Anda di halaman 1dari 16

A.

Kontek Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2020) petani
merupakan orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Menurut Rodjak,
petani sebagai unsur usaha tani memegang peranan yang penting dalam
pemeliharaan tanaman atau ternak agar dapat tumbuh dengan baik, ia
berperan sebagai pengelola usaha tani. Pertanian adalah suatu jenis
kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan
Petani sebagai pengelola usaha tani berarti ia harus mengambil
berbagai keputusan di dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki atau
disewa dari petani lainnya untuk kesejahteraan hidup keluarganya.
Petani yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang bercocok tanam
dari hasil bumi atau pemeliharaan ternak dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Apabila ada orang yang
mengaku petani yang menyimpang dari pengertian tersebut, dapat
dikatakan bukan petani. Seseorang yang bergerak di bidang pertanian,
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan
untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti cabai, jagung,
bawang merah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil
dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya
kepada orang lain
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta masyarakat
tani. Dengan peran yang sangat penting sebagai pemutar roda
perekonomian negara, maka perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat
tani, sehingga petani mampu mandiri menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka
membangun upaya kemandiriannya adalah dengan membentuk
kelompok-kelompok tani di pedesaan. Kelompok tani menghendaki
terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga
tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota
dibina agar berpandangan sama, berminat yang sama dan atas dasar
kekeluargaan.1
Kelompok tani adalah organisasi nonformal yang dikembangkan
dari, oleh, dan untuk petani dengan karakteristik saling mengenal, akrab,
dan saling percaya, dan memiliki pembagian tugas atas kesepakatan
bersama. Kelompok tani juga merupakan wadah belajar mengajar,
wahana bekerjasama yang untuk mencapai skala ekonomi dari segi
kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Salah satu kelembagaan yang dikembangkan dalam meningkatkan
hasil pertanian adalah kelompok tani. Kelompok tani secara tidak
langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produktivitas usahatani melalui pengelolaan usahatani
secara bersamaan. Dengan membentuk kelompok akan lebih mudah
mencapai tujuan yang dinginkan dibandingkan dengan bekerja sendiri
atau perorangan.
Pembentukan kelompok tani saat ini lebih diarahkan kepada
kemudahan pelaksanaan tugas pemerintah menyalurkan sarana produksi
(saprodi) kepada petani, sehingga lebih terkordinasi. Kelompok tani
pada awalnya dilakukan melalui pendekatan domisili, namun kemudian
dimodifikasi mengikuti hamparan lahan pertanian. Dua pendekatan
kelompok tani tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Pengelompokan petani menurut hamparan lahan pertanian
dapat memudahkan penyaluran sarana produksi (SAPRODI).
Kelemahannya adalah usaha untuk membuat kelompok tani menjadi
dinamis menjadi sifat krusial dan sering mengganggu kelancaran sarana
produksi.Situasi ini terjadi karena petani yang dikelompokkan menurut
hamparan lahan tidak selalu saling mengenal satu degan yang lain.2
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung
mengorganisir para petani dalam mengembangkan usaha taninya.
Kelompok tani merupakan organisasi yang dapat dikatan berfungsi dan

1
Nainjolan, Kaman. 2005. Pertanian Indonesia Kini dan Esok. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
2
Mardikanto. Sistem Penyuluhan Pertanian, jurnal eka adi, Volume 27. Nomor 02 (Desember
2016), 152.
ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan
penggerak kegiatan anggotanya.
Atas beberapa usulan dari para penduduk setempat dibentuklah
sebuah kelompok tani “asem jaya” dusun sokon desa blaban kecamatan
batu maramr kabupaten pamekasan. Kelompok tani ini adalah terobosan
baru dikalangan masyarakat setempat, sehingga pengelolaannya sangat
sederhana namun setruktur. Kepengurusan yang bersifat sederhana
memudahkan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani “asem
jaya” bisa saling bertukar pikiran, pengalaman, pengetahuan, dan
kemampuan berinovasi untuk menjadikan sistem pertanian menjadi
lebih maju. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Peran Kelompok Tani Asem Jaya Dalam
Meningkatkan Produktivitas Hasil Tani.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, peneliti tertarik untuk
mengangkat fokus dan deskripsi penelitian tentang:
1. Apakah kelompok tani telah menjalankan tugasnya sesui dengan
perannya ?
2. Bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani terhadap
produktivitas hasi tani ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan di antaranya:
1. Untuk menganalisis peran kelompok tani dalam memfasilitasi
petani.
2. Untuk menganalisis hubungan antara peran kelompok tani
terhadap produktivitas hasil tani.

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahun tentang peran kelompok tani asem
jaya dusun sokon desa blaban kecamatan batumarmar
kabupaten pamekasan
b. Sebagai bahan informasi bagi pihak kelompok tani asem jaya
dusun sokon desa blaban kecamatan batumarmar kabupaten
pamekasan

2. Manfaat praktis
a. Bagi petani
Petani dapat meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya
b. Bagi pengelola kelompok tani
Agar pengelola dapat berhubungan baik dengan petani
c. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah fahaman dan untuk mendapatkan
deskripsi yang jelas tentang pengertian dalam judul proposal ini,maka
penulis tegaskan variable yang terdapat dalam judul proposal ini yaitu:
1. Kelompok tani
beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun
diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam
tujuan, motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan
surat keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah
komunikasi antarpetani
2. Produktivitas hasil tani
hasil persatuan atau satu lahan yang panen dari seluruh
luas lahan yang dipanen
F. Kajian Pustaka
1. Kelompok Tani
Menurut Mulyana kelompok adalah gabungan dua orang
atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai tujuan bersama,
dimana interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai
struktur tertentu. Struktur merupakan sebuah kelompok adalah
susuanan dari pola antar hubungan interen yang mendekati stabil,
yang terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau
kedudukan-kedudukan para anggotanya yang hirarkis; (2)
peranan-peranan sosial yang berkaitan dengan status-status itu;
(3) unsur-unsur kebudayaan (nilai-nilai), norma-norma yang
memepertahankan, membenarkan dan menangungkan struktur.3
Menurut Hasibuan dalam Mosher kelompok tani secara
tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produktivitas usahatani melalui pengelolaan
usahatani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan
sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani.
Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama
memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan
sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerjasama antar
anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan
permasalahan dalam berusahatani dilaksanakan oleh kelompok
secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani
perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat
berkembang secara optimal.4
Kartasaputra mengemukakan bahwa kelompok tani
terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara paksa. Kelompok
ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani
yang optimal, dan keluarga tani yang sejahtera dalam
perkembangan hidupnya. Para anggotanya terbina agar
berpandangan sama, berminat yang sama, berkegiatan atas dasar
kekeluargaan, karena itu koperasi selalu memandang kelompok
ini sebagai cikal bakal terbentuknya KUD yang tangguh.5
Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa kelompok tani adalah
kumpulan petani / peternak / pekebun yang dibentuk atas dasar
3
Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. (Bandung: 2005) hl, 23
4
Hasibuan Ary Munandar dalam Mosher. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok Tani
dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah. Universitas Sumatra Utara :( Medan:2016). Hl,09
5
Kartasaputra. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara : (Jakarta: 2005), hl, 08
kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan (sosial-ekonomi-
sumber daya), dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
2. Peranan Kelompok Tani
Peranan dapat diartikan mengatur perilaku seseorang dan
juga peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu,
dapat meramalkan perbuatan individu lain sehingga yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan
perilaku orang-orang dalam kelompoknya.6
Sementara Usman dalam Soejono mengatakan bahwa
peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan
meliputi normanorma yang dikembangkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturanperaturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.7
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian
diri, dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya seseorang yang
menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan kelompok tani dalam pertanian
menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab
segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani
dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersamasama memecahkan
permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana
produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Melihat
potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan

6
Trimo. Evaluasi Penyuluhan Pertanian Permasalahan dan Upaya Pemecahannya di Kecamatan
Banyudono Kabupaten Boyolali. (Jawa Tengah: 2006), hl, 23.
7
Usman dalam Soejono. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pelayanan Masyarakat Desa
Lahumbo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo. Universitas Negeri Gorontalo : (Gorontalo:
2013), hl, 03
diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara
optimal.8
3. Kelas belajar
Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam
berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat,
pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
Agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
baik, kelompok tani diarahkan agar mempunyai kemampuan
yaitu,
a) Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar
b) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar
c) Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota
kelompok tani
d) Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran
secara kondusif dan tertib
e) Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik
yang berasal dari sesama petani, instansi pembina
maupun pihak-pihak lain
f) Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai
g) Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk
mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan
penyuluhan pertanian, dan sumber-sumber informasi
lainnya
h) Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat
maupun masalah yang dihadapi anggota kelompok tani
i) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam
memecahkan masalah maupun untuk melakukan
berbagai kegiatan poktan

8
Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press : (Jakarta: 2002), hl, 243
j) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan
berkala baik di dalam poktan, antar poktan atau dengan
instansi terkait.

4. Wahana kerjasama
Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar
kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini
diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
Sebagai wahana kerjasama, hendaknya kelompok tani memilik
kemampuan, yaitu
a) Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya
mempercayai dan selalu berkeinginan untuk
bekerjasama;
b) Menciptakan suasana keterbukaan dalam
menyatakan pendapat dan pandangan diantara
anggota poktan untuk mencapai tujuan bersama;
c) Mengatur dan melaksanakan pembagian
tugas/kerja diantara sesama anggota kelompok
tani sesuai dengan kesepakatan bersama
d) Mengembangkan kedisiplinan dan rasa
tanggungjawab diantara sesama anggota poktan
e) Merencanakan dan melaksanakan musyawarah
agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi
anggota kelompok tani
f) Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan
jasa pertanian
g) Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan
h) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang
dihasilkan bersama dalam poktan maupun pihak
lain
i) Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan
pihak penyedia sarana produksi, pengolahan,
pemasaran hasil dan/atau permodalan
j) Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan
pengembangan usaha anggota poktan

5. Unit Produksi
Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota
kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu
kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas. Sebagai unit produksi, kelompok diarahkan untuk
memiliki kemampuan. Yaitu:
a. Mengambil keputusan dalam menentukan
pengembangan produksi yang menguntungkan
berdasarkan informasi yang tersedia dalam
bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana
produksi dan sumberdaya alam lainnya
b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan
bersama, serta rencana kebutuhan kelompok tani
atas dasar pertimbangan efisiensi
c. Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat,
cara) usahatani oleh para anggota kelompok tani
sesuai dengan rencana kegiatan poktan
d. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak
lain yang terkait dalam pelaksanaan usahatani
e. Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang
dihasilkan bersama dalam poktan, maupun
kesepakatan dengan pihak lain
f. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana
kebutuhan poktan, sebagai bahan rencana
kegiatan yang akan datang
g. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan
h. Mengelola administrasi secara baik dan benar

6. Kerangka Pemikiran
Upaya peningkatan daya saing petani salah satunya adalah
pengembangan kelembagaan pertanian, pemberdayaan,
pemantapan dan peningkatan kemampuan kelompok-kelompok
petani kecil. Tujuan utama pembentukan dan penguatan
kelompok tani adalah untuk memperkuat kelembagaan petani
yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan
terfokus dengan sasaran yang jelas.Petani sebagai orang yang
terlibat langsung di dalam kelompok tani, dalam melakukan
usahataninya petani mebutuhkan suatu wadah agar dapat
berinteraksi dalam melakukan suatu kepentingan bersama dan
mecapai tujuan yang diinginan, sehingga mereka
menggabungkan diri dalam suatu wadah yang kemudian disebut
kelompok tani.9
Kelompok tani dalam menjalankan perannya akan
membantu peningkatan produktifitas petani, antara lain: kelas
belajar yang akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
berkembangnya kemandirian. Wahana kerjasama yang akan
menciptakan usahatani yang efisien dan mampu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan yang akan dilalui.
Unit produksi yang akan mengembangkan produksi. Dengan
melihat indikator tersebut maka diharapkan kelompok tani bisa
menjalankan perannya sehingga berdampak pada peningkatan
produktivitas.

G. Metode Pnelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan dalam penilitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
9
Fajrin, Rifky. Kelembagaan yang Dikembangkan dalam Rangka Mewujudkan Swadaya Petani.
Universitas Brawijaya. (Malang: 2012), hl, 23
tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.
Penelitian ini digunakan karena dinilai memudahkan peneliti
dalam menentukan persoalan-persoalan ganda, mendekatkan
peneliti dengan subyek yang diteliti serta lebih peka dan lebih
bisa menyesuaikan diri terhadap pola-pola yang dihadapi, selain
itu juga peneliti ingin membangun pradigma yang holistic dari
fenomena yang berkembang tentang subyek penelitian yang
diamati.
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah study
kasus, yaitu peneliti ingin memberikan temuan-temuan sebagai
suatu upaya alternative terhadap kondisi yang kurang
menguntungkan dari situasi yang diinginkan, dengan demikian
dari penelitian ini bisa dihasilkan temuan penelitian yang
bermanfaat bagi peneliti sendiri dan juga bagi lembaga
pendidikan pada umumnya.
2. Kehadiran peneliti
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrument atau
pengumpulan data. Penulis melakukan observasi penilitian agar
mengetahui, memahami gambaran yang utuh tentang objek
peneliti, atau dapat berhubungan langsung dengan observasi
langsung dilapangan.
Oleh sebab itu kehadiran peneliti dalam penelitian ini
merupakan salah satu langkah penting, sebagaimana sifat peneliti
tersebut kehadiran peneliti ini penting dalam upaya memperoleh
seperangkat data atau informasi yang dibutuhkan sesuai dengan
tujuan yang diingankan.
3. Lokasi penelitian
Penelitian ini berlokasikan di ASEM JAYA dusun sokon,
blaban, batumar mar, pamekasan. Penelitian ini untuk
memperoleh data atau informasi yang lebih lengkap dengan
maksud agar hasil ini benar-benar sesuai dengan tujuan
penelitian.
4. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data peroleh sumber data utama dalam
peneletian kualitatif ialah kata-kata tindakan, selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Pendapat yang sama juga di sampaikan bahwa prosedur
penilitian kualitatif ini menghasilkan data deskriptif, yaitu kata-
kata orang itu sendiri baik tertulis maupun diucapkan dan
perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan definisi diatas, maka sumber data yang
digunakan adalah manajemen pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Interview
Interview dapat dipandang sebagai pengumpul data
yang dilakukan secara sistematis dan berpijak pada tujuan
peneliti Reynaldy faizal putra afandi, sedangkan interview
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara
dengan obyek penelitian, dengan menggunakan interview
bebas terpimpin, yaitu dengan cara peneliti membuat
panduan interview sebelumnya, agar tanya jawab tidak
menyimpang dari tujuan, sedangkan kebebasan yang
dimaksud adalah untuk memberi kesempatan dalam
mengontrol kelakuan dalam proses interview. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data-data tentang: Analisis
dampak mutu pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Untuk memperoleh data-data akurat, maka penulis
akan melakukan interview atau wawancara kepada
narasumber yang dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya. Interview atau wawancara yang akurat
dilakukan kepada ketua asem jaya dan anggota serta
semua pihak yang terkait dilembaga itu. Hasil dari
wawancara tersebut akan penulis dokumentasikan untuk
laporan penelitian.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penilitian melalui pengamatan dan pengandaraan.
Metode ini melengkapi data yang diperoleh dari
metode wawancara sebagai validasi Jawaban, artinya
sesudah jawaban atau data yang diperoleh dari metode
wawancara. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan
secara langsung, sehingga dapat diketahui keadaan
sebenarnya.
c. Dokumentasi
Untuk lebih menjamin keakuratan dan keabsahan
data, maka dalam penelitian yang akan peneliti lakukan
perlu adanya studi dokumentasi. Dokumentasi adalah
metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya10.
Penelitiakan menggunakan metode dokumentasi
untuk mendapatkan informasi dari berbagai catatan
berupa buku-buku atau dokumen lain yang sesuai dengan
masalah yang diteliti. Sedangkan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah dokumen mengenai bukti-bukti fisik
terkait Analisis dampak mutu pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan.
6. Analisi data
Jenis penelitian ini adalah penilitian kualitaif, karna

10
Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta,
CV. Rajawali,2005),.206.
menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono, analisis datanya
menggunakan analisis data kualitatif, yaitu melakukan analisis
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas hingga datanya sudah mencapai taraf “ redundanct” atau
“jenuh”. Aktivitas analisis data tersebut, meliputi data reduction,
data display, dan data conclusion drawing/ verification.
Adapun langkah- langkah analisis yang akan penulis
lakukan adalah sebagai berikut:
a. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah diproduksi memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya11 Penyajian
data (data display.)
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono,
mengemukakan bahwa yang dimaksud penyajian data
adalah menyajikan sekumpul informasi yang tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian data singkat, bagian
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
b. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Miles dan Huberman dalam Sugiyono,
mengemukakan verefikasi data dan penarikan kesimpulan
adalah upaya untuk mengartikan data yang ditampilkan
dengan melibatkan pemahaman peniliti. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peniliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

11
Sugiyono, metode penelitian kuantintatif kualitatif dan R&D ,( Bandung: Alfabeta,2012),338.
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
7. Pengecekan keabsahan data
Agar data yang diperoleh itu valid dan dapat dipertanggung
jawabkan, maka dalam menetapkan keabsahan data diperlukan
adanya suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang di tempuh
dengan cara sebagai berikut:
a. Perpanjangan keikut sertaan
Perpanjangan keikut sertaan dimaksudkan untuk
mengetahui derajat data yang dikumpulkan. Selain itu
dimaksudkan untuk membangun kepercayaan subyek
terhadap peneliti dan juga kepercayaan peneliti.
b. Ketekunan pengamatan
Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi,
maka jalan penting lainnya adalah meningkatkan
ketekunan dalam pengamatan lingkungan, pengamatan
tidak cukup menggunakan kemampuan pancaindra,
namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk
pendengaran, perasaan dan insting peniliti. Dengan
meningkatkan ketekunan pengamatan dilapangan maka
keabsahan telah ditinggikan.
c. Triangulasi
Trianggulasi adalah teknik pemekrisaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda,
Sugiyono. Trianggalasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara.
b) Membandingkan hasil informasi yang diberikan oleh
informan yang satu dengan informan yang lainnya
c) Membandingkan kedudukan dan status seorang
informan dengan informan yang lain berkaitan dengan
informan yang diberikan
d) Membandingkan hasil wawancara denga dokumen-
dokumen yang relevan.

d. Keterlibatan teman sejawat


Untuk mengkaji lebih mendalam terhadap data yang
terkumpul, maka dalam penelitian ini peniliti akan
melibatkan teman sejawat atau seprofasi untuk
mendiskusikan bersama permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh penilitian. Moleong dalam Bungin. Hal ini
dilakukan untuk mempertegas keabsahan dan keakuratan
data yang telah diperoleh dilapangan serta membangun
kepercayaan diri peniliti.
e. Memperkaya diskripsi
Langkah yang akan ditempuh dalam hal ini adalah
dengan cara membaca dan memahami buku-buku atau
literature yang ada relevansinya dengan kajian penilitian.
Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan dan
cakrawala berpikir peniliti dalam upaya mengungkapkan
permasalahan-permasalahan yangakan diteliti.

Anda mungkin juga menyukai