Anda di halaman 1dari 5

kelembagaan pertanian

🔜Definisi Kelembagaan dan Kelembagaan Pertanian

Lembaga adalah berisi norma, nilai, regulasi, pengetahuan, dan lainnya. Menjadi

pedoman dalam berperilaku aktor (individu atau organisasi). Kelembagaan adalah hal-

hal yang berkenaan atau berhubungan dengan lembaga (Syahyuti, 2011).

Kelembagaan menunjuk kepada sesuatu yang bersifat mantap (established) yang hidup

(constitued) di dalam masyarakat. Suatu kelembagaan adalah suatu pemantapan

perilaku (ways) yang hidup pada suatu kelompok orang. Ia merupakan sesuatu yang

stabil, mantap, dan berpola; berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat;

ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern, atau bisa berbentuk tradisional

dan modern; dan berfungsi untuk mengefisienkan kehidupan sosial (Koentjaraningrat,

1997). Kelembagaan merupakan faktor penting dalam mengatur hubungan antar

individu untuk penguasaan faktor produksi yang langka (Saleh et al.,2007).

Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta

dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang

terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Dalam kehidupan

komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata
sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas.

Kelembagaan pertani juga memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan

sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu

diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar

petani (kelompok tani). Saat ini potret petani dan kelembagaan petani di Indonesia

diakui masih belum sebagaimana yang diharapkan (Suradisastra, 2008).

🔜 Macam-macam Kelembagaan

Berdasarkan hasil penelitian (Alihamsyah et al., 2000); (Ananto et al., 2000); (Pranaji

et al., 2000), terdapat 17 kelembagaan yang ada di tingkat desa yang berkaitan dengan

Sistem Usaha Tani padi. Tujuh belas kelembagaan tersebut adalah :

1. Kelompok Tani

Kelompok Tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir para petani

dalam mengembangkan usaha tani nya. kelompok tani organisasi yang dapat dikatakan

berfungsi dan ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan

penggerak kegiatan anggota nya. Beberapa kelompok tani  juga mempunyai kegiatan

lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha

tani (Hermanto, 2007).

2. Kelompok Wanita Tani

Program pemberdayaan utama yang dilakukan adalah mengikutserakan para ibu tani

dalam penyuluhan teknologi usaha tani. Kegiatan ini dilakukan mengingat ibu tani

sangat berperan dalam usaha tani (Herawati et al., 2000).


3.Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelola irigasi yang menjadi

wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh

petani secara demokratis, termasuk kelembagaan lokal pengelola air irigasi (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia, 2001).

4.Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA)

Pengembangan Kelembagaan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), merupakan upaya

koordinasi lintas stakeholders yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani

dan nelayan dalam menjalankan fungsinya (Dewan Ketahahan Pangan Provinsi Riau,

2008).

5.Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) kemudian dikenal sebagai wadah kerjasama

antar kelompok tani. Dalam perkembangannya, banyak program pemerintah untuk

petani disalurkan melalui wadah gapoktan dan kelompok tani, oleh karena itu

pembentukan kelompok tani diatur dengan surat edaran Menteri Pertanian, sehingga

kelompok tani cenderung menjadi organisasi formal, mengalami pergeseran dari

kelompok sosial (social group) menjadi kelompok tugas (task group) (Pelita, 2011).

6.Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)

 Penyuluhan pertanian merupakan suatu keniscayaan sekaligus merupakan kewajiban

Pemerintah untuk menyelenggarakannya. Pemberdayaan melalui penyelenggaraan

penyuluhan pertanian diperlukan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku guna

membangun kehidupan dan penghidupan petani yang lebih baik secara berkelanjutan

(Departemen Pertanian, 2004).


7.Koperasi Tani (Koptan)

8.Koperasi Unit Desa (KUD)

9.Kelompok Arisan

10.Kelompok Simpan Pinjam

11.Kios Saprodi

12.Pedagang Pengumpul Tengkulak

13.Pasar

14.Jasa Angkutan

15.Jasa Alinstan

16.Kilang Padi

17.Lembaga Swadaya Masyarakat

🔜 Gabungan Usaha Tani (GAPOKTAN)

GabunganKelompokTani (GAPOKTAN) adalah kumpulan dari beberapa kelompok tani

yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani

tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, atau merupakan suatu wadah

kerjasama antarkelompok tani dalam upaya pengembangan usaha yang lebih besar

(Untajana, 2008).

Menurut Syahyuti (dalam Revikasari, 2010) Gapoktan adalah gabungan dari beberapa

kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan

kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi

anggota dan petani lainnya. Penggabungan kelompok tani kedalam Gapoktan dilakukan

agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan

sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke

sector hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar

(Deptan dalam Revikasari, 2010).


Menurut Deptan (dalam Revikasari, 2010) Gapokta nmempunyai fungsi sebagai berikut

Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas,

kualitas, kontinuitas, dan harga),

Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan lainnya) serta

menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya,

Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman kepada para petani

yang memerlukan,

Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading,

pengepakan, dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah,

Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual produk petani kepada

pedagang atau industri hilir.

Menurut Syahyuti (dalam Pujiharto ,2010) terdapat tiga peran pokok Gapoktan sebagai

berikut :

Gapoktan berperan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang terbangun, misalnya

terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi yaitu bertugas merekap daftar permintaan

benih dan nama anggota.

Gapoktan berperan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal.

Gapoktan dianggap sebagai Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) sehingga dapat

menerima Dana Penguatan Modal (DPM).

Anda mungkin juga menyukai