Disusun Oleh :
Ika Sartika
2131.0025.013
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
KATA PENGHANTAR..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Apotek............................................................................ 3
1. Landasan Hukum Apotek............................................................ 3
2. Persyaratan Apotek......................................................................4
3. Tata Cara Pendirian Apotek........................................................ 4
4. Syarat Lokasi Pendirian Apotek.................................................. 6
5. Perlengkapan Apotek...................................................................7
6. Tenaga Kesehatan........................................................................7
7. Tugas dan Fungsi Apotek............................................................ 8
8. Pengelolaan Apotek..................................................................... 8
B. Struktur Organisasi...........................................................................8
1. PSA (Pemilik Sarana Apotek)..................................................... 9
2. APA (Apoteker Pengelola Apotek)............................................. 9
3. AA (Asisten Apoteker)................................................................ 10
4. AA Bagian Kasir......................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Makalah ini
berjudul tentang “Manajemen Farmasi di Apotek”. Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa
sumber yang bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah kami
banyak menemukan berbagai hambatan dan kendala karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang kami punya. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik
seara penyajian ataupun kelengkapannya.Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi kasempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dewasa ini,
mengingat makin banyaknya variasi penyakit, perubahan iklim yang ekstrim,
serta kondisi lingkungan yang telah banyak terkontaminasi. Masyarakat sendiri
telah bersikap kritis untuk memiliki kesadaran mengenai pentingnya kesehatan
bagi hidup mereka, bahkan telah menjadi kebutuhan primer. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka perlu dilakukan pembangunan khususnya dalam
bidang kesehatan yang meliputi fasilitas penunjang kesehatan serta sumber
dayanya, salah satunya adalah apotek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian apotek?
2. Bagaimana struktur organisasi apotek?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang apotek
2. Untuk mengetahui struktur organisasi apotek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Apotek
Menurut Kepmenkes RI No 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian izin apotek dalam pasal) 1 ayat (a) : "Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan
pekerjaan kefarmasian yang dimaksud diatas adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
1) Permohonan Izin Apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1 dan disertai lampiran:
a) Salinan atau fotokopi Surat Ijin Kerja Apoteker
b) Salinan atau fotokopi Kartu Tanda Penduduk
c) Salinan atau fotokopi denah bangunan
d) Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte atau sewa atau kontrak
e) Daftar asisten apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor
Surat Ijin Kerja.
f) Asli dan salinan atau fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek.
g) Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja tetap pada
perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di apotek lain.
h) Asli dan salinan atau fotokopi surat izin atasan bagi pemohon pegawai negeri,
anggota ABRI, dan pegawai instansi pemerintah lainnya.
i) Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan pemilik sarana apotek.
j) Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang obat.
k) Fotokopi Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), apabila tidak ada harus melengkapi
surat peryataan kesanggupan mengurus IMB.
l) Fotokopi NPWP atas nama pemilik Sarana Apotek.
m) Untuk pergantian Ijin Apotik harap mengembalikan SIA lama (asli) dan rekomendasi
IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) cabang.
2) Dengan menggunakan Formulir APT-2, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
selambat-lambatnya 6 (enam) hari setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan
teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaaan setempat terhadap
kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
3) Tim Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja
setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3.
4) Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak
dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggunakan contoh Formulir Model
APT-4.
5) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima laporan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan dimaksud ayat (4), Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotik dengan
menggunakan contoh Formulir Model APT-5.
6) Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dimaksud ayat
(3) masih belum memenuhi persyaratan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan
menggunakan contoh Formulir Model APT-6.
7) Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Apoteker diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.
Tembusannya disampaikan kepada :
6. Tenaga Kesehatan
8. Pengelolaan Apotek
Menurut Permenkes RI No.26 /MenKes/per/1/1981 dalam bab 2 pasal 3 pengelolaah
Apotek meliputi:
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di apotek diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja apotek dalam
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan dengan adanya struktur organisasi dalam
apotek maka setiap pegawai memiliki tugas dan tangung jawab masing-masing, sesuai
dengan jabatan yang diberikan, serta untuk mencegah tumpang tindih kewajiban serta
wewenang maka dengan adanya suatu struktur organisasi sebuah Apotek akan memperjelas
posisi hubungan antar elemen orang.
Secara Umum
3 AA (Asisten Apoteker)
Secara Umum
4. AA Bagian Kasir
A. Kesimpulan
1. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Sistem Manajemen di Apotek Manajemen Apotek, adalah manajemen farmasi yang
diterapkan di apotek.
2. Struktur Organisasi yang ada di apotek terdiri dari;
a) Pemilik Sarana Apotek
b) Apoteker Pengelola Apotek
c) Tenaga Teknis Kefarmasian (Asisten Apoteker)
d) Bagian Tata Usaha
e) Bagian Gudang
f) Bagian Bendahara
B. Saran
Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. Apt. 2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Cetakan ke-12.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartanto, Dicki. MM. 2007. Manajemen Farmasi. Candra Naya. Jakarta
Hartono HDW, Drs. 1998 . Manajemen Apotik. Depot Informasi Obat.
Jakarta
Umar. Apt. M.M. 2004. Manajemen Apotek Praktis. Caraka Nusantara.
Jakarta