotaan tetap. Kemungkinan
Pelanggaran etik tersebut diselesaikan
atau disidang oleh Ikatan Apoteker
Indonesia
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkanKode Etik Apoteker Indonesia
Kewajiban yang harus diamalkan terdiri dari : 1. Apoteker harus adil, jujur, dan 1. Membuat apotek di samping apotek atau
1. Kewajiban Umum bertanggung jawab. Apoteker juga harus yang sangat dekat dengan apotek lainnya
2. Kewajiban terhadap Pasien selalu mengikuti perkembangan di bidang 2. Menjelek-jelekkan apotek lain
3. Kewajiban terhadap Teman Sejawat kesehatan dan farmasi untuk 3. Menjelek-jelekkan profesi lain
4. Kewajiban terhadap Sejawat Petugas meningkatkan kompetensinya, terus 4. Pindah alamat apotek tanpa izin, karena
Kesehatan Lain memperbarui pengetahuan di bidang pada saat pengajuan apotek telah
Kesungguhan dalam menghayati dan farmasi, dan mengikuti perkembangan dicantumkan denah dan lokasi apotek.
mengamalkan kode etik apoteker Indonesia kebijakan pemerintah di bidang 5. Menjual obat palsu
dinilai dari: kesehatan. 6. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai
1. Ada tidaknya laporan dari masyarakat 2. Memberikan obat sesuai dengan kondisi penandaan atau belum dimusnahkan.
2. Ada tidaknya laporan dari sejawat ekonomi pasien, menjamin keamanan dan Sanksi : Pengaturan pemberian sanksi
apoteker atau sejawat tenaga khasiat obat baik obat racik di apotek, ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
kesehatan lain atau apoteker di industri yang menjamin
3. Tidak adanya laporan dari dinas keamanan dan khasiat dari obat yang
kesehatan. dibuatnya
3. Apoteker berlaku sesuatu kepada teman
sejawat sebagaimana ingin di berlakukan
oleh teman sejawat. Misalkan apoteker
tidak dengan sengaja mendirikan apotek
di sebelah apotek lainnya, atau menjelek-
jelekkan apotek lainnya
4. Jujur, menjalin hubungan yang baik,
menghormati, dan jika ada masalah
selesaikan masalah dengan komunikasi
yang baik.
Pasal 3
Seorang apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
1. Apoteker menjalankan tugasnya sesuai 1. Apoteker harus mengerti meghayati dan 1. Apoteker tidak memberikan informasi
dengan kompetensi. mengamalkan kompetensi sesuai dengan obat dan konseling kepada pasien.
2. Jika dalam keadaan terdedesak sekalipun, standar kompetensi apoteker Indonesia. 2. Melakukan produksi, distribusi dan
seorang apoteker tidak Kompetensi yang dimaksud adalah pengadaan obat/bahan baku obat tanpa
akanmempergunakan kompetensi yang keterampilan dan attitude yang prosedur yang berlaku sehingga
dimiliki untuk sesuatu yang melanggar berdasarkan pada ilmu, hukum, dan etik. berpotensi menimbulkan tidak
hukum ataupun kemanusiaan. Pada kompetensi pada ilmu, apoteker terjaminnya mutu dan khasiat obat.
3. Seorang apoteker akan merahasiakan data mengikuti ujian kompetensi setiap 5 tahun 3. Memberi informasi terkait pasien
ataupun identitas seseorang sesuai dengan untuk membuktikan dirinya terhadap orang yang tidak berhak
hukum. berkompetensi dalam melaksanakan mengetahuinya
4. Seorang apoteker akan menjunjung tinggi praktik kefarmasian. 4. Apoteker memaksa pasien untuk membeli
prinsip kemanusiaan saat melakukan 2. Apoteker tidak menjual obat palsu obat paten
pekerjaan. walaupun diiming-imingi keuntungan 5. Menjual obat daftar G (daftar obat keras)
5. Seorang apoteker akan menunaikan besar. Apoteker tidak membeda-bedakan kepada yang tidak berhak.
kewajibannya dengan sebaik-baiknya. dalam melayani pasien Sanksi : Pengaturan pemberian sanksi
6. Bilamana suatu saat seorang Apoteker 3. Apoteker merahasiakan resep obat dan ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
dihadapkan kepada konflik tanggung data riwayat kesehatan dan pengobatan
jawab profesional, maka dari berbagai pasien
opsi yang ada, seorang apoteker harus 4. Jika apoteker mendapatkan pasien kurang
memilih resiko yang paling kecil dan mampu, ditawarkan obat yang generik,
paling tepat untuk kepentingan pasien tidak memaksa pasien untuk membeli
serta masyarakat obat patennya
5. Apoteker melakukan konseling dengan
pasien dalam menentukan pemilihan obat
dan memberikan informasi yang tepat
kepada pasien dengan
mempertimbangkan kondisi pasien.
6. Memberikan obat yang paling aman dan
berkhasiat dan tepat indikasi saat
dibutuhkan
PASAL 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada khususnya
obat, dll. Kegiatan penyuluhan ini jika dibutuhkan oleh pasien untuk melengkapi kepada tenaga kesehatan lainnya yang
dilakukan akan mendapat nilai satuan informasi yang telah diketahui dapat berakibat pada risiko terapi yang
Sanksi:
• Peringatan dan pembinaan dari organisasi
keprofesian (IAI).
• Jika masih ringan , masih dapat diberikan
peringatan, tetapi jika apoteker sudah
tidak melakukan pelayanan kefarmasian
sesuai peraturan perundangan sehingga
menyebabkan pasien celaka atau rugi,
bahkan kematian maka, akan diberikan
sanksi sesuai dengan peraturan yang
dilanggar.
PASAL 9
Seorang apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien
dan melindungi makhluk hidup insane
PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Setiap apoteker harus menghargai teman 1. Apoteker tidak membuka apotek yang 1. Apoteker membuka apotek bersebelahan
sejawatnya termasuk rekan kerjanya bersebelahan dengan apotek yang sudah dengan apotek yang sudah ada.
ada. 2. Apoteker melakukan kesalahan saat
Bilamana seorang apoteker dihadapkan
kepada suatu situasi yang problematik baik 2. Apoteker melakukan komunikasi dengan skrining resep dokter
secara moral atau peraturan perundangan baik dan efektif pada teman sejawatnya 3. Apoteker berkomunikasi secara tidak
yang berlaku, tentang hubungannya dengan 3. Apoteker tidak mengambil alih pekerjaan sopan dan tidak santun kepada teman
teman sejawat tanpa seizin apoteker yang sejawat.
sejawatnya, maka komunikasi antar
4. Apoteker tidak berbagi pengetahuan dan
sejawatnya harus dilakukan dengan baik dan bersangkutan.
pengalaman kepada teman sejawatnya.
santun 4. Apoteker dan tenaga kesehatan lainnya
5. Apoteker membicarakan kekurangan
berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI apotek lain di lingkungan sekitar.
atau majelis pembina etik apoteker dalam
menyelesaikan pemasalahan dengan teman Sanksi:
sejawat. Mendapat teguran dan pembinaan dari IAI.
Apabila masih melanggar, dapat dilaporkan
kepada majelis etik untuk dilakukan sidang.
PASAL 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Bilamana seorang apoteker mengetahui 1. Apoteker mengingatkan dan menasehati 1. Terdapat apoteker yang obat narkotika,
sejawatnya melanggar kode etik, dengan sejawat apoteker lain apabila menjual obat psikotropika dan obat keras bukan di daftar
cara yang santun dia harus melakukan narkotika, psikotropika dan obat keras DOWA tanpa menggunakan resep dokter.
komunikasi dengan seja- watnya tersebut 2. Terdapat Apoteker yang tidak jujur kepada
bukan di daftar DOWA tanpa
untuk mengingatkan kekeliruan tersebut. pasien.
menggunakan resep dokter. 3. Terdapat apoteker yang membeli dan
Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit 2. Apoteker mengingatkan dan menasehati
menjual kembali pbat-obat yang berasal
menerima maka dia dapat menyampaikan rekan sejawatnya untuk memberikan opsi dari PBF yang tidak memiliki surat izin
kepada pengurus cabang dan atau MPEAD
memilih obat generik atau paten bagi resmi.
secara berjenjang. 4. Terdapat apoteker yang tidak memberikan
pasien.
3. Apoteker mengingatkan sejawat apoteker opsi memilih obat generik atau paten bagi
pasien.
lain untuk membeli obat di PBF resmi
yang memiliki izin. Sanksi:
Pembinaan, surat peringatan, dan pencabutan
anggota sementara maupun tetap.
PASAL 12
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama apoteker didalam
memelihara keluhuran martabat, jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
1. Seorang apoteker harus menjalin dan 1. Apoteker lulusan instansi A dipasangkan 1. Persaingan antar apoteker di instalasi
memelihara kerjasama dengan sejawat dengan apoteker alumni instansi B saling pelayanan kefarmasian yang tidak sehat.
apoteker lainnya bekerja sama dengan baik untuk 2. Apoteker senior mengintimidasi apoteker
2. Seorang apoteker harus membantu teman memberikan pelayanan kefarmasian junior.
sejawatnya dalam menjalankan kepada masyarakat. 3. Antar apoteker di suatu instalasi farmasi
pengabdian profesinya. 2. Apoteker senior di IFRS X memberi saling tidak percaya.
3. Seorang apoteker harus saling informasi penting dan bertukar
mempercayai teman sejawatnya dalam pengetahuan kepada Apoteker junior di Sanksi:
menjalin, memelihara kerjasama. IFRS X sehingga timbul rasa hormat dan Dikenakan sanksi etik.
saling percaya untuk bekerja sama.
PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai, dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Apoteker harus mampu menjalin 1. Apoteker menjalin hubungan baik 1. Apoteker melimpahkan seluruh
hubungan yang harmonis dengan tenaga dengan Tenaga teknis kefarmasian pekerjaan kepada TTK, sehingga
profesi kesehatan lainnya secara dalam melakukan pekerjaan apoteker tidak melakukan tugasnya dan
seimbang dan bermartabat kefarmasian, menjalankan pekerjaan beban kerja TTK menjadi tinggi serta
sesuai dengan pembagian tugas yang tidak sesuai dengan kompetensi TTK
telah diatur dalam struktur organisasi. 2. Apoteker penanggung jawab tidak
2. Bertanggung jawab atas pekerjaan menyediakan ruang kerja yang nyaman
kefarmasian yang dilakukan oleh untuk TTK atau apoteker lainnya yang
TTK ataupun apoteker itu sendiri. bekerja di sarana pelayanan
3. Menghargai keputusan dokter dalam kefarmasian atau tempat kerja lainnya.
meresepkan obat untuk pasien dan 3. Apoteker mengubah isi resep atau tidak
mengonfirmasi pemilihan obat oleh mengomunikasikan kebenaran isi resep
dokter dengan sikap yang baik dan kepada dokter
tidak menyalahkan. Sanksi:
Berupa sanksi organisasi, seperti pembinaan,
peringatan, pencabutan keanggotaan
sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap.
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Bilamana seorang apoteker menemui hal-hal 1. Mengomunikasikan dengan baik 1. Apoteker menyebarkan kejelekan
yang kurang tepat dari pelayanan profesi pemilihan obat atau regimen dosis dokter kepada pasien sehingga
kesehatan lainnya, maka apoteker harus obat yang tertulis pada resep kepada menimbulkan keengganan pada pasien
mampu mengomunikasikannya dengan baik dokter penulis resep apabila untuk berobat kembali ke dokter yang
kepada profesi tersebut, tanpa yang ditemukan adanya interaksi obat atau bersangkutan. Misalnya mengatakan
bersangkutan harus merasa dipermalukan regimen dosis yang tidak tepat, serta bahwa dokternya masih muda sehingga
merekomendasikan pemilihan obat sering salah meresepkan obat untuk
atau regimen dosis yang tepat. pasien.
Sanksi:
Berupa sanksi organisasi, seperti pembinaan,
peringatan, pencabutan keanggotaan
sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap.
BAB V
PENUTUP
PASAL 15
Seorang Apoteker bersungguh – sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib
mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/ organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Apabila apoteker melakukan Kemungkinan Apoteker mengakui, bertanggung jawab, dan Apoteker tidak mengakui kesalahan yang
Pelanggaran kode etik apoteker, yang menerima sanksi dari IAI apabila melakukan diperbuatnya dan tidak mau bertanggung
kesalahan yang disengaja ataupun tidak
bersangkutan dikenakan sanksi organisasi. jawab, serta menyalahkan orang lain atas
disengaja yang tidak sesuai dengan kode etik
Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan, apoteker Indonesia kesalahan yang diperbuatnya. Apoteker
pencabutan keanggotaan sementara, dan menghindar dari pengkajian yang dilakukan
pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria oleh MPEAD.
Kemungkinan Pelanggaran kode etik diatur
dalam peraturan organisasi, dan ditetapkan
setelah melalui kajian yang mendalam dari
MPEAD. Selanjutnya MPEAD
menyampaikan hasil telaahnya kepada
pengurus cabang, pengurus daerah, dan
MPEA