Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MERCHANDISING

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Farmasi
Pada Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit

RAYHAN TRI HANDOKO


NIM. 30519035

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

PROGRAM STUDI D III FARMASI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Merchandising” dan

salawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang selalu teguh

dijalan-Nya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

masih banyak kelemahan dan kekurangan. Ketidaksempurnaan dan

kekurangannya itu disebabkan oleh keterbatasan penulis dan waktu yang

terbatas. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

memohon saran dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan Makalah

ini.

Bandung, April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2


BAB I ......................................................................................................................................4
BAB II .....................................................................................................................................5
2.1 Definisi Merchandising ................................................................................................5
2.2 Fungsi Merchandising.................................................................................................6
2.3 Faktor-faktor Merchandising......................................................................................7
2.4 Penataan Merchandising di apotek Kimia Farma ...................................................12
BAB III .................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................18
LAMPIRAN .........................................................................................................................19

ii
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana
Tenaga Kesehatan yang dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya, antara
lain adalah perawat atau bidan yang memberikan pelayanan kedokteran dan
kefarmasian dalam batas tertentu atau tenaga teknis kefarmasian yang memberikan
pelayanan kefarmasian yang menjadi kewenangan apoteker dalam batas tertentu (1).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun


2017 tentang apotek dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 73
tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang dimaksud apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
apoteker (2). Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (3).
Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat
dan penyerahan obat pada pasien, tetapi perlu melakukan interaksi dengan pasien dan
profesional kesehatan lainnya, dengan melaksanakan pelayanan pharmaceutical care
secara menyeluruh oleh tenaga farmasi (4).
2

Namun tidak dapat dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah satu model
badan usaha retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek
sebagai badan usaha retail, bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat
dan alat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena
itu, segala usaha untuk meningkatkan keuntungan perlu dilaksanakan salah satunya
dengan kegiatan merchandising. Merchandising merupakan suatu konsep dan alat
yang berupa cara penataan/penampilan produk yang telah terbukti secara efektif dapat
meningkatkan penjualan, yang juga dapat menaikkan image dari
perusahaan/brand/produk, dan atau toko yang melakukan merchandising tersebut.
3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dilatar belakang dapat ditentukan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan merchandising?.

2. Apa fungsi merchandising?.

3. Apa faktor merchandising?.

4. Bagaimana penataan merchandising di apotek Kimia Farma ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui definisi merchandising.

2. Mengetahui fungsi merchandising..

3. Mengetahui faktor merchandising.

4. Mengetahui penataan merchandising di apotek Kimia Farma ?.


5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Merchandising

Merchandising adalah aktivitas untuk mendapatkan barang atau jasa


tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, harga serta jumlah yang
mampu membuat peritel mencapai tujuannya. Jadi merchendising merupakan
suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan maupun pengaturan dan penempatan
produk serta promosi produk sekaligus evaluasi produk yang dijual dalam store
(5).

Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas dan manfaat


produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan
pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising terbagi atas dua,
yaitu (6):

1. Merchandising Promotion adalah upaya mendongkrak penjualan untuk


barang –barang tertentu dalam periode waktu tertentu. Event promosi ini bisa
merupakan program dari supplier/produk principal atau diagendakan oleh
retailer sebagai bagian dari program marketingnya. Bentuk promosi yang
umum biasanya berupa pemberian potongan harga, dan lain-lain.
2. Merchandising structure adalah suatu cara untuk membuat kategorisasi atau
barang-barang yang dijual sehingga ada kesamaan persepsi atas data dan
informasi barang dari keseluruhan pihak yang terlibat. Ada 3 hal terpenting
dalam merchandising structure, yaitu:
a. Merchandising classification, yaitu suatu cara pengelompokan barang
berdasarkan suatu hierarki menurut kelompok kebutuhan konsumen.
6

b. Items data maintenance, yaitu suatu cara untuk mengidentifikasikan suatu


items dan membedakannya dari items lainnya dalam merchandising
classification
c. Supplier data maintenance, yaitu suatu cara untuk mengidentifikasi
supplier yang menjadi sumber dari bahan uang dijual. Komponen supplier
data juga menjadi salah satu dari komponan pembedah dalam identifikasi
suatu items.

2.2 Fungsi Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut: (6)


1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari
suatu visualisasi (petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan
lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.
2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip
visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung
tertarik dengan apa yang dilihatnya.
3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,
pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.
4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,
informasi, atau pamflet/selebaran dalam toko.
5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.
6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving
7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandising yang dipajang rapi
keamanan barang akan lebih terjaga (6).
7

➢ Elemen- elemen yang Termasuk di dalam Merchandising antara lain :


a. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam apotek, baik
dalam rangka mengkomunikasikan di bagian depan apotek maupun
mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam apotek.
b. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang
dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media
elektronik, serta media indoor dan out door
c. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon
sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan
bazar
d. Tata letak dalam apotek, menyangkut pengkondisian suasana
apotek yang berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja
pelanggan.
e. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan
citra bagi barang tersebut (6).

2.3 Faktor-faktor Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan


adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu
mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui
merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat
menarik konsumen melalui merchandising adalah (7).
a. Citra toko (Store Image)
Pelanggan akan mempunyai kesan me ndalam terhadap suatu toko
berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko
yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.
Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang
ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil,
8

kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus
diupayakan.
b. Pajangan depan (Window Display)
Pajangan di depan toko yang mengesankan dan jendela samping (kiri
dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan.
Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk
mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual apotek
tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru
(masehi, imlek), liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan
di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan
dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam
harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai
dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.
c. Bagian dalam toko (Inside the Store)
Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang
lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun
tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta
membangkitkan minat pembeli.
d. Lampu penerangan
Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat
membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk
memberikan gambaran terbaik bagi merchandising toko. Untuk menciptakan
semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan
penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus
diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.
9

e. Exterior display
Memajang barang-barang diluar toko, misalnya pada waktu
mengadakan obral dan pasar malam. Tujuan dari display exterior adalah
untuk:
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis
b. Membantu parah konsumen yang menyalurkan barang-barangnya
dengan cepat dan ekonomis
c. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada
hari raya, ulang tahun, dll
d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari
pembungkus
e. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising
f. Kekuatan warna
Warna adalah alat atau sesuatu yang sangat kuat dalam visualisasi
merchandising. Warna disini dipakai untuk menciptakan daya tarik,
menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang
setiap orang untuk bertindak.
f. Mengoptimalkan store lay out
Lay Out dalam merchendasing sangat penting, keputusan Lay Out
interior harus disesuaikan dengan tipe toko dan faktor tingkat penetapan self
service. Story Lay Out merupakan cara mengatur bagian selling dan non-
selling, lorong, rak, pajangan, serta pemajanga barang dan alat-alat yang
saling berhubungan dan menjadi element yang menyatu dalam sruktur .
1. Dasar story lay out
Tujuan Story Lay Out adalah untuk memaksimalkan penjualan
dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu
mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menampilkan barang yang sebanyak
mungkin kepada pelanggan. Ada dua prinsip yang perluh diperhatikan
10

dalam membuat Lay Out untuk memenuhi kepuasan pelanggan,


diantaranya:
a) Pajangan akhir (end display) untuk gondola di depan mesin kasir
Study tentang antrean pembelian konsumen menunjukkan bahwa
frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir
relatif rendah. Item yang menunjukkan frekuensi penjualan paling
tinggi sebaiknya diletakkan di depan kasir.
b) Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan
Produk yang banyak dibeli oleh pelanggan seringkali karena barang
itu sendiri memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk
membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian, seperti susu, sabun
cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. Agar pajangan
lebih lengkap, masing-masing lorong pajangan setidaknya diisi dua
kategori barang yang memiliki kekuatan menggerakkan pelanggan
untuk membeli.

2. Lay out dan implikasinya


Lay Out adalah penataan letak dan susunan lemari obat di apotek dengan
tujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pegawai
dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan oleh konsumen. Jenis-jenis
lay out:
a) Lay Out dengan pola kotak-kotak besi (Lay Our beralian lurus)
Rak disusun satu dengan yang lainnya dan menutupi dinding.
Kelebihan dari pola ini adalah:
1) Aliran lalu lintas pelanggan lebih efisien
2) Keamanan dan kontrol barang lebih baik,
3) Memunginkan semua lantai ruangan digunakan, dan
4) Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat.
Kekurangan dari pola ini adalah:
11

1) Pelanggan serba ingin cepat,


2) Suasana dingin biasa-biasa saja, dan
3) Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat.
b) Desain kurva atau aliran bebas
Pola seperti ini umumnya digunakan oleh departemen store dan
memungkinkan pelanggan bergerak ke seluruh apotek dan melihat-
lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangannya ialah
petugas lebih sulit untuk mengamati dan mengontrol barang dan
lebih banyak menggunakan ruangan.

g. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan


Kategori barang dan kebutuhan panjangnya adalah sebagai berikut:
1. Barang paling laku best seller
Ada dua tipe barang best seller yang posisi panjangnya perlu
diperhatikan, diantaranya jenis barang kebutuhan dasar harus diletakkan
ditempat yang memungkinkan untuk memacuh penjualan barang lain.
Jenis barang promosi (sale items) diposisikan di tempat yang utama.
2. Barang dengan laba tinggi (hight profit) harus diletakkan di tempat
utama
Barang yang memancing untuk dibeli (impuls items) diletakkan di
pajangan yang muda dilihat dan didekati untuk memancing oelanggan
agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.
3. Barang spesial, harus muda dilihat dan punya tanda khusus sehingga
pelanngan dapat langsung kelokasi dan melihatnya untuk membeli
4. Barang musiman (seasonal items) yang merupakan barang yang
membutuhkan lokasi utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada
di tokoh.
5. Barang dengan persediaan bermasalah, tidak boleh dipajang ditempat
utama karena penjualan bisa tidak banyak.
12

2.4 Penataan Merchandising di apotek Kimia Farma


Tata cara penataan obat di apotek dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (6)
1. Di ruangan peracikan atau penyiapan counter (ethical counter)
Hal yang menjadi pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi bagian di
etical conter antara lain:
a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang narkotik, psikotropik, dan obat
keras daftar G.
1) Narkotik di ruangan peracikan disimpan di lemari khusus narkotik,
ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
2) Psikotropik di ruang peracikan ditempatkan di lemari khusus terpisah
dengan perbekalan farmasi lainnya.
3) Untuk golongan obat keras daftar G dan obt ethical lainnya, diletakkan
di ruang peracikan disimpan di lemari khusus yang dibagi menjadi 4
bentuk perbekalan farmasi, yaitu:
Lemari penyimpanan obat solid yaitu lemari penyimpanan khusus untuk
obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul dan pil.
a) Lemari perekalan semisolid yaitu lemari penyimpanan khusus obat
yang berbentuk semisolid seperti cream, salep, pasta, jelly, dll
b) Lemari perbekalan obat cairan, yaitu lemari khusus penyimpanan obat
yang berbentuk cairan seperti injeksi, ampul, sirup
c) Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus
disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaksin, ovula, suppo,
insulin.
13

b. Bentuk dan tanda lemari (rak) obat


1) Bentuk lemari (rak) obat. Bentuk lemari dibuat seperti sarang tawon
yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga penyimpanan
obat menjadi lebih efisien dan mempermudah dalam proses penyiapan
obat.
2) Tanda lemari obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk
perbekalan farmasi disetiap lemari atau rak obat yang terdapat di
perackan, agar da[pat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam
menyiapkan obat yang dibutuhkan oleh konsumen. Tandanya dapat
berupa: tergantung diatas lemari obat, nempel pada lemari obat.
3) Kebersihan obat yang terdapat dalam lemari agar kualitas obat
terjamin dan terjaga sehingga tidak rusak.

2. Di ruangan penjualan obat bebas (OTC Counter)


Hal yang perlu diperhatikan dalam menata perbekalan farmasi dalam OTC
Counter antara lain:
1. Lay Out atau tata letak suasana barang yang dapat memberikan
kenyamanan, kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat
2. Estatika atau seni menata dan mendesain rak obat bebas, obat bebas
terbatas, dan OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli
bagi setiap konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.
3. Tanda atau petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat di
setiap lemari atau rak obat
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menata kedua ruangan tersebut:

a. Estetika, bersih, indah dan menyenangkan


b. Informatif, ada tanda tentang golongan fungsi obat
c. Pada ethical Counter harus dibuat menjadi dua ruangan, yaitu:
14

1) Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep,


krim pada ruangan khusus tertutup kaca, agar konsumen dapat
melihat bagaiman obat tersebut disiapkan.
2) Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan
peraciakn tidak perluh dilihat oleh konsumen.
3) Kenyamanan, ethical dan OTC counter harus dipisah untuk
mencegah penumpukan konsumen pada satu tempat.
3. Pengelompokan Merchandising
➢ Ada beberapa ketentuan dalam menentukan pengelompokan
Merchandising suatu produk di PT. Kimia Farma Apotek
a. Semua Vitamin golongan obat bebas (lingkaran Hijau) dan obat bebas
terbatas (lingkaran biru) masuk dalam Departement : Health → Group
: Vitamin & Supplement → Category : Vitamin and Mineral,
sedangkan Vitamin sediaan Injeksi/ infus masuk Departement :
Prescription → Group : Drugs → Category : Intravenous & Other
Sterile Solutions, sedangkan vitamin atau nutrisi golongan obat keras
atau enteral masuk Departement : Prescription → Group : Drugs →
Category : Vitamins & Nutritions
b. Khusus Produk yang mengandung Bahan Alami/ ekstrak (spt. Imunos,
Imboost, Lanavision dll) yang berfungsi sebagai anti oksidan,
penambah stamina, daya tahan tubuh masuk Departement : Health →
Group : Vitamin & Supplement → Category : Vitamin and Mineral
c. Produk yang mengandung Vitamin dan Herbal atau Natural atau
Bahan Alam yang berfungsi sebagai multivitamin atau berkhasiat obat
dan di produksi oleh produsen khusus Food Supplement masuk Group
: Vitamin & Supplement → Category : Food Supplement
d. Untuk produk sediaan Oral yang mengandung Herbal atau Natural atau
Bahan Alam dan di produksi oleh produsen jamu maka masuk
Category : Traditional Medicine → Sub Category : Jamu
15

e. Untuk produk sediaan Oral yang mengandung Herbal atau Natural atau
Bahan Alam dan di produksi oleh bukan produsen Jamu dan bukan
produsen khusus food supplement maka masuk Category : Traditional
Medicine → Sub Category : Fito Farmaka/ Herbal/ Natural
f. Produk yang masuk Fito Farmaka adalah produk yang mengandung
bahan alami yang telah ada uji klinis
g. Semua jenis Obat Kumur ( bahan alami/ medicine/ kesegaran ) masuk
dalam Group : Beauty Care → Category : Oral Care → Sub Category
: Oral Hygiene
h. Obat Gosok yang berupa Jamu seperti Minyak Gosok (Minyak Tawon,
Minyak Kayu Putih dll) tidak masuk Group : Traditional Medicine tapi
masuk dalam Group : Medicine Cabinet → Category : Topical →Sub
Category : Minyak Kayu Putih, sedangkan Obat Gosok (Minyak
Telon) masuk dalam Deptement : Baby Products → Group : Baby &
Child Care → Category : Bath, Skin & Hair Care → Sub Category :
Minyak Telon
i. Obat Panas Dalam ( Lasegar, Larutan Kaki 3 dll ) masuk dalam
Departement : Household → Group : Household Items → Category :
Drinks → Sub Category : Energy & Health Drink
j. Bedak/ Lotion Gatal/ Biang Keringat/ Anti Jamur (bedak purol, bedak
caladin, bedak daktarin dll) masuk Departement : Baby Products →
Group : Baby & Child Care → Category : Bath, Skin & Hair Care →
Sub Category : Baby Powder, Medicated Powder
k. Shampo Antiseptic/ Jamur masuk Departement Personal & Beauty →
Group Beauty Care → Category Hair Care → Sub Category Hair
Tonic, Medicated Shampoo
l. Sabun Kesehatan/ Anti Septik masuk Departement : Personal &
Beauty → Group : Beauty Care → Category : Soap & Bodywash →
Sub Category : Medicated Soap
16

m. Yang masuk Group : Traditional Medicine adalah sediaan Oral,


selain sediaan Oral masuk dalam Group : Medicine Cabinet →
Category : Topical atau Departement : Personal & Beauty atau
Baby Products tergantung fungsi produknya
n. Semua Obat Batuk/ Pilek/ Analgesik/ Antipiretik golongan obat
bebas (lingkaran Hijau) dan obat bebas terbatas (lingkaran biru)
masuk dalam Departement : Health → Group : Medicine Cabinet,
sedangkan golongan obat keras masuk Departement : Prescription
→ Group : Drugs
o. Semua Obat Pencernaan (stomach) golongan obat bebas (lingkaran
Hijau) dan obat bebas terbatas (lingkaran biru) masuk dalam
Departement Health → Group Medicine Cabinet → Category
Stomach, sedangkan golongan obat keras masuk Departement :
Prescription → Group : Drugs
p. Produk pemutih masuk Category Skin Care
q. Botol obat, pot salep dan serta wadah lain masuk Departement
Prescription → Group Raw Material → Category Raw Material
r. Produk Kapas Non Kecantikan masuk dalam Departement Health
→ Medical Equipment → First Aid → Medical Cottons. Sedangkan
Produk Kapas untuk Kecantikan masuk dalam Departement
Personal & Beauty → Beauty Care → Skin Care → Facial Cottons
s. Semua Minuman Kesehatan/ yang Berkhasiat Obat masuk dalam
Departement : Household → Group Household Items → Category
Drinks
t. Produk yang berhubungan dengan kelengkapan dalam perawatan
seperti tempat bedak, pisau kecil, gunting kuku, hiasan rambut,
sisir dll masuk Departement Personal & Beauty → Group Beauty
Care → Category Cosmetics → Cosmetics Accessories.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penataan merchandising dapat mempengaruhi keuntungan dari sebuah apotek

maka dari itu kebersihan, kerapihan dalam penataan merchandising dapat lebih

diperhatikan.

B. Saran

Adapun beberapa saran dan masukan untuk Apotek Kimia Farma 11 adalah:
1. Usahakan gondola di isi penuh jangan ada yang kosong karena kelihatan
kurang menarik.
2. Kebersihan rak obat agar lebih diperhatikan lagi dan periksa selalu stok obat
di gondola .
3. Mempertahankan produk-produk yang mengalami peningkatan penjualan,
hal ini dalam proses pengadaan barang suatu produk agar .

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan RI, 2014. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 36 Tahun


2014. Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta.
2. Undang – undang Republik Indonesia No.9 Tahun 2017 tentang Apotek. 2017.
Jakarta. Mitra Info.
3. Undang – undang Republik Indonesia N0. 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. 2014. Jakarta. Mitra Info.
4. Undang-Undang Republik Indonesia. No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasia. 2009. Jakarta. Mitra Info.
5. Marchandise Structure and Display Manual KFA -2012
6. Pasaribu, Juliana Sari. 2008. Laporan Praktek Kerja Farmasi
Komunitas/Apoteker di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar. E-repository.
Universitas Sumatera Utara. Medan
7. Menteri Kesehatan RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotrk.
Jakarta. 2016.
LAMPIRAN

Lay Out depan di Apotek Kimia Farma 11

Anda mungkin juga menyukai