Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMBANGUN DUKUNGAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN DALAM


INTERVENSI MAKRO DAN TEKNIK-TEKNIK PRA: PERTEMUAN AWAL,
PEMBUATAN PETA DESA, TRANSECT WALK

Dosen Pembimbing:

Ellya Susilawati, M.Si, Ph.D

Dra. Helly Ocktilia, MP

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

1. Adibah Praharsini 17.04.009


2. Wahyu Hatari 17.04.093
3. Sofiana Nur Khasanah 17-04.181
4. Atiyah Maulida Zahra 17.04.305

KELAS 2 E

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mengenai Membangun Dukungan Untuk Melakukan Perubahan dalam Intervensi Makro
dan Teknik- Teknik PRA (Pertemuan Awal, Pembuatan Peta Desa, Transect Walk).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pekerjaan Sosial dengan
Organisasi dan Masyarakat dengan tujuan memberikan pembelajaran mandiri kepada
mahasiswa dalam mendalami materi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Helly Ocktilia, MP selaku dosen
pembimbing kami yang telah memberikan pembelajaran bagi kami dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
menjadi makalah yang lebih baik di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya

Bandung, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengembangkan Strategi Intervensi
2.1.1 Menentukan Partisipan……………………………… 2
2.1.2 Menilai Kesiapan Sistem Untuk Perubahan………… 3
2.1.3 Memilih Pendekatan Perubahan……………………. 4

2.2 Teknik-Teknik PRA


2.2.1 Pertemuan Awal………………………………………. 4
2.2.2 Pembuatan Peta Desa…………………………………. 5
2.2.3 Penelusuran Lokasi/ Desa (Transect Walk)…………… 8
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………....… 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan Sosial menurut International Faderation of Social Worker (Miftahul
Huda, 2009;3) adalah sebuah profesi yang mendoromg perubahan sosial, memecahkan
masalah dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan, memberdayakan dan
membebaskan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannnya. Dalam
menjalankan aktivitas profesionalnya seorang pekerja sosial akan melaksanakan tahap-
tahap intervensi sesuai dengan jenis permasalahannya.
Tahapan intervensi merupakan serangkainan kegiatan pemberian pertolongan
dalam pekerjaan sosial setelah melakukan perencanaan program. Tentunya proses
intervensi ini juga berdasarkan pada masalah dan potensi yang ada dalam masyarakat.
Tahap intervensi merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang telah disusun bersama
dengan masyarakat sebagai tindakan nyata dan hasilnya diharapkan dapat dirasakan
oleh semua pihak.

Tentunya sebelum melakukan intervensi, seorang pekerja sosial melakukan


pendekatan-pendekatan kepada masyarakat guna mengetahui permasalahan yang ada
serta potensi yang dapat dikembangkan, terlebih lagi ketika menggunakan model
intervensi locality development (pengembangan masyarakat), masyarakat harus terlibat
aktif dalam pelaksanaan perubahan. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana
membangun dukungan untuk melakukan perubahan dalam intervensi makro (mulai
penentuan sistem klien-sistem pelaksana perubahan) dan teknik-teknik PRA mulai dari
pertemuan awal, pembuatan peta desa, hingga transect walk yang menunjang dalam
kegiatan asesmen sebelum dilakukannya intervensi.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana membangun dukungan untuk melakukan perubahan
dalam intervensi makro.
2. Mengetahui teknik-teknik PRA kaitannya dengan pertemuan awal dengan
masyarakat, pembuatan peta desa, hingga transect walk yang menunjang dalam
kegiatan asesmen sebelum dilakukannya intervensi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengembangkan Strategi Intervensi


Strategi adalah suatu upaya untuk mempengaruhi orang atau system dalam
hubungannya dengan tujuan yang ingin dicapai.

2.1.1 Menentukan Partisipan

A. Sistem Inisiator
Sistem inisitor terdiri dari individu-individu yang pertama kali menyadari
keberadaan masalah dan menaruh perhatian pada masalah tersebut.
B. Sistem Agen Perubahan
Agen perubahan adalah para professional dan perwakilan sistem inisiator yang
berpengalaman, bertindak sebagai pusat koordinasi tugas/ kegiatan.
C. Sistem Klien
Sistem klien yaitu individu-individu yang mendapat keuntungan langsung
maupun tidak langsung dari upaya pelaksana perubahan.
D. Sistem Dukungan (Support)
Sekelompok masyarakat atau organisasi yang memeiliki minat dalam
keberhasilan upaya perubahan dan kemungkinan mendapatkan keuntungan
sekunder dari pelaksanaan upaya perubahan tersebut.
Keterkaitan Sistem A-D sebagai berikut:

Sistem Klien

Sistem Dukungan

Sistem Agen
Sistem Inisiator Perubahan

Inisiator, agen perubahan, dan sistem klien dapat dilihat tergabung dalam batas-
batas sistem pendukung dimana mereka semua memiliki kepentingan dalam
menangani kebutuhan akan perubahan.

2
E. Sistem Pengawasan/ Sistem Kontrol
Sistem pengawasan adalah orang atau kelompok Individu yang secara formal
diberikan wewenang dan kekuasaan untuk menyetujui atau memberikan
perintah dan pengawasan dalam mengimplementasikan upaya perubahan.
F. Sistem Tuan Rumah dan Sistem Implementasi (pelaksana)
Organisasai atau kelompok yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
perubahan. Di dalamnya terdapat kelompok kecil yang bertanggung jawab
setiap hari terhadap terhadap terlaksananya usaha perubahan. Kelompok kecil
ini disebut sebagai kelompok pelaksana.
Contoh: keterkaitan sistem kontrol, Sistem tuan rumah dan Sistem
Implementasi
Sistem Tuan Sistem Implementasi/
Contoh Sistem Kontrol
Rumah pelaksana
Sistem Dewan Sekolah Sekolah dan Guru yang terlibat dalam
Sekolah kepala sekolah upaya perubahan
Sistem Dewan Kepolisian dan Polisi yang terlibat dalam
Penegakan Kehormatan kepala kepolisian upaya perubahan
Hukum Polisi
G. Sistem Sasaran
Sistem sasaran yaitu Individu, kelompok, kebijakan, praktik yang perlu diubah
dalam mencapai tujuan perubahan.
H. Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan adalah individu-individu dari sistem lain yang memiliki
peranan aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan perubahan.
2.1.2 Menilai Kesiapan Sistem Untuk Perubahan
A. Menemukan Keterbukaan Umum terhadap Perubahan
Menemukan system atau individu-individu yang responsive terhadap
perubahan-perubahan yang ditawarkan.
B. Mengidentifikasi Respon Aktual / Nyata
Meneliti antusiasme system penyokong perubahan dalam bentuk nyata.
C. Menentukan Ketersediaan Sumber
Sumber merupakan pertanyaan kunci berkaitan dengan ketersediaan: biaya,
sukarelawan, waktu, dan sebagainya.

3
D. Mengkaji Pihak Oposisi Terhadap Usaha Perubahan
Setiap upaya perubahan yang menuntut adanya dana dari masyarakat akan
mendapatkan tantangan dari kelompok-kelompok yang bersaing untuk
mendapatkan dana.
2.1.3 Memilih Pendekatan Perubahan
Perubahan professional mengarah kepada dua kategori:
1. Peningkatan kualitas kehidupan klien agar lebih baik.
2. Peningkatan kualitas kehidupan petugas agar lebih baik.

Lima Pendekatan Perubahan:

A. Pendekatan Kebijakan
Pernyataan formal yang merefleksikan tujuan dan strategi oleh perwakilan
system, lembaga, badan, dan administrator.
B. Pendekatan Program
Sekumpulan kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan, cenderung pada
penyediaan pelayanan langsung kepada klien.
C. Pendekatan Proyek
Pendekatan proyek hamper sama dengan pendekatan program namun memiliki
waktu terbatas.
D. Pendekatan Personil
Adalah tenaga kerja yang dilibatkan dalam upaya perubahan dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan terhadap klien atau peningkatan dunia kerja
sehingga klien dapat dilayani secara lebih baik.
E. Pendekatan Praktik
Cara organisasi atau individu dalam melaksanakan tugas.
2.2 Teknik-Teknik PRA
PRA (Participatory Rural Appraisal) atau disebut juga Pengkajian (keadaan) Desa
secara Partisipatif merupakan cara yang digunakan dalam melakukan kajian untuk
memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
2.2.1 Pertemuan Awal/ Inisiasi sosial
Inisiasi adalah kegiatan yang mengawali praktikan/ pekerja sosial dalam
menjalankan tugasnya, yang merupakan kegiatan memasuki, melakukan kontak
pendahuluan, memahami karakteristik masyarakat, membangun relasi dengan
masyaraka hingga terbangun kesiapan dan kesepakatan untuk bekerja sama dalam

4
melakukan pengembangan masyarakat. Kerjasama yang merespon isu penting
berkenaan dengan pencegahan atau penanganan permasalahan sosial atau
kebutuhan pengembangan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Adapun tugas yang dilakukan oleh praktikan/ pekerja sosial dalam pertemuan awal/
inisiasi sosial:
1. Membangun relasi dan penerimaan dari pemerintah local dan berbagai elemen
masyarakat.
2. Mengenali karakteristik umum masyarakat.
3. Membaur, membangun akses sertakepercayaan secara konstruktif dengan
berbagai elemen dan stakeholder dalam masyarakat untuk mengenali
karakteristik masyarakat.
4. Memfasilitasi pertemuan warga untuk menginformasikan maksud, tujuan, dana
manfaat praktikan/ pekerja sosial kepada berbagai elemen masyarakat secara
bersamaan dan membangun kesepakatan dan komitmen untuk bekerja bersama
mengupayakan pengembangan masyarakat.
5. Menyebarluaskan komitmen kerjasama.
2.2.2 Pembuatan Peta Desa
A. Pengertian
Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi
mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan-
keadaan itu digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa. Ada peta yang
menggambarkan sumber daya umum desa da nada peta dengan tema tertentu
yang menggambarkan hal-hal sesuai dengan ruang lingkup tema tersebut.
(misalnya, peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta sumber daya
pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman dan sebagainya)
B. Beberapa Cara Pemetaan
1. Pemetaan di atas tanah
Pemetaan diatas tanah dapat dilakukan di halaman rumah atau lapangan
yang memadai, menggunakan peralatan yang sederhana seperti: tongkat
kayu, batu-batuan, ranting-ranting, dan sebagainya.
Keunggulan : dapat dilakukan oleh banyak orang secara cepat dan mudah,
kesalahan informasi mudah diperbaiki kembali dan lahan luas
membuat informasi yang digambar lebih jelas dan mendetail,

5
disukai masyarakat serta menimbulkan kegembiraan dan
suasana santai.
Kelemahan : agak sulit memfasilitasi diskusi apabila peserta diskusi
terlalu ramai, hasilnya harus digambar kembali di atas kertas
lebar untuk mendapatkan dokumentasinya.
2. Pemetaan di atas kertas
Dilakukan di atas kertas dengan menggunakan alat tulis.
Keunggulan : hasil pemetaan dapat ditinggalkan di desa atau dibawa
sebagai dokumentasi.
Kelemahan : luas kertas terbatas, sehingga menyulitkan dalam
menggambar keterangan yang lebih rinci, partisispasi
masyarakat tidak sebesar dengan pemetaan di atas tanah.
3. Pembuatan model atau maket
Peta dibuat menjadi model tiga dimensi. Symbol-simbol dibuat dalam
bentuk-bentuk menyerupai sesungguhnya dalam ukuran kecil.
Keuntungan : model atau maket jauh lebih menarik dari segi penampilan,
sangat baik untuk menarik minat masyarakat dan sering kali
sebagai hiburan di masyarakat.
Kekurangan : cara pembuatan model atau maket membutuhkan persiapan
yang lebih lama dan untuk membuatnya diperlukan
keterampilan khsus.
C. Jenis Informasi Kajian
Secara garis besar jenis informasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:
1. Peta Sumber Daya Desa (Umum)
Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa dan lingkungannya yang
menyangkut sumber daya dan sarana prasarana yang ada di desa, keadaan
lingkungan fisik desa seperti kondisi topografis (kemiringan lahan,
perbukitan, dan lain-lain), tata letak lahan kebun, penyebaran daerah
pemukiman dan lain-lain.
2. Peta Sumber Daya Alam Desa
Peta ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam
mengenai potensi sumber daya alam serta permasalahan-permasalahannya
terutama sumber daya pertanian, misalnya kebun, sawah, hutan, sumber air
pertanian, dan sumber daya pertanian.

6
3. Peta Khusus (Topikal)
Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah seperti
peta khusus penyebaran kebun, penyebaran penduduk berdasarkan kelas-
kelas sosial, penyebaran hama tikus, dan lain-laiin.
D. Tujuan Kajian Pemetaan
Adapun tujuan kajian pemetaan sebagau berikut:
1. Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa dan
lingkungannya sendiri seperti: lokasi sumber daya, batas-batas suatu
wilayah, dan keadaan jenis-jenis sumber daya.
2. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan
yang terjadi dari sumber daya mereka, yaitu mengenai sebab-sebab atau
akibat-akibat dari perubahan tersebut.
E. Manfaat Kajian Pemetaan Desa
1. Bagi Orang dalam (masyarakat)
Dengan membuat peta masyarakat membuat jarak dari lingkungannya.
Mereka dapat merenungkan dan memikirkan kembali keadaan-keadaan
yang dipetakan itu, serta merencanakan arah perubahan.
2. Bagi Orang luar
Untuk mengetahui gambaran wilayah termasuk berbagai kejadian, masalah,
hambatan, dan sumber daya yang ada di masyarakat. Membuat peta juga
akan membantu orang luar untuk menyelami cara berfikir masyarakat desa,
prioritas-prioritas mereka, alasan-alasan mereka melakukan pekerjaan
tertentu, cara mereka mengatasi masalah dan sebagainya.
F. Langkah-langkah Penerapan
Langkah-langkah penerapan pembuatan peta:
1. Menerangkan maksud dan proses pemetaan.
2. Mendiskusikan jenis-jenis sumber daya yang ada dan lokasi sumber daya.
3. Meminta masyarakat untuk mulai membuat peta baik di atas tanah maupun
diatas kertas besar yang ditempelkan di dinding.
4. Mencantumkan symbol beserta artinya di sudut peta.
5. Setelah peta selesai, melakukan diskusi lebih lanjut terkait keadaan sumber
daya, dan masalah yang sedang terjadi, akibat perubahan dan permasalahan
yang muncul terhadap kehidupan masyarakat.

7
6. Mencatat seluruh permasalahan, potensi, dan informasi yang muncul dalam
diskusi dengan cermat.
7. Mendokumentasikan peta yang dihasilkan sebagai bahan acuan dikemudian
hari.
8. Mencantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal
diskusi.
2.2.3 Penelusuran Lokasi/ Desa (Transect Walk)
A. Pengertian sebagai Teknik PRA
Transek adalah teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan
dan sumber daya masyarakat, dengan cara berjalan menelususri wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan
lintasan tersebut kemudian dituangkan ke dalam bagan atau gambar irisan muka
bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.
B. Jenis-Jenis Transek
1. Berdasarkan Jenis Informasi (kajian) serupa dengan Pembuatan Peta
Desa
a. Transek Sumber Daya Desa (Umum)
Penelusuran desa adalah pengamatan sambil berjalan melalui daerah
pemukiman desa yang bersangkutan guna mengamati dan
mendiskusikan berbagai keadaan. Keadaan- keadaan yang diamati yaitu
pengaturan letak perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah,
pengaturan air bersih untuk keluarga, keadaan sarana MCK, sarana
umum desa, juga lokasi kebun dan sumber daya pertanian secara garis
besar.
b. Transek Sumber Daya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih
tajam mengenai potensi sumber daya alam serta permasalahan-
permasalahannya.
Informasi yang biasa muncul adalah:
1) Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) termasuk
kedalamnya adalah kemiringan lahan, jenis tanah dan kesuburannya,
daerah tangkapan air dan sumber-sumber air (sungai, mata air,
sumur).

8
2) Pemanfaatan sumber daya tanah (tataguna lahan) yaitu untuk
wilayah pemukiman, kebun, sawah, lading, hutan, bangunan, jalan,
dan sebagainya.
3) Pola usaha tani mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain
jenis-jenis lokal) dan kegunaannya (misalnya tanaman pangan,
tanaman obat, pakan ternak), produktivitas lahan dan hasilnya, dan
sebagainya.
4) Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumber daya alam
misalnya: penahanan erosi dari batu, kayu, atau pagar hidup, sistem
pengolahan air (konservasi air, control erosi, dan pengairan), dan
sebagainya.
5) Pemilikan sumber daya alam, biasanya milik perorangan, milik adat,
milik umum,/ desa, milik pemerintah.

Kajian lebih lanjut yang dilakukan antara lain:

1) Kajian mata pencaharian yang memenafaatkan sumber daya tersebut


baik oleh pemilik maupun bukan (missal penduduk yang tidak
mempunyai kebun menjadi pengumpul kayu dan menjadi buruh)
2) Kajian mengenai hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan
sumber daya, seperti perilaku berladang, dan tata cara adat dalam
pengelolaan tanah, pengelolaan air, peraturan memelihara ternak,
dan sebagainya.
c. Transek Topik-Topik Lain
Transek juga bisa digunakan untuk mengamati dan membahas topic-
topik khusus, seperti halnya dengan pembuatan peta desa, misalnya:
transek yang dilakukan untuk mengamati sarana kesehatan, dan kondisi
kesehatan lingkungan desa, transek untuk mengamati sumber air dan
sistem pengelolaan aliran air, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Lintasan
a. Transek Lintasan Garis Lurus
Kegiatan penelusuran lokasi ini bisa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Berjalan mengikuti garis atau jalan utama dan jalan-jalan di
pemukiman, diwilayah pertanian, dan diberbagai bagian wilayah

9
yang ingin diamati keadaanya (dengan demikian lintasan yang
sebenarnya tentu saja tidak benar-benar garis lurus).
2) Berjalan mulai dari titik terendah samapi ke titik tertinggi atau
sebaliknya dari titik tertinggi ke titik terendah (biasanya digunakan
untuk membandingkan kondisi lahan dan jenis usaha pertanian yang
dilakukan pada tingkat ketinggian yang berbeda diwilayah dataran
tinggi).
b. Transek Lintasan Bukan Garis Lurus
Kegiatan ini dilakukan dengan mengabaikan lintasan jalan yang ada.
Yang menentukan adalah letak-letak atau lokasi pengamatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan demikian perjalanan dimulai dari
lokasi yang paling dekat kemudian paling jauh. Arah perjalanan untuk
mencapai lokasi-lokasi yang akan diamati bisa dilakukan dengan
beberapa kemungkinan:
1) Berkelok-kelok (zig-zag)
2) Bisa pulang pergi atau juga berputar
3) Menyapu (semua arah)
c. Transek Lintasan Saluran Air (Sumber Air)
Penelususran ini dilakukan dengan berjalan mengikuti aliran air secara
sistematis untuk menyusuri aliran air atau tepian sungai. Hal ini
dilakukan untuk mengkaji penataan sumber air bagi pertanian dan
memperoleh informasi tentang pengelolaan Daerah aliran sungai (DAS)
oleh para petani.
C. Tujuan
1. Penelusuran lokasi (transek) dilakukan untuk memfasilitasi masyarakat agar
mendiskusikan keadaan sumber-sumber daya dengan cara mengamati
langsung hal yang didiskusikan di lokasi.
2. Hal-hal yang biasanya didiskusikan:
a. Masalah-masalah pemeliharaan sumber daya pertanian: seperti erosi,
kurangnya kesuburan tanah, hama dan penyakit tanaman, pembagian air,
penggundulan hutan dan sebagainya.
b. Potensi-potensi yang tersedia
c. Pandangan dan harapan para petani mengenai kedaan tersebut

10
d. Hal lain disesuaikan dengan jenis transek dan topic bahasan yang dipilih
untuk diamati.
D. Manfaat
1. Bagi orang dalam (masyarakat)
Menimbulkan perasaan senang karena dapat secara langsung
memperkenalkan pekerjaan, keadaan, pengetahuan, dan keterampilan
kepada sesame petani dan orang luar.
2. Bagi orang luar
a. Membantu melihat dengan jelas mengenai kondisi alam dan rumitnya
sistem pertanian dan pemeliharaan SDA yang dijalankan masyarakat.
b. Belajar tentang pemanfaatan SDA dari masyarakat.
E. Langkah-Langkah Penerapan
1. Persiapan
Mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, waktu dan tempat
berkumpul, dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan
Transek.
2. Pelaksanaan
a. Membahas maksud dan tujuan kegiatan transek serta proses kegiatan
yang akan dilakukan sebelum berangkat.
b. Membuat kesepakatan tentang lokasi-lokasi yang akan dikunjungi serta
topic yang akan dikaji.
c. Menyepakati titik awal perjalana
3. Setelah perjalanan
Dalam menggambar bagan bisa dilakukan ketika dalam perjalanan
penelusuran atau ketika seluruh lintasan sudah ditelusuri. Langkah-langkah
kegiatannya sebagai berikut:
a. Menjelaskan cara dan proses membuat bagan
b. Membuat kesepakatan lambang atau symbol-simbol yang digunakan.
c. Meminta masyarakat untuk menggambarkan bahan transek berdasarkan
hasil lintasan yang telah dilakukan.
d. Selama menggambar, masyarakat didampingi oleh tim PRA.
e. Menggunakan hasil gambar untuk mendiskusikan lebih lanjut
permasalahan, potensi, serta harapan masyarakat mengenai semua
informasi bahasan.

11
f. Membuat catatan hasil diskusi dan mencantumkan nama peserta,
pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi.

12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Intervensi komunitas merupakan upaya perubahan yang diambil dan dilaksanakan
praktikan/ Pekerja sosial bersama dengan masyarakat/ komunitas untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
berdasarkan rencana yang telah disusun dan disepakati dalam bentuk program. Dalam
menyususn program tidak terlepas dari upaya-upaya guna membangun dukungan untuk
melakukan perubahan dalam masyarakat. Dalam membangun dukungan diperlukan adanya
kerjasama dan komunikasi yang baik antara pekerja sosial dengan masyarakat. Termasuk
salah satu cara untuk mencapai dukungan itu adalah dengan menggunakan Teknik- Teknik
PRA yang dimulai dari pertemuan awal dengan masyarakat, Pembuatan Peta Desa yang
melibatkan masyarakat, melakukan Transect Walk juga bersama dengan masyarakat,
tujuannya agar masyarakat dapat memaknai sesuatu yang dianggap masalah, mengetahui
potensi-potensi yang dapat dikembangkan dan dioptimalkan dalam pemecahan masalah.
Sehingga masyarakat selain menjadi objek dari perubahan, juga menjadi subjek yang
melakukan perubahan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Huda, M. 2009. Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial: Sebuah Pengantar. Bandung:
Pustaka pelajar.

Netting, F.E., M.Kettner, and L.McMurtry. 2004. Social Work Macro Practice. Boston:
Pearson.

Djohani, Rianingsih. 1996. Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal. Bandung:


Studio Driya Media.

14

Anda mungkin juga menyukai