Anda di halaman 1dari 2

B.

Perbedaan kelompok wanita tani dan kelompok tani


Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas
dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya),
keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama
Nuryanti dan Swastika (2011), menjelaskan bahwa secara umum, kelompok tani dibentuk
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang tidak bisa diatasi secara
individu, kelompok tani dapat dibentuk secara swadaya maupun atas dasar kepentingan
kebijakan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian. sedangkan Kelompok Wanita Tani (KWT)
merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi dan ada secara nyata, disamping
berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok
tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan
kerja untuk kegiatan usaha tani (Hermanto, 2007).
Adapun perbedaan yang terdapat pada kelompok tani dengan kelompok wanita tani antara
lain:
1. Anggota
Menurut Kurniyati et al (2014), bahwa anggota kelompok tani dapat berupa petani dewasa dan
petani muda, wanita dan pria. Anggota keluarga petani (istri dan anak) yang berperan membantu
kegiatan usaha tani keluarga tidak dimasukkan menjadi anggota kelompok tani tetapi diarahkan
membentuk kelompok wanita tani atau pemuda tani. Anggota kelompok tani terdiri atas
sekumpulan orang yang berprofesi sebagai petani yang memiliki tujuan dan minat yang sama.
Sedangkan kelompok wanita tani terdiri atas sekumpulan wanita yang mempunyai aktivitas di
bidang pertanian atau istri dari petani yang memiliki tujuan bersama untuk meningkatkan
produktivitas tani dan kesejahteraan anggotanya.

2. Pembinaan
Kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran
serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya dengan menumbuh kembangkan kerja sama
antar petani dan pihak lain yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya. Pengembangan
kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam
melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan
agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi kuat dan mandiri (Rendono dalam Wiranti, 2012).
Sedangkan kelompok wanita tani pembinaannya diarahkan untuk mempunyai suatu usaha
produktif dalam skala rumah tangga yang memanfaatkan atau mengolah hasil – hasil pertanian
maupun perikanan sehingga dapat menambah penghasilan keluarga (Wiranti, 2016).

3. Peran
Kelompok Wanita Tani juga dapat berperan seperti berikut:
a) Kelas belajar, merupakan wadah bagi setiap anggota untuk berinteraksi guna meningkat
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam berusaha tani yang lebih baik dan
menguntungkan, serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih
sejahtera.
b) Unit produksi usaha tani,merupakan satu kesatuan unit usaha tani untuk mewujudkan
kerjasama dalam mencapai skala usaha ekonomi yang lebih menguntungkan.
c) Wahana kerjasama, merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama di antara sesama
anggota dalam kelompok wanita tani dan antara kelompok wanita tani dengan kelompok
wanita tani lain maupun dengan pihak-pihak lainnya dalam rangka untuk menghadapi
berbagai ancaman, tantangan dan hambatan serta gangguan.

Daftar Pustaka

Nuryanti, S dan Dewa K.S Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi

Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29 No. 20, Desember 2011, 115–128.
Hermanto. 2007. Rancangan Kelembagaan Tani dalam Implementasi Prima Tani di Sumatera

Selatan. Jurnal AKP5 (2): 110-125. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Bogor.

Kurniyati et al (2014)

(Rendono dalam Wiranti, 2012)

(Wiranti, 2016).

Anda mungkin juga menyukai