Anda di halaman 1dari 5

Peran Kelompok Tani Bagi Pengembangan Kopi di Temanggung, Jawa Tengah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi adalah salah satuadri banyaknya komoditas unggulan Indonesia pada
sektor perkebunan. Kopi memiliki peran yang cukup penting bagi perekonomian
Indonesia yaitu, sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi, sumber devisa,
penghasil bahan baku industri, maupun penyedia lapangan kerja melalui kegiatan
pengolahan, pemasaran, dan perdagangan (ekspor dan impor) (Ditjen Perkebunan,
2015).
Wilayah penghasil kopi di Indonesia tersebar di seluruh Indonesia, wilayah
pengahsil kopi terbesar Indonesia adalah Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Provinsi yang
memiliki kontribusi penghasil kopi terbesar terdapat pada Pulau Jawa yaitu pada
Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah menjadi produsen kopi
terbesar kedua setelah Jawa Timur. Kopi merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang sangat berpengaruh di Jawa tengah dilihat dari luas lahan tanaman
kopi seluas 39.750 ha (5,09%), dari total luas komoditas perkebunan di Jawa Tengah
781.518,38 ha. Pedagang kopi hanya menjual kopi di pasar lelang pusat (Petit, 2007
dalam Gelaw et al., 2016)
Penghasil kopi tertinggi di Jawa Tengah adalah Kabupaten Temangung yang
memiliki luas perkebunan tanaman kopi sebesar 11.168,4 ha (28,06%), dari total luas
tanaman kopi Jawa Tengah. Selain itu, Kabupaten Temanggung dengan kontribusi
untuk total produksi kopi Jawa Tengah dengan menyumbang 11.560,29 ton (56,95%),
dari total produksi kopi JawaTengah sebesar 20.300 ton. Hal ini menjadikan
Kabupaten Temanggung sebagai salah satu daerah yang cukup berpotensi dalam
pengembangan kopi terutama kopi arabika, robusta dan excelsa. Kondisi geografis di
Kabupaten Temanggung yang berada pada dataran tinggi dengan suhu 20º-24ºC
merupakan kondisi yang cocok untuk perkebunan kopi. Sehingga hampir seluruh
dataran di Kabupaten Temanggung dapat ditanami oleh tanaman kopi.
Kopi sebagai komoditas unggulan Kabupaten Temanggung tidak dapat
dipisahkan dari peran antar wilayah yang ikut berkontribusi dalam menyumbang
perekonomian Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung memiliki klaster
kopi yang tersebar di beberapa kecamatan. Hampir seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Temanggung memiliki klaster pengolahan kopi. Sepuluh kecamatan
penghasil kopi terbesar di Kabupaten Temanggung yaitu Kecamatan Gemawang,
Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari, Kledung, Kaloran, dan Wonoboyo.
Masing-masing klaster tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan
tersebut mencakup jumlah produksi, perkembangan klaster, permasalahan klaster,
inovasi yang dilakukan, dan beberapa hal lainnya.
Pada wilayah Kecamatan Gemawang memiliki berbagai masalah, yaitu slah
satunya dalah kopi yang langsung dijual dipasar dagang, yang kurang meguntungkan
bagi para petani. Untuk meningkatkan pengahasilan para petani pemerintah
kabupaten Temanggung mendorong peran Kelompok tani untuk mengembangkan
kopi menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana hasil pengolahan kopi
2. Bagimana peran kelompok tani bagi penembangan komoditas kopi

C. Tujuan Penitian
1. Mengkaji hasil pengolahan kopi
2. Mengkaji peran kelompok tani bagi penembangan komoditas kopi

D. Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka
1. Kelompok Tani
Kelompok adalah kumpulam manusia yang merupakan kesatuan
beridentitas dengan adat istiadat dalam sistem norma yang mengatur polapola, dan
mengatur interaksi antara manusia. Peraturan menteri pertanian, nomor:
273/Kpts/OT.160/4/2007, tanggal 13 April, tentang pembinaan kelembagaan
petani bahwasanya kelompok tani mempunyai pengertian sebagai kumpulan
petani, peternak, perkebunan yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi
lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan
dan mengembangkan usaha anggota. Fungsi utama kelompok tani pada dasarnya
adalah sebagai wahana dalam proses belajar mengajar, wahana kerjasama, dan
wahana berproduksi. Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam.
Dengan demikian kelompok tani adalah kumpulan manusia yang memiliki
kegiatan dalam bentuk bercocok tanam yang hidup bersama merupakan kesatuan
beridentitas dan interaksi sesama sistem norma yang berlaku di dalamnya.
Kelompok tani memiliki ciri-ciri saling mengenal, akrab dan saling percaya
antara sesama anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam
berusaha tani serta memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan
usaha, jenis usaha, status ekonomi atau sosial, bahasa, pendidikan dan juga
terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.
Tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk meningkatkan dan me
ngembangkann kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek pendekatan
kelompok, agar lebih berperan dalam pembangunan. Aktifitas usahatani yang
lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam produktivitas usahatani
yang pada gilirannya akan meningkatkanpendapatan petani sehingga akan
mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan
keluarganya, tetapi masih banyak masyarakat yang berasumsi bahwa kelompok
tani tidakmempunyai peran dalam peningkatan pendapatan bagi petani.
Pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara lebih intensif, terarah
danterencana sehingga mampu meningkatkanperan dan fungsinya.
Adapun fungsi kelompok tani sebagai kelompok belajar, yaitu wadah
mengajar bagi anggotanya guna menimgkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani
sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan
menjadi lebih sejahtera. Kelompok tani sebagai wahana kerja sama untuk
memperkuat kerja sama diantara sesama petani didalam kelompok tani serta
dengan kelompok lain, sehingga usaha taninya akan lebih efesien serta lebih
mampu menghadapi tantangan, hamnbatan, dan gangguan. Kelompok tani sebagai
unit produksi usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang
sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Adanya kepentingan dan tujuan bersama, penumbuhan kelompok tani dapat
dilihat dari kelompok-kelompok atau organisasi yang sudah ada, petani dalam
suatu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih, dan juga
berdasarkan domisili atau hamparan,yang memiliki anggota kelompok tani sekitar
20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengankondisi lingkungan masyarakat dan
usaha taninya, selanjutnya kegiatan kelompok tani yang dikelola tergantung pada
kesepakatan anggota, kegiatan- kegiatan dimaksud antara lain: jenis usaha, unsur-
unsur subsistem agribisnis (pengadaan sarana produsi, pemasaran, pengelolaan
hasil pasca panen). Kelompok tani sebagai wadah kelompok dan bekerja sama
antara anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalamkehidupan
masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani
dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka
kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang
secara optimal.
2. Peran
Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dalam hal ini diharapkan
sebagai posisi tertentu di dalam masyarakat yang mungkin tinggi. Sedang-sedang
saja atau rendah. Kedudukan adalah suatu wadah yang isinya adalah hak dan
kewajiban tertentu. Sedangkan hak dan kewajiban tersebut dapat dikatakan
sebagai peran. Oleh karena itu, maka seseorang yang mempunyai kedudukan
tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang peran (role accupant). Suatu hak
sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan
kewajiban adalah beban atau tugas.
Secara sosiologis peranan adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau
perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu
posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuaian dengan kedudukannya.
Jika seseorang menjalankan peran tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan
berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan diri lingkugannya.
Peran secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses
keberlangsungan. Peranan merupakan dinamisasi dari statis ataupun penggunaan
dari pihak dan kewajiban atau disebut subyektif. Peran dimaknai sebagai tugas
atau pemberian tugas kepada seseorang atau sekumpulan orang. Peranan memiliki
aspek-aspek sebagai berikut:
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.
2) Peranan adalah suatu konsep perihal yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3) Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Adapun jenis- jenis peran sebagai berikut:
1) Peranan normatif adalah peran yang dilakukan seseorang atau lembaga yang
didasarkan pada seperangkat norma yang dilakukan berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
2) Peran ideal adalah peranan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga yang
didasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
kedudukannya didalam suatu sistem.
3) Peran faktual adalah peranan yang dilakukan seseorang atau lembaga yang
didasarkan pada kenyataan secara kongkrit dilapangan atau kehidupan sosial yang
terjadi secara nyata
B. Penelitian Pendahuluan dan Kerangka Pemikiran
1. Penelitian Pendahulu

Anda mungkin juga menyukai