OLEH:
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN APOTEK”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas semester. Secara
khusus, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampuh dan juga
semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karea
itu,kami mengharapkan masukan, kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan dan semoga makalah ini bisa memberikan
pembelajaran yang positif bagi kita semua.
Saat ini, apotek memang bisa dijadikan sebagai lahan bisnis yang sangat
menggiurkan, mengingat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat,
sehingga permintaan obat dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dalam satu
daerah saja, sudah banyak berdiri apotek dengan fasilitas lengkap, termasuk
dokter jaga dan ruang praktik.
Secara umum, apotek mempunyai dua fungsi, yaitu memberikan layanan
kesehatan, sekaligus tempat usaha yang menerapkan prinsip laba. Kedua fungsi
tersebut dijalankan secara beriringan tanpa meninggalkan satu sama lain. Namun,
untuk bisa menjalankan bisnis apotek, perlu adanya pengelolaan manajemen yang
baik. Sebab, persaingan untuk mendapatkan konsumen semakin kompetitif.
Selain memiliki fungsi sosial, sebagai tempat pengabdian dan pengembangan jasa
pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan farmasi, apotek juga
memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek memperoleh laba
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan usahanya. Oleh
karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional kesehatan dalam
mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tapi juga
dari segi manajemen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan pemasaran?
b. Bagaimana konsep Pemasaran?
c. Apa yang dimaksud dengan strategi pemasaran?
d. Bagaimana rencana-rencana pemasaran?
e. Apa pengertian dari Apotek ?
f. Apa dan bagaimana manajemen apotek yang baik beserta ruang lingkupnya ?
g.
h. ?
i.
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui definisi.
b. Untuk mengetahui konsep pemasaran
c. Untuk mengetahui strategi pemasaran.
d. Untuk mengetahui rencana-rencana pemasaran.
e. Untuk mengetahui pengertian yang berhubungan dengan apotek
f. Untuk mengetahui dan bagaimana manajemen apotek yang baik beserta ruang
lingkupnya
g. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, untuk mendapatkan laba dan
untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan
salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan
konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan
manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Selain itu ada pula tiga pendapat tentang pemasaran (marketing)
yaitu:
1. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang diajukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial. (William j.Stanton, 1978 ).
2. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang
mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para
konsumen. ( The Amirican Marketing Association ).
3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. ( Philip Kotler, 1995 ).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri
dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas
barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses
pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik menyangkut
perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan
aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang
diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang
dijual.
B. Konsep Pemasaran
Adapun beberapa pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran :
Menurut Swastha (1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.
Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa konsep pemasaran adalah
menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan
pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran (Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan
melakukan kegiatan pemasarannya yaitu:
1. Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
mudah didapat dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah
meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.
2. Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga
fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan berusaha
terus menerus untuk menyempurnakannya.
3. Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka
konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah
cukup.oleh karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari
pada persaingannya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi utama, yaitu
pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, serta
keuntungan.
5. Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan
kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan
memenuhinya dengan lebih efektif dan efisiensi dari pada saingannya
dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen
dan masyarakat.
C. Strategi Pemasaran
Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan
menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa
perencanaan sebuah organisasi mungkin akan melakukan cara-cara ekstrem
untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang panjang atau pendek.
Perencanaan jangka panjang ( multi tahun : 3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun )
biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf
perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memiliki
cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk.
Perencanaan jangka pendek (sampai dengan 1 tahun) biasanya
dilakukan oleh manajemen menengah atau bawah (middle or bottom
management) masalah yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka
pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang akan datang,
pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi
dari tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep
perencanaan, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka
panjang dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencai tujuan
tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu
kerangka dasar untuk mengembangkan rencana yang tercakup didalamnya.
Masalah utama yang ada dalam perencanaan perusahaan ini adalah masalah
keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan pengembangan (
research and development ),serta penentuan sasaran pasar dan program
pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini cenderung mempengaruhi
kebijakan dalam perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang .
oleh karena itu perencanaan perusahaan dan perencanaan pemasaran sering
dijadikan satu.
2. Perencanaan pemasaran
Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang untuk
masalah-masalah yang luas dalam bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu
produk ( product), harga ( price), tempat ( place) dan promosi ( promotion).
Perencanaan pada masing-masing variabel tersebut harus dikoordinasikan dan
ditangani dengn baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu saling
berinteraksi dengan variabel lainnya.
3. Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk
satu periode waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu
rencana induk yang mencakup kegiatan pemasaran setiap tahunnya. Contoh :
perencanaan pemasaran jangka panjang menentukantujuan untuk
memperkenalkan produk baru. Rencana pemasaran tahun berikutnya,
bagaimana pun harus dapat membuat keseimbangan dalam persediaan dengan
cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap penurunan
dalam daur kehidupan produk ( product life cycle ). Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan penjualan produk tersebut sehingga persediaan
berkurang.
D. Rencana-Rencana Pemasaran
DEFINISI PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu
organisasi dapat mencapai tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang
ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-
kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Proses awal perencanaan
dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara, teknik dan
prosedur guna mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan efektif
jika tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapaise penuhnya.
ANALISA LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan oleh wirausahawan yang melipu tifaktor: Kondisi
perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan
produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan
lain-lain
Lingkungan Internal adalah lingkungan yang dapat dikendalikan
oleh wirausahawan yang meliputi faktor:Sumber daya keuangan,
manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi.
BAURAN PEMASARAN
2. Pengorganisasian (Organizing).
Setelah tujuan ditetapkan, dan sumber daya apotek digambarkan dengan akurat,
keduanya harus disusun dengan cara tertentu. Biasanya, hal ini dilakukan dengan
mengidentifikasi semua tugas yang harus dilakukan dalam apotek, dan kemudian
mengelompokkan mereka dalam beberapa cara yang masuk akal. Tentu saja, ada banyak
cara dalam hal mempersiapkan sumberdaya finansial, manusia dan material apotek. Tidak
ada satupun struktur yang terbaik tentang keorganisasian bagi semua apotek. Hal ini lebih
tergantung pada apa yang akan dicapai dan bagaimana cara memenuhinya.
Bagaimanapun juga, kunci keberhasilan adalah memisahkan atau membagi tugas yang
dilaksanakan sejelas mungkin, menetapkan pegawai untuk mengelola dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut, dan kemudian memberikan mereka beban tanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas secara efisien. Proses ini adalah hal paling mendasar baik di apotek
dengan fasilitas kesehatan rawat inap maupun apotik masyarakat mandiri.
Kesalahan umum dilakukan oleh manajer pada apotek yang lebih kecil yang
menganggap bahwa, dikarenakan hanya ada sedikit pegawai, setiap orang memahami
tugas-tugas yang dia secara perseorangan mampu bertanggung jawab menanganinya.
Kalau apotek tidak terorganisir secara resmi, sebagian tugas selalu tidak akan mampu
ditugaskan kepada karyawan dan tidak akan selesai.
3. Penyusunan atau Pengkoordinasian pegawai (Staffing).
Salah satu proses manajemen yang sulit adalah penyusunan atau koordinasi
pegawai apotek. Penyusunan pegawai melibatkan penentuan sumber daya manusia yang
dibutuhkan bagi apotek, mengidentifikasi kemungkinan sumber daya karyawan, seleksi
pelamar, dan memilih satu atau lebih yang paling berkualitas. Banyak faktor yang
mempengaruhi seberapa baiknya manajer yang mampu menyesuaikan kebutuhan farmasi
dengan bakat potensial karyawan. Bahkan proses staffing yang paling lengkap pun dapat
mengakibatkan kesalahan.
Sebagai contoh, walaupun manajer secara kuantitatif (berdasarkan jumlahnya) dapat
mengukur kecepatan ketika seorang apoteker mengisi resep, ia bisa tidak tepat menilai
kadar rangkaian konseling untuk setiap jenis obat dan setiap jenis pasien. Selain itu,
penilaian pelamar pekerjaan selama wawancara tidak memberikan informasi yang
memadai tentang seberapa baiknya orang tersebut akan cocok dengan lingkungan kerja
secara keseluruhan. Akankah ia berhubungan baik dengan karyawan lain? Apakah ia
sanggup mengatasi tekanan pekerjaan, atau dengan pasien yang sulit atau para dokter?
Dalam banyak hal, staffing adalah proses yang sangat kualitatif (atas dasar mutu). Dengan
demikian, manajer harus memiliki masing-masing pengetahuan teknis baik itu pekerjaan
yang akan dilakukan maupun merasakan unsur “kemanusiaan” tentang bagaimana orang-
orang akan cocok ke dalam lingkungan kerja mereka.
4. Pengarahan (Directing).
Perencanaan dan pengorganisasian apotek, dan memperoleh tenaga kerja yang
baik sangat penting untuk proses manajemen. Tapi, tidak ada apotek akan berhasil jika
sumber daya tidak diarahkan dengan baik setiap saat. Directing melibatkan
mempertahankan personil atau pegawai dan sumber daya lainnya memusatkan perhatian
pada tujuan apotek dan memastikan bahwa mereka dimanfaatkan secara konsisten sesuai
kebijakan yang ditetapkan oleh pemilik.
Sementara perencanaan, pengorganisasian, dan kepegawaian adalah proses
manajemen yang dilakukan secara berkala, mengarahkan (directing) dilakukan secara
terus menerus. Akibatnya, sebagian besar manajer menghabiskan sebagian besar waktu
mereka untuk ikut terlibat dalam proses manajemen ini. Mengarahkan pegawai dan
sumber daya lainnya (misalnya cash) sangat sulit karena harus dilakukan dari kedua
perspektif jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, direktur farmasi dalam
pengaturan rawat inap rumah sakit dapat menjaga pegawai apoteker fokus pada apa yang
harus dilakukan untuk satu hari atau satu minggu melalui berbagai tindakan positif
(misalnya pujian) dan negatif (misalnya ancaman pemecatan).
Tapi, bagaimana hal ini dapat dicapai selama jangka waktu yang lama? Bagaimana
semangat dan produktivitas dipertahankan jika anggaran farmasi dibatasi dengan ketat
selama bertahun-tahun dan berturut-turut?
Sebuah tantangan untuk menemukan cara berbeda dalam mempertahankan
pegawai yang produktif dan termotivasi demi mencapai tujuan apotek. Dengan alasan ini,
mengarahkan (directing) adalah salah satu proses yang biasanya membedakan antara
manajer yang kompeten dengan yang kurang terampil.
5. Pengawasan dan pengendalian (Controlling).
Proses manajemen yang paling sering diabaikan adalah mengendalikan atau
mengawasi kegiatan klinis dan bisnis. Secara umum diasumsikan bahwa proses
mengarahkan (directing) sudah cukup untuk memastikan bahwa apotek beroperasi secara
efektif dan efisien. Namun, hal ini tidak terjadi. Terlibat dalam kegiatan apotek sehari-
hari, akan mudah kehilangan sudut pandang secara keseluruhan bahkan manajer paling
terampil sekalipun, apa tujuan yang sedang dicapai dan apakah strategi yang
dikembangkan selama proses perencanaan masih sesuai. Dengan demikian, proses
pengendalian (controlling) melibatkan penilaian berkala terhadap status apotek.
Tercapaikah tujuannya? Apakah strategi bisnis bekerja dengan baik? Akankah perubahan
dalam organisasi, staf, ataupun metode dalam mengarahkan (directing) memberikan hasil
usaha yang lebih baik? Ada berbagai cara di mana pengendalian dapat dipertahankan
selama kegiatan usaha. Sebagian didasarkan secara kuantitatif, seperti ulasan tentang
laporan keuangan untuk menentukan apakah pendapatan dan pengeluaran berada dalam
batas-batas yang dianggarkan. Cara lainnya yang lebih kualitatif, seperti mengevaluasi
tingkat kepuasan pasien dan kinerja karyawan.
Pertimbangan yang paling penting dalam proses kontrol untuk memantau kemajuan
apotek sebagaimana pergerakannya melalui tahun anggaran. Kurang masuk akal jika
menunggu sampai tahun ini berakhir untuk menentukan apakah tujuan apotek dapat
dicapai atau tidak. Hingga akhirnya semuanya terlambat.
Sebuah contoh umum dari proses pengendalian berhubungan dengan monitoring
pendapatan. Baik dalam tata kelola apotek di rumah sakit maupun di masyarakat,
sangatlah penting bahwa manajer secara berkala menentukan apakah pendapatan
mengalami kemajuan sesuai dengan cara yang direncanakan. Jika pendapatan mereka
berada di bawah harapan, apa tindakan yang dapat diambil untuk perbaikan strategi
pemasaran dalam meningkatkan pendapatannya? Dalam pengelolaan apotek di rumah
sakit, proses pengendalian akan menjadi penting untuk menentukan apakah penurunan
volume aktivitas resep sesuai dengan pencatatan atau pendaftaran jumlah pasien lebih
rendah, perubahan dalam campuran terapi obat yang tepat bagi pasien terdaftar,
pemanfaatan terapi obat yang lebih rendah mungkin meningkatkan hasil bagi pasien dan
mengurangi tinggal di rumah sakit, dan lain-lain.
Jika ditemukan bahwa pendapatan tidak dapat ditingkatkan, maka mungkin perlu
diambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya sehingga keuntungan terjaga. Demikian
pula, jika pendapatan bagus dari perkiraan di atas, apa penyebabnya? Bisakah pendapatan
ditingkatkan bahkan lebih? Perubahan apa yang diperlukan dalam anggaran untuk
memastikan bahwa sumber daya yang tersedia cukup memadai (misalnya staf,
persediaan) untuk menjaga kualitas terhadap perawatan pasien? Ketika pengendalian atau
pengawasan ini digunakan dengan benar, mekanisme proses pengawasan “fail-safe”1
oleh manajer. Dalam tahap awal hal ini untuk mengetahui masalah dan peluang sehingga
memberikan waktu untuk mengambil tindakan yang tepat. Dengan cara ini, banyak
masalah dapat dihilangkan atau setidaknya diringankan, dan peluang dapat dimanfaatkan
ketika masih ada.
G.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html
http://www.wayankatel.com/2012/09/contoh-membuat-makalah-manajemen-
pemasaran-yang-baikbenar.html