Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses budidaya pertanian tidak lepas dari apa yang namanya organisme

pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37%,

penyakit 35%, gulma 29%. Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi

tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha-usaha manusia untuk menekan populasi

hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi (serech, 2006).

Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki

manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar produk/hasil

dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati

makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus

senantiasa berusaha agar produk/hasil tanamanyang dibudidayakan tersebut terhindar dari

gangguan organisme pengganggu tanaman. Dalam agro-ekosistem, tanaman yang kita

usahakan dinamakan produsen, sedangkan herbivore yang makan tanaman dinamakan

konsumen pertama, sedanagkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah

konsumen kedua. Herbivore yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan

kerusakan. Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak.

Herbivore yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan

pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaanya ditanaman

tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivore tersebut belum berstatus

hama.

Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan

manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi

menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan

panen. Pleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinnya dilahan
telah melebihi batas Ambang Ekonomi. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan

terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala

kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam

mengambil langkah/tindakan pengendalian. Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua

sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang

sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya

hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap

konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian.

Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen (parasit) atau

dipengaruhi oleh agensia abioti (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinnya penyakit

tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen

(tumbuhan dan patogen). Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan

sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segita pernyakit (drainase triangle).

Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat komponen yang

memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan,

umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar

maka segitiga penyakit dan jumlah penyakit akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika

tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam yang

rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah

besar.

1.2. Tujuan Praktikum

Manfaat Praktikum yaitu , Mengenal ciri perubahan morfologi bagi tanaman,

mengenal cara pengendalian OPT, membedakan penyebab perubahan tanaman.


1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat Praktikum yaitu untuk, mengetahui berbagai macam tanaman sayuran,

mengetahui berbagai macam hama pengganggu tanaman, mengetahui teknik budidaya

tanaman sayuran dan dapat melihat OPT secara langsung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tomat

Tomat merupakan tanaman holtikultura yang berasal dari Amerika Latin, seperti,

peru, ekuador, dan mesiko. Selanjutnya tomat menyebar keseluruh Amerika, terutama

ke wilayah yang beriklim tropis. Dan penyebaranya dilakukan oleh burung pemakan

buah. Tanaman holtikultura adalah dipanen dalam keadaan hidup, produknya bersifat

mudah rusak.

Tomat memiliki rasa yang unik, yaitu manis dan agak asam. Tomat juga memiliki

kandungan dan komposisi gizi yang tergolong lengkap. Kandungan vitaminnya,

terutama A, B, dan C, relative tinggi, demikian juga mineralnya yang dibutuhkan tubuh

untuk pertumbuhan dan kesehatan.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Tomat

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyte (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (beji berkeping dua)

Ordo : Tybiflorae (Solanales)

Family : Solanales (berbunga seperti terompet)

Genus : Lycopersicum (Lycopersicon)

Spesies : Lycopersicum esculentum Mill./Syn;

Solanum licopersicum L.
2.1.2 Morfologi Tanaman Tomat

Morfologi atau penampilan fisik tanaman tomat bisa dibedakan menjadi beberapa

bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.

a. Akar

Tomat memiliki akar tunggang yang bisa tumbuh menembus tanah, sekaligus akar

serabut (akar samping) yang bisa tumbuh menyebar kesegala arah. Kemampuan akar

menembus lapisan tanah terbatas, pada kedalaman 30 – 70 cm. sesuai sifat perakarannya,

tomat bisa tumbuh dengan baik ditanah yang gembur dan mengikat air.

b. Batang

Batang berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga bulat. Sewaktu masih

muda batangnya memiliki tekstur yang lunak, tapi setelah tua berubah menjadi keras.

Tingginya bisa mencapai 2 – 3 meter permukaan batangnya ditumbuhi bulu atau rambut

halus. Diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar yang mampu mengeluarkan

bau khas.

c. Daun

Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20 – 30 cm. tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-calah yangmenyirip. Diantara daun-daun yang bersirip besar terdapat

sirip kecil da nada pula yang bersirip besar lagi (bipinatus). Daun tomat tumbuh didekat

ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau, dan berbulu.

d. Bunga

Bunga tanaman tomat memiliki organ jantan (benang sari) dan organ betina (kepala

putik) pada bunga yang sama. Dengan demikian, tomat bisa melakukan penyerbukan

sendiri,sekaligus mampu melakukan penyerbukan silang dengan bantuan serangga,

seperti lebah.
e. Buah

Buah tomat memiliki banyak bentuk variasi, mulai bulat lonjong, bulat halus,

bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pankal-nya, hingga bentuk yang

tidak teratur. Sewaktu muda buahnya berwarna hijau muda sampai tua, berbulu dan

memiliki rasa asam, getir, dan berbau tidak enak karena mengandung Lycopersicin.

Setelah tua buahnya menjadi kuning, merah gelap, merah kekuningan, kuning atau merah

kehitaman dan rasanyapun menjadi enak, karena semakin matang kandungan

lycopersicinnya menghilang.

f. Biji

Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau

cokelat muda. Panjang 3 – 5 mm dan lebar 2 – 4 mm. biji saling melekat, diselimuti

daging buah dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Maksimum 200 biji

perbuah.

2.1.3 Hama Lalat Buah (Bactrotera)

Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya tanaman tomat,

sekaligus bisa menyebabkan kerusakan. Jenis hama yang menyerangan tanaman tomat

cukup banyak salah satunya lalat Buah (Bactrotera).

2.1.4 Klasifikasi Lalat Buah

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Subgenus : Bactrocera
2.1.5 Morfologi Lalat Buah

Lala buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya

sangat bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya bersayap

datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-baercak cokelat kekuningan. Pada abdomenya

terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada coraknya terdapat bercak-bercak kekuningan.

Disebut Tephtridae berarti bor-karena terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh

itu berguna memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan

bahan seperti tanduk yang keras.

2.1.6 Daur Hidup Lalat Buah

Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk kulit buah atau sayur untuk

meletakkan telurnya. Jumlah telur sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5 hari, telur akan

menetas dan menjadi larva. Larva tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan

memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang telah dewasa

meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat terowongan sedalam 2-5

cm dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat dewasa keluar dari dalam

pupa, dan kurang dari satu menit langsung bisa terbang. Total daur hidupnya antara 23-34

hari, tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini diperkirakan menghasilkan 8-10

generasi. Lalat buah sering menyerang dan menghancurkan tanaman saat musim

penghujan karena kelembapan memicu pupa untuk keluar menjadi lalat dewasa.

2.1.7 Gejala Serangan Lalat Buah

Serangan lalat buah pada tanaman tomat yaitu pada buah tomat yang terserang

terdapat luka tusukan dalam ukuran kecil, seperti tertusuk jarum. Buah menjadi busuk

lunak dan menghitam. Luka akibat tusukan menimbulkan infeksi sekunder berupa busuk

buah, baik yang disebabkan oleh cendawan maupun bakteri. Buah tomat yang terkena
tusukan lalat buah ini akan mudah busuk dan rontok. Jika buah dibelah akan terlihat biji-

biji berwarna hitam dan terdapat belatung yang merupakan larva lalat buah.

2.1.8 Pengendalian Hama Lalat Buah

Sanitasi lingkungan, yaitu pengumpulan buah-buah yang terserang, baik yang jatuh

maupun yang masih di pohon. Kemudian dimusnahkan dengan menimbun yang terserang

kedalam tanah (pastikan bahwa kedalaman tanah tidak memungkinkan larva dapat

berkembang menjadi pupa). Pengendaliannya dapat dilakukan sebagai berikut: Tanah di

sekitarnya dicangkul dan dibalik agar pupa yang bersembunyi terkena sinar matahari dan

mati, tanaman perangkap yaitu menanam selasih di sekeliling kebun, Pengasapan dengan

membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat

dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar ke seluruh

bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama, Pembungkusan buah dengan kertas

atau kantong. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam alat

perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk

masuknya lalat buah. Bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih.

2.2 Kacang Panjang

Daun dan akar kacang panjang mengandung saponinndan polifenol. Selain itu juga

mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasiun, sodium,

vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niasin. Kandungan senyawa-senyawa didalam

kacang panjang berperan dalam proses proliferasi, diferensiasi, dan sintesis protein di sel

target yang berbeda-beda.


2.2.1 Tanaman Kacang Panjang (Vigna cylindrica)

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Rosales

Suku : Leguminosae (Papilionaceae)

Marga : Vigna

Jenis : Vigna cylindrical (L.) Skeels.

2.2.2 Morfologi Tanaman Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan

tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau

dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-

4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai

silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat

pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau

keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari

bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik

bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah

tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong,

pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al.,

1994).
2.2.3 Hama Ulat Penggerek Polong (Etiella zinckenella)

Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya tanaman, sekaligus

bisa menyebabkan kerusakan. Jenis hama yang menyerangan tanaman kacang panjang

cukup banyak salah satunya.

2.2.4 Klasifikasi Ulat Penggerek Polong

Filum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Family : Pyralidae

Genus : Etiella

Spesies : Etiella zinckella

2.2.5 Morfologi Ulat Penggerek Polong

Morfologi dari ulat polong yaitu mempunyai panjang ngengat kurang lebih 12 mm.

sayap mukanya pada bagian tepi berwarna putih seperti perak, atau kuning pucat.

Kepala ulat berwarna hitam. Warna ulat mula-mula hijau pucat, kemudian berubah

menjadi merah muda. Bentuk ulat silindris dengan panjang kuang lebih 15 mm.

Telur diletakkan pada polong atau daun. Jumlahnya 7-15 butir. Setelah menetas ulat

segera membuat lubang pada polong. Ulat kemudian memakan biji dan mengeluarkan

kotorannya. Ulat yang telah dewasa berwarna merah. Setelah dewasa ulat meninggalkan

polong dan berkepompong ditanah.

2.2.6 Gejala Serangan Ulat Penggerek Polong

Gejala serangan dengan terdapat bercak hitam dan berlendir pada kulit polong

kacang panjang dan didalamnya terdapat ulat.


2.2.7 Pengendalian Hama Ulat Penggerek Polong

Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengendalikan hama ulat polong ini yaitu ,

pencegahan dilakukan penanaman serentak dan dalam aktu yang relative singkat selesai,

Penggunaan insektisida pada saat setelah buah mulai terbentuk. dengan interval

penyemprotan trgantung denga intensitas serangan.

Anda mungkin juga menyukai