Anda di halaman 1dari 136

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN

BANGKA NEKANG KECAMATAN LANGKE

REMBONG 2017-2019

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

SKRIPSI

DISUSUN OLEH

ANGGALINA JEMUR

593.2.16.054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KARYA RUTENG

2020.

i
ii
iii
iv
MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kita berharap”.
Kenangan dan cita-cita bisa dibangun, meskipun berawal dari mimpi,
jadi jangan pernah lelah untuk bermimpi.
Jangan pernah hiraukan ejekan yang dilemparkan kepadamu,
tetaplah berjalan meraih mimpimu.
Ketika kerja kita tidak dihargai, maka saat itu kita sedang
belajar tentang KETULUSAN
Ketika usaha kita dinilai tidak penting, maka saat itu kita
sedang belajar tentang KEIKKHLASAN
Ketika hati kita terluka sangat dalam, maka saat itu kita
sedang belajar tentang MEMAAFKAN
Ketika kita harus lelah dan kecewa, maka saat itu kita sedang
belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kita merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kita
sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Tetap semangat… Tetap tersenyum… Terus belajar…

v
PERSEMBAHAN

Sujud Syukur pada-Mu Allah, atas nikmat sehat dan kekuatan yang

Engkau berikan untukku, sehingga aku dapat menggapai impian yang

kudambakan. Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Tuhan tanpa henti kuucapkan rasa syukur atas semua karunia dan

kemudahan yang senantiasa Engkau berikan kepadaku selama proses

berjalannya penulisan skrisi ini.

2. Papa dan Mama kini salah satu keberhasilan yang telah ku capai, akan

terukir dalam kehidupanku. Karya kecilku ini akan ku persembahkan pada

ketiga adiku tersayang, yang telah memberikan kehidupannya kepadaku,

merekalah yang selalu memberi semangat dan selalu ada untukku ketika

suka maupun duka, dan tak lupa selalu mendoakanku disetiap sujudnya.

3. Ibu Maria Immaculata Bahantwelu dosen pembimbing skripsi, terima

kasih banyak atas bimbingannya selama proses berjalannya skripsi.

4. Sahabat-sahabatku (Ama, Yanto, Atik,) dan teman-teman kost (Ani, Irma,

Korlin, Lisa, Helmi ) yang selalu memberi semangat dan selalu ada ketika

aku merasa sulit dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Seseorang yang spesial dihidupku (Rian Akas, Yocan campa, Cici Luhur,

Chin Endro, Atik Mojeng, Beti Alviana, Helmi Gunda) yang selalu setia

menemani aku dalam mengerjakan skripsi ini dan juga selalu memberi

semangat untuk segera menyelesaikan studiku.

vi
6. Teman- teman mahasiswa akuntansi angkatan 2020 STIE KARYA

RUTENG, tetap semangat

7. Almaterku STIE KARYA

Terima Kasih

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Dan Kualitas Pelayanan, terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Bangunan di Kelurahan Bangka Nekang

Kecamatan Langke Rembong 2017-2019” Penulisan skripsi ini adalah sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan limpah terima

kasih kepada:

1. Bapak Kristianus Risaldo Madur, S.E., M.M selaku ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng.

2. Bapak pembantu ketua I Leonardus W.D Setiawan, S.E.,M.M Puket II,

Bonefasius Berdi S.P.,M.M puket III, Yosefina E.Suhartini,Spd.,Pd

3. Ibu Yosefa M.J Hale S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Stie

Karya Ruteng.

4. Ibu Maria Immaculata Bahantwelu S.E.,M.Si selaku Dosen Pembimbing,

yang telah membimbing selama proses berjalannya penulisan skripsi.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

5. Seluruh pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng

yang telah membantu jalannnya penulisan skripsi ini khususnya dalam

viii
pengambilan surat untuk melakukan penelitian serta berkas lain yang

berkaitan dengan urusan skripsi ini.

6. Dinas Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

(BPPAD). Pada saat pengambilan data realisasi pajak bumi bangunan di

kelurahan Bangka Nekang dari tahun 2017- 2019.

7. Bapak dan Ibuku tersayang, terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan

yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan tahun 2020 prodi akuntansi

khususnya sahabat setia Yati Oktavia Mojeng, Wihelmus Hali Beda,

dan Noprianto Tanggela yang sudah memberikan bantuan dengan

berbagai cara dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Petugas pajak bumi dan bangunan dibadan keuangan daerah yang telah

membantu penulis dalam memberi data realisasi pajak bumi dan

banguanan di kelurahan Bangka Nekang.

10. Masyarakat wajib pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang

yang telah meluangkan waktunya dan berkenaan untuk mengisi kusioner.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Ruteng, 2020

Anggalina Jemur

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN PLAGIASI.................................................iv

HALAMAN MOTO......................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................vi

KATA PENGANTAR...............................................................................viii

DAFTAR ISI.................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xvi

ABSTRAK.................................................................................................xvii

BAB 1 PEBDAHULUAN.............................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................8

1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................8

1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................9

1.5. Batasan Penelitian.................................................................................10

1.6. Sistematika Penulisan...........................................................................10

BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................12

2.1. Landasan Teori......................................................................................12

2.1.1. Teori Atribusi.....................................................................................12

x
2.1.2. Pengertian Pajak................................................................................13

2.1.3 Fungsi Pajak ........................................................................................15

2.1.4 Sifat Pajak...........................................................................................15

2.1.5 Jenis-Jenis Pajak ................................................................................16

2.1.6. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB)..............................18

2.1.7. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan..............................................23

2.1.8 Tujuan Utama Pajak Bumi Bangunan................................................33

2.1.9 Manfaat Pajak Bumi bangunan..........................................................33

2.1.10 Kepatuhan Wajib Pajak ....................................................................34

2.1.11 Sosialisasi Perpajakan .......................................................................36

2.1.12 Kualitas Pelayanan.............................................................................38

2.2. Penelitian Terdahulu..............................................................................42

2.3. Pengembangan Hipotesis......................................................................44

2.3.1. Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

bangunan.............................................................................................44

2.3.2. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

bangunan...........................................................................................45

2.3.3. Sosialisasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, secara Simulatan

berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Bangunan.......46

2.4 Kerangka Berpikir..................................................................................48

BAB III METODE PENELITIAN............................................................49

3.1. Jenis Penelitian......................................................................................49

3.2. Tempat dan waktu penelitian.................................................................49

xi
3.3. Populasi.................................................................................................49

3.4 Sampel...................................................................................................50

3.5 Defenisi Operasional Variabel...............................................................51

3.5.1 Variabel dan Pengukuran.....................................................................52

3.6 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................55

3.7 Metode Analisis Data.............................................................................55

3.7.1 Uji Ketetapan model............................................................................59

3.7.2 Uji Parsial (Uji T)................................................................................59

3.7.3 Uji F....................................................................................................60

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................61

4.1 Gambaran Umum Penelitian..................................................................61

4.2 Analisis Deskriptif..................................................................................62

4.2.1 Karakteristik Responden Bedasarkan Pembagian Kuisioner..............62

4.2.2 Deskriptif Data....................................................................................62

4.3 Pengujian dan Hasil Analisiss Data ......................................................64

4.3.1 Hasil Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan ..........................................64

4.3.2 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan...............................................65

4.3.3 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan..... 65

4.4 Uji Asumsi Klasik..................................................................................67

4.4.1 Uji Normaalitas....................................................................................67

4.4.2 Uji Multikolinearitas...........................................................................68

4.4.3 Uji Heteroskedastistas.........................................................................69

4.5 Pengujian Hipotesis................................................................................70

xii
4.5.1 Uji T (Uji Parsial)................................................................................71

4.5.2 Uji Simultan ( F ).................................................................................72

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)................................................................73

4.6 Pembahasan Hasil Analisis Data............................................................74

BAB V PENUTUP......................................................................................77

5.1 Kesimpulan ............................................................................................77

5.2 Saran......................................................................................................78

5.3 Keterbatasan...........................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................80

LAMPIRAN.................................................................................................85

xiii
DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Ralisasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ...................................7

2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................................42

3.5.1 Variabel dan Pengukuran..............................................................................52

4.1 Tabel pengembalian kuisioner.......................................................................62

4.2 Tabel karakteristik responden berdasarkan objek kena pajak........................62

4.3 Tabel Deskriptif Data....................................................................................62

4.4 Tabel Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan.....................................................64

4.5 Tabel Uji Validitas Kualitas Pelayanan...........................................................65

4.6 Tabel Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak..................................................65

4.7 Tabel Uji Reabilitas Data............................................................................ 66

4.8 Tabel Hasil Uji normalitas.............................................................................67

4.9 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................69

4.11 Tabel Analisis Regresi Berganda..................................................................71

4.12 Tabel Uji F....................................................................................................72

4.13 Tabel Uji koefisien Determinasi (R2) .........................................................73

xiv
DAFTAR GAMBAR

2.4 Gambar Kerangka Berpikir...........................................................................48

4.10 Gambar Normal Probability Plot...................................................................70

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian..........................................................................85

Lampiran 2 Skor Butir Uji Kuesioner Variabel Sosialisasi Perpajakan..............90

Lampiran 3 Skor Butir Uji Kuesioner Variabel Kualitas Pelayanan...................92

Lampiran 4 Skor Butir Uji Kuesioner Variabel Kepatuhan Wajib Pajak .........94

Lampiran 5 Dokumentasi.....................................................................................96

Lampiran. 7 Hasil Output SPSS 22- Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan.........99

Lampiran 8 Hasil Output SPSS 22- Uji Validitas Kualitas Pelayanan...............102

Lampiran 9 Hasil Output SPSS 22- Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak ..... 104

Lampiran 10 Hasil Output SPSS 22- Uji Reabilitas Sosialisasi Perpajakan......106

Lampiran 11 Hasil Output SPSS 22- UjiReabilitas Kualitas Pelayanan.............106

Lampiran 12 Hasil Output SPSS 22- Uji Reabilitas Kepatuhan Wajib Pajak ...106

Lampiran 13Hasil Output SPSS 22 –One-Kolmogrov-Smirnov Test.................107

Lampiran 14 Hasil Output SPSS 22- uji Multikolinearitas.................................107

Lampiran 15 Hasil Output SPSS 22- uji Heteroskedastistas..............................108

Lampiran 17 Hasil Output SPSS 22- uji Autokorelasi........................................108

Lampiran 18 Hasil Output SPSS 22- uji Analisis Berganda ..............................109

Lampiran 19 Hasil Output SPSS 22- uji Simultan (F)........................................109

Lampiran 20 Surat Penelitian ............................................................................110

Lampiran 21 Riwayat Hidup...............................................................................116

xvi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan a untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi


perpajakan, kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan
bangunan di kelurahan Bangka Nekang Tahun 2017-2019. Teori yang mendukung
dalam tulisan ini adalah teori atribusi dan jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode/rumus pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah metode slovin dengan populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh wajib pajak bumi dan bangunan yang terdaftar di kelurahan
Bangka Nekang. Sampel pada penelitian ini adalah 100 responden tapi yang
dikembalikan hanya 64 responden. Teknik pengumpulan data yang diambil dalam
penelitian ini adalah kuisioner.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah mengunakan simple
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan spss versi 22. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di
kelurahan Bangka Nekang tahun 2017-2019. Hal ini Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, sosialisasi perpajakan dengan nilai signifikansinya 0,038<0,05 dan
koefisien regresi bernilai positif sebesar 2,119 sedangkan kualitas pelayanan
dengan nilai signifikansinya 0,001< 0,05 dan koefisien regresinya berpengaruh
positif sebesar 3,448. Sehingga dapat di simpulkan bahwa secara parsial
sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan berpengaruh postif terhadap kepatuhan
wajib pajak bumi dan bangunan dikelurahan Bangka Nekang. Sedangkan secara
simultan parsial sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan berpengaruh postif
terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan dikelurahan Bangka Nekang.
Oleh karena itu disarankan kepada pihak kelurahan Bangka Nekang untuk dapat
meningkatkan lagi sosialisasi perpajakan dan kualitas pelayanan agar kepatuhan
wajib pajak bumi dan bangunan semakin berkembang dan pendapatan asli daerah
(PAD) juga semakin meningkat.

Kata kunci: Sosialisasi, Pajak, kualitas pelayanan.

xvii
ABSTRACT

The aimed of this research was to know whether the socialization of


taxation and service quality affect toward the compliance of the land and building
taxpayers in district Bangka Nekang in 2017-2019. The theory that suport this
writing was attribution theory and the type of research of of this research was
quantitative research. To determine sample of this research the researcher used
slovin method. The population of this research were all of the land and building
taxpayers in district Bangka Nekang. Actually the sample of the reseach were
one hundred person but only sixty four respondents that collected. In getting the
data in this research the researcher used questioner technique.
Technique of collecting data was using random sampling. Technique of
data analysis the researcher used SSPS version 22. Based on the result of
analysis, the data showed that the socialitation of taxation with the significant
value 0,038 < 0,05 and coefficient regretion was positive with value 2,119. But
quality of service with the significant value 0,001 < 0,05 and coefficient regretion
gave a possitive effect toward the compliance of land and building taxpayers in
district Bangka Nekang. But simultanously partial socialisation taxation, service
quality gave a possitive influence toward the compliance of land and building
taxpayers in district Bangka Nekang. That’s why all of the people in district
Bangka Nekang were suggested to upgrade the socialitaion of taxation and
service quality in order to the compliance of land and building taxpayers more
develope and locally generated revenue devellop too.

Keywords: socialitation, tax, service quality

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Menurut UU Perpajakan No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan

imbalan secara lansung dapat ditunjukan untuk membayar pengeluaran umum

(Mardiasmo, 2011).

Tata cara perpajakan menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi

atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan. Pajak merupakan pungutan negara yang tidak memberikan

balas jasa secara lansung, sifatnya mengikat dan dapat dipaksakan, yang

digunakan untuk kemakmuran rakyat (Wulandari et al., 2014). Oleh karena itu,

disimpulkan bahwa pajak memiliki peran yang sangat penting terhadap

pendapatan negara pada masa sekarang ini, karena pajak adalah sumber yang

pasti dalam memberikan kontribusi kepada negara. Berkaitan dengan hal tersebut

maka pengelolaan pajak menjadi hal yang penting untuk menjadi prioritas bagi

pemerintah.

1
Kepatuhan perpajakan merupakan suatu keadaan dimana wajib

pajak patuh dan mempunyai kesadaran dalam memenuhi kewajiban

perpajakan. Kepatuhan wajib pajak adalah kesadaran pemenuhan

kewajiban perpajakan yang tercermin dalam situasi dimana wajib pajak

paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap

dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan

membayar pajak tepat pada waktunya (Wijoyanti 2010).

Menurut KBBI kepatuhan perpajakan sebagai suatu keadaan

dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya. Oleh

karena itu, wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan

memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Widyowati (2015)

menyatakan dengan adanya kepatuhan membayar pajak dari wajib pajak

diharapkan wajib pajak berusaha untuk memenuhi peraturan hukum

perpajakan yang berlaku, baik memenuhi kewajiban ataupun

melaksanakan hak perpajakannya. Menurut Fatimah dan Wardani (2017),

kepatuhan wajib pajak yang baik akan dapat dilihat dari keteraturannya

untuk menyetorkan pajak.

Berdasarkan UU Republik Indonesia No 28 tahun 2009 tentang

pajak bumi dan bangunan dibagi menjadi dua yaitu: Pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan pajak bumi dan bangunan perkotaan. Pajak

bumi dan bangunan perdesaan dan pajak bumi dan bangunan perkotaan

2
merupakan pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai dan

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan. Pajak bumi bangunan

perdesaan dan perkotaan ini dipungut oleh pemerintah daerah

berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 (Yusnindar 2015). Widyaningsih

(2013), menyatakan pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang bersifat

kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang yang ditentukan oleh

keadaan obyek yaitu bumi atau tanah dan bangunan. Keadaan subjek

yang membayar pajak tidak ikut menentukan pengenaan pajak terutang,

karena itu pajak bumi dan bangunan disebut pajak objektif.

Pengertian pajak bumi dan bangunan menurut Mardiasmo

(2016), yaitu: bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di

bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman

(termasuk rawa-rawa tambak perairan) serta laut. Bangunan adalah

konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah

dan atau perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang

diusahakan. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pajak bumi dan

bangunan merupakan salah satu faktor pemasukan untuk pendapatan asli

daerah.

Strategi pajak bumi dan bangunan tidak lain karena objek pajak

yang meliputi seluruh bumi dan bangunan yang berada diwilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan perlu adanya peningkatan

kesadaran dan dan kepedulian masyarakat di bidang perpajakan. Salah

3
satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak

bumi dan bangunan adalah dengan adanya sosialisasi perpajakan dan

kualitas pelayanan. Melalui sosialisasi perpajakan dan kualitas pelayanan

yang baik maka diharapkan wajib pajak patuh akan kewajibannya dan

mendapatkan haknya sebagai wajib pajak. Sistem pemungutan pajak

yang digunakan dalam membayar pajak bumi dan bangunan adalah

Official Assessment System.

Official Assessment System ini wajib pajak bersifat pasif

sedangkan Fiskus bersifat aktif (Jati, 2016) walaupun wajib pajak bersifat

pasif, tanpa adanya kesadaran, pengatuhan dan pemahaman dari wajib

pajak untuk mengetahui besarnya jumlah dalam membayar pajaknya,

maka akan mengakibatkan turunnya kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak terutama pajak bumi dan bangunan ini. Berdasarkan

pernyataan tersebut menunjukkan bahwa meskipun perhitungan pajak

bumi dan bangunan dilakukan secara Official Assessment System juga

diperlukan kepatuhan dalam pembayarannya (Wardani 2015).

Sosialisasi merupakan program-program yang dilakukan oleh

Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan masyarakat tentang perpajakan khusunya pajak bumi dan

bangunan (Winerungan,2013). Sosialisasi perpajakan berarti suatu upaya

yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai aturan perpajakan

agar seseorang ataupun kelompok paham tentang peraturan perpajakan

(Sudrajat,2015). Oleh karena itu, dengan dilakukannya sosialisasi tentang

4
pajak, diharapkan pelayanan fiskus maupun para perangkat desa

(memberikan arahan/penjelasan kepada wajib pajak terkait manfaat

membayar pajak yang sebenarnya), dapat menyusun rencana kerja dan

membuat laporan kegiatan penyuluhan perpajakan agar wajib pajak bisa

mengetahui, memahami, dan menyadari pentingnya membayar pajak

bagi wajib pajak untuk kemakmuran rakyat (puspita,2016).

Proses sosialisasi dan penyuluhan perpajakan diharapkan akan

berdampak positif agar dapat meningkatkan jumlah wajib pajak, serta

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak yang pada akhirnya akan

mengalami peningkatan penerimaan negara dari sektor publik atau semua

wajib pajak yang membayar pajak. Ermawati (2018) meneliti tentang

pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan

pengetahuan perpajakan sebagai variabel Intervening. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Namun tidak selamanya sosialisasi yang diberikan oleh fiskus dan

para perangkat desa dapat membuat wajib pajak patuh dan sadar akan

memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak. Hal ini disebabkan oleh

tingkat kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai membayar

pajak sangat rendah. Wardani dan wati (2018) meneliti mengenai

sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kepatuhan wajib pajak di

desa Karatung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi

perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

5
Kualitas Pelayanan adalah sebuah ukuran mengenai seberapa baik

tingkat pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan wajib pajak.

Seorang wajib pajak akan taat membayar pajak, apabila wajib pajak

mempunyai pengalaman yang baik mengenai pelayanan yang diberikan

fiskus maupun para perangkat desa terhadap wajib pajak. Oleh karena

itu, jika wajib pajak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak

fiskus maupun para perangkat desa maka akan diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan wajib wajib pajak dalam membayar pajak

(Permatasari,2016). Meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak

merupakan, hal yang paling penting dengan cara memberikan pelayanan

yang baik khususnya pada saat membayar pajak serta hal lain yang

berkaitan dengan membayar pajak (madya malang, 2013). Keinginan

untuk membayar pajak dari wajib pajak akan meningkat dan wajib pajak

sangat puas apabila pelayanan yang diberikan oleh pihak fiskus maupun

perangkat sangat rama. Susyanti dan Tri Utami (2018) meneliti tentang

kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak bumi dan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

bangunan.

Wirenungan, 2013 menyatakan bahwa tidak selamanya wajib

pajak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak fiskus maupun

para perangkat desa sehingga menyebabkan wajib pajak tidak patuh

dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Hal ini karena terkait

6
masalah ekonomi, kurangnya kesadaran dari masyarakat. Agung

Ramadhanu (2019) meneliti tentang kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Tabel 1.1 Ralisasi Pembayaran Pajak bumi dan bangunan di


Kelurahan Bangka Nekang

Tahun Jumlah Jumlah wajib Persentase Jumlah


Persentase
w paja wa
aj k jib
ib yang paj
p mem ak
aj baya ya
a r ng
k paja tid
P k ak
B me
B mb
aya
r
paj
ak

690 296 48.76 348

690 405 61.87 285

690 366 61.70 324

Sumber data: BKD Kabupaten manggarai 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa wajib pajak yang patuh

membayar pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang

dengan jumlah wajib pajak 690 yang membayar pajak di tahun 2017 ada

296 orang, tahun 2018 ada 405 orang dan di tahun 2019 ada 366 orang.

Kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang

7
merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diteliti, hal ini

dikarenakan kepatuhan wajib pajak dapat meningkatkan dalam

merealiasikan target penerimaan pajak daerah. Untuk meningkatkan

penerimaan pajak daerah, salah satunya adalah dari hasil pajak bumi dan

bangunan. Sebaliknya jika kepatuhan wajib pajak menurun, tentu akan

mempengaruhi penerimaan pajak daerah serta berpengaruh juga terhadap

pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah berupaya

lebih keras mencari potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari bangunan

rumah, bangunan usaha, tanah, kebun dari sektor pajak bumi dan

bangunan. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti mengenai

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS

PELAYANAN, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI

BANGUNAN DI KELURAHAN BANGKA NEKANG.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

a. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak Bumi dan Bangunan di kelurahan Bangka Nekang ?

b. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak Bumi dan Bangunan di kelurahan Bangka Nekang ?

c. Apakah sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan, berpengaruh secara

simultan terhadap kepatuhan wajib bumi bangunan di kelurahan Bangka

Nekang ?

8
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak bumi dan bangunan.

b. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak bumi dan bangunan.

c. Untuk mengetahui apakah sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan,

berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ilmu

pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya akuntansi perpajakan, sehingga

peneliti ini dapat di jadikan referensi bagi peneliti yang akan datang.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang sosialisasi perpajakan, kualitas

pelayanan, terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan dan dapat

digunakan sebagai bahan masukan dalam bidang akuntansi perpajakan.

Dan menjadi refrensi bagi pedoman untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

9
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana atau referensi dalam

pemikiran dan penalaran untuk merumuskan masalah yang baru dalam

penelitian selanjutnya.

c. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah Kecamatan Langke

Rembong lebih khusus Kelurahan Bangka Nekang dalam hal peningkatan

kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Bangka Nekang dengan responden

wajib pajak orang pribadi yang memiliki bangunan rumah, bangunan usaha,

tanah. kebun, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai

kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di wilayah Kelurahan Bangka

Nekang.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi perlu disusun dengan menggunakan sistematika tertentu

untuk mempermudah dalam pengkajiannya. Penulisan dalam skripsi ini secara

garis besar adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan skripsi, dan kontribusi

peneliti.

BAB II LANDASAN TEORI

10
Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dijadikan acuan dalam menganalisis

permasalahan pada penelitian ini, dan teori-teori lain yang mendukung adalah

teori atribusi serta hasil penelitian yang relevan berisikan penelitian-penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya, perumusan hipotesis dan

kerangka berfikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, jenis penelitian, populasi, sampel,

teknik pengambilan sampel data dan sumber data, teknik pengumpulan data,

variabel penelitian, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum penelitian hasil penelitian dan

pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan

hasil penelitian.

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi

Teori atribusi diperkenalkan oleh Heider pada tahun 1958

menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi ini mengacu pada

bagimana kita menentukan penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri,

misalnya sifat, dan sikap. Kemudian dikembangkan oleh Weiner pada

tahun 1974 menjelaskan tentang teori atribusi ini diawali dengan

motivasi contohnya, seorang peserta didik sangat termotivasi dengan

hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri mereka

sendiri. Pengertian secara umum teori atribusi ini adalah sebuah

percobaan untuk menentukan apakah perilaku seorang individu

disebabkan dari faktor internal atau faktor eksternal, (Robbins & Judge

2014).

Fikriningrum, (2012), perilaku yang disebabkan secara internal

adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu

itu sendiri, sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah

perilaku yang dipengaruhi dari luar, artinya individu akan terpaksa

berperilaku karena situasi. Faktor eksternal yang dimaksudkan disini

yaitu pemerintah, sedangkan faktor internal adalah wajib pajak itu

sendiri.

12
Fikriningrum, (2012), teori atribusi juga berkenaan tentang

bagaimana seseorang dapat menjelaskan sebuah penyebab perilaku yang

muncul baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Hal ini merupakan

sebuah proses dimana seseorang dapat menarik kesimpulan mengenai

faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku orang terpengaruhi. Pada

penelitian ini, teori atribusi relevan untuk menjelaskan bagaimana

sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan, mampu mempengaruhi

perilaku wajib pajak .

2.1.2 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut UU Republik Indonesia No. 28 Tahun

2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat 1

adalah Kontribusi kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah iuran

kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan

yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak menurut peraturan yang telah

diatur dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara demi kepentingan rakyat (Waluyo 2014).

Siahaan (2010), secara umum pajak adalah pungutan dari

masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang

bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya

13
dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas jasa) secara

langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara

dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang

melekat pada pengertian pajak (Waluyo, 2011) adalah sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang

sifatnya dapat dipaksakan. Dengan tidak mendapat balas jasa secara lansung

pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum sehingga menjamin adanya

kepastian hukum, baik bagi petugas pajak sebagai pengumpul pajak maupun

bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,

yaitu pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung (pajak yang tidak bisa

dililimpakan kepada pihak lain) dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak pusat atau pajak negara adalah

pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat (direktorat jendral pajak) dengan

hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin negara dan

pembangunan (APBN)

14
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, karena sebagai

sumber pendpatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan

melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

diperoleh dari penerimaan pajak.

2.1.3 Fungsi Pajak

Menurut (Resmi, 2016) pajak mempunyai dua fungsi utama yaitu

fungsi budgeter atau fungsi sebagai sumber keuangan negara dan fungsi

reguler atau fungsi pengatur.

1. Sumber Keuangan Negara (budgeter) merupakan salah satu sumber

penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun

pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya

memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Pemungutan pajak

melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak, seperti pajak

penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang

mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB).

2. Fungsi Mengatur (reguler) adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta

mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

2.1.4 Sifat Pajak

Pajak berdasarkan sifat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

pajak subjektif dan pajak objektif (Resmi 2016).

15
1. Pajak Subjektif merupakan pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan

pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan

subjeknya. Contoh pajak subjektif adalah Pajak penghasilan (PPh). Pengenaan

pajak penghasilan untuk orang pribadi tersebut memerhatikan keadaan pribadi

wajib pajak (status perkawinan, banyaknya anak dan tanggungan lainnya).

2. Pajak Objektif merupakan pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya

baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan

timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi

subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal. Contoh pajak objektif

adalah pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah

(PPnBM) serta pajak bumi dan bangunan (PBB).

2.1.5 Jenis-Jenis Pajak

Pajak berdasarkan lembaga pemungutnya dikelompokkan menjadi

dua yaitu pajak negara (pajak pusat) dan pajak daerah (Resmi, 2016).

1. Pajak Negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh

pajak negara (pajak pusat) adalah PPh, PPN dan PPnBM.

2. Pajak Daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah naik

daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak

kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-

masing. Contoh pajak daerah adalah pajak kendaraan bermotor, bea balik nama

kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan, pajak hotel, pajak hiburan,

pajak reklame, pajak parkir, pajak penerangan jalan.

16
Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, yaitu

(Resmi 2016):

a. Official Assassement System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk

menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam

sistem ini inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak

sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan.

b. Self Assassement System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak dalam

menentukan sendiri jumlah pajak terurang setiap tahunnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini

inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada

di tangan wajib pajak.

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang

ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Penunjukkan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan

17
perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk mendorong serta

memungut pajak, menyetor dan mempertanggungjawabkan melalui sarana

perpajakan yang tersedia.

2.1.6 Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB)

Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah UU No. 28 tahun

2009 tentang pajak dan retribusi daerah, maka kewenangan dalam pajak

bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan telah diserahkan ke

pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan untuk pajak bumi bangunan

sektor pertambangan, perhutanan, dan perkebunan masih dibawa

wewenang pemerintah pusat melalui direktorat jenderal pajak (DJP). UU

No. 28 tahun 2009 Pasal 77 menjelaskan tentang pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan perkotaan merupakan pajak atas bumi dan / atau

bangunan yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh orang pribadi

atau badan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian

bangunan adalah jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks

bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya/tempat terbuka, yang

merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut, jalan tol,

pagar mewah, tempat olah raga, galangan kapal, dermaga, taman mewah,

tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak, dan

menara.

Kemudian sejak berlakunya UU No. 12 tahun 1985, Pasal 1

menjelaskan tentang pajak bumi dan bangunan, yang dimaksud dalam

18
Undang-undang ini adalah bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi

yang ada dibawahnya. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam

atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Sebagaimana

telah diubah dengan UU No. 12 tahun 1994, penjelasan atas undang-

undang republik indonesia nomor 12 tahun 1994 perubahan atas undang-

undang nomor 12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan. UU

No.12 tahun 1985 Pasal 3 menjelaskan yang dimaksud dengan tidak

dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan adalah bahwa objek pajak

itu diusahakan untuk melayani kepentingan umum, dan nyata-nyata tidak

ditujukan untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain

dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari yayasan/badan yang

bergerak dalam bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan

kebudayaan nasional tersebut. Termasuk pengertian ini adalah hutan

wisata milik Negara sesuai Pasal 2 Undang undang

Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.

Contoh :

1. Pesantren atau sejenis dengan itu.

2. Madrasah.

3. Tanah wakaf.

4. Rumah sakit umum.

Ayat (2)

19
Yang dimaksud dengan objek pajak dalam ayat ini adalah objek

pajak yang dimiliki/dikuasai/digunakan oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara

yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang

antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati

oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daeah. Oleh sebab itu wajar

Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut

melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Mengenai bumi dan/atau

bangunan milik perorangan dan/atau badan yang digunakan oleh negara,

kewajiban perpajakannya tergantung pada perjanjian yang diadakan.

Ayat (3)

Untuk setiap Wajib Pajak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak

Kena Pajak sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah). Apabila

seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, yang diberikan

Nilai Jual Objek Pajak hanya salah satu Objek Pajak yang nilainya

terbesar, sedangkan Objek Pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh

tanpa dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak.

Contoh :

1. Seorang Wajib Pajak hanya mempunyai Objek Pajak berupa bumi dengan nilai

sebagai berikut :

a. Nilai Jual Objek Pajak Bumi .............................. Rp 3.000.0000,00

b. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak ..................... Rp 8.000.0000,00

20
Karena Nilai Jual Objek Pajak berada dibawah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak,

maka Objek Pajak tersebut tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua Objek Pajak berupa bumi dan bangunan

masing-masing di Desa A dan Desa B dengan nilai sebagai berikut :

a. Desa A

1. Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 8.000.000,00

2. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp. 5.000.000,00

3. Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :

4. Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 8.000.000,00

5. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp. 5.000.000,00(+)

6. Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar

pengenaan pajak ............................................ Rp13.000.000,00

7. Nilai Jual Objek Pajak .................................. Rp. 8.000.000,00(-)

8. Nilai Jual Objek Pajak untuk

Penghitungan Pajak ...................................... Rp. 5.000.000,00

b.Desa B

1. Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 5.000.000,00

2. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp. 3.000.000,00

3. Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :

4. Nilai Jual Objek Pajak Bumi ............................. Rp. 5.000.000,00

5. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan .................... Rp. 3.000.000,00(+)

6. Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar

pengenaan pajak .............................................. Rp. 8.000.000,00

21
7. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp. 0,00(-)

8. Nilai Jual Objek Pajak untuk

Penghitungan Pajak ........................................ Rp. 8.000.000,00

Untuk Objek Pajak di Desa B, tidak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah), karena Nilai Jual Objek Pajak

Tidak Kena Pajak telah diberikan untuk Objek Pajak yang berada di Desa A.

3. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua Objek Pajak berupa bumi dan bangunan

pada satu Desa C dengan nilai sebagai berikut :

a. Objek I

1. Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 4.000.000,00

2. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp. 2.000.000,00

3. Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :

4. Nilai Jual Objek Pajak Bumi ............................ Rp. 4.000.000,00

5. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan .................... Rp. 2.000.000,00(+)

6. Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar

6. pengenaan pajak ............................................. Rp. 6.000.000,00

7. Nilai Jual Objek Pajak

Tidak Kena Pajak .......................................... Rp. 8.000.000,00

Karena Nilai Jual Objek Pajak berada di bawah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak,

maka Objek Pajak tersebut dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Objek II

1. Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp. 4.000.000,00

2. Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp. 1.000.000,00

22
3. Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :

4. Nilai Jual Objek Pajak Bumi ...................... Rp. 4.000.000,00

5. Nilai Jual Objek pajak Bangunan ............... Rp. 1.000.000,00(+)

6. Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar

pengenaan pajak ........................................ Rp. 5.000.000,00

7. Nilai Jual Objek Pajak

Tidak Kena Pajak ........................................ Rp. 0,00(-)

8.Nilai Jual Objek Pajak untuk

Penghitungan Pajak ................................... Rp. 5.000.000,00

2.1.7 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,

pajak bumi bangunan merupakan salah satu jenis pajak daerah yang

penerimaannya dapat dioptimalkan dan cukup potensial untuk

ditingkatkan mengingat objeknya adalah meliputi seluruh bumi dan

bangunan yang berada di wilayah administrasi daerah yang bersangkutan.

Pajak daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan telah ditetapkan

dalam peraturan pemerintah dimana dalam anggaran pendapatan belanja

daerah (APBD) telah ditentukan penerimaan dalam pembangunan. Wajib

pajak dalam hal ini wajib pajak bumi dan bangunan adalah wajib pajak

orang pribadi dan wajib pajak badan, dengan kewajiban pembayaran

pajak bumi bangunan hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Penerimaan

23
pajak bumi bangunan tersebut dimasukkan dalam kelompok penerimaan

pajak daerah.

UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, daerah telah diberikan kewenangan untuk memungut pajak

(taxing power). Salah satu jenis pajak baru yang dapat dipungut oleh

daerah adalah pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

(PBBPP). Pajak bumi bangunan yang sebelumnya merupakan pajak

pusat, dialihkan menjadi pajak daerah kabupaten/kota. Pengalihan pajak

bumi bangunan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD) dan sekaligus memperbaiki struktur anggaran pendapatan dan

belanja daerah (APBD).

Penerimaan dari pajak merupakan salah satu aspek penting dalam

rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Penerimaan dari

sektor pajak juga merupakan anggaran yang sangat penting sebagai

instrumen pembiayaan operasional dalam rangka pelayanan masyarakat

(Harefa, 2016). Memaksimalkan potensi pajak bumi bangunan secara

langsung akan meningkatkan penerimaan daerah dan selanjutnya untuk

membiayai pembangunan. Dengan demikian realisasi penerimaan pajak

bumi bangunan akan memperkuat kemampuan fiskal penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan daerah.

Oleh karena itu pemerintah daerah berupaya terus-menerus untuk

meningkatkan penerimaan pajak daerah dari pajak bumi bangunan.

Pemerintah daerah berupaya lebih keras mencari potensi pendapatan asli

24
daerah (PAD) dari sektor pajak bumi bangunan pada wilayah

kewenangannya (Harefa, 2016). Hal ini tidak hanya dari pemerintah

daerah sendiri, akan tetapi partisipasi masyarakat sebagai wajib pajak.

Peran serta tersebut, yaitu dalam bentuk kepatuhan dalam membayar

kewajiban pajak bumi bangunan.

Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 Pasal 77-84 tentang pajak

bumi bangunan perdesaan dan perkotaan ini dipungut oleh pemerintah

daerah .

Pasal 77

1. Objek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

2. Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti

hotel, pabrik, dan emplasemennya,yang merupakan suatu kesatuan dengan

kompleks Bangunan tersebut :

b. Jalan tol.

c. Kolam renang.

d. Pagar mewah.

e. Tempat olahraga.

f. Galangan kapal, dermaga

g. Taman mewah.

25
h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak dan.

i. Menara.

3. Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan adalah objek pajak yang :

a. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan

pemerintahan.

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak

dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis

dengan itu.

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang

belum dibebani suatu hak.

e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik.

f. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

4. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah

sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

5. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 78

26
(1) Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang

pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi

dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki,

menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

(2) Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang

pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi

dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai,

dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

Pasal 79

(1) Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah

NJOP.

(2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap 3

(tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun

sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

(3) Penetapan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

oleh Kepala Daerah.

Contohnya : Pak yanto memiliki rumah seluas 80 m2 yang berdiri diatas

sebidang tanah seluas 100 m2. Diketahui bangunana tersebut sebesar Rp.

500.000 m2, sedangkan harga tanah Rp. 200.000 m2 .

a. Berapakah PBB yang harus dibayar oleh pak yanto

b. Jika NJOPTKP sebesar Rp. 10.000.000

Jawabannya:

Rumus PBB:

27
NJOP = (NJOP Bumi = Luas tanah x nilai tanah) + (NJOP Bangunan =

( luas bangunan x nilai bangunan )

NJOP untuk perhitungan PBB = NJOP- NJOPTKP

NJKP = 20% NJOP

a. 80 x 500.000 = 40.000.000

100 x 200.000 = 20.000.000 +

60.000.000

0,3 % x 20% x 60.000.000 = 36.000

b. 60.000.000 – 10.000.000 = 50.000.000

0,3% x 20% x 50.000.000 = 30.000

c. Berarti PBB yang harus dibayar oleh pak yanto adalah

Rp.30.000

Pasal 80

(1) Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling

tinggi sebesar 0,3% (nol koma tiga persen).

(2) Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Pasal 81

Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80 ayat (2) dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 79 ayat (3) setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak

Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (5).

28
Pasal 82

(1) Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender.

(2) Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek

pajak pada tanggal 1 Januari.

(3) Tempat pajak yang terutang adalah di wilayah daerah yang meliputi letak

objek pajak.

Pasal 83

(1) Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP.

(2) SPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar,

dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada Kepala Daerah

yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak.

Pasal 84

(1) Berdasarkan SPOP, Kepala Daerah menerbitkan SPPT.

(2) Kepala Daerah dapat mengeluarkan SKPD dalam hal-hal sebagai berikut:

a. SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (2) tidak

disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara tertulis oleh Kepala

Daerah sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah

pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung

berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak.

Objek pajak yang diteliti oleh peneliti dan yang termasuk dikenakan

pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang adalah:

29
a. Bangunan rumah

b. Bangunan temapat usaha

c. Tanah

d. Kebun

Subjek pajak dan wajib pajak bumi dan bangunan (Mardiasmo, 2011).

a. Mempunyai suatu hak atas bumi dan Memperoleh manfaat atas bumi

b. Memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat atas bangunan.

1. Lambang hutan dan kebun

a. Lambang hutan misalnya pohon jati yang dimiliki oleh pemerintah

yang terdapat di perdesaan dan perkotaan, dan sudah ada perijinan

dari kepala kehutanan untuk membuka lahan tersebut, maka dari hasil

tanaman peponan ini akan dijadikan sebagai bahan bangunan seperti

(rumah, dll)

b. Lambang perkebunan yang dimiliki oleh perdesaan dan perkotaan

yang sudah diijinkan oleh kepala perkebunan untuk, membuka lahan

penanaman sayuran, persawahan dll, yang dimiliki oleh masyarakat

perdesaan dan perkotaan maka dari hasil tananaman perkebunan ini

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat seperti beras, yang merupakan

hasil persawahan dan hasil sayuran seperti bayam, sawi dll. Maka dari

hasil perkebunan ini akan dijadikan sebagai bahan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat setempat.

Pendaftaran obyek pajak bumi bangunan dilakukan oleh subjek

pajak dengan cara mengambil dan mengisi formulir surat pemberitahuan

30
objek pajak (SPOP) secara jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani

dan dikembalikan ke kantor dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan

sset atau tempat yang ditunjuk untuk pengambilan dan pengembalian

surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) dengan dilampiri bukti-bukti

pendukung (Diana 2013) seperti:

1. Sketsa/ denah obyek pajak

2. Fotocopy KTP dan NPWP

3. Fotocoypy sertifikat tanah

4. Fotocopy akta jual beli

5. Atau bukti pendukung lainnya

Formulir surat pemberitahuan objek pajak disediakan dan dapat

diambil gratis di kantor pelayanan pajak bumi bangunan atau tempat lain

yang ditunjuk atau melalui teknologi internet dengan mencetak langsung

dari www.pajak.go.id. Pendataan dilaksankan oleh dinas pendapatan

pengelolaan keuangan dan aset dengan menggunakan formulir surat

pemberitahuan objek pajak dan dilakukan sekurang-kurangnya untuk satu

wilayah administrasi desa/ kelurahan. Pendataan dapat dilakukan dengan

cara:

1. Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP (surat pemberitahuan

obyek pajak), dapat dilaksanakan pada daerah yang umumnya tidak

mempunyai peta, daerah terpencil atau potensi pajak bumi bangunan relatif

kecil.

2. Identifikasi Obyek Pajak

31
Dapat dilaksanakan pada daerah yang sudah mempunyai peta yang dapat menentukan

posisi relatif obyek pajak dan tidak mempunyai data administrasi pajak bumi

bangunan tiga tahun terakhir secara lengkap.

3. Verifikasi Obyek Pajak

Dapat dilaksanakan pada daerah yang sudah mempunyai peta yang dapat menentukan

posisi relatif obyek pajak dan mempunyai data administrasi PBB tiga tahun

terakhir secara lengkap.

4. Pengukuran Bidang Obyek Pajak

Dapat dilaksanakan pada daerah yang sudah mempunyai peta tetapi tidak dapat

menentukan posisi relatif objek pajak

Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah “nilai jual objek

pajak (NJOP)”. Nilai jual objek pajak ditetapkan perwilayah berdasarkan

keputusan menteri keuangan dengan mendengar pertimbangan bupati/

walikota (Diana 2013).

1. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar

2. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan

dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.

3. Nilai perolehan baru. Suatu pendekatan atau metode penentuan nilai jual suatu

objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi

dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.

32
4. Penentuan nilai jual objek pajak pengganti. Suatu pendekatan atau metode

penentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi

objek pajak tersebut.

Menurut Mardiasmo (2011), dalam kaitannya dengan pajak bumi

dan bangunan ada 4 (empat) asas utama yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan, dengan pengertian mudah

dimengerti dan dapat dilaksanakan.

2. Adil, dalam arti keadilan vertikal maupun horizontal dalam pengenaan pajak

bumi dan bangunan yang disesuaikan dengan kemampuan wajib pajak. Yang

dimaksud dengan keadaan horizontal adalah pembayar pajak dengan keadaan

yang sama harus dikenakan pajak yang sama besarnya. Sedangkan keadaan

vertikal adalah pembayar pajak yang lebih besar kemampuannya harus

dibebani pajak yang lebih besar pula.

3. Mempunyai kepastian hukum, dengan pengertian bahwa pengenaan pajak bumi

dan bangunan diatur dengan undang-undang dan peraturan atau ketentuan

pemerintah, sehingga mempunyai kekuatan dan kepastian hukum.

4. Menghindari pajak berganda, pengenaan pajak bumi dan bangunan tidak terjadi

dua kali atau lebih atas suatu objek pajak yang sama. Pajak bumi dan bangunan

dikenakan atas objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan yang dimiliki atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi.

2.1.8 Tujuan Utama Pajak Bumi Bangunan Pedesaan Perkotaan

Menurut Mardiasmo (2011) tujuan utama pajak bumi bangunan

adalah

33
1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia

2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antara bangsa melaui

penghormatan hak asasi manusia

3. Membina kerjasama internasionl dalam pembangunan bidang ekonomi,

sosial,budaya dan lingkungan

4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang

membahayakan perdamaian dunia

5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana

alam,dan konflik bersenjata.

2.1.9 Manfaat Pajak Bumi Bangunan pedesaan perkotaan

Manfaat pajak bumi dan bangunan (PBB) yaitu khusus dalam pengguna hasil

penerima pajak bumi bangunan oleh pemerintah diarahkan kepada tujuan

untuk kepentingan masyarakat di daerah yang bersangkutan, terutama

dalam pembangunan sarana berbagai kepentingan umum/masyarakat,

seperti perbaikan atau pengadaan jalan dan jembatan daerah, pengadaan

dan perbaikan pasar, pengadaan dan perbaikan sarana pendidikan dan

banyak lagi sarana lainnya yang berkaitan dengan kepentingan umum

yang dikelola oleh pemerintah daerah Thalib (2013).

2.1.10 Kepatuhan Wajib Pajak

UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan

menyatakan wajib pajak yang patuh dilihat dari kepatuhan dalam

mendaftarkan diri, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak

terutang dan tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan

34
pidana. Dalam kamus besar bahasa indonesia, yang dimaksud dengan

patuh adalah suka menurut perintah, taat pada aturan atau perintah,

berdisiplin. Jadi kepatuhan adalah ketaatan, patuh, tunduk dalam

menjalankan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan adalah sikap yang

berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian pajak bumi dan

bangunan. Julianti (2014) kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap

wajib pajak dalam membuat penilaian mengenai perilaku dari oranglain

dan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.

Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang berada

dibawa kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku yang

disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar,

artinya individu akan terpaksa berprilaku karena tuntutan situasi atau

lingkungan.

Putri dan Putu (2017) kepatuhan pajak didefinisikan sebagai suatu

keadaan saat wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir

pajak dengan lengkap dan jelas, dan membayar pajak yang terutang tepat

pada waktunya. Terdapat 2 jenis kepatuhan wajib pajak yaitu formal dan

material. Kepatuhan formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi kewajiban perpajakannya secara formal sesuai dengan

ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Misalnya, ketentuan batas

waktu penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan tanggal 31

35
Maret. Apabila wajib pajak telah melaporkan surat pemberitahuan (SPT)

tahunan sebelum atau pada tanggal 31 maret maka wajib pajak telah

memenuhi ketentuan formal. Sedangkan kepatuhan material adalah suatu

keadaan dimana wajib pajak secara subtantive/sesungguhnya atau

hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni

sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak Utomo (2011), adalah:

1. Faktor pendidikan wajib pajak, yang meliputi pendidikan formal dan

pengetahuan wajib pajak. Pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat

mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap sistem-sistem perpajakan yang adil.

Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap yang

memenuhi kewajiban dengan benar melalui adanya sistem perpajakan suatu

negara yang dianggap adil. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan

masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal

akan berdampak positif terhadap pemahaman wajib pajak dalam membayar

pajak.

2. Faktor pendapatan wajib pajak, yang meliputi besarnya pendapatan bersih

wajib pajak dari pekerjaan pokok dan sampingannya, serta jumlah anggota

keluarga yang masih harus dibiayai.

3. Faktor pelayanan aparatur pajak, pelayanan penyampaian informasi,

pelayanan pembayaran, maupun pelayanan keberatan dan penyaranan.

36
4. Faktor penegakan hukum pajak, yang terdiri dari sanksi-sanksi, keadilan

dalam penentuan jumlah pajak yang dipungut, pengawasan dan pemeriksaan.

5. Faktor sosialisasi, diantaranya pelaksanaan sosialisasi dan media sosialisasi

2.1.11 Sosialisasi Perpajakan

Menurut Dharma (2014) sosialisasi perpajakan merupakan upaya

memberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada masyarakat

pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangan agar bisa

menjadi anggota yang lebih baik dalam masyarakat. Sosialisasi

perpajakan merupakan suatu upaya direktorat jenderal pajak (DJP) untuk

memberikan informasi dan pembinaan kepada wajib pajak mengenai

segala sesuatu yang berkaitan dibidang perpajakan. Atau bisa dikatakan

sosialisasi perpajakan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman

dan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban perpajakannya.

Dalam surat edaran dirjen pajak No. SE-98/PJ./2011 tentang pedoman

penyusunan rencana kerja dan laporan kegiatan penyuluhan perpajakan

unit vertikal di lingkungan direktorat jenderal pajak, disebutkan bahwa

upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat

tentang hak kewajiban perpajakannya harus terus dilakukan karena

beberapa alasan, antara lain:

1. Program ekstensifikasi (perluasan/perpanjangan) yang terus menerus dilakukan

direktorat jenderal pajak diperkirakan akan menambah jumlah wajib pajak baru

yang membutuhkan sosialisasi/penyuluhan,

37
2. Tingkat kepatuhan wajib pajak terdaftar masih memiliki ruang yang besar

untuk ditingkatkan.

3. Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan meningkatkan

besarnya tax ratio/ perbandingan pajak.

4. Peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan bersifat dinamis/berubah-ubah.

Winerungan, 2013 menyebutkan ada enam strategi sosialisasi perpajakan, yaitu.

1. Publikasi (Publication) merupakan suatu aktivitas publikasi yang dilakukan

melalui komunikasi baik dari media cetak seperti surat kabar, majalah maupun

media audiovisual seperti radio atau televisi.

2. Kegiatan (Event), petugas pajak dapat melibatkan diri pada penyelenggaraan

kegiatan tertentu yang dihubungkan dengan program peningkatan kesadaran

masyarakat yang akan membayar pajak pada saat kegiatan tertentu. Misalnya

dalam olahraga, kegiatan hari libur nasional dan lain sebagainya.

3. Pemberitaan (News), pemberitaan disini yaitu dalam arti khusus yang menjadi

bahan berita dalam arti positif, sehingga dapat menjadi sarana pemberitahuan

yang efektif. Pajak juga dapat disosialisasikan dalam bentuk berita kepada

masyarakat, sehingga dapat menjadi lebih cepat menerima informasi tentang

pajak.

4. Keterlibatan komunitas (Community Involvement), merupakan sekelompok

orang yang ada di dalam komunitas yang sudah di bagi tugas untuk beberapa

kegiatan yang akan di jalankan.

38
5. Pencantuman identitas (Identity, merupakan seseorang yang ada di dalam suatu

organisasi yang mencamtumkan indentitasnya untuk melengkapi data yang ada

di dalam organisasi tersebut.

6. Pendekatan pribadi (Lobbying), adalah: usaha-usaha yang di lakukan untuk

dapat mempengaruhi pihak-pihak tertentu dengan tujuaan untuk memmperoleh

hasil yang di inginkan oleh pribadi tersebut.

2.1.12 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan pajak merupakan salah satu hal yang

meningkatkan minat wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya dan diharapkan petugas pelayanan pajak harus memiliki

kompentensi yang baik terkait dengan perpajakan indonesia, Pranadata

(2014). Kualitas pelayanan perpajakan pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Metode penyampaian surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT)

Mekanisme/upaya penyerahan surat pemberitahuan pajak terutang dari dinas

pendapatan dan pengelolaan aset daerah yang disalurkan kepada kantor

kelurahan sesuai domisili wajib pajak, dari kantor kelurahan surat

pemberitahuan pajak terutang diserahkan kepada ketua RW yang kemudian

oleh ketua RW disampaikan kepada ketua RT untuk disampaikan kepada

wajib pajak.

b. Pelayanan pembayaran pajak bumi bangunan (PBB)

39
Pelayanan pembayaran pajak bumi bangunan disini adalah mekanisme

pembayaran yang dibuat sesederhana mungkin, wajib pajak hanya perlu

membawa sejumlah nominal pajak terutangnya beserta surat pemberitahuan

pajak terutang pajak bumi bangunan jika membayar dikelurahan, jika

membayar di bank wajib pajak akan dibantu oleh petugas bank. Selain itu

fasilitas-fasilitas yang mendukung proses pembayaran yang meningkatkan

kenyamanan wajib pajak dalam membayar pajak bumi bangunan harus lebih

ditingkatkan serta lokasi pembayaran yang cukup mudah di jangkau oleh

wajib pajak yang ingin membayar juga merupakan bagian dari pelayanan.

Arum (2012), pelayanan perpajakan dapat diartikan sebagai cara

atau tindakan yang dilakukan untuk membantu atau memenuhi

kebutuhan wajib pajak dalam hal perpajakan. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kepatuhan masyarakat dalam membayar kewajiban

pajaknya adalah kualitas pelayanan yang diterimanya. Pelayanan yang

berkualitas harus dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran,

dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan

kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat

memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan

sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak.

Buku pedoman umum pengelolaan pajak bumi bangunan (2014)

dijelaskan pelayanan yang baik harus adanya sarana dan prasarana yang

cukup, agar menjadi penunjang bagi terlaksananya penerimaan pajak

bumi bangunan yang baik terutama adalah:

40
1. Menyiapkan database dan teknologi agar administrasi penyimpanan data dapat

tersimpan baik.

2. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip yang baik.

3. Kepustakaan yang memadai melaksanakan pelayanan informasi pajak.

4. Ruangan-ruangan yang cukup untuk seluruh kegiatan pelayanan pajak baik

gudang, ruang administrasi, maupun arsip penerangan, sarana air.

Dalam buku pedoman umum pengelolaan pajak bumi bangunan

(2014) juga dijelaskan pembayaran pajak bumi bangunan dapat

dilakukan oleh setiap wajib pajak melalui dua cara sebagi berikut:

1. Pembayaran langsung ke bank tempat pembayaran.

2. Pembayaran pajak bumi bangunan melalui petugas pemungut atau para

perangkat desa.

Dalam buku pedoman umum pengelolaan pajak bumi bangunan

(2014) juga dijelaskan prinsip pelayanan yang baik harus memuat

beberapa aspek, antara lain:

1. Keterbukaan, yaitu adanya informasi pelayanan yang berupa loket informasi

yang dimilikinya dan terpampang dengan jelas.

2. Kesederhanaan, yaitu mencakup prosedur pelayanan dan persyaratan

pelayanan.

3. Kepastian, yaitu menyangkut informasi waktu, biaya dan petugas pelayanan

yang jelas.

4. Keadilan, yaitu memberi perhatian yang sama terhadap wajib pajak tanpa

adanya diskriminasi yang dapat dilihat dari materi atau kedekatan seseorang.

41
5. Keamanan dan kenyamanan pada saat memberikan pelayanan kepada wajib

pajak

6. Perilaku petugas pelayanan dapat menyenangkan orang. Pentingnya kualitas

aparat sumber daya manusia (SDM) perpajakan dalam memberikan

pelayanan kepada wajib pajak. Petugas pajak harus benar-benar mampu dan

ahli pada semua keahlian dibidangnya masing-masing.

42
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2

Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Jounica Zsezsa dan Pengaruh sosialisasi perpajakan dan Sosialisasi perpajakan berpengaruh negatif terhadap
Sabhatini sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pelaporan spt tahunan wajib pajak badan
Warouw1 kepatuhan pelaporan SPT sedangkan sanksi perpajakan berpengaruh positif
(2015) tahunan wajib pajak badan terhadap kepatuhan pelaporan spt tahunan wajib
pada KPP Pratama Manado pajak badan pada KPP Pratama Manado dan Bitung.
dan Bitung.

Donny Binambuni Pengaruh sosialisasi pajak bumi dan Sosialisasi pajak bumi dan bangunan berpengaruh positif
(2013) bangunan terhadap kepatuhan terhadap kepatuhan wajib pajak di desa Karatung
wajib pajak di desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud
Kecamatan Nanusa
Kabupaten Talaud

Susyanti, Tri Peran kepemimpinan, kualitas Peran Kepemimpinan (leadership) berpengaruh negatif
Utami. pelayanan petugas pemungut terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan,

43
2018 pajak, dan motivasi wajib kualitas pelayanan petugas pemungut pajak bumi dan
pajak dalam membayar pajak bangunan (quality) berpengaruh positif terhadap
bumi dan bangunan kepatuhan para wajib pajak bumi dan bangunan dan
motivasi para wajib pajak bumi dan bangunan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan para wajib
pajak bumi dan bangunan.
Ni Komang Ayu Pengaruh pemahaman peraturan pajak, Pemahaman peraturan pajak, penerapan kebijakan pajak, dan
dan penerapan kebijakan pajak administrasi pajak berpengaruh positif terhadap
Widyanin dan kemudahan administrasi kepatuhan membayar pajak hotel dan restoran di
gsih 2019 pajak terhadap kepatuhan Kabupaten Badung.
wajib pajak hotel dan restoran
di Kabupaten Badung

44
2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

bangunan

Sosialisasi merupakan program-program yang dilakukan oleh

direktorat jendral pajak untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan masyarakat tentang perpajakan khusunya pajak bumi dan

bangunan (Winerungan 2013). Sosialisasi perpajakan berarti suatu upaya

yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai aturan perpajakan

agar seseorang ataupun kelompok paham tentang peraturan perpajakan,

(Sudrajat 2015). Oleh karena itu,dengan dilakukannya sosialisasi tentang

pajak, diharapkan pelayanan fiskus maupun para perangkat desa dapat

menyusun rencana kerja dan membuat laporan kegiatan penyuluhan

perpajakan agar wajib pajak bisa mengetahui, memahami, dan

menyadari pentingnya membayar pajak bagi wajib pajak untuk

kemakmuran rakyat (puspita 2016). Namun tidak selamanya sosialisasi

yang diberikan oleh fiskus dan para perangkat desa dapat membuat wajib

pajak patuh dan sadar akan memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

Hal ini disebabakan oleh tingkat kesadaran serta pemahaman masyarakat

mengenai membayar pajak sangat rendah.

Penelitian mengenai sosialisasi perpajakan pernah dilakukan oleh

Wardani dan wati (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

45
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vionita (2018).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian serupa juga perna

dilakukan oleh Dewi Kusuma Wardani dan Erma Wati (2018). Hasilnya

penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian diatas maka

peneliti mengajukan hipoteses sebagai berikut:

H1: Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak Bumi dan Bangunan

2.3.2 Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

bangunan

Kualitas Pelayanan adalah sebuah ukuran mengenai seberapa baik

tingkat pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan wajib pajak.

Seorang wajib pajak akan taat membayar pajak, apabila wajib pajak

mempunyai pengalaman yang baik mengenai pelayanan yang diberikan

fiskus dan para perangkat desa terhadap wajib pajak. Oleh karena itu, jika

wajib pajak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak fiskus

dan para perangkat desa maka akan diharapkan dapat menigkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Dengan memberikan

pelayanan yang berkualitas maka wajib pajak akan senang dan patuh

dalam membayar pajak.

Pelayanan yang dilakukan dengan baik dan sesuai dengan

keinginan wajib pajak, contohnya memberikan pelayanan dengan

46
kenyamanan, keramahan, dan kepastian hukum, kesopanan, dan sikap

dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak alasan inilah yang akan

mendorong meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak

bumi dan bangunan. Wirenungan, 2013 menyatakan bahwa tidak

selamanya wajib pajak puas dan taat terhadap pelayanan yang diberikan

oleh pihak fiskus dan para perangkat desa karena terkait masalah

ekonomi, kurangnya kesadaran dari masyarakat.

Penelitian mengenai kualitas pelayanan pernah dilakukan oleh

Agung Rahmadhanu (2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susyanti dan Tri

Utami (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan.

Penelitian serupa juga perna dilakukan oleh Komang Sudaarsa dan Ketut

Jati (2018). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengajukan

hipoteses sebagai berikut:

H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak bumi dan bangunan.

2.3.3 Sosialisasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, secara Simulatan

berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Bangunan

Dengan dilakukannya sosialisasi tentang pajak, diharapkan

pelayanan fiskus maupun para perangkat desa dapat menyusun rencana

kerja dan membuat laporan kegiatan penyuluhan perpajakan agar wajib

47
pajak bisa mengetahui, memahami, dan menyadari pentingnya

membayar pajak mengenai hak dan kewajibanya sebagai wajib pajak

bumi dan bangunan. Penelitian mengenai sosialisasi perpajakan pernah

dilakukan oleh vionita (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak. Namun tidak selamanya sosialisasi yang diberikan oleh fiskus dan

para perangkat desa dapat membuat wajib pajak patuh dan sadar akan

memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak. Hal ini disebabakan oleh

tingkat kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai membayar

pajak sangat rendah. Wardani dan wati (2018) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak

Madya malang (2013) dengan memberikan pelayanan yang

berkualitas maksudnya pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan

pelayanan dengan tanggapan yang cepat, kemampuan, kesopanan maka

wajib pajak akan senang dan patuh dalam membayar pajak. Pelayanan

yang dilakukan dengan baik dan sesuai dengan keinginan wajib pajak

contohnya memberikan pelayanan dengan kenyamanan, keramahan, dan

kepastian hukum, kesopanan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Penelitian mengenai kualitas

pelayanan pernah dilakukan oleh Tri Utami (2018).Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak bumi bangunan. Namun berbeda dengan

48
penelitian yang dilakukan oleh wirenungan, 2013 Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak menyatakan bahwa tidak selamanya wajib pajak

puas dan taat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak fiskus dan

para perangkat desa karena terkait masalah ekonomi, kurangnya

kesadaran dari masyarakat.

H3 : Sosialisasi perpajakan, dan Kualitas Pelayanan, secara simultan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan.

2.4 Kerangka Berpikir

Sosialisasi
perpajakan
H1 +
x1
Kepatuhan wajib pajak
Y
Kualitas pelayanan H2 +
x2

H3 +

Keterangan

49
: Parsial
: Simultan
X1, X2 : Independen
Y : Dependen

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian survei. Penelitian

survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden secara tertulis (Yusuf, 2014).

Dalam penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui

pengaruh sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan terhadap kepatuhan

pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data diperoleh berasal

dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah diajukan.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

a. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Langke Rembong

di Kelurahan Bangka Nekang, Kabupaten Manggarai.

b. Waktu penelitian merupakan subbagian untuk menjelaskan perincian kapan

waktu penelitian di lakukan oleh penulis.

Penelitian ini di lakukan selama bulan Maret sejak tanggal 12 maret-31 maret.

50
3.3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2016 ). Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat kelurahan Bangka Nekang yang menjadi wajib pajak bumi

dan bangunan yang patuh dan memiliki hak atas bangunan rumah,

bangunan usaha, tanah, dan kebun yang terdaftar yaitu sebanyak 690

wajib pajak di Kantor Kelurahan Bangka Nekang.

3.4 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

suatu populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah probability sampling berupa simple random

sampling. Teknik simple random sampling dipilih karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2016).

Penentuan sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut

(Yusuf, 2014)

n= N

1+(Nxe2)

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Populasi

51
E = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, dalam sampel

ini adalah 10%

n= 690

1+(690x10%)2

n = 690 = 99,71

69,1

Dari hasil perhitungan tersebut, maka diketahui besar sampel yang diperlukan

adalah 99,71 yang dibulatkan menjadi 100 responden .

3.5 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang

menunjukkan bagaimana suatu variabel diukur atau merupakan prosedur

yang dilakukan dalam suatu penelitian. Untuk melihat operasionalisasi

dari suatu variabel harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator

yang kemudian dapat memperjelas variabel. Berdasarkan teori dalam

setiap variabel maka definisi dan indikator setiap variabel dapat

dijabarkan sebagai berikut:

52
3.5.1 Variabel dan Pengukuran
Tabel 3.5.1
Variabel Defenisi variabel Indikator
pen
elit
ian
Kepatuhan Kepatuhan wajib pajak adalah suatu Menurut Rahayu No ( 2010)
waj keadaan dimana wajib pajak
ib memenuhi semua kewajiban 1. Wajib pajak berusaha memahami semua kententuan
paj perpajakan dan melaksanakan hak peraturan perundang-undangan perpajakan
ak perpajakannya. 2. Wajib pajak mengisi formulir dengan tepat
(Yulsiati, 3. Wajib pajak mendaftarkan diri dan membayar pajak bumi
20 bangunan tepat waktu
15. 4. Setelah menerima SPPT pajak bumi dan bangunan,wajib
) pajak lansung membayar sebelum batas akir pembayaran.

Menurut Budhiatrama dan Jati, 2016

5. Wajib pajak tidak mempunyai tunggakan atau piutang pajak


6. Wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan perpajakan
merupakan tindakan sebagai warga negara yang baik
7. 7. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak
pidana dalam perpajakan.

53
8. Wajib pajak selalu memberikan informasi terkait pajak
ketika informasi dibutuhkan oleh petugas pajak atau fiskus.

Sosialisasi Sosialiasi merupakan salah satu cara


Menurut
atau Arya Yogatahma (2014)
per alat yang dapat digunakan untuk
paj menggugah dan memberikan 1. Sosialisasi perpajakan harus sesaui dengan peraturan pajak
aka pengetahuan kepada para wajib yang berlaku
n pajak tentang Peraturan 2. Frekuensi pemberian sosialisasi pajak bumi dan bangunan
(Binambuni, perpajakan,tata cara perpajakan, pada masyarakat melalui berbagai media.
20 prosedur, serta waktu pembayaran 3. Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak
13) pajak bumi dan bangunan. Menurut Gusar (2015)
. 4. Sosialisasi perpajakan yang diadakan bertujuan memberikan
informasi pada wajib pajak
Menurut Binabumi, (2013).
5. Manfaat sosialisasi yang didapat.
6. Pemerintah mengadakan sosialisasi dengan cara
penyuluhan
7. Pemerintah mengadakan sosialisasi dengan memberikan
surat edaran kepada masyarakat
8. Pemerintah mengingat batas waktu pembayaran pajak bumi
bangunan

54
Kualitas Kualitas pelayanan yang diberikan Menurut
kepada Sapriadi, (2015)
pel wajib pajak merupakan pelayanan 1. Fiskus atau petugas pajak selalu konsisten dalam
aya publik yang lebih diarahkan memberikan pelayanan terhadap wajib pajak
nan sebagai suatu cara pemenuhan 2. Kemampuan dari petugas pajak dalam memberikan
(Permatasri, kebutuhkan masyarakat, pelayanan yang cepat, tepat dan akurat kepada wajib pajak
20 pelayanan pada wajb pajak 3. Kedisiplinan petugas
16) bertujuan untuk menjaga 4. Petugas pajak dapat menjamin wajib pajak agar terhindar
. kepuasan wajib pajak yang dari risiko pelayanan yang gagal
nantinya diharapkan mampu 5. Adanya sikap empati atau kedekatan yang baik antara
meningkatkan kepatuhan wajib petugas pajak dengan wajib pajak
pajak dalam memenuhi
perpajakannya.
Menurut Suprianto (2013)
6. Kesopanan dan keramahan petugas
7. Petugas pajak harus bertanggungjawab dalam
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi wajib pajak
8. Pelayanan petugas pajak saat wajib pajak membayar pajak

55
3.6 Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini

menggunakan metode angket atau kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan

membawa kuesioner langsung ke lokasi penelitian. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013).

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu menguji analisis

kualitas data dengan uji validitas dan releabilitas kemudian uji asumsi klasik yang

terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul dengan menggunakan logika untuk menarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016)

2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data merupakan uji yang disyaratkan dalam penelitian dengan

instrumen kuesioner, dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Uji ini terdiri atas uji validitas

dan uji reliabilitas (Sugiono, 2016).

56
a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut, jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner

yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur

(Ghozali, 2013). Pengujian validitas ini menggunakan SPSS. Pengukuran

tinggi validitas ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Sedangkan total skor variabel diperoleh

dengan menjumlahkan skor semua pertanyaan, sehingga dapat dinilai

signifikansinya 5%. Suatu indikator dapat dikatakan valid apabila r hitung > r

tabel dan bernilai positif.

b.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Tingkat realibilitas suatu

konstruk/variabel dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α). Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60

(Ghozali, 2013). Semakin nilai alpanya mendekati satu maka nilai

reliabilitasnya semakin terpercaya.

57
3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam

penelitian ini, adalah uji normalitas, uji multikolonearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mendeteksi suatu data terdistribusi

secara normal atau tidak, dapat menggunakan analisis grafik. Jika distribusi

residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Jika terjadi

gejala multikolinearitas yang tinggi, standar error koefisien regresi akan

semakin lebar sehingga menyebabkan kemungkinan terjadi kekeliruan

menerima hipotesis yang salah dan mengolah hipotesis yang benar. Uji asumsi

klasik ini dapat dilakukan dengan jalan mengregresikan model analisis dan

melakukan uji korelasi antar variabel independen. Untuk mendekteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas maka dilakukan dengan melihat Tolerance Value

dan Variance Inflantion Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

58
lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena

VIF = 1/Tolerance Value. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolineralitas adalah nilai Tolerance Value> 0,1 atau sama dengan nilai

VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independennya

(Ghozali, 2013).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel

dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :

a) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 dan data tidak

boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan

melebar kembali.

b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

5. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasikan

atau memprediksi rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Ghozali, 2013). Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi berganda. Persamaan regresi berganda mengandung

makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terhadap satu variabel dependen dan

lebih dari satu variabel independen. Adapun rumusnya adalah:

59
Y= a+b1X1+b2X2+e

Keterangan:

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

a = Nilai Konstanta

b = Besarnya Koefisien

X1 = Sosialisasi Perpajakan

X2 = Kualitas Pelayanan

e = Error

3.7.1 Uji Ketetapan model

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nila R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel–variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen memberikan

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013).

3.7.2 Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial regresi dimaksudkan untuk melihat apakah variabel independen

secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013). Kriteria pengujian yang

digunakan dengan membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dengan taraf

60
signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikan < 0,05 maka

variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

atau hipotesis diterima.

3.7.3 Uji Simultan (uji F)

Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa nilai F merupakan

pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk

melihat variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel

dependen dalam penelitian ini.

Ha : Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan

Menurut Ghozali (2011), dasar pengambilan keputusannya adalah dengan

menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

1. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis didukung dan Ha

ditolak.

2. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak di dukung dan Ha

diterima.

61
BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Dalam pengambilan data peneliti mengambil dengan cara

penyebaran kuisioner, yaitu dengan menyerahkan kuisioner secara

lansung kepada responden. Responden yang dimaksud yaitu wajib pajak

bumi dan bangunan yang patuh di kelurahan Bangka Nekang kecamatan

langke rembong kabupaten manggarai, dan pengambilannya kuisionernya

secara lansung dan ada pula yang di ambil lain hari.

Menurut pengamatan peneliti, disaat menyebarkan kuisioner masih

banyak wajib pajak bumi dan bangunan dikelurahan Bangka Nekang

yang belum memahami pengisian kuisioner yang dibagi oleh peneliti.

Oleh karena itu peneliti selalu mendampingi untuk mengarahkan wajib

pajak dalam pengisian kusioner yang disebarkan oleh peneliti.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyebarkan kuisioner yaitu 5 hari.

Saat menyebar kuisioner peneliti menyiapkan kuisioner 100 dan

menyebar ke wajib pajak 100 kusioner hanya 64 kuisioner yang dapat

diolah. Peneliti menyertakan foto, sebagai bukti telah mencari data.

Akhirnya peneliti meminta ijin untuk dapat foto bersama dengan para

responden maupun para responden sendiri.

62
4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Karakteristik Responden Bedasarkan Pembagian Kuisioner

Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak bumi dan

bangunan di kelurahan Bangka Nekang kecamatan Langke Rembong

kabupaten Manggarai. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas

responden penelitian yang terdiri dari wajib pajak yang memiliki

bangunan rumah, bangunan usaha, tanah, kebun.

Tabel 4.1 Tentang pengembalian kuisioner, dapat dilihat dari

jumlah kuisioner yang kembali dan dapat diolah berjumlah 64 (64%).

Kuisioner yang disebar Kuisioner yang dikembalikan Presentase


100 64 64%
Sumber : data primer diolah tahun 2020

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan objek kena pajak bumi dan

bangunan

Objek pajak Persentase


Bangunan (Rumah) 33%
Bangunan tempat usaha 18%
Tanah 6%
Kebun 7%
Jumlah 64%
Sumber : data primer diolah tahun 2020

4.2.2 Deskriptif Data

Tabel 4.3 Deskriptif Data

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
TOTAL SP (x1) 64 29 33 2039 31,86
1,180
TOTAL KP (x2) 64 28 38 2261 35,331,672
TOTAL KWP (Y) 64 33 40 2436 38,061,612
Valid N (listwise) 64

63
Sumber: output spss 22 202

Dari hasil output SPSS menunjukkan jumlah

1. Sosialisasi Perpajakan

Jumlah responden (N) 64, dari 64 responden nilai minimum

sosialisasi perpajakan dari 9 indikator adalah 29 dan nilai maxsimum

sosialisasi perpajakan dari 9 indikator adalah 33 nilai mean sosialisasi

perpajakan dari 64 responden dari 9 indikator adalah 31,86 dan nilai

sum sebesar 20,39 dengan standar deviasi sebesar 1,180.

2. Kualitas Pelayanan

Jumlah responden (N) 64, dari 64 responden nilai minimum

kualitas pelayanan dari 8 indikator adalah 28 dan nilai maxsimum

kualitas pelayanan dari 8 indikator adalah 38 nilai mean kualitas

pelayanan dari 64 responden dari 8 indikator adalah 35,33 dan nilai sum

sebesar 22,61 dengan standar deviasi sebesar 1,672.

3. Kepatuhan Wajib Pajak

Jumlah responden (N) 64, dari 64 responden nilai minimum

kepatuhan wajib pajak dari 8 indikator adalah 33 dan nilai maxsimum

kepatuhan wajib pajak dari 8 indikator adalah 40 nilai mean kepatuhan

wajib pajak dari 64 responden dari 8 indikator adalah 38, 06 dan nilai

sum sebesar 1,612 dengan standar deviasi sebesar 1,672.

4.3 Pengujian Dan Hasil Analisiss Data

64
a. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas dari kuesioner yang dibuat oleh

peneliti, peneliti menggunakan cara melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Suatu variabel

tersebut dikatakan reliabel jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai

positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan

valid (Ghozali 2016).

4.3.1 Hasil Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan

Tabel 4.4 Uji Validitas sosialisasi perpajakan

R HITUNG R TABEL Keterangan


0,254 0,244 Valid
0,295 0,244 Valid
0,341 0,244 Valid
0,438 0,244 Valid
0,583 0,244 Valid
0,482 0,244 Valid
0,311 0,244 Valid
0,511 0,244 Valid
0,275 0,244 Valid
Sumber: output spss 22 2020
Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil nilai r hitung untuk semua

pertanyaan sosialisasi perpajakan (X1) telah menunjukkan nilai r hitung

> r tabel. Hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 0,244 yang didapat

dari nilai r tabel untuk N=64 dengan signifikansinya 5%. Jadi semua

pertanyaan variabel sosialisasi perpajakan dapat dikatakan valid.

65
4.3.2 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan

Tabel 4.5 Uji Validitas Kualitas Pelayanan

ITEM R HITUNG R TABEL Keterangan


KP 1 0,746 0,244 Valid
KP 2 0,453 0,244 Valid
KP 3 0,514 0,244 Valid
KP 4 0,413 0,244 Valid
KP 5 0,375 0,244 Valid
KP 6 0,292 0,244 Valid
KP 7 0,305 0,244 Valid
KP 8 0,452 0,244 Valid
Sumber: output spss 22 2020
Berdarkan tabel 4.5 di atasi hasil nilai r hitung untuk semua

pertanyaan kualitas pelayanan (X2) telah menunjukkan nilai r hitung > r

tabel. Hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 0,244 yang didapat dari

nilai r tabel untuk N=64 dengan signifikansinya 5%. Jadi semua

pertanyaan variabel kualitas pelayanan dapat dikatakan valid.

4.3.3 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan

Tabel 4.6 Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak

R HITUNG R TABEL KETERANGAN


KWP 1 0,638 0,244 VALID
KWP 2 0,497 0,244 VALID
KWP 3 0,485 0,244 VALID
KWP 4 0,569 0,244 VALID
KWP 5 0,367 0,244 VALID
KWP 6 0,467 0,244 VALID
KWP 7 0,271 0,244 VALID
KWP 8 0,346 0,244 VALID
Sumber :output spps 22 2020
Berdasarkan 4.6 menunjukkan bahwa nilai r hitung untuk semua

pertanyaan kepatuhan wajib pajak (Y) telah menunjukkan nilai r hitung >

r tabel. Hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 0,244 yang didapat dari

66
nilai r tabel untuk N=64 dengan signifkansinya 5%. Jadi semua

pertanyaan variabel kepatuhan wajib pajak dapat dikatakan valid.

b.Uji Realiabilitas Data

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2013). Tingkat realibilitas suatu konstruk/variabel dapat dilihat dari hasil

statistik Cronbach Alpha (α) suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2013). Semakin nilai

alpanya mendekati satu maka nilai reliabilitasnya semakin terpercaya.

Tabel 4.7 Uji Reabilitas Data

Variabel Cronbach’s Standar Realiabilitas Keterangan


Al
ph
a
SP (X1) 0,672 0,60 Realiabilitas
KP (X2) 0,680 0,60 Realiabilitas
KWP PBB (Y) 0,690 0,60 Realiabilitas
`Sumber : output spss 22 2020

Berdasarkaan tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha

untuk masing- masing variabel adalah sbb:

a. Variabel kepatuhan wajib Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 0,672,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuisioner variabel

ini realliabilitas karena mempunyai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.

67
b. Variabel sosialisasi perpajakan sebesar 0,680, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pernyataan dalam kuisioner variabel ini realliabilitas karena

mempunyai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.

c. Variabel kualitas pelayanan sebesar 0,690 sosialisasi perpajakan sebesar

0,680 sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuisioner

variabel ini realliabilitas karena mempunyai cronbach’s alpha lebih besar

dari 0,60.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normaalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang

dilakukan dalam suatu penelitian memiliki residual yang berdistribusi normal

atau tidak (Ghozali, 2016). Uji normalitas yang digunakan oleh penulis adalah

uji statistic non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi Kolmogrov-Sminorv dan dibandingkan dengan nilai

alpha 0,05. Berikut ini adalah hasil pengujian Kolmogrov- Sminorv dengan SPSS

(Ghozali, 2016).

Tabel 4.8 Hasil Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
64
a,b
Normal Parameters ,0000000
Std. Deviation 1,37401507
Most Extreme DifferencesAbsolute ,102
Positive ,057

68
Negative -,102
Test Statistic ,102
Asymp. Sig. (2-tailed) ,093c
Sumber : outout spss 22 202

Berdasarkan tabel 4.8 dari hasil menunjukkan nilai signifkan 0,093 > 0,05 atau

diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data diatas

dinyatakan memenuhi distribusi normal.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

2013). Jika terjadi gejala multikolinearitas yang tinggi, standar error

koefisien regresi akan semakin lebar sehingga menyebabkan

kemungkinan terjadi kekeliruan menerima hipotesis yang salah dan

mengolah hipotesis yang benar. Uji asumsi klasik ini dapat dilakukan

dengan jalan mengregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi

antar variabel independen. Untuk mendekteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas maka dilakukan dengan melihat Tolerance Value dan

Variance Inflantion Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

karena VIF = 1/Tolerance Value. Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolineralitas adalah nilai Tolerance Value>

69
0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinearitas

antara variabel independennya (Ghozali, 2013).

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 14,034 5,316 2,640 ,011
TOTALLSP ,332 ,157 ,243 2,119 ,038
,907 1,103
TOTALLKP ,381 ,110 ,395 3,448 ,001
,907 1,103
a. Dependent Variable: TOTAL KWP
Sumber :output spss 22 2020

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji Multikolinearitas diatas diketahui

nilai tolerance dari kedua variabel masing-masing di atas 0,1 sedangkan

nilai VIF dibawah 10 atau kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi pada penelitian ini tidak memiliki masalah

multikolineritas.

4.4.3 Uji Heteroskedastistas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

70
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel

dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :

1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 dan

data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

Gambar 4.10 Normal Probability Plot

Sumber :output spss 22 2020

Berdasarkan gambar pola Scatt rplot di atas terlihat bahwa titik-

titik menyebar secara acak, baik di bagian atas angka 0 atau di bagian

bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y. Selain itu penyebaran

titik-titik data hampir membentuk pola. Hal ini berarti pada model

regresi penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model

71
regresi ini layak dipakai untuk memprediksi tingkat kepatuhan wajib

pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang.

4.5 Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab permasalahan dan pengujian hipotesis yang ada

pada penelitian ini perlu dilakukan analisis statistik terhadap data yang

telah diperoleh. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi

linear berganda menggunakan program SPSS 22 diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 14,034 5,316 2,640 ,011
TOTAL SP ,332 ,157 ,243 2,119 ,038
TOTAL KP ,381 ,110 ,395 3,448 ,001
Sumber: output spss 22 2020

Y = 14,034 + 0,332 X1+0,381 X2 +e

4.5.1 Uji T ( Uji Parsial )

Uji t ini merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara

individu variabel independen yang ada di dalam model terhadap variabel

dependen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen menjelaskan variasi variabel

dependen. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara lansung

72
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penjelasan hasil uji t

untuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan

bangunan di kelurahan Bangka Nekang. Hal ini dilihat dari nilai

signifikansinya sebesar 0,038 lebih kecil dari α= 0,05 dan koefisien regresi

bernilai positif sebesar 2,119, ini berarti hipotesis yang menyatakan sosialisasi

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan

diterima/didukung.

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan

bangunan di kelurahan Bangka Nekang. Hal ini dilihat dari nilai

signifikansinya sebesar 0,001 lebih kecil dari α= 0,05 dan koefisien regresi

bernilai positif sebesar 3,448 ini berarti hipotesis yang menyatakan kualitas

pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi bangunan

diterima/didukung.

4.5.2 Uji Simultan ( F )

1. Uji F Ghozali (2016) digunakan untuk mengetahui apakah model yang

terdiri dari semua variabel independen mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini

digunakan dengan kriteria pengambilan keputusan adalah dengan

73
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.

Apabila nilai F hitung lebih besar dari F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.12 Uji F

ANOVAa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 44,811 2 22,406 11,491 ,000b
Residual 118,939 61 1,950
163,750 63
a. Dependent Variable: TOTAL KWP
b. Predictors: (Constant), TOTALL KP, TOTALL SP
Sumber :output spss 22 2020

Berdasarkan tabel 4.12 hasil diatas pengolahan data menunjukkan

bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 lebih kecil dari 5%. secara

simultan variabel sosialisasi perpajakan dan kualitas pelayanan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan

di kelurahan Bangka Nekang. misalnya dengan melakukan sosialisasi

pajak bumi dan bangunan sehingga wajib pajak dapat mengetahui batas

akhir pembayaran, dan dengan adanya pelayanan yang baik maka wajib

akan senang alasan inilah yang dapat meningkatkan kepatuhan dalam

pembayaran pajak khususnya pajak bumi dan bangunan. Maka hipotesis

yang diambil oleh peneliti adalah Ha diterima/didukung.

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi R2 digunakan untuk melihat seberapa

besar variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen (Ghozali, 2016). Uji koefisien determinasi biasa dilakukan

dengan melihat nilai Adjusted R2 atau R2 pada tabel model Summary

74
hasil pengolahan regresi dengan SPSS. Berikut ini adalah hasil uji

koefisien determinasi pada SPSS:

Tabel 4.13 Uji koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Std. Error of the
R R SquareAdjusted R Square EstimateDurbin-Watson
,523a ,274 ,250 1,396 1,937
a. Predictors: (Constant), TOTALL KP, TOTALL SP
b. Dependent Variable: TOTAL KWP
Sumber :output spss 22 2020

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan hasil uji R2 pada penelitian ini

diperoleh besarnya nilai adjusted R2 adalah 0,250 atau 25,0 %. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan, dan kualitas

pelayanan mampu menjelaskan kepatuhan wajib pajak bumi dan

bangunan di kelurahan Bangka Nekang sebesar 25% dan sisanya 64%-

25,0%=0.48% (48.0) dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Nilai standar eror of the estimate (SEE) sebesar 1,396.

4.6 Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data, maka pembuktian hipotesis dapat

di jelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.14 Pembahasan Hasil Penelitian.

Ha
Hipotesis
sil
Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap Diterima
kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan
Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap Diterima
kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan
Sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan secara simultan Diterima
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

75
bumi dan bangunan

1. Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

dan bangunan

Hasil pengujian hipotesis dengan tingkat nilai signifikan 0,038 < 0,05 untuk

variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak bumi dan bangunan. Hal ini berarti dengan adanya sosialisasi tentang pajak

bumi dan bangunan maka wajib pajak akan mengerti dan paham mengenai

manfaat membayar pajak, peraturan perpajakan, tata cara pemberian sosialisasi

yang mudah dipahami, aparatur pajak yang memberikan peringatan atas jatuh

tempo pembayaran serta ketepatan waktu para wajib pajak dalam membayar

pajak sehingga menimbulkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam

membayar pajak khususnya pajak bumi dan bangunan dikelurahan Bangka

Nekang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vionita

(2018). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan

bangunan

Hasil pengujian hipotesis dengan tingkat nilai signifikan 0,001 < 0,05 untuk

variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

bumi dan bangunan. Apabila kualitas pelayanan yang diberikan oleh fiskus dan

para perangkat desa sangat konsisten dalam artian bahwa pelayanan yang

diberikan tidak mempersulit wajib pajak dan memudahkan dalam melakukan

hubungan komunikasi yang baik, sopan, ramah, memahami kebutuhan wajib

76
pajak. Sehingga alasan ini yang menjadi dasar untuk mendorongnya tingkat

kepatuhan dalam membayar pajak khususnya pajak bumi dan bangunan orang

pribadi dikelurahan Bangka Nekang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susyanti dan Tri Utami (2018). Hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak.

3. Sosialisasi Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan Secara Simultan

Berpengaruh Positif Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan

Bangunan

Sosialisasi tentang pajak, diharapkan pelayanan fiskus maupun para

perangkat desa dapat menyusun rencana kerja dan membuat laporan

kegiatan penyuluhan perpajakan agar wajib pajak bisa mengetahui,

memahami, dan menyadari pentingnya membayar pajak bagi wajib

pajak untuk kemakmuran rakyat. Penelitian mengenai sosialisasi

perpajakan pernah dilakukan oleh vionita (2018). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas

maksudnya pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan

dengan tanggapan yang cepat, kemampuan, kesopanan maka wajib pajak

akan senang dan patuh dalam membayar pajak. Pelayanan yang

dilakukan dengan baik dan sesuai dengan keinginan wajib pajak

contohnya memberikan pelayanan dengan kenyamanan, keramahan, dan

kepastian hukum, kesopanan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak

77
dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Tri Utami (2018) Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

78
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan yaitu

mengenai pengaruh sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di kelurahan Bangka Nekang

periode 2017- 2019 dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

bumi dan bangunan kelurahan Bangka Nekang, dengan adanya sosialisasi

tentang pajak bumi dan bangunan maka wajib pajak akan mengerti dan paham

mengenai manfaat membayar pajak, peraturan perpajakan, tata cara pemberian

sosialisasi yang mudah dipahami, aparatur pajak yang memberikan peringatan

atas jatuh tempo pembayaran serta ketepatan waktu para wajib pajak dalam

membayar pajak sehingga alasan inilah yang akan meningkatnya kepatuhan

dalam membayar pajak.

2. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi

dan bangunan Bangka Nekang. Semakin konsisten pelayanan yang diberikan

dalam artian bahwa pelayanan yang diberikan tidak mempersulit wajib pajak

dan memudahkan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, sopan,

ramah, memahami kebutuhan wajib pajak sehingga alasan inilah yang akan

meningkatnya kepatuhan dalam membayar pajak.

3. Sosialisasi perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan

atau signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di

kelurahan Bangka Nekang

5.2 Saran

79
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan

keterbatasan penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Petugas Pajak Bumi dan Bangunan diharapkan dapat memberikan informasi

lebih lanjut kepada wajib pajak mengenai letak tanah, dan pemanfaatan

tanah/bangunan sehingga mereka dapat memahami dan mengerti hak dan

kewajibannya sebagai wajib pajak bumi dan bangunan.

2. Untuk pihak kelurahan setiap setahun sekali perlu diadakan pendataan bagi

wajib pajak baru tentang kepemilikan tanah dan bangunan agar dapat

diketahui data tentang obyek pajak yang terbaru di kelurahan Bangka

Nekang.

3. Peneliti selanjutnya hendaknya memperluas ruang lingkup penelitian.

Penelitian mungkin dilakukan dalam lingkup wilayah Daerah Kabupaten

Manggarai, sehingga sampel yang diperoleh bisa lebih banyak dan beragam.

4. Untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan penelitian yang mendalam

tentang ketidakpatuhan wajib pajak dengan menambah variabel bebas

selain yang ada dalam penelitian ini seperti tingkat pendapatan ekonomi,

kebijakan administrasi perpajakan, dan lain-lain yang bisa mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak.

5.3 Keterbatasan

Adapun keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat jawaban kuisioner yang tidak konsisten menurut pengamatan

80
Peneliti. Karena responden yang cendrung tidak teliti terhadap pernyataan yang ada

sehingga terjadi tidak konsisten terhadap jawaban kuisioner. Hal ini bisa

diantisipasi peneliti dengan cara mendampingi dan mengawasi responden

dalam memilih jawaban agar responden fokus dalam menjawab pertanyaan

yang ada.

2. Untuk pihak kelurahan dapat mengingat atau menyampaikan surat

pemberitahuan pajak terutang (SPPT) secepat mungkin sebelum melakukan

penagihan pajak, agar wajib pajak dapat menyediakan dana demi kelancaran

dalam membayar pajak bumi dan bangunan.

3. Untuk pihak fiskus sebaiknya mengadakan sosialisasi secara terus- menerus

sebelum menagih pajak 1 tahun sekali dan bekerja sama dengan RT/RW

agar terciptanya kesadaran dan kepatuhan masyarakat akan pentingnya

membayar pajak, dengan begitu maka akan meningkatkan kepatuhan

masyarakat dalam membayar pajak serta meningkatnya realisasi penerimaan

pajak bumi dan bangunan di kelurahan bangka nekang.

DAFTAR PUSTAKA

Arum, 2012.Kesadaran Wajib Pajik, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak


terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan
Usaha dan Pekerjaan Bebas (Studi di Wilayah KPP Pratama Skripsi S1
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

81
Diana, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Bumi
Dan Bangunan Di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Fakultas
Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu.

Ermawati, 2018.Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Kebumen). Jurnal
Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018

Farimah, 2017.Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Kebumen) Jurnal
Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Fikriningrum, 2012 Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan


Kebijakan Pajak Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung

Ghosali, 2013 Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan Pajak , Dan Kualitas


Pelayanan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pajak Bumi Dan Bangunan
Dengan Kesadaran Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Wajib Pajak
Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Sukoharjo

Ghosali, 2016 Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan Pajak , Dan Kualitas


Pelayanan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pajak Bumi Dan Bangunan
Dengan Kesadaran Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Wajib Pajak
Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Sukoharjo

Harefa, 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam


Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Pakpak Bharat Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai
Variabel Moderating

Hariman, 2015.Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan Kebijakan


Pajak Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung. Program Studi Akuntansi

82
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

Hermawan, 2014. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan Kebijakan


Pajak Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung. Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

Jati, 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Wonogiri. Program studi akuntansi
fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah surakarta 2018.

Julianti, 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Pakpak Bharat Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel
Moderating.

Mardiasmo, 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib


Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Wonogiri. Program studi akuntansi
fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah surakarta 2018.

Mardiasmo, 2011 Sosialisasi Pbb Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Di Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud

Madya, 2013. Pengaruh kualitas pelayanan perpajakan terhadap kepatuhanj


wajib pajak badan (Studi pada kantor pelayanan pajak Pajak Madya Malang)

Mardiasmo, 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Pakpak Bharat Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel
Moderating

Nila, 2011. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan Kebijakan Pajak


Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung. Program Studi Akuntansi

83
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

Puspita, 2018 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening (Studi
Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Kebumen) Jurnal
Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Pertiwi, 2016. Pengaruh pemahaman peraturan pajak, penerapan kebijakan


pajak dan kemudahan administrasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
hotel dan restoran di kabupaten badung

Pranadata, 2014. Pengaruh njop, pengetahuan, pelayanan kesadaran dan


pendapatan masyarakat terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan
di kecamatan gunungsitoli utara

Putri, 2017 Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan


Fiskus, dan Tingkat Pemahaman terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pada KPP Pratama Padang. E-Journal.
ejournal.unp.ac.id/students.index. Univ. Negeri Padang, Padang. Diakses 28
Desember 2015. Hal.8.

Ramadhanu, 2019 Pengaruh Sistem E-Billing Dan Kualitas Pelayanan Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol.
1 No. 2 Juli 2019

Rahayu, 2010. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan Kebijakan


Pajak Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung. Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

Resmi, 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang


Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten)
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

84
Robbins, 2014 Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Penerapan Kebijakan
Pajak Dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Badung

Sudrajat, (2015) Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening (Studi
Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Kebumen) Jurnal
Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Sari, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam


Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Pakpak Bharat Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel
Moderating.

Sugiono, 2016. Metodelogi Penelitian penerbit Alfabeta, Bandung

Triutami, 2018.Peran Kepemimpinan, Kualitas Pelayanan Petugas Pemungut


Pajak, Dan Motivasi Wajib Pajak Dalam Kepatuhan Membayar Pajak Bumi
Dan Bangunan1jurnal Kiat Bisnis, 6 (4): 318-345.

Undang-undang No 16 Tahun 2009 pasal 1 tentang pajak


UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU No. 16 Tahun 2009 tentang defenisi pajak

Utomo, 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam


Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Pakpak Bharat Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai
Variabel Moderating.

Widyaningsih,2013.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Wonogiri. Program studi
akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah
surakarta 2018.

85
Wijoyanti, (2010) Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Sanksi Perpajakan,
Dan Kesadaran Wajib Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Purworejo Pada
Tahun 2017 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Wulandari, et.al, (2014).Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama
Kebumen) Jurnal Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Widyowati, (2015). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Kebumen) Jurnal
Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Waluyo, 2011. Pengaruh kualitas pelayanan pajak, sanksi pajak dan kesadaran
wajib pajak terhadap kepatuhan Wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan pada kecamatan selupu rejang

Winerurungan,(2013) Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama
Kebumen) Jurnal Nominal / Volume Vii Nomor 1 / Tahun 2018.

Wardani (2018).Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan


Terhadap Kepatuhan Pelaporan Spt Tahunan Wajib Pajak Badan (Studi
Kasus Pada KPP Pratama Manado Dan KPP Pratama Bitung) Jurnal
EMBA 585 Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 585-592.

Wirenungan, 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan,


Kualitas Pelayanan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Di Samsat Semarang
Program Studi Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

86
Yusuf, 2014 Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan Pajak , Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Tingkat Kepatuhan Pajak Bumi Dan Bangunan Dengan
Kesadaran Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Wajib Pajak Bumi
Dan Bangunan Di Kabupaten Sukoharjo

Yusnindar, 2015 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak,


Norma Sosial, Kepercayaan Pada Pemerintah Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan
Bangunan (Studi Pada Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan Kecamatan
Colomadu Kabupaten Karanganyar)
Lampiran 1

“PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN DI KELURAHAN BANGKA NEKANG”

Pengantar angket ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

judul penelitian skripsi diatas yang dilakukan oleh Anggalina Jemur

dengan NIM. 593.2.12.054, mahasisiwi jurusan Akuntansi S1, Fakultas

Ekonomi STIE Tunas Karya Ruteng. Kuisioner ini digunakan untuk

menguji pengaruh sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan yang terdaftar di kelurahan

Bangka Nekang kecamatan langke rembong.

KUESIONER
A. Berikan tanda Check list (√) untuk setiap jawaban yang menurut
bapak/ibu paling sesuai dengan diri bapak/ibu

Objek pajak bumi bangunan yang dikenakan pajak

1. Bangunan (Rumah)

87
2. Bangunan tempat usaha

3. Tanah

4. kebun

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Sebelum mengisi kuesioner ini, mohon Bapak/Ibu membaca setiap
butir pernyataan dengan cermat.
2. Bapak/Ibu memberi tanda check list (√) pada kolom yang sesuai
dengan pilihan.
3. Untuk setiap butir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih satu
alternatif jawaban.
4. Jika ada kesalahan dalam memilih alternatif jawaban, beritanda
(X) pada kolom yang salah kemudian beritanda chek list (√) pada
kolom yang sesuai.
5. Semua pernyataan yang ada, mohon dijawab tanpa ada satupun
yang terlewat.
keterangan jawaban
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. N : Netral
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju

Sosialisasi Perpajakan

Pernyataan

88
Petugas pajak melakukan sosialisasi pajak dengan
benar

Saya mendapatkan sosialisasi pajak bumi


bangunan melaui berbagai media

Petugas pajak melakukan penyuluhan


secara lansung ke tempat

Saya mendapatkan informasi lebih jelas mengenai


pajak bumi bangunan setelah ikut
sosialisasi dengan petugas pajak (fiskus)
secara lansung

Sosialisasi perpajakan yang diberikan oleh pertugas


adalah pajak bumi bangunan

Sosialisasi perpajakan oleh petugas pajak


mendorong saya dalam mengetahui
manfaat pajak bagi negara

Pemerintah mengadakan sosialisasi pajak dengan


cara pemberian penyuluhan dengan baik

Pemerintah mengadakan sosialisasi melalui surat


edaran

Pemerintah selalu mengingat batas waktu


pembayaran pajak bumi bangunan

89
Kualitas Pelayanan

Pernyataan

Petugas pajak bumi bangunan selalu konsisten


dalam memberikan pelayanan

Petugas pajak bumi bangunan selalu memberikan


pelayanan yang cepat dan akurat

Petugas pajak bumi bangunan selalu disiplin


dalam melayani wajib pajak

Petugas pajak bumi bangunan selalu menjamin


wajib pajak agar terhindar dari risiko
pelayanan yang gagal

Petugas pajak bumi bangunan selalu bersikap


sopan dan ramah dalam melayani wajib
pajak

Petugas pajak bumi bangunan sangat bertanggung


jawab terhadap masalah- masalah yang
dihadapi oleh wajib pajak

Petugas pajak memberikan pelayanan sesuai


dengan prosedur yang telah ditentukan

Petugas pajak mempunyai sikap


empati/kedekatan terhadap
wajib pajak

90
Kepatuhan Wajib Pajak

Pernyataan

Sebagai wajib saya memahami undang –undang


perpajakan

Sebagai wajib pajak saya selalu mengisi formulir


pajak bumi bangunan dengan tepat

Sebagai wajib pajak saya mendaftarkan diri dan


membayar pajak bumi bangunan tepat
waktu

Setelah menerima SPPT pajak bumi bangunan saya


lansung membayar sebelum batas akhir
pembayaran

Saya tidak mempunyai tunggakan / piutang pajak


bumi bangunan

Saya melaksanakan perpajakan merupakan tindakan


sebagai warga negara yang baik

Saya tidak pernah dijatuhi hukuman karena


melakukan tindak pidana dalam perpajakan

Saya selalu memberikan informasi terkait pajak


ketika informasi dibutuhkan oleh petugas
pajak

91
Lampiran 2
A. Skor Butir Uji Kuesioner Variabel Sosialisasi Perpajakan

SOSIALISASI PERPAJAKAN X1

SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 TOTAL SP
3 3 2 3 3 5 3 4 3 29
2 3 4 5 3 4 2 3 3 29
4 3 3 3 3 4 5 3 4 32
3 3 3 3 3 3 4 5 4 31
2 2 5 3 4 5 4 3 3 31
3 4 4 3 4 3 5 3 4 33
2 3 5 4 4 3 5 4 3 33
3 4 4 3 4 4 3 3 3 31
2 3 3 4 5 4 3 4 3 31
2 4 3 5 2 5 4 4 4 33
2 3 4 3 3 3 3 5 4 30
3 2 3 3 4 3 3 5 5 31
4 3 4 4 3 3 4 4 3 32
3 4 3 3 4 4 3 4 4 32
3 3 4 3 5 4 3 3 4 32
2 4 3 5 3 3 3 4 3 30
2 3 4 3 4 3 4 3 4 30
4 3 4 3 4 3 3 4 4 32
3 4 4 3 3 3 5 3 5 33
3 4 3 3 4 4 4 5 3 33
4 4 3 3 3 4 4 3 4 32
3 4 4 3 5 3 4 3 4 33
3 4 3 3 4 4 3 3 4 31
3 4 4 4 3 4 3 3 5 33
3 4 3 3 4 4 3 4 4 32
4 4 3 4 3 4 3 4 3 32
3 4 3 4 3 2 4 3 4 30
3 4 4 3 5 4 3 3 4 33
2 2 2 4 4 4 4 4 3 29
2 4 3 4 3 4 3 5 5 33
4 4 4 4 3 3 3 3 4 32
3 3 3 4 4 3 4 5 3 32
2 4 3 5 4 3 3 5 4 33
4 3 4 4 5 3 3 3 3 32
4 3 3 4 3 4 4 3 5 33
2 3 4 4 5 4 4 5 2 33

92
5 3 3 4 3 3 4 4 4 33
4 3 3 3 4 3 4 4 4 32
2 4 3 4 4 3 3 5 5 33
3 3 4 5 3 5 3 4 3 33
2 3 4 3 5 3 4 4 5 33
3 5 2 3 4 4 3 5 3 32
4 4 4 3 3 5 4 3 3 33
3 3 5 4 3 3 4 4 4 33
3 3 3 5 4 5 3 4 3 33
3 3 4 4 4 3 3 4 5 33
4 3 3 3 5 3 3 3 4 31
3 4 3 4 3 3 3 3 5 31
3 3 4 3 4 3 3 5 3 31
4 3 3 3 4 4 3 5 4 33
4 4 3 5 2 4 3 3 4 32
3 4 3 3 3 3 3 5 3 30
3 3 3 3 4 5 3 3 4 31
4 4 4 4 3 2 5 3 4 33
3 3 3 4 4 5 3 3 4 32
4 3 4 3 3 5 3 3 4 32
3 3 4 3 3 3 4 5 3 31
4 3 4 3 3 4 5 3 4 33
3 3 3 4 3 3 5 4 4 32
3 3 5 3 3 4 3 3 3 30
5 3 3 3 4 3 3 4 3 31
4 3 4 3 4 5 3 3 4 33
4 3 3 3 4 3 3 3 5 31
3 4 4 4 3 4 3 5 3 33

Lampiran 3
B. Skor Butir Uji Kuesioner Variabel Kualitas Pelayanan

KUALITAS PELAYANAN (X2)

93
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 TOTAL KP
2 2 2 5 5 4 4 4 28
5 4 4 4 4 4 5 4 34
3 3 5 5 5 4 4 3 32
4 5 5 4 4 4 4 4 34
4 4 4 4 5 5 4 5 35
5 5 5 5 4 4 4 4 36
5 4 4 5 5 4 4 4 35
5 4 4 5 4 5 4 5 36
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 5 4 5 34
4 5 4 5 5 4 4 5 36
5 4 4 4 5 4 4 5 35
4 4 4 5 5 5 5 5 37
5 4 4 5 4 4 5 4 35
4 5 4 4 4 5 5 5 36
3 5 3 5 2 4 4 5 31
4 5 4 5 4 4 5 5 36
3 5 3 5 2 5 4 5 32
4 4 4 4 5 5 4 5 35
4 5 5 4 4 4 4 5 35
4 4 4 5 5 4 4 5 35
4 4 4 5 4 4 5 5 35
5 4 4 5 5 4 5 5 37
5 5 5 4 5 4 4 5 37
4 4 4 4 4 4 5 5 34
5 5 4 4 5 5 4 5 37
4 5 4 4 5 4 4 5 35
5 4 5 4 5 4 5 5 37
4 4 4 5 4 5 5 4 35
4 4 4 5 5 4 4 5 35
5 4 4 4 5 4 4 5 35
5 5 4 4 5 5 4 5 37
5 4 4 5 5 5 4 5 37
4 4 5 5 5 4 4 5 36
5 4 5 5 4 5 4 5 37
4 4 5 5 5 4 4 4 35
5 5 4 5 4 4 4 5 36
3 4 3 5 5 4 5 4 33
4 4 5 4 5 4 5 5 36
4 4 4 4 5 4 4 5 34
4 4 4 4 4 4 5 5 34

94
4 4 4 4 5 4 5 5 35
5 4 5 4 5 4 4 5 36
4 4 4 5 5 5 4 5 36
4 4 5 5 5 4 5 5 37
4 4 4 5 5 4 5 5 36
4 4 5 4 4 5 5 5 36
5 4 5 4 5 4 5 4 36
4 4 5 2 5 5 5 5 35
5 5 4 5 5 4 4 5 37
4 4 5 3 5 4 5 5 35
5 5 4 4 5 5 4 4 36
5 4 4 5 5 5 4 5 37
4 4 4 4 5 5 5 5 36
4 4 4 4 4 5 5 5 35
4 4 5 4 4 4 5 5 35
5 5 4 5 5 4 4 5 37
5 5 4 4 4 5 5 5 37
4 5 4 4 5 4 5 5 36
4 4 5 5 4 4 5 5 36
5 5 5 4 4 4 4 5 36
4 5 4 5 5 4 4 5 36
5 5 5 5 5 4 4 5 38
5 5 4 4 5 4 4 5 36

Lampiran 4

C. Skor Butir Uji Kuesioner Variabel kepatuhan wajib pajak


KEPATUHAN WAJIB PAJAK

95
KWP 1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5 KWP6 KWP7 KWP8 TOTALKWP

96
4 4 4 4 4 4 5 4 33
5 4 5 5 4 5 5 4 37
3 5 4 4 4 5 5 5 35
4 5 5 5 5 5 5 4 38
4 4 4 5 5 4 5 5 36
3 4 5 5 5 5 5 5 37
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 5 5 5 4 5 39
3 5 4 3 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 4 5 5 39
4 5 4 5 5 5 5 5 38
3 5 4 5 4 4 5 5 35
5 5 5 4 5 4 5 5 38
5 5 3 5 4 5 5 5 37
5 5 5 5 5 4 5 5 39
5 4 5 5 4 5 5 5 38
3 3 5 4 5 4 5 5 34
4 5 5 4 5 4 5 4 36
4 5 5 5 5 4 4 4 36
5 5 5 5 4 5 4 5 38
5 5 4 5 5 5 5 4 38
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
4 5 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 4 5 4 5 5 38
5 5 4 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 4 5 5 5 4 38
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 5 5 5 5 5 5 4 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 4 5 5 5 5 5 38
5 5 5 5 4 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 4 4 5 5 4 37
5 5 5 5 5 5 5 4 39
5 5 5 5 5 4 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40

97
4 5 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 4 5 3 37
5 5 5 5 5 5 5 4 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 4 5 4 4 4 36
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 5 4 5 5 5 4 37
4 4 4 5 5 5 5 5 37
5 4 4 4 5 5 4 4 35
4 4 5 4 5 5 5 5 37
5 5 5 5 5 4 4 5 38
5 5 5 5 5 4 5 5 39
4 5 5 4 5 5 5 5 38
5 5 5 4 5 4 5 5 38
5 4 5 5 5 4 5 5 38
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 5 5 5 4 5 5 4 38
4 5 5 4 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 4 5 4 38
5 5 5 4 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 4 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40

98
Lampiran 5
Dokumentasi

99
100
101
Lampiran.7 Hasil Output SPSS 22- Uji Validitas.

A. Variabel Sosialisasi Perpajakan (X1)

Correlations
SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 TOTAL SP
Pearson Correlation 1 ,000 -,084 -,250* -,162 -,055 ,057 -,307* ,080 ,254
Sig. (2-tailed) 1,000 ,509 ,047 ,200 ,668 ,657 ,014 ,532 ,100
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
*
Pearson Correlation ,000 1 -,176 ,096 -,211 -,080 -,074 -,024 ,095 ,295
Sig. (2-tailed) 1,000 ,164 ,453 ,093 ,532 ,563 ,848 ,457 ,028
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -,084 -,176 1 -,082 ,050 -,084 ,178 -,263* -,086 ,341
Sig. (2-tailed) ,509 ,164 ,521 ,694 ,510 ,160 ,036 ,498 ,055
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,250* ,096 ,082 1 ,325** ,028 ,130 ,082 ,113 ,438
Sig. (2-tailed) ,047 ,453 ,521 ,009 ,829 ,307 ,518 ,375 ,276
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,162 ,211 ,050 ,325** 1 ,071 ,149 ,020 ,077 ,583
Sig. (2-tailed) ,200 ,093 ,694 ,009 ,576 ,239 ,877 ,547 ,512
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,055 ,080 ,084 ,028 ,071 1 ,270* ,177 ,233 ,482
Sig. (2-tailed) ,668 ,532 ,510 ,829 ,576 ,031 ,163 ,064 ,521
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

102
Pearson Correlation ,057 ,074 ,178 -,130 -,149 -,270* 1 ,111 ,046 ,311*
Sig. (2-tailed) ,657 ,563 ,160 ,307 ,239 ,031 ,385 ,719 ,012
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
*
Pearson Correlation ,307 ,024 ,263* ,082 ,020 ,177 ,111 1 ,224 ,551
Sig. (2-tailed) ,014 ,848 ,036 ,518 ,877 ,163 ,385 ,076 ,691
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,080 ,095 -,086 -,113 -,077 -,233 ,046 -,224 1 ,275*
Sig. (2-tailed) ,532 ,457 ,498 ,375 ,547 ,064 ,719 ,076 ,028
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
TOTALLSP
Pearson Correlation ,254 ,296* ,341 ,438 ,583 ,482 ,311* ,551 ,275* 1
Sig. (2-tailed) ,100 ,028 ,055 ,276 ,512 ,521 ,012 ,691 ,028
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran.8 Hasil Output SPSS 22- UjiValiditas.

B. Variabel Kualitas Pelayanan

Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 TOTALLKP
** **
Pearson Correlation 1 ,387 ,377 ,091 ,229 ,055 ,132 ,168 ,746**
Sig. (2-tailed) ,002 ,002 ,476 ,069 ,667 ,297 ,185 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64

103
Pearson Correlation ,387** 1 ,114 ,058 ,234 ,004 ,205 ,310* ,453**
Sig. (2-tailed) ,002 ,371 ,647 ,063 ,977 ,105 ,013 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,377** ,114 1 ,278* ,179 ,150 ,100 ,016 ,514**
Sig. (2-tailed) ,002 ,371 ,026 ,158 ,238 ,431 ,899 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,091 ,058 ,278* 1 ,107 ,152 ,228 ,164 ,413
Sig. (2-tailed) ,476 ,647 ,026 ,400 ,230 ,069 ,195 ,922
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,229 ,234 ,179 ,107 1 -,115 -,079 -,007 ,375**
Sig. (2-tailed) ,069 ,063 ,158 ,400 ,365 ,537 ,959 ,002
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,055 ,004 -,150 -,152 -,115 1 -,009 ,178 ,292
Sig. (2-tailed) ,667 ,977 ,238 ,230 ,365 ,946 ,159 ,129
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,132 ,205 ,100 -,228 -,079 -,009 1 ,049 ,305
Sig. (2-tailed) ,297 ,105 ,431 ,069 ,537 ,946 ,703 ,409
64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation ,168 ,310* ,016 ,164 ,007 ,178 ,049 1 ,452**
Sig. (2-tailed) ,185 ,013 ,899 ,195 ,959 ,159 ,703 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
TOTALLKP
Pearson Correlation ,746** ,453** ,514** ,413 ,375** ,292 ,305 ,452** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,922 ,002 ,129 ,409 ,000

104
64 64 64 64 64 64 64 64 64
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran.9 Hasil Output SPSS 22- Uji Validitas.


C. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Correlations
KWP1 KWP2 KWP3 KWP4 KWP5 KWP6 KWP7 KWP8 TOTALKWP
* * **
KWP1 Pearson Correlation 1 ,292 ,318 ,357 ,109 ,081 ,170 ,114 ,638**
Sig. (2-tailed) ,019 ,010 ,004 ,392 ,523 ,180 ,368 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
*
KWP2 Pearson Correlation ,292 1 ,171 ,148 ,078 ,064 ,114 ,004 ,497**

105
Sig. (2-tailed) ,019 ,178 ,242 ,541 ,614 ,371 ,972 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP3 Pearson Correlation ,318* ,171 1 ,099 ,291* ,067 ,101 ,048 ,485**
Sig. (2-tailed) ,010 ,178 ,437 ,020 ,600 ,427 ,705 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP4 Pearson Correlation ,357** ,148 ,099 1 ,017 ,117 ,072 ,130 ,569**
Sig. (2-tailed) ,004 ,242 ,437 ,896 ,356 ,570 ,307 ,000
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP5 Pearson Correlation ,109 ,078 ,291* ,017 1 -,091 -,067 ,106 ,367**
Sig. (2-tailed) ,392 ,541 ,020 ,896 ,473 ,601 ,405 ,003
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP6 Pearson Correlation ,081 ,064 ,067 ,117 ,091 1 ,003 ,117 ,467**
Sig. (2-tailed) ,523 ,614 ,600 ,356 ,473 ,982 ,356 ,003
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP7 Pearson Correlation -,170 -,114 -,101 -,072 ,067 ,003 1 ,017 ,271
Sig. (2-tailed) ,180 ,371 ,427 ,570 ,601 ,982 ,896 ,579
64 64 64 64 64 64 64 64 64
KWP8 Pearson Correlation -,114 ,004 -,048 ,130 ,106 ,117 ,017 1 ,346**
Sig. (2-tailed) ,368 ,972 ,705 ,307 ,405 ,356 ,896 ,005
64 64 64 64 64 64 64 64 64
TOTALKWP
Pearson Correlation ,638** ,497** ,485** ,569** ,367** ,467** ,271 ,346** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,003 ,579 ,005
64 64 64 64 64 64 64 64 64

106
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

107
Lampiran 10. Hasil Output SPSS 22- UjiReabilitas

A. Variabel Sosialisasi Perpajakan (X1)

Reliability Statistics
a
Cronbach's AlphaN of Items
,672 9

Lampiran 11. Hasil Output SPSS 22- UjiReabilitas


B. Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

Reliability Statistics
Cronbach's AlphaN of Items
690 8

Lampiran 12. Hasil Output SPSS 22- UjiReabilitas


C. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's AlphaN of Items
690 8

108
Lampiran 13.HasilOutput SPSS 22 –One-Kolmogrov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
64
a,b
Normal Parameters ,0000000
Std. Deviation 1,37401507
Most Extreme DifferencesAbsolute ,102
Positive ,057
Negative -,102
Test Statistic ,102
Asymp. Sig. (2-tailed) ,093c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Lampiran 14.Hasil Output SPSS 22- ujiMultikolinearitas.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 14,034 5,316 2,640 ,011
TOTALLSP ,332 ,157 ,243 2,119 ,038 ,907 1,103
TOTALLKP ,381 ,110 ,395 3,448 ,001 ,907 1,103
a. Dependent Variable: TOTALKWP

109
Lampiran 15.Hasil Output SPSS 22- uji Heteroskedastistas

Lampiran 17.Hasil Output SPSS 22- uji Autokorelasi

Model Summaryb
Std. Error of the
R R SquareAdjusted R Square EstimateDurbin-Watson
a
,523 ,274 ,250 1,396 1,937
a. Predictors: (Constant), TOTALL KP, TOTALL SP
b. Dependent Variable: TOTAL KWP

110
Lampiran 18.Hasil Output SPSS 22- uji Analisis Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 14,034 5,316 2,640 ,011
TOTALLSP ,332 ,157 ,243 2,119 ,038
TOTALLKP ,381 ,110 ,395 3,448 ,001
a. Dependent Variable: TOTALKWP

Lampiran 19.Hasil Output SPSS 22- uji Simultan (F)

ANOVAa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 44,811 2 22,406 11,491 ,000b
Residual 118,939 61 1,950
163,750 63
a. Dependent Variable: TOTALKWP
b. Predictors: (Constant), TOTALLKP, TOTALLSP

111
Lampiran 20

i
ii
iii
iv
v
vi
Lampiran 21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Mahasiswa

1. Nama : Anggalina Jemur

2. NIM : 593.2.16.054

3. Tempat/Tanggal Lahir : Golo Tebo, 15 juuli 1997

4. Jurusan/Prodi : Akuntansi perpajakan / Fakultas Ekonomi STIE Karya Ruteng

6. Rumah : Golo Tebo

7. Kos/Sementara : -

8. Telepon/HP : 085205455689

B. Data Orang Tua

1. Nama Bapak dan Ibu

a. Bapak : Damuasus Kantur

b. Pekerjaan : Petani

c. Ibu : Yustina Dangul

d. Pekejaan : Petani

e. Alamat : Golo Tebo

Anggalina Jemur

NIM (593.2.16.054)

vii

Anda mungkin juga menyukai