4441160096
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara agraris dengan kondisi alam yang mendukung,
lahan yang luas, keragaman hayati yang melimpah, serta beriklim tropis.
Realita sumberdaya alam seperti ini seharusnya mampu membangkitkan
Indonesia menjadi negara yang makmur dan tercukupi kebutuhan pangan
seluruh warganya. Meskipun belum terpenuhi, pertanian menjadi salah satu
sektor yang memiliki peran sangat nyata sebagai sumber mata pencaharian
penduduk karena lebih dari 31 juta jiwa penduduk indonesia adalah berprofesi
sebagai petani di sektor pertanian, demikian data yang dilansir oleh badan pusat
statistik. Begitu juga dengan penduduk di Provinsi Banten khususnya Kabupaten
Pandeglang. Sebagian besar penduduk Kabupaten Pandeglang menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Mayoritas penduduk Kabupaten Pandeglang
adalah berprofesi sebagai petani di sektor pertanian.
Laju pertumbuhan pembangunan ditingkat pedesaan tidak terlepas dari
sektor pertanian mengingat potensi sumber daya alam kita cukup melimpah serta
daya dukung sumberdaya manusia di pedesaan sangat tersedia, apabila hal
tersebut dikelola dengan baik, terencana serta mengacu pada pengembangan
potensi yang ada maka pembangunan di tingkat pedesaan akan semakin
berkembang.
Salah satu program pembangunan yang masih diharapkan menjadi
andalan pembangunan nasional adalah pembangunan pertanian. Sebab bidang
pertanian masih menjadi kontribusi serta sebagai penyumbang terbesar dalam
pembangunan nasional. Namun kenyataannya walaupun di negara kita potensi
alam yang cukup melimpah-ruah buktinya banyak produksi pangan seperti beras
dan bahan pangan lainnya masih diimport dari negara lain. Hal ini menunjukan
bahwa sektor pertanian masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan
pertanian. Salah satu kelembagaan yang mendorong pengembangan pertanian di
tingkat pedesaan adalah Kelompok Tani yang dikelola “dari petani oleh petani
dan untuk petani”. Namun kenyataannya kondisi Kelompok Tani di tingkat
pedesaan saat ini kapasitasnya masih sangat lemah terutama dalam mengakses
kegiatan usaha bagi para petani karena berbagai alasan serta secara legalitas
jarang yang berbadan hukum dibanding lembaga lainnya.
Pada dasarnya manusia disamping sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk sosial. Mereka membutuhkan orang lain untuk bisa
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi. Begitu juga petani. Petani
juga membutuhkan orang lain untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadap saat bertani agar produksinya dapat meingkat. Di zaman yang
modern ini sudah banyak didirikan lembaga atau organisasi yang bisa mewadahi
para petani untuk bisa mengembangkan dirinya. Salah satunya adalah adanya
kelompok tani.
Dalam kelompok tani, para petani bisa mendapatkan berbagai manfaat.
Beberapa manfaat yang didapat saat menjadi anggota kelompok tani adalah para
petani akan lebih terorganisir dalam memenuhi kebutuhan saprodi. Selan itu
keikutsertaan dalam kelompok tani juga akan mempermudah petani
menyelesaikan berbagi permasalahannya secara bersama-sama. Turut serta
dalam kelompok tani juga akan melatih para petani untuk bisa melakukan
kegiatan sosial sesama anggota kelompok. Kemudahan untuk mendapatkan
berbagai bantuan dari pemerintah setempat juga akan didapatkan bagi para
anggota kelompok tani. Manfaat lain saat ikut serta dalam kelompok tani adalah
mempunyai akses lebih untuk bisa menyampaikan kebutuhan maupun keluhan
kepada para “petinggi”. Begitu banyak manfaat yang didapat sebagai anggota
kelompok tani.
Menjadi anggota kelompok juga tidak hanya sekedar sebagai anggota
dan menerima semua hak yang harus didapatkan namun ada juga berbagai
kewajiban yang harus dikerjakan dalam kelompok tani. Suatu kelompok tani
akan menjadi kelompok tani yang baik, yang bisa mencapai tujuannya dan bisa
memenuhi kebutuhan anggotanya perlu adanya sinergi yang terjadi antara
anggota di dalamnya. Apabila dalam suatu kelompok tani tidak muncul yang
disebut sinergi antar anggota, maka kelompok tani tersebut akan kesulitan untuk
mempertahankan keberadaan. Masih adanya egoisme dari para anggota, maupun
sifat-sifat individualis para anggotanya akan membuat kelompok rentan pecah.
Para petani harus mempunyai modal terlebih dahulu agar dapat berkumoul
menjadi satu kelompok. Salah satu modal yang dimiliki para petani untuk bisa
berkumpul dalam suatu kelompok dan ingin mencapai tujuan secara bersama-
sama disebut modal sosial.
Kelompok tani adalah kumpulan para petani yang terikat secara formal
atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
sumberdaya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta
mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Pembentukan kelompok
tani merupakan suatu usaha pembangunan pertanian yang berfungsi untuk
memperlancar hasil pertanian dan memberikan wadah yang kokoh di pedesaan
dan merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara para petani dalam
kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan.
Pengembangan kelompok tani juga menjadi wahana dan proses tukar
menukar informasi serta menjadi jaringan sosial di antara mereka. Selain
pengembangan kelembagaan petani (kelompok tani diharapkan akan membawa
perubahan prilaku bagi mereka dalam meningkatkan usahanya).
Kelembagaan petani (kelompok tani) mempunyai fungsi: sebagai wadah
proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana
produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa
penunjang. Selain itu kelembagaan petani (kelompok tani) juga menjadi salah
satu wahana modal sosial bagi para petani secara berkesinambungan.
Dengan demikian dapat difahami bahwa kelembagaan petani (kelompok
Tani) dengan modal sosial sangat terkait dengan proses pengembangan usaha.
Beberapa hasil penelitian seperti yang dikemukakan oleh Lubis (2003)
menyatakan bahwa modal sosial sangat berperan dalam mengelola sumber daya
alam. Penelitian lain dikemukakan oleh Suwartika (2003) bahwa fungsi modal
sosial juga berperan membantu strategi bertahan hidup pekerja migran di sektor
informal. Modal sosial memiliki peran penting dalam memelihara dan
membangun integrasi sosial, serta menjadi perekat sosial didalam masyarakat
(Hermawanti dan Rinandri, 2003).
Keberlangsungan kelompok tani membutuhkan adanya modal (capital)
yang merupakan pondasi suatu usaha. Khususnya modal ekonomi atau finansial
(financial capital). Selain modal finansial, modal yang dapat dijadikan untuk
investasi di masa depan adalah modal sosial (Suharto, 2007).
Modal Sosial (social capital) sebagai salah satu strategi pengembangan
jaringan strategis, dalam lingkup yang lebih luas, dipercaya dapat
mempengaruhi perubahan ekonomi. Modal sosial (social capital) yang
didasarkan pada tingkat kepercayaan dan hubungan secara emosional pada
sebuah grup dan organisasi dapat mempengaruhi tingkat partisipasi dan tingkat
kesejahteraan pada grup dan tingkat organisasi itu (Suwandi dalam Yusnitasari
2006). Modal sosial dalam kelompok tani sangat dibutuhkan. Menurut
Colemann (1999) modal sosial adalah kewajiban dan harapan, saluran-saluran
informasi dan norma-norma sosial. Merupakan kemampuan kerja bersama
menghadapi seluruh permasalahan, untuk mencapai tujuan dalam kelompok atau
organisasi. Sehingga dalam suatu kelompok tani akan terjadi sinergi yang baik
antar anggotanya ketika mereka juga memiliki modal sosial yang hampir sama
dan saling melengkapi.
Desa Sidamukti merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Pandeglang dan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani dan tergabung dalam kelompok-kelompok tani.
Mayoritas petani di desa ini bercocok tanam padi, akan tetapi ada juga petani
yang menanam tanaman lainnya seperti jagung, sayur-sayuran, umbi-umbian
dan lain- lain. Terdapat 9 kelompok tani di Desa Sidamukti yang anggotanya
masing-masing berbeda. Berdasarkan tabel 1 diantara ke 9 kelompok tani di
Desa Sidamukti hanya 1 kelompok tani yang dinilai aktif yaitu Kelompok Tani
Nugraha dan juga memiliki jumlah anggota terbanyak diantara kelompok tani
lain. Kelompok Tani Nugraha terbentuk pada tahun 2016 yang beranggotakan
30 orang dan pengurus 3 orang.
Tabel 1. Jumlah Kelompok Tani di Wilayah Desa Sidamukti Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Pandeglang Tahun 2018
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
semakin sejahtera
dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama
ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu
kontinuitas.
jauh Putnam mengutarakan pemaknaan asosiasi horisontal, tidak hanya
yang memberi desireable outcome (hasil pendapatan yang diharapkan) melainkan
juga undesirable outcome (hasil tambahan).
Lawang (2005) juga merumuskan modal sosial sedikit lain dari yang
dikemukakan para ahli sebelumnya. Modal sosial menunjuk pada semua kekuatan
sosial komunitas yang dikonstruksikan oleh individu atau kelompok yang mengacu
pada struktur sosial yang menurut penilaian mereka dapat mencapai tujuan
individual dan / atau kelompok secara efisien dan efektif dengan kapital- kapital
lainnya. Definisi ini jelaskan oleh Lawang dalam perspektif sosiologi sebagai
berikut :
1. Kekuatan sosial menunjuk pada semua mekanisme yang sudah dan
dikembangkan oleh komunitas dalam mempertahankan hidupnya.
2. Pengertian komunitas dapat mengacu pada komunitas mikro, mezo dan
makro. Kekuatan-kekuatan sosial sebagai modal sosial dapat terbatas pada
komunitas itu saja yang dilihat sebagai bounded sosial capital atau jika
sudah dikaitkan dalam bentuk jaringan dengan modal sosial meso dan
makro dapat disebut sebagai bridging sosial capital. Kalau satuan
pengamatan dan analisisnya adalah meso sebagai bounded maka yang
makro adalah bridging.
3. Modal sosial itu pada dasarnya adalah konstruksi sosial, artinya, melalui
interaksi sosial individu-individu membangun kekuatan sosial (kolektif)
bersama untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi.
4. Modal sosial dalam pengertian ini merupakan alat (means) yang
dikonstruksikan individu-individu mencapai tujuan (end) bersama.
5. Ada kemungkinan modal sosial dominan dalam mengatasi suatu masalah
sosial tetapi mungkin juga tidak seberapa pentingnya. Namun prinsip sinerji
tetap berlaku agar modal sosial dapat digunakan sebagai kekuatan sosial
untuk mencapai tujuan bersama.
Modal sosial dalam sebuah komunitas, organisasi, atau kelompok adalah
akumulasi dari modal perorangan yang kemudian tergabung menjadi modal kolektif
yang dapat dimanfaatkan oleh anggota komunitas. Modal sosial organisasi sebagai
atribut kolektif dari jumlah koneksi yang dimiliki individu dalam organisasi (Anam
dan Suman, 2010).
Menurut Fukuyama (1995), modal sosial mengandung beberapa aspek nilai
(values), setidaknya terdapat empat nilai yang sangat erat kaitannya yakni (1)
universalism yaitu nilai tentang pemahaman terhadap orang lain, apresiasi, toleransi
serta proteksi terhadap manusia dan makhluk ciptaan Tuhan, (2) benevolence yaitu
nilai tentang pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan orang lain, (3) tradition
yaitu nilai yang mengandung penghargaan, komitmen dan penerimaan terhadap
tradisi dan gagasan budaya tradisional, dan (4) conformity yaitu nilai yang terkait
dengan pengekangan diri terhadap dorongan dan tindakan yang merugikan orang
lain, serta security nilai yang mengandung keselamatan, keharmonisan, kestabilan
dalam berhubungan dengan orang lain dan memperlakukan diri sendiri.
Modal Sosial
KeberlanjutanKelompok
BAB
Tani III
nugraha
METODOLOGI PENELITIAN
1. Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu
kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan
nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok
untuk membuat kemungkinan aksi bersama secara efisien dan efektif.
2. Jaringan sosial merupakan infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud
jaringan- jaringan kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi
terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan
dan memperkuat kerjasama
3. Trust atau kepercayaan merupakan sikap saling mempercayai di
masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan
kontribusi pada peningkatan modal sosial.
4. Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh
anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan-aturan kolektif
tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakat
dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan
sosial.
5. Keberlanjutan kelompok tani diartikan sebagai sebuah dinamika untuk
menjaga kelangsungan hidup kelompok tani dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan anggota.
3.3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yang disajikan dalam bentuk tabel. Data yang dihasilkan
dianalisis dengan menggunakan skala likert. Mengukur variabel penelitian
yang digunakan maka dilakukan pengukuran dengan cara menguraikan
indikator-indikator variabel dalam bentuk item-item pernyataan yang
disusun dalam bentuk kuesioner dengan bobot nilai (skor) jawaban 1-5,
untuk membantu analisa data digunakan skor, Sangat Sering (skor 5),
Sering (skor 4), Kadang-Kadang (skor 3), Jarang (skor 2), Tidak Pernah
(skor 1). Memperoleh nilai total masing-masing variabel adalah dengan
menjumlahkan nilai-nilai dari item pernyataan dan kemudian dibagi dengan
jumlah item pernyataan. Nilai variabel tersebut digolongkan dalam beberapa
kategori yang didasarkan pada skala likert. Riduwan (2012) Dengan cara
perhitungan skor masing-masing pernyataan: