Anda di halaman 1dari 4

MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI

A. Tinjauan Umum Model Kelembagaan Pertanian


Kelembagaan perekonomian sangat penting karena dapat menggerakkan
kemajuan dan kemakmuran ekonomi. Didalam kelembagaan tentu tidak
lepas adanya manajemen untuk mengatur sistem didalamnya. Menurut
Hermanto dan Subowo, 2006, Kelembagaan pertanian dibedakan menjadi :
1. Kelembagaan sosial nonbisnis yang merupakan lembaga pertanian yang
mendukung penciptaan teknologi, penyampaian teknologi, penggunaan
teknologi dan pengerahan partisipasi masyarakat, seperti lembaga
penelitian, penyuluhan, kelompok tani
2. Lembaga bisnis penunjang yang merupakan lembaga yang bertujuan
mencari keuntungan seperti koperasi, usaha perorangan, usaha jasa
keuangan

B. Rancangan Model Kelembagaan


Kelembagaan ekonomi di pedesaan sudah banyak dikembangkan tetapi
tetap masih kurang maksimal dan keberadaannya dalam menumbuhkan
perekonomian masih cenderung tidak berkesinambungan. Hal ini karena bersifat
top down dan bahkan cenderung mengeneralisasikan suatu bentuk
kelembagaan untuk diintroduksikan tanpa memperhatikan struktur sosial dan
kebutuhan masyarakat. Akibatnya banyak kelembagaan baru yang masuk di
pedesaan tanpa mendapat respon dari masyarakat. Dengan adanya
pengembangan dan penyesuaian diri maka ada cara untuk mengembangkannya
dengan cara bottom up melalui Participatory Assessment and Planning (PAPA),
yaitu pendekatan dimulai dari petani dan petani akan menentukan
kelembagaannya yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungannya.
Meskipun kenyataannya masyarakat memiliki struktur sosial dan kebutuhan yang
berbeda terhadap kelembagaan yang mengatur tata kehidupan dia antara
mereka, tetapi dengan adanya rancangan model kelembagaan akan membantu
partisipatif kebutuhan dan pilihan lembaga yang dapat diterapkan dan diterima
oleh masyarakat sebagai upaya peningkatan pendapatan secara bertahap.
Model pengembangan kelembagaan antara lain :
a. Kelembagaan Keuangan Mikro
b. Kelembagaan GAPOKTAN
c. Kelembagaan Klinik Agribisnis
d. Kelembagaan Kemitraan Bermediasi
e. Badan Usaha Milik Petani (BUMP)
C. Lembaga Keuangan Mikro
a. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro

Asian Development Bank (ADB) mendeinisian LKM sebai lembaga


yang menyediakan jasa penyimpanan (deposits), kredit (loan),
pembayaran berbagai transaksi jasa (payment service) serta money
transfer yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil.
Ada tiga elemen penting didalam LKM (Krishnamurti, 2005)
yaitu
1. Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan
2. Melayani rakyat miskin
3. Menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan
fleksibel
Berdasarakan bentuknya, secara umu LKM dibagi menjadi tiga
(wijono,2005; Direktorat Pembiayaan, 2004) yaitu :
1. Lembaga formal seperti bank desa dan koperasi
2. Lembaga semi formal misalnya organisasi non pemerintah
3. Sumber-sumber inormal, misalnya pelepas uang
b. Potensi dan Peran LKM
LKM mempunyai potensi dalam menggerakkan perekonomian dalam
masyarakat pedesaan. Perekonomian pedesaan tidak dapat
mengabaikan pelaku ekonomi masyarakat yang umumnya berskala
mikro dan kecil. Pemberdayaan usaha kecil dipandang mampu
menggerakkan perekonomian pedesaan dan berdampak pada
tumbuhnya ekonomi nasional. Hal ini tidak terlepas dari peran usaha
kecil yang strategis dilihat dari kualitas dan kemampuannya dalam
meningkatkan pendapatan serta penyerapan tenaga kerja. BI (2001)
mencatat peranan strategis yaitu :
1. Jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi
2. Potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja
3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
dengan harga terjangkau

LKM sangat membantu usaha kecil yang dapat mengembangakan usaha


tersebut. Adapaun analisis persyaratannya yaitu dengan 5 C :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat nasabah dapat dipercaya (latar belakang
dari segi cara hidup/gaya, pekerjaan, keadaan keluarga nasabah, hobby)
2. Capasity
Dilihat dari kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang diukur dari
kemampuannya dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Penggunaan modal apakah efektif atau tdk di lihat dari laporan keuangan
(neraca dan lap.laba rugi)

4. Colleteral
Jaminan yang diberikan calon nasabah baik fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

5. Condition
Menilai dari segi kondisi ekonomi yang tentunya dari sektor masing-
masing yang dijalankan serta prospek usaha yang dijalankan.Penilaian
prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya mempunyai prospek ke
depan.
Secara spesifik dalam konteks pembangunan ekonomi pedesaan yang masih
didominasi sektor pertanian, maka peran LKM sangat besar, ada 5 alasan untuk
mendukung yaitu :

1. LKM umumnya berada dekat dengan kawasan pedesaan sehingga dapat


dengan mudah diakses oleh petani ekonomi di desa.
2. Petani/masyarakat desa menyukai proses yang singkat dan tanpa
prosedur
3. Karakteristik usahatani umunya membutuhkan platfond kredit yang tidak
terlalu besar sehingga sesuai dengan kemampuan finansial LKM.
4. Dekatnya lokasi LKM dan petani memungkinkan pengelola LKM
memahami betul karakteristik usahatani sehingga dapat mengucurkan
kredit tepat waktu.
5. Adanya keterkaitan socoi-cultural serta hubungan yang bersifat personal-
emosional diharapkan dapat mengurangi sifat moral hazard dalam
pengembalian kredit.

Hasil Kajian Direktorat Pembiayaan (2004) agar LKM dapat optimal maka
LKM memiliki karakteristik yaitu :

1. Tidak menggunakan pola pelayanan keuangan perbankan konvensional


terutama dalam administrasi tidak sulit
2. Sasarannya adalah masyarakat miskin dan pengusaha mikro, dimana
jasa keuangan yang diberikan dapat disesuaikan dengan karakterisktik
sasaran
3. Menggunakan pendekatan kelompok, baik dengan ataupun tidak dengan
sistem tanggung renteng yang mengedepankan pola hubungan kenal
dekat sebagai landasan utama mengelola resiko
4. Lingkup kegiatan LKM dapat mencangkup pembiayaan kegiatan ekonomi
produktif maupun konsumtif, pendampingan dan pendidikan, kegiatan
oleh pengusaha mikro dan masyarakat miskin

c. Permasalahan yang Dihadapi LKM


LKM selain memiliki potensi yang cukup, namun LKM juga memiliki
permasalahan yang dihadapinya. Menurut Wijono (2005) permasalahan
eksternal yang dihadapi LKM dalah aspek kelembagaan yang antara lain
:mengakibatkan bentuk LKM yang beraneka ragam.

d. LKM Dalam Kehidupan Masyarakat Pedesaan


LKM sangat mengerti kedaan masyarakat Pedesaan. LKM terlihat dari
pemberian pinjaman disesuikan pada kebutuhan dan kemampuan
anggota kelompok serta LKM survei kondisi sektor bisnis/usaha yang
dilakukan
e. Membangun Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Komunitas Petani
Dalam pertanian juga ada yang namnya LKM-A yaitu Lembaga
Keuangan Mikro Agribisnis yaitu dimiliki dan dikelola oleh petani untuk
mendapatkan pelayanan keuangan untuk membiayai usaha
agribisnis.
Ada 7 prinsip membangun LKM pertanian yaitu :
1. Kebutuhan, artinya LKM ditumbuhkan di lokasi petani yang
memerlukan dukungan fasilitas permodalan
2. Fleksibel, disesuaiakn dengan kondisi dan budaya setempat
3. Partisipatif, melibatkan para petani di lingkungan setempat
4. Akomodatif, mengedepankan pemenuhan kebutuhan nasabah
5. Penguatan mampu mendorong terjadinya terjadinya penguatan
kapasitas kelembagaan tani menghindari ketergantungan
6. Kemitraan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti
sarana produksi, tokoh masyarakat tani, dunia usaha, perguruan
tinggi dan instansi terkait dalam setiap kegiatan
7. Keberlanjutan, tetap berjalan meskipun sudah tidak ada campur
tangan lembaga atau aparat pemerintah dan swasta yang
mendukung.

Tahapan pembentukan LKM :


1. Penjajagan lokasi dan pemetaan kebutuhan
2. Studi kelayakan kelompok tani
3. Sosialisasi kegiatan LKM
4. Pembentukan organisasi LKM
5. Operasional LKM
6. Pengembangan LKM

Keberhasilan LKM diukur dari :


1. Penguatan modal petani
2. Meningkatnya produktivitas, produksi dan pendapatan
rumah tangga petani
3. Komitmen pengelola serta dukungan pembinaan dan
pendampingan penyuluh dan petugas yang berkompeten
di bidang LKM
D. GAPOKTAN
E. Kemitraan Bermediasi
F. Kelembagaan Klinik Agribisnis
G. BUMP (Badan Usaha Milik Petani)

Anda mungkin juga menyukai