Anda di halaman 1dari 11

Coba amati salah satu organisasi di lingkungan anda apakah organisasi tersebut telah

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya!

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah terbiasa bekerja berkelompok dengan bentuk yang sesuai
dengan budaya dan kondisi lokal yang ada. Paguyuban tari di Jawa Barat, Sekaa semal di Bali
dimana masyarakat berkelompok untuk memberantas hama tupai, mapalus di Minahasa dimana
masyarakat bekerja gotong royong di kebun orang, kelompok pengajian dan sebagainya,
merupakan contoh konkrit bahwa masyarakat Indonesia memang mempunyai budaya gotong
royong.

Dari sisi masyarakat, dengan berkelompok akan lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan,
dibandingkan dengan bekerja sendiri. Lagipula, kelompok merupakan wadah belajar bersama
dimana masyarakat bisa saling bertukar pengalaman dan pengetahuan. Selain itu, kelompok
membangun solidaritas sesama warga desa.

Dari sisi lembaga, terbatasnya kesanggupan lembaga untuk mendampingi seluruh masyarakat
desa, melalui kelompoklah lembaga mencoba melakukan pendekatan pengembangan
masyarakat, dengan harapan hasil-hasil yang positif dapat disebarluaskan ke anggota masyarakat
lainnya. Kelompok dapat diartikan sebagai suatu wadah masyarakat untuk berkumpul dan
bekerjasama dalam mencapai tujuan mereka.

Namun kelompoktani yang terbentuk sekarang ini kenyataannya merupakan bagian dalam
pengembangan masyarakat yang dirancang untuk mengakses proyek. Sehingga sulit dipisahkan
apakah kelompok masyarakat itu timbul dari motivasi masyarakat sendiri ataukah terbentuk
karena proyek.

Kelompok yang dibentuk karena adanya proyek. tidak akan mengakar di masyarakat. Oleh
karena itu, ketika proyek selesai kelompokpun bubar. Demikian pula halnya dengan kelompok-
kelompok yang dibentuk oleh masyarakat untuk mendapatkan bantuan, ketika bantuan tak
kunjung datang maka aktifitas semakin surut dan akhirnya menghilang.

Untuk menyikapi hal ini, maka dikembangkan Pendekatan Pengembangan Kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi berbagai
permasalahan dan kebutuhannya. Pengembangan Kelompok merupakan serangkaian proses
kegiatan memampukan/memberdayakan kumpulan anggota asyarakat yang mempunyai juan
bersama. Proses Pengembangan Kelompok dimulai dari proses pengenalan akan program,
berlanjut pada Kajian Pedesaan Partisipatif dan diperkuat ketika masyarakat merasa mereka
perlu berbagi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Peran pihak luar hanyalah sebatas mendampingi
kelompok ke arah kemandirian. Sikap pendamping yang mau belajar dari masyarakat, merasa
setara (bukan guru petani), tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, sikap bersahabat akan
sangat membantu proses ini.

Tujuan

Penyusunan Paper tentang Peningkatan Kemampuan Kelompok tani Dalam Melaksanakan


Fungsinya ini bertujuan :

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kelompok tani. Untuk mengetahui peran dan
fungsi kelompok tani dalam upaya pembinaan terhadap kelompok tani.

Untuk mengetahui dan menerapkan proses pengembangan kelompoktani dalam melaksanakan


tugas di lapangan.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok tani


Bales (1950), menjelaskan bahwa Kelompok adalah Satuan (unit) sosial yang terdiri atas dua
orang atau lebih yang melihat diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok itu, sedangkan
Cattel (1951), menjabarkan bahwa Kelompok merupakan kumpulan individu yang mencoba
untuk memenuhi beberapa kebutuhan melalui penggabungan diri mereka (joint association).
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan
tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang (UU No 16, 2006).

Menurut Permentan No. 273 tahun 2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani
menyatakan bahwa Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

B. Peran dan Fungsi Kelompok tani

Kelompoktani dalam operasionalnya memiliki 3 peran fungsi yang menjadi dasar dalam
pengelolaan organisasi:

1. Kelas belajar
Kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar hagi anggotanya guna meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian
dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat. pendapatannya bertambah serta
kehidupan yang lebih sejahtera.

2. Wahana kerjasama
Kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam
kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan
usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan.
3. Unit Produksi
Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan
harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

C. Pengembangan Kelompok tani

Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam


melaksanakan fungsinya, dicirikan antara lain:

a) Adanya pertemuan rapat anggota rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan
berkesinambungan;

b) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana
sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara
partisipasi;

c) Memiliki aturan norma yang disepakati dan ditaati bersama;

d) Memiliki pencatatan pengadministrasian organisaso yang rapih

e) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir.

f) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar:

g) Sebagai sumber serta layanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan
anggota kelompok tani khususnya:

h) Adanya jalinan kerja sama antara kelompok tani dengan pihak lain:

i) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha kegiatan
kelompok.

Dalam pengembangan kelompok usaha bersama, kelembagaan kelompok tani perlu dilakukan
penguatan kelembagaan agar dapat berperan dan berfungsi menjadi kelembagaan kooperatif dan
produktif yaitu ;

a) kelompok tani dapat membantu pengadaan sumberdaya finansial (modal) bagi anggota
kelompok dalam mengembangkan usaha-usaha produktif:

b) kelompok tani sebagai lembaga usaha-usaha produktif dan ekonomi yang mampu
menciptakan lapangan kerja dan usaha ditingkat kelompok:

c) kelompok tani sebagai lembaga ekonomi di tingkat kelompok, dan

d) kelompok tani sebagai unit usaha (enterprise) di tingkat kelompok.

1. pengembangan kegiatan ekonomi kelompok

Sebagai suatu unit usaha, kelompok tani diharapkan dapat menjalankan proses proses dalam
kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi. Lipscy
(1991) menguraikan ketiga kegiatan ekonomi tersebut sebagai berikut:

Kegiatan produksi Kegiatan produksi ialah kemampuan setiap masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya selalu dibatasi oleh sumber-sumber ekonomi yang menjadi penentu realisasi dari
pemenuhan kebutuhan ekonomi yang disebut juga sebagai faktor faktor produksi, dengan jumlah
yang terbatas. Ini berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kapital, atau
barang-barang modal, serta kewirausahaan (entrepreneurship). Kegiatan konsumsi
Kebutuhan konsumsi ialah kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh proses produksi (yang disebut juga komoditas).
Kegiatan konsumsi dan produksi menghasilkan gaya tarik menarik yang akhirnya membentuk
mekanisme harga, dimana harga terbentuk berdasarkan gaya tarik konsumen yang menguat atau
menurun. Gaya tarik yang menguat, artinya konsumen membutuhkan komoditas dalam jumlah
yang lebih menyebabkan naiknya harga, dan sebaliknya, melemahnya gaya tarik konsumen,
dalam arti turunnya permintaan konsumen akan menyebabkan penurunan harga. Penggunanaan
barang-barang modal dalam proses produksi akan menaikkan produktivitas, dan semakin banyak
barang-barang modal yang dipergunakan, maka semakin tinggi produktivitas dari kegiatan
produksi. Barang barang modal di dalam masyarakat akan semakin banyak bila masyarakat tidak
mengkonsumsikan seluruh pendapatan yang diperolelmya untuk kegiatan konsumtif, melainkan
dialokasikan bagi penambahan stok barang-barang modal. Inilah yang merupakan peran kegiatan
konsumsi dari kelompok tani, dimana kegiatan ini mampu meningkatkan alokasi pendapatan
kearah akumulasi barang barang modal. Bukan hanya pendapatan dalam wujud finansial, tetapi
juga faktor faktor produktif yang didapat dari berputarnya roda organisasi, seperti halnya fasilitas
yang didapat dari berbagai pihak. Kegiatan distribusi Kegiatan distribusi ialah suatu mekanisme
yang menentukan gaya tarik menarik antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Kegiatan
ini mengarahkan agar komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan produksi secara wajar dapat
dinikmati oleh kegiatan konsumsi sesuai dengan pendapatan. Jadi kegiatan distribusi secara
makro erat kaitannya dengan mekanisme harga. Peran kegiatan distribusi dalam hal ini dapat
disimpulkan sebagai peran dalam memperlancar sampainya berbagai komoditas hasil kegiatan
produksi, dengan menguasai serba-serbi pasar sebagai tempat Bertemunya kegiatan produksi dan
kegiatan konsumsi.

2. Kegiatan pendapat petani

Dengan berkelompok tujuan individu akan lebih mudah dicapai, belajar mendiskusikan dengan
orang lain dan mendapatkan kesepakatan. Kelompok juga merupakan wadah tempat anggota
saling bertukar pengalaman dan ilmu. Walaupun demikian ada hal-hal yang perlu dipahami
bahwa berkelompok juga mempunyai kerepotan-kerepotan sendiri, misalnya perlu waktu untuk
mencapai kesepakatan dan lain-lain. Dengan mengetahui sebelumnya kekuatan dan kelemahan
berkelompok setiap individu diharapkan akan bisa lebih mengerti dinamika suatu kelompok.
Pembinaan kelompoktani diarahkan untuk memberdayakan petani nelayan agar memiliki
kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi), mampu
memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh
tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar
kelompoktani dapat berfungsi sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana
kerjasama menuju kelompoktani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002). Dalam rangka
meningkatkan pendapatan petani, perlu dilakukan upaya-upaya untuk pengembangan kelompok
sebagai (berikut) :

Pengembangan Agro Input (Saprodi) Sarana Produksi adalah semua bahan baku dan bahan
pembantu yang digunakan dalam proses produksi seperti benih, pupuk, pestisida dan alat-alat
pertanian lainnya. Dalam pengadaan saprodi. kebanyakan kelompoktani masih mengusahakan
secara sendiri-sendiri, kecuali untuk pengadaan pupuk bersubsidi yang ditebus secara bersama-
sama melalui Gapoktan yang ada di desa. Rencana pengembangan kelompok dalam hal
penyediaan sarana produksi ini adalah dengan membentuk kios tani milik kelompok dan bekerja
sama dengan salah satu kios saprodi yang ada di kota kabupaten. Kelompok-kelompok tani
masih butuh pembinaan untuk pengembangan dalam pengadaan dan penyaluran saprodi dengan
kegiatan perencanaan, pengelolaan. sehingga sarana produksi sampai ke petani dapat memenuhi
kriteria 6 tepat (Tepat waktu Tepat jumlah Tepat jenis Tepat mutu Tepat produk Tepat harga)
agar pemanfaatan saprodi dapat digunakan secara maksimal. Pengembang Agronomi
(Peningkatan Produksi) Keberhasilan suatu usaha tani tidak terlepas dari paket tekhnologi yang
diterapkan. Untuk itu. Kelompoktani harus mampu menyerap dan mengaplikasikan tekhnologi-
tekhnologi ( inovasi baru) yang selalu berkembang agar kelompok tani mampu meningkatkan
produksi dari waktu ke waktu dengan produk yang semakin berkwalitas. Dalam upaya
peningkatan produksi tersebut, kelompok tani perlu menangani bagaimana proses budidaya
tanaman yang dikembangkan agar tumbuh dan berkembang dengan baik dengan penerapan
tekhnologi anjuran, dan Petugas pengendalian hama yang selalu siap mengendalikan serangan
hama yang berkembang di setiap lahan usaha tani anggota
kelompok. Pengembangan Agro Industri Kegiatan yang dilakukan dalam agro industri adalah
keseluruhan proses mulai dari penanganan pasca panen sampai pada tingkat pengolahan hasil.
Perlu adanya seksi dalam kelompok tani yang khusus menangani kegiatan ini agar komoditi yang
diproduksi oleh anggota kelompok mempunyai nilai tambah. Pengembangan Agro Niaga
(Pemasaran) Kelompoktani perlu melakukan fungsi tataniaga mulai dari penangan panen, pasca
panen distribusi dan pemasaran secara bersama-sama yang dilakukan kelompok dengan
membentuk seksi pemasaran. Sebagai contoh, pengumpulan hasil produksi berbagai komoditas
pertanian setelah dipanen dan pengangkutannya dikoordinir oleh kelompok tani melalui seksi
agro industri dan dijual secara bersama melalui badan usaha kelompok dengan menyewa atau
menggunakan alat transportasi sendiri, semua pembiayaan ditanggung secara bersama oleh
anggota dengan kesepakatan. Sebahagian dari hasil penjualan disisihkan untuk kas kelompok
dan pembayaran jasa petugas. Pengembangan Agro Pendukung ( Supporting ) Pada agro
pendukung ada beberapa pihak yang terkait didalamnya seperti: Penyuluh, peneliti, Gapoktan,
Bank, LKM, Koperasi dan lembaga keuangan lainya. Untuk pengembangan kelompok pada seksi
ini dilakukan kerja sama kelompok dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan
kepentingan kelompok seperti Koperasi, Gapoktan, dinas-dinas lingkup pertanian, perbankan
dan lain-lain, sehingga diharapkan semua kepentingan kelompok untuk mendukung kemajuan
usaha dalam rangka mensejahterakan anggota bisa terpenuhi, baik dalam hal permodalan,
tekhnologi, dan sarana-sarana pendukung lainnya.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Namun kenyataan yang ada bahwa banyak
kelompoktani yang terbentuk atas dasar ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah sehingga
keberadaan kelompok tidak kokoh. Oleh karena itu perlu upaya pengembangan kelompoktani
yang diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya,
yaitu sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi. Sebagai suatu unit usaha,
kelompok tani diharapkan dapat menjalankan proses-proses dalam kegiatan ekonomi seperti
kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi. Pengembangan kelompoktani
diharapkan berdampak pada peningkatan pendapatan anggota kelompoktani melalui kegiatan
pengembangan agro input (saprodi), pengembangan agronomi (peningkatan produksi),
pengembangan agro industri, pengembangan agro niaga (pemasaran) dan pengembangan agro
pendukung (supporting).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan pertanian
perikanan dan kehutanan, Jakarta.

Anonim, 2007. Permentan No 273 tahun 2007, tentang Pedoman Pembinaan kelembagaan
petani, kementerian pertanian, Jakarta.

Anonim. 2007, The Decentralized Livestock Services in Eastern Indonesia Project


(DELIVERI).

Panduan Pelatihan Pengembangan Kelompoktani, Kementerian Pertanian, Jakarta.


http://hermawatianisa.blogspot.com/2013/05/bab-3-4-kelompok.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai