Anda di halaman 1dari 77

PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR INPRES ENDE 13
TAHUN AJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Persaratan guna Memperoleh Gelar


Serjanah Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH

YOHANES VENANSIUS KAMIS


NIM 2015270505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2020

i
ii
iii
iv
v
MOTTO

“MELANGKAH ADALAH

KUNCI UTAMA DALAM MENGGAPAI

CITA-CITA”

(AVEN)

vi
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehaditat Tuhan yang Mahakuasa serta dengan

hati yang ikhlas skripsi ini penilis persembahkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan kehidupan


2. Kedua orang tuaku tercinta, bapak Vinsensius Ndala dan mama

Anastasia Pandil yang selalu mendidik, membimbing, membesarkan,

dan membiayaku dengan penuh kasih sayang sehingga dapat

menyelesaikan studi ini dan selalu setia menantikan keberhasilanku.


3. yang tersayang bapak Vitalis Tatong, mama Maria Fransiska Mendang,

kaka Damianus Ndala dan kaka Eni, adik Erno, adik Tiara, seluruh

keluarga besar Mbong Bezi yang selalu memberi dukungan,

pengorbanan dan kasih saying untuk saya.


4. Untuk kakak-kakak tercinta Dani Ndala, Eni lago, yang telah bersedia

memberi dukungan serta motivasi terbaik untuk saya.


5. Untuk adik-adik tercinta Resti, Marlen, Asti, Lista, Emil, Erno, Eros,

Firno, Tiara, Lani, Geri yang selalu kukenang setiap saat.


6. Untuk keluarga besar Mbaru Meze tercinta yang dengan caranya

masing-masing memberikan motivasi dan dukungan dalam

menyelesaikan Pendidikan di Universitas Flores


7. Untuk bapa Bernadus Bato dan mama Bernadeta yang selalu

memberikan saran dan motivasi terbaik untuk saya.


8. Sahabat-sahabat tercinta Alin, Nora Sari, Bayor, Edwin, Jansen, Nalty,

Ocyk, Sary, Nety, An, Vanny, Mega, Oan, Sam, dan keluarga besar

bapak bernadus yang selalu setia mendukung dengan caranya masing-

masing.
9. Sahabat seperjuangan PGSD B 2015
10. keluarga besar PMKRI Cabang Ende Santo Yohanes Don Bosco.

vii
11. Almamater Tercinta Universitas Flores
12. Agama, Bangsa, dan Negara.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Model Value Clarification Technique Dengan Bantuan Media
Microsoft Office Powerpoint Dalam Meningkatkan Perestasi Belajar

viii
Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VISekolah Dasar Inpres
Ende 13”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mendapat

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Universitas Flores.


2. Rektor dan Wakil Rektor Universitas Flores beserta Staf yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan di Universitas Flores


3. Dekan dan Para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Flores


4. Bapak Feix Welu, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar


5. Bapak Agustinus F. Paskalino Dadi, S.Fil.,M.Hum sebagai

pembimbing I dan Ibu Chatarina Novianti, S.Psi.,M.Pd sebagai

pembimbing II yang selalu sabar, ikhlas, dan bijaksana dalam

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.


7. Kepala sekolah, Bapak dan Ibu guru serta peserta didik SDI Ende 13

yang telah memberikan izin dan membantu dalam melaksanakan

penelitian.
8. keluarga besar PMKRI Cabang Ende Santo Yohanes Don Bosco.
9. Rekan-rekan seperjuangan

ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan

tulisan ini, penulis terima dengan senang hati.

Ende, Januari 2020

Penulis

ABSTRAK

Yohanes Venansius Kamis : Penerapan Model Pemblajaran Value Clarification


Technique Dengan Bantuan Media Microsoft Office Powerpoint Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SDI Ende 13
Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende. Skripsi Ende : Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Flores. 2020

x
/Model pembelajaran merupakan suatu faktor yang sangat dibutukan
dalam proses pembelajaran, jadi seorang guru dalam memaparkan materi harus
menggunakan model yang pas sesuai dengan materi agar muda dipahami oleh
siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti ingin
meneliti tentang pengaruh penerapan model value clarification technique
denganbantuan media Microsoft office powerpoint dalam meningkatkan prestasi
belajar PKn pada siswa kelas VI SDI Ende 13 Kecamatan Ende Tengah
Kabupaten Ende berdasarkan peryataan di atas maka dapat dirumuskan rumusan
masalah yang akan diteliti : Bagaimana pengaruh penerapan model value
clarification technique dengan bantuan media Microsoft office powerpoint dalam
meningkatkan prestsi belajar pada siswa kelas VI SDI Ende 13 Kecamatan Ende
Tengah Kabupaten Ende? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : untuk
mengetahui sejauh mana pengaru penerapan model value calarification technique
dengan bantuan media Microsoft office powerpoint dalam meningkatkan prestasi
belajar PKn pada siswa kelas VI SDI Ende 13 Kecamatan Ende Tengah
Kabupaten Ende.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berupa observasi,
dokumentasi (foto). Sampel penelitian ini adalah pasarta didik SDI Ende 13 yang
berjumlah 24 orang peneliti anini dilakukan mengunaka model pembelajaran
value clarification technique dengan bantuan media Microsoft office powerpoint
dalam meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VI SDI Ende 13.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :penerapan model
pembelajaran value clarification technique terlaksana dengan baik. Perbandingan
prestasi beljar PKn materi nilai-nilai pancasila menunjukan bahwa pada siklus I
rata-rata yang dicapai 73,5 dengan persentase ketuntasan 52,73% dan pada siklus
II meningkat dengan nilai rata-rata 83,13 dengan persentase 91,66%. Dengan hasil
rata-rata yang ada dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran value
clarification technique dengan bantuan media Microsoft office powerpoint dalam
meningkatkan pretasi belajar PKn pada siswa kelas VI SDI Ende 13 berhasil.

Kata Kunci : Value Clarification Technique, Mirosoft Office Powerpoint,


Prestasi Belajar PKn

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

xi
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

LEMBAR PLAGIASI............................................................................................v

MOTO ...................................................................................................................vi

PERSEBAHAN....................................................................................................vii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

ABSTRAK.............................................................................................................xi

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABLE.................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

Halaman
B. Fokus Penelitian..........................................................................................6
C. Rumusan Masalah.......................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................7
E. Manfaat Penelitian......................................................................................7
F. Definisi Operasional Judul..........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

xii
A. Kajian Teori..................................................................................................9
1. Model Value Clarificatiaon Technique...............................................9
2. Prestasi Belajar..................................................................................14
B. Penelitian Relevan......................................................................................17
C. Kerangka Berpikir......................................................................................19
D. Hiipotesis Tindakan....................................................................................21

BAB III MMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...........................................................................................22
1. Jenis Penelitian...............................................................................22
2. Pendekatan Penelitian....................................................................22
B. Prosedur Penelitian.....................................................................................22
C. Seting Penelitian.........................................................................................27
D. Subyek Penelitian.......................................................................................27

Halaman
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................27
F. Teknik Analisis Data..................................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Lokasi Penelitian........................................................................................32
1. Sejara Sekolah................................................................................32
2. Kedaan Guru Dan Siswa............................................................... 34
3. Keadaan Sarana Dan Prasarana......................................................36
B. Hasil Penelitian.........................................................................................37
C. Pembahasan Penelitian...............................................................................57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................62
B. Saran...........................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Patokan Penilaian Aktivitas Belajar Siswa.............................................................29


2.2. Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................................................31
4.1 Nama Kepala Sekolah SD Inpres Ende 13 dan Tahun Menjabat..................33
4.2 Keadaan Guru, Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
Dari Jenjang Pendidikan, Statsus Guru Bidang Studi..................................35
4.3 Keadaan Sarana Dan Perasarana SD Inpres Ende 13...................................36
4.4 Daftar nilai ulangan peserta didikkelas VI SDI Ende 13............................. 38
4.5 Data Prestasi Belajar....................................................................................43
4.6 Data Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I.......................................................44
4.7 Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I................................................45
4.8 Data Nilai Hasil Tes Formatif II...................................................................52
4.9 Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II.............................................53
4.10 Data Hasil Obsevasi Aktivitas Belajar Siswa.............................................55
4.11 Hasil observasia ktivitas siswa....................................................................59

DAFTAR GAMBAR

xiv
Halaman

2.1. Kerangka Berpikir...........................................................................................20

3.1 Prosedur Penelitian...........................................................................................23

4.1 Hasil ulangan awal...........................................................................................39

4.2 Presentase ketuntasan klasikal........................................................................39

4.3 Diagram tes formatif siklus I............................................................................44

4.4 Diagram keaktifan belajar siswa siklus I.........................................................47

4.5 Tes Formatif Siklus II.......................................................................................54

4.6 Keaktifan Belajar Siswa...................................................................................56

4.7 Hasil observasi aktifitas siswa.........................................................................60

4.8 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata...........................................................................60

4.9 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Klasikal...................................................61

DAFTAR LAMPIRAN

xv
Lampiran 1 silabus

Lampiran 2 RPP Siklus 1

Lampiran 3 RPP Siklus 2

Lampiran 4 LKS Siklus 1

Lampiran 5 LKS Siklus 2

Lampiran 6 Kunci Jawaban siklus 1

Lampiran 7 kunci jawaban siklus 2

Lampiran 8 Format Penilaian siklus 1

Lampiran 9 Format penilaian siklus 2

Lampiran 10 Jawaban Siswa siklus 1

Lampiran 11 Jawaban Siswa siklus 2

Lampiran 12 Nilai Ulangan

Lampiran 13 Soal Tes Formatif siklus 1

Lampiran 14 Soal Tes Formatif siklus 2

Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Formatif siklus 1

Lampiran 16 Kunci Jawaban Tes Formatif siklus 2

Lampirn 17 Format Penilaian Tes Formatif siklus 1

Lampirn 18 Format Pe

xvi
nilaian Tes Formatif siklus 2

Lampiran 19 Jawaban Tes Formatif siklus 1

Lampiran 20 Jawaban Tes Formatif siklus 2

Lampiran 21 lembaran observasi siklus 1

Lampiran 22 lembaran observasi siklus 2

Lampiran 23 Materi

Lampiran 24 Dokumentasi

Lampiran 25 Surat-Surat

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu dasar dalam mencetak manusia yang bermutudiera globalisasi

seperti sekarang ini merupakan defenisi dari pendidikan. Sebagai negara

berkembang, maka hal inimenjadikan pendidikan sebagai dasar dalam

membangun bangsa. Pendidikan dikatakan sebagai dasar karena negara

Indonesia mambutuhkan para generasi yang berprestasi dalam bidangnya.

Pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea ke-4 menjelaskan mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah tujuan utama bangsa Indonesia. Disini diungkapkan

bahwa bukan hanya kecerdasan secara moral saja yang harus ditanamkan.

Undang Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 3

menyatakan bahwa untuk mengembangkan potensi siswa menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokrasi

dan tanggung jawab. Disini diungkapkan bahwa bukan hanya kecerdasan

secara moral saja yang harus ditanamkan akan tetapi masih banyak lagi nilai

yang harus dikembangkan. (https://Id.m Wikepedia.org.)

Berdasarkan pendapat paraahli diatas maka peneliti menyimpulkan

pendidikan adalah fundasi awal dalam mencerdaskan kehidupan bangsa oleh

karena itu pendidikan sangat penting dan harus ditingkatkan mutu pendidikan

sesuai dengan perkembangan globalisasi seperti sekarang ini.

Tugas dari pendidikan adalah membentuk warga masyarakat dengan

baik. Untuk menempu tujuan tersebut untuk menjadikan warga negara yang

1
baik maka sala satu hal yang dilakukan adalah dengan menempu jenjang

pendidikan dala hal ini adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana

membentuk warga masyarakat menjadi baik sehingga mampu bersaing di era

global pada saat ini terutama mereka yang mengikuti pendidikan (sekolah).

Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan sekolah dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi (Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003

pasal 14). Hal ini yang menjadi dasar utama pendidikan adalah sekolah dasar.

Sekolah dasar merupakan titik awal pendidikan formal di Indonesia yang

menjadi dasar pengetahuan dalam menempu pendidikan selanjutnya (Yuliasari,

2013). Untuk mendukung proses pendidikan maka harus dibutuhkannya hal

pendukung dalam hal ini adalah sarana dan prasarana. Satuan pendidikan baik

itu formal maupun non formal harus menyediakan sarana dan prasarana untuk

memenuhi keperluanpendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan siswa. Perkembangan yang harus dikembangkan adalah potensi

fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kewajiban siswa, Undang-

Undang Nomor.20 Tahun 2003 pasal 45 ayat 1.

Pendapat para ahli diatas maka peneliti menyimpulkan Tugas pokok guru

sebagai pendidik selain pengajar adalah mengarahkan siswa agar dapat

memahami secara benar tentang apayang diajarkan menggunakan disin-disi

metode dan model baru yang sesuai dengan perkembangan zaman agar dapat

memudakan peserta didik untuk mengerti dan memahami apa yang diajarkan

oleh guru.

2
Siswa diharapkan mampu menjadi generasi penerus bangsa yang

bermoral dan berbudi luhur.Siswaharus memiliki kecerdasan moral yang baik

sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral dan berbudi pekerti

luhur.Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari tentang hal-hal yang

berhubungan dengan etika dan bertindak sesuai keyakinan, artinya siswa sudah

memahami moral dan menerapkannya dalam kehidupannya.

Berdasarkan pernyataan diatas salah satu mata pelajaran yang membahas

tentang moral dan nilai baik adalah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan

kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang sikap

baik yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia.

Menurut Samsuri (2011:28) pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan

sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang

memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk

berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya. Pendidikan kewarganegaran juga

dapat diartikan sebagai usaha untuk membekali peserta didikdengan

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga

negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara. (Somantri, 2001: 154)

Berdasarkan pendapa para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu matapelajaran yang merupakan

suatu rangkaian proses untuk mengarakan peserta didik menjadi warga yang

3
berkarakter bangsa , cerdas, terampil, dan bertanggungjawab sehingga dapat

berperan aktif dalam masyarakat sesuai ketentuan pancasila dan UUD 1945.

Masalah umum berkaitan dengan pembelajaran Kewarganegaraan (PKn)

ialah penggunaan metode dan model pembelajaran. Guru masi kurang

memperhatikan lingkungan sebagai sumber belajar, guru belum mengaitkannya

dengan kehidupan siswa.

Dalam meyingkapi hai ini sebagai seorang guru harus mampu

membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik. Oleh karena itu hal yang

dilakukan guru dalam pembelajaran adalah dengan memilih dan menggunakan

model dan metode sehingga membuat siswa lebih mudah mengerti serta

memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan pra pengamatan yang saya

lakukan selama peraktek pegalaman lapangan di Sekilah Dasar InpresEnde 13

anak-anak masih mengalami kesulitan dalam memahami tentang nilai hal ini

dilihat dari tingka laku yang sering dilakukan oleh siswa di sekolah, masalah

yang terjadi demikian teryata karena siswa belum memahami nilai yang

diajarkan guru.

Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran nilai yang diterapkan di

Sekolah Dasar Inpres Ende 13 belum maksimal. Hal ini dibuktikan dari nilai-

nilai yang diperoleh siswa saat ulangan harian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

model dan metode yang digunakan dalam peroses pembelajaran belum

mempengaruhi siswa dalam memahami nilai yang berlaku.

Dari masalah yang ditemukan di lapangan maka model value

clarificatiaon technique merupakan model yang cocok dengan proses

4
pembelajaran nilai yang dipelajari dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Dengan menerapkan model pembelajaran value

clarificatiaon technique, guru dapat mengetahui tingkat kesadaran siswa

tentang nilai-nilai moral yang memiliki beberapa keunggulan. Adapun tujuan

penggunaan model value clarificatiaon technique dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mengukur tingkat kesadaran siswa tentang

suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijak

menentukan nilai yang dicapai.


2. Menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki

baik kemampuan sifat yang positif maupun negatif untuk

selanjutnya ditanamkan kearah peningkatan dan pencapaian

target nilai.
3. Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara

yang rasional (logis) dan diterima siswa, sehingga pada

akhirnya nilai tersebutakan menjadi milik siswa sebagai

kesadaran moral bukan kewajiban moral.


4. Melati siswa menerima, menilai dirinya dan posisi nilai orang

lain, menerima dan mengambil keputusan terhadapsesuatu

persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan

kehidupan sehari-hari, Taniredja, dkk.(2012: 88).

Berdasarkan uraian tersebut, saya mencoba menerapkan model value

clarification technique sehingga membuat pembelajaran lebih efektif bagi

siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

5
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul“Penerapan Model Value Clarification

Technique Dalam Meningkatkan Perestasi Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Inpres Ende 13”

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berterfokus pada peningkatan prestasi belajar

Pendidikan Kewarganegaraan Tema 1 Selamatkan Makluk Hidup subtema 1

Tumbuhan Sumber Kehidupan pembelajaran 2 pada siswa kelas VI Sekolah

Dasar Inpres Ende 13.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ada peningkatan prestasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Inpres Ende 13

setelah diterapkan model value clarification technique?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki beberapa

tujuan sebagai berikut:

6
1. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar

Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar

Inpres Ende 13 setelah diterapkan model value clarification technique.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

dibawah ini antara lain:

1. Guru wali kelas


Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk

mengembangkan potensinya dalam mengelola peroses penerapan

model value clarification technique dalam meningkatkan prestasi

belajarPendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VI Sekolah

Dasar inpres Ende 13.


2. Siswa
Dengan menerapkan konsep model model value clarification

technique dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar

khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


3. Sekolah
Sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam meningkatkan

kualitas prestasi belajar khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan sehingga secara langsung dapat meningkatkan

kualitas pendidikan dan output sekolah.

F. Definisi Operasional Judul

1. Model pembelajaran value clarification technique merupakan

model pembelajaran yang menitik beratkan pada pembinaan nilai.

Nilai disini pengukurannya pada tingkah laku, keindahan, dan

7
efisiensi yang sepatutnya dijalankan dan dipertahankan. Langkah-

langkah yang diterapkan adalah sebagai berikut :


a) Membagi siswa dalam 5 kelompok,empat kelompok 5 siswa

dan satu kelompok 4 siswa


b) pelontran media/stimulus,
c) memilih(choosing),
d) menghargai (prizing),
e) Bertindak (acting)
f) penekanan nilai,
g) refleksi dan
h) kesimpulan
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah keberhasilan belajar atau kemampuan

siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai bobot yang dicapai

dan dibuktikan dalam bentuk nilai.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Pembahasan mengenai berbagai teori yang melandasi penelitian ini

diantaranya yaitu teori tentang value clarificatiaon technique, dan prestasi belajar.

penjelasan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Model Value Clarificatiaon Technique


a. Pengertian

Model value clarificatiaon technique adalah suatu metode

pembelajaran yang digunakan guru untuk membantu peserta didik

mencari dan menemukan suatu nilai yang dianggap baik untuk

8
mengatasi suatu permasalahan. Model value clarificatiaon

technique juga memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui kesadaran

siswa tentang suatu nilai dan mengambil keputusan mengenai

permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari,

Wina (2010: 283). Sanjaya dalam taniredja,dkk( 2015: 87-88)

teknik mengklasifikasi nilai (value clarificatiaon technique)

merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam

mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam

menghadapi suatu persoalan meleluia proses analisis nilaiyang

sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.

b. Tujuan Model Pembelajaran Value Clarificatiaon Technique

Sebagai satu model dalam pembelajaran sikap melakukan

peroses penanaman nilai melalui peroses analisis nilai yang sudah

ada sebelumnya pada diri siswa untuk kemudian diselaraskan

dengan nilai-nilai baru yang ditanamkan pada diri siswa. Menurut

Hall (Adisusilo, 2013: 145), model value clarificatiaon technique

mampu mengantar peserta didikmempunyai keterampilan atau

kemampuan menentukan nilai-nilai hidup yang sesuai dengan

tujuan hidupnya dan mengintermilisalikannya sehingga nilai-nilai

menjadi pedoman dalam bertingkah laku atau bersikap.

9
Lebih lanjut, Taniredja, dkk. (2012: 88) mengemukakan bahwa

tujuan penggunaan dari model value clarificatiaon technique dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mengukur tingkat kesadaran siswa tentang

suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijak

menentukan nilai yang dicapai.


2. Menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang

dimiliki baik kemampuan sifat yang positif maupun negatif

untuk selanjutnya ditanamkan kearah peningkatan dan

pencapaian target nilai.


3. Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara

yang rasional (logis) dan diterima siswa, sehingga pada

akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa sebagai

kesadaran moral bukan kewajiban moral.


4. Melati siswa menerima, menilai dirinya dan posisi nilai

orang lain, menerima dan mengambil keputusan

terhadapsesuatu persoalan yang berhubungan dengan

pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.


c. Langkah-Langkah Pembelajaran value clarificatiaon technique

Langkah-langkah (Sintaks) Model VCT dimulai dari

1) pelontran media/stimulus,
2) memilih (choosing),
3) menghargai (prizing),
4) Bertindak (acting)
5) penekanan nilai,
6) refleksi dan
7) kesimpulan

10
Sedangkan untuk model pembelajaran value clarificatiaon

technique analisis nilai penerapan lankah-langkah dalam kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut:


1. Guru membegikan siswa kedalam 5 kelompok 4 kelompok

terdiri dari 5 siswa dan satu kelompok terdiri dari 4 siswa.


2. Guru melontarkan stimulus dengan cara menampilkan

film.
3. Memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk

berpikir atau berdialok sesama teman sehubung dengan

film yng diputar tadi tadi.


4. Melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyan guru

yang dibuat dalam bentuk LKS secara kelompok.


5. Pembahasan hasil kerja siswa atau pembuktian argumen.

Pada fase ini sudah ditanamkan target nilai dan konsep

sesuai materi pembelajaran.


6. Menyimpulkan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan menerapkan langkah

langkah model pembelajaran value clarificatiaon technique analisis

nilai seperti yang dijelaskan oleh Winata karena lebih muda

diterapkan untuk diterapkan dan sesuai dengan pengertian tentang

analisis nilai menurut Taniredja. Dengan demikian, dalam

penerapan model pembelajaran value clarificatiaon technique perlu

memperhatikan langkah-langkah tersebut.

d. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Value Clarificatiaon

Technique

11
Menurut Hall (Adisusilo, 2013: 145), model value

clarificatiaon technique mampu mengantar peserta

didikmempunyai keterampilan atau kemampuan menentukan nilai-

nilai hidup yang sesuai dengan tujuan hidupnya dan

mengintermilisalikannya sehingga nilai-nilai menjadi pedoman

dalam bertingkah laku atau bersikap.

Menurut Djhiri (Taniredja, dkk., 2012:91) model pembelajaran

value clarificatiaon technique memiliki kelebihan dalam

pembelajaran, yaitu:

1. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah

internal side.
2. Mampu mengkalasifikasi atau menggali dan mengungkapkan

isi pesan materi yang disampaikan, selanjutnya akan

memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna/pesan

nilai/moral.
3. Mampu mengkalarifikasi dan menilai kualitas nilai moral dari

siswa, melihat nilai pada orang lain, dan memahami nilai

moral yang ada dalam kehidupan nyata.


4. Mampu mengundang, melibatkan membina dan

mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan

potensi sikap.
5. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari

berbagai kehidupan.
6. Mampu menangkal, meniadakan, menginterfensi dan

memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral

yang ada dalam diri sese orang.

12
7. Memberi gambaran nilai moral yang patut diterima dan

menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral

tinggi.

Sementara kelemahan dari penerapan model pembelajaran ini

menurut Taniredja, dkk. (2012:91) adalah sebagai berikut:

1. Apabila guru tidak memiliki kemampuan melibatkan siswa

dengan keterbukaan, saling pengertian, dan penuh

kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau

imitasi/ palsu. Siswa akan menjadi siswa yang sangat baik,

ideal, patuh dan penurut, namun hanya bertujuan

menyenangkan guru atau memper oleh nilai yang baik.


2. Sistem nilai yang dimiliki dan tertanam pada guru, siswa, dan

masyarakat yang kurang atau tidak baku dapat mengganggu

tercipta target nilai yang ingin dicapai.


3. Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar,

terutama memerlukan kemampuan atau keterampilan

bertanya kingkat tinggi yang mampu mengungkap dan

menggali nilai yang ada dalam diri siswa.


4. Memerlukan kreatifitas guru dalam menggunakan media

yang tersedia di lingkungan, terutama yang aktual dan faktual

sahingga dekat sehari-hari siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

model pembelajaran value clarificatiaon technique sangat cocok

untuk diterapkan dalam pembelajaran tematik guna tercapainya

tujuan pembelajaran atau penanaman nilai dan sikap pada diri

13
siswa karena mampu memberikan pengalaman belajar dalam

berbagai kehidupan. Namun guru perlu memaksimalkan

kemampuan dan kreativitasnya dalam menggunakan media

dilingkungan sekitar, agar siswa dekat dengan kehidupan sehari-

hari.

2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk

memperoleh keterampilan dan kemampuan sehingga ilmu pengetahuannya

bertambah. Untuk mengetahui bahwa belajar itu berhasil membuat

seseorang memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuaan itu dilihat

dari preatasi yang dimiliki siswa atau peserta didik tersebut. Dengan

prestasi belajar maka dapat diketahui taraf kemampuan siswa dalam

menguasai materi yang telah diberikan selama proses belajar mengajar.


Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial

dalan sejarah kehidupan manusia. Karena sepanjang berjalannya waktu

kehidupan manusia itu selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan

kemampuan masing-masing (Arifin, 2012:12).


Prestasi belajar menurut Gunarso (dalam Hamadani, 2011:138)

suatu usaha maksimal yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha-

usaha belajar.
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

proses pembelajaran atau hasil dari suatu usaha belajar. Penilaian terhadap

prestasi belajar memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana proses

pembelajaran yang telah berjalan secara efektif. Prestasi belajar juga dapat

14
dilihat atau diketahui dengan melihat secara nyata berupa skor dan nilai

setelah siswa selesai mengerjakan suatu tes.


Prestasi belajar difokuskan pada penguasaan terhadap ilmu

pengetahuaan, keterampilan dan juga sikap. Prestasi belajar juga

merupakan hasil atau kemampuan maksimum yang dapat dicapai oleh

siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang diberikan berdasarkan

pengukuran tertentu.
b. Tujuan prestasi belajar

Tujuan presta pretasi belajar menurut Muhibin Syah yaitu:

1) Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa

dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.


2) Mengtahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam

kelompok kelasnya.
3) Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siwa dalam belajar.
4) Mengetahui segala upaya siswa dalam mendaya gunakan

kapasitas koknitifnya (kemampuan kecerdasan yang

dimilikinya) untuk keperluan belajar.


5) Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengjar

yang telah digunakan guru dalam peroses belajar mengajar.

(Muhabbin syah, 2014: 140)


c. Indikator Prestasi Belajar

Berikut dibawah ini adalah beberapa indikator-indikator yang menjadi

acuan dan dapat dilihat dalam mengukur prestasi belajar seorang manusia

atau individu yang dapat dijelaskan dan diuraikan antara lain yakni sebagai

berikut:

1) Hasil belajar koknitif


Hasil belajar koknitif yang mana diantaranya sebagai berikut:
a. Hafalan.

15
b. Memahaman.
c. Analisis.
d. Penerapan.
e. Sintesis.
f. Evaluasi.
2) Hasil belajar efektif
Hasil belajar efektif yang mana diantaranya sebagai berikut:
a. Receiving atau kepekaan dalam menerima rangsangan.
b. Responding atau jawaban.
c. Valuing.
d. Organisasi.
e. Karakteristik.
3) Hasil belajar psikomotor
Hasil belajar psikomotor yang mana diantaranya sebagai berikut:
a. Gerakan reflek.
b. Kemampuan perceptual.
c. Keterampilan pada gerakan dasar.
d. Kemampuan bidang fisik
e. Gerakan skill.
B. Penelitian Relevan

Penelitian yang terfokuskan pada penerapan model value

clarificatiaon technique dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Inpres Ende 13 pernah

juga diteliti oleh peneliti terdahulu:

1. Ana Maulida, Komang Sudaema, Gusti Ngurah Japa, pengaruh model

pembelajaran value clarificatiaon technique bermediakan video

terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran yang menggunakan model value clarificatiaon

technique menunjukan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan lebi

tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional di gugus XIV Kecamatan Buleleng

Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017 (M = 22,64 > M =

16
16,84). Adanya perbedaan kelompok kontrol menunjukan bahwa

penerapan menggunakan model pembelajaran value clarificatiaon

technique berpengaruh positif terhadap hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan.
2. Gusti Inda Setiana, penerapan model pembelajaran value

clarificatiaon technique Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil

penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran

value clarificatiaon technique dapat meningkatkan performens guru,

serta aktifitas dan hasil belajar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri

Kemandungan 3 Kota Tegal pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan materi mengenal nilai kejujuran, dan senang

bekerja. terbukti mengalami peningkatan pada siklus II jika

dibandingkan dengan perolehan hasil belajar pada siklus I. Rata-rata

hasil belajar yang diperoleh pada siklus satu yaitu 75,33 dengan

ketentuan hasil belajar siswa sebesar 73,33%. Pada siklus II, rata-rata

hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu sebesar 84,50 dan ketentuan

hasil belajar siswa sebesar 93,55%. berdasarkan hasil tersebut, dapat

peneliti simpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus II sebesar 9,17 dan peningkatan ketentuan hasil

belajar siswa sebesar 20,22%.


3. Hendra Mulya, penerapan model value clarification technique untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pkn kelas V Min

Marduati Banda Aceh. Mengalami peningkatan terhadap materi

17
kebebasan berorganisasidengan penerapan model value clarification

technique (VCT) suda mencapai criteria ketuntasan. Artinya dari 70%

(minimum) dan 75% (ketuntsan klasikal) sebagai mana yang

ditetapkan di MIN Merdiata banda Aceh, maka hasil belajar

meningkat menjadi 78,94%.


4. Sri Rejeki, pengaruh model pembelajaran value clarivifation

technique (VCT) untuk meningkatkan civic disposition pada mata

pelajaran PKnsiswa kelas V SDN Kalasan 1 Sleman. Berdasarkan

hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari penelitian tindakan

kelas yang telh dilakukan oleh peneliti dalam enam kali pertemuan,

maka pada akhirnya peneliti dapat mengmbil kesimpulan bahwa

peningkatan civic disposition dapat dilihat dari hasil pengamaatan.

Pada pengamatan siklus I yang menunjukan bahwa sebanyak 6

indikator dari keseluruhan 8 indikator yang diukur yang memenuhi

criteria keberhasilan. Pada siklus II semua indicator yang diukur

mengalami peningkatan dan ≥ 60% atau sesuai dengan indicator

keberhasilan penelitian yang diharapkan. Adanya perbedaan

pencapaian indicator keberhasilan itu dikarenakan sala satu staf

pengajaran sikap yang membutukan waktulama yang tidak akan

diketahui perubahanya secara langsung.


5. Eliana Yunita Seran, Veronica Cahyani, penerapan model

pembelajaran value clarification technique (VCT) terhadap hasil

belajar afektif pelajaran IPS. Berdasarkan analisis data yand telah

dilakukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar

18
afektif IPS yang siknifikan antara pengukuran awal dan pengukuran

akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat dari hasil

rata-rata pengukuran awal kels control adalah 18.667 dan rata-rata

pengukuran awal kels control adalah 15,708.


C. Kerangka berpikir

Pembelajaran PKn adalah sebuah bentuk pendidikan untuk generasi

penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam

dan sadar mengenai hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat dan

berbangsa. Biasanya, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

diterapkan di Sekolah Dasar masi merupakan metode ceramah yang monoton.

Hal demikian membuat aktivitas belajar siswa menjadi kurang optimal.

Seharusnya, pembelajaran pkn dilakukan dengan cara yang menyenangkan

serta disesuaikan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar. Oleh karena itu,

siswa Sekolah Dasar masi membutukan vitualisasi dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran value clarificatiaon technique merupakan salah satu

model pembelajaran yang digunakan sebagai sarana pengungkapan suatu nilai

yang baik dan selanjutnya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah

satu teknik penyampaian yaitu dengan melakukan pemutaran film-film yang

berisikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Pemutaran film ini bertujuan

memudahkan siswa membedakn nilai-nilai yang berhubungan dengan

persatuan dan kesatuan. Dengan menerapkan model pembelajaran value

clarificatiaon technique film, diharapkan pembelajaran yang dilakukan akan

lebih menyenangkan, aktifitas siswa, serta prestasi belajar siswa.

19
Dengan menerapkan model pembelajaran value clarificatiaon technique,

diharapkan pembelajaran yang dilakukan akan lebih menyenangkan dan dapat

meningkatkan performansi guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa.

Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan melalui gambar dibawa ini:

Kondisi Awal Hasil Belajar

Pembelajaran disekolah Beberapa siswa belum


hanya menerapkan metode mencapai batas KKM pada
ceramah dan tanya jawap mata pelajaran PKn
yang monoton, akivitas
belajar siswa masi belum
optimal
Kondisi akhir Tindakan (Acting)

Penggunaan model Guru menerapkan model


pembelajaran value value clarificatiaon
clarificatiaon technique technique dalam
permanen, diharapkan meningkatkan prestasi
meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa
belajar pkn pada siswa kelas kelas VI SDI Ende 13.
VI SDI Ende 13.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka diajukan hipotesis tindakan

sebagai berikut “penerapan model pembelajaran value clarificatiaon technique

dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa

kelas VI Sekolah Dasar Inpres Ende 13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan penelitian

20
A. Jenis penelitian

Jenis penelitian PTK adalah studi yang dilaksanakan sistematis dalam

upaya memperbaiki praktek-praktek pendidikan dengan melakukan

tindakan praktis secara reflektif dari tindakan tersebut (Ebbut,1982 dalam

Hopkins: 1993). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat

reflektif yang dilakukan oleh masyarakatyang tergolong dalam pelaku atau

partisipan termasuk dalam bidang pendidikan yang bertujuan memperbaiki

kehidupan masyarakat dimana pekerjaan tersebut dilakukan (Kemmis,

1983).

B. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif ini dapat diartikan sebagai pendekatan dalam

melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat

alamiah. Pendekatan kualitatif bersifat naturalistik dan mendasar atau

bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan

harus terjun di lapangan.

B. Prosedur penelitian

Menurut Arianto, Suhardjono, dan Supardi (2009:16) tahapan-tahapan

atau prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan


Pengamatan
Perencanaan
21
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

?
Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian yang akan digunakan peneliti

yaitu sebagai berikut:


1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VI SDI Ende 13 pada materi nilai-nilai pancasila.

Perencanaan tindakan ini disusun berdasarkan model value clarification

technique. Untuk mencapai indicator yang telah ditentukan maka sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran peneliti terlebih dahulu membuat

skenerio pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal ini yang disampaikan dalam tahap perencanaan ini

adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai silabus

dengan lngkah-langkah penerapan, membuat lember kerja siswa,

menyusun materi tentang nilai-nilai pancasila, menyusun lembar

observasi aktivitas pembelajaran, menyusun soal.


2. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mengantikan guru kelas VI

untuk mengajar. Proses pembelajaran dirancang sesuai model

pembelajaran value clarification technique yang terdiri dari:


a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat tahap ini adalah

Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek

22
kehadiran siswa. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan

kebersihan kelas. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya

mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat

memberikan penguatan tentang sikap syukur. Guru

menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang

”Tumbuhan Sumber Kehidupan”. Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan

dilakukan. Siswa diajak menyanyikan Lagu garuda pancasila. Guru

memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat

kebangsaan.

b) Kegiatan inti
Sebelum memulai pelajaran tentang nila-nilai pancasila, guru

meminta siswa untuk menyebutkan lima dasar pancasila,

selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran tentang nilai-

nilai Pancasila yang terkandung dalam sila KeTuhanan Yang Maha

Esa dan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Guru

membagikan siswa kedalam 5 kelompok secara heterogen setiap

kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan 1 kelompok 4 orang siswa.

Guru menayangkan film tentang nilai-nilai pancasila yang dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru Memberi

kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berpikir atau

berdialok bersama teman sehubung dengan stimulus tadi.

Melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyan guru, baik secara

23
indifidual, kelompok atau klasikal. Menentukan klasifikasi

pendirian (melalui pertanyaan guru dan bersifat indifidual,

kelompok dan klasikal). Pembahasan atau pembuktian argumen.

Pada fase ini sudah ditanamkan target nilai dan konsep sesuai

materi pembelajaran.
c) Kegiatan penutup
Yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah guru

memberikan soal tesformatif untuk mengetahuai tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.Siswa bersama guru

melakukan pembahasan atau pembuktian argumen serta refleksi atas

pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari

dari kegiatan hari ini?, dan Apa yang akan dilakukan untuk

menghargai perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini.Siswa menyimak

penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orangtua

yaitu: “meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya

mengenai nilai-nilai persatuan dan kesatuan lalu menceritakan

hasilnya kepada guru.” Siswa menyimak cerita motivasi tentang

pentingnya nilai persatuan dan kesatuan. Siswa melakukan operasi

semut untuk menjaga kebersihan kelas. Kelas ditutup dengan doa

bersama dipimpin salah seorang siswa


3. Pengamatan

Selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti

mengamati segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

24
berlangsung, termasuk mengamati aktivitas belajar siswa. Hasil

pengamatan akan digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi dijadikan sebagai bahan evaluasi serta untuk menetapkan

simpulan dari penelitian ini. Simpulan yang dimaksud diantaranya

yaitu mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah berhasil

atau belum. Selain itu, refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan yang muncul dalam proses pembelajaran

selama peneliti berlangsung. Hasil refleksi ini digunakan peneliti

sebagai acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Apabilah

masih ditemukan kekurangan, maka hasil reflesi ini akan digunakan

sebagai acuan menyusun perencanaan pada siklus berikutnya. Namun

hasil refleksi menujukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

C. Seting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDI ENDE 13 Jln. Patimura Kelurahan

Potulando, Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende.

D. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDI Ende 13 tahun

pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 23 siswa. 23 siswa tersebut terdiri dari

11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek

penelitian ini karena aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDI Ende 13

pada pembelajaran PKn materi nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam

25
sila ketuhanan yang Maha Esa dan sila kemanusiaan yang adil dan beradab

belum nampak dan masih kuran.

E. Teknik pengumpulan data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian yaitu mengumpulkan

data-data yang diperlukan. Pada penelitian ini ada dua teknik yang dipakai

dalam pengumpulan data, yaitu teknik tes danteknik non tes. Penjelasan

mengenai teknik-teknik tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Teknik tes

Teknik tes ini dilakukan melalui lembar kerja siswa (LKS) pada tiap

akhir pembelajaran, serta tes formatif pada akhir siklus. Pelaksanaan tes

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Teknik nontes

Dalam BSNP (2007: 14),disebutkan bahwa teknik nontes merupakan

teknik penilaian yang digunakan untuk memperoleh gambaran terutama

mengenai karakteristik, sikap, maupun kepribadian. Teknik notasi dalam

penelitian ini dilakukan melalui pengamatan dan dokumentasi.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Data-data tentang penerapan model pembelajaran VCT dalam

meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VI SDI Ende 13,

aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa harus diolah terlebih dahulu.

26
Rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mengola data-data yang telah

diperoleh tersabut yaitu:

1. Aktifitas belajar siswa

Untuk mengamati aktivitas belajar siswa, peneliti menggunakan

lembar pengamatan yang memuat lima macam aspek dalam

pembelajaran penerapan model VCT dalam meningkatkan prestasi

belajar PKn siswa kelas VI SDI Ende 13.aspek-aspek teresebut yaitu

sebagai berikut:

1) Kecermatan siswa dalam menerjemah gambar


2) Kejelasan siswa dalam menyampaikan pesan filem
3) Ketepatan siswa dalam menjawap pertanyaan
4) Keberanian siswa dalam mempertahankan nilai yang di yakini
5) Keseriusan siswa dalam mengikuti jalanya proses pembelajaran.

Tiap-tiap aspek pengamatan mempunyai skor maksimsl 4 poin,

sehingga skor maksimal yang di peroleh tiap siswa yaitu 20 poin. Jadi, sekor

keseluruhan maksimal yang diperoleh dapat dihitung dengan mengalikan

skor maksimal tiap siswa dengan jumlah siswa dengan jumlah siswa

didalam kelas. Yoni dkk (2010:177) menjelaskan bahwa untuk menghitung

persentase aktivitas belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

Patokan penilaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Patokan Penilaian Aktivitas Belajar Siswa


No Presentase aktifitas belajar siswa Kategori
1. 75% - 100% Aktif sekali
2. 50% -74,99% Aktif
3. 25% - 49,99% Cukup aktif
4. 0% - 24,99% Kurang aktif

27
2. Prestasi belajar siswa
Setiap akhir diadakan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa,

(purwanto, 2010: 112)


a. Nilai siswa

Keterangan :
S: Nilai yang dicari
R: Skor yang diperoleh tiap siswa
N: Jumlah seluru skor/skor maksimum
b. Nilai rata rata
Kelas pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai

berikut:

keterangan :

X : Nilai rata-rata (mean)

: jumlah semua nilai

N: Banyaknya siswa

Data prestasi belajar siswa dihitung berdasarkan ketuntasan kelas dengan KKM

menggunakan rumus (Purwanto, 2010):

Keterangan :

NP : Nilai persen yang dicari

R : jumlah siswa yang mendapat nilai 75

28
SM : Jumlah seluru siswa

Tabel 3.2 : Kriteria Ketuntasan Belajar


Ketuntasan Belajar % Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
40 Kurang Sekali

Sumber : Arikunto (2009: 35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian
1. Sejarah sekolah

29
Sekolah Dasar Inpres Ende 13 didirikan pada pada tahun 1982 ditengah-tengah

pemukiman warga, Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten

Ende Provinsi Nesa Tenggara Timur. Yang berbatas dengan:

 Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman warga


 Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga
 Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga
 Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga dan Jalan Raya

Patimura (Lorong Masuk Menuju Sekolah)

Dengan ruang belajar 6 Kelas, 1 Ruang Kantor,1 Ruang Perpustakaan, 2

Ruang Agama yaitu Agama Islam Dan Agama Kristen 6 Ruang WC. Selama

berdirinya Lembaga Pendidikan Dasar Impres Ende 13 ini telah terjadi pergantian

Kepala Sekolah diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.I
Nama Kepala Sekolah SD Inpres Ende 13 dan Tahun Menjabat
No Nama/ NIP Kepala Sekolah Jenis Periode
kelamin
1 Petrus Noe Koda, BA Laki-laki 1982-1990
NIP:130 197 450
2 Blasius Lada Pase, BA Laki-laki 1990-1994
NIP:620 007 395
3 Yohanis Nda’o Laki-laki 1994-1995
NIP:130 154 312
4 Simon Ndopo Laki-laki 1995-1996

30
NIP: 130 306 471
5 Darius Kefa Laki-laki 1997-1998
NIP:620 392 63
6 Yose Feri Laki-laki 1998-1999
NIP:130 182 1967
7 Geradus Pape Laki-laki 1999-2000
NIP: 130 670 779
8 Orisa Banobe Laki-laki 2002-2005
NIP: 131 750 688
9 Bendalina Gerardus Perempuan 2005-2006
NIP:19580915 1979092 0 003
10 Alosius Bhero Laki-laki 2006-2012
NIP:131 228 647
11 Bernadeta Siti Nurbaya,S.Pd Perempuan 2013-2014
NIP: 196007 121982022009
12 Bendelina Gerardus,S,Pd Perempuan 2014-2015
NIP:195809 15 1979092 0 003
13 Alfonsius Dofu, S.Pd Laki-laki 2016 s/d
NIP:19630404 1987121 0 001 sekarang
Sumber Data: Data Sekunder

Secara bertahap setiap tahun selalu ada peningkatan pengelolaan dalam hal

menejemen atau sarana dan prasarana dilingkungan SD Inpres Ende 13 sehingga

secara bertahap SD Inpres Ende 13 semakin terarah dan sesuai yang diharapkan

dan berupaya untuk melengkapi fasilita pendukung baik sarana maupun prasarana

yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu

pendidikan sesuai Visi dan Misi. Adapun Visi SD Inpres Ende 13 yaitu:

Berahlak mulia, unggul dalam prestasi, terampil sesuai dengan IPTEK.

Sedangkan Misi SD Inpres Ende 13 sebagai berikut:

1. Menenamkan sikap Iman dan Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan “PAIKEM”
3. Mengembangkan sistem penilaian yang muda terserap dan fleksibel dalam

rangka terwujutnya sumberdaya siswa yang bermutu

31
4. Melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang

demokratis, partisipatif dan transparansi demiterwujutnya mutu pelayanan

prima dan lulusan yang berkualitas


5. Melaksanakan kerjasama antara lembaga sekolah dan masyarakat dalam

pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan


6. Mengembangkan budaya berpikir kreatif, serta berbudaya didsiplin kepada

seluruh warga sekolah


2. Keadaan Guru dan Siswa

SD Inpres Ende 13 memiliki guru dan tenaga kependidikan yang berfariatif

dilihat dari jenis kelamin, status guru, bidang setudi seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.2
Keadaan Guru, Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Dari Jenjang Pendidikan,
Ststsus Guru Bidang Studi
NO NAMA/NIP JENIS STATU BIDANG STUDI
KELAMIN S
GURU
1. Alfonsius Dofu,S.Pd P Kepsek PKn IV,V,VI
NIP: 19630404 198712 1 001
2. Pili Maria,A.Ma.Pd P Guru BIN, MAT, IPS,
NIP:195711231979112002 Kelas I IPA, PKn,
MULOK, SBK,
PJOK
3. Maria Regna Regni, S.Pd.SD P Guru BIN, MAT, IPS,
NIP:19671010199032000 Kelas II IPA, PKn,
MULOK, SBK

32
4. Bendelina Gerardus, S.Pd L Guru BIN, MAT, IPS,
NIP:195809151979092003 Kelas III IPA, PKn,
MULOK, SBK
5. Kalsum Sabra, S.Pd P Guru BIM, MAT, IPS,
NIP:196404041986072003 Kelas SBK
IV
6. Anastasia Jona, S.Pd P Guru BIM, MAT, IPA,
NIP:197501112009032001 Kelas V IPS,SBK
7. Sara Florada, A.Ma.Pd P Guru BIM, MAT, IPA,
NIP: 195802161982022001 Kelas IPS,SBK
VI
8. Siti Muhlisah H.M. Saleh ID P Guru Agama Islam
A.Ma Agama
NIP:196212311984022017
9. Kornelis Dolmo,A.Ma.Pd L Guru Agama Protestan
NIP:19580620 1982021005 Agama
10. Theresia Mai, A.Ma.Pd P Guru Agama Katolik
NIP: 196212311982112019 Agama
11. Maria Yosefa Kean P TTU Operator
NIP: 1972031983112019
12. Hermina Siwo P Guru Mulok Kelas VI
Kontrak
Daerah
13. Yose Jaman, S.Pd L GTT PJOK II-IV

14. Theonesta Elisa Kean, P Petugas


S,Pd.Sd Perpustakaan
15. Siti Nurhada P Petugas
Perpusrakaan

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sekolah Dasar Inpres Ende 13 memiliki sarana dan prasarana yang dapat

menunjukan kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang sekolah maupun sarana

lain seperti pada tabel berikut ini:

Tabel : 4.3
Keadaan Sarana Dan Perasarana SD Inpres Ende 13
No Jenis Ruangan Jumlah Baik
1 Kelas 6 Baik
2 Administrasi 1 Baik

33
3 Pimpinan 1 Baik
4 Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang Rapat 1 Baik
6 WC 6 Baik
7 Rumah Penjaga 1 Baik
8 Rumah Pimpinan 1 Baik
9 Lapangan Upacara 1 Baik
10 Perpustakaan 1 Baik
11 Kantin 1 Baik
12 Lapangan Olahraga 1 Baik

Sumber Data : Data Sekunder

B. Hasil Penelitian
1. Deskripsiawal

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VI SDI Ende 13 kecamatan

Ende tengah kabupaten Ende tahun ajaran 2019/2020 pada semester 1 dengan

jumlah siswa 24 orang yang terdidri dari 8 siswa laki-laki dan 16 perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember

2019 yang terdiri dari duasiklus dengan alokasi waktu 1 hari per siklus.

Pertemuan pertama terdiri dari 2 indikator dengan materi nilai-nilai pancasila dan

34
siklus dua juga terdiri dari 2 indikator dengan materi yamg sama. Pengetahuan

awal peserta didik terhadap nilai-nilai pancasila diketahui dengan data hasil nilai

ulangan harian. Setiap akhir siklus dilakukan tesformatif untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.

Pelaksaan tindakan baik siklus 1 maupun siklus 2 selalu dilakukan observasi

terhadap aktifitas peserta didik saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Siklus 1

berakir dengan refleksi untuk mengetahui kegagalan dan kekurangan yang

dilaksanakan peserta didik maupun peneliti, hasil refleksi dari siklus 1 digunakan

untuk meperbaiki pelaksanaan siklus 2.

2. Deskripsi data pratindakan

Pratindakan ini sebelum peneliti mulai menerapkan model pembelajaran value

clarification technique di kelas ditetapkan sebagai sampel penelitian, Pengetahuan

awal peserta didik terhadap nilai-nilai pancasila diketahui dengan data hasil nilai

ulangan harian. Setiap akhir siklus dilakukan tesformatif untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.

Adapun daftar nilai ulangan sebelum penerapan model pembelajaran value

clarification technique dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.4
Daftar nilai ulangan peserta didikkelas VI SDI Ende 13
Ketuntasan
No Nama peserta Nilai
Ulangan Tuntas Belumtuntas
1 Adriana V. Nohan 50 
2 Agustin Banfatin 60 
3 Dewi S. Snae 78 
4 Emilia 73 
5 FalentinoMaloBunyu 75 
6 Frederika T. Lowa 70 
7 FransiskusA.Woda 69 

35
8 Furmensius G. Ngado 50 
9 Gratcia C. Dhae 60 
10 ImanuelHinaLede 55 
11 Januarius R. Terru 77 
12 Karmelia M. Goma 56 
13 Lusia R. BlikoLolong 50 
14 Maria AstutiRewa 80 
15 Maria Olivia Reda 74 
16 Marianus G. Damianus 53 
17 NadilaMuh. Gasing 72 
18 NovitaD.WeoRatu 71 
19 RirinAriantiWolo 58 
20 Rosita Florida Tuka 52 
21 ValerianoLiemTamanolo 75 
22 Vinsensius S. Djando 69 
23 YohanesSatrioCarvallo 69 
24 YohanesSatriaCarvallo 79 
Jumlah 1.575 25% 75%
Rata – Rata 65,63
Nilaitertiggi 80
Nilaiterendah 50
Sumbedata :hasil ulangan yang telah diperoleh

Dari data hasil ulangan yang telah dilaksana kanter sebut terliha bahwa jumlah

siswa kelas VI SDI Ende 13 sebanyak 24 orang namun yang tuntassebanyak 6

orang pesertadidiksedangkan 18 orang peserta didik belum mencapai KKM atau

belum tuntas belajar lebih terperinci dapat dilihat pada diagram berikut:

36
Diagram: 4.1 Hasil ulangan awal

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah peserta didik 24 orang, yang tuntas

sebanyak 6 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang dengan nilai rata-rata

65,63.

Diagram: 4.2
Presentase ketuntasan klasikal

3. Deskripsi Data HasilTindakan

37
a. Hasil Tindakan Siklus I
Pembelajaran dilakukan pada hari kamis, 28 November 2019
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan prestasi

belajar siswak elas VI SDI Ende 13 pada materi nilai-nilai pancasila.

Perencanaan tindakan ini disusun berdasarkan model value clarification

technique. Untuk mencapai indicator yang telah ditentukan maka

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran peneliti terlebih dahulu

membuat skenerio pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Hal ini yang disampaikan dalam tahap perencanaan ini

adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lember

kerja siswa, tesformatif, ringkasan materi, dan lembarobservasi.


2) Pelaksanaan
Padatahap pelaksanaan penelitian, peneliti menggantikan guru

kelas VI untuk mengajar. Proses pembelajaran dirancang sesuai model

pembelajaran value clarification technique yang terdiridari:


a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat tahap ini adalah Kelas

dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran

siswa. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan

kelas.Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang

siswa. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali

setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan

penguatan tentang sikap syukur. Guru menginformasikan tema yang

akan dibelajarkan yaitu tentang ”Tumbuhan Sumber Kehidupan”.

Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat, dan

aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa diajak

38
menyanyikan Lagugaruda pancasila. Guru member kan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.


b) Kegiatan inti
Guru membegikan siswa kedalam 5 kelompok 4 kelompok terdiri dari

5 siswa dan satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru melontarkan

stimulus dengan cara menampilkan film. Memberi kesempatan

beberapa saat kepada siswa untuk berpikir atau berdialok sesama

teman sehubung dengan film tentang nilai nilai pancasila yang

terkandung dalam sila ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan

yang adil dan beradap yang diputar tadi. Melaksanakan dialog

terpimpin melalui pertanyan guru yang dibuat dalam bentuk LKS

secara kelompok. Pembahasan hasil kerja siswa atau pembuktian

argumen. Pada fase ini sudah ditanamkan target nilai dan konsep

sesuai materi pembelajaran.

c) Kegiatan penutup
Yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah guru

memberikan soal tesformatif untuk mengetahuai tingkat pemahaman

peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Siswa bersama guru

melakukan pembahasan atau pembuktian argumen serta refleksi atas

pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari

dari kegiatan hari ini?, dan Apa yang akan dilakukan untuk

menghargai perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru menyimpulkan

hasil pembelajaran pada hari ini. Siswa menyimak penjelasan guru

tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk

39
menyampaikan kegiatan bersama orangtua yaitu: “meminta orang tua

untuk menceritakan pengalamannya mengenai nilai-nilai persatuan

dan kesatuan lalu menceritakan hasilnya kepada guru.”Siswa

menyimak cerita motivasi tentang pentingnya nilai persatuan dan

kesatuan. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan

kelas. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang

siswa.
3) Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dipaparkan merupakan nilai dari hasil tes

formatif yang dilakukan pada akhir siklus I. Setelah diadakan tes

formatif, peneliti memperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5
Data Prestasi Belajar
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Nilai
100 - -
95 - -
90 3 270
85 4 340
80 5 400
75 2 150
70 - -
65 - -
60 5 300
55 2 107
50 1 50
45 - -
40 - -
35 - -
20 - -
10 - -
5 - -
0 - -
Jumlah 22 1617
Rata-rata 73,5

40
Tabel 4.1 di atas menunjukan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

tes formatif siklus I. Siswa yang mendapat nilai 90 ada 3 orang, yang

mendapat nilai 85 ada 4 orang siswa, yang mendapat nilai 80 ada 5

orang siswa, yang mendapat nilai 75 ada 2 orang siswa, yang mendapat

nilai 60 ada 5 orang siswa, yang mendapat nilai 55 ada 2 orang siswa,

dan yang mendapat nilai 50 ada 1 orang siswa. Pada tes formatif siklus

I ini, tidak ada siswa yang nilainya kurang dari 50. Namun ada dua

siswa yang tida mangikuti pembelajaran pada siklus I ini.


Bedasarkan rekapan nilai di atas, nilai rata-rata yang diperoleh adalah

73,5. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabilah tuntas KKM.

KKM pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Inpres Ende 13 adalah 75.

Hal ini berati nilai rata-rata siswa pada siklus I belum memenuhi KKM.

Maka pembelajaran siklus I belum berhasil.


Tabel 4.6
Data Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Prestsi Jumlah Keterangan Persentase


Belajar Siswa Ketuntasan(%)
Nilai≥75
Nilai˂75 14 Tuntas 52,73
8 Belum tuntas 47,27
Jumlah
22 - 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah

14 orang siswa dari 22 siswa. Dengan persentase 52,73%. Sementara

yang tidak tuntas 8 orang siswa. Dengan persentase 47,27%.

Berdasarkan data ketuntasan belajar diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa proses pembelajaran di atas belum berhasil.

41
Diagram: 4.3
Diagram tes formatif siklus I

4) Observasi belajar
Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara

pelaksanaan tindakan dengan perencanaan yang disusun untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan

kriteria yang diharapkan dan mengamati aktivitas siswa selama

pembelajaran menggunakan lembar observasi yang sudah disimpan.

Berdasarkan hasil observasi siswa yang diperoleh pada pelaksanaan

siklus I taraf keberhasilan mencapai 69,79%. Maka pada siklus I taraf

keaktifan siswa pada model value clarification technique dalah kurang.

Hasil pengamatan yang dilakukan dalam menerapkan model

pembelajaran value clarification technique dapat dilihat pada tabel

format observasi aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.7
Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I

42
No Aspek Pengamatan Perolehan Keaktifan
skor
Siklus %
I
1 Kecermatan siswa dalam
67
menerjemah film 69,79
2 Kejelasan siswa dalam
menyampaikan pesan 58 60,42
film
3 Ketepatan siswa dalam
69 71,87
menjawap pertayaan
4 Keberanian siswadalam
mempertahankan nilai 77 80,20
yang diyakini
5 Keseriusan siswa dalam 64 66,67
mengikuti jalanya proses
pembelajaran
Jumlah Skor Keseluruhan 335 348,95
Persentase keaktifan belajar siswa siklus I 69,80

Tabel 4.3 di atas mengambarkan perolehan skor tiap-tiap aspek

pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I. Skor maksimal yang

harus diperoleh tiap-tiap aspek pengamatan pada tiap pertemuan yaitu

96 poin jika jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran ada 24 siswa.

Berdasarkan tabel diatas, aspek pengamatan yang memperoleh skor

palingtinggi pada pada siklus I, ada 2 orang siswa yang tidak mengikuti

proses pembelajaran, sehingga jumlah siswa yang mengikuti

pembelajaran hanya 22 siswa. Keadaan ini terjadi karena presentase

keaktifan belajar siswa pada pertemuan 2 mengalami peningkatan

meskipun ada dua aspek pengamatan mengalami penurunan perolehan

skor perolehan skor tertinggi masi pada aspek nomor 4, dan perolehan

skor terendah masi pada aspek nomor 2. Aspek pengamatan nomor 4

mendapat skor 77 poin, sedangkan aspek pengamatan nomor 2 skor 58

43
poin. Sedangkan aspek yang lain mengalami peningkatan perolehan

skor. Aspek nomor 1 mendapat 67 poin, aspek nomor 3 mendapat 69

poin, dan aspek pengamatan nomor 5 mendapat 64 poin. Jadi skor

kesuluruhan yang diperoleh pada siklus 1 adalah 335 poin.


Rata-rata keaktifan belajar siswa dihitung untuk menentukan prestasi

keaktifan belajar siswa pada siklus I. Aspek pengamatan nomor satu

memperoleh rata-rata keaktifan 69,79%, aspek pengamatan nomor dua

memperoleh 60,42%, aspek pengamatan nomor 3 memperoleh 71,87%,

aspek nomor 4 memperoleh 80,20%, sedangkan aspek pengamatan

nomor 5 memperoleh 66,67%.

Gambar 4.4
Diagram keaktifan belajar siswa siklus I
5) Refleksi
Setelah melakukan obsevasi (Pengamatan) atas tindakan pembelajaran

selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan

dalam kegiatan siklus I.


a) Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas pada pembelajaran PKn dengan penerapan

model value clarification technque (VCT) dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa juga belum maksimal. Perbandingan siklus I

44
sudah meningkat namun siswa belum sepenuhnya melaksanakan

pembelajaran dengan efektif. Dengan menerapkan model value

clarification technque (VCT)dengan bantuan media microsoft

ofice powerpoint dalam meningkatkan prestasi belajar, siswa

terlihat antusisas pada awal proses pembelajaran karena

pembelajaranya berbeda dari pembelajaran sebelumnya. Namun

pada pertengaan proses pembelajaran, keadaan didalam kelas

mulai kurang kontrol. Hal ini terjadi karena beberapa faktor

penyebap.
Faktor pertma berasal dari siswa. Pada siklus I, kegiatan

pembelajaran dilakukan menggunakan film sehingga siswa masi

merasa baru dengan penerapan pembelajaran tersebut yang

akhirnya siswa kurang aktif.Pembelajaran tersebut menjadi

kurang kondusif karena ada dua orang siswa yang tidak mengikuti

pembelajaran.
Selain faktor tersebut diatas, ada juga faktor lain yang

menghabat proses pembelajaran, yaitu kegiatan geladi pentas

karnafal yang mendadak yang melibatkan dua orang siswa pada

siklus 1. Kegiatan tersebut dilaksanakan ketika pembelajaran

sedang berlangsung, kegiatan tersebut sebelumnya tidak

dikonfirmasi secara jelas mengenai waktu pelaksanaannya.

Adanya kegiatan tersebut membuat konsentrasi siswa kembali

menurun dan proses kegiatan pembelajaran kurang optimal.


Meskipun begitu, persentase keaktifan Belajar siswa

memperoleh nilai 69,80.

45
b) Prestasi belajar siswa
Adapun dampak bagi prestsi belajar yang membuat siswa

kurang optimal adalah aktivitas belajar. Hal tersebut terbukti

karena ketuntasan belajar siswa belum mencapai 75%. Presentase

siswa yang tuntas hanya 52,73% dengan nilai rata-rata sebesar

73,5. Berdasarkan analisis fomatif I, paling banyak menjawab

pada soal nilai-nilai yang tekandung dalam film. Sementara dalam

pengertiannya siswa masih kurang memahami tantang nilai yang

dipaparkan. Selain itu masih ada siswa yang belum tepat

memberikan contoh serta tujuan mengamalkan nilai-nilai

pancasila pada sila pertama dan kedua.


b. Hasil Tindakan Siklus II
Pembelajaran dilakukan pada hari kamis tanggal 05 desember 2019
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VI SDI Ende 13 pada materi nilai-nilaipancasila.

Perencanaan tindakan ini disusun berdasarkan model value clarification

technique. Untuk mencapai indicator yang telah ditentukan maka

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran peneliti terlebih dahulu

membuat skenerio pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Hal ini yang disampaikan dalam tahap

perencanaan ini adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), lember kerja siswa, soal tesformatif, ringkasan materi, dan

lembar observasi.
2) Pelaksanaan

46
Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti menggantikan guru

kelas VI untuk mengajar. Proses pembelajaran dirancang sesuai model

pembelajaran value clarification technique yang terdiri dari:


a) Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat tahap ini adalah

Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan

kebersihan kelas. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah

seorang siswa.Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya

mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat

memberikan penguatan tentang sikap syukur. Guru

menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang

”Tumbuhan Sumber Kehidupan”. Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan

dilakukan. Siswa diajak menyanyikan Lagu garuda pancasila. Guru

memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat

kebangsaan.
b) Kegiatan inti
Guru membegikan siswa kedalam 5 kelompok 4 kelompok terdiri

dari 5 siswa dan satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru

melontarkan stimulus dengan cara menampilkan film. Memberi

kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berpikir atau

berdialok sesama teman sehubung dengan film nilai-nilai pancasila

yang terkandung dalam sila ketuhanan dan kemanusiaan yang adil

dan beradap. Melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyan

47
guru yang dibuat dalam bentuk LKS secara kelompok. Pembahasan

hasil kerja siswa atau pembuktian argumen. Pada fase ini sudah

ditanamkan target nilai dan konsep sesuai materi pembelajaran.


c) Kegiatan penutup
Yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah guru

memberikan soal tesformatif untuk mengetahuai tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Siswa bersama

guru melakukan pembahasan atau pembuktian argumen serta

refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang

telah dipelajari dari kegiatan hari ini?, dan Apa yang akan

dilakukan untuk menghargai perbedaan di sekitar? Siswa bersama

guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini. Siswa

menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama

orangtua yaitu: “meminta orang tua untuk menceritakan

pengalamannya mengenai nilai-nilai persatuan dan kesatuan lalu

menceritakan hasilnya kepada guru.” Siswa menyimak cerita

motivasi tentang pentingnya nilai persatuan dan kesatuan.Siswa

melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas. Kelas

ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.

3) Prestasi Belajar

48
Prestasi belajar yang akan dipaparkan adalah hasil tes formatif

yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II. Setelah diadakan tes

formatif, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 4.8
Data Nilai Hasil Tes Formatif II
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Nilai
100 2 200
95 2 190
90 4 360
85 6 510
80 3 240
75 5 360
70 1 70
65 1 65
60 -
55 -
50 -
45 -
40 -
35 -
30 -
25 -
20 -
15 -
10 -
5 -
0 -
Jumlah 24 1995
Rata-rata - 83,13

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa kemampuan

siswa dalam menyelesaikan tes formatif siklus II. Siswa yang

memperoleh nilai 100 ada 2 orang, yang memperoleh nilai 95 ada 2

orang siswa, yang memperoleh nilai 90 ada 4 orang siswa, yang

memperoleh nilai 85 ada 6 orang siswa, yang memperoleh nilai 80 ada

3 orang siswa, yang memperoleh nilai 75 ada 5 orang siswa, yang

49
memperoleh nilai 70 ada 1 orang siswa, dan yang memperoleh nilai 65

ada 1 orang siswa.


Berdasarkan perolehan nilai di atas, rata-rata nilai yang diperoleh

siswa adalah 83,13. Nilai rata-rata tersebut meningkat dibandingkan

dengan rata-rata nilai siklus I. Dengan demikian pembelajaran pada

siklus II dikatakan berhasil karena perolehan nilai rata-rata melebihi

batas nilai KKM mata pelajaran PKn, yaitu 75.


Nilai persentase tuntas belajar pada siklus II dengan nilai KKM

sebesar 75, dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.9
Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil Belajar Jumlah Keterangan Persentase
Siswa ketuntasan(%)
Nilai ≥75 22 Tuntas 91,66%
Nilai ˂75 2 Belum 8,34%
Tuntas
Jumlah 24 - 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai diatas atau samadengan 75 adalah 22 orang siswa dari

jumlah 24 siswa. Dengan ini ketuntasan belajar siswa sudah mencapai

91,66%. Sementara ada dua siswa yang memperoleh nilai kurang dari

75. Maka siswa yang belum tuntas 8,34%.


Berdasarkan hasil belajar siklus II tersebut, dapat disimpulkan

bahwa peroses pembelajaran sudah berhasil. Dikatakan berhasil karena

ketuntasan belajar siswa sudah lebih dari 75%, meskipun belum

mencapai 100%. Ketuntasan belajar siswa belum sempurna karena

masih ada 2 orang siswa belum memperoleh nilai kurang dari 75.
Hasil belajar pada siklus II menujukan peningkatan

dibandingkan dengan siklus I. Berikut merupakan gambaran

50
peningkatan prestasi belajar selama menggunakan model pembelajaran

VCT nilai-nilai pancasila:

Diagram : 4.5
TesFormatif Siklus II

4) Observasi Belajar
Observasi yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan

teknik nontes yaitu obsevasi tehadap aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil nontes, data aktifitas belajar siswa yang diperoleh

dipaparkan sbagai berikut:

Tabel 4.10
Data Hasil Obsevasi Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek pengamatan Perolehan skor Keaktifan
Siklus II (%)

1 Kecermatan siswa 82,30


79
dalam menerjema film

2 Kejelasan siswa dalam 84,38


menyampaikan pesan 81
film
Ketepatan siswa dalam 83,34
80
3 menjawap pertanyaan

51
4 Keberanian siswa 87,5
dalam
84
mempertahankan nilai
yang diyakini
5 Keseriusan siswa 78,13
dalam mengikuti
75
jalanya proses
pembelajaran
Jumlah skor keseluruhan 389 336,90
Persentase keaktifan belajar siswa siklus II 81,05

Tabel 4.6 di atas menunjukan skor tiap-tiapaspek pengamatan

aktivitas belajar siswa pada siklus II. Dari tabel diatas yang

memperoleh skor tertinggi pada aspek nomor 4, sementara skor

terendah pada aspek nomor 5. Aspek pengamatan nomor 4 memperoleh

skor 84 poin, aspek nomor 5 meperoleh 75 poin. sementara aspek

nomor 1,2 dan 3 mengalami peningkatan diantaranya aspek nomor 1

memperoleh 79 poin, nomor 2 memperoleh 81 poin, dan nomor 3

memperoleh 80 poin. Jadi skor keseluruhan adalah 389 poin.


Dari hasil di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan berhasil. Karena skor dari

semua aspek pengamatan aktivitas belajar mengalami peningkatan.


Pada siklus II persentase keaktifan belajar siswa dihitung untuk

menentukan rata-rata keaktifan belajar siswa. Aspek nomor 1

memperoleh rata-rata 82,30%, aspek nomor 2 memperoleh 84,38%,

aspek nomor 3 memperoleh 83,34%, aspek nomor 4 memperoleh

87,5%,dan aspek nomor 5 memperoleh 78,13%. Hasil pengamatan

siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Berikut

merupakan gambaran aktivitas siswa ketika menggunakan model

pembelajaran VCT nilai-nilai pancasila:

52
Diagram 4.6
Keaktifan Belajar Siswa

5) Reflesi
Setelah melakukan observasi (pengamatan) atas tindakan

pembelajaran di kelas selanjutnya diadakan reflesi atas segala kegiatan

yang dilakukan dalam siklus II.

a) Observasi aktifitas siswa


Berdasarkan hasil observasi aktifitas pesesrta didik yang

diamati pada pelaksanaan siklus II taraf keberhasilan mencapai 75.

Meskipun pada siklus II criteria keaktifan siswa pada model value

clarification technique sudah berhasil.


b) Prestasi belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siklus II telah

mencapai KKM meski belum mancapai 100%.

C. Pembahasan Penelitian

53
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilakukan pembahasan terhadap

data yang diperoleh untuk mengetahui penerapan model pembelajaran value

clarification technique.

1. Penerapan model pembelajaran value clarification technique pada mata

pelajaran PKn materi nilai-nilai pancasila pada peserta didik kelas VI SDI Ende

13.
Penerapan model pembelajaran value clarification technique merupakan model

yang bertujuan untuk mengetahui kesadaran siswa tentang suatu nilai dan

mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berhubungan dengan

kehidupan sehari hari menggunakan film.


Penerapan model pembelajaran value clarification technique sangat efektif

dilakukan. Hasil penelitian membuktikan bahwa prestasi belajar peserta didik

pada pra tindakan menunjukan bahwa peserta didik tidak efektif. Hal ini terjadi

karena model dan metode yang digunakan masi kurang tepat. Hal ini tentu

berakibat fatal dengan keaktifan peserta didik tentu saja otomatis tingkat

perkembangan peserta didik yang kurang diperhatikan akan lamban.


2. Prestasi belajar PKn materi nilai-nilai pancasila setelah diterapkan model

pembelajaran value clarivication technique pada peserta didik kelas VI SDI

Ende 13. Prestasi belajar peserta didik di SDI Ende 13 dalam pembelajaran

PKn tentang penerapan model pembelajaran value clarification technique

menujukan bahwa ada peningkatan pada siswa dengan materi nilai-nilai

pancasila yang diperoleh dari hasil tes formatif.


Dari hasil ulangan menunjukan bahwa siswa yang tuntas adalah 6 orang

dengan persentase 25% dan yang tidak tuntas adalah 18 orang dengan

persentse 75%. Pada siklis I menunjukan bahwa ada peningkatan sedikit

54
prestasi belajar siswa dari nilai tes formatif yaitu ada 14 orang siswa yang

tuntas dengan persentase 52,73%. Sementara yang tidak tuntas 8 orang siswa.

Dengan persentase 47,27% dan ada 2 siswa yang tidak mengikuti

pembelajaran. Berdasarkan data ketuntasan belajar diatas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di atas belum berhasil. Pada siklus

II yang tuntas adalah 22 orang siswa dengan persentase 91,66%. Sementara

ada 2 siswa yang belum tuntas dengan persentase 8,34%.


Prestasi belajar yang sudah mencapai KKM, sehingga

dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan model value clarification

technique dapat meningkatkan prestasi belajar peserta siswa. Peningkatan

prestasi belajar siswa dalam sebuah pembelajaran adalah tercapainya tujuan

pembelajaran. Dimana tujuan pembelajaran merupakan tolak ukur bagi seorng

guru dalam melaksanakan KBM. Prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai

informasi- informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.


Dari paparan uraian tersebut dapat disampaikan bahwa penerapan model

pembelajaran value clarification technique baik adanya karena dapat

meningkatkan tanggapan siswa terhadap materi yang diajarkan dan siswa

sangat antusias dalam proses KBM karena guru dan siswa sama-sama aktif.

Maka dengan demikian penerapan model value clarification technique dalam

proses pembelajaran menimbulkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa

yang dilihat dari nilai tes formatif.


a. Data hasil observasi siswa
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa peneliti

menggunakan hasil observasi pada siklus I dan siklus II yang telah

55
diamati. Peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam dua siklus dapat

ditunjukan pada table dibawah ini perkembengan aktivitas peserta didik.


Tabel 4.11
Hasil observasia ktivitas siswa

No Siklus Skor Persentase Kriteria keberhasilan


1 I 335 69,79 Kurang
2 II 389 81,05 Baik
Dari data di atas menunjukan bahwa perkembangan aktivitas

peserta didik mengalami peningkatan dari siklis I sampai siklus II.

Diagram 4.7
Hasil observasi aktifitas siswa

Dari data menujukan bahwa ada perkembangan aktivitas siswa

mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II

56
Diagram4.8
Rekapitulasi Nilai Rata-Rata

Diagram 4.9
Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Klasikal

b. Keterbatasan peneliti
Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih bayak keterbatasan antara

lain meliputi

57
1) Ketika mengadakan penelitian peneliti masi banyak mengalami

kesulitan dengan keadaan peserta didik yang begitu banyak dalam satu

kelas dengan karakter yang berbeda-beda.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa model pembelajaran VCT dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas VI SDI Ende 13

pada materi nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam sila

KeTuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Berikut

merupakan hasil yang diperoleh setelah penilitian tindakan kelas

dilakukan:
1. Aktivitas belajar siswa
Pembelajaran PKn yang dilakukan dangan menerapkan model

pembelajaran VCT nilai-nilai pancasila dapat membantu siswa lebi

aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan

keberhasilan siswa baik dalam mengajukan dan menjawap pertanyaan,

mengungkapkan pendapat, serta mampu melatih siswa untuk

58
menentukan pilihan yang baik. Aktivitas belajar siswa yang diperoleh

pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I.

2. Prestasi Belajar
Model pembelajaran VCT yang dilaksanakan pada kelas VI

pada mata pelajaran PKn materi nilai-nilai pancasila yang

terkandung dalam sila KeTuhanan dan sila kemanusiaan yang adil

dan beradab, dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada meteri

tersebut. hal ini terbukti dari prestasi belajar siswa kelas VI SDI

Ende 13 yang mengalami peningkatan pada siklus dua jika

dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata prestasi belajar yang

diperoleh pada siklus I yaitu 73,12 dengan dengan ketuntasan

belajar 62,5%. Pada siklus II, rata-rata hasil belajar yang diperoleh

sebesar 83,13 dan ketuntasan belajar 91,66%. Berdasarkan hasil

tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan

rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II sebesar 10,01 dan

peninkatan ketuntasan belajar sebesar 29,16%.


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, peneliti mau

menyampaika kepada pihak-pihak baik yang terlibat langsung maupun

yang tidak langsung dalam penelitian, yaitu guru, siswa, dan kepala

sekolah. Saran tersebut adalah sebagai berikut:


1. Kepada guru
Dalam melaksanakan pembelajaran PKn, khususnya pada

materi nilai-nilai pancasila, guru disarankan untuk menerapkan

59
model pembelajaran VCT untuk meningkatkan Aktivitas Dan

Prestasi Belajar Belajar Siswa.


2. Kepada Siswa
Dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan VCT,

siswa hendaknya lebi aktif dalam tanya jawab maupun

mengemukakan pendapat, sehinga pembelajaran yang dilaksanakan

akan lebi efektif.


3. Kepada kepala sekolah
Agar mutu pendidikan di sekolah lebi bermutu, alangka baiknya

kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang sasuai

dengan materi pembelajaran, sehingga pembelajaran di sekolah lebi

optimal.

60

Anda mungkin juga menyukai