Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tova Wipangga

NPM : 150610210011

Resume Pasar Input (Lahan dan Modal)


Sewa Ekonomi dan Pendapatan Pindahan
1. Sewa Ekonomi
Sewa ekonomi diartikan sebagai harga yang dibayar atas penggunaan tanah dan
faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah.
2. Tanah Dan Sewa Ekonomi
Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu
jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Di dalam analisis ekonomi kurva
penawaran tanah bersifat tidak elastis sempurna. Oleh karena itu besarnya sewa
tanah tergantung sepenuhnya kepada permintaan atas tanah tersebut.
Penentuan Sewa Tanah

 Makin tinggi permintaan, makin tinggi


pula sewa tanah yang harus dibayar.
 Keinginan petani untuk menggunakan
tanah adalah seperti yang ditunjukkan
oleh kurva D0 D 0. Maka sewa tanah
mencapai sebesar R0 .
 Misalkan permintaan dari luar negeri
Sewa

yang bertambah besar, harga jagung


mengalami kenaikan yang sangat
tinggi. Lebih banyak orang ingin
menanam jagung. Maka permintaan
S
ke atas tanah bergeser menjadi D1 D1
0 . Sebagai akibatnya sewa tanah naik
Jumlah
dari R0 menjadi R1.

 Harga jagung sangat merosot, permintaan atas tanah untuk ditanami jagung akan
merosot juga. Katakanlah permintaan terhadap tanah menurun dari D 0 D 0 menjadi
D 2 D2 . Akibatnya sewa tanah akan turun dari R0 menjadi R2.
 Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus
Perubahan-perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apa pun
terhadap penawaran tanah, baik sewa atau jual. Sifat penawaran tanah ditanggapi
oleh ekonomi sebagai surplus. Artinya, sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau
perangsang untuk menjamin agar tanah dapat disesuaikan jumlah dan
penawarannya sesuai kebutuhan.
 Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan
Kurva penawaran tanah untuk sesuatu tujuan, misalnya ditanami jagung sifatnya
adalah: semakin tinggi pembayaran untuk penggunaan seunit tanah, semakin banyak
tanah yang ditawarkan untuk tujuan tersebut.
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

Sewa Ekonomi yang Diperoleh Tenaga Kerja

D
 Tenaga kerja ke-L menerima upah
S
sebanyak W dan ia juga menginginkan
W E upah sebanyak W untuk dipekerjakan.
Sewa Maka tenaga kerja ke-L tidak menerima
Ekonomi
Upah

sewa ekonomi.
S D = MRP
 Tenaga sebelumnya menghadapi
Pendapatan keadaan yang berbeda. Keadaan tersebut
pindahan
menggambarkan bahwa tenaga kerja
sebelum L bersedia menerima upah yang
0
Jumlah pekerja L lebih rendah dari W.

 Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing


memperoleh upah sebayak W. Berarti mereka menerima lebih dari yang mereka
tuntut, kelebihan tersebut disebut dengan sewa ekonomi.
 Pendapatan seluruh tenaga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi dua
bagian. Pertama, sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga W 1 EW . Kedua,
pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh OLEW 1 .

D • Tenaga kerja ke-L


S
menerima upah sebanyak
W E
W dan ia juga
Sewa menginginkan upah
Upah

Ekonomi
sebanyak W untuk
S D = MRP dipekerjakan. Maka
Pendapatan
pindahan
tenaga kerja ke-L tidak
menerima sewa ekonomi.
0
Jumlah L Tenaga •
sebelumnya
pekerja menghadapi keadaan yang
berbeda. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa tenaga kerja sebelum L
yaitu L2 bersedia menerima upah yang lebih rendah dari W yaitu W 2 .

• Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing


memperoleh upah sebayak W. Berarti mereka menerima lebih dari yang
mereka tuntut, kelebihan tersebut disebut dengan sewa ekonomi.
• Pendapatan seluruh tenaga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi
dua bagian. Pertama, sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga W 2 EW .
Kedua, pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh W 2 OLE.
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

Modal dan Suku Bunga


Investasi dan penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk
membeli/memperoleh barang-barang modal yang lebih modern atau untuk menggantikan
barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.

Produktivitas Modal
Produktivitas modal disebut juga tingkat pengembalian modal(rateof return). Dari modal
dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan dibagi jumlah
modal, kemudian dinyatakan dalam bentuk presentase.
Rp 25 juta
×100=25 persen
Rp 100 juta
25 juta = pendapatan bersih dari pemilik modal
75 juta (keuntungan sewa angkot)-50 juta pengeluaran neto
100 juta = pemilik modal membeli angkot
Tingkat pengembalian modal pemilik angkot sebesar 25 persen

Menentukan Tingkat Pengembalian Modal


X1 X2 X3 Xn A
Nilai investasi= + + …+ +
(1+ R) (1+ R) (1+ R)
2 3 N
(1+ R) (1+ R)
n

Akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu dapat digunakan beberapa tahun.
Di mana nilai investasi menunjukan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mewujudkan suatu barang modal tertentu.
X 1 , X 2 , X 3 = merupakan pendapatan bersih (R-C)

n= umur ekonomi modal tersebut


A=nilai barang modal itu pada akhir tahun
R= tingkat pengembalian modal perusahaan dinyatakan dalam persen
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

Permintaan Terhadap Dana Modal


Ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada
10
pula yang tingkat pengembalian modalnya rendah. Kurva
tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena
pada permulaannya investasi akan dilakukan untuk
6 mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian
Suku Bunga

modalnya tinggi, dan kemudian diikuti oleh proyek yang


lebih rendah tingkat pengembalian modalnya.
Grafik menjelaskan apabila suku bunga adalah 10 persen,
investasi yang dilakukan sebanyak I 0, tetapi kalau suku
bunga 6 persen, lebih banyak investasi yang dilakukan
Jumlah Dana sebanyak I 1 maka slopenya adalah negative

Suku Bunga dan Tabungan Masyarakat


Pandangan klasik

Grafik menjelaskan bahwa pada waktu suku bunga 6 persen


12 jumlah tabungan S0 dan tabungan bertambah S1 pada waktu
bunga mencapai 12 persen.Semakin tinggi suku bunga,
Suku Bunga

semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan


6
masyarakat.
Suku Bunga: pendapatan dari tabungan yang dilakukan
masyarakat, yang dinyatakan dalam persentasi dari jumlah
tabungan yang dibuat.
Jumlah Tabungan

Pandangan Kenyes
(+) Grafik menjelaskan bahwa pada waktu
s
pendapatan nasional Y2 tabungan
masyarakat adalah −S2, pendapatan Y 0
Tabungan

0 tabungan masyarakat adalah nol,


Pendapatan Nasional pendapatan Y 1 tabungan masyarakat sebesar
S1. dan sesudah itu semakin tinggi
(-)
pendapatan nasional semakin besar jumlah
tabungan
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

Penentuan Suku Bunga


Pandangan klasik
Kurva S = kurva penawaran modal
Kurva I = permintaan dana modal.
S
I = jumlah dana yang diinvestasikan
r = suku bunga

 Keseimbangan tercapai
Suku Bunga

di titik E0 dengan I 0 dan


suku bunga sebesar R0
 Jika permintaan dana
modal menjadi I 1,
I
sedangkan penawaran
modal tetap sebesar S0 ,
0
Jumlah Dana keseimbangan pindah ke
E1 . yang berarti suku bunga naik dari R0 menjadi R1 dan dana yang
diinvestasikan bertambah dari I 0 menjadi I 1

 Jika permintaan dana modal tetap sebesar I tetapi penawarannya bertambah


menjadi S1, maka keseimbangan pindah ke E2. suku bunga turun dari R0 menjadi R2
dan dana yang yang diinvestasikan bertambah menjadi I 2

Pandangan Kenyes
Suku bunga bergantung kepada
1. Jumlah uang yang beredar
Suku Bunga

(penawaran
LP modal)
2. Prefensi likuiditas
0 - Transaksi
Permintaan dan Penawaran uang
- Berjaga-jaga - Spekulasi

Kurva LP = Prefensi Likuiditas (permintaan uang atau D)

Kurva M 0 dan M 1 = jumlah uang di peredaran berbentuk tidak elastis sempurna

Pada waktu jumlah uang M 0 suku bunga sebesar R0 , pada waktu jumlah uang M 1 suku
bunga sebesar R1. menunjukan semakin banyak uang dalam peredaran semakin rendah
suku bunga.
Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

 Perbedaan resiko; resiko rendah = suku bunga rendah, resiko tinggi = suku bunga
tinggi
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

 Jangka waktu peminjaman; semakin lama peminjaman, semakin besar tingkat bunga
 Biaya administrasi ; pinjaman yang relatif lebih kecil akan membayar suku bunga
yang lebih tinggi
Pendapatan Para Pengusaha: Keuntungan
Dalam sebuah perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh
dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka diperoleh keuntungan.
Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya
tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (pure profit).

Sumber Keuntungan Ekonomi: Keahlian Keusahawan


Keahlian keusahawan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat
keputusan-keputusan berikut:

 Menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar, dan berapa
banyaknya
 Menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi
yang paling efisien dalam memproduksi barang tersebut
Ahli lain menambahkan selain sumberh keuntungan di atas, keuntungan diperoleh juga dari:

 Menghadapi resiko
 Melakukan inovasi
 Mewujudkan kekuasaan monopoli

Keuntungan adalah Pembayaran Terhadap Resiko


Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi
oleh berbagai resiko. Tidak terdapat jaminan bahwa sesuatu usaha akan pasti berhasil.
Setiap tahun banyak perusahaan yang muncul tetapi banyak pula perusahaan yang gulung
tikar dan pemiliknya mengalami kerugian dalam bentuk uang maupun tenaga yang
dikeluarkan. Maka ditinjau dari sudut pandang yang dihadapi oleh setiap jenis usaha,
keuntungan dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi resiko.
Pembayaran Untuk Kegiatan Inovasi
Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam
manajemen, pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting didalam
menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang
baru dapat diperkenalkan, mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi diturunkan lebih
lanjut, dan barang baru diperkenalkan. Langkah-langkah seperti itu di satu pihak dapat
menaikan hasil penjualan dan dilain pihak menurunkan biaya perunit produksi. Kedua
Nama : Tova Wipangga
NPM : 150610210011

perubahan ini akan menaikkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian keuntungan


dapat pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

Sebagai Akibat Kekuasaan Monopoli


Didalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan yang dapat menghalangi
kemasukan perushaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk beberpa
barang tertentu hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri dari dari satu
perusahaan saja. terdapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang.
Ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan boleh pula dipandang sebagai
pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai