Anda di halaman 1dari 38

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara
Republik Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam
pembangunan nasional, sehingga memerlukan sumber daya manusia yang
berkualitas andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dalam
melaksanakan usahanya. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong,
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. Sebagai
kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian adalah upaya untuk membantu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pelaku utama dan
keluarganya, serta pelaku usaha (Deptan, 2009).
Sasaran utama dari pembangunan adalah pembangunan manusia karena
tanpa adanya perubahan yang terjadi didalam diri manusia yang dibangun, maka
akan sulit untuk mencapai perbaikan-perbaikan kondisi masyarakat secara terus
menerus sehingga hasil pembangunan fisik dan ekonomi menjadi kurang berarti
jika tidak diketahui dengan keberhasilan pembangunan manusia yang diharapkan
dapat terjadi karena adanya kegiatan penyuluhan yaitu pengetahuan, keterampilan
dan sikapnya (Suhardiyono, 1992).
Didalam mengelola usaha taninya petani mengharapkan perubahan di
dalam kehidupannya, yaitu mempunyai perilaku yang lebih maju dalam
melakukan usaha taninya. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai
harapan petani adalah melakukan penyuluhan pertanian agar perubahan perilaku
kearah yang lebih baik dalam mengelola usaha tani mereka (Kartasapoetra, 1991).
Subyek pembangunan pertanian adalah petani, masyarakat petani pada
umumnya dan kelompok tani pada khususnya. Sebagai salah satu komponen
dalam sistem agribisnis, maka peran kelompok sangat menentukan keberhasilan
pembangunan pertanian. Untuk itu telah banyak pihak yang memberikan

1
perhatian, dukungan dan bantuan pada kelompok tani, agar kelompok tersebut
dapat berperan seperti yang diharapkan, yaitu sebagai lembaga yang tidak saja
berfungsi sebagai media belajar (learning by doing and discovery learning), tetapi
sekaligus juga sebagai unit produksi dan unit ekonomi. Pada era agribisnis seperti
sekarang ini, maka kelompok tani sebagai unit ekonomi akan mendapatkan
perhatian yang lebih banyak dibandingkan sebagai media belajar dan unit
produksi.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) memiliki tugas sebagai
pendidik, pembimbing dan penasehat bagi para petani seperti menyebarluaskan
informasi yang dilakukan oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
Desa Sepaso Barat Kecamatan Bengalon hingga saat ini telah berjalan dengan
baik. Dapat dilihat dari cara petugas penyuluh dalam menyampaikan informasi
yang berhubungan dengan cara-cara bertani yang baik dan benar kepada petani
melalui beberapa cara agar mempermudahkan petani untuk memahami informasi
yang mereka berikan dengan cara mengadakan seminar umum, melakukan
pertemuan dalam satu kelompok tani dan melakukan kunjungan secara langsung
ke kebun atau langsung datang ke rumah petani untuk memberikan informasi.
Peranan penyuluh pertanian yang lainnya yaitu mengajarkan keterampilan
atau kecakapan bertani, para petugas penyuluh berperan sebagai pendidik atau
pembimbing, mengusahakan sarana produksi dan usaha sampingan lainnya ini,
yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) secara terorganisir dangan
cara mengumpulkan para petani melalui ketua kelompok tani mereka masing-
masing.
Kalimantan Timur memiliki 1.012 desa sewajarnya terdapat 1.012 tenaga
penyuluh tetapi saat ini, sebanyak 855 orang berarti masih kurang 157 orang.
Selain itu, dari 566 penyuluh pertanian hanya tujuh persen atau 40 penyuluh yang
memiliki sertifikasi. Berarti masih ada sekitar 93 persen belum memiliki sertifikat
atau belum berkompeten.
Desa Sepaso Barat memiliki potensi yang dapat dikatakan sangat potensial
di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, maupun peternakan. Desa

2
Sepaso Barat juga meraih prestasi yang baik dimana salah satu kelompok tani
Menuai Bakti yang ada di Desa Sepaso Barat meraih penghargaan sebagai petani
teladan di tingkat kabupaten Kutai Timur.
Adapun potensi tanaman perkebunan yang dibudidayakan oleh warga desa
Sepaso Barat adalah kelapa sawit dengan luas perkebunan sebesar 48 ha, karet
dengan luas lahan sebesar 40 ha, kelapa dengan luas lahan sebesar 1 ha, aren
genjah yang menggunakan lahan sebesar 10 ha dan perkebunan tebu yang
menggunakan lahan sebesar 5 ha.
Kelompok Tani Tarapan Jaya memiliki berbagai macam tanaman yang
dikembangkan di lahannya seperti tanaman jagung, timun, bawang prei, cabai,
dll. Mereka menggunakan sistem monokultur dan polikultur. Dengan sistem
penyiraman menggunakan springkel dan irigasi.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukannya praktikum yaitu mahasiswa diharapkan
mampu :
1. Untuk mengetahui usaha tani yang ada di Desa Sepaso Barat, Kecamatan
Bengalon.
2. Untuk mengetahui analisis usaha tani daerah tersebut.
3. Untuk mengetahui peranan penyuluh dalam kegiatan usaha tani kelompok tani
Harapan Jaya.

1.3 Manfaat Praktikum


Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian di Kecamatan
Bengalon, Kabupaten Kutai Timur diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Bagi Mahasiswa :
a. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan terhadap praktek Penyuluhan
Pertanian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan yang
menyangkut sistem kerja metode dan perlengkapan penyuluhan yang
disiapkan atau digunakan.

3
b. Mahasiswa dapat membantu tugas pemerintah daerah dalam melakukan
peningkatan kualitas hidup masyarakat terkait fungsi pengabdian masyarakat.
2. Bagi Petani :
a. Petani mendapat informasi dan inovasi baru tentang pertanian sehingga dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya saat ini.
b. Petani dapat meningkatkan penghasilannya sehingga kualitas hidup petani pun
dapat ikut meningkat.
c. Petani dapat saling berbagi ilmu dengan petani lain dan juga penyuluh.
d. Menjalin kerjasama dan kerukunan antar petani.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhah Pertanian


Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan dapat diartikan sebagai proses
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara
berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan
kesejahteraan keluarganya. Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu
sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta
masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang
diharapkan (Setiana. L, 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk
pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999)
menulis bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Menurut Vanden Ban dan Hawkins (2003), Penyuluhan pertanian adalah
suatu bentuk pengaruh sosial yang dilakukan secara sadar. Mengkomunikasikan
informasi dengan sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapatan
yang wajar dan mengambil keputusan yang tepat. Menurut Salmon (1972),
penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal) untuk
para petani dan keluarganya.
Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam metode
penyuluhan pertanian, meliputi:
1. Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif: prinsip ini dimaksudkan bahwa
melalui penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan petani-petani yang
mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu
mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan
peluang yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran: prinsip ini akan
mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan yang
dihadapi.

5
3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya: prinsip ini mengingatkan
kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang diambil petani dilakukan
berdasarkan lingkungan sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran: keakraban hubungan antara
penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran dalam
mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan: metode yang diterapkan harus
mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran)
dan dengan suka hati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu
hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.

2.2 Pengertian Kelompok Tani


Kelompok tani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi
dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggotanya serta ditumbuh kembangkan diri dan untuk petani yang saling
mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan dalam berusahatani,
kesamaan baik dalam hal tradisi, pemukiman, maupun hamparan lahan usahatani
(Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012). Kelompok tani merupakan sebuah lembaga
yang menyatukan para petani secara horizontal dan dapat dibentuk beberapa unit
dalam satu desa, bisa berdasarkan komoditas, areal tanam pertanian dan gender
(Syahyuti, 2007). Dengan demikian, untuk mengetahui gerak pembangunan
pertanian perlu perhatian terhadap kelompok tani yang ada di desa (Hariadi,
2011). Kelompok tani didefinisikan sebagai sebuah kelembagaan di tingkat petani
yang dibentuk untuk mengorganisasikan para petani dalam menjalankan
usahataninya (Hermanto dan Swastika, 2011).
Kelompok tani pada hakikatnya adalah untuk menggerakkan sumber daya
manusia petani. Pembinaan kelompok tani berperan dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan petani (Thomas, 2008). Kelompok tani akan
membantu petani yang tergabung dalam keanggotaan untuk memfasilitasi segala
kebutuhan mulai dari pembelian sarana produksi sampai penanganan pascapanen

6
dan pemasarannya (Hariadi, 2011). Kelompok tani juga menjadi titik penting
untuk menjalankan dan menterjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan,
strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan utuh dan pengembangan ke
dalam langkah operasional (Djiwandi, 1994). Kelompok tani memiliki tiga fungsi
utama yaitu sebagai unit belajar, unit kerjasama, dan unit produksi. Apabila ketiga
unit tersebut sudah berjalan, maka diarahkan untuk menjadi unit kelompok usaha.
Keberhasilan kelompok tani menjalani fungsi–fungsi tersebut tidak lepas dari
pengaruh kerja keras anggota dalam kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati bersama (Dinas Pertanian, 1997).

2.3 Klasifikasi Usaha Tani


Ilmu Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Soehardjo dan Dahlan Patong mengemukakan bahwa usaha tani sebagai
objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi dan dalam bukunya tersebut ia
meninjau 4 segi pengamatan, yaitu :
1. Menurut Bentuknya
Berdasarkan cara penguasaan unsur-unsur produksi dan pengelolaannya
usaha tani digolongkan dalam 3 macam yaitu :
a. Usaha tani perseorangan (individual farm).
Dalam usaha tani ini, unsur-unsur produksi ditentukan oleh seseorang dan
pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa
miliknya atau orang lain. Jadi pada usahatani ini masih terdapat variasi-variasi
yang menghendaki penggolongan-penggolongan yang lebih halus. Tenaga kerja
yang diperlukan didapatkan dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari petani
sendiri beserta anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga
berdasarkan gotong royong atau upah. Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa
berbentuk :

7
1. Tenaga kerja tetap
2. Tenaga kerja harian
3. Tenaga kerja musiman
Di Indonesia sendiri banyak terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari
keluarga petani itu sendiri. Sebagian besar pendapatan petani dalam setahun
berasal dari usahataninya. Ini disebut dengan usaha tani keluarga (family farm)
Ciri-cirinya :
a. Sedikitnya separuh dari seluruh jumlah tenaga kerja pria yang diperlukan
usahataninya berasal dari petani penggarapnya dan anggota keluarga.
b. Sedikitnya separuh dari jumlah pendapatan kotor yang diterima oleh keluarga
petaninya berasal dari usaha tani tersebut.
Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk mendefinisikan usaha tani
keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari tanah yang sempit. Karena
tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang berbeda-beda maka pemakaian
luas tanah untuk mendefinisikan luas tanah tidak mudah. Jumlah kerja yang
diperlukan dan pendapatan kotor yang diterima petani lebih tepat dijadikan dasar
untuk mendefenisikan usaha tani keluarga.
b. Usaha tani kolektif (collective farm)
Usaha tani yang unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif.
Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari membeli, menyewa, menyatukan
milik perorangan atau berasal dari pemerintah. Usaha tani ini terbentuk karena
kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem
pemerintahan suatu negara atau faktor lingkungan dimana mereka berada.
Kolektivitas dikenal pada abad ke 10. Tujuannya sendiri dalah untuk meniadakan
unsur-unsur produksi milik perseorangan. Dengan penyatuan alat-alat produksi
pertanian yang tidak dikenal atau sukar dilaksanakan pada usaha tani
perseorangan. Pengunaan tanah dan tenaga kerja diharapkan lebih efisien.

8
c. Usaha tani kooperatif (cooperative farm)
Usaha tani kooperatif merupakan bentuk peralihan antar usaha tani
perseorangan dan usaha tani kolektif. Pada usaha tani ini tidak semua unsur -
unsur produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama. Tanahnya masih milik
perorangan. Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi
seperti :
· Kerjasama dalam penjualan hasil.
· Kerjasama dalam pembelian sarana produksi.
· Kerjasama dalam tenaga kerja.
Usaha tani kooperatif ini terbentuk karena petani-petani kecil dengan
modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk
mengembangkan kegiatan usahanya. Dengan menggabungkan modal yang
dimiliki mereka dapat membeli alat- alat untuk digunakan bersama yang bertujuan
untuk meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat pertanian.
2. Menurut Coraknya
Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan
alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani
pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm/subsistences farms), dan
adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya
yang disebut dengan usaha tani komersial (commercial farm).
Karena ciri dan sifat yang dimilki oleh usaha tani komersial dan pencukup
kebutuhan keluarga, beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua usaha
tani ini. Usaha tani komersial disebut juga dengan nama usaha tani dinamis dan
usaha tani tidak komersial disebut usaha tani statis. Penggolongan tersebut
dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat tertentu, karena setiap usaha
tani statis dapat berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani dinamis.
Para ahli telah banyak menegemukakan pendapatnya untuk membedakan
apakah suatu usaha tani tergolong subsistem atau komersil. Salah satu ukuran itu
adalah tindakan ekonomi petani dalam penggunaan unsur-unsur produksi.

9
Hubungan petani dengan dunia luar usaha taninya merupakan dasar
pengukur tingkat perkembangan usaha tani. Beberapa ukuran yang banyak untuk
menyatakan tingkat dan sifat integrasi petani dengan desa dan kota sekitarnya
adalah :
a. Perbandingan antara jumlah produk yang dijual ke pasar dan yang dikonsumsi.
b. Perbandingan antara jumlah modal yang dibeli terhadap jumlah seluruh modal
yang digunakan dalam proses produksi.
3. Menurut Polanya
Pola usaha tani ditentukan menurut banyaknya cabang usaha tani yang
diusahakan. Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan usaha tani
dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Usaha tani khusus
Apabila usaha tani hanya mempunyai satu cabang saja maka disebut
dengan usaha tani khusus. Contohnya: usaha tani tembakau, usaha tani
padi, usaha tani sapi perah. Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1
cabang ialah : keadaan fisis tanah yaitu apakah mendapat air pengairan sepanjang
tahun sehingga cocok ditanami padi. Prisnsip keuntungan komperatif yaitu
mengusahakan cabang usaha tani yang memberikan keuntungan paling besar
dibandingkan dengan cabang usaha tani lain.
b. Usaha tani tidak khusus.
Usaha tani tidak khusus merupakan petani yang juga mengusahakan
bermacam-macam usaha tani. Seperti ternak atau ikan. Hal ini dapat dilakukan
kalau petani memiliki dan mengusahakan berbagai macam tanah seperti : tanah
sawah, tanah darat, padang rumput dan kolam.
c. Usaha tani campuran
Merupakan bentuk usaha tani yang diusahakan secara bercampur antara
tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan dan
sebagainya. Usaha tani ini juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang
sari antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padi dan ikan.
Kombinasi antara tanaman ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa
daerah. Kombinasi antara tanaman dan tenak dikenal dengan istilah mixed farm.

10
Keuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga kerja dalam waktu-waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan berupa protein.
4. Menurut Tipenya
Usaha tani dapat digolongkan dalam beberapa jenis/tipe tanaman yang
diusahakan. Dari penggolongan ini dikenal usaha tani padi, usaha tani jagung,
usaha tani ternak, usaha tani sapi, usaha tani ternak ayam, dan usaha tani kubis.
Tiap daerah mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan
ini dapat berupa perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan perbedaan lainnya yang
tidak termasuk pada keduanya. Karena itu jenis tanaman dan hewan yang tumbuh
dapat diusahakan pada suatu daerah berbeda-beda pula. Tiap tanaman dan hewan
memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan berkembang dengan baik .
a. Faktor fisis
Faktor ini sangat mempengaruhi tipe usaha tani yang terdiri dari iklim,
tanah, dan topografi. Apabila faktor fisik di suatu tempat tidak sesuai dengan
usaha tani yang diinginkan petani harus mengubah keinginannya atau pindah ke
daerah lain yang mempunyai faktor fisik yang sesuai.
1. Iklim
Hal penting dari iklim yang banyak mempengaruhi tipe usaha tani ialah :
curah hujan, temperatur, pancaran sinar matahari dan kelembapan curah hujan
mencakup faktor –faktor seperti curah hujan dalam setahun, penyebaran hujan dan
variasinya dari tahun ke tahun. Tiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu
sebagai syarat untuk tumbuh baik. Penyebaran hujan penting juga bagi
pertumbuhan tanaman. Tiap fase dari pertumbuhan tanaman memerlukan curah
hujan berbeda. Tanaman kapas sangat baik diusahakan di daerah yang mempunyai
perbedaan yang nyata antara hujan dan musim kemarau. Pancaran sinar matahari
baik intensitas penyinarannya maupun panjang penyinarannya, mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Tanama kopi tidak tahan terhadap sinar langsung yang
terik sehingga diperlukan pohon pelindung.

11
2. Tanah
Tanah pada setiap tempat berbeda dalam tingkat kesuburannya, dalam
tekstur, dan dalam tebal atau dalamnya lapisan. Setiap jenis tanaman memerukan
syarat–syarat tertentu untuk tumbuh baik. Ada tanaman yang hanya dapat tumbuh
pada tanah yang subur dan ada pula yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang
subur. Hara yang terdapat dalam tanah sangat penting artinya tanah yang
mengandung banyak kapur akan menghasilkan banyak tanaman rumput yang baik
untuk usaha tani ternak. Tekstur tanah juga memberikan pengaruh pada macam
tanaman yang akan ditanam. Tanah dengan tekstur halus merupakan tanah berat
yang sukar dikerjakan. Dengan demikian tanaman–tanaman yang diusahakan
diatasnya adalah tanaman–tanaman intensif. Pada tanah ringan banyak diusahakan
tanaman–tanaman intensif.
3. Topografi
Pengaruh topografi pada tipe usaha tani berhubunggan erat dengan iklim
dan tanah. Perbedaan tinggi diatas permukaan laut menyebabkan perubahan pada
iklim. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin rendah suhunya dan
makin panjang masa tumbuhnya. Hal ini berarti harus ada perbedaan tipe usaha
tani di dataran tinggi dengan dataran rendah. Tanah-tanah subur umunya terdapat
didataran.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat
mekanisasi. Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.
Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang
memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.
Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan
usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi, sebagai contoh ialah
pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring
ke daerah-daerah datar.
Pengaruh topografi penting juga artinya pada perbedaan tataniaga. Jarak
yang sama jauhnya lebih cepat ditempuh pada tanah datar dari pada tanah miring.
Dengan demikian topografi mempengaruhi penjualan hasil usaha tani ke pasar.
Daerah-daerah dataran tinggi yang jauh dari pasar umumnya ditanami tanaman-

12
tanaman yang tahan lama, sehingga resiko kerusakan karena lamanya tiba di pasar
dapat dihindari.
b. Faktor Ekonomi
Disamping faktor fisik yang terdiri dari iklim tanah dan topografi, juga
faktor ekonomi turut menentukan tipe usaha tani di suatu daerah. Faktor-faktor
ekonomi berubah dari waktu ke waktu. Perubahan faktor ekonomi tidak sama dari
tahun ke tahun. Karena itu petani harus mengenal sebab dan akibat dari perubahan
faktor-faktor ekonomi yang terjadi di daerahnya. Ia harus mampu membedakan
perubahan yang kekal dan sementara.
Tiga faktor ekonomi yang banyak mempengaruhi tipe usaha tani dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Biaya Tataniaga
Perbedaan biaya tataniaga yaitu biaya yang diperlukan untuk menempuh
jarak dari produsen ke konsumen mempengaruhi tipe usaha tani yang diusahakan
di suatu daerah. Biaya ini meliputi biaya pengangkutan, biaya pengolahan, biaya
penyimpanan dan biaya penjualan. Pendapatan yang diterima petani dari hasil
penjualan produksi usaha taninya ialah jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi dengan biaya tataniaga. Biaya ini umumnya sebanding dengan jarak
dari petani ke konsumen. Karena itu petani didaerah dekat pasar mempunyai
kecenderungan untuk mengusahakan tanaman yang tidak dapat disimpan lama
misalnya sayuran, buah dan susu.
2. Perubahan Harga Produksi
Perubahan harga produksi usaha tani mempengaruhi tipe usaha tani di satu
daerah. Pada suatu masa tertentu, harga-harga komoditas usaha tani mengalami
perubahan. Perubahan harga dapat membawa akibat pemindahan kerja dan
pemakaian tanah kearah tanaman yang lebih menguntungkan. Dengan demikian
ada perubahan tipe usaha tani didaerah tersebut. Perubahan harga produksi
bersifat sementara yang dalam waktu yang relatif singkat akan kembali menjadi
normal.
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan
alat statistik perubahan harga-harga produksi usaha tani. Data itu dapat diperoleh

13
dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan
pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan
jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi
rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurangan produksi dan sedikit
demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi, petani akan berusaha
memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari
penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang
nantinya kembali menaikkan harga.
3. Persediaan Modal
Modal lebih banyak mempengaruhi besarnya usaha tani daripada tipenya.
Tetapi bagi petani muda yang baru mulai berusaha, besarnya modal yang tersedia
akan menentukan tipe usaha taninya. Ia akan memilih tipe yang memberi
kemungkinan pengembalian modal aslinya dengan cepat. Usaha tani ternak
daging memerlukan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan usaha tani
tanaman untuk mengembalikan modal aslinya.
2.4 Pola Tanam
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan
dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam
merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari
sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola
tanam. Pola tanam ni diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara
optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting
persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan sebaiknya
mendekati kesamaan.
Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan
memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepenuhnya
tergantung dari hujan. Makan pemilihan jenis/varietas yang ditaman pun perlu
disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia atau pun curah hujan.
Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam
polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman
sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan

14
menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan
pola tanam polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu
bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan
yang lebih baik.
Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani. Sebab dari
usaha tani yang dilakukan, diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal.
Tidak hanya hasil yang menjadi objek, bahkan keuntungan maksimum dapat
didapat dengan tidak mengabaikan pengawetan tanah dan menjaga kestabilan
kesuburan tanah.
2.4.1 Macam Jenis Pola Tanam
a. Monokultur
Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis.
Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan
menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.
Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian
yang tidak mantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot
dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan
penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama
itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen karena
tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif
mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di
sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama
maupun penyakit.
b. Polikultur
Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak dan kultur artinya
budaya. Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu
bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan
yang lebih baik.
Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan
beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :

15
a. Mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang
satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat
mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau
allicin.
b. Menambah kesuburan tanah. Dengan menanam kacang-kacangan kandungan
unsur N dalam tanah bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang
terdapat dalam bintik akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran
berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan
tanaman berakar dalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c. Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi
dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT.
Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis
tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila
harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.
Tanaman polikultur dibagi menjadi beberapa yaitu :
1. Tumpang sari (Intercropping)
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa
keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-
sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih
efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat
mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma.
Keuntungan tumpang sari yaitu:
a. Mencegah dan mengurangi pengangguran musim.
b. Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani.
c. Adanya pengolahan tanah yang minimal.
d. Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah.
Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman tumpang
sari pada tanaman jagung adalah tanaman kedelai. Tanaman jagung dan kedelai
memungkinkan untuk ditumpangsari karena tanaman jagung menghendaki
nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas

16
sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada
kedelai. Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi
kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Sehingga
pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi
terjadinya kompetisi tersebut.
2. Tumpang gilir (Multiple Cropping)
Tanaman polikultur tumpang gilir dilakukan secara beruntun sepanjang
tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan
maksimum. Faktor-faktor tersebut adalah pengolahan yang bisa dilakukan dengan
menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan
tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari. Hasil panen secara
beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas
lahan. Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas.
Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah
terjadinya erosi. Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu
mencegah terjadinya erosi. Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

3. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping )


Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis
tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu
yang berbeda).

17
Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan.
Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan
semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli
menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya
dapat membantu dalam usaha meningkatkan pendapatan.
4. Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
Merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur
jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi
beresiko terhadap ancaman hama dan penyakit.
Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

5. Tanaman bergiliran (Sequential Planting)


Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan
secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam
tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.

18
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ini
dilaksanakan pada Hari Kamis, 15 Maret 2018, Pukul 08.00-15.00 WITA.
Bertempat di kelompok tani Harapan Jaya Desa Sepaso Barat Kecamatan
Bengalon.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1. Alat tulis.
2. Kamera buat dokumentasi.

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Adapun Prosedur Pelaksanaan Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat tulis.
2. Mendengarkan penjelasan dari penyuluh pertanian.
3. Melakukan wawancara kepada penyuluh dan anggota kelompok tani Harapan
Jaya. .
4. Mencatat hasil data dari wawancara untuk diolah dalam laporan.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Harapan Jaya
Kelompok Tani Harapan Jaya merupakan suatu Kelompok Tani yang ada
di Desa Sepaso Barat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
Kalimantan Timur. Kelompok Tani ini adalah pusat pertanian tanaman
Holtikultura di Desa Sepaso Barat yang terbentuk pada tahun 2012 di ketuai oleh
Bapak Adi Mulyono yang beranggotakan 24 orang. Kelompok tani ini menanam
tanaman holtikultura seperti bawang perai, sawi, cabai, kacang panjang, jagung,
kangkung, dan mentimun. Pola tanam yang digunakan kelompok tani harapan
jaya adalah pola monokultur tumpang gilir. Luas lahan yang digunakan adalah
seluas 7 Ha dan beberapa tanaman menggunakan sistem penyiraman springkel
dan sebagian juga menggunakan sistem penyiraman irigasi.
4.1.1 Luas lahan
Luas lahan yang digunakan untuk menanam oleh kelompok tani Harapan
Jaya untuk setiap komoditi tanaman adalah 1 Ha untuk satu komoditi tanaman
karena luas lahan yang digunakan seluas 7 Ha dengan tujuh jenis komoditi
tanaman holtikultura.
4.1.2 Analisis Usaha Tani
Berikut analisis usaha kelompok tani Harapan Jaya setiap komoditi :
1.Tanaman Bawang Perai
Tabel 1. Komoditi Tanaman Bawang Perai

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 450.000 Satu kali tanam (2 bulan)

Pupuk Rp. 1.500.000 Rp. 8.000.000

Pestisida Rp. 2.500.000 Satu tahun (6 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 1.200.000 Rp. 8.000.000 × 6

Total Rp. 6.650.000 Rp. 48.000.000

20
Bibit yang digunakan dalam oleh Kelompok Tani Harapan Jaya ini
didapat dengan cara membeli bibit bawang perai dari toko pertanian, kebutuhan
bibit bawang perai sebanyak 35 kg dengan harga bibit Rp.15.000 jadi biaya yang
harus dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp.450.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya harus mengeluarkan
biaya untuk membeli pupuk yaitu Rp. 1.500.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman daun bawang. Biaya yang
dikeluarkan kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida adalah
Rp.2.500.000. Bahan bakar (solar) dibutuhkan oleh kelompok tani Harapan Jaya
digunakan untuk menghidupkan disel sehingga alat springkel dapat berfungsi
yaitu menyiram tanaman. biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar yaitu
Rp.1.200.000.
Jumlah produksi daun bawang dalam satu kali tanam sekitar 800 kg
dengan harga jual Rp. 10.000/kg. Total penerimaan kelompok tani Harapan Jaya
untuk satu kali tanam Rp. 8.000.000. Masa tanam daun bawang hingga panen
adalah 2 bulan artinya dalam setahun kelompok tani bisa panen daun bawang
sekitar 6 kali. Dengan demikian, pendapatan kelompok tani selama setahun adalah
Rp.48.000.000. Hama yang menyerang tanaman bawang prei yaitu ulat tanah, ulat
daun, kutu bawang. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman ini yaitu busuk
leher batang, embun tepung.

21
2. Tanaman Sawi
Tabel 2. Komoditi Tanaman Sawi

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 350.000 Satu kali tanam (2 bulan)


Rp. 8.000.000
Pupuk Rp. 1.500.000

Pestisida Rp. 2.000.000 Satu tahun (6 kali tanam)


Rp. 8.000.00 × 6
Bahan Bakar Rp. 1.200.000

Total Rp. 6.150.000 Rp. 48.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit sawi dari toko pertanian kebutuhan bibit sawi
sebanyak 35 kg dengan harga bibit Rp.10.000/gr jadi biaya yang harus
dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp. 350.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya harus mengeluarkan
biaya untuk membeli Pupuk yaitu Rp. 2.500.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman sawi. Biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida adalah Rp.2.000.000. Bahan
bakar (solar) dibutuhkan oleh kelompok tani Harapan Jaya digunakan untuk
menghidupkan disel sehingga alat springkel dapat berfungsi yaitu menyiram
tanaman. biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar yaitu Rp.1.200.000.
Jumlah produksi sawi dalam satu kali tanam adalah 800 kg dengan harga
jual Rp. 10.000/kg. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu
kali tanam Rp. 8.000.000. Masa tanam sawi hingga panen adalah 2 bulan artinya

22
dalam setahun kelompok tani bisa panen sawi sekitar 6 kali. Dengan demikian
pendapatan kelompok tani selama setahun adalah Rp.48.000.000. Hama yang
menyerang tanaman sawi yaitu ulat grayak, ulat tanah, ulat perusak daun.
Sedangkan penyakit yang menyerang yaitu penyakit busuk daun.
3. Tanaman Cabai
Tabel 3. Komoditi Tanaman Cabai

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 150.000 Satu kali tanam (3 bulan)

Pupuk Rp. 200.000 Rp. 4.500.000

Pestisida Rp. 1.500.000 Satu tahun (4 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 500.000 Rp. 4.500.000 × 4

Total Rp. 2.350.000 Rp. 18.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit cabai dari toko pertanian kebutuhan bibit cabai
sebanyak 15 kg dengan harga bibit Rp.10.000/kg jadi biaya yang harus
dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp. 150.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya harus mengeluarkan
biaya untuk membeli pupuk yaitu Rp. 200.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman cabai, biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida cabai dengan luas lahan 1
ha adalah Rp.1.500.000. Sistem penyiraman tanaman cabai yaitu menggunakan
irigasi, dengan biaya Rp.500.000. Jumlah produksi cabai dalam satu kali tanam

23
adalah 1,5 kg dengan harga jual Rp. 30.000/kg. Total penerimaan kelompok tani
Harapan Jaya untuk satu kali tanam Rp. 4.500.000.
Masa tanam cabai hingga panen adalah 3 bulan artinya dalam setahun
kelompok tani biasa panen cabai sekitar 4 kali. Dengan demikian pendapatan
kelompok tani selama setahun adalah Rp.18.000.000. Hama yang menyerang
tanaman ini yaitu ulat grayak, kutu kebul, jangkrik, ulat buah. Sedangkan penyakit
yang menyerang yaitu layu bakteri, penyakit busuk pada tanaman cabai.
4.Tanaman Kacang Panjang
Tabel 4. Komoditi Tanaman Kacang Panjang

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 500.000 Satu kali tanam (3 bulan)

Pupuk Rp. 800.000 Rp. 6.000.000

Pestisida Rp. 1.500.000 Satu tahun (4 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 500.000 Rp. 6.000.000 × 4

Total Rp. 3.300.000 Rp. 24.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit kacang panjang dari toko pertanian kebutuhan bibit
kacang panjang sebanyak 20kg dengan harga bibit Rp.25.000/kg jadi biaya yang
harus dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp. 500.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya membutuhkan biaya
yang harus dikeluarkan untuk membeli pupuk yaitu Rp. 8.000.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman kacang panjang. Biaya yang
dikeluarkan kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida kacang panjang

24
dengan luas adalah Rp. 1.500.000. Sistem penyiraman tanaman kacang panjang
yaitu menggunakan sistem irigasi dengan biaya Rp. 500.000.
Jumlah produksi mentimun dalam satu kali tanam adalah 200 kg dengan
harga jual Rp. 30.000/kg. Total penerimaan kelompok tani Harapan Jaya untuk
satu kali tanam Rp. 6.000.000. Masa tanam kacang panjang hingga panen adalah
3 bulan artinya dalam setahun kelompok tani biasa panen mentimun sekitar 4 kali.
Dengan demikian pendapatan kelompok tani selama setahun adalah
Rp. 24.000.000. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang
yaitu ulat jengkal, ulat polong, ulat penggulung daun, karat daun, penyakit belang.
5.Tanaman Jagung
Tabel 5. Komoditi Tanaman Jagung

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 240.000 Satu kali tanam (3 bulan)

Pupuk Rp. 500.000 Rp. 8.000.000

Pestisida Rp. 800.000 Satu tahun (4 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 300.000 Rp. 8.000.000 × 4

Total Rp. 1.840.000 Rp. 32.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit jagung dari toko pertanian kebutuhan bibit jagung
sebanyak 8 kg dengan harga bibit Rp.30.000/kg jadi biaya yang harus dikeluarkan
oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp. 240.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya harus mengeluarkan
biaya untuk membeli pupuk yaitu Rp.500.000.

25
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman jagung. Biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida jagung dengan luas lahan 1
ha adalah Rp. 800.000. Jumlah produksi jagung dalam satu kali tanam adalah
1,25 Ton dengan harga jual Rp. 3.000/kg. Total penerimaan kelompok Tani
Harapan Jaya untuk satu kali tanam Rp. 8.000.000.
Masa tanam jagung hingga panen adalah 3 bulan artinya dalam setahun
kelompok tani biasa panen jagung sekitar 4 kali. Dengan demikian pendapatan
kelompok tani selama setahun adalah Rp. 32.000.000. Hama dan penyakit yang
menyerang tanaman jagung yaitu ulat daun, lalat bibit, belalang, karat daun, bulai.
6.Tanaman Kangkung
Tabel 6. Komoditi Tanaman Kangkung

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 375.000 Satu kali tanam (3 bulan)

Pupuk Rp. 1.500.000 Rp. 7.800.000

Pestisida Rp. 2.000.000 Satu tahun (4 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 500.000 Rp. 7.800.000 × 4

Total Rp. 4.375000 Rp. 31.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit kangkung dari toko pertanian kebutuhan bibit
kangkung sebanyak 15 kg dengan harga bibit
Rp.25.000/kg jadi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan
Jaya adalah sebesar Rp. 375.000.
Pupuk yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya ini ada dua jenis
yaitu pupuk kandang/Organik dan pupuk kimia, untuk pupuk kandang/organik
didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing secara gratis,

26
sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya membutuhkan biaya
yang harus dikeluarkan untuk membeli pupuk yaitu Rp. 1.500.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman kangkung. Biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida kangkung dengan luas lahan
1 ha adalah Rp. 2.000.000. Untuk penyiraman menggunakan sistem irigasi dengan
biaya Rp. 500.000. Jumlah produksi kangkung dalam satu kali tanam adalah 130
kg dengan harga jual Rp. 6.000/kg. Total penerimaan kelompok tani Harapan
Jaya untuk satu kali tanam Rp. 7.800.000.
Masa tanam kangkung hingga panen adalah 3 bulan artinya dalam setahun
kelompok tani biasa panen kangkung sekitar 4 kali. Dengan demikian pendapatan
kelompok tani selama setahun adalah Rp. 31.000.000. Hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kangkung yaitu bekicot, ulat keket, bercak daun.
7. Tanaman Mentimun
Tabel 7. Komoditi Tanaman Mentimun.

Biaya Usaha Tani / Tahun Penerimaan

Bibit Rp. 200.000 Satu kali tanam (2 bulan)

Pupuk Rp. 2.000.000 Rp. 8.000.000

Pestisida Rp. 2.500.000 Satu tahun (4 kali tanam)

Bahan Bakar Rp. 500.000 Rp. 8.000.000 × 4

Total Rp. 5.200.000 Rp. 32.000.000

Bibit yang digunakan dalam oleh kelompok tani Harapan Jaya ini didapat
dengan cara membeli bibit mentimun dari toko pertanian kebutuhan bibit
Mentimun sebanyak 8 kg dengan harga bibit Rp.25.000/kg jadi biaya yang harus
dikeluarkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah sebesar Rp. 200.000.
Pupuk yang digunakan oleh Kelompok Tani Harapan Jaya ini ada dua
jenis yaitu pupuk kandang/organik dan pupuk kimia, untuk pupuk

27
kandang/organik didapat dari peternakan ayam kampung dan peternakan kambing
secara gratis, sedangkan untuk pupuk kimia kelompok tani Harapan Jaya
membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pupuk yaitu Rp.
2.000.000.
Pestisida yang digunakan oleh kelompok tani Harapan Jaya yaitu jenis
pestisida khusus hama dan penyakit tanaman mentimun. Biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Harapan Jaya untuk membeli pestisida mentimun adalah
Rp. 2.500.000. Untuk penyiramannya menggunakan sistem irigasi dengan biaya
Rp. 500.000. Jumlah produksi mentimun dalam satu kali tanam adalah 800 kg
dengan harga jual Rp. 10.000/kg. Total penerimaan kelompok tani Harapan Jaya
untuk satu kali tanam Rp. 8.000.000. Masa tanam mentimun hingga panen adalah
3 bulan artinya dalam setahun kelompok tani biasa panen mentimun sekitar 4
kali. Dengan demikian pendapatan kelompok tani selama setahun adalah
Rp. 32.000.000. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman mentimun yaitu
busuk daun, kutu kuya, layu bakteri.
4.2 Peranan Penyuluhan Dalam Pengelolaan Usaha Tani Harapan Jaya
4.2.1 Peranan Penyuluh Dalam Usaha Tani di Kelompok Tani Harapan Jaya
Adapun peranan penyuluh dalam kelompok tani Harapan Jaya yaitu :
1. Sebagai pendidik
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani
beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan
keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung
melalui proses belajar mengajar, meningkatkan pengetahuan untuk memberikan
informasi kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan
kerja para petani agar dapat mengelola usaha taninya secara lebih efektif, efisien,
dan ekonomis.
2. Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan
keterampilannya dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi,
pemasaran dan investasi dalam usaha taninya.

28
3. Penyuluh sebagai fasilitator
Penyuluh yang senantiasa memberikan jalan keluar atau kemudahan-
kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar, maupun fasilitas
dalam memajukan usaha taninya. Dalam hal menyuluh penyuluh memfasilitasi
dalam hal: kemitraan usaha, berakses ke pasar, permodalan dan sebagainya.
4. Penyuluh sebagai organisator
Penyuluh selalu menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani agar
mampu berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar, kerjasama dan sebagai unit
produksi.
5. Penyuluh sebagai penganalisa
Penyuluh dituntut untuk mampu menganalisa masalah, sebab yang ada di
usaha tani dan di keluarga tani mampu menganalisa kebutuhan petani yang
selanjutnya merupakan masukan dalam membuat program penyuluhan pertanian.
6. Penyuluh sebagai penghubung
a. Penghubung dengan pemerintah, dalam hal ini: penyuluh sebagai
penyampai aspirasi masyarakat petani (sebagai contoh dalam bentuk
programa penyuluhan pertanian). Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan
peraturan-peraturan yang menyangkut kebijakan dan peraturan bidang
pertanian.
b. Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa membawa
inovasi baru hasil-hasil penelitian untuk dapat memajukan usaha tani.
7. Penyuluh sebagai pemimpin
Penyuluh sebagai pemimpin yang dapat membimbing dan memotivasi
petani agar mau merubah cara berfikir, cara kerja agar timbul keterbukaan.
8. Penyuluh sebagai penasehat
Penyuluh yang dapat melayani, memberikan petunujuk-petunjuk dan
membantu para petani baik dalam bentuk peragaan atau contoh-contoh kerja
dalam usaha tani memecahkan segala masalah yang dihadapi oleh petani

29
4.2.2 Peranan Pemerintah
Adapun peranan pemerintah dalam kelompok Tani Harapan Jaya yaitu :
1. Pemerintah sebagai penyandang dana untuk kelompok tani
Pemerintah memberikan bantuan dana kepada kelompok tani dan bantuan
lainnya untuk menunjang produktifitas kelompok tani.
2. Pemerintah juga berperan sebagai motivator
Pemerintah menjadi motivator bagi petani yaitu dengan mengundang ahli
pertanian untuk melakukan penyuluhan terhadap kelompok tani.
3.Fasilitator dan monitor
Pemerintah menjadi fasilator dan sekaligus monitor bagi kelompok tani
yaitu pemerintah membangun atau menyediakan fasilitas seperti kios desa.
Pemerintah juga memiliki peran langsung menjadi pengawas kelompok tani.
4.2.3 Peranan CSR KPC
Adapun peranan CSR KPC dalam kelompok Tani Harapan Jaya yaitu :
1. CSR KPC berperan sebagai diplomen pengembang kelompok tani.
Peranan CSR KPC dalam pengembangan diplomen kelompok tani yaitu
dengan peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual para petani dan
moral petani dengan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di masa kini maupun di
masa depan.
2. CSR KPC juga mendukung kegiatan pemerintah, dan PPL untuk menyediakan
sarana dan prasarana bagi kelompok tani.
Dalam hal ini CSR KPC berperan mendukung kegiatan pemerintah dan
PPL dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kelompok
tani untuk menjunjang segala aktivitas kelompok tani sehingga kelompok tani ini
mampu mengelola usaha tani nya secara ekonomis, efektif dan efesiensi dan
kedepannya kelompok tani ini dapat berkembang dan mampu bersaing dengan
kelompok tani di daerah lainnya.

30
3. CSR KPC memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh kelompok tani.
Peranan CSR KPC dalam pengembangan kelompok tani dengan cara
memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh kelompok tani, baik dari segi bantuan
dana maupun bantuan lain nya dan pada saat ini CSR KPC sedang membantu
kelompok tani untuk mengembangkan usaha ternak sapi.

31
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengertian Penyuluhan adalah dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusaha tani demi
tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya.
2. Pengertian Kelompok Tani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggotanya serta ditumbuhkembangkan dari, oleh dan
untuk petani yang saling mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai
kepentingan dalam berusaha tani, kesamaan baik dalam hal tradisi,
pemukiman, maupun hamparan lahan usaha tani.
3. Pengertian pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang
lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah.
4. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali tanam bawang
perai adalah Rp. 8.000.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya selama
setahun adalah Rp.48.000.000.
5. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali tanam sawi
adalah Rp. 8.000.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya selama
setahun adalah Rp. 48.000.000.
6. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali tanam cabai
adalah Rp.4.500.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya selama
setahun adalah Rp. 18.000.000.
7. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali tanam jagung
adalah Rp. 8.000.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya selama
setahun adalah Rp. 32.000.000.
8. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali masa tanam
kangkung adalah Rp. 7.800.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya
selama setahun adalah Rp. 31.000.000.

33
9. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu masa kali tanam
mentimun adalah Rp. 8.000.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan Jaya
selama setahun adalah Rp. 32.000.000.
10. Total penerimaan Kelompok Tani Harapan Jaya untuk satu kali masa tanam
kacang panjang adalah Rp. 6.000.000. Pendapatan Kelompok Tani Harapan
Jaya selama setahun adalah Rp. 24.000.000.

5.2 Saran
Setelah praktek Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, kami menyarankan
agar petani lebih menekan biaya pemeliharaan, agar dalam usahanya dapat lebih
efisien, yaitu memperoleh penerimaan yang besar namun biaya yang dikeluarkan
sedikit, dengan cara meminimalisir penggunaan pupuk kimia dan memaksimalkan
penggunaan pupuk organik karena pupuk organik tersebut dapat diperoleh secara
gratis dari peternakan ayam kampung. Petani juga harus mampu mengetahui
usaha tani yang dilakukan dapat menguntungkan atau tidak. Sehingga, petani
tidak mengalami kerugian yang banyak di kemudian hari.

34
DAFTAR PUSTAKA

A.W. Van den Ban ,dkk. 1999. Penyuluhan Pertanian Jakarta: Erlangga.Kusnadi. 2006.
Teknik Penyuluhan Pertanian Malang: UM Press.
Djiwandi. 1994. Metode dan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Kebumen.
http://www.rohman.tripod.com/lapangan/metode.htm. Diakses padatanggal 16
Mei 2013 Pukul 14.00 WIB.Salim, F. 2005. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian.
Departemen Pertanian.Jakarta
Hariadi. 2011. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor
Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Vol 1: 22
Hermanto dan Swastika. 2011. Arti Penting Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal
Espogama No. 2: 26-29.
Kartasapoetra, 1991. Penyuluhan Pertanian Indonesia : Isu Privatisasi dan Implikasinya,
Jurnal Agro Ekonomi Vol. 9 (2): 27-36.
Mardikanto, Totok dan Arif Wijianto. 2009. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian
Surakarta: Fakultas Pertanian UNS.Rochaeni, S, dan Lakollo, E.M. 2005.
Setiana.L. 2005. Vademecum BIMAS. Jurnal BIMAS (3): 31-35 .Kartasapoetra. 2002.
Arti Penting Studi Jaringan Komunikasi Penyuluh di Indonesia. Jurnal Espogama
(2): 26-29.
Shahyudi. 2007. Media Cetak Brosur dan faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
http://www.damandiri.or.id/file/syarifudinugmbab3.pdf. Diakses tanggal 1
Mei2011 pukul 19.00 WIB.
Suhardiyono, 1992. Prinsi-Prinsip dan Konsep Penyuluh Pertanian. Jurnal Penyuluh
Pertanian: 23-2.
Thahir. 1999. Arti Penting Studi Jaringan Komunikasi Penyuluh di Indonesia. Jurnal
Espogama No. 2: 37-45.
Thomas. 2008. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Ghalia
Indonesia.Soeharto,N.P. 2005. Program Penyuluhan Pertanian Fungsional
penyuluh. Jakarta: Departemen Pertanian.

35
LAMPIRAN

36
37
38

Anda mungkin juga menyukai