Disusun Oleh :
1. Ashabul Kahfi
312110008
2. Indra Prasetya
312110017
3. Nia Rizki R
312110033
4. Waode Insyirah
312110050
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas setelah melaksanakan praktik kerja
lapangan di apotik Bayu Griya Farma
Koordinator
Kedokteran UNISSULA
Modul
ii
MOTTO
Lebih baik perduli dan ramah lingkungan karena kesehatan adalah cermin
kesejahteraan.
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bissmillahirrohmanirrohim
2. Seluruh staff Prodi Farmasi UNISSULA yang banyak memberi pengarahan serta
bimbingan dalam penyusunan laporan PKL ini.
3. Apoteker BAYU GRIYA FARMA dan asisten apoteker serta para staff yang telah
banyak membantu serta membimbing proses berjalannya kegiatan.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
ii
MOTTO ..........................................................................................................
iii
iv
BAB
I PENDAHULUAN .........................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4
Sejarah ....................................................................................
2.2
Visi/Misi/Motto Apotik..........................................................
2.3
Pelaksanaan Kegiatan.............................................................
3.2
4.1
Kesimpulan ............................................................................
4.2
Saran .......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan
kualitas sumber daya manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera maka
kualitas sumber daya manusianya perlu ditingkatkan secara terus menerus
termasuk derajat kesehatannya.
Untuk menigkatkan derajat kesehatan manusia dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukanupaya yaitu dengan
membangun saran-sarana kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
pemeritah dan masyarakat termasuk swasta secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan
sehingga
masyarakat
dapat
menikmati
pelayanan
kesehatan dengan baik dan optimal, dengan adanya pembangunan saranasarana kesehatan tersebut pemerintah dan masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
Apotek merupakan
25
tahun
1998
dan
Keputusan
Menkes
nomor
1332/MENKES/SK/X/2002).
Kegiatan magang ini merupakan kegiatan yang di programkan oleh
prodi Farmasi UNISSULA untuk memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa untuk terjun langsung dalam mengaplikasikan teori maupun
praktek ilmu yang telah di dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan.Juga
mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga dalam dunia kerja, sehingga
wawasan semakin bertambah dengan adanya kegiatan magang ini.
B. Dasar Penulisan
Dasar penulisan dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini
tidak terlepas
dari pihak-pihak
yang telah
ikut
membantu
dalam
menyelesaikan laporan.
Penulisan dalam makalah ini yaitu dengan cara meninjau langsung
kegiatan yang dilakukan di apotek tersebut serta dengan menganalisis terlebih
dahulu kebenaran dan keakuratan yang diperoleh, sehingga bisa disimpulkan
menjadi sebuah laporan.
mahasiswa
agar
memiliki
wawasan,
pengetahuan,
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah
Apotek Bayu Griya Farma resmi dibuka tanggal 19 Agustus 2010.
Awal mula tujuan dibukanya apotek ini dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi. Semula, dokter yang sekarang apotek layani kebutuhan
obatnya, dr. Bambang Witjahjo, M.Kes. dalam praktek pribadi merupakan
dokter dispensing yaitu dokter memeriksa pasien sekaligus memberi obat
kepada pasien. Dengan pertimbangan inilah, muncul gagasan untuk mencoba
memperbaiki sistem pelayanan obat untuk pasien dengan membuka apotek.
Alasan lainnya adalah klinik membutuhkan instalasi farmasi untuk
memenuhi kebutuhan obatnya. Karena pada tahun 2008 dr. Bambang
Witjahjo, M.Kes. dan dr. Bayu Indah Yunita N. membuka praktek bersama
dalam Klinik Bayu Griya Medika.
Di klinik tersebut, persediaan obat injeksi, gas medis, dan obat untuk
pasien langsung dapat dilayani oleh apotek. Selain itu, dengan adanya apotek
diharapkan varian perbekalan farmasi juga semakin banyak, sehingga turut
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang komprehensif di Klinik
Bayu Griya Medika dan masyarakat sekitar kelurahan Gisikdrono.
Berawal dari ide tersebut, maka, Bayu Widya Yuni P., S.Farm., Apt.,
beserta dukungan semangat dan juga dana dari dr. Bambang Witjahjo, M.Kes,
dr. Bayu Indah Yunita N., dan dr. Dwi Nugroho Prastowo, membulatkan tekat
untuk mendirikan apotek. Usaha pendirian Apotek Bayu Griya Farma mulai
sejak bulan Mei 2010.
Tempat yang digunakan sebagai bangunan apotek dahulu adalah
garasi (carport) mobil yang tidak terpakai. Sebagai wujud dari one stop
medical serving maka lahan tersebut digunakan untuk membuka apotek agar
terintergrasi dengan klinik Bayu Griya Medika dan juga sebagai pemanfaatan
lahan yang tidak terpakai.
F
A1
E
C
B1
D
B2
Keterangan :
A : Etalase OTC
A1 : Kasir dan etalase OTC
B1 : Tempat penyimpanan Obat keras sediaan Solid
B2 : Tempat peracikan dan penyimpanan obat keras sediaan semisolid dan
liquid
C : Tempat penyimpanan obat Narkotik
D : Tempat penyimpanan obat Psikotropik
E : Ruang konseling Apoteker
F : Ruang tunggu
G : Toilet
H : Tempat Parkir
B. Visi / Misi / Motto Apotik
Visi Apotek Bayu Griya Farma :
Menjadi apotek kepercayaan masyarakat Semarang Barat yang unggul
dan berkualitas dengan menjunjung tinggi kode etik kefarmasian
Misi Apotek Bayu Griya Farma :
1. Memberikan pelayanan yang berdasar pada praktek pengabdian profesi
Apoteker yang berkompeten kepada seluruh masyarakat
2. Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pelayanan
PENGADAAN
OBAT
PELAYANAN
OBAT
Bayu Widya
Y.P., S.Farm.,
Apt.
Apoteker dan
Asisten
Apoteker (AA)
STOK OBAT
Apoteker dan
staf
ADMINISTRASI
KEUANGAN
PEMASARAN
Yohana
Anggraheni
Bayu Widya
Y.P., S.Farm.,
Apt.
Apoteker dan
staf
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK DI APOTEK
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal
Selasa, 4
november 2014
Kegiatan
Mengamati Pelayanan yang dilakukan oleh staff
apotek Bayu Griya Farma
Mengamati swamedikasi
Melihat arsip resep yang ada di apotek dan belajar
membaca resep
Mengamati tempat penyimpanan obat di apotik
mulai dari obat-obat OTC, OWA, Obat
psikotropika maupun narkotika
Mengamati penerimaan dari faktur
Mengati pembukuan pendapatan apotek dalam
sehari
Melakukan pelayanan resep, pembuatan etiket dan
konseling tata cara pemakaian obat ke pasien
Rabu, 5
November 2014
Kamis, 6
November 2014
Jumat, 7
November 2014
B. Hasil Kegiatan
1. Peraturan dan Perundang-undangan kefarmasian
Permenkes 1027 tahun 2004
Permenkes No 889 th 2011
PP 51 tahun 2009
2. Pengelolaan dan Manajemen Apotek
A. Pengelolaan obat
Berdasarkan Kerja Lapangan
Pengelolaan obat di Apotek Bayu Griya Farma yaitu meliputi
perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Setelah
Apoteker
memilih
PBF
yang
sesuai
yaitu
memberikan
pengadaan.
Pengadaan
dilakukan
berdasarkan
Hal
ini
tercantum
919/Menkes/Per/1993
tentang
dalam
kriteria
Permenkes
obat
yang
No.
dapat
rasio
khasiat
keamanan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam keputusan ini, pelayanan OWA yang dilakukan oleh
apoteker harus memenuhi cara dan ketentuan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien
2. Membuat catatan pasien dan obat yang diberikan.
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai,
kontra indikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu
diperhatikan pasien.
PENGELOLAAN NARKOTIKA dan PSIKOTROPIKA
10
Tujuan
diadakannya
pengelolaan
narkotika
dan
penggunaan
obat
tersebut
dicatat
jumlah
11
b. Pemusnahan Narkotika
Sesuai dengan pasal 60 dan 61 UU No. 22 tahun
1997 pemusnahan narkotika harus dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Dikarenakan obat kadaluwarsa
(2) Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan untuk
pelayanan kesehatan.
Dilakukan dengan menggunakan berita acara yang
memuat:
1. Nama, jenis, sifat dan jumlah
2. Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan
tahun.
3. Tanda tangan dan identitas pelaksana dan pejabat
yang menyaksikan
4. Ketentuan lebih lanjut syarat dan tata cara
pemusnahan
diatur
dengan
keputusan
mentri
kesehatan
c. Pelaporan
Laporan penggunaan narkotika setiap bulannya
dikirim ke Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
kabupaten/kota dan dibuat tembusan ke Dinas Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial propinsi, Balai Besar POM dan
untuk arsip apotek. Pelaporan selambat-lambatnya tanggal
10 tiap bulannya. Laporan bulanan narkotika berisi nomor
urut, nama sediaan, satuan, jumlah pada awal bulan,
pemasukan, pengeluaran, dan persediaan akhir bulan serta
keterangan. Khusus untuk penggunaan morphin, pethidin,
dan derivatnya dilaporkan dalam lembar tersendiri disertai
dengan nama dan alamat pasien serta nama dan alamat
dokter.
12
2. Psikotropika
UU No.5 tahun 1997 tentang psikotropika menyatakan
bahwa psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika,
baik alamiah maupun sintesa yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Berdasarkan UU No.5 Tahun 1997, pasal 3 tentang
Psikotropika, tujuan pengaturan di bidang psikotropika
adalah:
a) Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan
pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.
b) Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropik.
c) Memberantas peredaran gelap psikotropik
1. Pengadaan
Menurut UU No.5 tahun 1997 pemesanan psikotropika
menggunakan surat pesanan yang telah ditandatangani oleh
apoteker kepada PBF atau pabrik obat. Penyerahan
psikotropika oleh apoteker hanya dapat dilakukan untuk
apotek lain, Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan,
dokter dan pelayanan resep dokter.
2. Penyimpanan
Penyimpanan obat golongan psikotropika belum diatur oleh
peraturan
perundang-undangan.
Obat-obat
psikotropik
13
PENGELOLAAN OBAT ED
Obat-obat yang rusak dan kadaluarsa merupakan kerugian bagi
apotek, oleh karenanya diperlukan pengelolaan agar jumlahnya tidak
terlalu besar. Obat-obat yang rusak akan dimusnahkan karena tidak
dapat digunakan dan tidak dapat dikembalikan lagi ke PBF.
Obat kadaluarsa yang dibeli oleh apotek dapat dikembalikan ke
PBF sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah
pihak. Batas waktu pengembalian obat yang kadaluarsa yang
14
ditetapkan oleh PBF 3-4 bulan sebelum tanggal kadaluarsa, tetapi ada
pula yang bertepatan dengan waktu kadaluarsanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
922/MenKes/Per/X/1993 pasal 12 ayat (2), menyebutkan bahwa obat
dan perbekalan farmasi lainnya yang karena sesuatu hal tidak dapat
digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan
cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
Pada pasal 13 menyebutkan bahwa pemusnahan yang dimaksud
dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pengganti,
dibantu oleh sekurang-kurangnya seorang karyawan apotek yang
bersangkutan, disaksikan oleh petugas yang ditunjuk Kepala Balai
Pemeriksaan Obat dan Makanan setempat. Pada pemusnahan dengan
bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap lima yang ditandatangani
oleh Apoteker Pengelola atau Apoteker Pengganti dan petugas Balai
Pemeriksaan Obat dan Makanan setempat. Pemusnahan obat-obat
narkotika dan psikotropika yang sudah kadaluarsa dilaksanakan oleh
apoteker dengan disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan dan
sekurang-kurangnya seorang karyawan apotek. Sedangkan untuk obat
non narkotika-psikotropika dilaksanakan oleh apoteker dibantu oleh
sekurang-kurangnya seorang karyawan apotek.
Pekerjaan Kefarmasian Di Apotek
1. Pelayanan resep
2. Penghitungan dosis sediaan
3. Penulisan salinan resep
4. Pelayanan pembelian bebas
5. Pengecekan stok barang
6. Order barang defekta
7. Penerimaan barang datang
8. Penyimpanan barang datang
15
skrining
resep,
kesesuaian
farmasetik
dan
yang
bertanggung
jawab.
Dengan
16
jika
ada
kesalahan
pengiriman,
maka
17
4. Buku defekta
mengenai
obat
yang
belum
diambil,
18
atau
6. Buku lain-lain
kepentingan
masyarakat
dan
berkewajiban
19
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Pengelola
Apotek
berdasarkan
Permenkes
RI
No.
922/Menkes/Per/X/1993 adalah:
a. Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) atau surat penugasan dari Menteri
Kesehatan.
d. Memenuhi
syarat-syarat
kesehatan
fisik
dan
mental
untuk
20
APA dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek
sedangkan apabila APA karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan
tugasnya, APA dapat menunjuk Apoteker Pengganti.
Peranan dan Fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Peranan dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di antaranya:
b. Membuat visi dan misi.
c. Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja.
d. Membuat
dan
menetapkan
peraturan
atau
Standar
Prosedur
21
dikonsultasikan
22
23
penderita
penyakit
tertentu
seperti
apoteker
harus
memberikan
konseling secara
berkelanjutan.
7) Monitoring Penggunaan Obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus
melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk
pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma,
dan penyakit kronis lainnya.
2. Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus memberikan
edukasi apabila
masyarakat
ingin
mengobati
diri
sendiri
dan
edukasi.
Apoteker
ikut
membantu
secara
formal
diartikan
sebagai
perencanaan,
24
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Menempatkan
diri
sebagai
pimpinan
dalam
multidisipliner.
e. Kemampuan mengelola SDM secara efektif.
f. Selalu belajar sepanjang karier.
g. Membantu memberi pendidikan.
h. Memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.
25
situasi
26
menjamin
kualitas
pelayanan
kefarmasian
maka
4. Administrasi
27
Administrasi
Umum:
pencatatan,
pengarsipan,
pelaporan
pengobatan
pasien,
pengarsipan
hasil
monitoring
penggunaan obat.
C. Peranan Apoteker Sebagai Retailer
Apotek merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian.
Namun tidak dapat dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah
satu model badan usaha retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan
usaha retail lainnya. Apotek sebagai badan usaha retail, bertujuan
untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat dan alat kesehatan,
sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memang
bukanlah tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian
apoteker, tetapi tanpa profit apotek sebagai badan usaha retail tidak
dapat bertahan.
Oleh karena itu, segala usaha untuk meningkatkan profit perlu
dilaksanakan, di antaranya mencapai kepuasan pelanggan.Pelanggan
merupakan sumber profit.Oleh karena itu, sebagai seorang retailer
berkewajiban mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan,
menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan
memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan
pelanggan.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
28
29
30
Fungsi
dan
Tugas
Apoteker
Sesuai
Dengan
Kompetensi
yang
diharapkan
adalah
Apoteker
mampu
hubungan
yang
baik
dengan
penderita
31
perubahan
perilaku
pasien.Kegagalan
pengobatan
dapat
yang
diharapkan
adalah
Apoteker
mampu
obat.Apoteker
berpartisipasi
dalam
program
yang
diharapkan
adalah
Apoteker
mampu
yang
diharapkan
adalah
Apoteker
mampu
32
pelayanan
yang
berkualitas
terhadap
pasien.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Seorang Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan
pharmaceutical care di apotek.
2.
lebih
diperhatikannya
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
34
35
LAMPIRAN
I.
36
37
II.
SP obat Narkotik
38
III.
39