Anda di halaman 1dari 11

Nama : Tova Wipangga

NPM :150610210011
Kelas : C

Resume
Permintaan Terhadap Faktor-Faktor Produksi
Teori Produktivitas Marginal

• Menentukan jumlah faktor produksi yang digunakan


Contohnya produsen mempertimbangkan untuk menambah tenaga kerja dengan
mengeluarkan biaya produksi tambahan sebanyak Rp 10000.
• Syarat pemaksimuman keuntungan
Jika produsen memperoleh hasil penjualan tambahan Rp 10000, maka produsen dapat
membatalkan atau meneruskan rencananya. Kedua hal ini tidak akan mempengaruhi
keuntungannya, sehingga pada tingkat faktor produksi tersebut produsen telah
mencapai keuntungan yang maksimum.
Kurva TPP, MPP, dan MRP

TPP TPP TPP

100 TPP 25 100


MRP (ribu rupiah)

80 20 80
60 15 60
40 10 40
20 5 20 MRP
MPP
L L L
2 4 6 8 9 2 4 6 8 9 2 4 6 8
(i) Kurva TPP (ii) Kurva MPP (iii) Kurva MRP Jumlah buruh (unit)

• (i) kurva TPP, Pertambahan tenaga kerja akan menambah produksi fisik yang
dihasilkan.
• (ii) Kurva MPP, Pertambahan tenaga kerja akan menurunkan kemampuan
memproduksi.
• (iii) Kurva MRP, Pertambahan tenaga kerja menyebabkan hasil penjualan
produksi marjinal menurun.
TPP • Kurva W menggambarkan biaya
produksi marjinal yang dibayarkan
100
perusahaan untuk memperoleh satu
unit tambahan faktor produksi (tenaga
Upah dan MRP (ribu rupiah)

80 kerja). W dinamakan kurva biaya


marjinal faktor (MCF).
60
• Perpotongan kurva MCF dengan
40 kurva MRP (di titik E) menentukan
𝑀𝐶𝐹 = 𝑆𝐹 jumlah tenaga kerja yang harus
20
15
digunakan untuk mencapai keuntungan
𝑀𝑅𝑃 = 𝐷1
yang maksimum.
2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah pekerja (orang)

Persaingan Tidak Sempurna Dan Permintaan Faktor Produksi


Permintaan Faktor: Contoh Angka
Dalam pasar barang yang bersifat persaingan tidak sempurna harga akan menjadi semakin
rendah pada tingkat produksi/penjualan barang yang semakin tinggi. Harga yang semakin
rendah ini menyebabkan hasil penjualan total dan hasil penjualan marjinal pada setiap tingkat
penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam pasar persaingan
sempurna.
Grafik Permintaan Faktor
𝑀𝑅𝑃1 = 𝐷1 Pasar persaingan sempurna
𝑀𝑅𝑃2 = 𝐷2 Pasar persaingam tidak sempurna
TPP Kurva hasil penjualan produksi
marjinal di dalam pasar persaingan
tidak sempurna akan selalu terletak di
100
sebelah kiri dari kurva hasil penjualan
Upah dan MRP (ribu rupiah)

80 produksi marjinal di dalam persaingan


sempurna.
60
Permintaan Terhadap Faktor-Faktor
40 Produksi
𝐸0 𝐸1 𝑀𝐶𝐹 = 𝑆𝐹
W
20 Dalam pasar barang yang bersifat
15
𝑀𝑅𝑃1 = 𝐷1 persaingan sempurna W-MRP dicapai
6
di titik E. Akan tetapi, apabila pasar
2 3 4 5 7 8 9
Jumlah pekerja 𝑀𝑅𝑃2 = 𝐷2 barang bersifat pasaran persaingan
tak sempurna, W = MRP dicapai pada
E,-
Pergeseran kurva permintaan faktor produksi
1. Perubahan permintaan ke atas barang yang diproduksikannya
perubahan dalam permintaan terhadap sesuatu barang yang menyebabkan
perubahan dalam jumlah produksi-akan menimbulkan perubahan dalam permintaan
ke atas faktor produksi tersebut. Kenaikan permintaan sesuatu barang mendorong
pengusaha untuk menaikkan produksi, dan kenaikan produksi memerlukan lebih
banyak faktor produksi.
2. Perubahan harga faktor produksi lain yang digunakan.
Perubahan harga faktor produksi lain tersebut merupakan salah satu sebabnya yang
penting. Sekiranya faktor produksi lain menjadi semakin murah, biaya produksi akan
dapat diturunkan apabila mereka lebih banyak digunakan. Kenaikan produktivitas
sesuatu faktor produksi lain juga dapat menyebabkan faktor produksi itu lebih banyak
digunakan dan mengurangi penggunaan ke atas faktor produksi yang produktivitasnya
tidak mengalami perubahan.

Elastisitas permintaan faktor produksi


1. Elastisitas Permintaan Dari Barang Yang Dihasilkan
Jika harga faktor produksi menurun akan mengakibatkan perushaan menurunkan
harga produk, Pengurangan harga tersebut akan menaikkan permintaan ke ata barang
yang dihasilkan. Makin elastis permintaan barang tersebut, makin besar kenails
permintaan yang disebabkan oleh penurunan harga. semakin elastisitas permintaan
terhadap barang yang dihasilkan semakin elastisitas pula permintaan terhadap faktor
produksi.
2. Perbandingan Antara Biaya Faktor Produksi Dengan Biaya Total
Semakin besar bagian dari biaya produksi total yang dibayark kepada sesuatu faktor
produksi, semakin lebih elastis permintaan faktor produksi tersebut
3. Tingkat Penggantian Di Antara Faktor Produksi
Semakin banyak faktor-faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan sesuatu
faktor produksi, semakin elastis permintaan ke atas faktor produksi tersebut.
4. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marjinal (MPP)
Penurunan yang cepat ke atas MPP akan diikuti oleh penurunan yang cepat pula ke
atas MRP. Sebaliknya apabila MPP mengalami penurunan yang lambat maka MRP juga
lambat sifat penurunannya. Telah pun diterangkan bahwa kurva MRP
menggambarkan juga permintaan terhadap faktor produksi. Ini berarti produksi fisik
marjinal sangat mempengaruhi permintaan ke atas faktor produksi, yaitu semakin
cepat penurunan produksi fisik marjinal semakin tidak elastis permintaan terhadap
faktor produksi yang bersangkutan.
Syarat penggunaan optimum faktor produksi
1. Gabungan Faktor Produksi yang Meminimumkan Biaya
a. Syarat untuk kasus harga faktor yang sama
Masing-masing faktor produksi harus digunakan sehingga mencapai tingkat
dimana 𝑀𝑃𝑃𝐶 = 𝑀𝑃𝑃𝐿 . Artinya pasa waktu 𝑀𝑃𝑃𝐶 > 𝑀𝑃𝑃𝐿 lebih banyak modal
harus digunakan sampai keadaan MPPc terwujud. Jika MPPL > 𝑀𝑃𝑃𝐶 lebih
banyak tenaga kerja yang harus digunakan sampai 𝑀𝑃𝑃𝐶 = 𝑀𝑃𝑃𝐿
b. Syarat untuk kasus harga faktor berbeda
Penggunaan faktor-faktor produksi akan meminimumkan biaya apabila setiap
rupiah yang dibayarkan kepada faktor produksi menghasilkan produksi
marginal yang sama besarnya.
2. Gabungan Faktor Produksi yang Memaksimumkan keuntungan
Harga faktor produksi = hasil penjualan produksi marginal (MRP). Jika tenaga kerja
yang digunakan, maka syarat pemaksimuman keuntungannya adalah:
𝑀𝑃𝑃𝐿
𝑃𝐿 = 𝑀𝑅𝑃𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑢 =1
𝑃𝐿
Jika modal yang digunakan, maka syarat pemaksimuman keuntungannya adalah:
𝑀𝑃𝑃𝑐
𝑃𝑐 = 𝑀𝑅𝑃𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑢 =1
𝑃𝑐
Karena 𝑀𝑃𝑃𝐿 /𝑃𝐿 = 1 dan 𝑀𝑃𝑃𝐶 /𝑃𝐶 = 1, maka dapat disimpulkan untuk
memaksimumkan keuntungan saat biaya minimum:
𝑀𝑃𝑃𝐶 𝑀𝑃𝑃𝐿
= =1
𝑃𝐶 𝑃𝐿
Pasar Input (Lahan dan Modal)
Sewa Ekonomi dan Pendapatan Pindahan
1. Sewa Ekonomi
Sewa ekonomi diartikan sebagai harga yang dibayar atas penggunaan tanah dan
faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah.
2. Tanah Dan Sewa Ekonomi
Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu
jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Di dalam analisis ekonomi kurva
penawaran tanah bersifat tidak elastis sempurna. Oleh karena itu besarnya sewa
tanah tergantung sepenuhnya kepada permintaan atas tanah tersebut.
Penentuan Sewa Tanah
𝐷1
S
𝐷0

𝐷2
• Makin tinggi permintaan, makin tinggi
pula sewa tanah yang harus dibayar.
𝑅1
𝐸1 • Keinginan petani untuk menggunakan
tanah adalah seperti yang ditunjukkan oleh
𝐷1 kurva 𝐷0 𝐷0 . Maka sewa tanah mencapai
𝑅0 𝐸0 sebesar 𝑅0 .
• Misalkan permintaan dari luar negeri
Sewa

𝐷0 yang bertambah besar, harga jagung


𝑅2
𝐸2
mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Lebih
banyak orang ingin menanam jagung. Maka
𝐷2 permintaan ke atas tanah bergeser menjadi
S
𝐷1 𝐷1 . Sebagai akibatnya sewa tanah naik
0 dari 𝑅0 menjadi 𝑅1 .
Jumlah

• Harga jagung sangat merosot, permintaan atas tanah untuk ditanami jagung akan
merosot juga. Katakanlah permintaan terhadap tanah menurun dari 𝐷0 𝐷0 menjadi 𝐷2
𝐷2 . Akibatnya sewa tanah akan turun dari 𝑅0 menjadi 𝑅2 .
• Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus
Perubahan-perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apa pun
terhadap penawaran tanah, baik sewa atau jual. Sifat penawaran tanah ditanggapi
oleh ekonomi sebagai surplus. Artinya, sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau
perangsang untuk menjamin agar tanah dapat disesuaikan jumlah dan penawarannya
sesuai kebutuhan.
• Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan
Kurva penawaran tanah untuk sesuatu tujuan, misalnya ditanami jagung sifatnya
adalah: semakin tinggi pembayaran untuk penggunaan seunit tanah, semakin banyak
tanah yang ditawarkan untuk tujuan tersebut.
Sewa Ekonomi yang Diperoleh Tenaga Kerja

D
• Tenaga kerja ke-L menerima upah
S
sebanyak W dan ia juga menginginkan upah
W E sebanyak W untuk dipekerjakan. Maka
Sewa tenaga kerja ke-L tidak menerima sewa
Upah

Ekonomi
ekonomi.
• Tenaga
𝐸2
S D = MRP
sebelumnya menghadapi
𝑊1 Pendapatan keadaan yang berbeda. Keadaan tersebut
pindahan
menggambarkan bahwa tenaga kerja
sebelum L bersedia menerima upah yang
0
Jumlah L lebih rendah dari W.
pekerja

• Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing


memperoleh upah sebayak W. Berarti mereka menerima lebih dari yang mereka
tuntut, kelebihan tersebut disebut dengan sewa ekonomi.
• Pendapatan seluruh tenaga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi dua
bagian. Pertama, sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga 𝑊1 𝐸𝑊. Kedua,
pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh 𝑂𝐿𝐸𝑊1 .

D • Tenaga kerja ke-L menerima upah


S
sebanyak W dan ia juga menginginkan
W E
upah sebanyak W untuk dipekerjakan.
Sewa Maka tenaga kerja ke-L tidak menerima
Upah

Ekonomi
sewa ekonomi.
𝐸2
S
𝑊2
Pendapatan
D = MRP
• Tenaga sebelumnya menghadapi
pindahan keadaan yang berbeda. Keadaan
tersebut menggambarkan bahwa
0
𝐿2 Jumlah L
tenaga kerja sebelum L yaitu 𝐿2
pekerja bersedia menerima upah yang lebih
rendah dari W yaitu 𝑊2 .
• Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing
memperoleh upah sebayak W. Berarti mereka menerima lebih dari yang
mereka tuntut, kelebihan tersebut disebut dengan sewa ekonomi.
• Pendapatan seluruh tenaga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi
dua bagian. Pertama, sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga 𝑊2 𝐸𝑊.
Kedua, pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh 𝑊2 𝑂𝐿𝐸.
Modal dan Suku Bunga
Investasi dan penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk
membeli/memperoleh barang-barang modal yang lebih modern atau untuk menggantikan
barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.

Produktivitas Modal
Produktivitas modal disebut juga tingkat pengembalian modal(rateof return). Dari modal
dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan dibagi jumlah
modal, kemudian dinyatakan dalam bentuk presentase.
𝑅𝑝 25 𝑗𝑢𝑡𝑎
× 100 = 25 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛
𝑅𝑝 100 𝑗𝑢𝑡𝑎
25 juta = pendapatan bersih dari pemilik modal
75 juta (keuntungan sewa angkot)-50 juta pengeluaran neto
100 juta = pemilik modal membeli angkot
Tingkat pengembalian modal pemilik angkot sebesar 25 persen

Menentukan Tingkat Pengembalian Modal


𝑋1 𝑋2 𝑋3 𝑋𝑛 𝐴
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = + 2
+ 3
…+ 𝑁
+
(1 + 𝑅) (1 + 𝑅) (1 + 𝑅) (1 + 𝑅) (1 + 𝑅)𝑛

Akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu dapat digunakan beberapa tahun.
Di mana nilai investasi menunjukan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan suatu barang modal tertentu.
𝑿𝟏 , 𝑿𝟐 , 𝑿𝟑 = merupakan pendapatan bersih (R-C)
n= umur ekonomi modal tersebut
A=nilai barang modal itu pada akhir tahun
R= tingkat pengembalian modal perusahaan dinyatakan dalam persen
Permintaan Terhadap Dana Modal
Ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada
10
pula yang tingkat pengembalian modalnya rendah. Kurva
tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena
pada permulaannya investasi akan dilakukan untuk
mengembangkan proyek-proyek yang tingkat
Suku Bunga

pengembalian modalnya tinggi, dan kemudian diikuti


oleh proyek yang lebih rendah tingkat pengembalian
modalnya.
𝐷𝑚
Grafik menjelaskan apabila suku bunga adalah 10 persen,
investasi yang dilakukan sebanyak 𝐼0 , tetapi kalau suku
𝑖0 𝑖1
Jumlah Dana bunga 6 persen, lebih banyak investasi yang dilakukan
sebanyak 𝐼1 maka slopenya adalah negative

Suku Bunga dan Tabungan Masyarakat


Pandangan klasik

𝑆𝑚
Grafik menjelaskan bahwa pada waktu suku bunga 6
12 persen jumlah tabungan 𝑆0 dan tabungan bertambah 𝑆1
pada waktu bunga mencapai 12 persen.Semakin tinggi suku
Suku Bunga

bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan


6
dilakukan masyarakat.
Suku Bunga: pendapatan dari tabungan yang dilakukan
masyarakat, yang dinyatakan dalam persentasi dari jumlah
tabungan yang dibuat.
𝑠0 𝑠1 Jumlah Tabungan

Pandangan Kenyes
(+) Grafik menjelaskan bahwa pada waktu
𝑆1
s
pendapatan nasional 𝑌2 tabungan
masyarakat adalah −𝑆2 , pendapatan 𝑌0
Tabungan

𝑌2
0
𝑌0 𝑌1 tabungan masyarakat adalah nol,
−𝑆2
Pendapatan Nasional pendapatan 𝑌1 tabungan masyarakat
sebesar 𝑆1 . dan sesudah itu semakin tinggi
(-)
pendapatan nasional semakin besar jumlah
tabungan
Penentuan Suku Bunga
Pandangan klasik
Kurva S = kurva penawaran modal
Kurva I = permintaan dana modal.
S
I = jumlah dana yang diinvestasikan
𝑅1
𝐸1 𝑆1 r = suku bunga

𝑅0 𝐸0 • Keseimbangan tercapai di titik 𝐸0


Suku Bunga

𝐼1 dengan 𝐼0 dan suku bunga sebesar 𝑅0


𝑅2
𝐸2
• Jika permintaan dana modal
menjadi 𝐼1 , sedangkan penawaran
modal tetap sebesar 𝑆0 , keseimbangan
I
pindah ke 𝐸1 . yang berarti suku bunga
naik dari 𝑅0 menjadi 𝑅1 dan dana yang
0
𝐼1 𝐼0 𝐼2 Jumlah Dana diinvestasikan bertambah dari 𝐼0
menjadi 𝐼1

• Jika permintaan dana modal tetap sebesar I tetapi penawarannya bertambah menjadi
𝑆1 , maka keseimbangan pindah ke 𝐸2 . suku bunga turun dari 𝑅0 menjadi 𝑅2 dan dana
yang yang diinvestasikan bertambah menjadi 𝐼2

Pandangan Kenyes
𝑀0 𝑀1 Suku bunga bergantung kepada
𝑅0
1. Jumlah uang yang beredar (penawaran
Suku Bunga

modal)
𝑅1 LP
2. Prefensi likuiditas
- Transaksi
0 - Berjaga-jaga
Permintaan dan Penawaran uang
- Spekulasi

Kurva LP = Prefensi Likuiditas (permintaan uang atau D)


Kurva 𝑀0 dan 𝑀1 = jumlah uang di peredaran berbentuk tidak elastis sempurna
Pada waktu jumlah uang 𝑀0 suku bunga sebesar 𝑅0 , pada waktu jumlah uang 𝑀1 suku bunga
sebesar 𝑅1 . menunjukan semakin banyak uang dalam peredaran semakin rendah suku bunga.
Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

• Perbedaan resiko; resiko rendah = suku bunga rendah, resiko tinggi = suku bunga
tinggi
• Jangka waktu peminjaman; semakin lama peminjaman, semakin besar tingkat bunga
• Biaya administrasi ; pinjaman yang relatif lebih kecil akan membayar suku bunga
yang lebih tinggi

Pendapatan Para Pengusaha: Keuntungan


Dalam sebuah perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh
dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka diperoleh keuntungan.
Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya
tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (pure profit).

Sumber Keuntungan Ekonomi: Keahlian Keusahawan


Keahlian keusahawan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat
keputusan-keputusan berikut:

• Menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar, dan berapa
banyaknya
• Menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi
yang paling efisien dalam memproduksi barang tersebut
Ahli lain menambahkan selain sumberh keuntungan di atas, keuntungan diperoleh juga dari:

• Menghadapi resiko
• Melakukan inovasi
• Mewujudkan kekuasaan monopoli

Keuntungan adalah Pembayaran Terhadap Resiko


Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi
oleh berbagai resiko. Tidak terdapat jaminan bahwa sesuatu usaha akan pasti berhasil. Setiap
tahun banyak perusahaan yang muncul tetapi banyak pula perusahaan yang gulung tikar dan
pemiliknya mengalami kerugian dalam bentuk uang maupun tenaga yang dikeluarkan. Maka
ditinjau dari sudut pandang yang dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan dipandang
sebagai pembayaran untuk menghadapi resiko.
Pembayaran Untuk Kegiatan Inovasi
Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam
manajemen, pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting didalam
menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang
baru dapat diperkenalkan, mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi diturunkan lebih
lanjut, dan barang baru diperkenalkan. Langkah-langkah seperti itu di satu pihak dapat
menaikan hasil penjualan dan dilain pihak menurunkan biaya perunit produksi. Kedua
perubahan ini akan menaikkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian keuntungan dapat
pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

Sebagai Akibat Kekuasaan Monopoli


Didalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan yang dapat menghalangi
kemasukan perushaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk beberpa
barang tertentu hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri dari dari satu
perusahaan saja. terdapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang.
Ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan boleh pula dipandang sebagai pendapatan
dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai