Anda di halaman 1dari 14

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PENGEMBANGAN

PRODUKTIVITAS JAMBU METE DI DESA ILE PADUNG KECAMATAN


LEWOLEMA KABUPATEN FLORES TIMUR

OLEH
VIKTOR TOLOK HURIT
NIM: 65201150264

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYRAKAT (STPM) SANTA URSULA


ENDE 2020
BAB I

1.1 Latar Belakang

Pengembangan Jambu mente di Indonesia berlangsung sangat cepat pada. Pada


periode 1990-1994 laju pertumbuhannya menduduki urutan ketiga setelah kakao dan
kelapa sawit (Nogoseno 19960) pada tahun 2003, luas area jambu mente telah
mencapai 581.641ha dengan produksi 112.509 ton (Direktorat Jendral Perkebunan
2004). Meskipun luas area terus meningkat produksi jambu mente di Indonesia masih
masih rendah.
Sentra produksi mete Indonesia adalah, Sulawesi Tenggara,Jawa Tengah dan Nusa
Tenggara yang menghasilkan sekitar 80 persen mete Indonesia. Dibeberapa Daerah
penghasil jambu mete, pengembangan produksi jambu mete masih dihadapkan dengan
pada berbagai kendala, kendala tersebuat adalah: 1) Bahan tanaman 2)hama-penyakit
3)manajemen kebun dan 4) lingkungan tumbuhan. Apabila kendala tersebut dapat
diatasi atau setidaknya dikurangi maka produktivitas mete dapat ditingkatkan, agar
produksivitas tanaman jambu mete optimal atau mendekati potensi genetiknya, maka
kondisi lingkungan tumbuhan harus mendukung keluarnya potensi genetic tersebut.
Namun, pengalaman empiris menunjukan hal tersebut sering terabaikan. Program
pengembangan jambu mete umumnya kurang memperhatikan aspek persyaratan
teknis (kondisi lingkungan)sehingga sering berakhir dengan kagagalan, artinya
meskipun tanaman telah memasuki masa produktif, tingkat tingkat produktivitasnya
masih rendah, bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Oleh karena itu, penetapan
lokasi pengembangan atau perluasan areal perlu memperhatikan aspek kesesuaian
lingkungan tumbuh tanaman, khususnya lahan dan iklim (Nairetal. 1979; Abdullah
dan Las 1985)
Salah satu tanaman yang menjadi primadona Masyarakat Desa Ile Padung adalah
Jambu Mete. Kabupaten Flores Timur tepatnya Desa Ile Padung merupakan salah satu
sentra tanaman jambu mete organik terbaik mendapatkan sertifikat organik
internasional dari IMO (institute for marketcologi) bertaraf internasional yang
berkedudukan di swiss. Desa Ile Padung Mempunyai 4 Dusun (Dusun 1, Dusun 2,
Dusun 3 dan Dusun 4) Enambelas RT dan 8 RW yang berbatasan sebelah timur
dengan Desa Sinar Hading dan sebelah barat Desa Lewobele. Pada tahun 2009
produksi Jambu mete mencapai 431.154 kg sedangkan pada tahun 2010 menurun
hingga 423.783 kg salah satu penyebab gagalnya panen di tahun 2010 adalah faktor
cuaca. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian dijual ke pasar lokal dan pedagang
Mete yang dijual masih dalam bentuk gelondongan dengan harga berkisaran antara
12.000 hingga 14.000 per kg. sedangkan biji mete olahan berkisar antar Rp.95.000
hingga 100.000 per kg. dengan harga yang rendah, para petani dan masyarakat sangat
mengharapkan pemerintah berperan serta dalam mengatur dan meningkatkan harga
jual jambu mete.
Keberhasilan kinerja pemerintah dapat dinilai dari pembangunan baik di bidang
ekonomi,politik, dan sosial budaya. Pembangunan merupakan proses multidimensi
yang meliputi pula reorganisasi dan pembaharuan seluruh sistem dan aktivitas
ekonomi sosial dalam mensejaterahkan kehidupan masyarakat (Kamaludin, 1983:9)
Menurut Anwar Prabu, Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya seuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Disimpulkan bahwa kinerja merupakan
suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasi kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahan serta mengengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional.
Potensi yang dimiliki Desa Ilepadung dalam sektor perkebunan seperti; Jambu
mete ini sangat memberikan keuntungan dan menunjang kebutuhan ekonomi
masyarakat Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Pemerintah Desa Dalam
Pengembangan Produktivitas Jambu Mente di Desa Ile Padung Kecamatan
Lewolema Kabupaten Flore Timur”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas diatas maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Bagaimana Kinerja Pemerintahan Desa Dalam
Pengembangan Produktivitas Jambu Mente di Desa Ile Padung Kecamatan
Lewolema Kabupaten Flores Timur?”
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Kinerja Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Produktivitas
Jambu Mente di Desa Ilepadung ,Kecamatan Lewolema,Kabupaten Flores Timur.

1.4 Manfaat Penelitian


a) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini mempunyai manfaat untuk menambah wawasan
pemikiran peneliti dalam studi ilmu pemrintahan khususnya berkaitan
dengan kinerja pemerintah dalam pengembangan produktivitas mete.
b) Bagi Pemerintah Desa
Memberikan masukan dan bahan refrensi kepada pemerintah desa agar
mampu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang
terjadi di Desa

1.5 Ruang Lingkup


Sehingga tidak membias dan lebih terarah dalam penelitian dan pembahasan maka
peneliti lebih fokus pada “kinerja pemerintah Desa dalam Pengembangan
Produktivitas Jambu Mente di Desa Ile Padung,Kecamatan Lewolema,Kabupaten
Flores Timur.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Donald S.Van Meter dan Carl E.Van Horn (1975)
Menurut Meter dan Horn ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi
yakni;
a. Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat terrealisasi.
Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur maka akan terjadi konflik antara para
agen implementasi.
b. Sumber Daya
Implentasi kebijakan perlu di dukung sumber daya yang baik maupun sumber daya
non manusia.
c. Hubungan Antar Organisasi
Dalam banyak program implementasi sebuah program perlu dukungan dan
koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.
d. Karakteristik agen pelaksana
Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi,
norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya
itu akan mempengaruhi implemetasi suatu program.
e. Kondisi sosial,politik,dan ekonomi
Variabel ini mncakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan sejauh karakteristik para partisipan, yakni
mendukung atau menolak bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan
apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,tujuan,misi dan visi
organisasi yang yang tertuang dalam perumusan perencanaan startegi (Strategic
planning) suatu organisasi. (Chabib Soleh Suripto:2011:3)

2.2.2 Pengertian Kinerja Menurut Para Ahli

1) Menurut King dalam Uno


Lamatenggo mengatakan bahwa kinerja adalah aktivitas seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Pemahaman di
atas sesuai dengan pengertian yang di kemukakan Whitmore dalam Uno
dan Lamatenggo, ia menjelaskan sebagai berikut: kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang di tuntut dari seseorang.
2) Menurut Amston dan Baron
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi,kepuasan konsumen.
3) Menurut Dwiyanto
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang amat penting karena dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi itu memenuhi
dalam mencapai misinya informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna
untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang di berikan organisasi itu
memenuhi harapan dan panggilan jasa,dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja dapat dilakukan
secara lebih terarah dan sistemmatis.
(https://www.ayoksinau.com/pengertian-kinerja)
Berdasarkan penjelasan diatas maka kesimpulannya, kinerja adalah
segala kegiatan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok manusia
untuk merefresentasikan tujuan dari individu ataupun kelompok manusia
tersebut

2.2.3 Pemerintahan Desa


Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah desa dan badan pemusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usaul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
kepala desa dan perangkat desa sebagai unsure penyelengara pemerintahan desa.
Dalam menyelenggarakan pemerintah desa, pemerintah desa harus
memperhatikan batas-batas kewenangannya. Dikarenakan hal-hal yang menjadi
kewenangan pemerintah desa sudah ditentukan dalam peraturan pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi tarik ulur atau
kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Desa)
2.2.3.1 Kewenangan Pemerintah Desa
Kewenangan setiap Desa mancakup hal-hal sebagai berikut:
1. Urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
2. Urusan pemerintah yang menjadi kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa. Urusan pemerintah yang dimaksud adalah
urusan pemerintah yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat.
3. Tugas pembantuan dari pemrintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota, yang disertai dengan dukungan pemberdayaan,sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia.
4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang undangan
disertakan kepda desa.

2.2.3.2 Penyelengaraan Pemerintah Desa


2.2.3.2.1 Kepala Desa
Kepala Desa adalah orang yang mengepalai Desa. Kepala Desa
dalam organisasi pemerintahan desa mempunyai kedudukan sebagai pemimpin
pemerintah. Dalam kedudukan ini, kepala desa mempunyai tugas pokok seperti
berikut. Memimpin, mengoordinasikan, dan mengendalikan pemerintah desa
dalam melaksanakan sebagai uruan rumah tangga desa,urusan pemerintahan
umum, pembangunan dan pembinaan masyarakat, serta menjalankan tugas
pembantuan dari pemerintah,pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Wewenang Kepala Desa


1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang
di tetapkan bersama BPD.
2. Mengajukan rencana peraturan desa
3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan persetujuan brsama
BPD.
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai
Anggaran Pendapat dan Belanja Desa (APB DESA). Untuk di bahas dan
di tetapkan bersama BPD.
5. Membina kehidupan masyarakat desa

Kewajiban kepala desa


1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang-
undang dasar Repoblik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan NKRI
2. Meningkatkan kesejatraan masyarakat
3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi
5. Melaksanakn prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari
kolusi, korupsi dan nepotisme.

2.2.3.2.2 Perangkat Desa


1. sekretaris desa
Sekretaris desa adalah pemimpim dari sekretaris desa yang membantu
kepala desa dalam menjalankan tugas,wewenang, dan kewajibann
pimpinanan pemerintah desa. Sekretaris desa di angkat oleh sekretaris
daerah kabupaten/kota atas nama bupati/wali kota.
2. sekertariat desa
Sekertariat desa sebagai unsur staf atau unsure pelayanan terdiri atas
sebanyak banyaknya 6 seperti urusan
pemerintahan,pembangunan,perekonomian, kesejatraan rakyat, keuangan
dan urusan umum. Untuk menyelenggarakan tugas,sekertariat desa
mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Pelaksanakan koordinasi terhadap kegiatan yang di lakukan oleh
perangkat desa.
 Pengumpulan bahan,pengevaluasian data,dan perumusan
program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan
penyelenggaraan tugas umum pemerintah desa,pembangunan,dan
pembinaan kemasyarakatan.
 Pelaksanakan pemantauan terhadap kegiatan penyelenggaraan
tugas umum pemerintah,pembangunan dan pembinaan
masyarakat
 Pelaksanakan pelayanan masyarakat di bidang pemerintah,
perekonomian dan kesejatraan.
 Pelaksanakan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga,
surat menyurat,dan kearsipan, serta member pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah desa.

3. Unsur Pelaksanakan Teknis Lapangan


Unsur pelaksana teknis lapangan adalah unsur pembantu kepala desa yang
melaksanakan urusan-urusan teknis di lapangan dan di atur lebih lanjut oleh
kepalah desa sesuai dengan asal usul desa.
4.unsur kewilayaan
Unsur kewilayaan ataununsur pembantu kepala desa di wilaya kerja,
mempunyai fungsi membantu kepala desa dalam melaksanakan sebagian tugas
kepala desa di wilayanya masing-masing di bidang pemerintahan pembangunan
dan pembinaan masyarakat.

2.2.3.2.3 Badan Permusyawaratan Desa ( BPD)


Badan Permusyawaratan Desa(BPD) berpendudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintah desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk serta
bersangkutan berdasarkan perwakilan wilaya yang di tetapkan dengan cara
musyawaran dan mufakat.

2.2.3.2.4 Lembaga Kemasyarakatan


Di desa dapat di bentuk lembaga kemasyarakatan atau yang di sebut
dengan nama lain, yaitu lembaga yang di bentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat. Tugas lembaga kemasyarakatan sebagai berikut:
 Menyusun rancangan pembangunan secara partisipatif
 Melaksanakan, mengendaliakan memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipatif
 Menggerakan dan mengembangkan partisipasi,gotong royong, dan
swadaya masyarakat
 Menumbuhkembangkan kondidi dinamis masyarakat dalam rangka
memperdayakan masyarakat.

2.2.4 Mente (Jambu Mete/Anacardium occidentale)


Adalah sejenis tanaman dari suku Anacardianceae yang berasal dari Brasil
dan memiliki buah yang dapat dimakan. Yang lebih di kenal dari jambu mete
adalah kacang mede, atau kacang mete bijinya biasa dikeringkan dan digoreng
untuk dijadikan berbagai penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali
bukan anggota jambu jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae)
melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (Anacardiaceae)
Mete merupakan biji yang memiliki karakteristik dengan bentuk melengkung dan
dapat dimakan. Biji jambu mete tinggi akan kandungan minyak dan rasa yabg
khas, serta kaya akan kandungan protein yang berkualitas premium. Biji mete ini
banyak di konsumsi sebagai makanan, baik dikonsumsi secara langsung maupun
diaplikasikan dengan produk makanan lainnya.
Disamping bagian biji dari tanaman mete merupakan bagian yang banyak
digunakan serta dikonsumsi,tanaman ini menghasilkan kayu yang berguna dalam
ekonomi lokal untuk barang-barang praktis seperti karang dan arang.Tanaman ini
dapat tumbuh hingga 12 meter di tanah subur dengan temperature yang cukup
hangat yaitu sekitar 25-40 C.penanampan pohon dilakukan dengan jarak sekitar 10
meter antar pohon, serta dilakukan pada tanah yang memiliki banyak kandungan
pasir.
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini peneliti akan mejelaskan beberapa hal diantaranya;


Jenis penelitian,populasi,pengambilan data

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif dan menggunakan


data primer dan sekunder untuk menjelaskan secara deskriptif tentang kendala-
kendala yang dihadapi pemerintah desa dalam pengembangan produktivitas jambu
mete di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur.

3.2 Unit analisa

Yang menjadi unit analisa penelitian ini petani jambu mete, sebanyak 10 petani
yang memiliki luas lahan 0,5 Ha di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema,
Kabupaten Flores Timur.

3.3 Teknik pengambilan Data

Dalam merampung penelitian teknik pengambilan data melalui


observasi,wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh informasi. Berikut inin
peneliti uraikan satu persatu

3.4.1 Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab langsung dengan


narasumber untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fokus
penelitian.
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mencatat atau menyalin
dokumen,arsip dan data yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam
penelitian (Dr. Deddy Mulyana, M.A.2003:175,180,195)

3.4.3 Observasi
Observasi adalah, kegiatan pengamatan secara langsung dan tentang prilaku
individu atau kondisi sebenarnya dalam keadaan tertentu. (Baswori, dan
Koestoro, Budi. 2006;122) peneliti melakukan pengamatan langsung di lokasi
kebun mete Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur.

3.4 Skema data

No Topik Data Set Sumber data Teknik


Pengumpula
n Data
1 Profil Desa Ile 1. Sejarah Kantor Desa Dokumntasi
Padung 2. Keadaan Ile Padung
Geografis
 Luas
 Batas
wilayah
3. Keadaan
Topografi
 Jenis
lahan
4. Keadaan
Penduduk
 Jenis
kelamin
 Usia
 Pendidi
kan
 Pekerjaa
n
 Agama
5. Keadaan Sosial
Ekonomi
6. Keadaan Sosial
Budaya

2. Kinerja a.) Perencanaan Narasumber Wawanca


Pemerintah *Sumber dana ra
Desa *Musyawarah
pengembangan bersama
produktivitas masyarakat
jambu mete di *Pembentukan
Desa Ile Padung TPK
Kecamatan b.) Pelaksanaan
Lewolema *Melibatkan
Kabupaten masyarakat dan Tim
Flores Timur pelaksana Kegiatan
c.)Monitoring
*Melakukan
pengawasan
secara bersama
*Melakukan
perbaikan dan
pemeliharaan
bersama
d.)Evaluasi
*Masyarakat
ikut terlibat
dalam evaluasi
akhir sebuah
kegiatan

3. Faktor  Tingkat partisipasi Narasumber Wawanca


Penunjang dan  Kondisi Geografis ra
kendala

3.5 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data
kualitatif. Dalam hal ini data kualitatif diperoleh dari wawancara dikumpulkan dan
akan diklasifikasikan ke dalam jenis dan tema yang sama kemudian peneliti
menghubungkan suatu tema dengan menggunakan teori yang sudah ditentukan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan akhir.

3.6 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten
Flores Timur.

3.7 Waktu Penelitian


Dilaksanakan pada tanggal 15 oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai