Anda di halaman 1dari 3

Sektor pertanian, khususnya bagi daerah Kalbar, sampai saat ini

ternyata masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah,


baik sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber
penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar
penduduknya.

Tanaman Pangan

Tidak berbeda jauh dengan tahun 2005 beberapa Sub sektor Pertanian
Tanaman Pangan di Kalimantan Barat tahun 2006 beberapa komoditi
mengalami penurunan produksi seperti padi sawah, kacang hijau, dan
beberapa sayuran. Variasi luas panen dan tingkat produktivitas antar
kabupaten/kota yang cukup tinggi membuat beberapa kabupaten/kota
mendominasi produksi komoditi tertentu.

Pertanian tanaman padi misalnya, pada tahun 2006 didominasi


produksi dari Kab. Sambas, Kab. Pontianak dan Kab. Landak yang
mencapai 58,28 persen dari total produksi propinsi sebesar 1.107.662
ton (Tabel 6.1.3). Produktivitas padi pada tahun 2006 ini tidak berbeda
jauh dengan tahun 2005, yaitu dari 2,906 ton perhektar menjadi 3,073
ton perhektar, jika dilihat dari jenis padi, produktivitas meningkat tetapi
terjadi penurunan luas panen, sehingga menyebabkan turunnya jumlah
produksi padi sawah. Sedangkan padi ladang selain produktivitas
meningkat juga terjadi peningkatan luas panen, yang mempengaruhi
meningkatnya jumlah produksi.

Untuk tanaman palawija, produksi jagung terbesar di Kabupaten


Bengkayang yaitu 74,34 persen dari total produksi Kalimantan Barat
sebesar 136 782 ton atau naik 7,14 persen dari tahun 2005. Sedangkan
untuk ubi kayu naik 2,85 persen dengan produksi terbesar dari
Kabupaten Landak yaitu 47,51 persen dari 250.175 ton produksi ubi
kayu Kalimantan Barat.

Untuk ubi jalar produksi terbesar adalah Kabupaten Pontianak yaitu


19,00 persen. Sementara produksi Kacang Tanah terbesar Kabupaten
Landak sebesar 54,50 persen. Kacang Kedelai dan Kacang Hijau
didominasi oleh Kabupaten Sambas yaitu masing-masing 69,85 persen
dan 70,77 persen.

Sub sektor Pertanian Hortikultura di Kalimantan Barat tahun 2006


umumnya mengalami penurunan dibanding tahun 2005. Untuk sayur-
sayuran sebagian besar terjadi penurunan luas panen, yang otomatis
terjadi penurunan produksi, seperti kacang panjang, terung, kangkung,
bawang daun, tomat, dan buncis, kecuali pada cabe dan bayam.

Untuk buah-buahan hampir seluruh komoditi mengalami peningkatan


produktivitas, yang sangat drastis yaitu Nanas dan jeruk (tabel 6.1.6).
Produksi buah-buahan di Kalimantan Barat cukup tersebar di seluruh
Kabupaten/Kota, hanya beberapa komoditi yang terpusat di beberapa
Kabupaten/Kota, seperti jeruk di Kabupaten Sambas, mangga di
Kabupaten Ketapang, nenas dan pisang di Kabupaten Pontianak.

Perkebunan

Data yang disajikan pada sub bab ini adalah data tanaman perkebunan
besar dan perkebunan rakyat. Perkebunan besar adalah usaha
perkebunan yang dilakukan oleh suatu badan usaha/hukum di atas
tanah negara dan mendapat izin usaha dari instansi yang berwenang. Di
luar batasan tersebut merupakan perkebunan rakyat.
Berdasarkan data yang dikirim oleh Dinas Perkebunan propinsi, dari
beberapa jenis tanaman yang diusahakan oleh perkebunan besar
(diantaranya karet, kelapa sawit dan kelapa hibrida), hanya kelapa sawit
yang sudah beroperasi secara konsisten.

Untuk komoditi kelapa sawit khusus perkebunan besar selama kurun


waktu 2003-2005 luas tanaman trendnya mengalami kenaikan, tahun
2005 naik 4,33 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan produksinya
naik 35,34 persen, hal ini disebabkan tanaman yang tahun sebelumnya
belum produksi tahun 2005 mulai produksi. Tetapi untuk perkebunan
rakyat pertumbuhan luas tanam dan produksi hanya sebesar 3,25
persen dan 2,89 persen. Perbandingan produktivitas perkebunan besar
dan perkebunan rakyat tahun 2005 yaitu 2,22 ton per Ha berbanding
1,69 ton per Ha.

Penghasil kelapa sawit terbesar adalah Kabupaten Sanggau yang


mencapai 171.472 ton atau 40,05 persen dari total produksi Kalimantan
Barat. Persentase ini menurun dibanding tahun sebelumnya, hal ini
mengindikasikan kabupaten lain juga mulai menanam/memproduksi
kalapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai