Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL FARMASI MANAJEMEN

“APOTEK CARE”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. apt. Hadi Kuncoro., S.Farm., M.Farm

Disusun Oleh : 

Sri Harunti 2213017084


Teresa Febriani Herman 2213017124
Zahra Praselya 2213017104

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XVII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang dimana dilakukan
dalam rangka untuk memenuhi tanggung jawab tugas mata kuliah Farmasi Manajemen.
Makalah ini terwujud atas semua kerja sama. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber
informasi dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama dalam dunia
pendidikan khususnya dalam bidang farmasi. Akhir kata, semoga segala bantuan dan
kebaikan yang telah diberikan oleh semua anggota kelompok ini mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Samarinda, 3 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................................................................4
D. Visi dan Misi.....................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................5
2.1 Definisi Apotek.............................................................................................................................5
2.2 Jenis jenis Apotek.........................................................................................................................5
2.3 Peraturan /dasar hukum Apotek....................................................................................................6
2.4 Alur Perizinan dan Syarat Pendirian Apotek................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
ISI...............................................................................................................................................................9
3.1 Identitas Apotek............................................................................................................................9
3.2 Struktur Organisasi.......................................................................................................................9
3.3 Aspek Lokasi..............................................................................................................................10
3.4 Bangunan....................................................................................................................................12
3.5 Sarana dan Prasarana..................................................................................................................12
3.6 Analisis SWOT...........................................................................................................................15
3.7 Aspek Pemasaran atau Strategi Pemasaran dan Rencana Pengembangan Apotek.....................16
3.8 Proses manajemen Pengelolaan Apotek.....................................................................................16
3.9 Standar Operasional Prosedur di Apotek...................................................................................20
3.10 Aspek Modal dan Keuangan.......................................................................................................25
BAB IV.....................................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................28
4.2 Saran............................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Permenkes No. 35 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di
Apotek, menyatakan bahwa Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Adapun berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, maka definisi apotek adalah tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan
apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya,
baik kualitas maupun kuantitasnya. Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam
pelaksanaanya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient
oriented) dan institusi bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan
kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat - obatan yang dibutuhkan masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai
institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan hal ini dapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak
sedikit. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek
ekonomi demi kepentingan pasien.
Lokasi atau tempat yang digunakan untuk mendirikan Apotek Maju Sejahtera
yaitu akan didirikan di Jl. Poros Kongbeng-Berau RT.08, No.81 Desa Miau Baru, Kec.
Kongbeng, Kab. Kutai Timur, berdekatan dengan Klinik Bersalin. Alasan pendirian
Apotek di jalan tersebut, karena jalan tersebut merupakan kawasan ramai penduduk dan
belum ada apotek di daerah tersebut, Kemudian dekat dengan klinik yaitu klinik bersalin
yang merupakan instalasi farmasi sehingga untuk obat-obatannya dapat menunjang
klinik bersalin tersebut. Sehingga dari beberapa hal dapat menjadi pertimbangan kami
untuk mendirikan Apotek di kawasan tersebut dan memberi kesempatan untuk mendapat
profit yang cukup tinggi karena belum adanya Apotek di sekitar area lokasi pendirian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identitas pengelolaan apotek ?
2. Bagaimana analisis SWOT apotek ?
3. Bagaimana aspek pemasaran dan strategi apotek ?
4. Bagaimana pengelolaan manajemen apotek ? 
C. Tujuan
1. Mengetahui identitas pengelolaan apotek 
2. Mengetahui analisis SWOT apotek
3. Mengetahui aspek pemasaran dan strategi apotek
4. Mengetahui pengelolaan manajemen apotek

D. Visi dan Misi


1. Visi
Menjadikan Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dari Desa ke Perkotaan untuk menjaga kestabilan kesehatan semua
kalangan masyarakat.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional melalui sistem kerja
yang efektif dan efisien.
b. Menyediakan obat, alkes serta perbekalan farmasi yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat.
c. Menjadikan mesyarakat Indonesia yang sehat, khususnya dalam bidang
kesehatan jasmani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Apotek 

Menurut PERMENKES RI No.35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian  dApotek, Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat
diberlakukan  praktek kefarmasian oleh Apoteker yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian  mutu sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional,
alat kesehatan, dan  kosmetika), pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau  penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter dan pelayanan  informasi obat.
Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan
(nonprofit oriented) dan sebagai institusi bisnis (profit oriented). Sebagai unit
pelayanan kesehatan, apotek memiliki tugas menyediakan sediaan farmasi serta
perbekalan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sebagai institusi bisnis, apotek selayaknya mendapatkan
keuntungan, dan ini dapat dipahami mengingat investasi yang ditanam pada
pendirian dan biaya operasionalnya yang tidak sedikit.
2.2 Jenis jenis Apotek 
1. Apotek Klinik atau Rumah Sakit
Sesuai namanya, jenis yang satu ini berada di bawah naungan sebuah
klinik atau rumah sakit. Kewajiban utama apotek adalah menyediakan
kebutuhan obat untuk para pasien di pusat pelayanan kesehatan. Para
apoteker yang bekerja akan memberikan obat pada pasien sesuai dengan
permintaan dokter.
2. Apotek Komunitas (Retail)
Berdiri di tengah-tengah pemukiman masyarakat, apotek ritel hadir
untuk menyediakan obat pada komunitas di wilayah tertentu. Dengan kata
lain, kebutuhan masyarakat untuk membeli obat yang cukup umum bisa
mereka dapatkan melalui apotek komunitas. Biasanya obat yang tersedia
adalah obat batuk, pilek, pusing, dan lainnya.
3. Apotek Racikan
Menyediakan obat untuk pasien yang berupa racikan bubuk maupun
larutan tertentu sesuai permintaan adalah definisi apotek racikan. Meskipun
yang utama adalah obat racikan, obat jadi juga tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Sobat Vmedis bisa menemukan apotek racikan di pusat
pelayanan kesehatan maupun pemukiman.
4. Apotek Industrial
Apotek yang bersifat industrial karena merepresentasikan suatu
merek dagang tertentu adalah pengertian dari apotek industrial. Tujuannya
adalah untuk membangun brand awareness pada masyarakat untuk
mengenal produk dari merek tersebut.
5. Apotek Riset
Jenis riset tidak terlalu terkenal seperti jenis lainnya karena
kewajiban atau tugas utamanya bukanlah menyediakan obat-obatan bagi
masyarakat, melainkan untuk melakukan penelitian. Para apoteker yang
bekerja di sini akan memastikan keamanan dan manfaat dari obat yang
beredar di masyarakat.
6. Apotek Berjalan
Di beberapa daerah terpencil yang sukar pelayanan kesehatan
seringkali terdapat apotek berjalan. Para apoteker ini biasanya membawa
obat-obatan melalui fasilitas kesehatan seperti mobil ambulans maupun
mobil kesehatan lainnya. Selain menyediakan obat, apotek berjalan juga
berperan sebagai pelayanan medis terjangkau bagi masyarakat sekitar.
7. Apotek Perawatan Rumah
Jenis terakhir adalah apotek yang melayani pasien secara langsung
untuk mendapatkan obat di rumahnya. Pada umumnya, apotek ini hanya
menyediakan obat suntik atau spesialisasi tertentu seperti kemoterapi, ahli
gizi, maupun kesehatan mental
2.3 Peraturan /dasar hukum Apotek 
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
memiliki beberapa  landasan hukum antara lain : 
1. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
2. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan 
Penyelenggara Jaminan Sosial. 
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013
tentang  registrasi Tenaga Kesehatan. 
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016
tentang  Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. 
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.
8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2017 tentang Perubahan 
Penggolongan Narkotika. 
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015
tentang  peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika,
psikotropika dan  precursor farmasi. 
11. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2016
tentang  perubahan Menteri Kesehatan Nomor 889/MENKES/PER/V/2011
Tentang  Registrasi Izin Praktek dan Izin Tenaga Kefarmasian. 
13. Undang- Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 
14. Perka BPOM No. 7 Tahun 2016 tentang pengelolaan Obat-Obat Tertentu
(OOT).

2.4 Alur Perizinan dan Syarat Pendirian Apotek 

Proses perizinan ini dilakukan secara terintegrasi melalui sistem online OSS
RBA (baik  perizinan baru, perpanjangan, dan perubahan). Agar implementasi
OSS RBA optimal,  stakeholder harus membaca regulasi dan petunjuk
teknis/panduan terkait. Skema penerbitan izin usaha apotek dan toko obat 
1. Penerbitan NIB 
Sebelum melakukan kegiatan usaha, Pelaku Usaha wajib memiliki NIB
yang  diterbitkan melalui Sistem OSS.Pelaku Usaha melakukan tahapan
persiapan
2. Penyampaikan persyaratan izin 
Pelaku Usaha wajib memenuhi dan menyampaikan pemenuhan persyaratan
izin  (standar usaha) ke sistem OSS 
3. Verifikasi 
Sistem OSS meneruskan kepada DPMPTSP kabupaten/kota untuk
dilakukan  verifikasi. DPMTPSP meneruskan ke Dinkes Kab/Kota untuk
dilakukan  verifikasi 
4. Sertifikasi 
Dinkes Kab/Kota menerbitkan Sertifikasi Standar jika memenuhi syarat
dan  menyampaikan hasil verifikasi kepada DPMPTSP apakah memenuhi
atau tidak  memenuhi syarat 
5. Notifikasi 
DPMPTSP melakukan Notifikasi hasil verifikasi kepada Sistem OSS
berupa  memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan 
6. Penerbitan Izin 
Notifikasi “memenuhi persyaratan”, Sistem OSS menerbitkan izin Notifikasi
“tidak memenuhi persyaratan”, pelaku usaha memenuhi kelengkapan 
persyaratan izin melalui Sistem OSS DPMPTSP provinsi, DPMPTSP
kabupaten/kota tidak memberikan notifikasi  hasil verifikasi, Sistem OSS
menerbitkan izin.
BAB III
ISI

3.1 Identitas Apotek


Tempat Praktek : Apotek “Care”
Alamat : JL. Poros Kongbeng Berau RT.08 No.81 Desa
Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten
Kutai Timur
Provinsi : Kalimantan Timur
APA : Apt. Teresa Ferbriani Herman, S.Farm
APING : Apt. Zahra Praselya, S.Farm
PSA : Apt. Sri Harunti, S.Farm

3.2 Struktur Organisasi

Pemilik Apotek:
Sri Harunti

Apoteker Pengelola
Apt. Sri Harunti, S.Farm

Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping


Apt. Teresa Ferbriani Herman, S.Farm Apt.Zahra Praselya, S.Farm
Gambar 3.1 Gambar Struktur Organisasi Apotek Care

Tugas Apoteker Pengelola Apotek

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek dan bertanggung jawab terhadap


pengembangan dan kelangsungan hidup apotek.
2. Penanggung jawab teknis kegiatan yang berlangsung di apotek
3. Melakukan fungsi manajerial yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengawasi semua kegiatan di apotek.
4. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil
yang optimal sesuai rencana kerja.
5. Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat sesuai kewajiban
dan tanggung jawabnya termasuk pelayanan informasi obat.
6. Mengawasi dan menilai prestasi kerja setiap karyawan.
7. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, membina
kedisiplinan tinggi dan loyalitas karyawan terhadap apotek.
8. Memimpin, merencanakan, mengkoordinasi, bertanggung jawab serta
mengawasi seluruh kegiatan di apotek.
9. Mengatur job diskripsi karyawan serta mengevaluasi karyawan.
10. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas
apotek.
11. Membina hubungan baik dengan karyawan, PBF, dokter, dan tenaga
kesehatan lainnya.
12. Melakukan pengadaan dan penatalaksanaan obat dan alat kesehatan.
13. Memberikan pelayanan tentang KIE (Konseling-Edukasi-Informasi) dan
konsultasi obat dan alat kesehatan.
14. Membuat laporan rutin penggunaan obat narkotik dan psikotropika.
15. Membuat laporan keuangan apotek dan laporan pajak.

Tugas Apoteker Pendamping

1. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep,


konseling pasien).
2. Membantu APA dalam penyusunan standar operasional dan strategi apotek.
3. Mengawasi ketersediaan perbekalan farmasi serta melakukan pengontrolan
harga obat dan tanggal kadaluarsanya.
4. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA jika APA berhalangan
hadir selama jam kerja apotek.

3.3 Aspek Lokasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


(KepmenkesRI)Nomor1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian menyebutkan bahwa Apotek harus berlokasi pada daerah yang
dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Bagian halaman Apotek harus
terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis “APOTEK”. Apotek harus
dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat. Pelayanan produk
kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari tempat pelayanan dan
penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan
kualitas produk serta mengurangi resiko kesalahan penyerahan.
1. Denah Apotek

Tempat parkir

wastafel
Pintu utama masuk Apotek

E E
T T
A A
L Ruang L
A tunggu A
S S
E E

Etalase

Pintu masuk ruang apotek

Ruang wastafel
peracikan
Meja kerja
apotek

Etalase obat
keras toilet

2. Lokasi Apotek
JL. Poros Kongbeng Berau RT.08 No.81 Desa Miau Baru Kecamatan
Kongbeng Kabupaten Kutai Timur
3.4 Bangunan
Bangunan apotek bersifat permanen serta memiliki fungsi keamanan,
kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,
anak- anak dan orang lanjut usia. Pengaturan Apotek bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek, memberikan
perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di apotek dan menjamin kepastian hukum bagi setiap tenaga
kefarmasian dalam memberikan pelayanan kefarmasian Apotek.
3.5 Sarana dan Prasarana
1. Sarana

No Nama Sarana keterangan


.
1. Ruang pendaftaran/penerimaan resep Ada
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan Ada
a. Timbangan milligram dan anak timbang Ada
yang sudah ditara
b. Timbangan gram dengan anak timbang
yang sudah ditara
c. Wadah pengemas dan pembungkus obat
d. Etiket
e. westapel

3. Ruang penyerahan sediaan farmasi dan alat Ada


kesehatan
4. Ruang untuk konseling bagi pasien Ada
5. Buku referensi Ada
6. Ruang penyimpanan sediaan farmasi Ada
a. lemari dan rak untuk penyimpanan obat
b. lemari pendingin
7. Ruang administrasi dan penyimpanan data
a. Blanko Surat Pesanan
b. Blanko kartu stok
c. Blanko Salinan resep
d. Blanko faktur dan blanko nota
penjualan

8. Buku pencatatan narkotika Tidak ada


Buku pesanan obat narkotika
Form laopran obat narkotika

2. Prasarana

No Nama prasarana keterangan


.
1. Instalasi air bersih Ada
2. Instalasi listrik yang cukup Ada
3. Instalasi sirkulasi udara Ada
4. Penerangan Ada
5. Pencegahan dan penagulangan kebakaran Ada
(APAR)
6. Prasarana lainnya Ada
a. Toilet
b. Tempat sampah

3. Daftar Peralatan Apotek

No. Nama alat Keterangan


1. Etalase obat Ada
2. Lemari obat Ada
3. Rak obat Ada
4. Lemari narkotika psikotropika Ada
5. Mortar dan stemper Ada
6. Gelas ukur Ada
7. Ketas perkamen Ada
8. Plastic pengemas Ada
9. Meja kursi Ada
10. laptop Ada
3.6 Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
a. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan
tepat,cermat dan cepat
b. Tanya obat Tanya apoteker : Memiliki Apoteker yang memiliki
pengetahuan tentang obat-obatan dan pengobatan
c. Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan
d. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
e. Pelayanan kefarmasian langsung oleh apoteker
f. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di
apotek Sehat Bahagia relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang
mampu mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset.
g. Letak/lokasi apotek mudah dijangkau dan
strategis.
h. Kondisi apotek yang bersih dan nyaman.
i. Di lengkapi dengan TV, Ruang Tunggu dan
Toilet.
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Merupakan apotek baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat,
sehingga membutuhkan waktu untuk branding
b. Merupakan apotek yang berdiri sendiri (swasta) dan bukan suatu apotek
jaringan sehingga diperlukan modal yang besar agar harga obat dapat
bersaing.
c. Belum memiliki pelanggan yang royal.
3. Peluang (Opportunities)
a. Potensi Daerah
Jumlah Penduduk disekitar apotek cukup padat, sehingga menjadi sumber
pelanggan apotek yang potensial. Penduduk dengan latar belakang sosial
yang beragam, sangat memungkinkan untuk menjadi pelanggan.
b. Lokasi daerah
Calon lokasi “Apotek Care “ trategis karena apotek terletak dipinggir jalan
besar. Lokasinya dekat dengan puskesmas di JL. Poros Kongbeng Berau
RT.08 No.81 Desa Miau Baru Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai
Timur.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman / Threaths hanya datang dari kompetitor/pesaing, yaitu Toko Obat
sekitar lokasi yang berjarak dekat.
3.7 Aspek Pemasaran atau Strategi Pemasaran dan Rencana Pengembangan
Apotek
Apotek “Care”ini berusaha untuk memperoleh keuntungan dan kenaikan
omset dari tahun ke tahun sehingga diperlukan strategi pemasaran yang baik.
Rencana strategi yang dilakukan adalah kualitas pelayanan yang prima kepada
konsumen. Pelayanan yang baik serta manajemen terstruktur terkait persediaan obat
diharapkan dapat menarik banyak konsumen untuk menjadi pelanggan tetap.
Aspek-aspek yang menjadi prioritas utama dalam peningkatan pelayanan, meliputi:
1. Keramahan dalam pelayanan (menerapkan sistem ” 5 S” Senyum, Salam, Sapan
Sopan, Santun)
2. Ruang tunggu yang nyaman dengan fasilitas toilet, televisi, leaflet kesehatan,
koran, dan majalah.
3. Menyediakan konselin
4. Pelayanan informasi Obat (PIO)
5. Pelayanan penimbangan BB dan tinggi badan gratis.
6. Tempat parkir luas dan gratis
7. Menyediakan pengantaran obat ke rumah pasien

3.8 Proses manajemen Pengelolaan Apotek


Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Dimana pengelolaan apotek dibagi
menjadi pengelolaan teknis kefarmasian dan non teknis kefarmasian. Pengelolaan
teknis kefarmasian meliputi pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuarn, penyiapan, penyerahan obat atau bahan obat, pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan informasi
mengenai perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter, tenaga
kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat, pengamatan dan pelaporan mengenai
khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya.
Sedangkan pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan administrasi,
keuangan, personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan bidang
lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.
1. Pengelolaan Obat
Pengelolaan Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran dan
pengendalian. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Tujuan
pengelolaan perbekalan farmasi adalah menjamin tersedianya perbekalan
farmasi yang bermutu serta jumlah, jenis dan waktu yang tepat.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi untuk
menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang akan dipesan
kepada distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) agar sesuai
dengan jumlah dan jenisnya untuk kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam perencanaan persediaan farmasi perlu diperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat. Sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan yang direncanakan meliputi obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras, suplemen makanan, kosmetik, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga.
Apotek “Care” melakukan kegiatan pembelian hanya ke distributor
atau PBF resmi. Pemilihan pemasok didasarkan pada beberapa kriteria,
antara lain legalitas PBF, kecepatan dalam mengirimkan barang pesanan,
jangka waktu pembayaran (term of payment), adanya diskon dan harga
yang kompetitif.
b. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi bertujuan untuk menjamin tersedianya
perbekalan farmasi di apotek. Pengadaan perbekalan farmasi di apotek
“Care” dilakukan secara selektif, di mana pengadaan barang berdasarkan
pada prioritas barang-barang yang laku (fast moving), sehingga barang
yang dipesan disesuaikan dengan kebutuhan dan seringnya obat atau
barang tersebut diresepkan oleh dokter atau dibeli oleh pasien.
c. Penerimaan
Setelah dilakukan pemesanan, maka perbekalan farmasi akan dikirim
oleh PBF disertai dengan faktur. Barang yang datang akan diterima dan
diperiksa oleh petugas apotek.
Prosedur penerimaan barang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Alamat pengiriman barang yang dituju.
2) Nama, kemasan dan jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan
yang tertera pada surat pesanan dan faktur. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, petugas yang menerima akan mengembalikan atau
menolak barang yang dikirim (retur) disertai nota pengembalian
barang dari apotek.
3) Kualitas barang serta tanggal kadaluarsa.
4) Jika barang-barang tersebut dinyatakan diterima, maka petugas akan
memberi nomor urut pada faktur pengiriman barang, membubuhkan
cap apotek dan menandatangani faktur asli sebagai bukti bahwa
barang telah diterima. Faktur asli selanjutnya dikembalikan, satu
lembar salinannya diambil oleh apotek disimpan sebagai arsip
apotek. Barang tersebut kemudian disimpan pada wadah tempatnya
masing-masing.
5) Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data arsip
faktur dan barang yang diterima dicatat sebagai data stok barang.
d. Penyimpanan
Setelah barang diterima, setiap barang langsung disimpan. Semua obat
harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan
stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis. Sistem penyimpanan barang
di Apotek Care dilakukan berdasarkan :
1) Untuk obat-obat bebas dan alat kesehatan disimpan di ruang
penyimpanan bagian luar. Disusun secara alfabetis dan efek
farmakologi
2) Obat-obat generik disusun secara alfabetis dan disimpan di ruang
penyimpanan bagian dalam
3) Obat-obat keras disusun secara alfabetis dan sesuai dengan bentuk
sediaan, disimpan di ruang penyimpanan bagian dalam

e. Penyaluran/Pengeluaran Barang
Pengeluaran barang di Apotek Care dilakukan sesuai dengan
permintaan, baik resep maupun non resep dengan melakukan pengecekan
terlebih dahulu secara fisik ketersediaan obat yang diminta. Untuk
pembayaran pembiayaan obat dilakukan secara tunai.
f. Pengendalian
Pengendalian persediaan barang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian. Apabila ada barang yang kosong atau jumlahnya tersisa sedikit,
maka harus ditulis di dalam buku defekta, hal ini berguna untuk mengetahui
jenis barang yang harus dipesan atau dibeli. Pembelian atau pemesanan barang
bisa dilakukan setiap hari berdasarkan data dari buku defekta. Pemeriksaan stok
fisik barang yang ada di apotek dilakukan setiap hari oleh tenaga teknis
kefarmasian.
2. Administratif
Kegiatan administrasi yang akan dilakukan di Apotek Care adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan, yang meliputi:
a. Buku pembelian
Buku pembelian yaitu buku yang mencatat semua barang yang diterima
dari distributor sebagai hasil pembelian. Pencatatan dilakukan setiap
barang didatangkan dari PBF ke apotek yang disertai faktur pembelian.
b. Buku penjualan
Buku penjualan yaitu buku yang mencatat semua penjualan barang baik
melalui resep maupun penjualan bebas
c. Pencatatan defekta
Defekta atau buku pesanan barang berisi keperluan barang yang habis
atau hampir habis selama pelayanan atau barang-barang yang stoknya
dianggap kurang karena barang tersebut diperkirakan akan cepat terjual,
sehingga harus segera dipesan agar dapat tersedia secepatnya sebelum
stok habis.
d. Pencatatan Stok Barang
Mencatat jumlah barang yang masuk dari pembelian barang dan jumlah
barang yang keluar dari hasil penjualan serta jumlah barang yang masih
tersedia di apotek. Pencatatan ini untuk mempermudah pengawasan
terhadap persediaan obat dan kebutuhan masing-masing obat serta
mengawasi arus barang agar penyalurannya mengikuti kaidah First In
First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) sehingga
mengurangi resiko obat-obat kadaluarsa.
e. Pencatatan Surat Pesanan
Permintaan barang dicatat dalam surat pesanan berupa kebutuhan barang
apotek yang berisi jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan yang
kemudian dikirimkan ke masing-masing distributor atau PBF yang sesuai
dengan jenis-jenis barang yang dipesan.
f. Pencatatan Rekap Resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep, yang
kemudian disimpan sebagai arsip apotek.
Resep yang sudah direkap berdasarkan tanggal resep, kemudian
dicatat. Adapun pencatatan meliputi:
1) Nama dokter penulis resep,
2) Jumlah resep yang dikeluarkan,
3) Nama dan jumlah obat yang diresepkan,
4) Total harga.
Resep disimpan selama sekurang-kurangnya 5 tahun dan harus
dirahasiakan. Resep hanya boleh ditunjukkan kepada pasien, dokter yang
menulis resep, dokter yang merawat pasien atau petugas medis lain dan
pihak-pihak lain yang berwenang sesuai dengan undang-undang.
g. Pencatatan bukti retur barang meliputi: tanggal, No.SP, tanggal beli,
dikembalikan kepada, nomor, nama barang, quantity, kemasan, harga, retur
diskon, jumlah harga, retur pajak dan jumlah retur.
3.9 Standar Operasional Prosedur di Apotek

1. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Obat OTC

a. Pasien datang
b. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan
c. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat
d. Menghitung harga minta persetujuan terhadap nominal harga
e. Bila harga sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien
sesuai dengan permintaan meliputi: nama obat dan jumlah obat
f. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
obat dan efek samping obat yang diperlukan pengatasan pertama terhadap
efek samping yang ditimbulkan

2. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Obat Wajib Apotek

a. Pasien datang
b. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat yang
dibutuhkan
c. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya
d. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah)
e. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,
begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat
f. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga
g. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas
h. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi:
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan
i. Catat nama pasien, alamat, dan no telepon pasien
j. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai pasien data record.

3. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Swamedikasi

a. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan :

1. Pasien assesment oleh apoteker untuk merespon keluhan pasien


2. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dengan
kebutuhan pasien. Bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka
disarankan periksa ke dokter.
3. Obat dapat diberikan hanya untuk mengurangi keluhan.
4. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi
lain yang mendukung pengobatan pasien/klien berkenaan dengan
keluhannya.

b. Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:


1. Dilihat ketersediaan obat di apotek
a. Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya. Bila menurut ilmu
kefarmasian sudah tepat obat dapat diberikan. Bila menurut ilmu
kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan patient assesment untuk
membantu memilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan
pasien/klien
b. Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan aktif sama
dari pabrik lain
2. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan
pasien (jenis dan jumlahnya)
3. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi
lain yang mendukung pengobatan pasien/klien berkenaan dengan
keluhannya.
4. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk monitoring
penggunaan obat

4. Standar Prosedur Operasional Penerimaan Resep


a. Resep diterima
b. Memeriksa kebenaran dokter yang tertera dalam resep (jika meragukan segera
hubungi dokternya)
c. Memeriksa kebenaran pasien yang tertera dalam resep (cek nama, umur dan
alamat), jika tidak sesuai dengan pasien dimaksud dikonfirmasi pada penulis
resep atau ditolak.
d. Memastikan sediaan farmasi-alkes sesuai dengan tujuan terapi pasien, jika
tidak sesuai diperbaiki atau dikonfirmasi pada penulis resep/ditolak
tergantung dari situasi dan besar kecilnya ketidak sesuaian tersebut.
e. Mengecek ketersediaan sediaan farmasi-alkes di apotek dengan yang tertulis
di resep
f. Jika ada sediaan farmasi-alkes yang tidak tersedia di apotik, pasien dan atau
dokter diberitahu termasuk alternatif pengganti jika ada.
g. Memberitahukan harga yang harus dibayar

h. Ketika harga sudah sesuai terjadi pembayaran


i. Memberi nomor urut yang sesuai dengan nomor resep pada pasien dengan
tujuannya.
j. Nomor antrian di berikan pada pasien yang bersangkutan, selanjutnya ditukar
dengan obatnya setelah proses penyiapan selesai

5. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat


a. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu
pengobatan pasien (medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik
lisan maupun tertulis
b. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk
memberikan informasi.
c. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias,
etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis
d. Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :

e. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)


f. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat

3.10 Aspek Modal dan Keuangan

Rencana aspek modal


Modal diperoleh dari kerja sama
o Apt. Sri Harunti, S.Farm Rp. 50.000.000,-
o Apt. Teresa Ferbriani Herman, S.Farm Rp. 50.000.000,-
o Apt.Zahra Praselya, S.Farm Rp. 50.000.000,-

1. Modal

Modal tetap Rp. 150.000.000,-


Sewa Ruko per tahun Rp. 60.000.000,-
Perlengkapan dan peralatan apotek Rp. 10.000.000,-
Perlengkapan administrasi Rp. 2.000.000,-
Buku-buku standar di Apotek Rp. 2.000.000,-
Biaya pengadaan obat dan alkes Rp. 60.000.000,-
(awal)
Biaya proses izin pendirian apotek Rp. 3.000.000,-
Perlengkapan lain-lain Rp. 2.000.000,-
Cadangan Modal Rp. 11.000.000,-
Total Modal Rp. 150.000.000,-
2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dalam Setahun
a. Biaya Rutin Bulanan
Tenaga Kerja
APA (1 orang) Rp. 5.000.000,-
Aping (1 orang) Rp 5.000.000,-
PSA Rp. 5.000.000,-
Total Rp. 15.000.000,-
Biaya Lain-lain
Listrik, Air, Wifi, Telepon dll Rp. 800.000,-
Lain-lain Rp. 100.000,-
Total Rp. 900.000,-

Total Biaya Rutin Bulanan : Rp. 15.000.000,- + Rp. 900.000,- = Rp. 15.900.000,-

b. Biaya Rutin dalam Setahun

Biaya rutin bulanan : Rp 15.900.000,- x 12 bulan = Rp. 190.800.000,-

c. Perkiraan Pendapatan dalam Setahun


 Penjualan OTC, Alkes, dan BMHP 25%
30 hari x 12 bulan x Rp. 800.000,- = Rp. 288.000.000,-
 Penjualan OWA 30%
30 hari x 12 bulan x Rp. 800.000,- = Rp. 288.000.000,-
 Penjualan Obat Resep 30%
30 hari x 12 bulan x Rp. 50.000,- x 10 R/ = Rp. 180.000.000,-

Total Pendapatan : Rp. 756.000.000,-

d. Biaya variabel
Uraian Pengeluaran
OTC, Alkes, dan BMHP 80% x Rp. 288.000.000,- Rp. 230.400.000,-
OWA 70% x Rp. 216.000.000,- Rp. 151.200.000,-
Obat Resep 70% x Rp. 180.000.000,- Rp. 126.000.000,-
Total Rp. 507.600.000,-
Total Pengeluaran = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 190.800.000 + Rp. 507.600.000
= Rp. 698.400.000

3. Perhitungan Laba dan Rugi dalam Tahun Pertama


Pendapatan dalam 1 tahun 756.000.000,-

Pengeluaran dalam 1 tahun 698.400.000,-

Laba kotor 756.000.000 - 698.400.000 57.600.000,-

Zakat (2,5%) 1.440.000,-


Laba bersih 56.160.000,-

4. Analisis Keuangan
Payback Period (PBP) = (total investasi) / (laba bersih) x 1 tahun
= 139.000.000 / 56.160.000 x 1 tahun
= 2,5 Tahun
Return On Investment = (laba bersih) / (total investasi)  x 100%
(ROI) = 56.160.000 / 139.000.000 x 100%
= 40,0%
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan  uraian diatas apotek Care memiliki lokasi yang strategi dipinggir jalan
dan penduduk yang sangat padat. Selain itu Apotek Care akan memiliki banyak keuntungan
dikarenakan diwilayah tersebut belum ada terdapat apotek, sehingga masyarakat Miau akan
menjadi pelanggan tetap, sehingga apotek Care layak didirikan.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada studi kelayakan Apotek ini yaitu dapat dijadikan
gambaran, rencana strategi serta dapat mengetahui langkah-langkah dalam perizinan Apotek.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Permenkes No 73 Tahun 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Permenkes . 2014. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah . 2009. tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai