Kuantitatif
Terkait dengan obyek material
ilmu-ilmu sosial, ada dua
aliran filsafat yang dominan
dalam konteks ontologi, yaitu
positivisme dan interpretivisme.
Kedua aliran ini menjad
PARADIGMA PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Paradigma itu lebih dari sekedar orientasi metodologi. Orientasi penelitian baik
yang kuantitatif maupun kualitatif itu didasari oleh paradigma tertentu, perspektif
tertentu, dan bukan hanya sekedar perbedaan metodologis. Paradigma penelitian kualitatif
dilakukan melalui proses induktif yaitu berawal dari konsep khusus ke konsep yang
umum, meliputi konseptualisasi, kateorisasi, dan deskripsi berdaasarkan masalah yang
terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang berlandaskan
padafilsafat postpositivisme yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang
1
holistik atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat
interaktif. Penelitian kualitatif emmandang kehidupan sosial sebagai kreativitas bersama
individu-individu dan kebersamaan tersebut dapat menghasilkan suatu realitas yang
dipandang secara ojektif dan dapat diketahui oleh semua peserta yang melakukan
interaksi sosial. Cirinya ialah fenomenologis, induktif, inner behavior, holistic. Penelitian
kualitatif memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian, metapora, dan
deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik. Peneliti kualitatif berusaha menjangkau
berbagai aspek dari duia social1
BAB II
PEMBAHASAN
Terkait dengan obyek material ilmu-ilmu sosial, ada dua aliran filsafat
yang dominan dalam konteks ontologi, yaitu positivisme dan interpretivisme.
Kedua aliran ini menjadi perspektif dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Positivisme menjadi dasar untuk penelitian kuantitatif sedangkan
interpretivisme menjadi dasar untuk penelitian kualitatif. Menurut positivisme, obyek
pengetahuan ilmiah harus empiris, keberadaannya harus dapat diketahui melalui
panca indera manusia. Terkait dengan itu, teologi, logika da nmatematika
tidak dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah karena keberadaan obyek
materialnya tidak dapat diketahui melalui panca indera manusia. Dengan
pernyataan lain,obyek dari ketiganya merupakan metafisik. Terkait dengan itu,
obyek material pengetahuan ilmiah harus dapat diukur sehingga dapat dihasilkan
data kuantitatif/numerik, yaitu berupa angka/bilangan. Dalam psikologi, inteligensi
umum yang tidak dapat diobservasi secara langsung, misalnya, diukur melalui tes
1
Neuman, W.L.1997. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches 3rd Edition..
Boston: Allyn and Bacon.1997. P. 40
2
psikologi sehingga inteligensi itu dapat direpresentasikandalam bentuk data numerik.
Jadi, obyek material ilmu pengetahuan harus dapat diukur sedemikian sehingga
berbentuk atau direduksi menjadi data kuantitatif. Dalam konteks ini, istilah
“positivisme” didasarkan pada pengalaman, nyata, meyakinkan,empiris, bukan
spekulatif.
Terkait dengan ciri positivisme, obyek material dalam pengetahuan ilmiah lazim
disebut sebagai variabel, bukan gejala seperti pada interpretivisme. Itu berarti
bahwa obyek material ilmu pengetahuan harus dapat diukur secara obyektif. Istilah
“interpretivisme” berkaitan dengan interpretasi, pemberian makna atas pengalaman
orang. Menurut interpretivisme, obyek material ilmu-ilmu sosial tidak dapat
direduksi menjadidata kuantitatif. Alasannya adalah bahwa perilaku manusia, sebagai
obyek materialnya, tidakdapat diperlakukan sebagai benda fisik. Manusia
memiliki perasaan dan berpikir reflektif sehingga hakikat atau keberadaan
perilakunya tidak dapat direduksi, tidak dapat diukur secara obyektif. Untuk
memahami, bukan untuk mengetahui, perilaku seseorang, kita harus
mengeksplorasi dan mengidentifikasi makna yang melatari perilaku itu. Misalnya,
variabel usia dalam penelitian kuantitatif lazim diukur dalam bentuk usia kalender.
3
peneliti akan memperoleh hakikat dari obyek material itu. Dalam psikologi maupun
penelitian dikenal juga istilah halo effect, yakni kesan pertama kita terhadap seseorang
akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita selanjutnya terhadap orang itu, terlepas dari
apakah pengaruhnya tergolong besaratau kecil. Hal itu manusiawi. Ada pernyataan dari
Egon G. Guba yang cukup menarik untuk ditanggapi di sini, yaitubahwa “A paradigm
may be viewed as set of basic beliefs (or metaphisies) that deals
withultimetes or principles. Keyakinan itu, menurut Guba, merepresentasikan
pandangan dunia tentang hakikat sesuatu, serta merupakan dasar di dalam nurani
dimana ia diterima dengan penuh kepercayaan. Sesuatu yang diyakini kebenarannya
tanpa didahului penelitian sistematis, dalam filsafat ilmu, disebut dengan aksioma atau
asumsi dasar. Keyakinan (beliefs), aksioma atau asumsi dasar tersebut menempati
posisi penting dalam menentukan skema konseptual penelitian, ia merupakan dasar
permulaan yang melandasi semua proses dan kegiatan sebagai sesuatu yang nyata.
Dalam dunia yang sebenarnya, pasti tidak akan pernah ditemukan wujud
buahsemangka berdaun sirih. Pohon sirih hanya akan menghasilkan buah sirih, sedangkan
buah semangka hanya berasal dari pohon semangka. Orang yang menggunakan
pendekatan kuantitatif akan melihat bahwa gejala sosialadalah gejala yang nyata.
Jadi, jika seseorang kehilangan uang karena isu tuyul, ini bukandianggap sebagai sebuah
gejala sosial karena sukar untuk dilihat dengan mata kepala.Akan tetapi, jika
nantinya dapat ditemukan suatu alat yang dapat melihat langsung tuyuldan banyak
orang menyaksikan keberadaan tuyul sedang mengambil uang, itu akan enjadi
suatu gejala yang dianggap nyata. b) EpistemologiEpistemologi merupakan studi tentang
pengetahuan dan pembenaran. Sebagai studi tentang pengetahuan, epistemologi berkaitan
dengan pertanyaan-pertanyaan: apa syarat perlu dan cukup dari pengetahuan? Apa
sumber-sumber pengetahuan? Apa struktur danbatas-batasnya? Sebagai studi tentang
pembenaran, epistemologi bertujuan untukmenjawab pertanyaan: bagaimana kita
memahami konsep pembenaran? Apa yang membuat keyakinan dibenarkan,
sedangkan yang lain tidak dibenarkan? Dalam kaitannya dengan penelitian, epistemologi
berbicara mengenai hakikat ilmu pengetahuan seperti yang telah diuraikan pada
kalimat awal paragraf ini. Jika dihubungkan dengan ontologi, pengetahuan yang
4
dimaksud terkait dengan gejala yang nyata. Segala sesuatu yang dapat dipelajari oleh
ilmu pengetahuan adalah sebuah objek.
5
penelitian yang tidak berpola. Karena berpola, kamu bisa menggunakan desain
2
ini untuk membantu dalam penelitian.
2. Moleong
Berbeda dengan pendapat Moleong yang memaknai penelitian kualitatif sebagai
penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian. Lebih pas dan cocok digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian perilaku, sikap, motivasi, persepsi dan tindakan subjek.
Dengan kata lain, jenis penelitian tersebut, tidak bisa menggunakan metode
kuantitatif. 3
3. David Williams
Menurut david Williams penelitian kualitatif adalah upaya peneliti
mengumpulkan data yang didasarkan pada latar alamiah. Tentu saja, karena
dilakukan secara alamiah atau natural, hasil penelitiannya pun juga ilmiah dan
dapat dipertanggungjawabkan. 4
4. Sugiono
Berbeda dengan pendapat Sugiono yang mengartikan bahwa penelitian kualitatif
lebih cocok digunakan untuk jenis penelitian yang memahami tentang fenomena
sosial dari perspektif partisipan. Secara sederhana, dapat pula diartikan sebagai
penelitian yang lebih cocok digunakan untuk meneliti kondisi atau situasi si
objek penelitian 5.
5. Saryono
Sedangkan menurut Saryono, metode penelitian kualitatif selain digunakan untuk
menyelidiki, menemukan dan menggambarkan objek yang diteliti. Ternyata juga
dapat digunakan untuk menjelaskan atau menuliskan keistimewaan dari pengaruh
sosial yang kemudian dijelaskan dan diukur menggunakan metode pendekatan
6
kuantitatif.
6. Bogdan dan Taylor
2
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. P 89
3
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja.2007. p 6
4
Bygrave, William D. Penelitian kuantitatif dan kualitaitif: New Jersey: John Wiley & Sons Inc. 1995. P 80
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.2009.p 12
6
Saryono. 2013. Metodelogi penelitian kualitatif dan kuantitatif . Yogyakarta: Nuha Medika. 2013. P074
6
Pendapat Moleong senada dengan Bogdan dan Taylor, dimana mereka
mengartikan bahwasanya penelitian kualitatif juga termasuk metodologi yang
dimanfaatkan untuk prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Data
deskriptif adalah data yang ditulis menggunakan kata-kata secara mendetail 7.
7. Danim
Metode penelitian kualitatif menurut Danim menygartikan bahwa kualitatif
termasuk konstruktivisme yang beranggapan bahwa realita memiliki dimensi
jamak dan interaktif. Dapat pula diartikan sebagai upaya pertukaran pengalaman
sosial yang dapat didevinisikan lewat hasil penelitian. Jadi, penelitian kualitatif
beranggapan bahwa kebenaran itu bersifat dinamis dan dapat ditemukan melalui
kajian terhadap orang melalui interakasi ataupun lewat situasi sosial 8.
8. Creswell, J. W
Lebih sederhana, creswell, J. W mengartikan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah manusia dan sosial. Dimana
peneliti akan melaporkan dari hasil penelitian berdasarkan laporan pandangan
data dan analisa data yang didapatkan di lapangan, kemudian di deskripsikan
dalam laporan penelitian secara rinci 9.
7
Bogdan, Robert dan Steven J Taylor. 1993. Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya. 1993. P 141:
8
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. 2013. P 45
9
Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.2012. p 79
7
gambaran terhadap fenomena yang akan diteliti. Termasuk pula memudahkan dalam
menentukan variable dan membantu dalam menghasilkan teori.
Metode penelitian kualitatif salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari
oleh mahasiswa. Terutama yang sedang mengerjakan skripsi. Membicarakan skripsi
yang mengambil metode penelitian kualitatif, ada beberapa karakteristik yang wajib
Anda tahu. Berikut adalah pembahasan secara garis besarnya.
1. Hipotesis
Hipotesis, tahukah kamu jika hipotesis salah satu karakteristik yang wajib ada.
Hipotesis adalah jawaban sementara.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian diambil dari latar alamiah, maksudnya tidak dimanipulatif atau
tidak diada-adakan.
3. Instrumen Penelitian
4. Metode Penelitian
Metode Kuantitatif tentu mungkin sangat akrab di telinga para peneliti. Banyak
penelitian tertentu yang yang dilakukan peneliti menggunakan metode ini untuk
memecahkan suatu masalah. Namun sebetulnya apa sih pengertian metode kuantitatif?
9
teori), menggunakan strategi penelitian seperti survei dan eksperimen yang
memerlukan data statistik.13
5. Dari pengertian metode kuantitatif menurut para ahli tersebut. Maka dapat
ditegakan bahwa metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berkaitan
dengan angka–angka yang dianalisi dengan teknik statistik untuk menganalisa
hasilnya.
Peneliti harus mengetahui cara, metode dan teknik statistik pada saat
mengerjakan analisis data.Penelitian kuantitatif ini juga bisa dinamakan sebagai
penelitian ilmiah. Hasil yang ada dalam penelitian kuantitatif bisa berbentuk
prediksi dan generalisasi yang tidak terikat pada konteks situasi dan waktu.
13
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Pt Raja Grafindo Persada. 2009. P.28
10
Penelitian kuantitatif dalam implementasinya harus lurus dan sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan di awal. Penerapan atau implementasinya ini melalui
prosedur penelitian, berikut tahapan prosedur penelitian kuantitatif.
Agar bisa lebih menguasai apa itu penelitian kuantitatif, terutama cara
membuat dan menulisnya, berikut penguraian dasar dari penelitian ini. Terdapat tiga
tahap yakni memeriksa dan menjabarkan apa yang sedang terjadi, menghimpun data,
dan menganalisis data. Paduan tersebut akan menghasilkan hasil yang rinci dan jelas.
Ini adalah tahap awal dalam penelitian kuantitatif, apa saja yang bisa dijelaskan
nantinya harus diawali dengan pertanyaan. Pertanyaan tersebut juga sebagai bahan
hipotesis awal yang nantinya akan diuji menjadi hasil penelitian yang sesuai
dengan tujuan awal penelitian.
b. Penghimpunan data
11
nantinya sumber data yang ada akan banyak dimana sesuai dengan karakteristik
kuantitatif yang lebih fokus pada banyaknya data ketimbang kedalaman data.
Hal yang bisa dilaksanakan pada pengolahan data untuk memperoleh hasil
penelitian adalah dengan menganalisis data dengan statistik.
a. Kekurangan
12
Hasil dan data yang diperoleh kerap kali tidak mementingkan konteksnya
baik latar belakang maupun waktu. Pendekatanya sangat baku dan tidak
fleksibel.Terdapat potensi untuk bias, karena sifatnya yang struktural, karena
partisipan hanya memberikan data yang ditanyai peneliti. Hasil penelitian
kurang memiliki penjelasan yang dalam karena kurang mendalami sudut
pandang manusia yang diteliti.
b. Kelebihan
Ilmu sosial yang cakupannya bisa tertolong karena dalam penelitian
kuantitatif bisa melibatkan banyak sumber data. Sehingga proses generalisasi
akan semakin mudah. Terdapat objektivitas dalam hasil penelitian, karena
penelitian kuantitatif dirancang untuk bisa mengerjakan sesuatu menjadi lebih
umum. Dapat mengimplementasikan rata-rata angka dari sebuah perkiraan
sehingga rancangan penelitian bisa dibuat ganda dan dianalisis persamaan di
lokasi lain. Bisa melaksanakan studi banding dengan objektif. Adanya potensi
bias dalam sudut pandang personal bisa dihindari dengan adanya gap dengan
responden yang diteliti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Kriteria Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Tujuan penelitian Menguji teori Membangun, mengkritisi teori
Paradigma Positivisme Non positivisme: post-positivisme,
kritis.
Penginderaan realitas Keberaturan, memiliki Tidak memiliki keberaturan, misteri,
social keajegan natural, dapat tidak selalu tampak, perlu digali lebih
diamati, dapat diukur, dapat dalam.
dikonsepkan, perceived.
Observasi fakta Variabel Situasi.
Representasi fakta Numerik (angka) Non-numerik (teks).
Alur piker Deduktif Induktif .
Alur penelitian Linier non-linier.
13
Corak (proses) penelitian Tidak ada kebaruan; Selalu ada yang baru; unik (berbeda
standard; mekanis tiap peneliti).
Peran teori Sentral, dominan, ketat Tidak sentral, tidak dominan tetapi
tetap diperlukan.
Fungsi teori Membingkai peneliti secara Memandu peneliti pada titik awal,
ketat. selanjutnya peneliti memahami realitas
sosial secara alamiah.
Sifat hasil penelitian Makro; menjelaskan Mendalam, menjelaskan fenomena
fenomena yang tampak hingga “di balik realitas”.
dipermukaan.
Point of view Researcher’s point of view Native’s point of view
Sifat metode Statis, kaku Dinamis, fleksibel.
Relasi dengan Objek/ Berjarak Dekat, interaktif.
Subjek (O/S) Penelitian
O/S Penelitian Responden Informan, narasumber
Pemilihan O/S Penelitian Acak (simple random Terpilih, berdasarkan kualifikasi dan
sampling, stratified sampling, kedekatan informan dengan masalah
multi-stage random sampling) yang sedang diteliti; snow-ball.
Pengumpulan data Wawancara langsung atau Wawancara langsung tatap muka, in-
tidak langsung (pos, internet) depth interview.
Instrumen Kuesioner Panduan wawancara.
Sifat pertanyaan Terstruktur Semi-terstruktur, tidak
terstruktur, open-ended questions.
Sifat analisis Numerikal, matematis, Reflektif, interpretif, praxis.
statistical
Alat bantu analisis Statistika Ketajaman analitik dan naluri peneliti.
Software bantu SPSS, AMOS, dll CDC EZ Text
Validitas Ukuran sampel, jumlah Jumlah informan tidak penting, yang
responden terpenting adalah kedalaman data,
(memperkecil margin of kualitas informan.
error).
Sifat hasil Bebas nilai. Tidak bebas nilai; praxis.
Posisi peneliti Di luar O/S penelitian. Bersama O/S penelitian; bricoleur.
Kelemahan Gagal menjelaskan fenomena Rentan bias peneliti karena kedekatan
sebenarnya; responden bisa peneliti dengan O/S penelitian.
memberikan jawaban yang
tidak sebenarnya.
Contoh penelitian Survei Etnografi, fenomenologi, cultural
studies, studi kasus, hermeneutik, dll.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Bygrave, William D. (1995). Penelitian Kuantitatif dan Kualitaitf: John Wiley
& Sons Inc
Bogdan, Robert dan Steven J Taylor. 1993. Kualitatif –Dasar-Dasar
Penelitian. Surabaya:
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, Sudarwan. 2013. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Pt Raja Grafindo
Persada
Lawrence W. Newmann (2003) Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches,
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997
15
Moleong, Lexy J.2007 Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung:
Remaja
Neuman, W.L.1997. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches 3rd Edition.. Boston: Allyn and Bacon
Saryono. 2013. Metodelogi penelitian kualitatif dan kuantitatif Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta
16