Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

Nama : Tova Wipangga


NPM : 150610210011
Kelas :B
Matkul : Agribisnis

1. Seiring perkembangan teknologi, industri pengolahan produk agribisnis (agroindustri)


sangat mendukung kegiatan pemasaran agribisnis.
a. Jelaskan maksud pernyataan di atas.
Agroindustri dinilai sebagai sebuah pendekatan yang prospektif untuk
peningkatan kesejahteraan rakyat, mengingat pengembangan agroindustri berpotensi
menghasilkan lompatan nilai tambah yang signifikan. Pertanian harus disertai dengan
pengembangan industri hulu maupun industri hilir agar dapat mendayagunakan
keunggulan kompetitif dengan sistem pertanian yang terintegrasi dengan agribisnis dan
agroindustri, yang berpijak pada efesiensi, produktivitas, kualitas serta nilai tambah,
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan
manajemen modern untuk mewujudkan pelaku pertanian yang professional dan beretos
kerja industri serta mewujudkan pertanian sebagai wahana untuk menciptakan
kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat.

b. Jelaskan perbedaan produk agribisnis segar dengan produk olahan industri


agribisnis dilihat dari sisi penawaran dan permintaan.
Produk pertanian dengan pendekatan baru - dari pasar hasil bumi hingga
supermarket. Bedakan bagian produk pertanian segar Anda dengan menawarkan
pengalaman belanja menyenangkan dengan elemen yang asyik, merangsang indera
dan mendorong pelanggan mencari rasa baru. Produk pertanian segar memberikan
perbedaan. Bagi pengecer kelontong modern, produk pertanian segar adalah area
pembeda yang penting. Rangkaian produk timbangan kami dikembangkan untuk efisien,
dengan fokus pada memberikan pengalaman belanja yang cepat dan nyaman bagi
pelanggan. Solusi timbangan swalayan kami di bagian produk pertanian mempercepat
proses transaksi.
Ciri transformasi ekonomi adalah dengan berkembangnya industri pengolahan
hasil pertanian, dimana ekspor produk industri lebih besar dari produk pertanian bahan
mentah. Contoh industri pengolahan produk pertanian adalah industri kayu olahan dan
plywood, industri karet olahan, industri minyak sawit, industri furniture, dll. Di era
globalisasi ini, Indonesia sebagai negara agraris harus memiliki komoditas andalan yang
berdaya saing tinggi. Dimana, produksi berbasis sumber daya (resource base)
berpeluang besar selain technological base maupun capital base. Jadi, pengembangan
sistem agribisnis menjadi tuntutan logis dalam perkembangan keadaan perekonomian.
Perkembangan permintaan terhadap produk pertanian tidak hanya dalam jumlah, tapi
juga dalam hal keragaman jenis, kemasan, peningkatan mutu, pengangkutan,
kontinuitas jumlah, mekanisme pemasaran, kesesuaian tempat dan kesesuaian waktu.
c. Kemitraan dengan industri merupakan salah satu solusi dalam memudahkan
memasarkan produk usaha skala kecil. Apakah anda setuju dengan pernyataan
tersebut. Mengapa. Jelaskan. Berikan contoh.
Setuju. Karena Usaha paling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan. Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha
kecil dibidang manajemen, produk, pemasaran, dan teknis, disamping agar bisa mandiri
demi kelangsungan usahanya sehingga bisa melepaskan diri dari sifat ketergantungan.
Kemitraan juga membangun kepercayaan dan rasa hormat lebih cepat dalam hal
pelanggan bisnis. Pelanggan atau investor baru lebih cenderung memilih perusahaan
yang memiliki kemitraan. Alasannya, kemitraan umumnya memperkuat bisnis
Contoh : Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau
usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan
produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha
menengah atau usaha besar mitranya

d. Dalam manajemen pemasaran terdapat strategi pemasaran yang berorientasi


konsumen yaitu Segmenting, Targeting, Positioning (STP). Jelaskan maksud
pernyataan tsb. Berikan contoh.
STP adalah singkatan dari segmenting, targeting, dan positioning. STP
merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
Strategi ini termasuk dalam strategi yang efektif terutama dalam membuat rencana
komunikasi di bidang pemasaran dalam suatu perusahaan. Artinya, dengan STP,
perusahaan dapat mengeskalasi proses pemasaran untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Pada praktiknya, STP adalah sebuah taktik dan strategi marketing yang
berfokus pada efektivitas iklan dan kampanye brand. Dengan STP, perusahaan akan
terbantu dalam menentukan segmentasi bisnis secara tepat serta positioning dari brand
perusahaan tersebut. Nantinya, lewat STP perusahaan dapat menciptakan bentuk
komunikasi yang sesuai dengan karakteristik pelanggan.
Contoh : Misalnya, strategi pemasaran dapat meningkatkan penjualan apabila
direncanakan dan dijalankan dengan baik, seperti memiliki tujuan yang jelas dan proses
yang efektif. Setiap elemen perusahaan yang bertugas menjalankan strategi pemasaran
tersebut pun harus paham terhadap proses yang ada di dalamnya. Dengan begitu,
perusahaan akan mendapatkan hasil maksimal dari penerapan strategi pemasaran
tersebut.

2. Usaha agribisnis memiliki risiko yang sangat besar dibandingkan usaha lainnya.
Beberapa risiko yang dihadapi bagi pelaku agribisnis diantaranya adalah risiko
produksi dan risiko pasar. Risiko-risiko tersebut tidak seluruhnya dapat dihilangkan,
tetapi hanya dapat diperkecil (diminimalkan). Oleh karena itu, petani perlu
mengelola risiko tersebut agar usahanya dapat dijalankan secara berkesinambungan.
a. Jelaskan perbedaan konsep risiko dan ketidakpastian dalam usaha agribisnis.
Berikan contoh.
Leo J. Susilo, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Risiko Berbasis ISO
31000 mengatakan bahwa “ketidakpastian adalah keadaan, walaupun hanya sebagian,
dari ketidakcukupan informasi tentang pemahaman atau pengetahuan terkait dengan
suatu peristiwa, dampaknya, dan kemungkinan terjadinya”. Berdasarkan definisi
tersebut, keterkaitan antara ketidakpastian dan risiko dijelaskan dengan definisi risiko
seperti yang tertuang di dalam Standar Internasional Manajemen Risiko ISO 31000. Di
dalam dokumen tersebut, risiko diartikan sebagai efek dari ketidakpastian yang terdapat
pada tujuan organisasi. Lebih lanjut, Leo J. Susilo menerangkan bahwa risiko sering
disebut sebagai kombinasi dari dampak suatu peristiwa (termasuk dalam hal ini
perubahan suatu keadaan) dan digabungkan dengan kemungkinan terjadinya peristiwa
tersebut.
Contoh risiko : Pada pengelolaan ayam broiler selama 25 hari, peternak
memprediksi tingkat kematian ayam dari DOC sampai dipanen sebesar 5 %
Contoh ketidakpastian : Peternak ayam broiler mengalami kegagalan panen
karena penyebaran penyakit Newcastle Disease (tetelo) atau akibat Avian Influenza.

b. Jelaskan risiko produksi dan risiko pasar dalam usaha agribisnis.


Risiko produksi merupakan risiko yang selalu dihadapi dalam usahatani. Salah
satunya adalah usahatani rumput laut. Adanya risiko produksi ini akan memberikan
pengaruh pada perilaku rumahtangga petani rumput laut dalam keputusan produksi.
Sedangkan risiko pasar Mencerminkan risiko yang berhubungan dengan
perubahan pada harga output maupun input yang dapat terjadi setelah komitmen untuk
melakukan kegiatan produksi. Di dalam pertanian, produksi yang biasanya adalah suatu
proses panjang. Sebagai contoh, produksi ternak yang memerlukan investasi
berkelanjutan pada peralatan dan pakan ternak yang mungkin tidak menghasilkan return
untuk beberapa tahun atau bulan. Karena pasar biasanya melibatkan keduanya antara
domestik dan pertimbangan internasional, tingkat return produsen mungkin terpengaruh
secara dramatis oleh peristiwa-peristiwa bergerak jauh dari wilayahnya.

c. Jelaskan bagaimana diversifikasi, integrasi vertikal dan penerapan teknologi


sebagai upaya untuk mengatasi risiko bisnis, khususnya dalam kegiatan
agribisnis.
Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam bisnis pertanian. Salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam bisnis pertanian, adalah pengelolaan
risiko pertanian itu sendiri. Manajemen Risiko Usaha Pertanian sangat diperlukan untuk
meminimalkan risiko usaha pertanian yang cukup banyak macam dan sumbernya.
Dengan menerapkan Manajemen Risiko yang baik, diharapkan akan meningkatkan
kemungkinan sukses dalam menangani risiko dan mencapai tujuan, usaha menjadi lebih
gesit, memberikan perlindungan terhadap aset, pendapatan, laba dan market share,
meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta mengurangi biaya dan meningkatkan
profit.
Manajemen Risiko mencakup semua tindakan untuk memberikan keamanan
terhadap operasi perusahaan dan seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik,
pimpinan dan karyawan perusahaan). Tujuan Manajemen Risiko di perusahaan pada
dasarnya untuk mengamankan perusahaan dari kemungkinan perusahaan terkena
peril/kerugian dan meminimalkan kerugian bila peril sudah terjadi

d. Jelaskan tahapan2 dan metode2 dalam pengelolaan risiko.


1. Mengidentifikasi/menentukan terlebih dahulu tujuan (objective) yang ingin
dicapai dari pengelolaan risiko, misalnya meminimalkan risiko akibat
kemarau atau kekeringan karena tidak ada hujan, meminimalkan risiko
terkena hama tanaman, meminimalkan risiko pencurian, meminimalkan
risiko jatuhnya harga komoditi, dan seterusnya.
2. Pengidentifikasian risiko, adalah analisis secara sistematis dan
berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya terjadinya kerugian potensial (peril)
atau mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, misalnya kerugian
karena gagal panen, kerugian karena jatuhnya harga komoditi, dan
lain-lain Dengan melakukan identifikasi, akan diperoleh informasi tentang
penyebab, kejadian, dan dampak yang ditimbulkan dari suatu risiko.
Langkah ini adalah yang paling sulit, tetapi juga paling penting, sebab
keberhasilan pengelolaan risiko sangat tergantung pada hasil identifikasi
ini. Adapun metode pengidentifikasian risiko dapat dilakukan dengan cara
Studi Dokumen/Analisis data historis, Pengamatan dan survei,
Pengacuan (benchmarking), Pendapat ahli dan Brainstorming.
3. Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensial, di mana yang
dievaluasi dan diukur adalah :
a. Besarnya kemungkinan peril yang akan terjadi selama suatu
periode tertentu (frekuensinya), misalnya kemungkinan terjadinya
kekeringan akibat kemarau panjang, kemungkinan harga jatuh
akibat berlimpahnya komoditi pertanian di pasar atau akibat
banyaknya produk impor.
b. Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan
perusahaan/keluarga (kegawatannya), misalnya memprediksi
berapa besarnya kerugian bila terjadi gagal panen.
4. Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat dan
paling ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
akibat terjadinya suatu peril. Strategi apa yang diambil untuk menangani
risiko antara lain tergantung pada hasil pengukuran terhadap risiko.
Pertimbangan lain adalah ketersedian cara yang dapat diambil dan biaya
dari setiap alternatif cara penanganan risiko tersebut. Berikut di bawah ini
matrik penanganan risiko berdasarkan dimensi besarnya kerugian dan
kemungkinan terjadinya suatu peril.
5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang
telah diambil untuk menanggulangi risiko. Misalnya mengasuransikan
tanaman padi dari kemungkinan gagal panen akibat terserang hama atau
kekeringan, menyiapkan pompa air atau sumur untuk mengatasi
kekurangan air karena kemarau panjang, mengatur pola tanam untuk
menyesuaikan dengan cuaca dan pasar.
6. Mengadministrasikan, memantau dan mengevaluasi semua
langkah-langkah atau strategi yang telah diambil dalam menanggulangi
risiko. Hal ini sangat penting terutama untuk dasar kebijaksanaan
pengelolaan risiko di masa mendatang. Di samping itu juga adanya
kenyataan bahwa apabila kondisi suatu proyek berubah
penanggulangannya juga berubah.

e. Jelaskan bagaimana penggunaan asuransi dapat memindahkan risiko.


Asuransi sebagai alat peralihan resiko, artinya ia dapat dipakai sebagai salah
satu wahana untuk mengadakan peralihan risiko. Risiko pihak yang satu (tertanggung)
dialihkan kepada pihak lain (penanggung). Peralihan dapat dengan suatu perjanjian.
Satu-satunya perjanjian yang memungkinkan hanyalah perjanjian asuransi atau
perjanjian tanggungan, yang dapat berposisi sebagai tertanggung dapat
individu/perorangan, kelompok orang atau suatu institusi bahkan masyarakat luas.
Sedangkan yang dapat berposisi sebagai penanggung adalah perusahaan asuransi
sebagai lembaga institusi.

f. Bagaimana pendapat anda mengenai tidak berkembangnya asuransi bidang


produksi di Indonesia.
Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia
menunjukkan angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan
geliat pertumbuhan di dalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari
semakin banyak nasabah yang menggunakan layanan asuransi di dalam kehidupan
mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai
macam risiko yang bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah
satu penyebab tingginya jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja
menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan
layanan asuransi, di mana akan semakin luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan
sebagai sasaran penjualan produk yang mereka miliki.

3. Kerusakan lingkungan yang semakin tinggi melatarbelakangi lahirnya kesadaran


lingkungan dan kebijaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan tingkat global dan
regional termasuk kesadaran para pelaku bisnis. Oleh karena itu, bisnis ramah
lingkungan (green business) dan aktivitas pemasarannya (green marketing) menjadi
pilihan sebagian pelaku bisnis.
a. Jelaskan tiga peran utama yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis dalam upaya
pelestarian lingkungan.
Ada tiga unsur utama yang menjadi dasar dalam membangun bisnis berkelanjutan,
yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Atau, kalau memakai istilah lain adalah Profit, People,
and Planet (3P). Tiga unsur ini disebut sebagai Triple Bottom Line. Jadi, suatu bisnis yang
berkelanjutan itu tidak hanya berorientasi kepada keuntungan finansial, namun juga harus
memperhatikan kesejahteraan pekerjanya atau masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga
harus ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
Kepedulian masyarakat atas permasalahan lingkungan yang ada saat ini ternyata
menghadirkan berbagai macam peluang usaha kreatif yang ramah lingkungan. Salah
satunya adalah dengan menerapkan konsep 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle.

Reuse. Maksudnya adalah menggunakan kembali benda-benda yang pernah


dipakai. Dengan cara itu kita ikut berkontribusi untuk mengurangi sampah dan bisa
menghemat biaya karena tidak perlu membeli lagi benda yang masih bisa digunakan. Dalam
dunia bisnis, berikut adalah contoh ide sederhana untuk menerapkan konsep reuse:
Reduce. Artinya mengurangi konsumsi suatu barang, sehingga sampah dan dampak
negatif lingkungan lainnya juga akan berkurang.
Recycle atau mendaur ulang suatu barang menjadi bentuk baru. Dalam berbisnis,
Anda dapat menerapkan dengan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan
memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna. Cara paling mudah adalah memisahkan
sampah organik dan sampah anorganik. Anda juga dapat mendaur ulang sampah organik,
seperti dedaunan kering, sisa makanan, atau limbah organik menjadi pupuk kompos. Pupuk
ini bisa digunakan untuk mendukung program penghijauan di perusahaan Anda.

b. Jelaskan karakteristik segmentasi konsumen kelompok Trensetters,


Value-seekers, dan Standard matchers yang menjadi target pelaku bisnis dan
uraikan strategi green marketing-nya. Menurut anda segmen manakah yang saat
ini berpeluang dikembangkan. Jelaskan.
Segmentasi pasar adalah proses membagi calon konsumen potensial ke dalam
kelompok, atau segmen, berdasarkan karakteristik yang berbeda. Segmentasi pasar
dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi
kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan
untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, lokasi, ataupun
karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Segmentasi pasar dipraktikkan oleh sebagian besar bisnis dalam suatu bentuk sebagai
cara menyederhanakan strategi pemasaran mereka dengan membagi pasar berbasis
luas ke dalam kelompok konsumen tertentu, dan merancang metode pemasaran yang
akan menarik bagi setiap kelompok. Berikut adalah 5 kriteria segmentasi pasar yang
akan berguna ketika Anda melakukan strategi segmentasi pasar untuk bisnis Anda.

1. Measurable (Terukur)
Segmen pasar harus diukur berdasarkan nilai atau volume penjualan (yaitu jumlah
pelanggan dalam segmen ini). Riset pasar yang andal harus mampu mengidentifikasi
ukuran segmen pasar hingga tingkat akurasi yang masuk akal, sehingga ahli strategi
kemudian dapat memutuskan apakah, bagaimana, dan sejauh mana mereka harus
memfokuskan upaya mereka pada pemasaran ke segmen ini.
2. Substantial (Substansial)
Sederhananya, tidak akan ada gunanya membuang anggaran pemasaran dalam pasar
yang tidak cukup besar, atau memiliki daya beli negatif. Segmen pasar yang layak
adalah dari kelompok yang homogen dengan karakteristik yang jelas seperti kelompok
usia, latar belakang sosio-ekonomi dan persepsi merek.
3. Accessible (Dapat diakses)
Ketika melakukan riset terhadap segmen pasar, penting untuk mempertimbangkan
bagaimana audiens dapat mengakses informasi tersebut. Lalu, Anda juga harus
mengenal kekuatan dan kemampuan departemen pemasaran perusahaan Anda.
4. Differentiable (Dapat dibedakan)
Segmen pasar yang ideal di sisi internal harus homogen, (semua pelanggan di dalam
segmen memiliki preferensi dan karakteristik yang sama), namun secara eksternal
adalah heterogen.
5. Actionable (Dapat ditindaklanjuti)
Segmen pasar harus memiliki nilai praktis dan harus menyediakan data pendukung
untuk posisi pemasaran atau pendekatan penjualan. Hal ini harus menjadi hasil yang
mudah diukur, ideal dalam kaitannya dengan pengukuran yang ada dari segmen pasar
sebagaimana didefinisikan oleh riset dalam mengetahui segmen pasar.

c. Jelaskan bagaimana prospek dan kendala green product di Indonesia. Berikan


contoh produknya.
Produk hijau (Green product) adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia
dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan,
dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang Green product harus memper
timbangkan aspek-aspek lingkungan dalam siklus hidup produk sehingga dapat
meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Upaya minimalisasi tersebut untuk
mendorong semua pihak agar berperan dalam pengembangan teknologi menuju produk
ramah lingkungan.Pada sektor produksi, berbagai macam cara dapat dilakukan guna
menghasilkan suatu produk yang ramah lingkungan yaitu salah satunya dengan
menggunakan konsep green product yang berkelanjutan.
Berikut adalah lima daftar produk ramah lingkungan
1. Produk fesyen daur ulang
Beberapa merek fesyen mencoba mengubah praktik bisnis mereka lebih
berkelanjutan. Salah satu contoh, brand H&M yang meluncurkan pakaian daur
ulang. Biasanya produk fesyen daur ulang ini membawa embel-embel nama
Recover atau RCR.
2. Botol air minum stainless steel atau kaca
Ganti botol air plastik dengan stainless steel atau kaca. Keduanya sudah
masuk dalam daftar produk ramah lingkungan yang perlu dimiliki sebab bisa
digunakan kembali untuk mengurangi limbah plastik.
3. Tisu toilet daur ulang
Sebuah penelitian memperkirakan orang dewasa menggunakan lebih dari
20 ribu lembar tisu toilet per tahun. Bayangkan berapa banyak pohon ditebang
dan air terbuang untuk memproduksinya.
4. Bungkus makanan dari lilin lebah
Lilin lebah atau beeswax adalah produk lilin yang diproduksi dari sarang
lebah. Bentuknya berupa lilin, tetapi produk ini aman dan ramah lingkungan.
5. Reusable bag
Setiap kali kita pergi ke minimarket atau warung, bawalah tas belanja
sendiri, khususnya tas yang bisa digunakan kembali (reusable bag).

d. Jelaskan pengertian dari beberapa istilah dibawah ini : green business, green
marketing, green consumer, green consumerism, greener, greenest.
1. Green Business adalah sebuah konsep di dalam dunia bisnis dimana
perusahaan menjalankan bisnis tidak hanya berorientasi pada profit atau
keuntungan yang didapat tetapi perusahaan juga memperhatikan
bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kegiatan usaha yang mereka
lakukan. Dampak yang dimaksud disini bisa berupa dampak pada
masyarakat yang berada disekitar tempat perusahaan tersebut
beroperasi , lingkungan yang terdampak , bagaimana penggunaan
sumberdaya dalam perusahaan tersebut , produk-produk yang dihasilkan
, dan bagaimana perusahaan tersebut memperlakukan para pekerjanya.
2. Green marketing (pemasaran hijau) adalah sebuah konsep yang meliputi
pengembangan seluruh kegiatan pemasaran untuk merangsang dan
mempertahankan perilaku konsumen yang ramah lingkungan. Di era
globalisasi saat ini, nampaknya sudah lebih banyak orang yang sadar
akan pentingnya keberlanjutan alam dan planet bumi. Penerapan konsep
green marketing pada suatu perusahaan menjadi aspek penting karena
dengan begitu berarti perusahaan mempertimbangkan lingkungan dalam
semua dimensi aktivitas pemasaran.
3. Green consumers atau konsumen hijau didefinisikan sebagai individu
yang melakukan pembelian dengan terlebih dahulu memikirkan dampak
terhadap lingkungan dari barang yang mereka konsumsi. Ketika
dihadapkan kepada alternatif antara dua produk, konsumen hijau akan
lebih memilih produk yang lebih ramah lingkungan. Perilaku konsumen
yang peduli terhadap lingkungan akan termotivasi untuk mengkonsumsi
produk yang ramah lingkungan.
4. Green consumerism adalah para konsumen yang lebih memilih produk tidak
membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Jadi produk ramah
lingkungan mulai lebih banyak dipilih oleh konsumen. Sehingga ini
berpengaruh pada industri pulp dan kertas, bila tidak melakukan komitmen
menjaga lingkungan dan keamanan pada konsumen. Kalimantan yang
menjadi hutan terluas di Indonesia, menghasilkan banyak pulp dan kertas.
Namun tetap perlu dilakukan penanganan yang tepat agar kondisi hutan
tetap terjaga.

4. Berdasarkan presentasi kelompok yang dilakukan, diketahui terdapat permasalahan


pada masing-masing subsistem dalam sistem agribisnis.
a. Jelaskan permasalahan dalam subsistem tersebut beserta solusinya sesuai
dengan presentasi masing2.
1. Petani masih miskin
Berdasarkan data BPS, 29 juta jiwa penduduk indonesia masih berada di
bawah garis kemiskinan dimana 18 juta jiwa tersebut berada di pedesaan. Selain
itu, Nilai Tukar Petani sekitar 100-105 sejak 2010, dibandingkan dengan target
batas bawah RPJMN, yaitu 115-120.6 Hal ini menunjukkan petani (nelayan,
peternak, perkebun) Indonesia belum sejahtera. Penyebab lemahnya NTP dapat
dilihat dari IT atau IB. Dari segi IT, sulitnya diversifikasi konsumsi pangan karena
budaya masyarakat Indonesia yang makan nasi/kebutuhan pokok tertentu yang
sulit berubah atau dengan kata lain, ketergantungan konsumsi pangan masih
tinggi. Dari segi IB, keterlambatan bantuan input usaha pertanian seperti benih
dan pupuk sering terjadi. Biasanya anggaran belum bisa dicairkan dengan
mudah pada awal awal tahun, padahal petani harus segera memulai penanaman
di awal tahun.
2. Ketergantungan impor
Impor tanaman pangan menempati 74% dari total impor yang dilakukan
pemerintah. Sedangkan impor peternakan, hortikultura, dan perkebunan sebesar
8 – 9%. Pada Desember 2013, ekspor perkebunan meliputi minyak sawit, kelapa,
karet dan gula tebu sebesar 96%. Namun produk perkebunan yang diekspor
merupakan bahan mentah dan sebagian impor merupakan bahan jadi. Impor
dilakukan sebagian besar untuk konsumsi, bukan untuk proses produksi. Hal ini
menunjukkan sangat tergantungnya pemenuhan konsumsi domestik terhadap
impor.
3. Banyak usia produktif meninggalkan pertanian
Hal ini dapat disimpulkan bahwa usia produktif di Indonesia berkurang,
mereka lebih tertarik bekerja pada non pertanian dikarenakan kurangnya
dukungan pemerintah pada sektor pertanian. jika sektor pertanian menjadi
kurang menarik bagi usia produktif, maka 10 tahun lagi, sektor pertanian
Indonesia makin terpuruk.

b. Apa saran anda untuk kemajuan dan keberlanjutan subsistem agribisnis


tersebut.
1. Pada subsistem hulu sebaiknya diaktifkan kembali kelompok tani khusus
jeruk nipis untuk mempermudah kegiatan pengembangan jeruk nipis baik
dalam memperoleh bantuan bibit dan pupuk serta informasi mengenai
pengolahan jeruk nipis dari penyuluh. Dengan demikian petani bisa
meningkatkan nilai tambah pada komoditi yang diusahakan.
2. Pada subsistem usahatani sebaiknya kegiatan pemeliharaan khususnya
pada pemangkasan lebih diperhatikan lagi guna meningkatkan
produktivitas.
3. Pada subsistem hilir disarankan kepada pedagang pengumpul agar
melakukan sortasi ukuran jeruk nipis sebelum menjual hasil panen
kepada pedagang besar.
4. Pada subsistem jasa penunjang sebaiknya pemerintah lebih
memperhatikan lagi kecukupan sarana dan prasarana fisik penunjang
demi kelancaran kegiatan setiap subsistem yang ada.

Anda mungkin juga menyukai