Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan dalam mewujudkan kualitas penduduk yang baik sangat variatif.


Salah satu tantangan yang saat ini menjadi prioritas pemerintah untuk segera
diatasi adalah adanya kasus balita pendek atau stunting (Anuraga, 2016). Kasus
stunting banyak terjadi pada usia baduta. Di Indonesia kasus ini menduduki
peringkat 5 besar di dunia dan telah dilaporkan melalui hasil riset kesehatan dasar
bahwa prosentase stunting di Indonesia tahun 2013 mencapai 37% (Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Jika dihitung jumlah, maka
prosentase tersebut menunjukkan kisaran sebanyak 9 juta jiwa. Oleh sebab itu,
kasus ini menjadi ancaman yang cukup serius bagi potensi keuntungan bonus
demografi di Indonesia.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua
faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai
terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau
tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang
berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya
tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak
sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko
menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak
lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi
menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan
berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-
3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya. Oleh sebab itu peran
guru PUAD dalam program penurunan stunting sangat penting untuk
membantu penurunan kasus stunting Di Indonesia.

B. Tujuan
1. Mengetahui bagimana peran guru PAUD dalam penurunan stunting
2. Mengetahi cara guru PAUD dalam program penurunan stunting

C. Manfaat

Anda mungkin juga menyukai