Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KELEMBAGAAN DAN KOPERASI PERTANIAN

DI SUSUN OLEH :

Nama : Nim :
YULIANA GORETI DELI 1654211200203
SRI RAHAYU 1654211200199
FRESI MELIANA SERANG 1654211200174
DONA TANDI AYU 1654211200170
PUTRA ARIC ATHAR RIJAYA 1654211200190

KONSENTRASI STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN
KUTAI TIMUR
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Penuntun Praktikum “KELEMBAGAAN DAN KOPERASI PERTANIAN”

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen

Pada Hari / Tanggal ……………………….…… 2018

Asisten Dosen Pembimbing Praktikum

ISTIKOMAH, SP

Mengetahui

Ketua Program Studi Agribisnis

Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Marhani, SP.,MP
NIDN. 117066901

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar dan beragam
serta tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun sayangnya potensi tersebut
masih belum dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga sektor agribisnis
belum mampu menjadi tulang punggung perekonomian yang kuat. Bahkan
terdapat kekhawatiran bahwa sektor agribisnis kita akan mengalami penurunan
seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi sektor ini.
Disisi lain tingkat kesejahteraan petani terus menurun sejalan dengan
persoalan-persoalan klasik yang dialaminya, sekaligus menjadi bagian dan
dilema dari sebuah kegiatan agribisnis di tingkat produsen pertanian. Tingkat
keuntungan kegiatan agribisnis selama ini lebih banyak dinikmati oleh para
pedagang dan pelaku agribisnis lainnya di hilir (Sumodiningrat, 2000). Oleh
karena itu, diperlukan kelembagaan ekonomi pedesaan yang mampu
memberikan kekuatan bagi petani (posisi tawar yang tinggi). Kelembagaan
pertanian yang dalam hal ini mampu memberikan jawaban atas permasalahan
di atas. Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu
kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar
mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Suhud, 2005).
Peningkatan posisi tawar petani pada dasarnya adalah untuk dapat
meningkatkan akses masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi yang adil,
sehingga bentuk kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh para petani dapat
dihindarkan. Pengembangan masyarakat petani melalui kelembagaan perdesaan
atau koperasi ataupun kelembagaan pertanian/kelompok tani merupakan suatu
upaya pemberdayaan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-
sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaan sistem
perekonomian masyarakat pedesaan. Arah pemberdayaan masyarakat
desa/petani akan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah dirumuskan
bersama. Dengan partisipasi yang tinggi terhadap koperasi, diharapkan rasa ikut
memiliki dari masyarakat atas semua kegiatan yang dilakasanakan koperasi
akan juga tinggi.

3
Konsep pemberdayan masayarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah
konsep baru, banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam
pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah : (a) rendahnya minat
masyarakat untuk bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal ini disebabkan
karena kegagalan-kegagalan dan stigma negatif tentang kelembagaan
tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat. Kegagalan yang dimaksud
diantaranya adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi dalam
memberikan kebutuhan anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan
hasil produk pertanian anggotanya. (b) adanya ketergantungan petani kepada
tengkulak akibat ikatan yang ditimbulkan karena petani melakukan transaksi
dengan para tengkulak (pinjaman modal, dan memasarkan hasil). Dan (c)
rendahnya SDM petani di pedesaan menimbulkan pemahaman dan arti penting
koperasi terabaikan.
Sehingga demikian diperlukan peran berbagai pihak untuk menggerakkan
dan mengembangkan kelembagaan perdesaan/koperasi dengan basis kekuatan
yang dimiliki oleh anggota tersebut. Pengembangan kelembagaan dalam bentuk
perencanaan yang baik berdasarkan kebutuhan, kekuatan dan kondisi yang ada
tentunya akan memberikan panduan atau ‘roadmap’ bagi pelakunya atau
lembaga tersebut untuk mengembangkan diri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem koperasi yang ada di desa responden
2. Bagaimana mengatasi permasalahan yang di hadapi desa responden
3. Bagaimana mengembangkan dan menggerakkan kelembagaan desa responden
4. Mengetahui cara memberikan solusi juga alternatif bagi ekonomi perdesaan
guna meningkatan kesadaran masyarakat desa responden tersebut.

1.3 Tujuan
Kegiatan penulisan tugas akhir dalam matakuliah ini adalah
1. Mengembangkan pemahaman, sikap, pola pikir mahasiswa melalui penerapan
ilmu yang diperoleh dalam Mk. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis melalui
kegiatan belajar pada desa responden (learning by doing).

4
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi suatu
kelembagaan (sosial-ekonomi), merumuskan masalah, berusaha mencari solusi
alternatif dalam pengembangan kelembagaan yang terdapat di desa responden.
3. Mahasiswa mampu menyusun business plan kelembagaan untuk menggerakkan
dan mengembangkan kelembagaan tersebut.
4. Memberikan solusi kreatif dan alternatif kebijakan dalam upaya menggerakkan
ekonomi perdesaan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat desa dalam
bentuk kelembagaan pada desa responden

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Koperasi


Teori-teori yang dimaksud ialah : teori Rasional komprehensif, teori
Inkremental dan teori Pengamatan terpadu.
1. Teori rasional komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh
banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai
beberapa unsur, diantaranya:
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang
dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai
sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain
(dapat diurutkan menurut prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat
keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara
saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan
prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain.
2. Teori intermental
dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh
oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan.
3. Teori pengamatan terpadu
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti
yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu
pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk
mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.

6
2.2 Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk
untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama.[3] Prinsip koperasi
terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi
non-pemerintah internasional) adalah
a) Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
b) Pengelolaan yang demokratis,
c) Partisipasi anggota dalam ekonomi,
d) Kebebasan dan otonomi,
e) Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.[4]
f) Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
g) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
h) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
i) Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota
j) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
k) Kemandirian
l) Pendidikan perkoperasian
m) Kerjasama antar koperasi
n) Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu:
o) Modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi(SMK)

2.3 Bentuk dan Jenis Koperasi


2.3.1 Jenis Koperasi menurut fungsinya
1. Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. anggota
berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.
2. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan
fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar
sampai di tangan konsumen. anggota berperan sebagai pemilik dan
pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

7
3. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa,
dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi.
anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.
4. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa
yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi,
angkutan, dan sebagainya. anggota berperan sebagai pemilik dan
pengguna layanan jasa koperasi.
2.3.1 Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
1. Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota
sebanyak 20 orang perseorangan.
2. Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan
koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
3. Koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5
koperasi primer
4. gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3
koperasi pusat
5. induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3
gabungan koperasi
2.3.2 Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya
a) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen
barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
b) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen
akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di
pasar.
c) Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu
status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi
menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan
koperasi menurut fungsinya.:

8
1. Keunggulan koperasi
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan lain cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi
kelebihan antara lain pada skala ekonomi, aktivitas yang nyata, faktor-
faktor precuniary, dan lain-lain.
2. Kewirausahaan koperasi
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha
secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian
mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi,
dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan
kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan
bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam
berusaha. Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif,
artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang
ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat
dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan dalam
pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap
pengembangan koperasi.
3. Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat
anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh
anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri.[6] Hal demikian
umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan
anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk
memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang
dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau
belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan
tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).
Landasan koperasi yang melandasi aktifitas koprasi di Indonesia.
* Landasan Idiil : Pancasila
* Landasan operasional : UU No. 25 Tahun 1992
* Landasan Mental : Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
* Landasan Struktural dan gerak : UUD 1945 Pasal 33 Ayat

9
2.3.3 Fungsi Koperasi / Koprasi
Fungsi dari koperasi adalah sebagai berikut :
1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
2. Sebagai upaya mendemokrasikan social ekonomi Indonesia
3. Untuk meningkatkan kesejagteraan warga nega Indonesia
4. Memprkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi
2.3.4 Tujuan Koperasi
Adapun tujuan dari koperasi adalah sebagai berikut :
1. Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 Pasal 3 koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibanding
sebelum bergabung dengan koperasi.

2.4 Nilai Koperasi


Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi (Bab III Pasal 5) yaitu:
1. Kekeluargaan
2. Menolong diri sendiri
3. Bertanggung jawab
4. Demokrasi
5. Persamaan
6. Berkeadilan
7. Kemandirian
Sedangkan nilai yang diyakini Anggota Koperasi yaitu:
1. kejujuran
2. keterbukaan
3. tanggung jawab
4. kepedulian terhadap orang lain

10
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Mata Kuliah Kelembagaan dan Koperasi Pertanian ini
dilaksanakan pada Hari Kamis, 15 Maret 2018, KOPERASI PRODUSEN BENGALON
KARYA BAKTI MANDIRI Pukul 08.00-15.00 Wita, Bertempat di Desa Sepaso Barat
Kecamatan Bengalon.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Kelembagaan
dan Koperasi Pertanian yaitu:
3.2.1 Alat
1. alat tulis
2. Camera
3.2.2 Bahan
1. Data Koperasi
2. Modul Praktikum

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Adapun Prosedur Pelaksanaan Praktikum Kelembagaan dan Koperasi
yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkann alat tulis
2. FDG (Focus Group Discussion) dengan : pengurus PPL, bersama pengurus
koperasi, Mahasiswa STIPER Kutai Timur dan Dosen, CSR PT.KPC, serta
petani dan peternak.

3.4 Jenis Data

1. Data Sekunder
2. Data Primer

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ekonomi
Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri memiliki sistem
administrasi dan pembukuan yang baik. Administrasi yang baik ini dapat dilihat
dari ketepatan dalam pembuatan RAT serta pembukuan lainnya. Menurut Bapak
Adi Mulyono selaku ketua Koperasi Produsen Karya Bakti Mandiri berdasarkan
UU tentang Perkoperasian. Sebuah koperasi dapat dikatakan sehat apabila
mengadakan RAT paling lambat pada bulan Maret setiap tahunnya. RAT yang
dilakukan lebih dari bulan Maret dan kurang dari bulan Juni maka dapat
dikatakan koperasi setengah sehat. Koperasi yang menyelenggarakan RAT lebih
dari bulan Juni dikatakan tidak aktif Untuk mencapai tujuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7, koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha utama
berupa peternakan unggas untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi
pertanian dan peternakan milik anggota dan non anggota. dalam melaksanakan
kegiatan usaha, koperasi wajib memiliki surat izin usaha dan surat ijin lainnya
dari instansi yang berwenang, sesuai ketentuan dan paturan perundang-
undangan yang berlaku, dalam melaksanakan kegiatan usaha koperasi dapat
melakukan kerjasama dengan mitra usaha dan piha-pihak lain yang terkait
dengan industri sawit baik yang berada didalam wilayah Negara Republik
Indonesia. Untuk meningkatkan efektivitas dan daya saing kegiatan-kegiatan
usaha pendukung berupa :
1. unit usaha penjualan hasil produksi pertanian dan peternakan
2. unit usaha rumah potong unggas
3. unit usaha kompos
4. unit usaha pengadaan sarana dan prasarana pertanian dan peternakan.
Sisa hasil usaha disisihkan terlebih dahulu untuk dana cadangan dan sisianya
digunakan untuk :
a. anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dan koperasi
b. Pengurus ,Pengawas, dan Karyawan
Pengelolaan yang baik juga tertunjuk dengan adanya buku – buku adminsitrasi
seperti:
1. Daftar Anggota

12
2. Daftar Simpanan Anggota
3. Daftar Pengurus
4. Daftar Pengawas
5. Notulen Rapat Anggota
6. Notulen Rapat Pengurus
7. Notulen Rapat Pengawas
8. Daftar Inventaris Koperasi
9. Transaksi Usaha Koperasi Dengan Anggota
10. Transaksi Usaha Koperasi Dengan Non Anggota
11. Akuntansi Koperasi
4.1.1 Bentuk Kegiatan Koperasi
a. Terdapat pelayanan usaha/kegiatan koperasi yaitu keberadaan tempat rekreasi
rumah qta dan UKM bidang kuliner pada Koperasi Produsen Bengalon Karya
Bakti Mandiri dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh
masyarakat non anggota. Tetapi, pada perkembangannya unit usaha ini
hanyalah mayoritasnya pelanggannya adalah anggota dari koperasi ini sendiri.
b. Masyarakat umum sulit mendapatkan informasi bisnis dari koperasi ini karena
tidak adanya bentuk promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh koperasi
Produsen Karya Bakti Mandiri ini.
c. Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan koperasi ini sangat
positif, karena dapat memberikan pelayanan seperti menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan.
d. Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri ini selalu membayar pajak
setiap tahunnya dan tepat waktu.
e. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi Produsen Bengalon Karya
Bakti Mandiri ini tentunya membutuhkan karyawan untuk menunjang unit
usaha tersebut. Sampai saat ini koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti
Mandiri memiliki empat orang karyawan.
f. Upah/gaji karyawan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang
ditetapkan oleh pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur.
Pemasaran merupakan salah saru dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan

13
kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus atau
konsumen memiliki pandangan yang baik terhadap perusahaan. Menurut
beberapa pengertian para ahli (Philip Kotler) pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran.
Setelah dilakukan penelitian di Koperasi Produsen Bengalon Karya
Bakti Mandiri, tidak terdapat kegiatan khusus yang bertujuan untuk
memasarkan Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri, baik pemasaran
terhadap kegiatan Kuliner Koperasi, maupun simpan pinjam.
4.1.2 Jenis Pasar yang dihadapi Koperasi
Sistem pemasaran secara umum merupakan suatu cara yang dilakukan
Koperasi untuk mengelola atau mengatur distribusi produk agar dapat sampai
ke tangan konsumen yang luas, sehingga memberikan keuntungan bagi
perusahaan tersebut. Koperasi tidak melakukan sistem pemasaran, alasannya
karena Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri tidak melakukan
produksi kebutuhan Konsumen yang lain selain produksi unggas.
jumlah produk yang akan dijual pada periode tertentu hal ini berkaitan
dengan produk pengolahan dan hasil pertanian yang sesuai musim panen.
dilokasi Praktikum tidak ada jumlah produk khusus yang akan dijual pada
periode tertentu. Hal ini dapat dikatakan demikian karena koperasi menjual
produk yang sebagian besar adalah produk jadi dan non pertanian.
Informasi mengenai calon pelanggan Pada koperasi tidak terdapat
mengenai lokasi calon pelanggan karena konsumen koperasi ini hanya di sekitar
lingkup koperasi. Perincian mengenai jenis dan kualitas masing-masing barang
yang akan dipasarkan. Karena koperasi tidak memproduksi Barang Konsumsi
namun hanya sebagai penjual Produksi Unggas, maka jenis dan kualitas masing-
masing Unggas yang akan dipasarkan bisanya sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan pelanggan, misalnya seperti Kuliner, tempat rekreasi dan tempat
peternakan ayam kampung. Preferensi produk dari para konsumen tidak
terdapat pilihan atau produk yang paling disenangi konsumen, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa Koperasi tidak memproduksi barang.
Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri tidak memiliki informasi
mengenai sumber bahan baku, karena koperasi hanya menjual produk yang

14
diperoleh dari agen atau distributor. Dalam sistem pemasaran, Koperasi tidak
memiliki kendala dalam sistem pemasaran. Koperasi Produsen Bengalon Karya
Bakti Mandiri tidak memiliki orientasi khusus untuk melakukan pemasaran
karena produk yang dijual dalam koperasi podusen bengalon karya bakti
mandiri bukan berupa produk kebutuhan di lingkungan Masyarakat dan
merupakan produk hasil olahan sendiri.
4.2 Non Ekonomi
Berdasarkan potensial atau peluang dan permasalahan yang dihadapi oleh
Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri maka kami akan membahas
sesuai pada lingkup aspek-aspek di bawah ini :
4.2.1 Aspek Manjemen / Organisasi
Proses Kepemimpinan pada Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri
terdapat struktur anggota koperasi

Pengawas
MUHAMMAD
Ketua FAISAL organisator dan
ADI MULYONO dinamisator

Sekretaris Bendahara Anggota Anggota


ANDRIE YUNIAR ISHAK AGUS TULUS YULIARMI

Gambar. 1 Struktur Pengurus Koperasi Produsen Karya Bakti Mandiri


(Sumber data Primer diolah,2018)

15
A. Pengertian Anggaran Dasar (AD)
Anggaran dasar koperasi merupakan sumber peraturan tata tertib yang
dasar bagi tatanan kehidupan organisasi atau usaha koperasi yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok yang dibuat untuk para anggota
organisasi/koperasi. Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan perincian dari
Anggaran Dasar (AD). Ketentuan pada ART relatif lebih mudah dirubah daripada
ketentuan pada AD. Hal-hal yang tercantum dalam setiap AD dan ART suatu
organisasi tergantung dari perhatian organisasi tersebut pada suatu hal. Ada
suatu hal yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam AD atau ART karena
dianggap penting, tetapi di organisasi lain bisa jadi hal tersebut tidak
dimasukkan dalam AD atau ART organisasi tersebut karena dianggap tidak
penting.
A. Ketentuan-Ketentuan Pokok Koperasi
Adapun ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan anggaran dasar
koperasi, antara lain:
1. Nama Koperasi
2. Tempat kerja atau daerah kerja
3. Maksud dan tujuan
4. Syarat – syarat keanggotaan
5. Hak dan kewajiban serta tanggung jawab anggota
6. Pengurus dan Pengawas Koperasi
7. Rapat Anggota dan Keputusan Rapat Anggota
8. Penetapan tahun buku
9. Adapun pentingnya AD/ART koperasi, antara lain:
10. Memberi kekuatan hukum bagi koperasi.
11. Sebagai pedoman dalam pengelolaan usaha dan organisasi koperasi.
12. Mengatur hubungan antara anggota dengan anggota.
13. Mengatur hubungan anggota dengan bisnis koperasi.
14. Mengatur hubungan anggota dengan pengurus, pengawas, dan manajer.
15. Mengatur hubungan antara koperasi dengan pihak ketiga.
16. Adapun fungsi AD/ART koperasi, antara lain:
17. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam sebuah organisasi
berfungsi untuk menggambarkan mekanisme kerja suatu organisasi.

16
18. Anggaran Dasar berfungsi juga sebagai DASAR pengambilan sumber
peraturan / hukum dalam konteks tertentu dalam organisasi.
19. Anggaran Rumah Tangga berfungsi menerangkan hal-hal yang belum
spesifik pada Anggaran Dasar atau yang tidak diterangkan dalam
Anggaran Dasar, Karena Anggaran Dasar hanya mengemukakan pokok-
pokok organisasi

Adapun hal-hal yang perlu dipertegas dalam AD/ART koperasi, antara


lain:
1. Anggota keluar dari koperasi.
2. Kontrak pelayanan antara anggota dan koperasi.
3. Kuorum.
4. SHU yang transaksinya dari anggota dan bukan anggota.
5. Akuntan publik.
6. Pembatasan masa jabatan pengurus dan pengawas.
7. Periode pengurus dan pengawas.
8. Pembagian wewenang pengurus dan manajer.
9. Hubungan kerja pengurus dengan manajer.
10. Imbalan bagi pengurus.
11. Bisnis pribadi pengurus dan manajer tidak bersaing dengan bisnis
koperasi
a. Menurut AD/ART koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri Rapat
anggota dilaksanakan satu tahun sekali setelah tutup buku dan RAT ini rutin
dilakukan setiap tahunnya. Rapat anggota dilaksanakan paling lambat 3 bulan
sekali setelah tahun buku berakhir.
b. Rapat anggota dilaksanakan dengan mengundang seluruh anggota dan perangkat
koperasi. Seluruh anggota dan perangkat koperasi Produsen Bengalon Karya
Bakti Mandiri yang mengikuti RAT diberikan modul mengenai apa saja yang akan
dibahas dalam RAT.
c. Rapat anggota koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri biasanya
dilakukan pada bulan Maret di setiap tahunnya. Pada saat rapat anggota hampir
80 % anggota hadir dan mengikuti rapat anggota tahunan tersebut hingga
selesai. Tingkat kehadiran 80% ini dikarenakan, seluruh anggota koperasi

17
merupakan PNS sehingga terkadang terdapat beberapa anggota yang tidak
dapat menghadiri RAT akibat harus ditugaskan ke luar kota.
d. Dalam setiap pelaksanaan RAT para anggota yang hadir cukup aktif ditandai
dengan banyak anggota yang bertanya dan memberi saran karena kebanyakan
anggota adalah pegawai di Dinas Koperindag sehingga sedikit banyak mereka
mengerti tentang koperasi dan pengelolaannya. Namun, menurut kami
tingkat kehadiran 80% ini merupakan tingkat kehadiran yang cukup tinggi.
Kelembagaan Koperasi Produsen Karya Bakti Mandiri telah terbentuk selama
satu tahun yang berkedudukan jalan Mulawarman Nomor 22, Rukun Tetangga
02, Dusun 01 Desa Sepaso Barat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai
Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
B. Bentuk pergantian kepengurusan Koperasi Prodesen Bengalon Karya Bakti Mandiri
dapat dilakukan berdasarkan :
a. Keputusan Rapat Anggota
b. Jangka Waktu Kepengurusan telah habis
c. Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya 3 orang atau dalam jumlah ganjil sesuai
dengan keputusan rapat anggota
C. Jumlah anggota Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri selama setahun
telah memiliki penambahan anggota, Para Penggurus Kelembagaan Koperasi
Produen Bengalon Karya Bakti Mandiri memiliki Pengetahuan dan Pengealaman
dalam Pengelolaan Koperasi sehingga koperasi dapat mengalami perkembangan
yang baik dan baik dalam segi manajemen dan pembukuan nya. Untuk
Permasalahan yang di hadapi oleh koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti
mandiri yaitu Masih Kurang Nya kesadaran dan Pengetahuan anggota akan
penting nya koperasi ini.
D. Terdapat Punishment dan Reward pada Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti
Mandiri karena telah diatur dalam AD/ART Koperasi yang bertujuan agar
anggota nya dapat memahami dan mengerti akan Kewajiban sehingga sesuai
dengan Tujuan dan Prinsip dari Koperasi itu sendiri

18
4.2.2 Aspek Produksi
Kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri
yaitu :
a. Produksi barang
b. Simpan Pinjam
c. Jual beli Produk
4.2.3 Aspek Keuangan
A. Terdapat iuran sebesar Rp. 50.000 secara berkala setiap bulan didalam Koperasi
Prodisen Bengalon Karya Bakti Mandiri dengan bentuk Pengumpulan iuran
anggota.
B. Terdapat system pembukuan laporan keuangan yang jelas didalam Koperasi
Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri secara Warkat. Masalah yang dihadapi
dalam pengelolaan keuangan koperasi yaitu cara Pembukuan keuangan yang
masih secara manual dan belum tersusun dengan rapi semhingga membuat
pengurus kadang kesulitan dalam memeriksa data pembukan keuangan.
C. Modal yang dimiliki oleh Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri terdiri
dari Modal Sendiri dan Modal Pinjaman.
B. Modal sendiri dapat terdiri dari :
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
c. Dana cadangan
d. Hibah
C. Modal Pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota
b. Koperasi lain atau anggotanya
c. Bank dan lembaga keuangan lainya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lainnya
D. terdapat pinjaman modal dari koperasi lain dengan alasan untuk bekerja
sama yang dibuat oleh sesame badan usaha koperasi untuk saling membantu
dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk lingkup dan kerjasama yang dibuat bisa
dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit tergantung dari

19
kebutuhan modal yang diperlukan. Dalam hal ini modal berikan dalam bentuk
Hibah.
4.2.4 Aspek Pemasaran
Koperasi Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri memiliki aktifitas untuk
menghasilkan barang dan jasa yang berupa yaitu :
1. membuka unit usaha penjualan hasil produksi pertanian dan peternakan
2. unit usaha rumah potong unggas
3. unit usaha kompos
4. Pengelolaan ayam kampung siap di konsumsi
5. tempat rekreasi bagi Pengunjung
6. unit usaha pengadaan sarana dan prasarana pertanian dan peternakan
Kendala pemasaran anggota koperasi masih mengalami kendala dan
kesulitan karena konsumen yang masih kurang potensial untuk mengetahui
secara detail produk yang dihasilkan dan belum dapat menyediakan semua
permintaan atas produk yang dihasilkan. Para anggota Koperasi belum
memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk tidak cocok dengan
konsumen. Bentuk Penjualan yang dilakuakan oleh Koperasi yaitu Menentukan
produk/jasa yang akan ditawarkan, menetukan harga produk, mentukan
tempat distribusi dan melakukan promosi produk dengan cara sosialisasi secara
langsung dan melakuakan penawaran kepada masyarakat.dengan usaha/jasa
Koperasi mengalami keuntungan karena selain memiliki peternakan ayam
kampung, koperasi ini juga telah mebuat produk sendiri dam membuat tempat
rekreasi bagi pengunjung sehingga menambah Pendapatan Koperasi. Dan untuk
memenuhi kebutuhan produk koperasi harus melakuan pembelian bahan baku
seperti ayam kampung yang dikirim dari luar daerah yaitu daerah jawa dengan
jumlah sekali kirim sebesar 1.500 ekor ayam dan Pembelian Vaksin untuk
unggas.
4.2.5 Aspek Sosial Budaya
Karakteristik dan sikap masyarakat terhadap terbentuknya Koperasi
Produsen Bengalon Karya Bakti Mandiri ini adalah Masyarakat dapat menerima
dan mendukung perkembangan dan kemajuan koperasi karena sesuai dengan
potensi dan kelebihan yang ada di Desa tersebut. Dengan adanya koperasi ini

20
dapat menjadi sebuah wadah untuk menampung inovasi dan kreatifitas dari
para anggota maupun masyarakat sehingga membawa keuntungan untuk semua.
4.3 Pengembangan Kelembagaan
Untuk mengembangkan koperasi agar lebih eksis dimasa yang akan
datang, maka diperukan strategi yang melibatkan semua pihak, termasuk
pemerintah, akedimisi dan masyarakat.
Rekomendasi yang harus dijalankan koperasi yaitu :
1. Pengembangan Kewirausahaan
Pembinaan kewirausahaan melalui kelompok/ sentra-sentra usaha
kelompok usaha lokal Desa Bengalon Pembinaan kelembagaan dan usaha
Koperasi dan UKM berbasis kampung/ desa/kelurahan dengan memanfaatkan
potensi ekonomi lokal yang tersedia Peningkatan keterkaitan dan pola
kemitraan antara usaha besar dan menengah dengan usaha rakyat setempat.
2. Perkuatan dan Daya Saing
Mengoptimalkan peran institusi masyarakat adat dalam pengelolaan hak
produksi Pendampingan dan perlindungan masyarakat lokal sesuai dengan
karakteristik yang ada Pemanfaatan peluang usaha melalui Koperasi dan
UKM terutama bagimasyarakat Bengalon Meningkatkan SDM Koperasi dan
UKM melalui pelatihan, magang yang bersifat spesifik Perlindungan atas
persaingan tidak sehat dan penyempurnaan peraturan yang belum
mendukung Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bengalon dan pengkaderan
sebagai anggota Koperasi.
3. Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Pengembangan kemampuan manajemen dan teknis masyarakat Koperasi dan
PK dalam pengelolaan SDA Meningkatkan dan mengembangkan kelembagaan
ekonomi rakyat melalui Koperasi dan Pendampingan, pembimbingan dan
perlindungan terhadap usaha ekonomi masyarakat Koperasi

21
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya praktikum ini mahasiswa mampu mengetahui peranan serta


manfaat koperasi bagi masyarakat. serta dapat mengembangkan usaha
yang sesuai komoditi yang ada didesa tersebut.
2. Masih lemahnya pengelolaan keuangan, sehingga perlu ditingkatkan
pemerintah, lalu meningkatkan kinerja dalam pengelolaan keuangan dan
lebih fokus manajemen keuangan. Masalah yang dihadapi koperasi yang
lain adalah pengembangan teknologinya yang masih kurang, sehingga
koperasi perlu mengembangkannya dengan bekerjasama pemeritah
dalam kontribusi teknologi.
3. Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya
lembaga bisnis. Didalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah
pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen.
Sistem manajemen dilembaga koperasi harus mengarah kepada
manajemen partisipatif yang didalamnya terdapat kebersamaan,
keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam
pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan
(anggota biasa) memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi
koperasi.
4. Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat dapat dilakukan diantaranya
a) Untuk menganani masalah pemasaran koperasi seharusnya
melakukan promosi kepada masyarakat agar masyarakat dapat
mengetahui usaha apa saja yang dikembangkn oleh koperasi.
b) Mengembangkan UKM yang berpotensi di daerah tersebut.
c) Agar masyarakat dapat memahami fungsi dan peranan koperasi
dengan Melakukan sosialisasi tentang koperasi.

22
5.2 Saran

Setelah praktek Kelembagaan dan Koperasi Pertanian, sebaiknya agar


praktek selanjutnya dapat dilaksanakan lebih awal agar mahasiswa dapat lebih
baik lagi dan semoga pengarahannya dapat dilaksanakan lebih awal agar
mahasiswa bdapat memahami dan mengerti isi materi dan tentang apa yang
akan dipraktekkan sehingga mahasiswa tidak mengalami kebingungan dalam
pengolahan/pembuatan laporan praktikum.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. http://www.ekonomirakyat.org/edisi_5/artikel_5.


Arifin, 2001. Kperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Baga, 2005. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Rineka Cipta. Jakarta.
Bungaran, 2001. Suara dari Bogor: Membangun Sistem Agribisnis. Yayasan USESE
bekerjasama dengan Sucofindo. Bogor.

Hendrojogi, 2012. Koperasi, Asas-asas, Teori dan Praktek. Rajawali Pers,


Jakarta.
Mubyarto. 1992. Strategi Pengembangan Kelembagaan Koperasi. Makalah
Seminar, FE UGM-DEPKOP. Yogyakarta.

Prawoto, 2012. Buku Penunjang Koperasi Pertanian. Universitas Bengkulu.


Bengkulu.

Ranupandojo, Heidjirachman. 1992. Aspek Kelembagaan Koperasi. Makalah


Seminar, FE UGM-DEPKOP. Yogyakarta.

Ropke, Jochen. 1992. The Economic Theory Of Cooperative Enterprise in


Developping Countries. Marburg.

Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Salemba Empat. Jakarta.


Saragih, 1992. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian. Yayasan Mulia Persada. Jakarta.

Soekartawi, 2013. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudaryanto, et al, 2005. Buku Ajar Koperasi Pertanian. Badan Penerbit Fakultas
Pertanian UNIB.

Suhud, 2005. IPS Ekonomi. Penerbit Erlangga. Yogyakkarta.


Yustika, A.E. 2006. Ekonomi Kelembagaan. Bayumedia Publishing. Malang.

24

Anda mungkin juga menyukai