Oleh:
NIM. 3351201568
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Strenght, Weaknesses,
Opportunities, Threats. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Pengertian Apotek..............................................................................................3
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek...................................................................................4
2.3 Pengelolaan Apotek............................................................................................4
2.4 Pelayanan Apotek...............................................................................................5
2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kefarmasian..............................................5
2.6 Persyaratan Apotek............................................................................................6
2.7 Manajemen Apotek............................................................................................7
2.8 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal.......................................................9
2.9 Analisis SWOT................................................................................................10
BAB III : PEMBAHASAN..............................................................................................11
3.1 Metode Penelitian.............................................................................................11
BAB IV : PENUTUP.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
LAMPIRAN.....................................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
komunikasi dan informasi. Apotek Sehati merupakan salah satu apotek yang
sedang berkembang di wilayah Bandung Timur. Apotek yang memiliki letak
tempat yang cukup strategis, dekat dengan pemukiman dan komplek, dekat
dengan klinik dan praktik dokter mandiri, juga memiliki akses jalan yang baik.
Dengan lokasi yang strategis apotek ini sudah memiliki daya jual yang cukup
baik, ditambah memiliki lahan parkir luas, obat yang banyak, memiliki fasilitas
tempat duduk pasien yang nyaman. Namun di era pandemi ini untuk dapat
mempertahankan daya jual dari suatu Apotek, harus memiliki sesuatu yang lebih
unggul dari apotek lainnya. Selain dengan mengadakan konsultasi dan pelayanan
online, konsultasi dan pelayanan offline pun harus ditingkatkan dengan
meningkatkan komunikasi swamedikasi yang baik dengan pasien atau pengunjung
apotek. Maka dari itu penilaian dan Analisa ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa berengaruhkah komunikasi swamedikasi yang diberikan Tenaga
Kefarmasian di apotek terhadap daya jual.
1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah diatas maka tujuan ditulisnya makalah ini
selain untuk memenuhi tugas manajemen kefarmasian dan distribusi tetapi juga
untuk mengetahui peluang dan hambatan apa saja yang ada dalam mendapatkan
Page | 2
strategi komunikasi pemasaran di Apotek Sehati.
Page | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page | 4
pendistribusian obat atau pengelolaan obat, penyaluran obat, pelayanan obat atas
resep dari dokter, pengembangan obat serta pelayanan informasi obat, bahan obat
dan obat tradisional. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetika. Pada dasarnya apotek harus dikelola oleh Apoteker,
yang telah mengucapkan sumpah jabatan dan telah memperoleh Surat Izin Apotek
(SIA) dari Dinas Kesehatan setempat. (Presiden RI, 2009).
Page | 5
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan
kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan
bahaya atau mutu suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan
informasi tersebut di atas wajib didasarkan pada kepentingan
masyarakat.
Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter hewan.
Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab Apoteker pengelola apotek.
Apoyeker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib memberi
informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional, kepada pasien
atas permintaan masyarakat. Apoteker pengelola apotek, Apoteker pendamping
atau apoteker pengganti diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan
sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) yang ditetapkan oleh Menkes.
Page | 6
dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang pasti dan untuk
menigkatkan mutu kehidupan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang harus
dilaksanakan oleh seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.1332/MENKES/X/2002 adalah sebagai berikut:
1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standart profesi
masing-masing.
2. Memberi informasi kepada pasien yang berkaitan dengan penggunaan atau
pemakaian obat.
3. Menghormati hak setiap pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data
kesehatan pasien.
4. Melakukan pengelolaan pada apotek.
5. Pelayanan informasi obat mengenai sediaan farmasi
Page | 7
b. Bangunan
Bangunan apotek harus mempunyai luas secukupnya dan memenuhi
persyaratan teknis, sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi
apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Luas
bangunan apotek sekurang-kurangnya 50 M2 terdiri dari ruang tunggu, ruang
peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi, ruang penyimpanan obat,
dan tempat pencucian alat.
Bangunan apotek harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan sebelah harus rata, tidak
mudah mengelupas dan mudah dibersihkan.
2. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
permukaan sebelah dalam berwarna terang.
3. Atap tidak boleh lembab, terbuat dari genteng, atau bahan lain yang
memadai.
4. Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin, semen, atau bahan lain yang
memadai.
5. Setiap apotek harus memasang papan pada bagian muka apotek, yang
terbuat dari papan, seng atau bahan lain yang memadai, sekurang-
kurangnya berukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi huruf 5 cm
dan tebal 5 mm. Papan nama harus memuat :
a) Nama apotek
b) Nama Apoteker Pengelola Apotek
c) Surat Izin Apotek
d) Alamat Apotek
e) Nomor Telepon Apotek
Page | 8
beberapa tipe manajemen, yaitu :
1. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan tentunya berkaitan dengan pengelolaan keuangan,
keluar masuknya uang, penerimaan, pengeluaran, dan perhitungan
farmako ekonominya.
2. Manajemen pembelian
Manajemen pembelian meliputi pengelolaan defekta, pengelolaan
vendor, pemilihan item barang yang harus dibeli dengan memperhatikan
FIFO dan FEFO, kinetika arus barang, serta pola epidemiologi
masyarakat sekitar apotek.
3. Manajemen penjualan
Manajemen penjualan meliputi pengelolaan penjualan tunai, kredit,
kontraktor.
5. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran , berkaitan dengan pengelolaan dan teknik
pemasaran untuk meraih pelanggan sebanyak-banyaknya. Manajemen
pemasaran ini tampak padaapotek modern, tetapi jarang diterapkan pada
apotek-apotek konvensional.
6. Manajemen khusus
Manajemen khusus, merupakan manajemen khas yang diterapkan apotek
sesuai dengan kekhasannya, contohnya pengelolaan untuk apotek yang
dilengkapi dengan laboratorium klinik, apotek dengan swalayan, dan
Page | 9
apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, dan lain-lain.
2.8 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pemasaran edisi Millenium (2009), analisa kekuatan, kelemahan, serta
peluang dan ancaman dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Manajer perusahaan perlu menganalisa faktor-faktor internal
perusahaan yang menjadi kemampuan menemukan peluang yang
menarik dan memanfaatkan peluang tersebut. Suatu perusahaan pasti
tidak harus memperbaiki seluruh kelemahannya, atau sebaliknya
perusahaan malah menyombongkan seluruh kekuatan perusahaan yang
dimiliki. (Kotler 2009:55)
B. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Page | 10
3. Usaha yang matang, yaitu peluang dan ancaman sama-sama kecil.
4. Usaha yang bermasalah, yaitu peluang lebih kecildaripada ancaman.
Page | 11
BAB III
PEMBAHASAN
Page | 12
mendirikan apotek tepat disebelah Klinik Utama Sehati. Pada
awal pendirian pemilik mempunyai harapan semoga dengan
adanya apotek sehati ini akan memberikan kontribusi yang
besar dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, memenuhi
kebutuhan masyarakat akan obat dan perbelakan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau.
Apotek ini memiliki Visi Menjadi pusat pelayanan
kefarmasian terpercaya dengan kualitas prima dan penggerak
usaha kesehatan menuju peningkatan kualitas hidup
masyarakat yang didukung dengan berbagai Misi, diantaranya:
a. Menerapkan praktek pelayanan kefarmasian yang
bertanggung jawab, terjangkau, dan bersahabat
b. Menjamin kualitas dan ketersediaan obat dan alat kesehatan
c. Menjadi pusat informasi obat dan swamedikasi masyarakat
d. Melakukan usaha-usaha promosi kesehatan masyarakat
sekitar dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
e. Mewujudkan generasi Indonesia sehat
Page | 13
2. Analisa Lokasi Apotek
Apotek Sehati ini terletak di Jalan Cisaranten Kulon No.
113, kelurahan Cisaranten Kulon, kecamatan Arcamanik, kota
Bandung.
Data-data Pendukung :
a. Kepadatan penduduk : Apotek SEHATI terletak di daerah
pinggiran kota, dekat dengan pusat keramaian daerah
tersebut dengan kepadatan penduduk tidak terlalu padat.
b. Tingkat sosial dan ekonomi : Masyarakat yang tinggal di
lingkungan apotek mempunyai beragam kelas sosial dan
ekonomi dengan kategori Sejahtera (baik menengah keatas,
maupun menengah kebawah)
c. Terdapat beberapa klinik (termasuk Klinik Utama Sehati)
dan praktek dokter mandiri.
d. Dekat dengan pusat keramaian
e. Memiliki lingkungan yang cukup aman
f. Lokasi terletak ditepi jalan dan merupakan lalu lintas yang
sangat padat dan banyak daerah perumahan juga
lingkungan mahasiswa, lokasi ini terlihat memiliki prospek
yang bagus dimana banyak yang berbondong-bondong
mendirikan area perumahan dan pemukiman di daerah
sekitar lokasi ini, dan belum adanya usaha sejenis
disepanjang jalan ini. Lokasi apotek juga sangat mudah
dijangkau kerena terletak di pinggir jalan raya dan bisa
dijangkau dengan kendaraan umum.
Page | 14
dan kolesterol
c. Hot line service dengan apoteker dan delivery service
d. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan pada
kegiatan PKK 2 bulan sekali
e. Kartu kunjungan pasien.
b. Produk yang Disediakan
a. Obat-obat OTC, OWA, dan obat resep
b. Alat kesehatan (masker, gloves, termometer, spuit)
c. Peralatan P3K
c. Tempat tunggu yang nyaman dan bersih (gabung dengan
klinik) sesuai dengan protokol kesehatan
d. Area parkir cukup luas
e. Area pemberian resep, pemesanan obat, pemberian obat
dan kasir yang ditutup sesuai dengan ketentuan protokol
kesehatan.
Page | 15
Dengan kondisi seperti ini untuk tingkat penjualan obat
akan tinggi, namun informasi dan edukasi mengenai obat dan
keluhan pasien tetap harus diperhatikan. Dengan meningkatkan
konseling dan komunikasi Tenaga Kefarmasian yang baik, ini
akan menjadikan daya jual lebih kepada masyarakat. Karena di
era pandemi seperti ini pasien tidak hanya membutuhkan obat,
multivitamin atau alat pelindung diri seperti masker. Namun
masyarakat juga butuh pemahaman, pengetahuan dan informasi
yang benar mengenai kondisi yang dialami.
B. Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi
terapeutik telah diterapkan tenaga kefarmasian dalam
swamedikasi dengan pasien di Apotek Sehati. Sikap
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian
A terhadap 5 (lima) orang pasien dapat dilihat pada Tabel 1.
Page | 16
Berdasarkan hasil penelitian mengenai swamedikasi yang
dilakukan tenaga kefarmasian A terhadap 5 (lima) orang pasien
dapat dilihat pada Tabel 2.
Page | 17
Tenaga
Pasien
No. Swamedikasi Kefarmasian
B6 B7 B8 B9 B10 6 7 8 9 10
1. Nama Obat + + + + + + + + + +
2. Khasiat Obat + + + + + + + + + +
3. Cara Pemakaian + + + + + + + + + +
4. Dosis Obat + + + + + + + + + +
5. Waktu Pemakaian + + + + + + + + + +
6. Lama Penggunaan + + + + + + + + + +
7. Efek Samping - + + + + - + + + +
8. Cara Penyimpanan + + + + + + + + + +
Keterangan: simbol (+) menginformasikan, simbol (-) tidak menginformasikan .
2. Analisa SWOT
Page | 18
warga, dekat dengan keramaian, apotek yang letaknya berdekatan
mudah dijangkau dengan angkutan yang akan menyebabkan persaingan
umum yang ketat
Tempat parkir yang nyaman dan luas Stok obat yang dapat berubah
Terdapat klinik dan praktek dokter dengan sangat cepat.
yang cukup dekat dengan apotek
Penduduk terbanyak adalah lansia.
Lansia banyak mengalami masalah
kesehatan, terutama penyakit
degenerative sehingga berpotensi
menjadi pelanggan.
Masih jarang apotek yang menerapkan
pharmaceutical care, bahkan banyak
dijumpai apteker yang jarang berada di
apotek.
Banyak masyarakat yang berbondong
untuk membeli vitamin dan suplemen.
Page | 19
kefarmasian Apotek Sehati terlihat mampu mengendalikan emosi,
memahami kondisi psikologis komunikan, bersikap supel, ramah
serta mampu menyesuaikan diri dengan pasien dimana ia
berbicara.
Sebaliknya pasien sebagai komunikan secara keseluruhan
memiliki pengetahuan yang luas, serta memiliki kecerdasan
menerima dan mencerna pesan yang disampaikan tenaga
kefarmasian. Hal tersebut terlihat saat umpan balik yang
disampaikan. Meskipun pasien datang memiliki keluhan atas
penyakitnya tetap bersikap ramah dan memahami dengan siapa ia
berbicara, selain itu bersikap bersahabat dengan komunikator
sehingga efek pesan dapat disampaikan dengan baik.
Pesan komunikasi dirancang dan disampaikan sedemikian
rupa oleh tenaga kefarmasian (komunikator), disampaikan secara
jelas sesuai kondisi dan situas pasien (komunikan), lambang-
lambang yang digunakan dapat dipahami oleh komunikator dan
komunikan, dan tidak menimbulkan multi interpretasi/ penafsiran
yang berlainan tentang swamedikasi. Karena hubungan
kompetensi tenaga kefarmasian yang kompeten dapat
menghasilkan kemampuan komunikasi yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, pada 10 (sepuluh) orang
pasien setelah diklasifikasikan menurut kelas terapi dan indikasi
terdapat 7 (tujuh) orang pasien dengan gejala atau keluhan seperti
COVID-19, data dokumentasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Page | 20
Tabel 6. Data Dokumentasi Swamedikasi Berdasarkan Kelas Terapi
Kode Nama
Kelas Terapi Indikasi
Pasien Obat
1 Bodrex Analgetik, antipiretik Meringankan sakit kepala, sakit gigi dan
menurunkan demam
2 Sanmol Analgetik, antipiretik Menurunkan demam, meredakan nyeri ringan
seperti sakit kepala dan sakit gigi
3 Dicom Obat untuk Saluran Napas Meringankan bersin-bersin dan hidung
tersumbat karena flu atau alergi
4 Mextril Obat untuk Saluran Napas Untuk mengatasi semua jenis batuk dan pilek
5 Proris Analgetik, antipiretik Membantu mengurangi nyeri, sakit gigi, nyeri
otot dan menurunkan demam
6 Cendo Obat untuk Mata Melumasi dan menyejukkan pada mata kering
Lyteers akibat kekurangan sekresi air mata atau
teriritasi kondisi lingkungan,
ketidaknyamanan karena penggunaan hard
contact lens, gangguan penglihatan karena
kelebihan lendir pada mata.
7 Tuzalos Obat untuk Saluran Napas Flu, demam, sakit kepala, dan batuk
8 Promag Obat untuk Saluran Cerna mengatasi gejala sakit maag
9 Antasida Obat untuk Saluran Cerna Mengatasi gejala maag
10 Parasetamol Analgetik, antipiretik Meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot,
menurunkan demam yang menyertai flu dan
paska vaksinasi
Page | 21
Obat yang diberikan pada swamedikasi merupakan obat
golongan bebas dan bebas terbatas dengan pemberian maksimal
untuk pemakaian 1 (satu) minggu. Apabila obat tidak dirasakan
menimbulkan efek terapi maka atas anjuran tenaga kefarmasian
segera ke fasilitas kesehatan lain untuk konsultasi dengan dokter.
Swamedikasi dilakukan untuk membantu kesembuhan pasien
dengan penyakit atau gejala ringan. Hubungan swamedikasi
dengan pandemi COVID-19 saat ini terdapat peningkatan
penjualan obat di apotek, karena pasien berusaha meminimalkan
untuk pergi ke puskesmas atau rumah sakit sebagai tempat
penyembuhan pasien terinfeksi COVID-19.
Selanjutnya berdasarkan hasil kueisoner tertutup tentang
swamedikasi terdapat 1 (satu) orang pasien yang tidak diberikan
informasi mengenai Efek samping obat dan Cara penyimpanan
obat oleh tenaga kefarmasian A. Selain itu 1 (satu) orang pasien
yang tidak diberikan informasi mengenai Efek samping obat oleh
tenaga kefarmasian B. Setelah dilihat hasil kueisoner 1 (satu)
orang pasien yang tidak diberikan informasi mengenai Efek
samping obat dan Cara penyimpanan obat oleh tenaga
kefarmasian A adalah obat untuk demam yaitu Sanmol Drop yang
dibeli untuk anaknya.
Sanmol Drop merupakan golongan obat bebas dengan
indikasi untuk nyeri ringan sampai sedang (analgetik) dan untuk
demam (antipiretik). Adapun kontra indikasi dapat terjadi pada
gangguan fungsi hati berat, hipersensivitas. Sehingga efek
samping dapat terjadi hipersensivitas, ruam kulit, kelainan darah
(trombositopenia, leukopenia, neutropenia). Penggunaan jangka
panjang dan dosis berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati.
Kemudian Cara penyimpanan Sanmol Drop pada suhu dibawah
30’C yaitu pada suhu ruang terlindung dari cahaya matahari
bukan didalam kulkas. Akibat penyimpanan yang salah dapat
Page | 22
mengalami kerusakan pada obatnya untuk itu penting
diberitahukan. Hasil wawancara dengan A diperoleh penghambat
pemberian informasi efek samping dan cara penyimpanan obat
karena pasien terburu-buru sehingga tidak berkonsentrasi dengan
pembicaraan (hambatan psikologis).
Berdasarkan hasil kueisoner 1 (satu) orang pasien yang
tidak diberikan informasi mengenai Efek samping obat oleh
tenaga kefarmasian B yaitu pasien dengan keluhan pada mata
pengobatan Cendo Lyteers. Cendo Lyteers termasuk golongan
obat bebas. Indikasi obat tersebut untuk melumasi serta
menyejukkan pada mata kering akibat kekurangan sekresi air
mata atau teriritasi karena kondisi lingkungan, penggunaan lensa
kontak, terdapat lendir berlebihan pada mata. Efek samping
Cendo Lyterrs mata merah, mata buram sementara, gatal. Hasil
wawancara dengan tenaga kefarmasian B diperoleh penghambat
pemberian informasi Efek samping obat karena hanya
menginformasikan untuk membaca pada kolom brosur dan
konsultasi dengan dokter apabila tidak ada perubahan. Adapun
karakteristik pasien berusia lanjut sehingga penyampaian menjadi
tidak optimal (hambatan biologis). Akibatnya pasien tidak dapat
mengerti umpan balik penyampaian informasi mengenai Efek
samping obat tersebut.
Page | 23
BAB IV
PENUTUP
Page | 24
DAFTAR PUSTAKA
Page | 25
LAMPIRAN
Page | 26
Foto Apotek dan Tata Penyimpanan Obat Apotek Sehati
Page | 27