Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI

INDONESIA TAHUN 1980 – 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:
ASFIYANA KHUSNUL KHOTIMAH
B300140050

PROGRAM ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENGARUH VARIABEL YANG MEMPENGARUHI


IMPOR DI INDONESIA

Oleh:
NASKAH PUBLIKASI

ASFIYANA KHUSNUL KHOTIMAH


B300140050

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, 07 April 2018

Pembimbing Utama

Dr. Didit Purnomo, S.E, M.Si

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI


INDONESIA TAHUN 1980-2016

Oleh:
ASFIYANA KHUSNUL KHOTIMAH
B300140050

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Sabtu, 07 April 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:

1. Dr. Didit Purnomo,SE. M.Si ( )


(Ketua)

2. Eni Setyowati, SE. M.Si ( )


(Sekertaris)

3. Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec ( )


(Anggota)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Syamsudin, MM)

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan dengan sepenuhnya.

Surakarta, 07 April 2018


Penulis

ASFIYANA KHUSNUL KHOTIMAH


B300140050

iii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1980-2016

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu hasil
pertaniannya adalah beras yang merupakan makanan pokok penduduk
Indonesia. Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peran
penting dalam perekonomian Indonesia. Maka penelitian ini dilakukan
untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras Indonesia
dengan menggunakan variabel produksi beras, jumlah penduduk, PDB
dan cadangan devisa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
secara parsial maupun simultan, serta untuk menganalisis variabel yang
berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia tahun 1980-2016. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data
tahunan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Word Bank,
dan Kementerian Pertanian. Metode penelitian ini menggunakan analisis
regresi dengan Ordinary Least square (OLS). Hasil analisis regresi
linier berganda (OLS) menunjukkan bahwa produksi beras memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia
selama kurun waktu 1980-2016, jumlah penduduk memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan, Produk Domesti Bruto (PDB) memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan cadangan devisa
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di
Indonesia.

Kata Kunci: Impor Beras, Produksi Beras, Jumlah Penduduk, PDB, dan
Cadangan Devisa.

ABSTRACT
Indonesia is an agrarian country where most of its inhabitants work as
farmers. One of the agricultural products is rice which is the staple food
of the Indonesian population. The agricultural sector is a sector that
plays an important role in the Indonesian economy. So this research is
conducted to see the factors that influence the import of Indonesian rice
by using variables of rice production, population, GDP and foreign
exchange reserves. The purpose of this study to determine the effect of
partial or simultaneous, and to analyze the variables that affect the
import of rice in Indonesia in 1980-2016. The data used in this study is
secondary data in the form of annual data obtained from the Central
Bureau of Statistics (BPS), Word Bank, and the Ministry of Agriculture.
This research method using regression analysis with Ordinary Least
square (OLS). Results of multiple linear regression analysis (OLS)
showed that rice production had a negative and significant influence on
rice imports in Indonesia during the period 1980-2016, the population

1
has a negative and insignificant effect, The Gross Domestic Product
(GDP) has a positive and insignificant effect, while foreign exchange
reserves have a positive and significant influence on rice imports in
Indonesia.

Keywords: Import Rice, Rice Production, Total population, PDB, and


Foreign exchange reserves

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar


penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia juga
merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan
tersebar diseluruh wilayah. Dengan didukung struktur tanah yang subur
serta iklim tropis yang dimiliki Indonesia, menjadikan tanah di Indonesia
cocok untuk digunakan bercocok tanam. Salah satu hasil pertaniannya
adalah beras yang merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Sektor
pertanian merupakan sektor yang memegang peran penting dalam
perekonomian Indonesia. Menurut Pusdatin (2015), data PDB tahun 2015
memperlihatkan rata-rata kontribusi tanaman pangan menunjukkan share
terbesar kedua setelah tanaman perkebunan yaitu sebesar 3,41% dari total
share pertanian sebesar 10,28%.
Menurut Kementrian Pertanian (2016), jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai 255, 46 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,31%
serta tingkat konsumsi beras mencapai 124,89 kg/kapita/tahun, memerlukan
pangan yang cukup besar, oleh karena itu peningkatan produksi beras saat
menjadi prioritas untuk mengatasi kekurangan suplai. Dan Kementrian
Pertanian menempatkan beras sebagai komoditas pangan utama selain
komoditas jagung, kedelai, daging dan tebu diprioritaskan untuk dapat
mencapai tingkat swasembada.
Menurut Sari (2013), dalam hal ketahanan pangan mencapai
swasembada beras menjadi prioritas pemerintah dalam kebijakan
pembangunan pertaniannya. Kebijakan swasembada beras merupakan salah
satu kebijakan utama pembangunan pertanian dan dinilai telah

2
meningkatkan produksi beras dan pendapatan petani. Konteks ketahanan
pangan tidak hanya menyangkut masalah ketersediaan bahan pangan pokok
bagi masyarakat saja, tetapi meliputi pula bagaimana akses kepemilikan dan
akses terhadap pangan itu oleh setiap anggota masyarakat.
Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan
memiliki peran penting dan strategis, sebab subsektor tanaman pangan dapat
menunjang kehidupan penduduk Indonesia. Maka produksi beras dalam
negeri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras
masyarakatnya. Sebab, pada dasarnya kebutuhan beras di Indonesia sangat
besar.
Dalam konteks kemandirian kecukupan pangan, peningkatan
produksi pangan dalam negeri menjadi sangat penting. Untuk itu, strategi
peningkatan produksi pangan dalam negeri harus diperluas tidak hanya
bertumpu pada perluasan areal penanaman saja, tetapi juga melalui beragam
aspek yang menyangkut inovasi, pemanfaatan teknologi, pengembangan
sektor hilir, maupun usaha lainnya yang terkait. Selain itu, akselerasi
peningkatan produksi dan nilai tambah usaha pertanian melalui peningkatan
kapasitas produksi lahan melalui restrukturisasi dan revitalisasi pertanian
juga wajib dilaksanakan dengan konsekwen dan konsisten agar kemandirian
kecukupan pangan dalam negeri akan terlaksana di masa mendatang dan
ketergantungan terhadap komoditas tertentu dari negara lain dapat dikurangi
(BPS, 2008)
Menurut Kementrian Pertanian (2015), kebijakan pembangunan
pertanian saat ini khususnya untuk swasembada pangan telah dituangkan
dalam Program dan Kegiatan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan
Tahun 2015-2019. Strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan
produksi pangan diwujudkan dalam Tujuh Gema Revitalisasi Pertanian,
yaitu : 1) Revitalisasi Lahan; 2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; 3)
Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; 4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia;
5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; 6) Revitalisasi Kelembagaan Petani;
serta 7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

3
Menurut Richart (2016), alasan suatu negara melakukan impor, karena
ada kegagalan negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Suatu
negara tidak mampu menyediakan kebutuhan beras terjadi akibat negara
tersebut tidak dapat memproduksi secara efisien. Berikut data volume impor
beras Indonesia menurut negara asal.
Meningkat atau menurunnya impor beras ini dipengaruhi oleh jumlah
produksi beras yang dihasilkan Indonesia. Apabila produksi beras yang
dihasilkan banyak maka impor beras menurun begitu pula sebaliknya, apabila
produksi beras yang dihasilkan sedikit maka impor beras akan meningkat.
Walaupun impor beras meningkat selama tiga tahun terakhir, namun jumlahnya
lebih besar produksi beras. Nampaknya, upaya yang telah dilakukan
pemerintah dalam peningkatan produksi pangan sudah mencapai hasil yang
baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi beras yang dihasilkan dari
tahun 2014-2016 mengalami peningkatan. Tetapi, ketergantungan mengimpor
beras nampaknya masih saja dilakukan. Sebab, jumlah penduduk yang selalu
meningkat dari tahun ke tahun juga mempengaruhi impor beras. Impor beras
yang dimaksud untuk mengimbangi peningkatan jumlah penduduk yang
mengkomsumsi beras.
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia dapat meningkatkan kebutuhan
pangan di Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan pangan maka produksi beras
dalam negeri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras
masyarakat Indonesia. Walaupun beras dapat diganti dengan bahan makanan
lainnya, namun beras mempunyai nilai tersendiri bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia.
Menurut Pakpahan (2012), perubahan pada tingkat pendapatan suatu
negara akan membawa penambahan impor, semakin bertambahnya pendapatan
suatu negara akan membawa penambahan impor, dan penurunan pendapatan
akan mengakibatkan penurunan impor. PDB memberikan pengaruh positif
terhadap impor, yang dimana PDB (pendapatan nasional) sangat penting
terhadap impor yang digunakan sebagai sumber pembiayaan.

4
Selain Produksi beras, Jumlah Penduduk, dan Produk Domestik Bruto
(PDB) yang mempengaruhi impor beras, faktor lain yang mempengaruhi yaitu
cadangan devisa. Cadangan devisa merupakan salah satu sumber pembiayaan
yang sangat penting dalam perdagangan internasional (Jimmy, 2013).
Menurut Manarung (2016), peningkatan cadangan devisa menandakan
bahwa produksi yang dihasilkan mengalami kenaikan. Kenaikan produksi yang
dapat dijual memberikan arti bahwa harga dari barang yang dihasilkan dapat
berkompetisi di pasar internasional dengan barang yang dihasilkan di luar
negeri. Adanya peningkatan cadangan devisa membuat harga bahan baku
konstan, harga produk yang dihasilkan juga konstan, dan berakibat tidak
adanya inflasi atau bisa dikatakan inflasi sangat kecil.
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut maka peran pemerintah
dalam hal ini adalah meningkatkan pembangunan disektor pertanian. Agar
produksi beras dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan konsumsi beras
masyarakat dalam negeri tanpa mengimpor beras. Mengingat bahwa Indonesia
merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja
sebagai petani. Peningkatan produksi beras ini dimaksudkan untuk
mengimbangi peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin
meningkat disetiap tahunnya. Dan besar kecilnya produksi beras akan
berpengaruh terhadap kontribusi sektor pertanian terhadap PDB. Jika PDB
Indonesia meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Selain
itu, peningkatan cadangan devisa juga menandakan bahwa produksi yang
dihasilkan dalam negeri mengalami kenaikan dan mampu berkompetisi dipasar
internasional.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berbentuk deret waktu (time series) dari periode 1980-2016. Diperoleh
dari Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian dan World Bank. Data
yang diambil adalah data statistik yang telah ada serta dokumen lain yang
terkait dengan yang diperlukan dalam penelitian ini.

5
2.2 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda dengan model OLS (Ordinary Least Square). Analisis
regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antar variabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam
bentuk persamaan yang menghubungkan vaeiabel terikat Y dengan satu
variabel atau lebih variabel bebas X1, X2, X3, … ,Xp. Dalam hal ini hanya
terdapat satu variabel bebas, maka model yang diperoleh disebut model
regresi sederhana; sedangkan jika variabel bebas yang digunakan lebih dari
satu, model yang diperoleh disebut model regresi linier ganda dan umumnya
dinyatakan dalam persamaan regresi sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+ µ


Metode OLS (Ordinary Least Square)adalah mengestimasi suatu
garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan
setiap observasi terhadap garis tersebut (Kuncoro, 2001).Adapun model
ekonometri yang digunakan adalah sebagai berikut :
log(IMP)t= β0+ β1log(PROD)t + β2log(PDK)t + β3log(PDB)t + β4log(CDV)t

+ ut

dimana :

IMP = Impor Beras di Indonesia


PROD = Produksi beras di Indonesia
PDK = Jumlah Penduduk di Indonesia
PDB = Produk Domestik Bruto di Indonesia
CDV = Cadangan Devisa di Indonesia
Log = Logaritma berbasis X
β0 = Konstanta atau intersep
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi variabel bebas
u = Komponen error(error term)
t = Tahun ke t

Estimasi model regresi tersebut akan meliputi langkah-langkah


sebagai berikut; estimasi parameter model ekonometrik; uji asumsi klasik

6
yang meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas residual, uji
heteroskedastisitas, uji otokorelasi, dan uji spesifikasi model; uji kebaikan
model serta; uji validitas pengaruh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Variabel Produksi Beras

Variabel produksi beras memiliki koefisien regresi sebesar -11,99905.


Pola hubungan antara variabel impor beras dengan variabel produksi beras
adalah logaritma-logaritma artinya apabila produksi beras naik 1% maka
impor beras akan naik sebesar -11,99905%. Sebaliknya, apabila produksi
beras turun sebesar 1% maka impor beras akan turun sebesar -11,99905%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia
memiliki pengaruh signifikan terhadap impor beras Indonesia selama
periode 1980-2016. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Sari (2014), yang menyatakan bahwa produksi beras berpengaruh
negatif dan signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek
terhadap impor beras Indonesia dan didukung oleh penelitian dari
Kurniyawan (2013), yang menyatakan bahwa variabel produksi dalam
jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap impor beras Indonesia.
3.2 Variabel Cadangan Devisa
Variabel cadangan devisa memiliki koefisien regresi sebesar 3,189896.
Pola hubungan antara variabel impor beras dengan variabel cadangan devisa
adalah logaritma-logaritma artinya apabila cadangan devisa naik sebesar 1%
maka impor beras akan naik sebesar 3,189896%. Sebaliknya, apabila
cadangan devisa turun sebesar 1% maka impor beras akan turun sebesar
3,189896%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel cadangan devisa
memiliki pengaruh signifikan terhadap impor beras Indonesia selama
periode 1980-2016. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Dwipayana, 2012), menyatakan bahwa cadangan devisa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia. Dan

7
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan (Zaeroni, 2016) yang
menyatakan bahwa cadangan devisa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap impor beras Indonesia.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis regresi model OLS (Ordinary Least Square)
yang telah dibahas pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan dari hasil
penelitian sebagai berikut :
1) Setelah dilakukan uji asumsi klasik, model yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi syarat asumsi klasik dan lolos dalam semua uji.
2) Dari keempat variabel independen yang memiliki pengaruh sigifikan
terhadap impor beras ada dua yaitu variabel produksi beras dan variabel
cadangan devisa. Hal ini menunjukan bahwa besar kecilnya jumlah
produksi beras yang dihasilkan Indonesia akan mempengaruhi impor
beras Indonesia. Sebab, apabila produksi beras yang dihasilkan banyak
maka impor beras akan menurun dan sebaliknya, apabila produksi beras
yang dihasilkan menurun maka impor beras akan naik. Sedangkan
cadangan devisa memiliki pengaruh terhadap impor beras sebab
cadangan devisa merupakan salah satu sumber pembiayaan dalam
perdagangan internasional dan sebagai penentu dalam permintaan
impor.
3) Sedangkan dua variabel lainnya yaitu variabel jumlah penduduk dan
variabel Produk Domestik Bruto (PDB) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap impor beras.Ini terjadi karena perubahan pola
konsumsi masyarakat Indonesia yang awalnya hanya mengonsumsi nasi
saja sekarang beralih mengonsumsi jengan makanan lain seperti roti,
gandum, makanan instan, dan sebagainya.
4.2 Saran
1) Pemerintah harus lebih memperhatikan kesejahteraan para petani
mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian
sebagai petani dengan meningkatkan pembangunan disektor

8
pertanianmelalui penerapan teknologi modern dan pengembangan
sektor hilir. Agar produksi beras yang dihasilkan didalam negeri dapat
meningkat melibihi kebutuhan dan dapat dijadikan stok kebutuhan
tanpa harus mengimpor beras.
2) Pemerintah juga harus memperhatikan sarana prasarana pertanian
seperti; penyediaan pupuk, bibit, dan pembuatan irigasi. Untuk
kelancaran dalam memproduksi beras dan untuk dapat menghasilkan
produksi beras yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Abimayu, Y. 2016. Ekonomi Manajerial Edisi 3. Ghalia Indonesia.


Aditya, I Gusti Made. 2015. Pengaruh Kurs Dollar Amerika Cadangan Devisa dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Impor Makanan dan Minuman Di
Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Unud, 4 (8) Agustus. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Amaliah, Syarifah; Idqan Fahmi. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor
Susu Indonesia. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol.4 No. 2 Oktober
2007. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Anggoro, Rindi. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Di Jawa
Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 2 (5) Agustus 2012. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Ariani Dian. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Di
Kabupaten Nagan Raya. ISSN. 2442-7411, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
Ariefianto, M. D. (2012). Ekonometrika (Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan
EViews). Jakarta: Erlangga.
Badan Pusat Statistik. 2008. Outlook Padi. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia. Jakarta.
Chalid, Nursiah. 2011. Fungsi Impor dalam Perekonomian Indonesia. Pekanbaru:
Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Christianto, Edward. 2013. Faktor Yang Memengaruhi Volume Impor Beras Di
Indonesia. Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 38 – 43. Alumni
Universitas Ma Chung.

9
Dwipayana, I. K. (2014). Pengaruh Harga, Cadangan Devisa, dan Jumlah
Penduduk Terhadap Impor Beras Indonesia. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 3(4) Universitas Udayana.
eBookPangan.com. 2009.
Ghozali, I. (2009). Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2015). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta:
Salemba Empat.
Jimmy, Benny. 2013. Ekspor dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan
Devisa di Indonesia. Jurnal EMBA, 1 (4), pp: 1406-1415.
Juniarta, I Wayan Tirta. 2010. Analisis Pengaruh Cadangan Devisa, Jumlah
Kendaraan, dan Subsidi Terhadap Impor Minyak Indonesia periode 1987-
2009. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 10 (1), pp: 32-115.
Kariyasa. 2008. Dampak Tarif Impor Dan Kinerja Kebijakan Harga Dasar Serta
Implikasinya Terhadap Daya Saing Beras Indonesia Di Pasar Dunia. Jurnal
Analisis Kebijakan Pertanian. 1 (4) Desember 2008. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Kementerian Pertanian. 2016.Outlook Padi. Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : UPP AMP
YKPM.
Kurniyawan, Hengki. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras Di
Indonesia Tahun 1980-2009. Journal.unnes, EDAJ 2 (1) (2013). Jurusan
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.
Kwanmas. 2010. The Analysis of Affecting Imports of Rice Indonesia. Dalam Jurnal
Internasional. Volume No. 3, No. 1 March 2010 Surabaya: STIE IEU
Surabaya.
Lastina, Ni Luh Made Ayu Danni. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor
Kentang Di Indonesia Tahun 2005-2012. E-Jurnal EP Unud. 4 (1) Januari.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Manarung, Alder Haymas. 2016. Cadangan Devisa dan Kurs Valuta Asing.
Kompas Media Nusantara. Jakarta.
Mantra, Ida Bagus. (2003) Demografi Umum. Edisi Kedua. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.

10
Pakpahan, Asima Ronitua Samosir. 2012. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Impor Daging Sapi di Indonesia. Economic Development Analysis Journal, 1
(2), pp: 1-4.
Pusdatin.. 2015. Outlook Padi Tahun 2015. Pusat data dan sistem informasi
pertanian.
Richart, Putu Suryadanu Willyan. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Impor Barang Konsumsi Di Indonesia. ISSN 2303-0178, E-Jurnal EP Unud,
Vol. 3 [12] : 613-623. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,
Bali, Indonesia.
Rido Thath. 2014. Factors Affecting Cost Efficiency of Cambodian Rice Farming
Households. Forum of International Development Studies ISSN 1341-3732,
45-2 (Nov. 2014). International Development Nagoya University.
Rochaida Eny. 2016. Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Dan Keluarga Sejahtera Di Provinsi Kalimantan Timur. Forum
Ekonomi Volume 18 No 1 2016. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Mulawarman.
Salvatore, Dominick. 2014.Internasional Economics.Jakarta: Salemba Empat
Sari, Kumala Ratih. 2014. Analisis Impor Beras Di Indonesia. Journal.unnes, ISSN
2252-6765, EDAJ 3 (2) (2014). Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Soebagiyo, Daryono. 2016. Perekonomian Indonesia. Jasmine. Sukoharjo.
Sukirno, Sadono.2009.Mikroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sultan, Zafar. 2011. Foreign Exchange Reserves and India’s Import Demand : A
Cointegration and Vektor Error Corection Analysis. International Journal of
Business and Management. 6 (7) Juli 2011. College of Business
Administration, Al Kharj University.
Suparmoko,M. 2011.Teori Ekonomi Mikro.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Susanto Hadi. 2013. PDB dan Dinamika Ekonomi. id.beritasatu.com.
Suwandi, Joko. 2017. Pengantar Ilmu Ekonomi. Muhammadiyah University Press.
Jawa Tengah.
Tewarse, Isaac Terungwa. 2014. The Impact Of Rice Production, Consumption And
Importation In Nigeria: The Political Economy Perspectives. International
Journal of Sustainable Development and World Plicy. 3 (4) : 90-99.
Thomas, Rachel. Wan Nadiah, W. A. and Rajeev Bhat. 2013. Physiochemical
properties, proximate composition, and imported rice varieties marketed in
Penang Malaysia. International Food Research Journal. 20 (3) march Food

11
Technology Division, School of Industrial Technology, University Sains
malaysia.
Trisnaningsih. 2016. Demografi. Media Akademi. Yogyakarta.
Utomo, Y. P. (2015). Eksplorasi Data & Analisis Regresi Dengan SPSS. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Widyawati Wiwit; Syafrial; Muslich Mustadjab Moch. 2014. Dampak Kebijakan
Tarif Impor Beras Terhadap Kinerja Ekonomi Beras Di Indonesia. ISSN:
0853-5167, Volume XXV, No. 2, Bulan Agustus 2014. Pascasarjana Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
World Bank. 2018. Data.
Zeroni Rikho; Dewi Rustariyuni Surya. 2016. Pengaruh Produksi Beras, Konsumsi
Beras Dan Cadangan Devisa Terhadap Impor Beras Di Indonesia. ISSN:
2303-0178, E-Jurnal EP Unud, 5 [9] : 993-1010. Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Unversitas Udayana.

12

Anda mungkin juga menyukai