Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Pengolahan Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui

DISUSUN OLEH :

Kelompok V

Astri Rahma Ningtyas 2154201022


Naifa Hernik 2154201040
Relly Daimansyah 2154201001
Raju Riu Rama Putra 2154201003
Nopri Ade Saputra 2154201026
Ripza Agustian 2154201016

DOSEN PENGAMPU :

ELNI MUTMAINNAH, S.P., M.P

Program studi Agribisnis


Fakultas pertanian dan peternakan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan Makalah Pengolahan sumber Daya Alam dan Lingkungan. Laporan ini
diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
Makalah kelompok ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Makalah Kelomok ini.
Semoga Makalah Kelompok ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bengkulu 26 Oktober 2022

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG.................................................................................................................3
TUJUAN......................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1. Teori Pengambilan Sumber Daya Alam Secara Optimal.....................................................4
2.2. Tingkat Harga Sumber Daya Alam.......................................................................................7
2.3. Pola Perkembangan Produksi................................................................................................8
2.4. Pengaruh Cadangan Sumber Daya Alam..............................................................................8
2.5. Pengelolaan dibawah Pengawasan Seorang Perencanaan Alam...........................................9
2.6. Pengelolaan oleh Seorang Pesaing Sempurna Alam...........................................................10
2.7. Pengambilan Sumber Daya Alam Oleh Seorang Monopolis Alam....................................10
2.8. Ketidakpastian Dalam Pengambilan Sumber Daya Alam..................................................12
2.9. Ketidak Stabilan Di Pasar Sumber Daya Alam.................................................................13
2.10. Ketidakpastian dan Efisiensi.............................................................................................14
2.11. Eksplorasi..........................................................................................................................14
2.12. Masalah Distribusi Dan Keadilan.....................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sumber daya alam merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang harus
disyukuri dengan cara menjaga dan melestarikannya. Sumber daya alam merupan awal
atau landasan dasar dalam hal pembangunan nasional yang berkelanjutan guna
memberikan manfaat bagi lingkungan hidup serta social budaya dalam masyarakat.

Secara geografis Indonesia merupakan Negara Agraris, memiliki tanah yang


subur dengan hamparannya yang hijau. Dalam pelestarian dan pengelolaan Sumber daya
alam di Indonesia harus diperhatikan dan dilakukan secara baik dan bijak dalam
pengelolaannya, dikarenakan sumber daya alam di Indonesia merupakan sector paling
penting untuk kekayaan bangsa terutama menunjang dalam segi pendapatan Negara serta
menunjang kehidupan ekonomi masyarakat. Hal ini sesuai diatur dalam Pasal 33 ayat 3
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu “ Bumi, Air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Menurut sifatnya sumber daya alam dibagi menjadi 2 yaitu Sumber daya alam
yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dengan 2 sifat
sumber daya alam. tersebut sangat berkaitan dengan materi yang kami paparkan dalam
makalah ini yaitu pengelolaan sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui teori pengambilan sumber daya secara optimal


2. Untuk mengetahui tingkat harga sumber daya alam
3. Untuk mengetahui pola perkembangan produksi
4. Untuk mengetahui pengaruh cadangan sumber daya
5. Untuk mengetahui pengelilaan dibawah pengawasan seseorang perencana alam
6. Untuk mengetahui pengelolaan oleh seorang pesaing sempurna alam
7. Untuk mengetahui pengambilan sumber daya alam oleh seorang monopolis alam
8. Untuk mengetahui ketidakpastian dalam pengambilan sumber daya alam
9. Untuk mengetahui ketidakstabilan dipasar sumber daya alam
10. Untuk mengetahui ketidak pastian dan efisiensi
11. Untuk mengetahui eksplorasi
12. Untuk mengetahui masalah distribusi dan keadilan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Pengambilan Sumber Daya Alam Secara Optimal

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar terdapat pengambilan sumber daya alam secara
optimal. Harus dilihat dari perbedaan antara sumber daya alam yang tak dapat diperbarui dan
jenis barang lain. Perbedaan itu semata-mata hanya terletak pada jumlah sumber daya alam yang
terbatas dan sifatnya yang tak dapat dihasilkan kembali dalam waktu yang singkat. Hal ini berarti
bahwa pengambilan dan pengonsumsian barang sumber daya alam ini akan berakibat pada tidak
tersedianya barang tersebut dikemudian hari. Atau dengan kata lain akan ada biaya alternative
(opportunity cost), yang berupa hilangnya nilai sumber daya alam yang dapat diperoleh pada
masa yang akan datang. Biaya alternative harus diperhitungkan untuk mementukan bagaimana
mengalokasikan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui tersebut sepanjang waktu.

Syarat umum yang berlaku pada proses produksi setiap barang yang berada dalam pasar
persaingan sempurna agar dicapai suatu tingkat efisiensi yang optimum (produsen mencapai
keuntungan yang maksimal) adalah harga barang yang dihasilkan harus sama dengan biaya
produksi marginal. Untuk barang sumber daya alam karena memiliki biaya alternative, maka
syarat umum itu harus diubah sebagai berikut : Bahwa efisiensi optimum akan dicapai apabila
harga barang sumber daya alam sama dengan biaya marginal ditambah dengan biaya alternative,
(P = MC + λ) dimana P (harga barang sumber daya alam) dan λ (biaya alternative).

Untuk mencapai keuntungan yang maksimal harus dipenuhi persyaratan MC = MR,


dimana MC (biaya marginal) dan MR (penerimaan marginal). MC atau biaya marginal
merupakan tambahan biaya bila terjadi kenaikan produksi sebesar 1 unit dan MR atau
penerimaan marginal marupakan tambahan penerimaan bila terjadi kenaikan produksi sebesar 1
unit.

Pada gambar kurva pengambilan barang sumber daya alam secara optimal, terdapat
sumbu horizontal Y sebagai jumlah produksi dan sumbu vertical menunjukan tingkat harga dan
biaya marginal MC. Fungsi permintaan ditunjukan oleh garis H = f (y) dan fungsi biaya
marginal MC seorang produsen yang menghasilkan barang Y akan memperoleh keuntungan
yang maksimal apabila ia menghasilkan barang sebanyak Y* yaitu pada saat harga sama dengan
biaya marginal. Tetapi untuk sumber daya alam, produksi akan ditentukan sedemikian rupa agar
manfaat atau kesejahteraan masyarakat mencapai maksimum yaitu pada saat harga komoditi itu
sama dengan biaya marginal ditambah biaya alternative.

Akibat jumlah barang sumber daya alam yang dihasilkan menjadi Y˳ dan Y* ini
merupakan persyaratan yang pertama dalam pengambilan sumber daya alam secra optimal atau
disebut dengan “necessary condition”. Dengan dimasukkannya biaya alternative dalam
perhitungan biaya maka akan menyebabkan jumlah barang sumber daya alam yang dihasilkan
atau yang diambil pada saat ini relative lebih sedikit dari pada hanya biaya marginal saja yang
diperhitungkan.

Dalam simbol dapat dituliskan P = MC + λ , dimana p = harga sumber daya alam, MC =


biaya marginal untuk mengambil barang sumber daya alam dan λ = royalty atau biaya
alternative.

Adapun biaya alternative ini adalah kelebihan nilai yang konsumen bersedia untuk
melakukan pembayaran diatas biaya marginal untuk menghasilkan barang sumber daya alam.
Biaya alternative disebut sebagai manfaat social bersih (net social benefit), rent, milai bersih,
biaya pemakai (user cost),atau royalty. Biaya alternative atau royalty ini ditunjukan oleh jarak
AB pada gambar kurva pengambilan barang sumber daya alam, yaitu pada saat produksi setinggi
OY˳.

Syarat kedua dari pengambilan sumber daya alam secara optimal menyangkut prilaku
dari biaya alternative atau royalty itu sepanjang waktu yaitu bahwa royalty atau alternative itu
harus selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku dari waktu ke waktu. Dengan kata
lain royalty itu dinyatakan dalam harga sekarang (present value), maka nilai royalty itu tidak
akan berubah sepanjang waktu ini disebut sebagai “sufficient condition”.

Analisis denga anggapan bahwa terdapat sejumlah sumber daya alam tertentu didalam
bumi misalnya 10 barel minyak. Apabila minyak tersebut diambil dalam bumi pada saat ini,
berapa besarnya manfaat bersih dari pengambilan minyak tersebut pada saat ini? Manfaat bersih
ini lah yang disebut royalty, yaitu perbedaan antara harga atau nilai yang konsumen bersedia
membayarnya dan biaya pengambilan sumber daya alam tersebut. Tetapi jumlah minyak yang
sama itu dapat diharapkan juga untuk menghasilkan royalty jika jumlah itu akan diambil dan
dikonsumsi dikemudian hari. Oleh karena itu harus dilakukan pilihan antara mengambil dan
mengkonsumsi sumber daya minyak tersebut pada saat ini ataukah dikelak kemudian hari saja.
Diketahui ada 10 barel minyak dalam bumi, diketahui pula besarnya biaya pengambilan
$2 perbarel dan fungsi permintaannya adalah p =10 – y, dimana p adalah tingkat harga dan y
adalah jumlah barang sumber daya alam yang diambil. Tingkat bungayang dipakai dalam
perhitungan nilai sekarang adalah r = 10% per tahun dan hanya tersedia waktu dua tahun.
Pertanyaannya ialah bagaimana alokasi pengambilan sumber daya alam itu diantara dua priode
waktu sehimgga dapat dihasilkan total manfaat bersih yang optimum.

Dari gambar kurva pengambilan barang sumber daya alam secara optimal, diketahui
bahwa luas daerah dibawah kurva permintaan H = F (y) dan diatas kurva biaya marginal MC dari
y = 0 sampai y = y* menunjukan manfaat total atau total kesediaan untuk membayar dan daerah
dibawah kurva MC menunjukan biaya total.

Dalam mengambil sumber daya alam, diusahakan agar manfaat total dari kedua priode itu
adalah yang tertinggi. Namun agar manfaat total dari kedua priode, dapat dijumlahkan nilai
manfaat itu harus disamakan terlebiuh dahulu yaitu dengan menyatakan dalam nilai sekarang
(present value). Caranya ialah dengan mengalikan nilai manfaat itu dengan factor diskonto 1/( 1
+ r ); dimana r = tingkat bunga.

Anggapan dengan dua priode waktu adalah demi sederhananya analisis, tetapi cara
inidpat digunakan untuk priode yang lebih panjang lagi. Dengan menggunakakn fungsi lagrange
dapat diperoleh jawaban bahwa sumber daya alam minyak yang akan diambil pada tahun
pertama adalah 5,14 barel dan pada tahun kedua 4,86 barel, masing-masing dengan harga jual
pada tahun pertama sebeser $4,86 dan harga jual yang kedua $5,14.

Yang paling menarik adalah perubahan nilai royalty itu dari waktu ke waktu. Pada tahun
pertama besarnya royalty, yaitu $4,86 - $ 2 = $2,86, sedangkan pada tahun kedua besarnya
royalty adalah $5,14 -$2 = $3,14. Apabbila nilai royalty pada tahun ke dua dinyatakan dalam
nilai sekarang, akan memperoleh nilai sebesar $2,86 juga seperti nilai royalnty tahun peertama.
Jadi nilai royalty itu tetap selama dua priode tersebut, jika dinyatakan dalam nilai sekarang atau
dengan kata lain nilai royalty itu meningkat sebesar tingkat bunga, (dalam contoh diatas sebesar
10%).

Dengan asuamsi biaya pengambilan sumber daya alam tidak meningkat dengan adanya
pengambilan yang terus-menerus, maka nilai sekarang dari royalty itu harus sama besarnya
untuk setiap priode. Ini lah syarat kedua dari pengambilan sumber daya alam yang optimum
(sufficient contion).

Jadi kita melihat beberapa pertambahan manfaat karena bertambahnaya satu unit sumber
daya alam didalam bumi, atau penurunan dalam manfaat karena berkurangnya satu unit sumber
daya alam bumi. Pengambilan sumber daya alam itu memberikan manfaat social bersih yang
sudah optimum dan dengan perubahan alokasi pengambilan itu pengelola tidak berada pada yang
lebih baik, ini berarti pengelolaan berada pada tingkat operasi efisien, yaitu pada keadaan Pareto
Optimum.
2.2. Tingkat Harga Sumber Daya Alam

Sesungguhnya yang lebih menarik perhatian adalah pola perubahan harga barang sumber
daya alam dan produksinya, bukan pola perubahan royalty. Agar tercapai pengambilan barang
sumber daya alam yang dapat memberikan manfaat social bersih yang optimum, royalty harus
meningkat dengan laju sebesar tingkat bunga. Karena royalty merupakan kelebihan tingkat harga
yang konsumen bersedia membayar diatas biaya produksi, suatu barang maka harga juga akan
terus meningkat dengan laju setinggi tingkat bunga. Tetapi harga barang sumber daya alam ini
tidak akan mungkin naik tanpa batas, karena akan muncul barang-barang pengganti yang relative
lebih murah harganya. Jadi akan ada batas harga yang ditunjukan oleh barang-baranag subtitusi.
Misalnya pada saat harga BBM naik terus aka nada usaha untuk mencari sumber daya energi
pengganti dan ditemukan energy batubara atau energy surya yang memang biaya produksinya
sebenarnya lebih tinggi dari pada harga BBM itu. Tetapi kalau harga BBM naik terus, orang
akan menggantikannya denga enerti batubara atau energy surya, maupun dengan bahan bakar gas
yang harganya mampu bersaing dan menjadi lebih murah dibandingkan dengan harag BBM yang
makin mahal. Harga energy surya akan sama dengan biaya marginalnya, Karena tidak ada
royalty untuk energy surya berhubung energy surya ini tidak terbatas jumlahnya.

Pada gambar perkembangan harga barang sumber daya alam dan barang subtitusi,
tampak bahwa harga akan meningkat sesuai dengan priode berkembannya waktu T, dmana harga
barang sumber daya alam (misalnya BBM) mencapai MCᵇ yaitu biaya untuk memperoleh barang
sumber daya alam pengganti. Misalnya batubara sebagai pengganti BBM.

Keterangan pada gambar:

MC = biaya marginal sumber daya alam tertentu (misalnya BBM)

MCᵇ = biaya marginal sumber daya alam pengganti (back stop commodity), misalnya batu bara.
2.3. Pola Perkembangan Produksi

Seperti pada umumnya diketahui bahwa bila factor-faktor lain tetap, sedangkan harga
barang meningkat, maka jumlah barang yang diminta berkurang. Tetapi jika harga yang lebih
tinggi itu dibarengi juga dengan meningkatnya pendapatan atau adanya perbaikan teknologi,
maka jumlah barang yang diminta dapat tetap bertambah dan produksi tidakaakan menrun.
Bagaimanapun juga produksi akan berkurang dengan semakin habisnya sumber daya alam yang
tersimpan didalam bumi dan mempunyai dampak terhadap harga barang sumber daya alam yang
bersangkutan. Sebaliknya dapat terjadi penemuan cadangan baru sehingga memugkinkan tidak
segera habisnya sumber daya alam dan dampaknya terhadap harga barang sumber daya alam itu,
justru akan bersifat menurunkan harga. Oleh Karena itu ada dua kekuatan yang bersifat tarik-
menarik yaitu antara deplesi sumber daya alam dan penemuan cadangan baru sumber daya alam.

2.4. Pengaruh Cadangan Sumber Daya Alam

Pada topik sebelumnya dianggap bahwa besarnya cadangan sumber daya alam tidak
mempengaruhi biaya pengambilan, tetapi menganggap bahwa besarnya cadangan sumber daya
alam mempunyai pengaruh terhadap biaya pengambilan barang sumber daya alam. Persoalannya
ialah bagaimana pengambilan barang sumber daya alam itu harus dilaksanakan dan agar dapat
memaksimumkan manfaat social bersih sepanjang waktu.

Jadi dapat diasumsikan bahwa biaya pengambilan sumber daya alam merupakan fungsi
dari jumlah produksi besarnya cadangan sumber daya alam. Biaya pengambilan dapat positif,
negative, bahkan netral dalam hubungannya dengan jumlah cadangan sumber daya alam yang
ada didalam bumi. Tetapi biasanya hubungan yang bersifat negative. Hubungan yang negative
artinya semakin dikit cadangan sumber daya alam, akan semakin tinggi biaya produksi atau
biaya pengambilan sumber daya alam.

David Ricardo menyatakan bahwa manusia akan bekerja dengan menggunakan sumber
daya tanah yang subur kualitasnya terlebih dahulu, sehingga biaya produksinya rendah.
Sedangkan John Stuart Mill menyatakan bahwa biaya pengambilan sumber daya alam akan
semakin mahal, karena semakin sulutnya dan semakin sedikitnya cadangan sumber daya alam
yang harus diambil. Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpilkan bahwa sumber daya alam itu
sebenarnya tidak akan pernah habis, karena yang dimaksud dengan kehabisan sumber daya alam
ialah kehabisan sumber daya alam yang dapat diambil dengan biaya yang layak sedangkan
apabila kita atau konsumen bersedia membayar mahal, maka sumber daya alam tersebut selalu
ada.

Dengan dimasukannya pengaruh cadang sumber daya alam terhadap biaya produksi
dalam analisis, maka biaya pengambilan sumber daya alam akan merupakan fungsi dari jumlah
barang sumber daya alam yang diambil dan jumlah cadangan sumber daya alam yang ada atau C
= c (yₜ, xₜ). Dengan dasar model seperti ini akan memperoleh laju pertumbuhan nilai royalty
sebesar tingkat bunga r ditambah perubahan biaya karena perubahan cadangan sumber daya
alam. Hal ini menunjukan bahwa semkin langka cadana sumber daya alam, nilai royalty akan
semakin meningkat jauh lebih cepat dari pada tingkat bunga yang berlaku. Atas dasar pengertian
diatas bahwa tingkat harga barang sumber daya alam sama dengan biaya marginal ditambah
dengan royalty, maka biaya marginal sama dengan nol, harga barang sumber daya alam sama
dengan royalty dan laju pertumbuhan harga akan sebesar tingkat bunga pula karena meningkat
setinggi tingkat bunga.

Perubahan biaya produksi karena cadanga sumber daya alam dapat diartikan sebagai
dividen Karena menyimpan satu-satuan barang sumber daya alam dalam cadangan dan
perubahan royalty karena berubahnya waktu dapat diartikan sebagai keuntungan capital (capital
gain).

2.5. Pengelolaan dibawah Pengawasan Seorang Perencanaan Alam

Dalam materi diatas bahwa semua produksi berasal dari satu tempat persediaan, dan tidak
terdapat produsen yang berbeda-beda. Sekarang banyak perusahaan tambang yang dibawah
pengawasan seorang perencana yang kemudian akan ditentukan syarat pengambilan optimum
yang harus diputuskan oleh perencana tersebut mengenai berapa jumlah sumber daya alam
tambang yang harus dihasilkan oleh masing-masing priode. Disini masing-masing pperusahaan
bersaing satu sama lain dan bekerja dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang maksimal.

Jadi sekarang masalahnya ialah bagaimana mengambil keputusan tentang berapa sumber
daya alam yang harus diambil dan dalam priode mana, karena pengambilan sumber daya alam
dalam satu priode yang akan mempunyai dampak pada biaya dan manfaat pada priode yang lain.
Dengan demikian perencanaan itu harus maksimumkan nilai sekarang dari jumlah manfaat
bersih selama seluruh priode yang bersangkutan.

Ada pula kendala yang harus dihadapi dalam hubungan tersedianya sumber daya alam
bagi masing-masing perusahaan. Jumlah sumber daya alam yang diambil dari persediaan pada
setiap priode sama dengan perbedaan jumlah cadangan pada awal priode dan akhir priode.

Terdapat kasus dimana (a) biaya pengambilan tidak dipengaruhi oleh volume cadangan
sumber daya alam sampai suatu priode tertentu, (b) dengan kualitas sumber daya alam yang
tetap, namun biaya pengambilan meningkat ketika jumlah deposit sumber daya alam sudah
menipis, dan produksi bergeser ke deposit yang kualiatasnya lebih rendah. Dalam hal ini royalty
akan meningkat sebesar tingkat bunga sepanjang “extensive margin” yaitu selama deposit yang
baik masih ada, dan bergeser ke “intensive margin” ketika pindah ke deposit yang lebih rendah
kualitasnya. Ini sesuai denga apa yang sudah dikemukakan didepan bahwa royalty akan
meningkat sebesar tingkat bunga pada saat mengambil sumber daya alam dengan biaya yang
tetap, kemudian royalty menjadi turun nol ketika pindah ke barang subtitusi.

2.6. Pengelolaan Oleh Seorang Pesaing Sempurna Alam

Dalam kondisi pasar pesaing sempurna, seorang pengusaha tidak berusaha


memaksimumkan kesejahteraan social bersih, tetapi ingin memaksimumkan keuntungan dari
sumber daya alam yang dikelolanya. Namun karena perusahaan pesaing dalam persaingan
sempurna ia tidak dapat mempengaruhi harga barang yang dihasilkannya. Hasil yang diperoleh
ialah bahwa pengusaha dalam persaingan sempurna ini akhirnya akan berbuat seperti seorang
perencana yang menghasilkan barang sumber daya alam demi manfaat bersih yang maksimal
bagi masyarakat.

Jadi apa yang telah kita lihat ialah bahwa syarat-syarat yang diperlukan untuk
memaksimumkan keuntungan dalam pengambilan sumber daya alam oleh seorang produsen
yang bekerja dalam pasar persaingan sempurna, identic dengan syarat-syarat yang dikehendaki
oleh seorang perencana yang bekerja untuk memaksimumkan manfaat social bersih dalam
mengambil sumber daya alam.

2.7. Pengambilan Sumber Daya Alam Oleh Seorang Monopolis Alam

Seorang pengusaha tunggal (monopolist) dalam satu industry yang bekerja mengambil
sumber daya alam. Tujuan seorang monopolis untuk memaksimumkan keuntungan. Adapun
syarat pertama yang harus dipenuhi agar memperoleh keuntungan yang maksimal dan
mengambil sumber daya alam, sedikit berbeda dengan perusahaan yang bekerja dibawah
persaingan sempurna, yaitu bahwa penerimaan marginal harus sama dengan biaya marginal
ditambah dengan royalty atau penerimaan marginal dikurangi biaya marginal sama dengan
royalty.

Yaitu royalty (rₜ) merupakan perbedaan anatara marginal revenue ( p + yₜ (dp/dyₜ) –


dc/dyₜ = rₜ⁹) dan marginal cost (dc/dyₜ). Dalam harga produk akan beruhan dengan berubahnya
jumlah produksi berbeda dengan dalam keadaan persaingan sempurna. Apakah ssumber daya
alam akan diambil lebih cepat atau lebih lamban oleh seorang monopolis akan tergantung pada
sifat permintaannya.

Sebagai contoh yang sama yaitu dengan cadangan 10 minyak barel yang harus diambil
dalam dua priode, dengam permintaan, biaya dan tingkat dikonto tertentu.

Dalam hal ini yang menjadi garis besar adalah penerimaan marginal dikurangi biaya
marginal harus meningkat dengan laju sebesar tingkat bunga, dan dc/dx = 0. Oleh Karena itu :

Dari persamaan itu diperoleh y˳ = 4,95 dan y₁ = 5,05; sedangkan dibawah persaingan
sempurna mempunyai y˳ = 5,14 dan y₁ = 4,86. Ini berarti bahwa dibawah seorang monopolis
pengambilan barang sumber daya alam lebih lamban dari pada dalam persaingam sempurna atau
lebih bersifat konservasi. Namun elastis permintaan terhadap barang sumber daya alam juga
mempengaruhi tingkat pengambilan barang sumber daya alam itu. Semakin elastis permintaan
akan semakin konservatif dalam pengambilan sumber daya alam oleh seorang monopolis.

Kecenderungan apakah sumber daya alam itu akan segera dikuras atau tidak tergantung
pada sifat permintaan terhadap barang sumber daya alam itu. Apabila royalty harus meningkat
setinggi tingkat bunga, maka akan ditemukan bahwa sumber daya alam itu akan diambil lebih
cepat dibawah pasar monopoli daripada pasar persaingan sempurna. Hal ini bukan merupakan
kesimpulan yang umum, tetapi hanya benar selama elastis permintaan rendah. Begitu juga
sebaliknya pada saat elastis permintaan tinggi, maka produsen monopilis cenderung mengadakan
konservasi, yaitu ia membatasi produksi pada tahun pertama untuk kemudian memanfaatkan
permintaan yang tidak elastis dikemudian hari.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengambilan sumber daya alam itu dipercepat,
maka harga akan meningkat pada laju lebih tinggi dari pada tingkat bunga. Fisher menyimpulkan
bahwa akan ada tendensi bagi seorang monopolis untuk menunda pengambilan sumber daya
alam apabila persediaan sumber daya alam itu sama kualitasnya dan dapat habis dalam waktu
tertentu. Hal ini akan semakin diperkuat apabila terdapat hubungan positif antara biaya dan
pengambilan sumber daya alam secara terus-menerus.
2.8. Ketidakpastian Dalam Pengambilan Sumber Daya Alam

Dalam keadaan dimana segala sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan mudah
pada setiap saat, maka ketidakpastian tidak akan mempunyai pengaruh apapun terhadap
pengambilan sumber daya alam. Hal ini disebabkan oleh pengelola sumber daya alam dapat
menjamin keamanan dirinya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesulitan yang ada ialah tidak adanya pasar sumber daya alam untuk keperluan berjaga-
jaga dimasa yang akan datang. Yang dimaksud dengan kesulitan adalah pemilik sumber daya
alam harus menentukan harga- harga yang diharapkan dimasa mendatang, kemudian bertindak
atas dasar harapannya itu digunakan setiap waktu. Kemungkinan ia juga harus menanggung
resiko dalam pengambilan keputusan. Jadi, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana keputusan
pengambilan sumber daya alam itu dipengaruhi oleh ketidakpastian didalam perekonomian yang
ditandai oleh ketidak sempurnaan pasar maupun resiko dimasa yang akan datang.

Pada umumnya ketidakpastian itu dicerminkan oleh tingkat bunga yang lebih tinggi.
Semakin tinggi tingkat bunga akan semakintinggi pula tingkat kenaikan harga, dan semakin
cepat pula tingkat pengambilan sumber daya alam.

Ketidakpastian dapat terjadi pada sisi permintaan maupun pada sisi penawaran sumber
daya alam. Pengaruh perubahan tingkat bunga tidak merangkan peningkatan dalam pengambilan
sumber daya alam, apabila itu terjadi dengan penemuan baru sebagai hasil eksplorasi sehingga
menambah cadangan sumber daya alam.

Pengaruh ketidak pastian sumber daya alam itu akan diperkirakan dengan tepat bila
terjadi pengaruhnya terhadap permintaan sumber daya alam. Ketidakpastian ini mempunyai
hubungan positif dengan jarak waktu pengambilan keputusan untuk mengambil sumber daya
alam.

Tetapi ketidakpastian dalam permintaan dapat dihubungkan dengan waktu yang akan
menmbulkan pengaruh yang berbeda. Jikalau perubahan penerimaaan berkaitan dengan jumlah
barang sumber daya alam yang diambil dari dalam bumi, maka kenaikan harga barang, atanpa
adanya ketidakpastian akan cenderung menurunkan jumlah barang sumber daya alam yang
diambil dan dengan sendirinya penerimaan juga akan menurun.

Ketidakpastian tentang saat terjadinya penggantian sumber daya alam dengan sumber
daya alam pengganti yang harganya lebih murah, akan menimbulkan resiko hilangnya pasar.
Kalau pemilik sumber daya alam ingin memaksimumkan nilai sekarang dari sumber daya alam
yang dimilikinya, maka ini berarti bahwa ia kan mempercepat pengambilan sumber daya alam
yang dimilikinya (deplesi).
Ketidakpastian disisi penawaran akan terjadi apabila ada ketidakpastian terhadap hasil
usaha eksplorasi. Tetapi pada umumnya pemilik sumber daya alam khawatir terhadap
ketidakpastian berupa kehabisan sumber daya alam yang tidak diketahui volumenya. Intuisi kita
mengatakan bahwa si pemilik itu bersifat tidak berani mengambil resiko, maka ia akan
mengurangi pengambilan sumber daya alam (konservasi) untuk digunakan dimasa yang akan
mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian tidak selalu mendorong adanya
deplesi dan karenanya tidak selalu mencerminkan adanya tingkat bunga yang lebih tinggi.

2.9. Ketidak stabilan Di Pasar Sumber Daya Alam

Tidak mudah untuk mengatakan apakah ketidakpastian akan mempercepat atau


memperlambat penggalian sumber daya alam, namun karna ini semua tergantung pada sifat
ketidakpastian itu sendiri. Jelas akan ada ketidakstabilan dipasar sumber daya alam sehingga
pengambilan sumber daya alam akan tidak efisien sifatnya.

Sebagai contoh pemilik sumber daya alam akan membuat harapan mengenai harga
sumber daya alam tertentu dikemudian hari. Karena tidak adanya pengetahan yang lengkap
mengenai pasar sumber daya alam, maka ia akan membuat keputusan atas dasar harapannya
berapa banyak sumber daya alam harus diambil dari dalam tanah untuk setiap saat. Misalkan
karena suatu alasan harga barang sumber daya alam meningkat, kemudian terbentuklah harapan
mengenai harga sumber daya alam dimasa datang yaitu bahwa harga akan menjadi lebih tinggi.
Hal ini akan membuat harga sekarang menjadi lebih tinggi lagi, karena pemilik sumber daya
alam akan memutuskan untuk mengurangi produksi pada saat ini, dan menyimpan sumber daya
alam itu di dalam tanah guna menarik keuntungan dikemudian hari bila harapan harga yang
lebih tinggi dikemudian hari menjadi kenyataan.

Apakah kemudian harga yang diharapkan dikemudian hari akanjauh lebih tinggi lagi, hal
ini yang tergantung pada apa yang disebut dengan “elasticity of expectation” yaitu presentase
perubahan dalam harga yang diharapkan dibagi dengan presentase perubahan harga sekarang.
Apabila elasticity of substitution lebih besar dari satu, maka akan terjadi perubahan harga yang
sifatnya eksplosif, sedangkan selastis itu sama dengan atau lebih kecil dari satu maka akan
terdapat harga keseimbnagan. Perkembangan permintaan dan biaya produksi akan menentukan
batas harga yang diharapkan dikemudian hari.

2.10. Ketidakpastian dan Efisiensi


Keputusan masyarakat biasanya lebih tepat didasarkan pada posisi yang netral terhadap
resiko, meskipun para anggota masyarakat itu sendiri bersikap tidak mau menanggung resiko. Ini
lah sebabnya sementara ekonomi menerima bahwa tingkat bung masyarakat (sosisl rate of
interest) lebih rendah dari pada tingkat bunga yang dikehendaki oleh perorangan (private rate of
interest). Tingkat bunga peroranagn mencakup resiko yang dipikul oleh investor individual, dan
ini harus dilupakan dalam hal keputusan investasi oleh masyarakat.

Bagi pemilik sumber daya alam perorangan, keadaannya agak sedikit berbeda yaitu
bahwa maksimalisasi keuntungan yang diharapkan tidaklah tepat, karena pasar untuk menggeser
resiko itu tidak ada, sehingga pemilik sumber daya alam akan menghindari resiko (risk averter).
Apabila diperkirakan akan ada resiko perampasan oleh pemerintah, maka pemilik sumber daya
alam individual akan mempercepat pengambilan sumber daya alam yang dimilikinya. Tetapi
tindakannya itu tidaklah optimal dipandnag dari segi masyarakat.

Akhirnya dalam membandingkan antara pengelolaan sumber daya alam yang takdapat
diperbarui oleh pemerintah dan oleh individu, belum jelas mana yang akan dapat mengelola
dengan lebih baik. Perencanaaan pemerintah diragukan dari segi kemampuannya dalam
mengelola. Meskipun tujuannya hanya untuk memaksimumkan kesejahteraan masyarakat,
perencanaan perlu menentukan harapanuntuk pasar yanga akan datang. Dalam hal ini belum
tentu perencana tersebut akan mampu dalam menentukan harga dimasa mendatang dengan tepat
dan lebih baik dari pada pengusaha individual.

2.11. Eksplorasi

Eksplorasi adalah penjelajah atau pencarian, dengan tujuan menemukan sesuatu misalnya
daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajah angkasa), minyak bumi (eksplorasi
minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.

Telah dinyatakan pada materi sebelumnya bahwa harga barang sumber daya alam yang
tinggi dikemudian hari akan mempengaruhi harga barang sumber daya alam pada saat ini, karena
produsen mengurangi produksi pada saat ini. Dalam topic ini masih belum dimasukkan unsur
penemuan baru sebagai unsur akibat eksplorasi yang berhasil. Kalau sekarang unsur penemuan
baru sumber daya alam ke dalam analisis kita maka harga dikemudian hari, bila produksi barang
sumber daya alam itu sangat banyak, pasti akan turun. Kejadian ini mendorong pemilik sumber
daya alam untuk menaikan produksinya pada saat ini dan berakibat menurunkan harga barang
sumber daya alam pada saat ini. Dengan demikian harga akan naik turun sesuai dengan
banyaknya barang sumber daya alam yang tersedia dipasar. Harga akan turun apabila terdapat
penemuan baru, dan selanjutnya akan meningkat lagi bila pemilik sumber daya alam itu tidak
meningkatkan produksinya.
Dalam gambar diatas terdapat sumbu vertical yang menunjukan harga barang sumber
daya alam dan sumbu horizontal menunjukan waktu. Pada kurva tersebut jelas terlihat bahwa
harga cenderung naik tetapi kalau ada penemuan baru (eksplorasi hasil) harga akan turun secara
drastis kemudian akan naik lagi. Sejauh ini masih dianggap bahwa penemuan baru itu terjadi
secara tiba-tiba. Sekarang bagaiman jika penemuan baru merupakan hasil yang benar-benar telah
direncanakan. Eksplorasi merupakan kegiatan yang meningkatkan jumlah cadangan sumber daya
alam sehingga akan menurunkan biaya pengambilan sumber daya alam itu. Namun perlu
dipertimbangkan, apakah akan dapat diperoleh barang sumber daya alam yang baik kualitasnya
bila diolah dari sumber daya alam yang semula rendahnya kualitasnya.

Kemungkinan dampak dari eksplorasi ini baik yang terhadap dari biaya produksi, royalty
maupun harga barang sumber daya alam. Ketidak pastian cadangan sumber daya alam sama aja
dengan ketidakpastian dari hasil eksplorasi ini. Ada hubungan antara biaya produksi dengan hasil
eksplorasi sumber daya alam. Pada tujuan perusahaan perorangan yang memaksimumkan nilai
sekarang dari keuntungan yang diperoleh dari pengambilan sumber daya alam setelah
memperhitungkan biaya pengambilan dan biaya eksplorasi. Diketahui bahwa perubahan dalam
cadangan sumber daya alam merupakan beda antara hasil penemuan baru dan jumlah yang
diambil. Tanpa eksplorasi cadangan sumber daya alam pasti menurun terus karena adanya
pengambilan yang terus-menerus. Dengan adanya eksplorasi yang berhasil, volume cadanga
sumber daya alam lebih tinggi volumenya dari pada yang dipakai.

Seperti halnya dengan biaya pengambilan yang dipengaruhi oleh pengambilan yang
kumulatif, maka biaya eksplorasi juga dipengaruhi oleh penemuan komulatif. Jika deposit yang
lebih baik ditemukan terlebih dahulu maka royalty akan melebihi biaya eksplorasi marginal.
Begitupun sebaliknya jika deposit yang jelek ditemukan terlebih dahulu maka royalty akan lebih
rendah dari biaya eksplorasi.

Telah dijelaskan bahwa perubahan teknonogi mempengaruhi cadangan sumber daya alam
karena mengakibatkan penghematan dalam penggunaan berang sumber daya alam dan dapat
diperlakukan sebagai hasil eksplorasi. Berarti bahwa pengaruh cadangan terhadap harga sumber
daya alam disebabkan oleh dua hal, yaitu karena adanya cara baru dalam mengubah sumber daya
alam yeng alebih rendah kualitasnya menjadi barang yang dapat dimanfaatkan, dan oleh
penemuan deposit baru sumber daya alam. Tetapi jumlah cara baru tidak meningkatkan jumlah
cadangan, walaupun dapat menurunkan biaya pengambilan sumber daya alam. Karena perubahan
teknologi merupakan fungsi waktu, maka biaya produksi juga merupakan fungsi dari waktu,
seperti halnya dengan tingkat pengambilan dan jumlah cadangan sumber daya alam. Perubahan
teknologi dapat mengurangi biaya produksi, sehingga berakibat menekan tingkat harga, dan
dapat menurunkan harga.

Jadi biaya pengambilan sumber daya alam disamping dipengaruhi oleh bnayaknya barang
sumber daya alam yang diambil, juga dipengaruhi oleh volume cadangan sumber daya alam itu.
Besarnya persediaan dipengaruhi oleh hasil eksplorasi, sehingga eksplorasi itu akhirnya
mempengaruhi biaya pengambilan barang sumber daya alam.

2.12. Masalah Distribusi Dan Keadilan

Terdapat kriteria yang dipakai untuk menilai pengambilan sumber daya alam yang tak
dapat diperbarui adalah kriteria efisiensi. Pada umumnya suatu tindakan itu layak atau tidak ,
disamping dilihat dari sudut efisiensi juga dilihat dari sudut keadilan (equity) atau distribusi dari
kenaikan hasil produksi tersebut. Masalah distribusi dapat dipandang dalam kaitannya dengan
distribusi antara anggota masyarakat pada saat sekarang (generasi sekarang) dan dapat pula
dilihat distribusinya antaragenerasi (intergeneration distribution).

Dengan tingkat bunga yang positif akan ada factor diskonto yang positif pula, maka
dimungkinkan suatu program pengambilan sumber daya alam yang dipandang efisien oleh
generasi sekarang ini, akan berakibat habisnya sumber daya alam bagi generasi yang akan
datang. Masalah keadilan semacam ini sudah lama dibicarakan oleh para ahli ekonomi, tetapi
belum mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena hal ini lebih berkaitan dengan masalah
etika daripada masalah ekonomi. Ada dua hal yang dipersoalkan yaitu masalah tingkat bunga
menurut pandangan sosioal dan masalah kriterial kesejahteraan.

Masalahnya sekarang ialah bagaimana menghitung nilai sekarang dari manfaat yang
akan diterima oleh generasi yang akan datang. Dengan suatu tingkat diskonto tertentu sangat
dimungkinkan suatu program pengembilan sumber daya alam efisien bagi generasi sekarang
namun tidak menunjukan apa-apa untuk generasi yang akan datang. Hal ini dapat
dipertimbangkan dengan perhitungan diskonto secara social (social discounting).

Tingkat diskonto social biasanya lebih rendah daripada tingkat diskonto pribadi (private
rate of discount). Banyak literature yang menbicarakan hubungan antara tingkat diskonto social
dan tingkat diskonto pribadi, biasanya dalam kaitanya dengan evaluasi proyek-proyek
pemerintah, seperti pembangunan dam dan jalan raya. Namun ada pula yang menggunakannya
untuk pembicaraan manfaat bagi generasi mendatang merupakan barang public bagi masyarakat
generasi sekarang yaitu bahwa setiap pribadi pada saat ini akan merasa senang atau bahagia
dengan adanya prospek yang bagus bagi generasi mendatang. Kepuasan yang didapat seseorang
tidak mengurangi kepuasan orang lain (ini adalah ciri dari barang publik). Ini menyebabkan
tingkat diskonto social ditentukan lebih rendah daripada tingkat diskonto pribadi. Bila analisis ini
diterima, maka investasi yang produktif di sector swasta akan dapat berkurang dan digantikan
dengan investasi sector pemerintah yang seringkali justru kurang produktif.

Namun perlu dicatat bahwa penggunaan tingkat diskonto yang rendah untuk membantu
generasi mendatang bukanlah didasarkan pada pertimbangan keadilan, tetapi didasarkan atas
pertimbangan bahwa konsumsi generasi mendatang merupakan barang public bagi generasi
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai