Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

MANAJEMEN AGRIBISNIS

Peranan Lembaga Penunjang Agribisnis

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Selestina Hoar Bria (1904060137)

2.Yuniati Maria Seran (1904060132)

3. Raimundus Nonatus Sambi (1904060211)

4. Vebriyanti Palmelia Dacosta (1904060232)

5. Debriwati Bekak (1904060154)

6. Rony Nguru Lewo (1904060263)

7. Norcy Ola (1904060138)

8. Yoshua Perrizalal Boki (1904060279)


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merupakan semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta
mengembangkan kegiatan dari ketiga subsistem agribisnis yang lain. Keberadaan
kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat penting untuk
menciptakan agribisnis Indonesia yang tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga
pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi
agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis.
lembaga  pendukung pengembangan agribisnis adalah : ( a)pemeritah (b) lembaga
pembiayaan (c)lembaga pemasaran dan distribusi (d) Koperasi (e) lembaga pendidikan
formal dan Informal (f) Lembaga penyuluhan (g) Lembaga riset agribisnis (h) Lembaga
penjamin dan penanggungan resiko

Keberdaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat penting


untuk menciptakan agribisnis Indonesia yang sanggup dan kompetitif%. Lembaga-lembaga
pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi
agribisnis dalam dalam mewujudkan pengembangan agribisnis.

1.2 Rumusan Masalah


Mengapa Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat
penting ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui peranan lembanga-lembanga pendukung pengembangan agribisnis
BAB 11. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu Praktikum

Hari/Tanggal : Jumat,20 Mei 2022


Waktu : 13.00-16.00

2.2 Tempat Pelaksanaan

Praktikum dilaksanakan di Blakang Stim.As.Erson, Jln Siliwanggi, As. Erson Kupang


Tengah

2.3 Cara Kerja

Praktikum dilaksanakan dengan cara berdiskusi bersama anggota kelompok


BAB 111.PEMBAHASAN

Peran kelembagaan agribisnis sangat menentukan terhadap keberhasilan pembangunan


pertanian, karena diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap aksesibilitas petani terhadap
pengembangan sosial ekonomi petani,serta pasar.Jika dikaitkan dengan sistem agribisnis,
kelembagaan termasuk subsistem jasa penunjang dimana lembaga tersebut harus mampu
berperan dalam menunjang terhadap kegiatan dalam subsistem pengadaan sarana produksi,
usahatani, pengolahan hasilpertanian dan pemasaran. Petani sebagai pelaku utama adalah subjek
dalam pembangunan agribisnis tersebut yang merupakan konsumen dari jasa yang diberikan oleh
lembaga penunjang agribisnis tersebut. Agribisnis akan berjalan dengan baik jika tidak terjadi
kesenjangan antara lembaga penunjang dengan kegiatan usahanya.

Pada dasarnya peran suatu kelembagaan sangat diperlukan dalam proses kegiatan
pembangunan untuk meningkatkan segala infrastruktur demi mensejahterakan kehidupan
masyarakat. Kelembagaan merupakan suatu hubungan manusia yang dibentuk melalui struktur
kelompok dalam masyarakat yang dibentuk untuk mengatur suatu organisasi dengan tujuan yang
sama dan dibatasi oleh norma-norma serta kode etik demi mensukseskan awal dari terbentuknya
kelembagaan tersebut.

Dalam suatu pembangunan di daerah peran kelembagaan sangat penting keberadaannya,


sebab kelembagaan juga menjadi kunci sukses dalam kelancaran dan berjalannya pembangunan
tersebut. Suatu kelembagaan harus dapat membaca dan memantau segala kegiatan perekonomian
yang ada di dunia luar. Hal ini agar kelembagaan dapat memprediksi perkembangan
perekonomian yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Tahap awal pembentukan
suatu kelembagaan harus sangat diperhatikan, kelengkapan dan kesiapan suatu kelompok harus
dibangun secara matang agar tidak menimbulkan kekacauan pada saat menjalankan suatu
lembaga atau organisasi tersebut.
Peran kelembagaan pertanian bagi petani antara lain: (a) menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan oleh petani (sarana produksi), (b) meningkatkan posisi tawar menawar petani dalam
kegiatan ekonomi, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh
petani.

Kegiatan pembangunan pertanian dituangkan dalam bentuk program dan proyek dengan
membangun kelembagaan koersif (kelembagaan yang dipaksakan), seperti Padi Sentra,
Demonstrasi Massal (Demas), Bimbingan Massal (Bimas), Bimas Gotong Royong, Badan Usaha
Unit Desa (BUUD), Koperasi Unit Desa (KUD), Insus, dan Supra Insus.

Pentingnya manajemen gribisnis mampu mengantisipasi adanya serangan hama dan penyakit
lain pada tanaman. Mampu memerhatikan musim tanaman dengan tujuan memaksimalkan hasil
panen. Mampu memerhatikan karakter lahan tanaman. Mampu memperhatikan karakter alami
pada suatu komoditas.

Anda mungkin juga menyukai