PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Subyek pembangunan pertanian salah satunya adalah masyarakat petani (kelompok
tani). Sebagai salah satu komponen dalam sistem pembangunan pertanian, maka peran
kelompok sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Petani harus
berkelompok, mengingat usahatani pada umumnya dihadapkan pada banyaknya intervensi
dari lingkunganya. Perlu diingat bahwa semua yang mengintervensi usahatani tersebut pada
dasarnya adalah sebuah lembaga (Pangarsa, 2006). Karena yang mengintervensi adalah
lembaga maka usahatani yang diusahakan secara individu kurang mempunyai posisi tawar,
karena petani berhadapan dengan lembaga yang jauh lebih kuat. Untuk itu usahatani harus
diperkuat untuk menghadapi lingkungan yang mempengaruhinya. Upaya penguatan
kelompok tani harus menyentuh tiga aspek yaitu, kelompok sebagai media belajar, sebagai
unit produksi dan sebagai lembaga ekonomi (Pangarsa, 2006).
Pada era seperti sekarang ini, kelompok tani sebagai unit ekonomi, telah mendapatkan
perhatian yang lebih banyak dibandingkan sebagai media belajar dan sebagai unit produksi.
Ada banyak kegiatan yang dapat digunakan dalam rangka menumbuhkan dan memperkuat
kelompok tani dan ada banyak topik materi pelatihan yang sesuai untuk pelatihan organisasi
petani. Seperti dikemukakan oleh Djoni dkk dalam Daniaty (2003), bahwa kelompok yang
dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik di dalam maupun dengan
pihak luar kelompok secara efektif dan efisiensi mencapai tujuan-tujuannya. Selanjutnya
menurut Soekanto dalam Daniaty (2003), bahwa kelompok sosial seperti kelompok tani
bukan merupakan kelompok yang statis, karena pasti mengalami perkembangan serta
perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok
tersebut dan pengaruh dari luar. Selain itu, keadaan yang tidak stabil tersebut juga dapat
terjadi karena adanya konflik antar individu dalam kelompok atau karena adanya konflik
antar bagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatankekuatan di dalam kelompok itu sendiri.
Fenomena diatas merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi pengembangan
sektor pertanian agar tetap survive. Sebagai tantangan, petani dituntut kemauan dan
kemampuannya dalam menghadapi era globalisasi ini dapat meraih peluang dan keuntungan
pada posisi tersebut. Abbas dalam Ruka, Buhairah dan Sahariyah Kadir(2008), menerangkan
bahwa petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian memerlukan : (1) Peningkatan
pengetahuan dan keterampilannya, (2) Pemberian nasehat teknis dan informasi, (3)
Peningkatan mutu organisasi dan kepemimpinannya, dan (4) Penanaman motivasi dan
percaya diri dalam menangani usahataninya.
Dalam mengantisipasi kondisi tersebut sangat dibutuhkan kemampuan petani dalam
berusahatani untuk mengelola usahatani yang harus selalu menyesuaikan diri dengan
tantangan dan kemajuan yang dinamik, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang
ada sehingga keperluannya dapat terpenuhi. Salah satu upaya menumbuhkan kemampuan
petani tersebut selama ini dilakukan melalui lembaga atau kelompok yang mewadahi
pembangunan masyarakat. Dalam hal ini mempunyai potensi yang berperan sebagai kelas
belajar, sebagai unit produksi dan sebagai wahana kerjasama anggota kelompok.
Kenyataannya kelompok tani yang ada sekarang ini, hanya menjadi alat bagi sebagian
masyarakat atau kelompok tertentu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sehingga
pembentukan kelompok tani sudah tidak sesuai lagi dengan harapan semula yaitu demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat tani melalui pembangunan pertanian. Seiring dengan
waktu, banyak kelompok tani yang tidak dapat mempertahankan para anggotanya sehingga
kelompok tersebut hanya tinggal nama saja. Namun ada juga kelompok yang semakin maju
walaupun tidak ada lagi bantuan yang diterima oleh kelompok tani tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada survey lapangan kali ini sesuai dengan kuisioner yang
telah diberikan terkait profil kelompok tani, aktifitas kelompok tani sebagai unit belajar,
aktifitas kelompok tani dalam fungsi kerjasama dan kegiatan kelompok tani dalam fungsi
produksi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari survey lapangan ini adalah:
Mengetahui aktifitas kelompok tani sebagai unit belajar, unit kerjasama dan unit
produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Kelompok
Nama Kelompok, Tahun Berdiri dan Sejarah
Dengan beberapa pertimbangan, kami pratikan Dasar-Dasar Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian Kelas A kelompok 6 memilih Kelompok Wanita Tani Kamboja
Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Kami melakukan
survey lapangan pada hari Jumat, 15 Mei 2015 jam 14:00- 17:30.
Kelompok Wanita Tani Kamboja yang biasa disingkat KWT Kamboja didirikan sejak
tahun 2008 silam yang hanya terfokus pada budidaya tanaman kakao. Pada awal tahun 2008
kelompok ini melakukan budidaya tanaman kakao, sebagian anggota juga membudidayakan
tanaman hias sebagai usaha sampingan. Pada mulanya melakukan budidaya tanaman hias ini
hanya untuk menyalurkan hobi semata. Karena mayoritas penduduk di daerah Koto Panjang
Ikur Koto terutama wanita memang melakukan budidaya tanaman hias walaupun bukan
untuk kebutuhan komersial ( hanya untuk menghias halaman depan rumah). Selain itu dilihat
dari aspek geografis daerah ini memiliki kelembaban udara dengan kriteria sedang sehingga
menunjang pertumbuhan tanaman hias.
Namun sejak awal tahun 2015 Kelompok Wanita Tani Kamboja beralih kepada
budidaya tanaman hias. Perubahan budidaya tanaman pada kelompok tani ini juga merupakan
usulan salah seorang anggota masyarakat yang memiliki tempat tinggal berdekatan dengan
sekretariat KWT Kamboja. Anggota masyarakat ini juga merupakan stakeholder di Dinas
Pertanian Kecamatan. Setelah proposal diajukan dengan mengikuti prosedur dan akhirnya
acc. KWT Kamboja mendapatkan bantuan langsung dari Dinas Pertanian Kota Padang.
Bahkan pada bulan Maret tahun 2015 Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar berkunjung
ke KWT Kamboja untuk memotivasi para anggota sekaligus menjadi fasilitator dalam
rangkaian kegiatan penyuluhan. Pada saat ini KWT Kamboja sedang melaksanakan program
Sekolah Lapangan Good Agriculture Practices (SL-GAP) dari Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Sumatera Barat periode April hingga Juni 2015
Gambaran struktur KWT Kamboja Periode Tahun 2015-2017
Penanggung jawab LPM dan Lurah Koto Panjang Ikur Koto yang merupakan salah
satu lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah desa untuk mengelola,
merencanakan dan melaksanakan pembangunan dengan menggali swadaya gotong royong
masyarakat.
Ketua KWT Kamboja yaitu Ibu Hj Erdanelli yang mengkoordinasikan,
mengorganisasikan serta bertanggungjawab penuh terhadap seluruh kegiatan, melaksanakan
hasil keputusan rapat anggota, memimpin rapat pengurus, menandatangani surat menyurat
dan dokumen dokumen lainnya serta memimpin organisasi dan administrasi gapoktan
Sekretaris KWT Kamboja yaitu Ibu Siti Ramani yang membuat dan memeliharan
notulen rapat, berita acara, serta dokumen lain, menyelenggarakan surat-menyurat,
menyelengarakan administrasi dokumen-dokumen penting serta menyusun laporan kegiatan
Bendahara KWT Kamboja yaitu Ibu Helfa Haryani memiliki tanggungjawab penuh
dalam menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan, termasuk penyaluran dan
No
1
2
Bentuk
Waktu
(Bulan atau
Tahun)
Awal tahun 2015
Awal tahun 2015
Jumlah
2 unit
20 unit
Masing3 Jenis Bibit
3 Bantuan Operasional
masing 100
Maret 2015
Tanaman Hias
unit
4 Bantuan Operasional
Kotak Pembibitan 20 unit
Maret 2015
Program Sekolah Lapangan
Rp 450.000/ 3 9 kali pertemuan.
Pelatihan ( untuk
5 Good Agriculture Practices
kali pertemuan Periode April
15 orang)
(SL-GAP)
per orang
hingga Juni 2015
2.2 Kegiatan Kelompok Tani Berkaitan dengan Fungsi Pembelajaran
No
Gerobak Sorong
Rumah Kaca
Ada
Tidak
Ada
4
57,1 %
3
42,9 %
Hari &Tanggal
Selasa, 14 April 2015
Selasa, 21 April 2015
Selasa, 28 April 2015
Materi Penyuluhan
Ekosistem Dasar
Membuat Rumah Kaca
Identifikasi dari Musuh Alami
Apa yang Terjadi Antara Daun Lebar dan Daun
Sempit?
Agroekosistem
Mengundang Narasumber
KWT Kamboja pernah mengundang Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Koto
Tangah pada pertengahan bulan April ( Responden lupa tanggal pastinya) dengan informasi
yang diberikan narasumber mengenai Pengembangan Kualitas SDM Melalui Peningkatan
Kreatifitas Diri.
Mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian
KWT Kamboja belum pernah mengunjungi Balai Penyuluhan dan Balai Pelatihan
Pertanian untuk mendapatkan informasi. Ini dikarenakan KWT Kamboja difasilitasi oleh
program Sekolah Lapangan Good Agriculture Practices (SL-GAP), sehingga penyuluhan
hanya dilaksanakan di rumah kediaman ketua KWT Kamboja.
Mengikuti Berbagai Pelatihan
Pelatihan yang sedang dilaksanakan oleh KWT Kamboja adalah Sekolah Lapangan
Good Agriculture Practices (SL-GAP) dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Sumatera Barat periode April hingga Juni 2015.
Mengikuti Pameran dan Temu Usaha
KWT Kamboja pernah direkomendasikan oleh Kepala UPTD Pertanian Kecamatan
Koto Tangah untuk mengikuti pameran bunga hias di depan Rumah Sakit Tentara Jalan
Ksatria Ganting, Padang Timur pada awal bulan April. Namun KWT Kamboja tidak ikutserta
dikarenakan untuk melaksanakan pameran dibutuhkan anggaran yang cukup besar, yaitu
harus menyediakan bunga-bunga hias yang mahal seperti anggrek serpit.
Ada
Tidak
Ada
6
85,7 %
1
14,3 %
Menurut responden ( Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
memiliki kas kelompok yang bersumber dari iyuran kelompok setiap minggunya sebesar Rp
20.000 per orang. Selain itu juga bersumber dari hasil penjualan tanaman hias yang telah
terjual, uang hasil penjualan per batangnya disisihkan sekitar 10% untuk dimasukkan
kedalam kas kelompok.
Selain itu, kas kelompok juga bersumber dari Pelatihan Sekolah Lapangan Good
Agriculture Practices (SL-GAP) mendapatkan Rp 450.000/ 3 kali pertemuan per orang.
Dimana Rp 450.000 sudah termasuk biaya trasport dan biaya konsumsi. KWT Kamboja
memiliki kesepakatan untuk menyisihkan Rp 50.000 per orang untuk dimasukkan kedalam
kas kelompok.
Tambahan kas kelompok bersumber dari uang denda bagi anggota yang mengikuti
pertemuan rutin wajib membayar denda sebesar Rp 30.000 per orang.
Melaksanakan Administrasi Tertib Kelompok
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
melaksanakan administrasi tertib kelompok sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dokumendokumen penting telah diarsipkan oleh sekretaris KWT Kamboja
Mengembangkan Kegiatan untuk Saling Membantu
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
belum mengembangkan kegiatan untuk saling membantu seperti simpan pinjam. Namun
kegiatan ini akan direncanakan oleh KWT Kamboja untuk kedepannya.
Bekerjasama dengan Kelompok Lain
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
telah bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani Balai Gadang ( didekat SMPN 16 Padang)
yang juga membudidayakan tanaman hias. Metode kerjasama berupa diskusi panel.
Kerjasama yang telah dilaksanakan seperti mengadakan pertemuan untuk bertukar pikiran,
memberikan informasi seputar pengalaman yang telah dialami dan memberikan informasi
tentang budidaya tanaman yang lebih menguntungkan. Tentunya kerjasama ini juga dihadiri
penyuluh selaku fasilitator.
Bekerjasama dengan Kemitraan dengan Perguruan Tinggi
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
telah menjalin kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi swasta di Padang, yaitu STKIP
PGRI dan STIKes Indonesia pada awal Mei lalu. Bentuk kerjasama yang dilakukan yaitu
Mahasiswa/Mahasiswi STKIP PGRI dan STIKes menjadi fasilitator dalam pertemuan.
2.4 Kegiatan Kelompok Tani Berkaitan dengan Fungsi Produksi
No
1
2
Tidak
Ada
3
50 %
3
50 %
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
telah mengadakan kegiatan untuk kepentingan bersama seperti rumah kompos dan mesin
penyiraman yang tentunya dimanfaatkan bersama dan berada di kediaman Ketua KWT
Kamboja.
Penyediaan Fasilitas Untuk Kepentingan Bersama
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
menyediakan fasilitas untuk kepentingan bersama seperti sekretariat kelompok berupa
pondok atau saung yang berada di kediaman Ketua KWT Kamboja.
Menganalisis dan Menilai Usaha Tani
Menurut responden (Ibu Hj Herdanelli selaku Ketua KWT Kamboja) kelompok ini
belum menganalisis dan merumuskan perbaikan bersama usaha tani namun hanya
menghitung pemasukan dan pengeluaran kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey lapangan pada Kelompok Wanita Tani Kamboja Kelurahan Koto
Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Padang dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut :
KWT Kamboja memiliki profil yang cukup baik karena sudah memiliki struktur
organisasi, tanggungjawab dan pembagian tugas yang jelas, visi dan misi serta iuran anggota
menjadi sumber dana KWT Kamboja. Iuran anggota ini lebih bersifat kondisional yaitu disaat
akan melaksanakan kegiatan atau program kelompok iuran anggota tersebut dikumpulkan.
Pendirian kelompok tani ini berdasarkan inisiatif beberapa orang masyarakat tani yang ingin
mendapatkan bantuan dari pemerintah dan swasta.
Aktifitas Kelompok Wanita Tani Kamboja sebagai unit belajar sesuai dengan kuisioner ,
jika dilihat dari fungsi Ada memiliki persentase 51,7% dan dari fungsi Tidak Ada
memiliki persentase 42,9%. Dapat diartikan bahwa KWT Kamboja cukup baik dalam
aktifitas kelompok sebagai unit belajar. Dimana KWT Kamboja telah melaksanakan
pertemuan rutin secara teratur setiap hari selasa jam 10:00 WIB untuk 9 kali pertemuan.
Pertemuan ini dimulai dari tanggal 14 April 2015 hingga 9 Juni 2015. Setiap pertemuan
mengundang narasumber baik penyuluh pertanian , Mahasiswa STKIP PGRI, STIKes
Indonesia dan Kepala UPTD Dinas Pertanian Kecamatan. Namun sejak tahun 2008 KWT
Kamboja tidak pernah melakukan pergantian atau perubahan kepengurusan kelompok dan
KWT Kamboja tidak mengikuti pameran dan temu usaha dikarenakan anggaran pengeluaran
yang cukup besar.
Aktifitas Kelompok Wanita Tani Kamboja dalam fungsi kerjasama sesuai dengan
kuisioner , jika dilihat dari fungsi Ada memiliki persentase 85,7% dan dari fungsi Tidak
Ada memiliki persentase 14,3%. Dapat diartikan bahwa KWT Kamboja sangat baik dalam
aktifitas kelompok dalam fungsi kerjasama. KWT Kamboja telah memiliki aturan kelompok
yang disepakati bersama oleh seluruh anggota kelompok namun belum tertulis, memiliki
pembagian tugas yang jelas sesuai dengan tanggungjawab yang telah diamanahkan,
melaksanakan administrasi kelompok dengan tertib yang telah di arsipkan oleh sekretaris
KWT Kamboja. Selain itu KWT Kamboja juga bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani
di daerah Balai Gadang dalam rangka memperluas wawasan dan saling berbagi pengalaman
mengenai budidaya tanaman hias. Namun KWT Kamboja belum mengembangkan kegiatan
untuk saling membantu seperti simpan pinjam
Aktifitas Kelompok Wanita Tani Kamboja dalam fungsi produksi sesuai dengan kuisioner,
jika dilihat dari fungsi Ada memiliki persentase 50% dan dari fungsi Tidak Ada memiliki
persentase 50%. Ini merupakan persentase imbang antara keduanya. Dapat diartikan bahwa
KWT Kamboja biasa saja dalam aktifitas kelompok pada fungsi produksi. Tentunya KWT
Kamboja harus melakukan peningkatan kinerja terutama didalam menyusun rencana definitif
kelompok, rencana definitif kebutuhan kelompok serta menganalisis dan merumuskan
perbaikan usaha tani untuk kepentingan bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
http://repository.unand.ac.id/17008/1/ANALISA_DINAMIKA_KELOMPOK.pdf.Diakses
tanggal 15 Mei 2015 jam 20:00 WIB
http://www.researchgate.net/publication/45513995_Peran_Lembaga_Pemberdayaan_Masyara
kat_(LPM)_dalam_Pembangunan_Desa_(Studi_di_Desa_Aek_SongSongan_Kecamatan_Aek_Song-Songan_Kabupaten_Asahan). Diakses tanggal 15 Mei 2015
jam 20:00 WIB
http://altintravinoukar.blogspot.com/2013/09/analisa-dinamika-kelompok-padakelompok.html. Diakses tanggal 15 Mei 2015 jam 20:00 WIB
LAMPIRAN
KS P
ee e
tkn
ur a
aen
tg
ag
ru
ni
sg
a
w
a
b
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Nomor BP
1410221023
Rahmi Jumitha
Harvi Hamdika
1410222001
Nia Astriana
1410222034
Tugas
Survey lapangan dan
dokumentasi
Survey lapangan,
pembuatan makalah dan
powerpoint
Survey lapangan dan
pengeditan powerpoint
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pratikum lapangan ini yang
berjudul Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Kelompok Pada Kelompok Wanita Tani Kamboja
(KWT) Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Pembuatan
makalah ini bertujuan sebagai syarat memperoleh nilai pratikum lapangan bagi mahasiswa
program S1 Semester 2 Mata Kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
pada program studi Agribisnis Universitas Andalas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini hingga selesai. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
Dengan
kenyataan tersebut maka perlu dilakukan kajian tentang penyebab petani, selaku
individu maupun sebagai anggota kelompok tani tidak mau dan mampu untuk
bertindak dinamis meningkatkan kesejahteraanya melalui kegiatan yang
diselenggarakan oleh kelompok tani dan kendala apa yang dihadapi oleh kelompok.
Beranjak dari hal tersebut menimbulkam pertanyaan, apakah pembentukan kelompok
tani didasarkan pada kebutuhan nyata yang mampu dipenuhi bersama? Apakah
kelompok tani tersebut bisa dijalankan dengan sumberdaya manusia yang terbatas ?
dan sejauh mana anggota kelompok mau terlibat dengan kegiatan kelompok? Oleh
karena itu, untuk mengetahui dinamis tidaknya suatu kelompok dan untuk mengetahui
apakah sistem sosial suatu kelompok tersebut dikatakan baik atau tidak dan
Keberadaan kelompok tani merupakan salah satu potensi yang mempunyai peranan
penting dalam membentuk perubahan perilaku anggotanya dan menjalin kemampuan
kerjasama anggota kelompoknya. Melalui kelompok tani proses pelakasanaan kegiatan
melibatkan anggota kelompok dalam berbagai kegiatan bersama, akan mampu mengubah
atau membentuk wawasan, pengertian, pemikiran, minat, tekad dan kemampuan perilaku
berinovasi menjadikan sistem pertanian yang maju. Sering terlihat keberadaan kelompok
masyarakat yang terbentuk dan tumbuh atas inisiatif sendiri akan lebih menjamin
keberlangsungan kelompok tersebut dibandingkan dengan kelompok tani yang terbentuk
karena adanya proyek dan bubar segera setelah proyek selesai. Hal ini dikarenakan peranan
kelompok tani ditentukan oleh individu dalam kelompok dan faktor luar yang dapat berfungsi
sebagai pendorong dan perangsang bagi aktivitas kelompok dalam mencapai tujuannya.
Kelompok tani sebagai wadah kelas belajar, sebagai unit produksi usahatani dan sebagai
wahana kerjasama tersebut akan dibutuhkan anggota kelompok dalam pemenuhan kebutuhan
usahataninya, bila memberikan manfaat yang dapat dirasakan anggota kelompok tersebut.
Kondisi suatu kelompok tani dapat dianalisis dengan menganalisa unsur-unsur yang dianggap
menjadi sumber kurang dinamisnya kelompok tersebut, sebaliknya jika unsur-unsur yang
dinilai baik maka kelompok tersebut dikatakan dinamis. Dari hal tersebut, maka peneliti
tertarik untuk meneliti analisa dinamika kelompok pada kelompok tani. Adapun rumusan
masalah yang diangkat adalah: 1. Bagaimana Profil Kelompok tani Saiyo Dikampung Jambak
Kelurahan Koto Lalang Kecamatan Lubuk Kilangan Padang? 2. Bagaimana Kedinamisan
Kelompok pada kelompok tani Saiyo? Untuk menjawab pertanyaan di atas maka dari itu
peneliti mengangkat penelitian yang berjudul:Analisa Dinamika Kelompok Pada Kelompok
Tani Saiyo Dikampung Jambak Kelurahan Koto Lalang Kecamatan Lubuk Kilangan Padang
.
Dinamika kelompok tani Saiyo dikategorikan rendah. Beberapa unsur dinamika
kelompok yang pencapaian skornya rendah adalah struktur organisasi, walaupun sudah sudah
terdapat pembagian tugas tetapi, informasi yang dimiliki oleh kelompok tidak menyebar
kepada seluruh anggota kelompok sehingga informasi tersebut tidak mampu mengatasi
masalah yang dimiliki oleh kelompok tani Saiyo. Fungsi tugas karena walaupun ada
koordinasi dalam kegiatan kelompok tapi anggota kelompok belum puas dengan dengan hasil
kerja dari kelompoktani Saiyo , tekanan kelompok karena masih belum ada penghargaan bagi
anggota kelompok yang berprestasi dan tidak adanya hukuman bagi anggota kelompok yang
melanggar dari sudut efektifitas kelompok lebih dari sebagian anggota kelompok/responden
menyatakan bahwa kelompok belum mencapai tujuan. Sedangkan unsur dinamika kelompok
yang dikategorikan tinggi yaitu tujuan kelompok dilihat dari kesesuaian tujuan anggota
dengan kelompok sudah dapat dikatakan baik karena semua anggota mengetahui tujuan
kelompok dengan baik. Kekompakan kelompok dapat dilihat bahwa semua anggota merasa
bagian dari kelompok dan semua anggota saling mengenal satu sama lainya, suasana
kelompok juga dikatakan tinggi karena anggota kelompok bergaul dengan semua anggota
serta mempunyai tempat tinggal yang dekat dengan sekretariat kelompok. dan agenda
terselubung karena anggota dan pengurus memiliki tujuan yang berbeda dalam kelompok
namun perbedaan tujuan tersebut dilakukan lebih mengarah kepada perbaikan kelompoktani
Saiyo.