NPM :150610210011
Kelas : C
Resume
Permintaan Terhadap Faktor-Faktor Produksi
Teori Produktivitas Marginal
80 20 80
60 15 60
40 10 40
20 5 20 MRP
MPP
L L L
2 4 6 8 9 2 4 6 8 9 2 4 6 8
(i) Kurva TPP (ii) Kurva MPP (iii) Kurva MRP Jumlah buruh (unit)
• (i) kurva TPP, Pertambahan tenaga kerja akan menambah produksi fisik yang
dihasilkan.
• (ii) Kurva MPP, Pertambahan tenaga kerja akan menurunkan kemampuan
memproduksi.
• (iii) Kurva MRP, Pertambahan tenaga kerja menyebabkan hasil penjualan
produksi marjinal menurun.
TPP • Kurva W menggambarkan biaya
produksi marjinal yang dibayarkan
100
perusahaan untuk memperoleh satu
unit tambahan faktor produksi (tenaga
Upah dan MRP (ribu rupiah)
𝐷2
• Makin tinggi permintaan, makin tinggi
pula sewa tanah yang harus dibayar.
𝑅1
𝐸1 • Keinginan petani untuk menggunakan
tanah adalah seperti yang ditunjukkan oleh
𝐷1 kurva 𝐷0 𝐷0 . Maka sewa tanah mencapai
𝑅0 𝐸0 sebesar 𝑅0 .
• Misalkan permintaan dari luar negeri
Sewa
• Harga jagung sangat merosot, permintaan atas tanah untuk ditanami jagung akan
merosot juga. Katakanlah permintaan terhadap tanah menurun dari 𝐷0 𝐷0 menjadi 𝐷2
𝐷2 . Akibatnya sewa tanah akan turun dari 𝑅0 menjadi 𝑅2 .
• Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus
Perubahan-perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apa pun
terhadap penawaran tanah, baik sewa atau jual. Sifat penawaran tanah ditanggapi
oleh ekonomi sebagai surplus. Artinya, sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau
perangsang untuk menjamin agar tanah dapat disesuaikan jumlah dan penawarannya
sesuai kebutuhan.
• Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan
Kurva penawaran tanah untuk sesuatu tujuan, misalnya ditanami jagung sifatnya
adalah: semakin tinggi pembayaran untuk penggunaan seunit tanah, semakin banyak
tanah yang ditawarkan untuk tujuan tersebut.
Sewa Ekonomi yang Diperoleh Tenaga Kerja
D
• Tenaga kerja ke-L menerima upah
S
sebanyak W dan ia juga menginginkan upah
W E sebanyak W untuk dipekerjakan. Maka
Sewa tenaga kerja ke-L tidak menerima sewa
Upah
Ekonomi
ekonomi.
• Tenaga
𝐸2
S D = MRP
sebelumnya menghadapi
𝑊1 Pendapatan keadaan yang berbeda. Keadaan tersebut
pindahan
menggambarkan bahwa tenaga kerja
sebelum L bersedia menerima upah yang
0
Jumlah L lebih rendah dari W.
pekerja
Ekonomi
sewa ekonomi.
𝐸2
S
𝑊2
Pendapatan
D = MRP
• Tenaga sebelumnya menghadapi
pindahan keadaan yang berbeda. Keadaan
tersebut menggambarkan bahwa
0
𝐿2 Jumlah L
tenaga kerja sebelum L yaitu 𝐿2
pekerja bersedia menerima upah yang lebih
rendah dari W yaitu 𝑊2 .
• Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing
memperoleh upah sebayak W. Berarti mereka menerima lebih dari yang
mereka tuntut, kelebihan tersebut disebut dengan sewa ekonomi.
• Pendapatan seluruh tenaga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi
dua bagian. Pertama, sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga 𝑊2 𝐸𝑊.
Kedua, pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh 𝑊2 𝑂𝐿𝐸.
Modal dan Suku Bunga
Investasi dan penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk
membeli/memperoleh barang-barang modal yang lebih modern atau untuk menggantikan
barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.
Produktivitas Modal
Produktivitas modal disebut juga tingkat pengembalian modal(rateof return). Dari modal
dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan dibagi jumlah
modal, kemudian dinyatakan dalam bentuk presentase.
𝑅𝑝 25 𝑗𝑢𝑡𝑎
× 100 = 25 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛
𝑅𝑝 100 𝑗𝑢𝑡𝑎
25 juta = pendapatan bersih dari pemilik modal
75 juta (keuntungan sewa angkot)-50 juta pengeluaran neto
100 juta = pemilik modal membeli angkot
Tingkat pengembalian modal pemilik angkot sebesar 25 persen
Akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu dapat digunakan beberapa tahun.
Di mana nilai investasi menunjukan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan suatu barang modal tertentu.
𝑿𝟏 , 𝑿𝟐 , 𝑿𝟑 = merupakan pendapatan bersih (R-C)
n= umur ekonomi modal tersebut
A=nilai barang modal itu pada akhir tahun
R= tingkat pengembalian modal perusahaan dinyatakan dalam persen
Permintaan Terhadap Dana Modal
Ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada
10
pula yang tingkat pengembalian modalnya rendah. Kurva
tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena
pada permulaannya investasi akan dilakukan untuk
mengembangkan proyek-proyek yang tingkat
Suku Bunga
𝑆𝑚
Grafik menjelaskan bahwa pada waktu suku bunga 6
12 persen jumlah tabungan 𝑆0 dan tabungan bertambah 𝑆1
pada waktu bunga mencapai 12 persen.Semakin tinggi suku
Suku Bunga
Pandangan Kenyes
(+) Grafik menjelaskan bahwa pada waktu
𝑆1
s
pendapatan nasional 𝑌2 tabungan
masyarakat adalah −𝑆2 , pendapatan 𝑌0
Tabungan
𝑌2
0
𝑌0 𝑌1 tabungan masyarakat adalah nol,
−𝑆2
Pendapatan Nasional pendapatan 𝑌1 tabungan masyarakat
sebesar 𝑆1 . dan sesudah itu semakin tinggi
(-)
pendapatan nasional semakin besar jumlah
tabungan
Penentuan Suku Bunga
Pandangan klasik
Kurva S = kurva penawaran modal
Kurva I = permintaan dana modal.
S
I = jumlah dana yang diinvestasikan
𝑅1
𝐸1 𝑆1 r = suku bunga
• Jika permintaan dana modal tetap sebesar I tetapi penawarannya bertambah menjadi
𝑆1 , maka keseimbangan pindah ke 𝐸2 . suku bunga turun dari 𝑅0 menjadi 𝑅2 dan dana
yang yang diinvestasikan bertambah menjadi 𝐼2
Pandangan Kenyes
𝑀0 𝑀1 Suku bunga bergantung kepada
𝑅0
1. Jumlah uang yang beredar (penawaran
Suku Bunga
modal)
𝑅1 LP
2. Prefensi likuiditas
- Transaksi
0 - Berjaga-jaga
Permintaan dan Penawaran uang
- Spekulasi
• Perbedaan resiko; resiko rendah = suku bunga rendah, resiko tinggi = suku bunga
tinggi
• Jangka waktu peminjaman; semakin lama peminjaman, semakin besar tingkat bunga
• Biaya administrasi ; pinjaman yang relatif lebih kecil akan membayar suku bunga
yang lebih tinggi
• Menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar, dan berapa
banyaknya
• Menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi
yang paling efisien dalam memproduksi barang tersebut
Ahli lain menambahkan selain sumberh keuntungan di atas, keuntungan diperoleh juga dari:
• Menghadapi resiko
• Melakukan inovasi
• Mewujudkan kekuasaan monopoli