Matakuliah ini didisain untuk memberikan pemahaman
tentang: koperasi dan peran pentingnya dalam pengembangan sistem agribisnis yang mensejahterakan petani; bagaimana keunggulan mekanisme koperasi, bagaimana mengelola koperasi sebagai suatu bentuk lembaga berdimensi sosial-ekonomi; dan strategi pengembangan koperasi yang sesuai dengan jatidirinya, serta peran penting wirakoperasi (co- operative entrepreneurs) dalam pengembangan koperasi agribisnis yang tangguh CAPAIAN PEMBELAJARAN: Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan: 1. Mampu menelaah pentingnya pemahaman konsep koperasi dalam pengembangan agribisnis 2. Mampu mendiferensiasikan keunikan lembaga koperasi sebagai suatu lembaga social- ekonomi 3. Mampu membandingkan keunggulan mekanisme usaha kooperatif dibandingkan usaha lainnya 4. Mampu menelaah pengelolaan dan strategi pengembangan koperasi agribisnis 5. Mampu memerinci keunggulan dan peran wirakoperasi MK : KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
Silabus Tengah Semester Awal:
Pertemuan Pokok Bahasan
1 kelembagaan petani dalam pengembangan agribisnis 2 Peranan koperasi petani dalam pengembangan agribisnis 3 pengertian, nilai dan prinsip-prinsip koperasi 4-5 Keunikan organisasi koperasi 6-7 gerakan koperasi di Indonesia dan dunia serta kebijakan pemerintah yang menyertainya 8 Ujian Tengah Semester MK : KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
Silabus Tengah Semester Akhir:
Pertemuan Pokok Bahasan
9 teori ekonomi bagi kelembagaan koperasi 10 Keterkaitan Koperasi dalam berbagai bentuk pasar 11-12 pengelolaan usaha koperasi : 13-14 Berbagai pendekatan dan strategi Pengembangan koperasi 15 Peranan wirakoperasi dalam pengembangan koperasi agribisnis di Indonesia 16 Ujian Akhir Semester KONTRAK PERKULIAHAN Tata Tertib Perkuliahan : 1. ABSENSI : TOLERANSI …15………MENIT 2. POINT PENILAIAN : ABSENSI:/MMI 10 % Tugas, 25 % UTS 30 % UAS 35 % 3. KAMERA DINYALA KA N JIKA ZOOM 3. ..... 4. .... KELEMBAGAAN PETANI DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
FOURNITA AGUSTINA TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan urgensi kelembagaan
petani dalam pengembangan agribisnis KELEMBAGAAN PETANI SEBAGAI SUATU KENISCAYAAN DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
Keberhasilan usahatani yang dilaksanakan tidak akan
terlepas dari peran kelembagaan agribisnis Apabila peran tersebut belum optimal maka pengembangan agribisnis komoditas akan terhambat. sektor agribisnis menyerap lebih dari 75 persen angkatan kerja nasional termasuk didalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga pertanian.. Keberhasilan pengembangan suatu komoditas tidak hanya dipengaruhi oleh budidaya yang dilakukan oleh petani tetapi juga di luar budidaya baik pengadaan sarana produksi, penanganan pasca panen, pemasaran maupun jasa penunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut, yang membentuk suatu sistem dan disebut dengan agribisnis. Peran kelembagaan agribisnis sangat menentukan terhadap keberhasilan pembangunan pertanian, karena diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap aksesibilitas petani terhadap pengembangan sosial ekonomi petani, serta pasar. Jika dikaitkan dengan sistem agribisnis, kelembagaan termasuk subsistem jasa penunjang dimana lembaga tersebut harus mampu berperan dalam menunjang terhadap kegiatan dalam subsistem pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan hasil pertanian dan pemasaran. Mosher (1981), menyatakan bahwa terdapat dua syarat dalam pembangunan pertanian, yaitu: (1) Syarat mutlak, meliputi pasar untuk hasil pertanian, teknologi yang terus berkembang, tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara lokal, perangsang produksi bagi petani, serta pengangkutan. (2) Syarat pelancar, meliputi pendidikan pembangunan, kredit produksi, kegiatan gotong royong, perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian serta perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian. Pembangunan kelembagaan pertanian sebagai penujang keberhasilan agribisnis diperlukan karena: (1) Proses pertanian memerlukan sumberdaya tangguh yang didukung oleh infrastruktur, peralatan dan kredit, (2) Pembangunan kelembagaan petani lebih rumit daripada manajemen sumberdaya alam karena memerlukan faktor pendukung dan unit-unit produksi, (3) Kegiatan pertanian mencakup rangkaian penyiapan input, mengubah input menjadi produk dengan tenaga kerja dan manajemen dan menempatkan output menjadi lebih berharga, (4) Kegiatan pertanian memerlukan dukungan dalam bentuk kebijakan dan kelembagaan dari pusat dan lokal, (5) Kompleksitas pertanian yang meliputi unit usaha dan kelembagaan sulit mencapai optimal. Pembangunan pertanian pada dasarnya meliputi pengembangan dan peningkatan pada faktor-faktor: teknologi, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan kelembagaan (Uphoff, 1986; Johnson (1985) dalam Pakpahan, 1989). Faktor-faktor tersebut merupakan syarat kecukupan (sufficient condition) untuk mencapai performance pembangunan yang dikehendaki. Artinya, apabila satu atau lebih dari faktor tersebut tidak tersedia atau tidak sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, maka tujuan untuk mencapai performance tertentu yang dikehendaki tidak akan dapat dicapai. Salah satu permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya pertanian adalah masalah kelembagaan pertanian yang tidak mendukung, salah satunya kelembagaan petani. Untuk itu perlu adanya pembangunan kelembagaan petani yang dilandasi pemikiran bahwa: (a) Proses pertanian memerlukan sumberdaya manusia tangguh yang didukung infrastruktur, peralatan, kredit, dan sebagainya; (b) Pembangunan kelembagaan petani lebih rumit daripada manajemen sumberdaya alam karena memerlukan faktor pendukung dan unit- unit produksi; (c). Kegiatan pertanian mencakup tiga rangkaian: penyiapan input, mengubah input menjadi produk dengan usaha tenaga kerja dan manajemen, dan menempatkan output menjadi berharga; (d) Kegiatan pertanian memerlukan dukungan dalam bentuk kebijakan dan kelembagaan dari pusat hingga lokal; dan (e) Kompleksitas pertanian, yang meliputi unit-unit usaha dan kelembagaan, sulit mencapai kondisi optimal. Kelembagaan adalah keseluruhan pola- pola ideal, organisasi, dan aktivitas yang berpusat di sekeliling kebutuhan dasar seperti kehidupan keluarga, negara, agama dan mendapatkan makanan, pakaian, dan kenikmatan serta tempat perlindungan. Suatu lembaga dibentuk selalu bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga lembaga mempunyai fungsi. Kelembagaan petani yang dimaksud di sini adalah lembaga petani yang berada pada kawasan lokalitas (local institution), yang berupa organisasi keanggotaan (membership organization) atau kerjasama (cooperatives) yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok kerjasama (Uphoff, 1986) Di tingkat petani lembaga diperlukan sebagai: (a) wahana untuk pendidikan, (b) kegiatan komersial dan organisasi sumberdaya pertanian, (c) pengelolaan properti umum, (d) membela kepentingan kolektif. Keberadaan kelembagaan petani didasarkan atas kerjasama yang dapat dilakukan oleh petani dalam mengelola sumberdaya pertanian, antara lain: (a) pemprosesan (processing), agar lebih cepat, efisien dan murah; (b) pemasaran (marketing), akan meyakinkan pembeli atas kualitas dan meningkatkan posisi tawar petani; (c) pembelian (buying), agar mendapatkan harga lebih murah; ( (d) pemakaian alat-alat pertanian (machine sharing), akan menurunkan biaya atas pembelian alat tersebut; ( e) kerjasama pelayanan (co- operative services), untuk menyediakan pelayanan untuk kepentingan bersama sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota; (f) bank kerjasama (co-operative bank); (g) kerjasama usahatani (co-operative farming), akan diperoleh keuntungan lebih tinggi dan keseragaman produk yang dihasilkan; dan (h) kerjasa multi- tujuan (multi-purpose co-operatives), yang dikembangkan sesuai minat yang sama dari petani. kelembagaan sebagai suatu aturan main dalam interaksi personal dan kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1981). Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal dan informal mengenai tata hubungan manusia dan lingkunagnnya yang menyangkut hak-hak, perlindungan hak dan tanggung jawab. Sedangkan kelembagaan sebagai suatu organisasi menurut Winardi (2003), dapat dinyatakan sebagai sebuah kumpulan orang-orang dengan sadar memberikan sumbangsih mereka kearah pencapaian suatu tujuan umum. Manfaat utama lembaga adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial masyarakat, dan sebagai kontrol sosial, sehingga setiap orang dapat mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat (Elizabeth dan Darwis, 2003). Tugas : Melihat/menelaah Kelembagaan Petani di Sekitar tempat Tinggalmu… 1. kelembagaan sebagai suatu aturan main dalam interaksi personal 2. kelembagaan sebagai suatu organisasi : Tujuan dari Kelembagaan TERIMA KASIH SEE YOU ………….
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro