DASAR-DASAR KLIMATOLOGI
AGR 203
Disusun Oleh :
Dr. Tri Lestari, S.P., M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan panduan praktikum fisiologi
cekaman Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi,
Universitas Bangka Belitung, Desa Balunijuk Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Penulis menyadari Panduan Praktikum ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu
menyusun panduan praktikum ini.
Kritik dan saran dibutuhkan penulis untuk menyempurnakan penulisan
panduan praktikum ini. Semoga panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan sebaik-baiknya sebagai sarana pembelajaran dan penambah wawasan dalam
praktikum yang akan dilaksanakan.
Penulis
3
PERATURAN PRAKTIKUM
Adapun peraturan yang harus dipatuhi ketika praktikum akan dilaksanakan yaitu
1. Praktikan harus hadir diruangan asistensi (Sesuai dengan jadwal) tepat waktu.
2. Toleransi keterlambatan praktikan dating kedalam ruangan dengan waktu 15
menit.
3. Setiap sebelum atau sesudah praktikum dilakukan akan diadakan free test
ataupun post test. Bagi praktikan yang terlambat diluar waktu toleransi tidak
dapat mengikuti test susulan.
4. Pada saat praktikum berlangsung di dalam laboratorium, praktikan harus
berpakaian sopan dan rapi, serta mengenakan jas lab.
5. Pada saat praktikum berlangsung di lahan atau dilapangan, pakaian praktikan
menyesuaikan.
6. Praktikan wajib mengikuti semua mata praktikum yang akan dilaksanakan
kecuali dalam keadaan sakit atau izin yang terlebih dahulu disampaikan kepada
pengampu praktikum.
7. Pengumpulan laporan hasil praktikum harus tepat waktu dan sesuai dengan
kesepakan dengan pengampu praktikum.
8. Bagi pratikan yang tidak menaati peraturan akan dikenakan sanksi sesuai
kesepakatan dan toleransi pengampu praktikum.
9. Poin Penilaian prakitikum akan dibagi sebagai berikut :
Kehadiran : 10%
Test : 15%
Laporan : 20%
Keaktifan : 25%
Ujian Praktikum : 30%
4
I. PENDAHULUAN
efektif dan efisien. Analisis perubahan cuaca melalui pengamatan liputan awan dan
intensitas radiasi surya di areal persawahan Pulau Jawa dari data satelit inderaja dan
memprediksi dampaknya terhadap produktivitas padi. Kebutuhan pangan akan
meningkat dengan bertambahnya penduduk, untuk itu Pemerintah Indonesia dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, selain mengadakan ekstensifikasi yang ditempuh
dengan jalan mencetak lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa, juga meningkatkan
panca usaha tani untuk peningkaran produksi pertanian. Guna mengambil
kebijaksanaan pemerintah untuk menangani kebutuhan pangan perlu dilakukan
pemantauan terhadap kondisi daerah pertanian, khususnya padi. Produksi tanaman
pertanian lebih banyak dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim. Pertumbuhan dari
produksi padi lebih banyak ditentukn oleh aktifitas fotosintesa tanaman padi yang
banyak dipengaruhi oleh liputan awan yang menaungi tanaman (Kushardono, 2006).
1.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian
Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat
mewakili hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di suatu daerah
pertanian yang. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak pendek
karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti: rawa, bukit, danau, dan kota,
sedapat mungkin tidak dipilih untuk lokasi stasiun. Beberapa faktor lingkungan khusus
yang mempengaruhi perubahan iklim antara lain: Vegetasi, Tinggi tempat, Distribusi
darat-laut, Gunung, Perlakuan dan aktivitas manusia (Taufik, 2010).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus–menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer)
serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap stasiun meteorologi. Luas
taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang didalamnya. Tempat untuk
membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis stasiun, agar hasil peramatan
cukup representatif, misalnya taman alat-alat untuk keperluan penerbangan dibangun
dekat landasan. Taman alat-alat meteorologi pertanian dibangun ditempat yang
representatif untuk keperluan pertanian (Gunawan, 2007).
7
Gambar 1. Pengukuran lama penyinaran matahari tipe Cambell-Stoke terdiri dari (1)
lensa bola untuk memusatkan sinar surya, (2) kertas pias, (3) busur
meridian, (4) jarum penahan pias, (5) sekrup pengunci setelah setelah
kemiringan lensa diatur menurut derajat letak garis lintang bumi setempat,
(6) sekrup pengatur letak horizontal bagi tubuh alat, (7) kerangka alat, (8)
dasar alat, (9) paku sekrup sebagai pengatur kedudukan horizontal bagi
tubuh alat.
untuk intensitas radiasi gelombang pendek dari matahari dan atmosfer yang jatuh pada
permukaan horizontal. Penggunaan alat lux meter biasanya lebih mudah dan praktik
untuk pengamatan intensitas cahaya matahari untuk bidang pertanian. Satuan
pengukuran bagi intensitas cahaya matahari yaitu kalori/cm2/hari dan untuk lux meter
adalah lux.
Penggunaan alat lux meter sangat mudah dan praktis. Berikut adalah metode
pengukuran intensitas cahaya dengan menggunakan alat lux meter.
1. Nyalakan lux meter dan set panjang gelombang yang terbagi pada beberapa
golongan. (a: 1-100, b: 100-1000 dan c: 1000-10.000).
2. Sensor lux meter diarahkan ke langit dan diusahakan tidak ternaungi
bayangan praktikan, bangungan, pohon dan lain-lain.
3. Baca hasil pembacaan lux meter. Jika alat tidak mampu membaca pindahkan
settingan panjang gelombang dari a ke b. jika tidak terbaca juga pindahkan
dari b ke c.
4. Pengukuran penggunakan lux meter dilakukan pada beberapa tempat dengan
naungan berbeda seperti dibawah pohon, antar gedung, naungan penuh
(Ruangan), naungan tidak penuh, dan tempat terbuka untuk melihat
perubahan. Hasil pengamatan di catat.
11
3. Piranti ukur tersebut harus terbebas dari radiasi bmi yang berasal dari proses
pemanasan dan pendinginan tempat sekitarnya.
Sehingga agar piranti ukur tersebut terbebas dari sumber ganggung di atas (yang
dapat mempengaruhi akurasi pengukuran), maka biasanya piranti tersebut
diletakkan di dalam sebuah kotak yang disebut dengan sangkar meteo yang terbuat
dari kayu dan telah di cat putih, mempunyai ventilasi dan mempunyai satu atau dua
pintu. Kotak ini dipasang pada ketinggian kurang lebih 120cm, dan arah pintunya
diatur sedemikian rupa sesuai dengan perubahan sudut datangnya sinar matahari.
Gambar 3. Sangkar Meteo dan (a)Thermometer maksimum, (b) thermometer
minimum, (c) thermometer bola basah, dan (d) thermometer bola kering.
C D
A
B
Gambar 4. Termohigrograf
Gambar 5. Termohigrometer terdiri dari 2 skala yaitu (1) skala suhu dan (2)
skala kelembaban.
Berikut cara kerja alat sekaligus praktikum pengukuran suhu dan kelembaban
udara.
14
digunakan tanaman dalam menyerap unsur haramencukupi kebutuhan air yang akan
ditangkap oleh akar tanaman.
Pengukuran suhu dan kelembaban tanah dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Soil Moisture Meter. Alat ini memiliki tingkat ketelitian yang relative sangat
tinggi, serta penggunaan alat yang mudah serta praktis jika digunakan dilapangan.
Gambar 6. Soil Moisture Meter yang terdiri dari (1) Garpu sensor, (2) Layar
pembaca, (3) data hold dan (4) setting suhu kelembaban tanah dengan setinggan suhu
dalam satuan oR, oC, dan oF.
Penggunaan alat pengukur suhu dan kelembaban tanah ini dijeaskan sebagai
berikut berserta dengan cara praktikum yang akan dilaksanakan.
1. Soil Moisture Meter dihidupkan terlebih dahulu agar pembacaan akurat.
2. Setelah dihidupkan, garpu sensor dibersihkan agar tidak ada kotoran yang
mengganggu pengukuran dan pembacaan suhu dan kelembaban.
3. Setting diubah sesuai pengukuran baik suhu maupun kelembaban
4. Garpu sensor ditancapkan pada tanah yang akan diukur dan tunggu angka
sampai stabil.
5. Angka yang terbaca dicatat dan jika akan diakukan pengukuran kembali grapu
sensor dibersihkan terlebih dahulu.
6. Jarak pengukuran dilakukan pada tempat yang berbeda dengan jarak kira-kira
30 meter.
7. Pengukuran dilakukan pada tempat yang berbeda seperti dibawah pohon,
diantara gedung, di bawah naungan tidak penuh dan di lapangan terbuka.
17
terdapat skala ukur. Sifat yang subyektif maka system ini hasilnya baru memadai bila
digunakan oleh pengamatan yang terlatih dan telah berpengaaman.
Susunan Skala Beufort
20
meliputi karton, benang, paku, lem, kertas origami, karet, pipet, kayu dan pensil. Cara
kerja praktikum ini akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Pembuatan Kincir angin
1. Potong karton serta kertas origamai sesuai dengan gambar dibawah ini
2. Lem bagian lipatan agar tidak terlepas saat ditiup angin. Kincir angin dibuat
dengan ukuran kecil dan besar.
3. Setelah selesai, bagian tengan kincir dipaku pada bagian ujung kayu sehingga
membentuk kincir angin.
4. Kincir angin ditempatkan pada tempat terbuka agar dapat melihat kecepatan
angin.
b. Membuat Panah Angin
22
1. kertas origami di potong membentuk ujung dan ekor panah dan di tempelkan
pada pipet yang sudah dipotong seperti pada gambar.
2. tempelkan bagian tengan pipet pada kayu menggunakan paku kecil ataupun
jarum namun jangan terlalu kecang agar pipet dapat bergerak mengikuti arah
angin.
3. Panah angin diletakkan di tempat terbuka agar dapat diketahui arah anginnya.
23
Hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah selama periode tertentu
diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Diatas permukaan
tanah yang datar, air yang jatuh dari suatu peristiwa dianggap sama tinggi. Volume air
hujan pada luasan permukaan tertentu dengan mudah dapat dihitung jika tingginya
dapat diketahui. Maka langkah terpenting dalam pengukuran hujan ditujukan kea rah
pengukuran tinggi yang representative dari air hujan yang jatuh selam jangka waktu
tertentu.
WMO menganjurkan penggunaan satuan milliliter untuk hujan, sampai
ketelitian 0.2 mm. bagi bidang klimatologi pertanian dikumpulkan hujan harian atau
setiap periode 24 jam yang diukur setiap pagi hari. Dari data harian dapat dihimpun
data hujan mingguan, bulanan sampai tahunan. Selanjutnya juga diperhitungkan dari
hujannya. Menurut pengertian klimatologi, satu hari hujan ialah periode 24 jam dimana
terkumpul curah hujan setinggi 0.5 mm atau lebih. Kurang dari ketentuan hujan
dinyatakan nol, meskipun tinggi hujannya tetap diperhitungkan.
Tabel 2. Kerapatan minimum suatu jaringan stasiun hujan
Kisaran luas minimum Kisaran luas yang masih
yang diwakili sebuah dibolehkan untuk diwakili
penakar untuk suatu sebuah penakar pada
Tipe Wilayah
jaringan stasiun yang daerah yang keadaan
normal (Km2 per stasiun). alamnya ulit (km2 per
stasiun)
I. dataran di daerah
temperate, mediteran dan 600-900 900-3000
tropika
II. pegunungan di daerah
temperate, mediteran dan 100-250 250-1000
daerah tropika
III. pulau kecil
berpegunungan, curah 25
hujan sangat tidak merata.
24
Penangkar hujan memiliki beberapa jenis meliputi penangkar curah hujan tipe
kolektor, tipe observatorium, tipe USBW standar, penangkar hujan rekaman,
penangkar hujan rekaman dengan prinsip timbangan, penangkar curah hujan rekaman
prinsip pelampung dan penangkat curah hujan prinsip pelam[ung. Penangkar curah
hujan yang sering digunakan yaitu prinsip hellmann.
VIII. MIKROKLIMAT
Pengertian lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup hidup itu
tumbuh dimana meliputi unsure-unsur penting seperti tanah, air dan udara. Lingkungan
sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya
lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bias hidup dengan bebas untuk
mencari makan, bias juga dengan lingkungan perkotaan dimana unsure bangunan
sangat kental di dalamnya. Saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka
keseimbangan anatara kehidupan dan dengan kehidupan lainnya akan berubah, hal ini
memeberikan dampak negative bagi setiap makhluk hidup yang ada disekitarnya.
Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan organism, maka
perlu dilakukan penggolongan factor-faktor lingkungan tersebut.
Factor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi factor biotic dan
abiotik. Factor lingkungan abiotik terdiri dari tanah, air udara-angin, cahaya, dan
sebagainya. Sedangkan factor biotic terdiri atas organism hidup di luar lingkungan
biotik yaitu manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.
Kondisi udara yang berpengaruh atau berhubungan langsung dengan tumbuhan
disebut mikroklimat. Walaupun hanya dalam daerah yang sangat kecil mikroklimat
dapat menyebabkan adanya variasi dalam tipe dan komposisi tumbuhan. Komponen
mikroklimat tersebut antara lain temperatur udara, kelembaban udara, intensitas cahaya
dan kecepatan angin.
Pengukuran temperatur dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Pengukuran kuantitatif dinyatakan dalam satuan kalori yaitu gram kalori atau kilogram
kalori sedangkan pengukuran kualitatif dinyatakan dalam satuan derajat Celcius,
derajat Fahrenheit, Reamur atau Kelvin. Pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan
alat termometer. Termometer bekerja berdasarkan prinsip pemuaian atau pengerutan
suatu zat padat ataucairan akibat pemanasan atau pendinginan. Zat cair yang digunakan
adalah air raksa ataualkohol yang diberi warna agar mempermudah dalam pembacaan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Horn LH, Trewertha GT. 1995. Pengantar Iklim (Edisike-5). Penerjemah Andani S.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra AG. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap tanah dan Tanaman.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Nasir AA dan Manan ME. 1980. Alat-alat pengukur Cuaca di Stasiun Klimatologi
Pertanian. Bagian Klimatologi Pertanian. Departemen Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.