Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

MAKALAH

MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH DARI KORUPSI,KOLUSI,DAN


NEPOTISME(KKN)

Di kerjakan oleh :

NAMA :

NIM :

UNIVERSITAS TERBUKA
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala limpah dan rahmat serta
taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dalam bentuk maupun
isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi pedoman
bagi pembaca.Saya harap makalah yang saya buat ini dapat membantu dan menambah
wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi kita semua khususnya saya sendiri
Saya mengakui makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman saya
yang sangat minim. Oleh karena itu saya harap kepada tutor dan para pembaca unutk
memberikan saran/masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

PENULIS
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pemerintahan pada awalnya di Indonesia dikembangkan sebagai bagian dari ilmu
hukum. Sehingga tidak mengherankan apabila kajian ilmu pemerintahan dapat dilakukan
melalui pendekatan legalistik dan pendekatan sistemik.
Pendekatan Legalistik adalah salah satu cara untuk melihat gejala dan peristiwa dari sudut
pandang aturan formal.Pendekatan sistemik adalah salah satu cara untuk melihat peristiwa
dari kesatuan sistem yang utuh dari sesuatu rangkaian yang saling terkait satu sama
lain.Pemerintahan adalah gejala yang sah (kewenangan), sehingga kegiatan pemerintahan
selalu berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasca reformasi,
pemerintah berkomitmen mewujudkan pemerintah yang bersih bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN). Namun faktanya, sejak dibentuk KPK, banyak pejabat negara, kepala
daerah, dan aparatur pemerintah yang tertangkap tangan oleh KPK sedang melakukan tindak
pidana korupsi.Sehubungan dengan peristiwa tersebut menuai kekecewaan
dan distrust (ketidakpercayaan) masyarakat kepada pemerintah, karena tindak pidana korupsi
telah merugikan masyarakat dengan berkurangnya kualitas pelayanan publik.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan pendekatan legalistic dan pendekatan sistemik ?


2.Bagaimana ciri-ciri pendekatan legalistic dan pendekatan sistemik?
3.Bagaimana analisis tentang gejala dan peristiwa pemerintahan ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.Untuk mengetahui apa itu pendekatan legalistic dan pendekatan sistemik.


2.Untuk mengetahui cirri-ciri pendekatan legalistic dan pendekatan sistemik.
3.Untuk mengetahui analisis tentang gejala dan peristiwa pemerintahan.

1.4 Manfaat

Dalam hal ini manfaat yang didapat untuk menambah pengetahuan dan wawasan didalam
ilmu politik dan pemerintahan, supaya nanti dapat dapat diterapkan apabila suatu saat nanti
terjun langsung kedalam dunia politik dan pemerintahan.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Legalistik dan pendekatan sistemik

Pendekatan legalistik adalah salah satu cara untuk melihat gejala dan peristiwa dri sudut
pandang aturan-aturan formal. Hal tersebut sekaligus menjadi ciri yang membedakan ilmu
pemerintahan dan ilmu-ilmu sosial lainnya. salah satu cara untuk melihat peristiwa dari
kesatuan sistem yang utuh dari sesuatu rangkaian yang saling terkait satu sama lain.

2.2 Ciri-ciri Pendekatan Legalistik dan pendekatan sistemik


➢ Ciri-ciri pendekatan legalistic dalam mempelajari ilmu pemerintahan adalah sebagai
berikut:
1. Melihat gejala dan peristiwa pemerintahan dari dasar hukum yang mengaturnya (hukum
positif).
2. Berdasarkan hukum positif dilakukan dengan melihat proses perbuatannya, isinya
maupun pelaksanaannya.
3. Dalam melakukan analisis ilmu pemerintahan banyak meminjam teori ilmu hukum dan
ilmu kebijakan public.
• Ciri-ciri pendekatan sistemik dalam mempelajari ilmu pemerintahan adalah sebagai
berikut:
1. melihat peristiwa aturan main dari sistem pemerintahan tersebut.
2. lembaga-lembaga yang menjalankan sistem pemerintahan yang berwenang melaksanakan
aturan main yang berlaku.

3. pelaku yang menjadi aktor utama

2.3 Pendekatan Legalistik untuk Menganalisis Gejala dan Peristiwa Pemerintahan

Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah (kewenangan) dalam upayanya mendukung
lembaga Hukum dalam pemberantasan korupsi yang dalam hal ini KPK yang diberi amanah
oleh undang undang dalam memberantas korupsi, sehingga kegiatan pemerintahan selalu
mendukung apa yang dilakukan KPK serta harus berkaitan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Gejala semacam ini dapat dipahami dengan pendekatan legalistik
formal yang berarti menggunakan rujukan berbagai peraturan yang berlaku digunakan
pemerintah pada saat membuat kebijakan, memberi pelayanan public, serta menegakkan
aturan dengan penjelasan sebagai berikut
Dye dalam tulisan Anderson menyatakan kebijakan public adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan menurut Anderson kebijakan public adalah arah
tindakan yang bertujuan yang diikuti oleh satu atau satuan actor di dalam mengatasi suatu
masalah atau sesuatu yang menjadi perhatian publik. Batasan ini setidaknya menggambarkan
bahwa kebijakan public melibatkan para aktor dalam tindakan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah yang terjadi. Dalam hal ini menunjukkan bahwa memahami gejala dan
atau peristiwa pemerintahan melalui pendekatan legalistik berkaitan erat dengan ilmu
kebijakan public. Artinya dalam menganalisis gejala dan atau peristiwa pemerintahan dapat
meminjam teori, model ataupun konsep yang dimiliki ilmu kebijakan public.
Gejala dan atau peristiwa pemerintahan tertentu selalu akan terkait dengan suatu dasar
hubungan tertentu yang dinamakan hubungan positif. Dengan mempelajari dasar hubungan
tertentu, kita dapat mengetahui filosofi maupun paradigm yang berada dibalik gejala dan atau
peristiwa pemerintahan tertentu.

2.4 Pendekatan sistemik untuk Menganalisis Gejala dan Peristiwa Pemerintahan

Melalui pendekatan sistemik dapat dianalisis gejala dan peristiwa pemerintahan dalam hal ini
pemerintah sebagai pembuat sebuah kebijakan mengatur regulasi hukum yang akan
dijalankan badan anti rasuah dalam hal ini KPK untuk dapat mengembalikan kepercayaan
publik terhadap pemberantasan korupsi.Dengan memahami fungsi dan tugas masing-masing
yang akan menciptakan suatu sistem yang terkoordinasi dengan baik dan keharmonisan
antara sesama komponen aparatur pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahannya
sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud sesuai dengan visi-misi dalam
menjalankan roda pemerintahannya.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui pendekatan legalistic dan pendekatan sistemik dimaksudkan bahwa pembelajar dan
pelaksana pemerintahan memahami berbagai aturan hukum yang menjadi dasar dari
tindakannya. Kajian ilmu pemerintahan dapat berangkat dari peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dengan meletakkan pada proses, isi, implementasi maupun evaluasinya serta
sistem yang dalam menjalankan pemerintahan yang bebas dari KKN.

3.2 Saran
Saya berharap dalam penulisan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
maupun bagi penulis, khususnya pada materi jenis-jenis teori dalam ilmu politik dan
pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA

• Modul BMP Ipem 4407

• Wasistiono Sadu, Simangunsong Fernandes. Metodologi


Ilmu Pemerintahan.Bandung. IPDN PRESS

Anda mungkin juga menyukai