Anda di halaman 1dari 214

i

Lia Noviana

BAGIMU, PENGABDIANKU:
GELIAT AKSI BINA DESA BINADE, NGRAYUN,
PONOROGO

Alfani Roman Hidayat, Dkk.

IAIN Ponorogo Press

ii
BAGIMU, PENGABDIANKU:
GELIAT AKSI BINA DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO

Penulis:
Alfani Roman Hidayat, Annisa Nur Mawaddah,
Aprilia Septyaningsih, Bondan Satria Ajie,
Danendra Daniswara, Dedi Saputro, Fatimah Nailis Sa’adah,
Iksan Nawawi, M Amir Ahsani, Muhammad Liwaudin,
Muhammad Ikhsan, Muhamad Muhibbudin, Muhammad Tohir,
Muhammad Rizky Novianto, Moh Iza Syaiful Fuad,
Novita Indriyani, Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi,
Risma Wigati, Rizki Prakosoh
Ulfa Hamidah Malik

Editor: Lia Noviana, M.H.I.


Penata Letak: Risma Wigati & Aprilia Septyaningsih
Desain Sampul: Aprilia Septyaningsih
Cetakan pertama, November 2022
xxx+ 250 hlm; 14 x 20 cm
ISBN: 978-602-XXXXX-X-X

Copyright© 2022
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit, kecuali kutipan kecil dengan menyebutkan
sumbernya dengan layak.

Diterbitkan oleh:
IAIN Ponorogo Press
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Ponorogo
Jln. Pramuka No.156, Ronowijayan Ponorogo
Telp. (0352) 481277

iii
KATA PENGANTAR
Bismillàhir-rahmànir-rahìm

Tantangan demi tantangan di tengah kehidupan


bermasyarakat tidak akan lekang oleh zaman. Demikian karena
secara fitrah, manusia baru membawa ide dan perspektifnya
sendiri-sendiri terhadap realitas yang dihadapi. Kolektivitas
manusia yang terorganisir demi mencapai tujuan yang sama
tersebut, terkadang secara tidak disadari mereduksi nilai-nilai
normatifitas yang seharusnya senantiasa terpelihara bahkan
dilestarikan. Di sisi lain, kaum akademik yang bergelut dengan
aktifitas intelektual seyogyanya ‘terjun’ ke lapangan, ke tengah
masyarakat yang berada di garda depan dalam menghadapi
segenap tantangan. Upaya-upaya kreatif dari civitas akademika
mutlak diperlukan agar proses ‘terjun’ tersebut diterima dengan
baik oleh masyarakat.
Harapan dan mandat bagi perguruan tinggi
terkejewantahkan melalui Tri Dharma Pendidikan. Tri Dharma
merupakan misi dan mandat perguruan tinggi di Indonesia. Dari
sinilah kemudian, berbagai cara dan strategi diambil oleh
perguruan tinggi untuk dapat mengoptimalkan dharma mereka.
Dharma pengabdian adalah Dharma yang dulu dianggap paling
dekat dan paling langsung berhubungan dengan masyarakat.
Dharma pengabdian menyuarakan kewajiban pengabdian secara
spesifik dan eksplisit. Pengabdian; yang diwakili dengan kegiatan
pengabdian baik dalam bentuk sporadis individual oleh dosen
maupun secara kelembagaan oleh kampus.
Fenomena di atas nampaknya dibaca dengan arif oleh para
mahasiswa IAIN Ponorogo. Berbekal tekad dan semangat yang
tinggi, para mahasiswa yang berjumlah 20 orang mulai membaur
dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat di agenda
Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan di desa Binade,
Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Di bawah bimbingan
dosen yang aktif mengawasi, mengawal, mengevaluasi, dan

iv
mengembangkan ide-ide segar para mahasiswa ini, hadirlah sebuah
antologi yang bisa dinikmati oleh para pembaca.
Buku yang hadir di hadapan pembaca ini merupakan
pengalaman berharga dan di dalamnya bisa dieksplorasi kisah para
civitas akademika ketika berkhidmah kepada masyarakat. Suka
duka mereka tertuang apik dalam kompilasi cerita-cerita dengan
bahasa khas yang juga sarat akan hikmah.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Rektor dan
LPPM IAIN Ponorogo yang telah memberikan kesempatan dan
dukungan penuh sehingga KPM 2022 ini dapat terlaksana dengan
baik. Tak lupa juga kami haturkan ribuan apresiasi kepada
Perangkat Desa dan seluruh masyarakat Desa Binade yang
menerima mahasiswa KPM dengan penuh suka cita serta banyak
memberikan pelajaran yang berharga untuk bekal di masa datang.
Akhirnya, semoga para pembaca Budiman dapat memetik
manfaat darinya, sambil ditemani segelas kopi hangat tentunya.
Selamat Membaca !!!

Ponorogo, 31 Agustus 2022


Dosen Pembimbing Lapangan

Lia Noviana, M.H.I

v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................vi

CERITA HIDUP SAYA (YA KKN YA LIBURAN)............................................ 1


Alfani Roman Hidayat .................................................................................. 1
PENDEKATAN TERHADAP WARGA KAMPUNG DAMAI DI DESA
BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ............ 11
Annisa Nur Mawaddah .............................................................................. 11
40 HARI BERSAMA KPM (KAMI PEDULI MASYARAKAT) ...................... 20
Aprilia Septyaningsih................................................................................. 20
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE
KECAMATAN NGRAYUN ............................................................................ 31
Bondan Satria Ajie...................................................................................... 31
CATATAN KECIL DI DESA UJUNG BARAT SELATAN PONOROGO........... 41
Danendra Daniswara ................................................................................. 41
KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN DESA BINADE .. 48
Dedi Saputro ............................................................................................... 48
SEKELUMIT AKSI MENGABDI DI KAMPUNG DAMAI .............................. 56
Fatimah Nailis Sa’adah............................................................................... 56
TOTALITAS DALAM PENGABDIAN DI DESA BINADE KECAMATAN
NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ....................................................... 66
Iksan Nawawi ............................................................................................. 66
SEUTAS KISAH YANG TERTUANG DALAM KEGIATAN KPM ................. 75
M Amir Ahsani ............................................................................................ 75
MENGHIDUPKAN KEMBALI PRAMUKA YANG MATI SURI DI SMPN 5
NGRAYUN ................................................................................................... 83
vi
Muhammad Ikhsan .................................................................................... 83
HARAPAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA BINADE ..... 92
Muhammad Liwaudin ................................................................................ 92
GIAT AKSI PENGABDIAN DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE ............. 99
Muhamad Muhibbudin .............................................................................. 99
SECUIL KISAH ANAK KPM ....................................................................... 110
Muhammad Tohir .................................................................................... 110
PENGALAMAN SELAMA KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA
DAMAI BINADE ........................................................................................ 119
Muhammad Rizky Novianto .................................................................... 119
IMPLEMENTASI HASIL BELAJAR DIBANGKU PERKULIAHAN SELAMA 6
SEMESTER DENGAN CARA MENGABDI KEPADA MASYARAKAT BINADE
NGRAYUN ................................................................................................. 127
Moh Iza Syaiful Fuad ................................................................................ 127
SOSIALISASI,EDUKASI, IMPLEMENTASI TENTANG PERNIKAHAN DINI
DI DESA BINADE ...................................................................................... 136
Novita Indriyani ....................................................................................... 136
SUKA DUKA KPM DIDESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN
KABUPATEN PONOROGO ........................................................................ 146
Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi ................................................................. 146
GELIAT AKSI PENGABDIAN PENDAMPINGAN BTQ PADA REMAJA DI
DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO.................................................. 156
Risma Wigati ............................................................................................ 156
RELASI KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT TERHADAP
PERMASALAHAN AKIBAT PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DI DESA
BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ............... 170
Rizki Prakosoh.......................................................................................... 170
MENGABDI SEPENUH HATI DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE ...... 184
vii
Ulfa Hamidah Malik.................................................................................. 184

viii
9
CERITA HIDUP SAYA (YA KKN YA LIBURAN)
Alfani Roman Hidayat

Nama saya adalah Alfani Roman Hidayat, saya lahir di


Madiun,11 april 2001. Saya berkuliah di IAIN PONOROGO pada
taun 2019 hingga sekaranghingga menjelang KKN(Kuliah Kerja
Nyata) kelompok mono disiplin kelompok 62. Mendapat lokasi
diDesa Binade kecamatan NgrayunJurusan Hukum Keluarga Islam
fakultas Syariah . Saya sekarangmenempuh semester 7.Masalah
yang sering terjadi di Kecamatan Ngrayun yaitu pernikahan dini
salah satunya di desa Binade saya menemukan pernikahan yang
belum cukup umur saya tau ini dari hasil survei saya di kantor balai
desa binade an juga ari data yang ada di KUA. Saya menapatkan
tempat tinggal di rumah mbah yang bertama mbah sibun yang
tinggal sendiri di rumah.
Saya ingin bercerita tentang kehiduansayamenjalakan KKN
walausaya belum tau harus melakukan apa dan bagaimana cara
mengapdi ke masyarakat. hingga di tgl ini saya belajar bagaimana
cara kita untuk berguna di masyarakat dan bermanfaat untuk
masyarakat. Tidak hanya berguna dimasyarakat tetapi juga liburan
mencari suasana dan pengalaman baru di desa ini. Saya akan
menceritakan letak desa binade dimana desa binade itu terletak di
dataran tinggi yang terdiri dari 3 kecaamatan yaitu blumbang,
krajan dan pletung.. Dan saya berfikir ketika awal bertempat di desa
Binade apakah faktor dataran tinggi ini yang banyak membuat
pernikahan dini
Terkadang saya menyadari dan menanyai tentang diri saya
tentang hal apa yang bisa saya perbuat di KKN di Desa Binade ini.
Saya Tidak seperti teman-teman saya yang berasal dari pondok
yang bisa menyalurkan ilmu agamanya kepada masyarakatapa lagi
jurusan saya HKI(hukum keluarga Islam) notabennya agama. Saya
sebisamungkin membantu walau hanya efort tenaga yang bisa saya
kasih dan mungkin saya hanya bisa mengasih pemikiran pemikiran
yang logis berdasarkan pengalaman dan buku yang saya baca. tidak
hanya itu saja, saya juga belajar kepada teman-teman saya .dan
1
tidak lupa liburan disini melihat pemandangan-pemandangan yang
indah yang tidak saya dapatkan di kota kelahiran saya.
Disini banyak pengalaman yang belum saya temui di kota
maupun di tempat perkulian saya. Mengapdi membantu
masyarakat dan memecahkan permasalahan yang ada di Desa
Binade. Saya dan teman-saya memikirkan di hari pertama. Tidak
hanya menyusunproker tetapi juga liburan,salah
satunyamengelilingi desa mengetahui suasana desa dan tau tempat”
yang indah. Saya mendapatkan tugas dari teman-teman untuk
survei ke RT, RW, dan kamitua(orang yang dituakan di desa)
dibagian kecamatanpetung DesaBinade, kecamatan petung itu
terkenal kecamatan yang luas, yang melingkari Kecamatan
blumbang dan krajan. Saya dan 3 teman sayamendapattugas
mengelilingi desaKususnya di kecamatan pletung. Dan juga
menanyai permasalahan-permasalahan dan Kegiatan apa saya yang
ada di lingkungan RT tersebut Mulai dari yasinan bapak-bapak dan
ibu-ibu kususnya di kecamatan pletung . Di petung sendiri
wilayahnya sangatlah luas dan pemandangan sangat indah bisa
melihat kota pacitan dari atas bukit. Saya dan teman-teman saya
mengelilingi desa melewati jalur atas jadi melihat pemandangan
yang indah.Pengalaman-pengalaman seperti ini yang tidak akan
saya lupakan mulai dari perjalann yang menaiki bukit menuruni
lembah. orang-orang di Desa Dinade sangatlah ramah tidakhanya
itu hewan ternak pun juga ramah, jenisnya kambing. Saya hanya
menanyai rumah pak RT saya dikarenakan kamitua di pletung
pindah di Pacitan yang tidak bisa di jangkau oleh saya dan teman-
tema. Semampainya di rumah pak RT23 Kegiatan yang ada yaitu
yasinan ibu-ibu saja dan kerja bakti.
Setelah survei selesai semuanya tgl 12 tepat hari selasa
teman-teman dilumpulkan membahas proker apa yang akan
dijalankan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang akan diikuti di
Desa Binade mulai dari mengajar di TPA dan mengikuti yasinan.
saya mengutaran saat saya survei di pletung haya ada yasinan ibu-
ibu saja danjuga jalan yang di pletung yang sangatexstream. Dan
juga kalau perempuan mengikuti yasinan akan keberatan. Pak lurah
2
Binade pun berkata kalau di plerung tidak Disamperin juga tidak
apa-apa. lalu saya befikir apa gunaya saya survei Kalau hasilnya
tidak, tetapi jikasaya tidak survei saya tidak akan tau keindahan di
Desa Binade khususnua di kecamatan peltung. Setelah di
rembukkan kelompok 62 terfokuskan dikecamatan krajan mulai
dari mengikuti yasinan bapak-bapak dan ibu-ibu. disaat rapat ini
menemukan ide buat proker utama yaitu sosialisasi ke seluruh desa
dengan tema BKR(bina keluarga Remaja) terfokus kepada rtdengan
pemateri dari BKKBN dan juga SMPN 5 Ngrayun dan SMK1
Ngrayun Dengan tema utama PUP(Pendewasaan Usia Pernikahan)
pemateri dari teman-teman kelompok 62 dan meminta materi dari
bkkbn.
Minggupertama kami bertepatan dengan idul adha sayasaya
berfikir ini juga bisa mengakrapkan dengan warga sekitar. idul adha
didesa binade jatuh pada hari sabtu di sini menganut aliran
muahmadiah, di sini kelompok 62 dibagi menjadi 2 yaitu ada yang
di masjid blumbang dan masjid krajan. Saya bertepatan di masjid
blumbang dan gabungan dengan kelompok 63. Masjidblumbang
menyembelih 6 kambing dan 1 sapi. Yang awalnya saya takut
memegang daging kurban dan juga memotong daging kurban pada
akhirnya saya memberanikandiri memotong dan memilah-milah
daging kurban, selesai dari memotong daging kami dan kelompok
63 dikasih daging sejumlah 20 bungkus, dibagi 10 untuk kelompok
62 dan 10 lagi untuk kelompok 63. setalah pemotongan selesai
kami juga dikasih makandi rumah dekat masjid dan juga bareng-
barengbersama kelompok 63. Kejadian ini yang tak bisa saya
lupakan yang awalnya saya takut akhirnya saya berani. Saya
berfikir pasti seminggu ini di posko makannya daging dan ternyata
benar 1 minggu masak daging.
Minggu ke 2 di binade Pagi hari dengan suhu 14° . Lebih
tepatnya hari sabtu tgl 15 saya dan teman-teman, terdiridari 3
mahasiswa. merefreskan otak dan jalan-jalan melihat lokasi, dan
juga mengenal masyarakat yang ada di binade dan jalan pagi
mengelilingi desa 2 kecamatan mulai dari krajan lalu petung dan
blumbang lalu ke krajan lagi perjalanan mungkin bisa lebih dari
3
10km pemandangandari desa ini yang sangat indah dan belum saya
temukan dikota saya. di minggu ke 2 ini masih belum ada kegiatan
jadi masih longgar dan free dan tugas dari Kelompok 62 sebisa
mungkin mengakrapkan kepada masyarakat dan mendapat bonus
keindahan alam di desa binade.Lalu hari. Tepat hari minggu dan
juga ada pasaran di bumdes(badan usaha milik desa) saya dan 3
mahasiswa dan 1 mahasiwi melakukan kegiatan
mengenalmasyarakat dan juga olahraga di desa binade tidak lupa
saya dan teman-teman saja mampir menuju pasaran dan membeli
kue cucur dan juga gorengan di pasaran teman saja tidak bisa
bahasa jawa penjual menayai dengan sebutan sedoso(sepuluh)
disana diketawain karena teman saya tidak tau sedoso ismtu
berapa, yang membuat semua penjual ketawa. setalah membeli
jajanan dibumdes saya dan teman- saya melanjutkan
penjalananMelanjutkan tugas mengakrabkan ke masyarakat dan
langsung menuju posko.
Minggu ke tigatanggal 20 hari rabu saya dan teman-teman
berjumah 6 mahasiswa di suruh mengambil jagung karena ada yang
bikang kalau ada yang meminta jagung dari teman-temanKKN,
teman-teman kelompok 62 dan 63 tidak merasa ada yang minta,
teryata mbah sibun yang saya tempati yang menyuruh teman-
temankkn kelompok 62 mengambil jagung ke tempat sodarnya
mbah sibun. Setelah itu sudah ada 2 teman saya yang sudah di
lokasi rumah sodara mbah sibun yang mempuyai kebun, teryata
kurang personil lalu Lalu saya dan 2 teman sayalangsung menuju
lokasi, sesampainya disana tidak langsung mengambil jagung.
tetapi dikasih kopi terlebih dahulu teman saya mengeluh karena
saya dan 2 teman sayatidak datang cepat. lalu saya langsung
menghabiskan kopi yangpanas dan menuju kebun sodaranya mbah
sibun. Sesampainya di kebun yang saya pertama liat tidak jagung
tetapi degan. Setelah itu berbagi tugas 2 teman saya bertugas
mengambil jagung bersama sodaranya mbah sibunDan saya dan 2
teman saya berfokus mengambil degan menggunakan bambu yang
sudahada disana,mendapatkan 6 degan dan membuka disana 1
kelapa dan 5 dibawa Ke posko untuk teman-teman minum. Ada
4
kejadian tak terduga teman saya yang menggoncengsodranya mbh
sibun sampai rumahnya sambil membawa jagung saat samai posko
malah mbahnya kembali lagi ke posko membawa jagung yang tadi
diambil teryata teman saya lupa membawa jagung. Malam harinya
teman-teman pesta jagung bakar yang dapat dari hasil memetik
dikebun sodaranya mbah sibun.pengalaman-pengalaman ini yang
tidak bis dilupakan.
Kegiatan yasinan pertama kalinyayang dilaksankan setiap
malam jumat untuk laki-laki dan untuk perempuan dilaksanakAn
sehabis sholat jumat. tepat tanggal14 menjalankan proker
penunjang pertama kalinya yaitu yasinan yang dilakukan di
blumbang, bertepatan setelah sholat isyak yangdihadirijugadari
kelompok 63 dan yang membuat senang yaitu makanan
pertamakalimengikuti yasinan sate ayam, dan warga blumbng
Mengasih tugas untuk mengisi tausiah selesaiyasinan. Jumat
depannya hari jumat tanggal 21setelah temansaya survei lagi di
krajan teryata ada yang mengadakan yasinan yang akhirnya
kelompok 62 dibagi menjadi 2 kelompok untuk laki-laki,adayang
mengikuti di kecamatan krajan dankecamatan blumbang. Saya
mendapat Bagian untuk mengikuti yasinan di krajan, pertama kali
di krajan dilaksanakan di rumah kediaman pak RT dan bertepatan
dengan lahirnya anak dari pak rt dan terdapat 5 mahasiswa yang
mengikuti di kecamatan krajan dan pertama kalinya juga Kami
memperkenalkan diri dan untuk tugas penunjang tambahan.Jumat
depan tanggal 28 juli 2022 saya mmendapatkan bagian yasinan di
blumbang bersama 5 mahasiswa.Teryata berekspetasii tinggi itu
tidak baik saya kira ada makan karena sudah terlanjur tidak makan
dari posko ternyatahanya jajan. Saya setelah yasinan berdiskusi
dengan pak lurah tentang menjalankan proker utama. Setelah
pulang dari yasinan ada kejadian lucu yang yasinan di krajan
melakukan kesalahan nyasar ke RT lain karena tidak tau rumah
yang diadakan yasinan, untungnya teman-teman yang Keliru itu
diterima dengan baik di temat yasinan yang salah. Jumat depan
tanggal 28 juli sebelumyasinan dimulai saya dan teman saya
sorenya menuju ke rumah pak RT untuk menanyai rumah yang
5
dilaksanakan yasinan tetyatapak RT masih nyari rumput yang ada
sodara dari pak RT dan menyuruh kami untuk datang dulu di
rumah pak RT dan bareng-bareng menuju rumah yang akan
diadakan yasinan. Setelah habis isyak saya dan 5 mahasiswa
menuju rumah pak RT, membicarakan kejadian jumat kemarin yang
salah mengikuti yasinan dan meminta maaf kemarin tidak datang.
dan pak RTmenyuruh kelompok kami yang di krajan memimpin
yasinan dan jugadoa, lalu sesampainya di rumah bertepatan yasinan
teman saya bernama mamat memimpin yasinan dan juga muhib
sebagai memimpin doa. Setelah yasinan kami kelompok yang di
krajn disuruh pak RT untuk dirumhnya terlebih dahulu dan
memgobrol dan juga bergurau.
Sebelum Melalukan proker utama yaitu sosialisasi di SMP 5
ngrayun dan SMKN 1 ngrayun kelompok kami di bertugas kepada
pihak smp untuk mengajar BTQ. di SMPN 5 ngrayun terdapat 6
kelas yang terdiri dari kelas 7, 8, dan 9 dan setiap kTingkatannya
terdapat 2 kelas A dan B, saya mendapatkan bagian kelas untuk 8B
dan seluruh mahasiswa mengajar BTQ akhirnya mahasiswa dibagi
menjadi 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 3 orang.Mulai
minggu pertama senin sampai sabtu tanggal 18 sampai tanggal 21
Full melaksanakanpembelajaran BTQ. dan jam mengajar
dilaksanakan setelah sholat dhuhur. Setelah seminggu ini selesai
akhirnya kepala sekolah smp merubah jadwal memberi keringanan
kepada mahasiswa. selasa untuk kelas 1 smp , rabu untuk kelas 8
smp, dan Sabtu untuk kelas 9 smp.
terjadi juga dengan SMPN 5 ngrayun sebelum melakukan
sosialisasi proker utama di SMKN 1 ngrayun bertepatan dengan
MOS kami diberi tugas mengajar BTQ untuk hari selasa awal MOS
dan juga selesai Mos jumat kami dikabari untuk mengajar BTQ
dihari senin danseterusnya hingga selesai kmi kkn. Di SMKN 1
grayun sendiri terdapat 2 jurusan yaitu TKJ dan TKR dan setiap
jurusan tepat 1 kelas, jadwal mengajarBTQ di SMKN 1 Ngrayun itu
jam 8 hingga jam 10. Di SMKN 1 ngrayun kami diamanati
mengajarkan mulai senin sampai jumat. Saya memikirkan sudah
banyak proker penunjang tetapi berkat kelompokan kelompok 62
6
kelompokkami bisamenanggulangi semua tidak ada yang tidak
dilaksanakan melakukan proker penunjang. Saya kira akan
keteteran berkat kerja sama team dari kelompok 62 proker
penunjang pembelajaran BTQ di SMPN 5 ngraun dan SMKN 1
ngrayun terlaksana dengan berhasil hingga akhir KKN.
Kelompok 62 juga mengaktifkan kepramukaan yang ada di
SMPN 5 ngrayun. Sebelummengaktifkan kepramukaan yang
dilakasankan di SMPN 5 ngrayun kami sowan terlebih dahulu
terkait kepramukaan yangada di SMPN 5 ngrayun teryata dari
keterangan kepala sskolah kepramukaan di SMPN 5 ngrayun sudah
lama fakum dikarenakan faktor covid19 sampaisekarang belum ada
lagi pengurus yang melanjutkannya. Dan kepala sekolah memberi
izin untuk kelompok 62 untuk mengaktifkan kembali kepramukaan
yang dilaksankan di SMPN 5 ngrayun yng dilaksanakan hari jumat
setalah jumatan.. Disini saya berfikir berarti kelompok 62 sebagai
membukakembali pramuka yang ada di SMPN 5 ngrayun dan juga
juga sebagaipenunjang kegiatan-kegiatan kelompok62. Jumat
tanggal22 melaksanakan kepramukaan mahasiswa yang mengikuti
kepramukaan seluruh laki-laki sejumlah 14 mahasiswa.
Pengalaman pramuka sudah saya tempuh dari SDSMP dan
SMAmengingatkan saya ketika saya di SMP dulu saat sayamengikuti
pramuka. AwalPramuka dilakukan upacara dan saya diamanati
sebagai pembawa acara upacara pramuka ini pengalaman yang tak
bisa terlupakan karena dari dulu saya belum pernah menjadi
pembawa acara saat pramuka,di SMPN5 ngrayunyang mengikuti
kepramukaan hanya kelas 7 dan kelas 8, dari 14 mahasiswa dibagi
menjadi 4 kelompok setiap kelompok ada yang 3 mahasiswa dan 4
mahasiswa.Awal mengajar saya sangatlah kaku karena sudah lama
tidakmengikuti kepramukaan dan saya mendapatkan kelas 8b
kembali dan bertemu dengan adek-adek kelas yang saya ajar
BTQ.Awal mengajar pramuka kami mendapatkan sejumlah 3
mahasiswayaitu saya, mamat dan bondan. Karena tidak semuanya
yang mengikuti pramuka tidak membawa buku catatan, akhirnya
kami mulai dengan perkenalan satu-satu. Awal konsep kami ingin
memperkenalkan pramuka kepada Adek-adek yang belum pernah
7
mengikuti pramuka Akhirnya kami isi dengan materi tentang
peralatan yang harus dipakai dan dibawa saat pramuka. Awal
pembelajaran sangatlah santai dan tidak terlalu tegas.Jumat
depannya tanggal 29 juli libur dikarenakan ada suroan. Lalu jumat
depannya lagitanggal 6 agustus diadakan materi kepramukaan
tentang PBB yang dilakukan seluruh mahasiswa kelompok 62
terutama laki-lakikarena perempuan mengikuti yasinan.
Mencari dan menjalankan proker utama sangat
membingungkan apalagi kami dari kelompok mono jurusan hKI
kami kelompok 62 berdiskusi berulang kali untuk menemukan
proker utama untuk membuat desa ini jadi lebih baik dan bagus lagi.
kita mulai dari mencari permasalahan dan mencari aset yang ada di
desabinade namun banyak permasalahan tentang pernikahan muda
dilihat dari data yang ada di balai desa dan juga KUA untuk wilayah
desa Binade.kami dari kelomlok 62 ingin mengurangipermasalahan
nikah muda di desa binade. Kelompok 62 juga mengajak kerja sama
dengan BKKBN untuk mengisi sosialisasi di balai desa dengantema
BKR(Bina Keluarga Remaja) dan juga meminta materi untuk
sosialisasi di SMP 5 ngrayun dan SMKN1 ngrayun dengan tema
PUP(pebdewasaan Usia Pernikahan) dan juga napza.
Sosialisasi diimulai dari SMKN1 ngrayun saat saya dan3
mahasiswa sowan di SMKN 1 grayun tanggal15 juli kami
menanyaiuntuk akan mengadakan sosialisasi di SMKN 1 grayun dan
kepala sekolah menyuruh untuk di tanggal 20 juli 2022yang
beretapan degan mos dengan materi PUP(Pendewasaan usiad
pernikahan) dan napza dan untuk Kelas 9dan kelas 10 dan 11
dilaksanakan tgl 22 hari jumat Untuk materi PUP dan
keorganisasian.Dan juga di smkn 1 ngrayun berbeda dengan sma
dan smk yang lain karena keindahan yang keren ketika keluar dari
kelas. Dibedakan karena kepala sekolah menyuruh mengisi
kegiatan saat Mos, Sebelum sosialisasi kita mencari materi kita
sudah dapat materi dari BKKBNternyata materi yang dikasih oleh
BKKBN kurang lengkap untuk materi pup, saya mempuyai teman
yang bisa diminta materi dan materi selesai tepat waktu pada hari
senin dan juga kami merembukkan siapa yang akan menjadi
8
pemateri akhirnya ditunjuk 5 teman sama sebagai pemateri untuk
hari rabu dan jumat. Besoknya Kegiatan sosialisasi di SMKN untuk
kelas 1 akhirnya selesai dan terkendali . Kepala sekolah menyuruh
kami untuk membedakan materi yang akan dibahas untuk kelas 11
dan 12 teman-teman bigung akhirnya kami mengasih materi
tentang organisasi, dan saya dan 2 teman saya perempuan mencari
materi tentang organisasi dan ada kejadian yang tak terenakkanfile
yang dikerjakan kehapus semua dan mulai dari awal lagi. Di sini
teman saya hampir menyerah dan akhirnya memulai lagi materinya
besok sudah harus sosialisasi. hari jumat tanggal 22 memulai
sosialisasi di SMKN 1ngrayun sejumlah 6 mahasiswa 3 mahasiswa
membahas materi organisasi dan 3 mahasiswamembahas materi
PUP. Sayapertama kali mengatur siswa dan dan siswi saya kira
mudah diatur ternyata sulit ada yang bicara ada yang main HP saya
melihat ke belakang apakah saya seperti ini dulu. Akhirnya acara
sosialisasi di SMKN 1 ngrayun selesai dan proker utama selesai
walau ada yang sulit diatur tetapi semoga ilmunya bisa diterima
oleh siswa
Sosialisasi di SMPN5 grayun yang dilaksanakan padatanggal
25 juli. Dihadiri semua kelas mulai dari kelas 7, 8, dan 9 dan setiap
tingkatan ada 2 kelas dijadikan satu. pemateri dari 8 mahasiswa
dibagi 2 penateri sosialisasi untuk kelas 7dan8. Untuk kelas 9
sendiri dibagi menjadi 4 pemateri. materi yang sosialisasikan Ada 2
PUP(Pendewasaan usiapernikahan) dan napza. Saya mengikuti
sosialisasi smp sebagai bagian konsumsi.Saay tid mendapat tugas di
smp tetapi saya membantu di untuk konsumsi, Saya juga menjadi
dokumntasi Yang berjalan kemari karena beda kelas dan juga jarak
kelasnya berjauhan. Ada kejadian juga ketika di kelas 8 istirahat ada
yang meminta foto mulaidari teman saya hingga saya Dan juga
sampai meminta username ig.
Sosialisasi di bumdes dilaksanakan pada tanggal 26 hari
Selasa yang dihadiri oleh pihak pak RT dan bu RTseluruh desa
binade mulai dari kecaman pletung, blumbang, dan krajan dengan
materi BKR(bina Keluarga Remaja)pemateri dari BKKBN. Sebelum
hari H sosialisasi saya juga bertanggung jawab untuk masalah
9
konsumsi saya sudah dikabari oleh pak lurah untuk menemui
bagian koonsumsi di sebelah balai desa dan kelomlok kami juga
dipesan untuk datang tepat waktu karena didesa binade sendiri
harus tepat waktu. setelah hari H sosialisasi Kelompok 62 di suruh
tanggung jawab untuk masalah konsumsi dan juga datang lebih
awal.Say dan teman-teman yang datang duluan langsung menata
panggung dan juga memasang banner. Teman-teman ada Juga yang
terlambat dikarenakan mengajar di SMKN 1 ngayun. Pak lurah juga
meminta waktunya untuk mengisi terlebih dahulu setelah itu
anggota dari BKKBN mulai sosialisasi. Saya bertugas untuk
membagikan makanan dan juga dokumentasi setelah selesai acara
sosialisasi diakhiri sesi dokumentasi dengan anghota bkkbn dan
juga seluruh mahasiswa iain ponorogo kelompok 62.
Kesan pertama kkn dimulai pertama rapat di kampus saya
merara asing juga takut bisa atau tidak bersilaturahmi dan juga
bersosialisasi dengan teman-teman baru dari kelomlok 62. Dan
kesan yng ada di desa binade sangatlah tidak bisa dengan kata-kata
harus liat langsung keindahan dan juga masyarakat yng baik dn
ramah disini. Teryata saya bertemu dengan teman-teman yang
seru dan baik dan dan bisa langsung akrap masalah perizinan
mudah itu utama dan juga teman-teman yang setuju semua tidak
ada tidakada yang egoiz walau ada kesan yang membuat saya
jengkel dengan 1 teman saya, tetapi harus sportif tidak dibawa
boleh di dalam kelompok.
Pesan yang bisa saya ambil dari KKN ini ketika kita ingin
diihargai maka hargailah orang lain terlebih dahulu dan saya sangat
senang bisa bertemu dengan teman-teman baru, semoga ini bukan
pertemuan yang terakhir an juga trimakasih kepaa teman teman
atas kerja samanya, dan juga untuk mbah sibun pemilik rumah
trimakasih sudah menampung kami di Desa binade ini yang sangat
inah yang tak bisa dengan kata-kata harus lihat langsung.

10
PENDEKATAN TERHADAP WARGA KAMPUNG DAMAI DI
DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN
PONOROGO
Annisa Nur Mawaddah

Kuliah Pengabdian Masyarakat yaitu kegiatan wajib kampus


yang harus di ikuti oleh semua mahasiswa/mahasiswi semester 6
di IAIN PONOROGO, bahkan di semua perguruan tinggi yang ada
di Indonesia atau bahkan di penjuru Negeri. Dalam kegiatan ini di
laksanakan berlangsung selama 45 hari. Ribuan mahasiswa
tersebar di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten
Ponorogo Provinsi Jawa Timur, dan telah di beri pembekalan di
hari sebelumnya. Disini ada 2 kelompok yaitu mono disiplin artinya
kelompok yang sama dengan satu jurusanya, dan yang multi
disiplin yaitu kelompok yang di campur dengan semua jurusan.
Saya seorang mahasiswi Hukum Keluarga Islam angakatan
2019, KPM masuk menjadi 4 SKS dalam sistem penilaian semester
akhir. Lokasi KPM saya di Ds. Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo,
disini saya mendapatkan kelompok 62 mono disiplin, artinya saya
di sini satu kelompok yang sama jurusannya. Sebelum
keberangkatan di jadwalkan pada 4 Juli 2022, kami seluruh anggota
KPM se kelompok saya yang beranggotakan 20 orang mengikuti
coaching bersama DPL yaitu Ibu Dosen Lia Noviana, M.H.I pada
tanggal 20 Juni 2022. Coaching membahas tentang tujuan
pengadaan KPM, Lokasi, contoh program utama, pembuatan
laporan, essay, mekanisme survey.
Dari awal saya merasa sangat antusias mengikuti KPM ini
karena sudah mendengar beberapa cerita dari para senior tentang
KPM di tahun mereka yang menyenangkan. Saya membayangkan
hidup selama 45 hari bersama orang yang baru saya kenal dan
belum mengenal sifat mereka secara mendalam serta harus
berinteraksi dan mengadakan program kerja ke masyarakat yang
notabe belum diketahui adat budaya setempat. Hal ini menarik
perhatian saya karena saya dapat mempelajari sifat dan
karakteristik dari teman-teman yang berbeda pemikiran.
11
Salah satu hasil coaching yaitu mekanisme suvey, survey
dibutuhkan agar mengetahui bagaimana lokasi KPM, mencari
tempat tinggal yang layak huni, berkenalan dengan masyarakat
setempat salah satunya dengan kepala desa di desa itu, mencari
data awal untuk menentukan program kerja yang tepat sehingga
tercapai tujuan dari KPM yaitu mencegah perkawinan usia dini.
Kami survey tanggal 28 Juni 2022 pada saat survey kami sendiri
tanpa DPL menggunakan kendaraannya masing-masing yang di
ikuti oleh perwakilan kelompok 8 orang.
Setelah mengetahui tempat tinggal kami bersyukur banget
mendapatkan tempat tinggal yang layak dan cukup nyaman untuk
kegiatan, di lihat dari segi jalan nya mudah di akses namun ada
beberapa yang rusak, air dan sinyal pun sangat mudah di jangkau,
tapi sangat di sayangkan jika ingin sesuatu misalnya bakso ataupun
mie ayam itu lokasi sangat jauh bahkan jika ingin cod barang online
itu tidak sampai di lokasi tujuan harus mengambil di salah satu
toko warga tersebut yang letaknya di depan SDN 1 Binade yaitu
tokonya Pak Yanto. Kebetulan sekali tempat tinggal kami
berdekatan dengan kelompok yang satunya hanya berjarak 500m
dari tempat tinggal kami . Jadi jika ingin main ke tempat mereka
cukup dari dapur dan turun langsung sampai lokasi.
Persiapan sebelum KPM saya lakukan selama 3 hari, dari
mulai perlengkapan sehari-hari berupa pakaian, perlengkapan
tidur, perlengkapan mandi, dan lain sebagainya yang di rasa akan
di butuhkan selama 45 hari KPM. Selain persiapan tersebut juga di
persiapkan mental dan fisik serta materil. Beberapa rapat di
adakan sesama anggota mengenai keberangkatan ke lokasi KPM,
perlengkapan kelompok, pembagian buku panduan dan kaos KPM,
masalah keuangan dan lain sebagainya.
Pada hari pertama tanggal 04 Juli 2022 berangkat dari rumah
lalu kumpul di rumah temen setelah itu berangkat bersama-sama
ke lokasi KPM. Setelah sampai ke lokasi berkemas-kemas
merapikan tempat sama bersih-bersih. Kemudian bertemu sama
teman-teman lainya. Di sini jujur saja banyak yang tidak kenal
meskipun saya ambil mono yaitu sama semua jurusanya. Tapi
12
kemudian perkenalan sama temen-temen yang belom saya kenal.
Sehabis perkenalan langsung kumpul 1 kelompok untuk
membahas kegiatan yang akan di laksanakan.
Lanjut di hari ke dua yaitu pada tanggal 05 Juli 2022. Agenda
pada hari ini yaitu pembukaan pelaksaan KPM bertempat di Balai
Desa Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo. Waktu itu menunjukan
pukul 09.00 wib acara di mulai dan di sini kedatangan Dosen
Pembimbing Lapangan beliau Bu. Dosen Lia Noviana, M.H.I, dan
kedangan perangkat Desa Binade termasuk juga Kepala Desa
beliau Bpk. Sunarwicahyo, S.H. kebetulan satu desa ada 2
kelompok yang terdiri dari kelompok mono yaitu kelompok saya
dan kelompok multi yang terdiri dari beberapa jurusan. Jadi dua
kelompok mengadakan kegiatan pembukaan bersama- sama.
Sambutan di isi oleh ketua kelompok multi, kepala desa sama DPL
multi. Pada saat acara tersebut pelaksanaan KPM di buka oleh bpk
kepala desa dan di sambut hangat oleh masyarakat di desa ini dan
seluruh jajaran perangkat desa. Setelah acara selesai DPL kami
mampir ke posko kami yang berada di rumahnya Mbah Sibon Rt
03 Rw 03, beliau memberi masukan-masukan yang salah satunya
yaitu semangat dan jaga kesehatan. Lanjut di malam harinya ba’da
sholat isya’ dan 5 orang lainya silaturahmi ke rumahnya pak Rw
03 intinya kami minta ijin dan menanyakan kegiatan apa saja yang
ada di lingkungan Rw 03 ini.
Hari ke tiga tanggal 06 Juli 2022. Di hari ini sudah mulai di
bagi atau di bentuk piket harian, akan tetapi beda dengan yang
memasak untuk makan sehari-hari, sangat di sayangkan kelompok
saya yang perempuan hanya 6 orang sisanya 14 laki-laki ya mau
gimana lagi yang masak untuk setiap harinya anak perempuan
semuanya ikut di dapur tanpa terkecuali. Beda dengan piket
harian itu di bagi rata semua anak laki-laki, piket harian di
antaranya merapikan tempat tidur menyapu halaman dan ada
yang membantu anak perempuan masak. Setelah selesai masak
dan bersih-bersih saya dan 6 teman saya pergi ke hutan untuk
mencari kayu bakar. Kebetulan di sini tempat tinggalnya dekat
dengan hutan dan banyak pemandangan yang indah. Sore hari
13
saya dan 3 teman lainnya sowan ke rumah bpk kepala dusun,
tetapi sebelum sampai di rumah beliau kita mencari rumahnya
bahkan kami sampai ke perbatasan pacitan, pada akhirnya kita
tanya sama penduduk setempat dan sampailah ke tempat beliau,
di sana kita tahu bahwa banyak kegiatan yang di adadakan di
dusun tersebut. Di antaranya seni reog, berhubung 2 tahun
terkena dampak covid jadi untuk seni reog sendiri sampai
sekarang masi fakum, untuk kegiatan lainnya seperti posyandu itu
di laksanakan setiap 1 bulan sekali, dan acara rutinan yasinan ada
2 cewek sama cowo, yang cowok itu setiap malam jumat, untuk
yang cewek sendir di laksankan pada hari jumat siang setelah
sholat jumat. Lanjut di malam harinya saya dan 4 teman lainya
menuju ke balai desa untuk mengikuti latian karawitan yang di
adakan setiap malam kamis untuk bapak-bapak tetapi untuk ibu-
ibu latian di malam minggu.
Hari ke empat tanggal 07 Juli 2022, di hari ini kebetulan
tidak ada kegiatan akan tetapi saya dan teman saya pergi jalan-
jalan untuk mencari suasana yang baru, saya pergi ke pasar di desa
ini dan perjalanan di tempuh kurang lebih 5 menit, rencana dari
rumah mau cari makan tapi tibanya di sana warung tersebut tidak
buka hanya ada warung penjual es dawet, dari pada menganggur
dan terbuang sia-sia saya dan teman saya beli es dawet tersebut
sambil menikmati indahnya pemandangan dan setelah itu pulang
istrihat sebentar, lanjut di sore harinya ada teman saya mengajak
jalan-jalan mencari bakso, akhirnya setelah beberapa menit
kemudian menemukan warung bakso yang berjarak kurang lebih
4km dari posko, di sini saya tidak hanya beli bakso saja akan tetapi
saya juga mencari-cari informasasi, entah itu informasi lingkungan
atau yang lainnya. Setelah itu pulang di sepanjang jalan kanan kri
di kelilingi oleh pepohonan dan pemandangan indah, kebetulan
waktu itu sudah sore jadi pulangnya sambil melihat indahnya
sunset di desa ini.
Hari ke lima tanggal 08 Juli 2022, hari ini hari jumat seperti
yang saya ceritakan di hari ke tiga bahwasanya ini pertama
kalinya mengikuti yasinan rutinan ibu-ibu, berangkat jam
14
setengah tiga semua anak perempuan ikut dan berangkat bersama
mbah sibon yang rumahnya saya tempati, sesampainya di sana
kelompok kami ketemu dengan kelompok yang satunya. Selesai
acara kami tidak langsung pulang ke posko akan tetapi jalan-jalan
untuk refreshing ke sekian kalianya, di malam hari ini suhu di desa
sangatlah dingin mencapai 18 derajat celcius pada saat itulah saya
dan 4 teman lainya menyalakan api-api untuk mengahangatkan
suhu tubuh disini saya sudah memakai pakian yang sekiranya
tebal sambil memakai jaket, tapi tidak lama kemudian pada pergi
sendiri-sendiri untuk istirahat.
Hari ke enam tanggal 09 Juli 2022 bertepatan dengan hari
raya idhul adha, uniknya di desa ini mengadakan qurban di setiap
rtnya masing-masing jadi otomatis kelompok kami di bagi dua
bagian yang satunya di Rt 03 dan yang lain di Rt 01 bertepat di
krajan, saya sendiri ikut yang di Rt 01. Setalah semua selesai
sholat ied langsung bergegas ke tempatnya masing-masing yang
sudah di bagi di hari sebelumnya, di Rt 01 menyembelih sapi 1
ekor dan kambing 4 ekor, sesampainya di sini di bagi lagi
bagiannya masing-masing saya mendapat tugas untuk membagi
daging tersebut, sangat di sayangkan setelah itu saya harus pulang
karena dari pagi belum sarapan dan harus pulang untuk makan,
dan sampai rumah habis makan tidak kembali lagi ke masjid
karena saya rasa capek dan sudah selesai kegiatanya, dan teman-
teman lainya juga sudah pada kembali pulang masing-masing dari
meraka membawa daging dari hasil berpartisipasinya tersebut,
setelahnya ada yang langsung memasak daging tersbut jadi ada
yang membuat bumbu, memotongi daging, langsung di malam
harinya temen-temen yang cowok minta bakar-bakar dan menyate
daging qurban tersebut, tapi sebelumnya saya sama teman saya
cowok harus mencari arang buat bakar-bakar, bahkan saya
mencarinya sampai di pacitan, bersyukur seketika itu langsung
dapat dan bergegas pulang, langsung saja agenda bakar-bakar itu
di laksanakan dan di sini saya cewe sendiri karena yang lain
ssudah pada tidur saya sendiri di sini juga tidak lama dan langsung
masuk ke rumah untuk tidur.
15
Hari ke tujuh tanggal 10 Juli 2022, hari ini hari yang di
tunggu yakni hari minggu waktu dimana untuk melepaskan semua
penat dan beban pikiran ataupun mencari inspirasi untuk kegiatan
selanjutnya. Pagi hari seperti biasa yaitu bersih-bersih posko, dan
masak. Setelah kegiatan tersebut semua pada istirahat, lanjut di
sore harinya salah satu teman saya ada yang mengajak refreshing
yaitu pergi ke sungai untuk mancing. Tidak semua teman yang di
posko ikut mancing, akan tetapi saya sendiri dan 2 temen cewe
ikut ke sungai, beda dengan anak laki-laki hampir semua ikut ke
sungai, tapi seperti yang di katakan pepatah “berakit-rakit dahulu,
bersenang-senang kemudian” jadi artinya jalan untuk menuju
kesana sangat sulit, tetapi setiba di sana pemandangan yang di
dapatkan sangat indah dan benar-benar bisa buat refreshing.
Sesampainaya di sana tidak sesuai dengan renacan awal,
karena umpan yang di siapkan lupa tidak di bawa, jadi hanya
bercanda tawa.
Langsung saja ini di minggu ke 2, dimana kegiatan mulai aktif
dari sowan ke rumah pak Rt/Rw, sebelum berangkat sowan
tentunya ada breefeng dulu dan di bagi beberapa kelompok untuk
melakukan survey dan sowan ke rumah pak Rt/Rw, akan tetapi
ada kesalah pahaman di kelompok saya yaitu melakukan survey
ke jatahnya kelompok lain, apalah daya “nasi sudah menjadi
bubur” artinya apa yang sudah terjadi tidak dapat di batalkan lagi,
rumah yang terlajur di survey atau di sowani ya sudah tetap lanjut
dan melaksanakan tugas di awal. Hari selanjutnya sempat pulang
ke rumah sebentar mengambil barang yang ketinggalan, di minggu
ini ada kegiatan rutin yaitu mengajar tpa di tempatnya bu Asih
pada hari senin, rabu, jum’at, dan yasinan jama’ah putri jumat
sore, yang lain di balai desa yaitu membantu kegiatan BLT, teman
yang lain ada yang posyandu lansia di posyandu desa tersebut,
kegiatan selanjutnya yaitu ke balai desa survey dan menanyakan
data tentang pernikahan,dimana data yang kita cari itu apakah
banyak pernikahan dini di desa ini dan setelah mendapat data
tersebut akhirnya benar apa yang di duga banyak pernikahan dini,
obeservasi kali ini untuk bahan program kerja kami yang utama
16
yaitu sosialisasi di SMP dan SMK dengan tema NAPZA dan PUP. Di
hari terakhir minggu ke dua ini di hari minggu di adakan kerja
bakti di berbagai Rt, kebetulan sekali saya mendapatkan Rt yang
tempat nya hanya di depan posko KPM dan mulai minggu ini
setiap malam di adakan evaluasi dikarenakan banyak kegiatan
yang di laksanakan.
Minggu ke 3, minggu ini mulai di adakan Btq di SmpN 5
Ngrayun, mulai hari senin sampai hari kamis, Btq sendiri adalah
Baca Tulis Qur’an yang di ikuti seluruh siswa siswi Smp, mulai
mengajar jam 12.00-01.20, dari kegiatan ini bisa mengetahui
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an, wajar
saja kalau kemampuan mereka tidak seperti yang saya bayangkan
memang di Smp sendiri untuk pelajaran agama masih kurang dan
belom adanya guru ngaji yang mengajar disana, bahkan kelas VIII
itu lebih bagus membacanya dari pada kelas IX padahal harapan
kepala sekolah di situ jika nanti sudah lulus bisa membaca dan
menulis Qur’an. Pada hari jum’at di minggu ini di adakannya
sosialisasi di SmkN 1 Ngrayun, dengan tema Napza dan PUP yang
di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, sepulang dari
Smk dpl kami Bu Lia Noviana mengunjungi posko untuk
melakukan bimbingan dan pengarahan agenda selanjutnya.
Minggu ke 4 juga mengadakan sosialisasi di SmpN 5
Ngrayun, yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut,
akan tetapi sistem yang di pakai di sini beda dengan di Smk, di Smp
sistem sosialisasinya di bagi menjadi beberapa kelas, dari kelas
VII-IX di pisah karena tempatnya tidak mewadahi jika dijadikan 1
ruangan, saya sendiri mendapatkan bagian kelas 9 tempatnya
berada di mushola dan menyampaikan materi PUP. Ke esok an
harinya mengadakan proker terakhir bertempat di balai desa
Binade dengan tema “Seminar Bina Keluarga Remaja” yang di
hadri oleh seluruh jajaran perangkat desa mulai dari kepala desa
sampai ketua Rt/Rw, di waktu yang bersamaan bpk kepala desa
juga mengadakan sosialisasi JKN-KIS tentunya ada sebagian warga
yang juga ikut sosisalisasi tersebut. Hari rabu di minggu ini mulai
mengajar Btq di SMKN 1 Ngrayun namun sistemnya berdeda
17
dengan di Smp, di sini sistemnya hanya sorogan sebelum memulai
baca al-Qur’an sholat dhuha terlebih dahulu, sangat di sayangkan
sekali masih banyak siswa yang belom bisa membaca al-Qur’an
jika di buat dalam presentase hanya ada 15% anak yang sudah
bisa dan lancar membaca al-Qur’an. Beda dengan yang di Tpa ada
anak kecil yang sudah lancar membaca al-Qur’an. Bisa di
simpulkan bahwasanya anak remaja di sini masih banyak yang
belum bisa membaca al-Qur’an di karenakan minat siswa kurang,
motivasi keluarga, kompetensi guru, tujuan di adakanya Btq di
berbagai sekolahan ini adalah upaya meningkatkan keagamaan
para siswa tersebut. Di tanggal 29 Juli bertepatan dengan Tahun
Baru Islam yaitu 1 Muharram 1444 Hijriyah, semua anggota
kelompok bergegas ke masjid untuk melakukan khotmil qur’an
yang di adakan setelah habis isya’ sampai jam 12 malam sistem
khotmilnya di bagi setiap orang dapat 2-3 juz di karenakan
jumlahnya hanya 20 orang itupun ada yang udzhur.
Minggu ke 5 detik-detik kegiatan KPM hampir usai, minggu
ini baru merasakan teman serasa keluarga dimana setiap hari
selama 5 minggu mulai bangun tidur sampai tidur lagi bertemu
dengan mereka dan hampir tahu sifat mereka satu per satu,
seperti biasa kegiatan yang di lakukan yaitu melakukan rutinitas di
SMK,SMP,TPA dan menyicil tugas individu essay karena
pengumpulan terakhir di minggu ini oleh Dpl.
Kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan
pengalaman, pelajaran, serta ilmu- ilmu baru, jujur dari saya
sendiri, masyarakat Binade dimata saya sangat baik, dimana
semua masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya
merasa terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tidak
bisa berfikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, saya
sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga
saya, kebaikan masyarakat sangat luar biasa, kami dianggap
sebagai keluarga mereka, dimana orang tua menganggap kami
sebagai anak, pemuda menganggap kami sebagai teman, dan anak-
anak menganggap kami sebagai guru sekalian teman, kami tinggal
bersama seorang nenek, kami diperlakukan sangat baik, kami
18
sangat senang tinggal bersama beliau, kami sudah menganggap
beliau seperti nenek kami sendiri, sikap beliau kepada kami
sangatlah luar biasa, tidak kami sangka beliau menerima kami di
rumahnya dengan ketulusan, tidak akan kami lupakan jasa-
jasanya beliau, semua kebaikan akan kami ingat selama kami
masih ada, walaupun tidak dengan harta ataupun benda kami akan
selalu berdoa kepada beliau, semoga apa yang beliau berikan
kepada kami akan di balas lebih oleh Allah SWT. Pelajaran yang
saya dapatkan didiklah anak sejak dini mungkin terutama soal
agama dikarenakan agamalah yang akan menuntun kita untuk
bekal hidup. Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat desa
Binade jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai
keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami
kapanpun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian
keluarga kami, sekali lagi saya dan kelompok saya dari kelompok
62 mengucapkan terimakasih telah menerima kami,
memperlakukan kami sebaik mungkin, semoga kebaikan kalian
semua di balas oleh sang maha kuasa, aamin.

19
40 HARI BERSAMA KPM (KAMI PEDULI MASYARAKAT)
Aprilia Septyaningsih

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan


perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti
dan bekerja bersama masyarakat. Kegiatan KPM ini merupakan
salah satu bagian penting dari kegiatan perkuliahan mahasiswa
yang bertujuan untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo. KPM
merupakan suatu bentuk pengabdian yang dilakukan mahasiswa
dan mahasiswi semester 7 kepada masyarakat di suatu daerah
tertentu, bertujuan untuk membantu memberdayakan aset yang
ada dalam masyarakat. Dimana mahasiswa bersama-sama secara
aktif berpartisipasi dalam proses pemberdayaan dan penggalian
potensi yang ada di masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan KPM
ini yaitu untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga
dapat menghasilkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat
meningkat. Mahasiswa diharapkan mampu menemukan problem
solving sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial. Tujuan
lain dari diadakannya KPM yaitu untuk melatih kepekaan
mahasiswa dan memberikan pengalaman bersosialisasi langsung
dengan masyarakat untuk bekal di kemudian hari.
Kuliah Pengabdian Masyarakat ini memiliki banyak manfaat
bagi mahasiswa yaitu bisa mendapatkan pengalaman mengabdi
kepada masyarakat secara langsung dengan cara memberdayakan
masyarakat dan pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan.
Selain itu juga bisa memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi dalam
diri.
Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh
kampus IAIN Ponorogo tahun ini ada dua jenis, yaitu Mono Disiplin
dan Multi Disiplin. Mono Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian
20
masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan
bidang keilmuan atau jurusan yang sama, sedangkan Multi Disiplin
adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh
kelompok peserta KPM yang berasal dari bidang keilmuan atau
jurusan yang berbeda-beda.
Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 40 hari yaitu dimulai
dengan pelepasan mahasiswa oleh Rektor pada tanggal 04 Juli 2022
sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, yang tersebar di 5 (lima)
kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit,
Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian
Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.400 mahasiswa yang berasal
dari berbagai jurusan. Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok
dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20 orang. Saya
termasuk dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa
Binade Kecamatan Ngrayun, dengan jumlah anggota kelompok 20
orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang.
Desa Binade merupakan desa yang terletak di Selatan
Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Pacitan. Desa Binade memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Blumbang,
Dusun Petung dan Dusun Krajan yang kemudian dibagi menjadi 26
RT. Desa Binade ini dulunya merupakan daerah perhutanan
kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau
kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang
sampai sat ini batu tersebut dianggap keramat oleh masyarakat.
Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca
hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama
lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri
terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di
pegunungan. Selain itu desa Binade juga seringkali dikaitkan
dengan kasus pernikahan di bawah umur. Berdasarkan data
Pernikahan Kecamatan Ngrayun, sampai dengan bulan Juni 2022,
sebanyak 31,1% perempuan menikah di usia kurang dari 20 tahun.
21
Untuk itu kami yang berasal dari kelompok Mono Disiplin jurusan
Hukum Keluarga Islam ditempatkan di Desa ini dengan tujuan
dapat memberi solusi dari permasalahan tersebut.
Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut
dengan pernikahan dini yang ada di Kecamatan Ngrayun salah
satunya yaitu, Desa Binade sudah menjadi rahasia umum bagi
masyarakat Ponorogo. Hal ini dikarenakan banyak anak yang masih
belum cukup umur untuk menikah seperti yang diatur dalam Pasal
7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, bahwa
batas minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik perempuan
maupun laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di
Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan
tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa
ini adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan
dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah
yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi,
banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya
karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau
harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain
karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi
dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya
pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor
yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade.
Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat kita
ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi
kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di
SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta
didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang
Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa
Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di
22
sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM
kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa
Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya
tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan
tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat
sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang
ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti
dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan
dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam
diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di
Desa Binade ini bisa menurun. Selain dari kegiatan sosialisasi kami
juga memberikan program penunjang lainnya seperti halnya
dengan megadakan kegiatan Baca Tulis Qur’an (BTQ) di SMPN 5
Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Karena berdasarkan pengamatan
kami kemampuan peserta didik dalam membaca Alquran masih
kurang sehingga kami bekerja sama dengan tenaga pendidik untuk
memberikan pendampingan BTQ di sekolah. Upaya ini merupakan
suatu bentuk pengabdian dan keoedulian kami kepada masyarakat
Binade, supaya bisa menghasilkan remaja yang unggul dan
beragama.
Mengenai perubahan dari sosialisasi dan seminar yang kami
adakan tidak bisa kita lihat secara langsung. Karena mengingat
permasalahannya terkait pernikahan dini, jadi hasilnya bisa kita
lihat setelah beberapa bulan atau bahkan menginjak hitungan tahun.
Namun, kalau untuk kemampuan anak dalam membaca Alquran
sedikit lebih sedikit sudah mulai bisa dirasakan perubahannya.
Dimulai dari hal sederhana yaitu kita bisa melihat kemauan dan
motivasi siswa/siswi sudah mulai tumbuh, kemudian kita juga bisa
menilai dari kemampuan membacs Alquran yang mulai ada
kemajuan sejak pertama kali kami mendampingi mereka membaca
Alquran.

23
Minggu pertama hari pertama yakni pada tanggal 04 Juli 2022
kami berangkat ke lokasi sekitar jam 09.00 kemudian sampai di
lokasi kurang lebih jam 10.30. Setelah sampai di posko KPM kami
membersihkan posko dan menata barang bawaan baik barang
pribadi maupun kelompok. Setelah itu kami menyiapkan keperluan
untuk acara pembukaan di Balai Desa. Kegiatan kami hari kedua di
sini yaitu pembukaan KPM di Balai Desa dimana pembukaan ini
merupakan acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade
dan tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo,
S.H. Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal
sampai dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali
ke posko masing-masing bersama dengan DPL. Sampai di posko
kami di berikan bimbingan dan arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia
Noviana, M.H. Untuk hari berikutnya kami melakukan inkulturasi
atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini berupa
silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat
umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya masyarakat
mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini
merupakan hal utama yang harus dilakukan karena diketahui
bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang pastinya antara
peserta KPM dan masyarakat belum saling mengenal. Untuk itu
kami perlu melakukan perkenalan dan bersosialiasi dengan
masyarakat sehingga chemistry di antara kami bisa terjalin. Adapun
kegiatan lain yang dilakukan selain silaturrahmi yaitu mengikuti
sholat jama’ah di masjid, pengajian rutinan dan latihan karawitan di
Balai Desa. Hari berikutnya yakni ketika hari raya Qurban tepatnya
pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami bersama masyarakat
melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid dimana salah satu dari
kami diminta untuk mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan
materi tentang “Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalat ied
kami berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua
24
dusun, yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari
penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada
masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan
mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat.
Selanjutnya untuk minggu kedua kami melakukan pemetaan
aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat
beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar.
Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan
Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini memiliki murid kurang
lebih 30 anak, yang bertempat di rumah salah satu warga dusun
Krajan yakni bernama Bu Asih. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap
hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun.
Hari berikutnya kami berpartisipasi dalam kegiatan Penyaluran
Dana Bantuan Langsung Tunai(BLT) di Balai Desa Binade.
Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja bakti bersama
masyarakat dusun Krajan. Di sela-sela kesibukan tak lupa kami juga
menyempatkan waktu untuk menghilangkan penat salah satunya
yaitu dengan memancing. Tujuan utama kami memancing disini
sebenarnya bukan untuk mencari Ikan, akan tetapi untuk
menghibur diri dan menghilangkan penat atau bisa juga kalau anak
jaman sekarang menyebutnys dengan healing.
Minggu ketiga di sini kami mengadakan kunjungan ke SMPN 5
Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan meminta
izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya Narkotika Psikotropika
& Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik. Pihak sekolah
menyambut hangat kedatangan kami, selain diberikan izin
mengadakan sosialisasi di sekolah kami juga dimintai tolong untuk
memberikan pendampingan BTQ, mengisi materi di kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dan membimbing
eksrakurikuler pramuka. Hari berikutnya kami mengisi materi di
kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan tema
25
“ Pendewasaan Usia Perkawinan, Bahaya NAPZA, dan Manajemen
Keorganisasian. Adapun alasan kami memilih materi ini yaitu,
karena sasaran sosialisasi kita adalah para remaja dimana masa
remaja ini rentan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, di masa ini rasa ingin tahu seseorang semakin tinggi dan
masa pencarian jati diri dimulai. Apabila masa remaja ini tidak
terkendali dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif
seperti pergaulan bebas. Faktor penyebab pergaulan bebas di
kalangan remaja yaitu rendahnya taraf pendidikan keluarga, kurang
pandai dalam memilih teman dan kondisi ekonomi keluarga yang
tidak stabil. Adapun bentuk dari pergaulan bebas diantaranya
mengonsumsi alkohol, tawuran, menggunakan obat-obatan
terlarang bahkan ada juga seks bebas. Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas maka kami memilih materi ini yang bertujuan
untuk memberikan edukasi kepada para remaja akan terhindar dari
pergaulan bebas. Disamping itu materi terkait Manajemen
Keorganisasian ini juga penting karena bisa menjadi bekal mereka
dalam menjalankan organisasi di sekolah. Selain itu dengan belajar
manajemen keorganisasian dapat menumbuhkan jiwa
kepemimpinan dan rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa.
Sehingga hal itu bisa menghindarkan para siswa dari tindakan
buruk yang yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain.
Kebetulan dalam sosialisasi ini saya merupakan salah satu pemateri
yang menyampaikan materi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan
dan Bahaya NAPZA. Jadi sebisa mungkin saya mempersiapkan dan
mempelajari materi tersebut supaya bisa menyampaikan materi
secara maksimal. Saya merasa sedikit takut sebelum acara dimulai,
karena belum memahami materi dengan matang, maka dari itu saya
merasa takut jika saya tidak bisa menyampaikan materi dengan
maksimal. Pada akhirnya siap tidak siap saya harus tetap
menyampaikan materi, karena itu sudah menjadi tanggung jawab
saya. Setelah acara selesai saya merasa sedikit lega, meski merasa
26
sedikit kurang puas dengan penyampaian materi saya. Hari
berikutnya seperti biasa kami melakukan pendampingan BTQ,
mengajar TPA, mengikuti yasinan rutinan, dan membimbing
ekstrakurikuler pramuka. Adapun BTQ di SMPN 1 Ngrayun
dilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 12.00-13.30
WIB, sedangkan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari
Senin sampai dengan Jum’at pukul 08.15-09.45 WIB.
Memasuki minggu keempat kami di sini, kegiatan di minggu
keempat yaitu merealisasikan atau melaksanakan program kerja
prioritas yang telah kami pilih bersama-sama. Di hari pertama
minggu keempat kami melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan
Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5 Ngrayun. Sosialisasi
ini dimulai sekitar pukul 08.30-10.30 WIB yang terbagi menjadi tiga
kelompok yakni kelas X, XII dan XII. Hari selanjutnya kami
mengadakan program kerja proiritas yakni seminar Bina Keluarga
Remaja di Balai Desa Binade. Seminar ini menghadirkan pemateri
dari pihak BKKBN yaitu Ipah Sumarah,S.Sos, Tri Wahyudi
Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan. Acara ini dihadiri oleh seluruh
jajaran perangkat desa, serta mengundang Bapak dan Ibu Ketua RT
se-Desa Binade. Acara seminar ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli
2022 pukul 09.00-11.00 WIB. Tujuan dari diadakannya seminar ini
yaitu untuk mencegah pernikahan dini, mengingat kembali bahwa
di desa ini angka pernikahan dini cukup tinggi maka kami
melakukan pembinaan kepada remaja melalui seminar Bina
Keluarga Remaja (BKR) ini yang ditujukan kepada para orang tua.
Dengan pembinaan melalui orang tua ini diharapkan dapat
membina anak-anak remaja yang ada di lingkungan ini untuk tidak
menikah di usia dini. Seperti halnya yang disampaikan oleh
pemateri kita Ibu Ipah bahwasannya remasja sangat rawan
terhadap kenakalan remaja, pernikahan dini, pergaulan bebas
hingga aborsi. Sehingga kita perlu membangun kesadaran para
orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan pergaulan
anaknya. Konsep Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan
27
pembinaan yang ditujukan pada keluarga yang memiliki usia 10-24
tahun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengasuhan orang tua terhadap anak. Pembinaan ini bertujuan
untuk mengendalikan remaja agar tidak mudah terjerumus ke
dalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang lainnya.
Kegiatan seminar pada hari itu berjalan dengan lancar dari awal
sampai akhir, saya sangat bersyukur akan hal itu, karena sebelum
acara diselenggarakan saya merasa cemas karena saya berperan
sebagai pembawa acara dalam acara tersebut. Saya khawatir jika
nantinya saya akan membuat masalah di acara tersebut. Namun
yang saya khawatirkan tidak terjadi, acara berjalan dengan lancar
dan saya merasa lega karena acara itu merupakan program kerja
prioritas kami. Hari berikutnya kegiatan kami yaitu mengajar BTQ,
mengajar TPA, rutinan yasinan dan kerja bakti.
Minggu kelima kami di sini agendanya yaitu melakukan
evaluasi terkait program kerja yang telah dilaksanakan bersama.
Kegiatan evaluasi ini membahas tentang rangkaian acara yang telah
kita laksanakan bersama baik program kerja prioritas maupun
program kerja penunjang. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai
apakah program kerja yang telah kita laksankan sesuai dengan
rencana atau tidak, serta mencari apakah ada yang sekiranya dapat
kami perbaiki untuk kedepannya.
Menuju minggu terakhir pelaksanaan Kuliah Pengabdian
Masyarakat. Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu dan sebentar
lagi kami akan kembali ke rumah masing-masing. Minggu terakhir
ini kami disibukkan dengan pembuatan tugas individu yakni essay
dan juga penyusunan artikel jurnal. Karena kami sepakat bahwa
baik laporan kelompok dan laporan individu harus selesai ketika
kegiatan KPM ini selesai, supaya kita tidak memiliki beban
tanggung jawab lagi terkait penyusunan laporan. Biasanya jika
setelah kegiatan KPM selesai dan penyusunan laporan belum
selesai maka akan terbengkalai dan bahkan yang menyusun laporan

28
hanya satu atau dua orang. Untuk itu kami sepakat untuk
menyelesaikan penyusunan laporan di minggu terakhir KPM.
Selama pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini
banyak hal yang saya dapatkan baik itu pengalaman, ilmu, teman,
motivasi dan nilai sosial yang tidak akan pernah saya dapatkan di
tempat lain. Saya bisa menemukan teman-teman baru yang berasal
dari berbagai daerah sehingga kami bisa saing bertukar pikiran,
pengalaman, adat serta budaya satu sama lain. Karena pada
dasarnya meski berasal dari rumpun keilmuan yang sama
kebanyakan dari kami masih belum saling mengenal satu sama lain.
Banyak perbedaan di antara kami tidak membuat kami saling acuh,
justru karena perbedaan itulah kami bisa menjadi lebih akrab satu
sama lain.
Banyak kesan yang saya dapatkan selama pelaksanaan Kuliah
Pengabdian Masyarakat ini, mulai dari pertama tiba di sini saya
merasa bersyukur karena warga setempat menyambut dan
menerima kami dengan baik. Hingga saat ini masyarakat setempat
selalu memperlakukan kami dengan baik, sehingga kami bisa
merasa nyaman berada di sini. Saya banyak belajar selama di sini
yakni tentang kebersamaan, tanggung jawab, saling menghargai,
kekompakan, kerja sama tim. Dimana pelajaran berharga ini belum
tentu bisa saya dapatkan di bangku kuliah.
Pesan saya kepada Desa Binade jangan pernah melupakan
kenangan-kenangan bersama kami selama berada di sini.
Manfaatkan aset yang telah ada di desa ini sebaik mungkin
kembangkan potensi yang ada supaya desa ini bisa menjadi lebih
maju lagi. Tetap jaga persaudaraan dan solidaritas karena hal itu
berperan penting dalam membangun dan mengembangkan desa ini.
Saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat
Desa Binade karena telah menerima dan memperlakukan kami
dengan baik selama di sini. Terimakasih telah memberikan
pengalaman yang sangat berharga, saya tidak akan pernah
melupakan kenangan serta kebaikan yang saya dapatkan selama di
29
sini. Saya juga meminta maaf kepada segenap masyarakat Desa
Binade jika selama di sini saya dan teman-teman telah banyak
berbuat kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.

30
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE
KECAMATAN NGRAYUN
Bondan Satria Ajie

Memasuki awal semester ganjil tahun 2022, Mahasiswa dan


Mahasiswi aktif semester 7 IAIN Ponorogo mengikuti Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM). Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa
dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat.
KPM ini merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat
mahasiswa IAIN Ponorogo sebagai salah satu bagian yang penting
kegiatan pengalaman Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib
ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo. Oleh sebab itu,
mahasiswa yang tidak lulus atau tidak mengikuti KPM tahun lau
juga mengikuti KPM di semester ganjil tahun ini.
Tujuan diadakannya Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
adalah sebagai ajang mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang
telah didapatkan selama di bangku perkuliahan dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas
dan kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya itu, mahasiswa KPM
diharapkan dapat bersinergi dengan masyarakat sehingga dapat
membantu menyelesaikan problematika yang terjadi di Desa lokasi
KPM. Dan diharpakan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial
sesuai dengan visi,misi, dan fungsi perguruan tinggi agama islam.
Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
adalah mahasiswa dapat melatih penalaran dan kepekaan dengan
bekerja sama dengan antar disiplin ilmu. Diharapkan potensi
mahasiswa dapat berkembang dengan cara melakukan improvisasi
dan inovasi dalam profesi khususnya dalam pembangunan
masyarakat umumnya. Memberikan pengalaman kepada mahsiswa
pengalaman belajar, meneliti dan bekerja sama secara langsung
bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang
kompleks, melalui proses partisipasi sehingga dapat menemukan
31
cara menyelesaikan permasalahan sosial yang dihadapinya.
Mahasiswa diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran
kepada masyarakat dalam meningkatan kualiatas Sumber Daya
Manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendampingi,
membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan
pembinaan pranata dan meningkatkan keahliaan dan keterampilan
hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup.
Program KPM dilaksanakan oleh lembaga di internal IAIN
Ponorogo, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM). Kegiatan KPM tahun ini menggunakan sistem ABCD (Asset
Based Community Development), yaitu pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat dengan memfokuskan pada asset yang
dimiliki masyarakat. KPM ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
KPM Multi disiplin dan KPM Mono disiplin. KPM Multi disiplin
berbasis pada kebutuhan masyarakat, sedangkan KPM Mono
disiplin berbasis pada program studi yang sedang ditempuh.
Kegiatan KPM dilaksanakan selama 40 hari dimulai tanggal 4
Juli 2020 sampai dengan 12 Agustus 2022. KPM tahun ini
dilaksanakan di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Ponorogo.
Diantaranya adalah Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal,
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Sambit dan Kecamatan Sawoo.
Peserta KPM dibagi 120 kelompok yang setiap kelompok rata-rata
beranggotalan 20 orang. Saya memilih jenis KPM Mono disiplin dan
termasuk dalam Kelompok 62 yang terdiri dari 14 orang laki-laki
dan 6 orang perempuan.
Desa Binade merupakan desa di Kecamatan Ngrayun yang
terletak di paling Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Pacitan. Desa Binade termasuk
kedalam status “Desa Maju” (Desa Pra Sembada), yaitu desa yang
memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta
kemampuan mengelolanya untuk peningkatan masyarakat desa,
kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan. Desa
32
Binade memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Blumbang
dan Dusun Petung yang kemudian dibagi menjadi 26 RT. Secuplik
sejarah dari Desa Binade, Desa Binade dulunya merupakan daerah
perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan
atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu
yang sampai sat ini batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat.
Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca
hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama
lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri
terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di
pegunungan.
Berdasarkam Troubleshooting kami, ternyata Desa Binade
memiliki angka pernikahan di bawah umur yang cukup tinggi.
Berdasarkan data Pernikahan Kecamatan Ngrayun, sampai dengan
bulan Juni 2022, sebanyak 31,1% perempuan menikah di usia
kurang dari 20 tahun. Untuk itu kami yang berasal dari kelompok
Mono Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam sangat bersyukur bisa
ditempatkan di Desa ini, karena dapat mencarikan solusi dari
permasalahan tersebut.
Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut
dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi
rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Dalam Pasal 7 Undang-
undang No. 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dijelaskan bahwa
batas minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik laki-laki
maupun perempuan. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan
di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah
ditentukan tersebut. Ada beberapa faktor yang memengaruhi
pernikahan dini di desa ini, diantaranya adalah faktor pendidikan
dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan dapat kita lihat ketika anak
telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak melanjutkan pedidikan ke
jenjang selanjutnya biasanya langkah yang mereka ambil adalah
pernikahan karena pengaruh keterbatasan ekonomi, banyak anak
33
yang putus sekolah salah satunya karena keterbatasan ekonomi
sehingga mereka mau tidak mau harus mengubur keinginan untuk
melanjutkan pendidikan, mereka berfikir lebih baik bekerja untuk
mencari uang demi menvukupi kebutuhannya. Selain karena faktor
ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam diri serta
dukungan dari orang tua akan pentingnya pendidikan. Oleh karena
itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade.
Berdasarkan permasalahan di atas, tindakan yang dapat kita
ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi
kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di
SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta
didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang
Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa
Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di
sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM
kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa
Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya
tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan
tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat
sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang
ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti
dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan
dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam
diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di
Desa Binade ini bisa menurun.
Selain dari kegiatan sosialisasi kami juga memberikan
program penunjang lainnya seperti halnya mengikuti yasinan rutin
bapak-bapak setiap malam Jumat, membantu mengajar di TPA, ikut
kegiatan kerja bakti di lingkungan, megadakan kegiatan Baca Tulis
Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Karena
34
berdasarkan pengamatan kami kemampuan peserta didik dalam
membaca Al-Qur’an masih kurang sehingga kami bekerja sama
dengan tenaga pendidik untuk memberikan pendampingan BTQ di
sekolah.
Mengenai dampak dari diadakannya sosialisasi dan seminar
yang kami adakan tidak bisa kita lihat secara langsung. Karena
mengingat permasalahannya terkait pernikahan dini, jadi hasilnya
bisa kita lihat setelah beberapa bulan atau bahkan menginjak
hitungan tahun. Namun, kalau untuk kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an sedikit lebih sedikit sudah mulai bisa dirasakan
perubahannya. Dimulai dari hal sederhana yaitu kita bisa melihat
kemauan dan motivasi siswa/siswi sudah mulai tumbuh, kemudian
kita juga bisa menilai dari kemampuan membac Al-Qur’an yang
mulai ada kemajuan sejak pertama kali kami mendampingi mereka
membacaAl-Qur’an.
Kegiatan kami diminggu pertama adalah membersihkn posko
dan menata barang bawaan baik barang pribadi maupun kelompok.
Kemudian persiapan keperluan untuk acara pembukaan di Balai
Desa. Kegiatan pembukaan KPM dilaksanakan pada hari kedua,
dimana pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan
kelompok 63 Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok,
segenap perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa
Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini
terlaksana dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah
pembukaan kemudian kami kembali ke posko masing-masing
bersama dengan DPL untukdiberi bimbingan dan arahan oleh DPL
kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. Kegiatan lain di mimggu pertama
adalah melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat
setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh
masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari
kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan
kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang
35
harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di
daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat
belum saling mengenal. Adapun kegiatan lain yaitu bertepatan
dengan hari raya Qurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022
kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid
dimana salah satu dari kami diminta untuk menjadi Imam Sholat
Ied dan mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi
tentang “Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalat ied kami
berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua dusun,
yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari
penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada
masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan
mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat.
Kegiatan diminggu kedua adalah kami melakukan pemetaan
aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat
beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar.
Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan
Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini bertempat di rumah salah
satu warga dusun Krajan yakni bernama Bu Asih. TPA ini memiliki
murid kurang lebih 30 anak. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap
hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun.
Kegiatan membantu mengajar di TPA ini dilakukan secara
bergiliran dan terjadwal, dalam 1 hari ada 3 mahasiswa yang
mengajar TPA.
Kegiatan diminggu ketiga adalah mengadakan kunjungan ke
SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan
meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi
tentang Pendewasaan Usia (PUP) dan Bahaya Narkotika
Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik.
Kedua pihak sekolah menyambut hangat kedatangan kami dan
memberikan izin mengadakan sosialisasi di sekolah. Di SMKN 1
Ngrayun kami juga dimintai tolong untuk memberikan
36
pendampingan BTQ, mengisi materi di kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS). Sedangkan di SMPN 5 Ngrayunkita
juga dimintai tolong untuk memberikan pendampingan BTQ dan
membimbing eksrakurikuler pramuka. Kegiatan selanjutnya adalah
mengisi materi di kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK
dengan tema “ Pendewasaan Usia Perkawinan, Bahaya NAPZA, dan
Manajemen Keorganisasian”. Adapun alasan kami memilih materi
ini yaitu, karena sasaran sosialisasi kita adalah para remaja dimana
masa remaja ini rentan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, di masa ini rasa ingin tahu seseorang semakin tinggi dan
masa pencarian jati diri dimulai. Apabila masa remaja ini tidak
terkendali dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif
seperti pergaulan bebas. Faktor penyebab pergaulan bebas di
kalangan remaja yaitu rendahnya taraf pendidikan keluarga, kurang
pandai dalam memilih teman dan kondisi ekonomi keluarga yang
tidak stabil. Adapun bentuk dari pergaulan bebas diantaranya
mengonsumsi alkohol, tawuran, menggunakan obat-obatan
terlarang bahkan ada juga seks bebas. Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas maka kami memilih materi ini yang bertujuan
untuk memberikan edukasi kepada para remaja akan terhindar dari
pergaulan bebas. Dalam kegiatan ini saya bertugas sebagai
penanggungjawab acara. Saya mempersiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan dalam acara sosialisasi seperti soundsystem, lcd
proyektor, konsumsi, dll. Alhamdulillah kegiatan ini berjalan
dengan lancar.
Kegiatan lainnya di minggu ketiga adalah membimbing
ekstrakulikuler pramuka di SMPN 5 Ngrayun. Kami diminta untuk
membuka kembali kegiatan ekstrakulikuler pramuka yang
sebelumnya vacuum selama 2 tahun karena Covid-19. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13:00 s/d 15:00. Selain itu
kami mengajar di TPA, mengikuti yasinan rutinan, dan melakukan
pendampingan BTQ. Adapun BTQ di SMPN 1 Ngrayun dilaksanakan
37
setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 12.00-13.30 WIB,
sedangkan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Senin
sampai dengan Jum’at pukul 08.15-09.45 WIB.
Memasuki minggu keempat kami di sini, kegiatan di minggu
keempat yaitu merealisasikan atau melaksanakan program kerja
prioritas yang telah kami pilih bersama-sama. Kegiatan diminggu
keempat dimulai dengan melakukan sosialisasi tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5
Ngrayun. Sosialisasi ini dimulai sekitar pukul 08.30-10.30 WIB yang
terbagi menjadi tiga kelompok yakni kelas X, XI dan XII. Hari
selanjutnya kami mengadakan program kerja proiritas yakni
seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade. Seminar ini
menghadirkan pemateri dari pihak BKKBN yaitu Ipah
Sumarah,S.Sos, Tri Wahyudi Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan.
Acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran perangkat desa, serta
mengundang Ketua RT se-Desa Binade beserta Ibu RT. Acara
seminar ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 pukul 09.00-
11.00 WIB. Tujuan dari diadakannya seminar ini yaitu untuk
mencegah pernikahan dini, mengingat kembali bahwa di desa ini
angka pernikahan dini cukup tinggi maka kami melakukan
pembinaan kepada remaja melalui seminar Bina Keluarga Remaja
(BKR) ini yang ditujukan kepada para orang tua. Dengan pembinaan
melalui orang tua ini diharapkan dapat membina anak-anak remaja
yang ada di lingkungan ini untuk tidak menikah di usia dini. Seperti
halnya yang disampaikan oleh pemateri kita Ibu Ipah bahwasannya
remasja sangat rawan terhadap kenakalan remaja, pernikahan dini,
pergaulan bebas hingga aborsi. Sehingga kita perlu membangun
kesadaran para orang tua agar lebih mengawasi dan
memperhatikan pergaulan anaknya. Konsep Bina Keluarga Remaja
(BKR) merupakan pembinaan yang ditujukan pada keluarga yang
memiliki usia 10-24 tahun dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengasuhan orang tua terhadap anak. Pembinaan
ini bertujuan untuk mengendalikan remaja agar tidak mudah
38
terjerumus ke dalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang
lainnya. Dalam kegiatan ini saya bertugas di bagian konsumsi, saya
bertugas membuat teh dan kopi serta menyiapkan konsumsi yang
berupa snack. Kegiatan lain diminggu keempat yaitu mengajar
BTQ,mengajar TPA, rutinan yasinan dan kerja bakti membersihkan
lingkungan.
Kegiatan minggu kelima adalah melakukan evaluasi terkait
program kerja yang telah dilaksanakan bersama. Kegiatan evaluasi
ini membahas tentang rangkaian acara yang telah kita laksanakan
bersama baik program kerja prioritas maupun program kerja
penunjang. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah kinerja kita
sesuai dengan rencana atau tidak, serta mencari kekurangan untuk
diperbaiki untuk kedepannya.
Menjelang minggu terakhir pelaksanaan Kuliah Pengabdian
Masyarakat. Tanpa kita sadari waktu begitu cepat berlalu dan
sebentar lagi kami akan kembali ke rumah masing-masing. Minggu
terakhir di sini kami disibukkan dengan pembuatan essay dan juga
penyusunan artikel jurnal. Berdasarkan kesepakatan kami dengan
Dosen Pembimbing Lapangan bahwa baik laporan kelompok
maupun laporan individu harus selesai ketika kegiatan KPM ini
selesai, supaya kita tidak lagi terbebani dengan tanggung jawab
menyusun laporan. Karena biasanya jika kegiatan KPM selesai dan
penyusunan laporan belum selesai akan sulit untuk berkoordinasi
dengan anggota lainnya. Mengingat bahwa kami berasal dari daerah
yang berbeda-beda. Selain itu setelah kegitana KPM ini kami juga
akan segera disibukkan dengan kegiatan praktikum kedua di
Pengadilan Agama.
Selama satu bulan lebih lamanya kami berada di Desa Binade
tentunya banyak pengalaman serta pelajaran yang saya dapatkan.
Masyarakat Desa Binade sangat senang dengan kedatangan kami
bahkan ketika sampai disini kami disambut dengan hangat oleh
masyarakat sekitar. Saya merasa terharu dengan kebaikan
masyarakat sekitar hingga saya merasa nyaman. Kegiatan KPM ini
39
membuat saya belajar banyak hal yakni dalam hal kebersamaan,
kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas. Dimana pelajaran ini
nantinya bisa menjadi bekal bagi saya di masa depan.
Pesan saya kepada seluruh masyarakat Desa Binade
khususnya Dusun Krajan jangan pernah melupakan kenangan-
kenangan bersama kami, selipkan kami dihati kalian semua. Kami
semua terkhusus saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih
kepada seluruh masyarakat Desa Binade karena telah menerima
dan memperlakukan kami dengan baik selama di sini. Saya tidak
akan pernah melupakan jasa dan kenangan kalian selama di sini
karena apa yang saya dapatkan selama KPM ini begitu berharga
bahkan mungkin tidak bisa saya dapatkan di bangku kuliah. Saya
juga ingin meminta maaf dengan masyarakat Desa Binade jika
sekiranya selama saya di sini sudah banyak membebani dan
merepotkan masyarakat setempat. Saya juga minta maaf apabila
selama di sini saya membuat banyak kesalahan baik yang saya
sengaja maupun tidak disengaja atau mungkin selama di sini kami
telah mengecewakan masyarakat setempat. Harapan saya semoga
Desa Binade semakin maju dan tetap menjaga budaya,
persaudaraan, kekompakan serta tetap semangat dalam
membangun desa ini.

40
CATATAN KECIL DI DESA UJUNG BARAT SELATAN PONOROGO
Danendra Daniswara

Sebelumnya perkenalkan saya Danendra Daniswara


mahasiswa IAIN PONOROGO semester 7 yang mengikuti Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM). Saya ditempatkan di Desa Binade,
Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, di sini saya memulai
perjalanan saya dalam KPM kali ini yang saya ceritakan dalam esai
ini.
Desa Binade adalah desa yang terletak di sebelah selatan
Kabupaten Ponorogo berbatasan dengan Kabupaten Pacitan. Desa
yang berada di Kecamatan Ngrayun ini termasuk dalam desa
termaju se-Kabupaten Ponorogo, di dekat Desa Binade ini terdapat
atau berbatasan dengan desa Mrayan di sebelah timurnya yang
masih satu kecamatan dan disebelah utaranya berbatasan dengan
Desa tugurejo yang beda kecamatan yaitu Kecamatan Slahung.
Untuk yang sebelah baratnya Desa Binade ini berbatasan dengan
Desa Ketro, Kabupaten Pacitan.
Nah dari sini saya memulai perjalanan KPM saya di Desa
Binade ini, untuk desa Binade sendiri ini seperti yang saya
sampaikan di awal desa ini termasuk desa termaju se-Kabupaten
Ponorogo, jadi secara ekonomi Desa Binade ini sudah berjalan
cukup baik, terlihat dari BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang
sudah tertata cukup rapi, juga terdapat pasar yang tidak hanya
ramai dikunjungi tetapai transaksi antar pedagang dan pembelinya
berjalan cukup baik dan saling menguntungkan. Di Desa Binade ini
hampir semua penduduknya memiliki tempat tinggal yang layak
bahkan di dekat Balai Desa terdapat pemukiman yang cukup padat,
dimana jarak antar rumah tidak berjauhan, di Desa Binade ini juga
terdapat banyak usaha micro kecil menengah (UMKM) seperti toko-
toko kelontong, peternak ayam atau kambing, tukang cukur,
warung nasi, serta usaha sejenis.
41
Sebelumnya, Saya di sini masuk dalam pembagian kelompok
62 yang di tempatkan di Desa Binade, Kecamatan Ngrayun,
Kabupaten Ponorogo di mana dalam satu kelompok terdiri dari 20
Mahasiswa, yang dalam hal ini saya mengambil pilihan Mono yang
artinya setiap anggota terdiri dari fakultas yang sama. Di Desa
Binade ini terdapat dua kelompok yang melakukan KPM yang
pertama kelompok 62 yaitu kelompok saya dan kelompok 63 yaitu
kelompok satunya yang mengambil pilihan Multi dimana anggota
kelompok terdiri dari banyak fakultas.
Kembali ke cerita awal saya, seperti yang saya sampaikan
Desa Binade ini sudah cukup maju dalam hal ekonomi dan
pembangunan walaupun begitu tetap Desa Binade masih memiliki
kekurangan yang cukup tinggi terutama dalam hal-hal yang
berkaitan dengan Pendidikan Agama dan Mental masyarakatnya.
Dari sini lah saya dan juga teman-teman sekelompok saya mencoba
memberikan edukasi terkait kekurangan ini.
Oh iya, sebelumnya kami melakukan KPM ini selama 40 hari
dimulai dari tanggal 4 juli sampai 12 agustus. Nah di minggu
pertama kami KPM kami melakukan kegiatan pengenalan,yaitu
pengenalan dengan masyarakat sekitar lingkungan dimulai dari RT,
RW, Kepala Dusun, dan Kepala Desa. Juga kami melakukan survei
jalan-jalan sekitaran Desa Binade. Dari sini kami menemukan cukup
masalah terkait dengan kebiasaan lingkungan masyarakat Desa
Binade.
Permasalahan ini berkaitan dengan kurangnya kesadaraan
masyarakat Desa Binade terkait dengan pentingnya ilmu agama
yang berpengaruh pada mental atau pola pikir masyarakat Desa
Binade. Ini terlihat dari bagaimana masyarakat Desa binade
beraktivas sehari-hari, seperti ketika waktunya sholat wajib 5
waktu hanya beberapa orang saja yang hadir dalam masjid untuk
melaksanakan shalat jamaah. Ketika waktu magrib jamaah hampir
penuh satu shaf saja dalam satu masjid yang lebarnya sekitar 5
meter, dan itu akan berkurang ketika waktu shalat isya’ apalagi
42
ketika waktu shalat shubuh yang jamaahnya bisa di hitung dengan
jari, juga ketika waktu dzuhur dan ashar yang tidak di
kumadangkan adzan dan tidak ada yang melaksanakan shalat
berjamaah.
Permasalahan terkait kurangnya kesadaran agama ini tidak
berhenti di sini, masih ada permasalahan lain mislanya anak-anak
atau remaja-remaja Desa Binade yang kurang bersemangat atau
kurang motivasi dalam belajar agama, hal ini terlihat ketika tidak
ada satu remaja pun yang ikut shalat wajib 5 waktu berjamaah di
masjid, hanya ada anak-anak kecil yang kadang-kadang ikut jamaah
shalat magrib dan isya’, kalaupun ada remaja yang ke masjid itupun
hanya ketika shalat jumat berlangsung.
Juga dalam hal baca dan tulis Al –Quran yang masih sangat
kurang, baik dari masyarakat dewasa ataupun anak-anak pelajar
Desa Binade, ini terlihat ketika kami melakukan kegiatan progam
kerja kami yaitu mengajar baca tulis Al Quran (BTQ) di TPA, SMP,
dan SMK. Ketika kami mengajar BTQ di tempat tersebut
kebanyakan dari mereka (anak-anak dan remaja Desa Binade)
masih belum bisa baca Al-Quran, mereka masih sampai pada tahap
pembelajaran buku Iqra’ yang masih mengenal atau meraba-raba
tentang cara membaca Al-Quran.
Di sisi lain ada permalahan yang cukup mengkhawatirkan
yang ada di Desa Binade ini yang berkaitan tentang pola pikir
masyarakat Desa Binade dimana ini terjadi karena kurangnya
pemahaman tentang pentingnya pendidikan pra nikah di Desa
Binade yaitu permasalahan tentang tingginya angka nikah dini atau
usia muda di Desa Binade.
Nah dari sini lah kami membuat rencana terkait program
kerja kami, program kerja (proker) kami terbagi menjadi dua yaitu
proker inti dan proker penunjang. Untuk proker inti kami sesuai
dengan arahan dari kampus dan dossen pembimbing lapangan
(DPL) di mana proker inti harus sesuai dengan jurusan di fakultas,
di mana kami mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI)
43
yang fokus kami pada proker inti yaitu terkait sosialisasi dengan
seminar yang bertema Bina Keluarga Remaja yang di adakan di
Balai Desa Desa Binade dan sosialisai tentang Pendewasaan Usia
Nikah dan Manajemen Organisasi di SMKN 1 Ngrayun serta
sosialisasi Pendewasaan Usia Nikah dan bahaya Narkotika,
Psikotroika, dan Obat Terlarang (NAPZA) di SMPN 5 Ngrayun. Dan
untuk proker penunjang, kami membuatnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat karena proker ini sifatnya penunjang jadi
lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk proker penunjang kami melakukan beberapa kegiatan
antara lain: yasinan bapak-bapak dan ibu-ibu, mengajar BTQ di TPA
terdekat di lingkungan dusun kami tinggal, mengajar BTQ di SMPN
5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kerja bakti lingkungan sekitar
dusun setiap hari minggu, serta menjadi khatib dan muadzin ketika
shalat jumat.
Untuk pelaksanaan proker ini kami membaginya ke setiap
minggu di mana minggu ke dua kami memulai melakukan proker
penunjang kami yang secara berurutan berlanjut sampai minggu ke
enam atau minggu terakhir, lalu untuk proker inti kami
melakukannya di minggu ke tiga dan ke empat, dari sini lah kami
mulai pelan-pelan mencoba mengabdikan diri kami kepada
masyarakat dengan harapan adanya perubahan masyarakat
khususnya masyarakat Desa Binade dan umumnya masayasarakat
indonesia untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Di minggu ke dua kami KPM di Desa Binade, kami mulai
dengan proker penunjang kami yaitu mengajar di SMKN 1 Ngrayun,
di sini kami diberi tugas atau dimintai tolong oleh pihak sekolah
untuk mengajar BTQ di SMKN ini. Jadwal kami mengajar itu juga
cukup pagi yaitu di jam 08.30 WIB di mana jadwal tersebut
menyesuaikan dari kebijakan sekolah. Kami diutus untuk mengajar
seluruh kelas dari mulai kelas 10 sampai kelas 12 yang mana setiap
kelas terdapat dua jurusan, dan pengajarannya dilakukan di ruang
kelas yang di jadikan mushola di SMKN tersebut. Untuk harinya
44
dilakukan pada hari senin sampai kamis di setiap minggu dan saya
terbagi dalam pengajaran tersebut.
Untuk di SMPN 5 Ngrayun kami juga diutus untuk mengajar
BTQ oleh pihak sekolah tetapi untuk jadwal dan metode
pembelajarannya berbeda, di SMKN 1 Ngaryun kami menggunakan
sistem sorogan atau siswa membaca kami menyimak dan itu
seluruh kelas berada di satu ruangan sedangkan di SMPN 5 Ngaryun
kami dibagi perkelas dan cara atau metode pembelajarannya lebih
ke pemahaman tentang makharijul huruf dan tajwid yang
disampaikan ke siswa siswi dengan fasilitas papan tulis dan spidol
di ruang kelas. lalu untuk jadwalnya di SMPN ini ada tiga hari dalam
seminggu yaitu; hari senin, rabu, dan sabtu.
Di minggu ke tiga, saya bersama teman-teman sekelompok
saya memulai persiapan untuk pelaksanaan proker inti kami yang
dilaksanakan di SMKN 1 Ngaryun Desa Binade, yaitu seperti yang
saya sampaikan di atas tadi adalah sosialisasi terkait Pendewasaan
Usia Nikah dan Manajemen Organisasi. Proker ini kami lakukan
pada tanggal 22 juli 2022 di waktu pagi bertepatan pada hari jumat
saat itu. Jadi kami diberi waktu khusus oleh pihak sekolah untuk
memberikan materi terkait hal tersebut. Dan kami bersyukur acara
ini berlangsung cukup baik selama sosialisasi ini kami bisa
menyampaikan materi dengan baik dan saya kira cukup bisa terima
oleh para pelajardi SMKN 1 Ngaryun tersebut.
Lalu kegiatan kami di minggu ke tiga ini juga melakukan
beberapa kegiatan proker penunjang, yaitu mengajar BTQ di SMKN
1 Ngrayun binade yang pelaksanaannya sudah dilakukan ketika hari
pertama pada minggu ke tiga ini. Pada saat itu kami diminta untuk
mengajar BTQ untuk kelas 10 saja, karena pada waktu itu masih
berlangsung kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS)
di SMKN tersebut.
Di kegiaran lain di minggu ke tiga ini kami juga melakukan
kegiatan mengajar di TPA sekitar lingkungan dusun dekat kami
tinggal atau dekat posko kami, yaitu di Dusun Krajan di sini kami
45
dimintai tolong untuk mengajar membaca Al Quran kepada anak-
anak yang ada di sekitar Dusun Krajan tersebut. Lalu untuk jadwal
mengajarnya ada tiga hari dalam setiap minggu yaitu hari senin,
rabu, dan jumat. Untuk sistem atau mekanisme pembelajarannya
hampir sama dengan yang ada di SMKN 1 Ngrayun yaitu sorogan
tetapi ditambah dengan beberpa materi terkait bacaan shalat dan
doa sehari-hari.
Kami juga mengikuti kegiatan yasinan bapak-baoak dan ibu-
ibu yang ada di dua dusun yang kami ikuti yaitu di Dusun krajan
dan di Dusun blumbang yang mana kegiatan yasinan ini dilakukan
setiap malam jumat untuk bapak-bapak dan jumat siang untuk ibu-
ibu. Dalam acara yasinan tersebut diberi tempat untuk memimpin
tahli dan doa juga untuk mengisi sedikit tausyiah ketika pada acara
yasinan tersebut.
Selanjutnya di minggu ke empat kami melanjutkan
menjalankan proker inti kami yaitu yang terkait sosialisasi dengan
seminar tentang Bina Keluarga Remaja yang bertempat di Balai
Desa Desa Binade dan narasumbernya kami datangkan dari BKKBN
Kecamatan Ngrayun serta sosialisai di SMPN 5 Ngrayun tentang
Pendewasaan Usia Nikah dan Bahaya NAPZA (Narkotika,
Psikotroika, dan Obat Terlarang). Alhamdulillah kedua sosialisasi
berjalan cukup baik terlihat dari antusias para peserta yang ikut
dalam ke dua sosialisasi tersebut. Dan untuk proker penunjang
kami tetap berlanjut sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
sampai akhir kami KPM yaitu di minngu ke enam.
Di sela sela kegiatan proker inti dan penunjang, kami juga
melakukan beberapa kegiatan yang bersifat untuk meningkatkan
kualitas pengetahuan agama di lingkungan sekitaran kami tinggal
yaitu seperti kegiatan tadarus dan khataman yang dilakukan
bertepatan pada malam 1 Muharram. Kami juga rutin melakukan
jamaah di masjid terdekat lingkungan posko kami, dan saya juga
dimintai tolong oleh bapak RT untuk mengaji bersama saling

46
mengoreki satu sama lain dalam hal bacaan juga berdiskusi terkait
permasalahan keagamaan di lingkungan sekitaran RT tersebut.
Dari KPM ini saya benar- benar belajar banyak tentang
budaya, kebiasaan, karakter lingkungan masyarakat Desa Binade
secara umum juga dengan teman-teman sekelompok saya yang
memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya, secara umum
hasil dari KPM kami di Desa Binade berjalan cukup baik dan lancar,
mulai dari program kerja yang kami laksanakan dan bagaimana
kami bisa berbaur di masyarakat Desa Binade.
Proker-proker kami juga mendapat dukungan dari
masyarakat setempat yang membuat kami jadi lebih bersemangat
untuk menjalankan setiap proker kami dengan semaksimal
mungkin, mulai dari Bapak Kepala Desa yang sangat terbuka
memberikan kami dukungan juga fasilitas terkait dengan kegiatan-
kegiatan yang kami lakukan lalu bapak Kepala Dusun Krajan yang
sangat baik serta Bapak RT lingkungan setempat kami yang
memberikan kesempatan kami untuk memaksimalkan kegiatan
kami selama KPM di Desa Binade ini.
Juga kepada pemilik rumah tempat kami tinggal atau posko
kami yang telah bersedia menerima kami untuk tinggal dan hidup
sementara di rumah beliau ini, sejujurnya saya benar-benar merasa
sangat terbantu dengan semua kebaikan yang telah dibeerikan oleh
seluruh masyarakat Desa Binade dan teman-teman sekelomok saya
yang sudah pasti merasakan hal sama seperti yang saya rasakan ini.

47
KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN DESA
BINADE
Dedi Saputro

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan


pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja
bersama masyarakat. KPM ini merupakan suatu progam LPPM IAIN
Ponorogo yang bersifat wajib untuk ditempuh oleh seluruh
mahasiswa IAIN Ponorogo yang sudah mencapai semester 7.
LPPM IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM), bertujuan agar materi yang telah didapatkan
mahasiswa selama dibangku perkuliahan bisa mengembangkan dan
memperdalam didalam masyarakat nyata. Tidak hanya itu,
mahasiswa KPM diharapkan bisa bermasyarakat dan berinovatif
sehingga dapat membatu memecahkan problem masyarakat
dengan baik, dapat meningkat visi dan misi yang telah diharapkan
oleh Perguruan Tinggi Agama Islam.
Dengan bertujuan khusus, kegiatan Kuliah Pengabdian
Masyarakat ini untuk melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa
dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu,
mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi
dan inovasi dalam profesi khususnya dan dalam pembangunan
masyarakat umumnya, memberikan mahasiswa pengalaman
belajar, meneliti dan bekerja secara langsung dengan masyarakat,
memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam
meningkatkan sember daya manusia (SDM) sesuai tuntutan
dinamika pembangunan dan perkembangan iptek, mendampingi,
membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan
pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian dan keterampilan
hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup.
Sedangkan tujuan institutional kegiatan KPM ini yaitu untuk
memberikan kontribusi bagi pengembangan tri dharma Perguruan
48
Tinggi Agama Islam (pendidikan dan pelajaran, penilituan, serta
pengabdian pada masyarakat, meninigkatkan kepekaan sosial
civitas akademika terhadap perkambangan dan persoalan yang
terjadi di masyarakat.
Pada tahun 2022 ini, LPPM IAIN Ponorogo mengadakan KPM
yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa yang sudah mencapai
semester 7 yang berada di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten
Ponorogo, diantaranya yaitu Kecamatan Bungkal, Kecamatan
Sambit, Kecamatan Sawo, Kecamatan Slahung, dan Kecamatan
Ngrayun. Ditempat-tempat tersebut para mahasiswa dalam
melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Dalam setiap
Kecamatan ada beberapa Desa, dan setiap Desa ada 2 (dua)
kelompok yaitu Kelompok Mono Disiplin dan Kelompok Multy
Disiplin. KPM dilaksanakan selama 45 hari yang dimulai pada
tanggal 4 Juli sampai 12 Agustus 2022.
Dua tahun silam, pada masa pandemi, IAIN Ponorogo
menyelenggarakan kegiatan KPM secara daring dari rumah dan
fokus pada lingkungan masing-masing mahasiwa. Setelah pandemi
dapat dikendalikan, maka tahun 2022 ini IAIN Ponorogo telah
menyelengarakan KPM secara luring. Tahun ini pembagian
kelompok memiliki perbedaan dari sebelumnya. Mahasiswa ketika
mendaftar dipersilahkan memilih antara Mono atau Multi Disiplin.
KPM Mono Disiplin dan KPM Mlti Disiplin. KPM Disiplin yaitu
kegiatan kegiatan KPM yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa
dengan bidang keilmuan atau rumpun keilmuan yang sama. Progam
kerja utama KPM Mono Disiplin tadak harus berbasis kebutuhan
utama dan permasalahan di masyarakat melainkan disesuaikan
dengan program studi yang dipelajari. Sementara, KPM Multi
Disiplin adalah kegitan KPM yang dilakukan oleh kelompok peserta
KPM yang beranggotakan mahasiswa dengan bidang keilmuan dan
rumpun keilmuan yang berbeda-beda. Progam kerja utama KPM
Multi Disiplin disesuaikan dengan kebutuhan utama dan
permasalahan yang ada di masyarakat setempat.
49
Pada KPM ini saya berada dikelompok Mono Disiplin yaitu
kelompok 62 yang berada di Kecamatan Ngrayun di Desa Binade,
Dusun Krajan bersama dengan kelompok Multi Displin yaitu
kelompok 63. Desa Binade sendiri bertempat disebelah paling barat
di Kecamatan Ngrayun, Desa yang menurut saya cukup luas itu
ternyata hanya terdapat 3 (tiga) Dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun
Blumbang, dan Dusun Petung. Walaupun Desa Binade berada
diujung barat pegunungan, perekonomiannya dan prestasinya tidak
kalah maju dengan perekonomiannya dan prestasi yang berada di
perkotaan. Tidak hanya itu, Desa Binade ternyata terdapat benda
peninggalan orang zaman dahulu, yang dalam bahasa jawanya
(tinggalane wong sing babade deso) yang sampai sekarang masih di
jaga (diuri-uri) oleh masyarakat setempat. Peninggalan itu
dinamakan Arca Ngreco yang bertempat di Dusun Krajan, dukuh
Ngreco.
04 Juli 2022 KPM IAIN Ponorogo dilaksanakan dan saya
berangkat kelokasi pada tanggal 03 Juli 2022, karena saya bertugas
untuk menjaga posko, membersihkan posko, dan menjaga barang
barang kelompok yang sudah ada di posko. Setelah itu, hari
berikutnya ya itu tanggal 04 Juli 2022 teman-teman semua datang
mereka membersihkan dan menata barang masing-masing setelah
itu istirahat, pada keesokannya yaitu acara pembukan pada hari
Selasa 05 Juli 2022 bergabung dengan kelompok 63 dan dosen
pembimbing lapangan (DPL) dan kepala Desa Binade yang
bertempat di Balai Desa Binade. Setelah acara pembukaan tersebut
sudah berjalan dengan lancar, untuk agenda pada minggu pertama,
untuk kelompok 62 berbagi tugas untuk sowan pada Bapak RT,
Bapak RW, dan Kasun yang berada di setiap dusun di Desa Binade.
Setelah itu kami keesokan harinya kami berangkat sesuai kelompok
yg sudah di bagi pada saat pembagian kelompok untuk sowan.
Setelah sowan-sowan itu telah dilaksanakan, hampir semua
Bapak RT mengalami keluh kesah terhadap pendidikan anak
terhadap Agama itu kurang begitu maksimal. Contoh pendidikan
50
agama yang berada di lingkungan Desa Binade sekarang ini salah
satunya yaitu TPA. Yang menjadikan keluh kesah oleh salah satu
Bapak RT dukuh Krajan terhadap kurangnya pendidikan Agama itu,
dengan banyaknya anak dilingkungan RT tersebut tetapi kurangnya
tenaga pengajar. Setelah mendengar apa yang telah disampaikan
oleh Bapak RT tersebut kami dari kelompok Mono 62 khususnya,
mencoba membantu masalah yang telah dirasakan oleh Bapak RT
dengan cara sowan ketempat TPA yang pada saat ini masih berjalan
walaupun kurang begitu maksimal.
Dan setelah perwakilan dari kelompok kami sowan kepada
guru yang biasanya mengajar di TPQ itu, memohon izin untuk
menjadi tambahan tenaga pengajar TPA ditempat itu dan sekaligus
menjadi kegiatan yang dilakukan selama KPM berlangsung. Dengan
adanya kami sowan kepada pengajar TPA tersebut, yang biasanya
di panggil Bu Asih itu menyambut kami dengan baik, dan sangat
senangnya menerima kami menjadi tenaga pengajar TPA ditempat
itu, yang seperti inilah yang diinginkan Bu Asih dari dulu, ada yang
bisa membantu bahkan bisa menjadi penerusnya kelak. Tetapi yang
disayangkan oleh Bu Asih terhadap kami tidak bisa memenuhi apa
yang menjadi keinginannya Bu Asih, hanya saja kami adalah tenaga
pengajar yang tidak bisa menetap mengajar di TPA tersebut. Setelah
dapat izin oleh Bu Asih, pada minggu kedua, kami melakukan ngajar
mengajar di TPA di Dusun Krajan dan kami perkenalan kepada
anak-anak yang ngaji di tempat Bu Asih.
Setalah kami mengajar TPA kami pulang ke posko, setelah itu
kami berdiskusi untuk menyiapkan acara besok untuk sowan ke
SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun dan membagi kelompok
untuk sowan ke SMP dan SMK 20 orang di bagi menjadi 2. Setelah
itu, keesokan harinya kami berangkat ke SMP dan SMK sesuai
kelompok yang di bagi tujuan kita sowan kesana yaitu untuk
meminta izin untuk melakukan sosialisasi.
Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah kami
menyiapkan materi apa yang akan kami bawakan pada saat
51
sosialisasi di sekolah nanti dan pembagian kelompok untuk
menyampaikan materi tersebut kepada siswa siswi SMPN 5
Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Selain kami sosialisai kami juga
mengajar Baca Tulis Quran (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan di SMKN
1 Ngrayun karena mereka juga membutuhkan bimbingan tentang
agama karena masyarakat Desa Binade sangatlah minim
pengetahuan tentang Pendidikan Agama Islam. Dalam mengajar
BTQ di 2 (dua) sekolah tersebut, hampir setiap hari jadwal yang
ditentukan oleh kudua sekolahan tersebut. Tetapi tidak menjadi
problem untuk kami mengajar setiap hari, karena itulah tugas kami
dalam pengabdian masyarakat, dan memang sangat dibutuhkannya
tenaga ataupun guru untuk mengajar Baca Tulis Quran (BTQ)
khususnya di kedua sekolahan tersebut, an umumnya di dalam
masyarakat Desa Binade.
Pada tanggal 22 Juli 2022 kami melakukan sosialisasi di SMKN
1 Ngrayun, di SMKN 1 Ngrayun ada 6 kelas yaitu setiap angkatan
ada 2 kelas atau jurusan, yang pertama untuk kelas 10 yang kedua
kelas 11-12. Kenapa sosialisasi di pisahkan atau di bedakan harinya
karena pada tanggal 20 Juli 2022 itu bertepatan dengan hari
pertama masuk sekolah bagi siswa baru yaitu kelas 10 yang biasa di
sebut MPLS, sesangkan bagi kelas 11-12 itu di laksanakan pada
tanggal 22 Juli 2022.
Materi yang di sampaikan pada saat itu yaitu tentang
Manajemen Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan,
tujuan mengapa kami mengambil 2 materi tersebut karena agar
mereka memahami betapa pentingnya berorganisasian dan
bagaimana cara berkerja di organisasi, dan mengapa kita
menyampaikan tentang Pendewasaan Usia Pernikahan , karena
agara mereka tau betapa ruginya ketika menikah muda apalagi
yang baru lulus sekolah langsung menikah karena hamil diluar
nikah dan agar mereka bisa membatasi pergaulan agar tidak salah
bergaul.

52
Pada tanggal 25 Juli 2022 kami melakukan sosialisai di SMPN
5 Ngrayun materi yang kami sampaikan di SMPN 5 Ngrayun yaitu
NAPZA ( Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan PUP, mengapa
kami membawakan atau memilih 2 materi tersebut karena agar
mereka tau betapa bahaya atau jahatnya dunia di luar sana dan agar
tidak salah pergaulan atau memilh teman dan mencegah terjadinya
pernikahan dini karena hamil di luar nikah, di usia mereka juga
rawan dengan kasus itu. Karena pergaulan saat ini sangat bebas,
terkadang orang tua pun kuwalahan untuk memantau pergaulan
anak di era saat ini dengan adanya alat komunikasi yang sangat
canggih ini. Bahkan adanya alat elektonik yang berupa HP ini, kalau
salah untuk menggunakannya akan menjadikan masalah yang
sangat besar.
Kami mengajar BTQ juga di SMP dan SMK karena mayoritas
banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dan banyak juga yang
belum tau perbedaan huruf hijaiyah dan banyak yang putus TPA
mungkin karena lingkungannya dan banyak juga orang tua mereka
yang tidak bisa mengaji makanya mereka tidak di ajarkan mengaji
saat di rumah yang bisa membaca Al- Qur’an bisa di hitung dengan
jari dan itu pun yang bisa membaca Al-Qur’an ada yang sudah
lancar dan ada yang masih terbata-bata.
Metode pembelajaran BTQ dan TPA di Desa Binade ini yaitu
menggunakn Metode sorogan yaitu maju satu-persatu. Metode ini
berkembang menjadi sorogan FGD ketika personil pendamping
bertambah dengan adanya mahasiswa kelompok 62 menjadi lebih
mudah karena banyak yang membantu guru saat waktu mengajar
BTQ atau TPA dan mempersingkat waktu.
Setelah satu bulan setengah lamanya saya tinggal di Desa
Binade tentunya saya memiliki banyak pengalaman yang saya
dapatkan di Desa tersebut, kami memulai kehidupan
bermasyarakat baru, banyak cerita, kisah yang saya dapatkan
selama di Desa Binade, saya dari kelompok 62 banyak mendapatkan

53
kesan tersendiri, disamping kesan saya juga memiliki pesan untuk
masyarakat Desa Binade, diantaranya:
Kesan saya selama KPM di Desa Binade, saya banyak
mendapatkan pengalaman, pelajaran, jujur dari pribadi saya
sendiri, masyarakat Desa Binade sangat baik, dimana masyarakat
sangat senang akan kedatangan kami dari peserta KPM, awal saya
sampai di Desa tersebut saya tidak bisa berfikir bagaimana caranya
saya beradaptasi dengan masyarakat, ternyata dari hari ke hari saya
merasa nyaman ditempat tersebut, kami dianggap sebagai keluarga
merka sendiri, kami tinggal bersama Simbah Sibun, kami
diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama
beliau, kami sudah menganggap beliau sebagai orang tua saya
sendiri, tidak kami sangka beliau menerima kami dirumahnya
dengan tulus, tidak akan kami lupakan jasa-jasa beliau, semua
kebaikan beliau kepada kami, semoga apa yang telah beliau berikan
kepada kami akan dibalas oleh Allah SWT. Dan selama satu bulan
setengah di Desa Binade yang berada di Kecamatan Ngrayun ini
sangatlah kagum dengan tetangga-tetangganya simbah Sibun,
Selama ini banyak tetangga yang hamper setiap minggu mengasih
buah, seperti pisang, papaya dan lain sebagainya.
Kemudian disini saya juga banyak belajar, bahwa mengajar itu
tidak segampang yang saya bayangkan, walaupun mengajar anak-
anak SMP mengkoordinirnya juga tidah semudah anak SMK.
Padahal siswa di SMP 5 Ngarun ini tidak sebanyak di kota-kota
besar, hanya 130 siswa dalam satu sekolahan. Namun, dari situlah
salah satu cara saya untuk melatih kesabaran dan keikhlasan dalam
melaksanakan tugas mengajar. Walaupun begitu saya sangat senang
bisa belajar mengajar dan bisa mendapatkan ilmu yang ilmu itu
belum saya ketahui.
Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat Desa Binade,
didiklah putra-putrinya dengan pengetahuan agama sebaik
mungkin dengan harapan apa yang telah orang tua harapkan
kepada anak, karena apa yang telah dilakukan oleh anak kelak
54
orang tua juga akan merasakannya. Dan kami juga berharap jangan
pernah melupakan kami, walaupun kami telah jauh dari Desa ini,
terimalah kami kapan pun kami datang di Desa Binade ini dengan
senang hati.
Sekali lagi untuk saya pribadi sangat mengucapkan banyak
terimakasih yang sudah menerima, memperlakukan dengan baik
kepada saya khusunya, dan umumnya untuk semua anggota KPM,
semoga kebaikan beliau-beliau menjadi amal sholeh yang diterima
oleh Allah SWT. Amiiiiin

55
SEKELUMIT AKSI MENGABDI DI KAMPUNG DAMAI
Fatimah Nailis Sa’adah

KPM adalah Kuliah Pengabdian Masyarakat kegiatan


perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti
dan bekerja bersama masyarakat.KPM ini merupakan kegiatan
perkuliahan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo
sebagai salah satu bagian penting kegiatan pengalaman Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang wajib di tempuh oleh seluruh mahasiswa
IAIN Ponogoro. Pada tahun ini IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) di 5 lima kecamatan yang ada di
Ponorogo yaitu Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal,
Kecamatan Ngrayun, Kemacatan Sambit, dan Kecamatan Sawo. Di
setiap desa ada 2 kelompok yaitu MONO dan MULTI keseluruhan
kelompok pada tahun ini ada 120 kelompok, KPM tahun ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Juli-12 Agustus 2022.
KPM ini ada 2 kelompok yaitu MONO dan MULTI. KPM Mono
yaitu kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh
sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan, jurusan yang
sama. Sedangkan KPM Multi kuliah pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang berbeda jurusan ada
yang dari berbagai fakultas yang ada di IAIN Ponorogo.
Tema-tema yang bisa diambil oleh mahasiswa peserta KPM
tahun 2022 ini yaitu: Pertama, Keagamaan, pendampingan atau
pemerdayaan dibidang keagamaan seperti; toleransi sesame dan
antar pemeluk agama. Kedua pendidikan, pendamping atau
pemerdayaan dibidang pendidikan seperti; peningkatan
kesempatan pendidikan bagi kelompok tidak beruntung dan
difabel.Ketiga Ekonomi, pendampingan atau pemberdayaan
dibidang ekonomi seperti; peningkatan volume produksi usaha.
Keempat Gender, pendampingan atau pemerdayaan dibidang
gender seperti; pernikahan usia dini. Kelima Tata kelola
56
demokratis, pendamping atau pemerdayaan dibidang tata kelola
demokratis seperti; kebijakan publik.Keenam Kesehatan dan
Lingkungan, pendampingan atau pemerdayaan dibidang kesehatan
dan lingkungan seperti; pengelolaan sampah dan pengembangan
bioenergi.
Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
adalah diharapkan melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa
dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu. Diharapkan
potensi mahasiswa dapat berkembang dengan cara melakukan
improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya dalam
pembangunan masyarakat umumnya. Memberikan pengalaman
kepada mahsiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja sama
secara langsung bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai
persoalan yang kompleks, melalui proses partisipasi sehingga dapat
menemukan cara menyelesaikan permasalahan sosial yang
dihadapinya. Diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran
kepada masyarakat dalam meningkatan kualiatas Sumber Daya
Manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamikia pembangunan
dan perkembangan iptek. Mendampingi, membersamai dan
mensuport masyarakat dalam upaya melakukan pembinaan
pranata dan meningkatkan keahliaan dan keterampilan hidup
untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup.
Pada KPM kali ini saya ditempatkan progam kerja Mono
Disiplin kelompok 62 kami ditempatkan di Desa Binade Kecamatan
Ngrayun, kami sepakatat dengan kelompok 63 untuk melakukan
pembukaan KPM yang diadakan pada tanggal 5 Juli dibalai desa
Binade.Dan yang seharusnya pembukaan dilakukan pada tanggal 4
Juli yang dilakukan serentak disetiap kecamatan yang telah di
tentukan dan pembukaan itu juga dilaksanakan di kampus. Hal itu
di sebabkan Karena belum siapnya pihak kantordesa untuk
melaksanakan pembukaan pembukaan KPM sehingga pihak kantor
desa mencari waktu yang tepat untuk pembukaan KPM.

57
Kali ini saya akan mencetikan tentang pengalam KPM saya di
Desa Binade. Desa Binade adalah salah satu desa yang ada di
kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.Binade juga merupakan
perbatasan Ponorogo dengan Pacitan. Memiliki luas daerah seluas
722,76 dengan presentase terhadap luas kecamatan yaitu
3,91%. Ketika kami sudah tiba di Desa Binade, di minggu pertama
kami mencari informasi ke ketua RT, RW, dan ke Kepala Dusun
bahkan sampai ke Kepala Desa tentang Desa Binade.Tidak hanya
kelebihan yang banyak dimiliki desa binade ternyata banyak
masalah yang sangat sulit untuk di selesaikan di Desa Binade
tersebut.Masalah atau kasus yang sulit untuk diatasi oleh
masyarakat binade adalah pernikahan dini atau menikah di bawah
umur.Maka dari itu kami sebagai kelompok KPM yang ingin
mengambil progam kerja Mono Disiplin yang mayoritasnya adalah
mahasiswa yang mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam dan itu
tugas yang berat bagi kami.
Selain seringnya terjadi pernikahan dini yaitu masyarakatnya
kurang berkompeten dalam bidang agama sehingga kami harus bisa
menyesuaikan dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar.Di
Desa Binade budaya dan tradisinya juga cukup kental.Sehingga
kami harus menjaga sikap dan perkataaan dan mematuhi larangan
atau pantangan di Desa Binade. Pada zaman dahulu desa binade
hutan belum ada penghuninya kemudian datanglah seorang yang
menamakan dirinya sebagai Sang Nabi ( dalam bahasa jawa
dimaksud yaitu Wong Sing Linuwuh) yang artinya punya
kepandaian dan kesaktian. Kemudian beliau menancapkan sebuah
batu atau PAL yang sampai saat ini batu tersebut dikramatkan oleh
masyarakat. Batu tersebut bertulisakan tulisan jawa kuno dan
bergambar burung perkutut, sehingga menyerupai sebuah arca dan
hingga saat ini diberi nama Ngreco yang diabadikan untuk sebuah
nama lingkungan di dukuh krajan Desa Binade. Banyak patangan
yang tidak boleh dilanggar ketika di Ngreco atau tempat batu
disimpan sekarang, seperti tidak boleh mengintip arca tersebut
58
ketika berada ditempat arca disimpan.Dan ada juga yang
mengatakan jika penasaran dengan bentuk batu atau arca itu lebih
baik langsung dibuka pintu tersebut tidak boleh mengintipnya
karena jika pantangan tersebut dilanggar dapat menyebabkan
terjadinya balak bagi desa binade.
Dengan melihat kondisi desa yang seperti itu kami berdiskusi
untuk menetukan langkah apa yang harus diambil untuk
menjalankan progam kami, setelah kami berdiskusi kami
memutuskan bersilahturahmi ke masyarakat di Desa Binade
sebelum kami melakukan progam kami yang berjuan menjalin
keakraban dengan warga sekitar agar progam kami berjalan dengan
lancar tanpa adanya hambatan. Setelah kami mendapatkan banyak
informasi dari pak RT, pak RW, Bapak Kepala Dusun dan Bapak
Kepala Desa, kami sepakat untuk mengambil progam inti yang
bertujuan mempersiapkan remaja menyambut masa dewasa dan
pendewasaan usia pernikahan guna mencegah pernikahan dini
khususnya di Desa Binade. Langkah yang kami tempuh adalah
sosialisasi di Blai Desa yang ssarannya tokoh penting desa agar bisa
disampaikan kepada anak-anaknya atau para remaja, tidak hanya
itu kami juga bersosialisasi di sekolah yaitu SMPN 5 Ngrayun dan
SMKN 1 Ngrayun. Tidak hanya itu, kami juga memiliki beberapa
progam penunjang seperti mengikuti kegiatan masyarakat sekitar
yaitu kerja bakti lingkungan, ikut membantu penyembelihan hewan
qurban pada saat Hari Raya Idul Adha, dan mengikuti rutinan
yasinan RT setiap hari Jum’at, dan membantu mengajar TPA.
Saya akan menceritakan kegiatan tentang kegiatan progam
inti kelompok kami yaitu penyuluhan dib alai Desa Binade tentang
Bina Keluarga Remaja (BKR) oleh Tim Badan Kependudukan
Keluarga Berencana ( BKKBN). Kegiatan itu menghadirkan Bapak
RT beserta Istrinya, Bapak RW, serta pihak balai Desa Binade.
Sebelum kegiatan dimulai kami berkonsultasi terlebih dahulu
kepada Bapak Kepala Desa Binade, tentang rencana progam inti
kami yang akan di laksanakan di Balai Desa, dan setelah
59
mendapatkan izin dan masukan dari Bapak Kepala Desa yang
bernama Bapak Sunawri Cahyo S.H, kami memutuskan untuk
mengadakan musyawarah untuk menentukan hari progam kami
untuk di laksanakan. Hasil dari musyawarah tersebut adalah
progam inti dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 karena sudah
mempertimbangkan banyak hal terutama mencari waktu senggan,
undangan bisa hadir karena hari itu bertepatan dengan hajatan
warga sekitar. Pada kegiatan itu Tim penyuluhan menyampaikan
tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Manajemen
Keorganisasian.
Setelah penyuluhan di Balai Desa Binade dilaksanakan
diharapkan bapak/ibu RT atau bapak RW bisa menyampaikan
kepada warganya sehingga bisa dijadikan sebagai ilmu dan dapat
disampaikan kepada anak-anak muda di Desa Binade.Dengan hal
tersebut juga diharapkan dapat menurunkan angka pernikahan dini
di Desa Binade. Karena itu merupakan salah satu cara kami untuk
mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur yang sering terjadi
di Desa Binade.
Tidak hanya penyuluhan di Balai Desa tetapi kami juga
melakukan sosialisai di sekolah yaitu di SMPN 5 Ngrayun dan di
SMKN 1 Ngrayun.Sebelum kami melaksanakan sosialisai kami
terlebih dahulu pergi kesekolah trersebut untuk meminta izin
untuk melakukan sosialisasi. Setelah mendapat izin dari pihak
sekolah kami memutruskan untuk mengadakan sosialisasi di SMPN
5 Ngrayun pada tanggal 22 Juli 2022 di SMKN 1 Ngrayun dan 25 Juli
2022 di SMPN 5Ngrayun. Di SMKN 1 Ngrayun ada 6 kelas yaitu
setiap angkatan ada 2 jurusan.Yang pertama sosialisasi
dilaksanakan untuk kelas 10 dan yang kedua kelas 11-12. Kenapa
sosialisasi di pisah karena pada tanggal 20 juli 2022 bertepatan
dengan hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru atau yang
biasa di sebut MPLS, sedangkan bagi kelas 11-12 dilaksanakan pada
tanggal 22 Juli 2022.

60
Materi yang disampaikan yaitu tentang Manajemen
Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan. Tujuan
mengambil 2 materi tersebut karena agar memahami pentingnya
sebuah organisasi bagi siswa khususnya bagi siswa baru, baik
organisasi didalam sekolah atau luar sekolah. Dan tujuan
menyampaikan materi tentang Pendewasaan Usia Perniukahan
yaitu agar para siswi SMKN 1 Ngrayun setelah lulus sekolah tidak
terbiuru-buru menikah di usia mudah dan bagi siswa SMKN 1
Ngrayun agar bisa lebih menjaga pergaulan supaya tidak
melakukan pergaulan secara bebas, karena dengan pergaulan bebas
banyak dampak buruk yang terjadi seperti hamil diluar nikah,
tindak kejahatan dimana-mana.
Kami juga melakukan penyuluhan di SMPN 5 Ngrayun, hal-hal
yang kami lakukan sebelum melakukan sosialisasi kami melakukan
musyawarah untuk menentukan tema apa yang akan kita
sampaikan kepada siswa siswi SMPN 5 Ngrayun. Dan kami
memutuskan kami akan membawakan atau menyampaikan materi
NAPZA ( Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif). Setelah kami
mendapatkan tema yang tepat kami berangkat ke SMPN 5 Ngrayun
untuk meminta izin untuk melakukan sosialisasi, akhirnya kami
mendapatkan waktu yang tepat yaitu pada hari Senin, 25 Juli
2022.Ketika sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun kami juga
mengklasifikasikannya perkelas supaya mudah untuk
menyampaikan materi. Kami memilih tema NAPZA agar mereka
mengetahui tebtang bahayanya obat-obatan terlarang dan agar
mereka bisa menjauhi hal tersebut apa yang dilarang oleh undang-
undang. Serta kami juga memiliki tema PUP adalah agar mereka
bisa menahan bahwa nafsunya untuk menikah di usia muda
meskipun mereka cinta kepada lawan jenisnya. Karena jika
melakukan pernikahan di usia yang sangat muda akan
mendatangkan mudharat yang banyak bagi dirinmya baik dalam
dirinya dari lingkungan.

61
Salah satu kegiatan penunjang yang menarik bagi saya ialah
kegiatan Taman Pembelajaran Al- Qur’an baik di dusun Krajan
maupun Baca Tulis Qur’an di SMPN 5 Ngrayun. Langkah pertama
yang saya ambil dalam mengajar anak-anak di TPQ, saya dan
teman-teman pergi ke TPQ untuk melihat metode yang digunakan
untuk mengajar itu seperti apa. Setelah kami mengetahui
metodenya seperti apa kami langsung turun tangan untuk
membantu mengajar dengan metode yang sudah berjalan. Tetapi
hal itu tidak mudah seperti apa yang kami bayangkan selama ini.
Setelah observasi di Tempat Pembelajaran Al- Qur’an (TPQ),
saya menemukan bahwa anak-anak yang saya ajar itu sangat
kurang sekali baik dari kesopanan, tata krama, dan pemahaman
terhadap apa yang di ajarkan. Seperti ketika saya menyimak satu
anak yang lainnya tidak bisa tertib seperti main sendiri, dan
ngobrol sama temennya jadi yang sedang membaca tidak bisa fokus
dan saat gurunya menjelaskan tidak pernah di dengarkan alias
ramai sendiri. Mungkin hal itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
atau bahkan pengaruh smartphone sehingga menjadikan anak-anak
zama sekarang sulit untuk diajak belajar.
Ketiaka saya mengajar Baca Tulis Al- Qur’an (BTQ) di SMPN 5
Ngrayun, tidak jauh beda dengan mengajar TPQ anak-anak di Dusun
Krajan, bisa dikatakan seperti itu karena ketika di tes mengaji
banyak anak yang sudah usia SMP pun belum bisa membvaca Al-
Qur’an jangankan membaca Al- Qur’an membaca iqro pun mereka
masih kesulitan. Dengan hal itu, maka dapat di simpulkan bahwa
SDM di Desa Binade pada masa sekarang sangat rendah ( menurut
saya kemampuan membaca Al- Qur’an bagi anak-anak dan remaja
di Desa Binade khususnya di TPA Dusun Krajan dan siswa SMPN 5
Ngrayun masih kurang dan harus ditingkatkan). Dalam hal ini aksi
pengabdian yang saya lakukan yaitu ikut membantu proses
pembelajaran Al-Qur’an dan iqro’ di TPA Dusun Krajan dan SMPN 5
Ngrayun. Tetapi ada kendala yang saya rasakan yaitu saya sendiri
tidak bisa mengetahui perkembangan anak-anak tersebut karena
62
terbatasnya waktu serta pembagian jadwal yang harus
merata.Sebenernya masalah pengajaran agama kepada anak-anak
di Desa Binade tersebut pasti bisa diatasi asalkan adanya guru
agama yang benar-benar mengawal anak-anak tersebut. Dengan
otomatis pemahaman atas ajaran agama islam di Desa Binade dapat
dimengerti dengan sepenuhnya. Kendala lainnya ketika mengajar
BTQ di SMPN 5 Ngrayun adalah media belajarnya ketika mereka
disuruh untuk mencari iqro yang tujuannya untuk pembelajaran
mereka, mereka tidak mau berusaha untuk mencari.Sedamgkan
yang mau berusaha untuk membaw iqro hanya sebagian kecil bisa
dikatakan dapat dihitung dengan jari.
Dalam aksi pengabdian pada kegiatan mentoring BTQ di
Dusun Krajan dan di SMPN 5 Ngrayun ada bebefrapa kesan saya.Hal
yang paling berkesan bagi saya adalah bisa mengajarkan mengaji
kepada anak-anak karena perasaan begitu bahagia sekali bisa
mengajarkan ilmu yang didapatkan.Hal yang paling berkesan
lainnya yaitu orang-orang Desa Binade sangat ramah-ramah, dan
setiap ada tamu dirumahnya semua makanan yang ada disuguhkan
semua.
Hal yang saya dapatkan selama KPM di Desa Binadeadalah
bahwa generasi sekarang sangatlah kurang sekali kualitasnya baik
dalam bidang pendidikan juga bidang agama khususnya di daerah
pegunungan.Karena hal itu disebabkan seperti letak dan kondisi
geografisnya serta kurangnya pengajar atau guru yang benar-benar
mumpuni untuk bisa memajukan generasi sekarang khususnya bagi
masyarakat pegunungan dan plosok. Maka dari itu kita sebagai
mahasiswa setelah lulus atau wisuda harus berani untuk berjuang
di daerah plosok untuk membuat maju SDM di daerah tersebut.
Sehingga dengan majunya SDM maka hal tersebut juga dapat
mendorong bangsa agar bisa menjadi bangsa yang maju.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an, salah satu bagian yang
penting ialah metode.Metode BTQ yang selama ini banyak
diterapkan baik di TPA Dusun Kraja, SMPN 5 Ngrayun, SMKN 1
63
Ngrayun iyalah metode sorogan (ngaji dihadapan guru atau maju
satu persatu).Dan metode ini berkembang menjadi Sorogan FGD
(Focus Group Discussion) ketika personil pendamping bertambah
dengan adanya mahasiswa KPM 62.Metode ini sendiri memiliki
kelebihan dan kekurangan menurut pengamatan penulis selama ini.
1. Kelebihan, metode sorogan dapat mempermudah
pembelajaran siswa karena siswa langsung
menghadap guru one by one. Dengan demikian,
pembacaan siswa dapat langsung didengar, di
benarkan, dan diajari lansung oleh guru. Hal ini
memudahkan siswa belajar dan memahami bacaan Al-
quran. Selain itu, guru juga bisa lebih mudah
memantau perkembangan setiap siswa dan dapat
menjalin keakraban karena bisa bertatap muka secara
intensif. Progres tiap siswa dapat dilacak dengan
metode ini, karena guru dapat memerhatikan satu
persatu kemampuan siswa. Hali ini juga bermanfaat
untuk memetakan kemampuan siswa agar dapat di
kategorikan mana yang sudah lancar dan mana yang
belum bisa membaca Al-quran.
2. Kekurangan, selain kelebihan, metode sorogan juga
memiliki kekurangan. Pertama, mengingat banyaknya
siswa yang mengikuti pembelajaran BTQ, maka untuk
menangani semua siswa satu persatu memerlukan
guru atau pengajar yang cukup banyak. Paling tidak
satu guru memegang lima sampai enam siswa agar
lebih efektif. Jika jumlah guru sangat minim, maka
metode sorogan dapat memakan waktu yang lama.
Akibatnya, setiap siswa memiliki bagian waktu yang
singkat untuk belajar di hadapan guru. Sehingga,
metode sorogan hendaknya diimbangi dengan jumlah
tenaga pendidik yang mencukupi serta waktu yang
memadai.
64
Kesan yang saya dapatkan selama KPM di Desa Binade dari
pertama saya tiba pada tanggal 3 Juli saya merasa senang karena
masyarakat dan yang punya rumah sangat ramah dan baik,
terutama tuan rumah beliau memperlakukan kami seperti cucunya
sendiri.
Pesan yang sampaikan kepada pembaca atau calon peserta
KPM tahun depan di Desa Binade yaitu ciptakanlah sesuatu yang
baru dan bawa perubahan yang positif buat masyarakat desa
Binade terutama tentang agama dan jaga etika jangan sembrono.
Sedangkan pesan untuk masyarakat Binade didiklah anak-anak
kalian atau damping dalam belajar umum maupun belajar tentang
agama paling utama ya itu ngajinya dan batasi dalam penggunaan
smartphone serta ajarkan tata krama dan cara menghargai orang
lain saat menyampaikan materi.

65
TOTALITAS DALAM PENGABDIAN DI DESA BINADE
KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO
Iksan Nawawi

Ini cerita saya selama KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat),


sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu,
nama saya Iksan Nawawi, saya berasal dari Ngawi. Saat ini tepat
saya berumur 21 tahun. Sedikit cerita tentang saya sebelum saya
beranjak tentang pengalaman KPM saya, saya menempuh
perguruan tinggi di IAIN Ponorogo dan mengambil jurusan S1
Hukum Keluarga Islam.
Kuliah Pengabdian Masyarakat merupakan proses
pembelajaran bagi mahasiswa S1 IAIN Ponorogo yang
dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Pelaksanaan KPM
diajukan untuk menumbuh kembangkan empati dan kepedulian
civitas akademika IAIN terhadap (1) berbagai permasalahan yang
riil dihadapi masyarakat dan (2) pembangunan berkelanjutan yang
di perlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan
masyrakat Islam yang sebenar-benarnya. Pada dasarnya KPM
merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa terhadap
masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang
senantiasanya dapat beragama didalam lingkungan masyarkat itu
sendiri.
KPM merupakan salah satu perwujudan dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian
merupakan suatu wujud dari ilmu yang tertuang secara teoritis di
bangku kuliah untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan
66
sehari-hari di masyarakat, sehingga ilmu yang diperoleh dapat
diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan masyarakat luas.
KPM bagi mahasiswa diharapkam dapat menjadi suatu pengalaman
belajar yang baru untuk menumbuh pengetahuan, kemampuan, dan
kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran
mahasiswa di harapkan mampu memberikan motivasi dan inovasi
dalam bidang sosial kemasyaraktan.
Tujuan utama dari KPM adalah memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk belajar dan berlatih memecahkan berbagai
masalah kemasyarakatan secara langsung dan praktis. Khususnya
dalam masalah yang berhubungan dengan perkembangan disiplin
ilmu yang ditekuninya. Tujuan utama lainnya adalah agar
mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui
keterlibatannya dalam masyarakat, dan secara langsung dapat
menemukan, mengidentifikasi, merumuskan, serta memecahkan
permasalahan dalam kehidupan bermasyrakat.
Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat, mahasiswa
memberikan penglaman ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan
agama untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan
masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu,
pembenahan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang di
lakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa. Dengan kata
lain, melalui KPM ini, mahasiswa membantu pembangunan dalam
masyarakat/pemberdayaan masyarakat. Terletak di Desa. Binade
Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo. Disini ada 2 kelompok yaitu mono
disiplin artinya kelompok yang sama dengan satu jurusanya, dan
yang multi disiplin yaitu kelompok yang di campur dengan semua
jurusan.
Desa Binade merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Ngrayun bagian selatan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Desa ini
di pimpin oleh seorang kepala desa yaitu Bpk Sunarwicahyo, S.H,
beliau orangnya sangat ramah, rendah hati, dan sangat royal
terhadap desa bahkan kepada masyrakatnya sendiri, dan memiliki
67
pengetahuan yang sangat luas. Di Desa ini terdapat 3 dusun yaitu
Dusun Krajan, Dusun Blumbang, dan Dusun Petung. Balai desa
terletak di Dsun Krajan. Dalam menjalani KPM selama 45 hari ini
kami tinggal disebuah rumah yang kami tempsati selama 45 hari
yaitu di Dusun Krajan. Semua anak laki-laki sama perempuan di
jadikan satu di rumah tersebut karena biar mudah dalam
komunikasi, selain itu hanya di rumah ini yang strategis karena
dekat dengan balai desa, Smp, Smk, dan Tpa, dikarenakan kegiatan
kami banyak yang dilakukan disana sehingga tidak jauh-jauh.
Semua warga di Desa Binade agamanya Islam, penduduk Desa
Binade rata-rata bekerja sebagai petani, hasil tani Desa terdiri
diantarannya adalah pisang, jagung, dan padi.
Kasus pernikahan di bawah umur yang berada di desa ini
sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Di
karenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk
menikah seperti yang di atur dalam UU No. 1 Thn 1974, bahwa
batas minimal usia nikah pada yaitu 19 baik perempuan maupun
laki-laki. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan di desa ini
adalah faktor pendidikan, dan faktor ekonomi. Maka dari itu dari
kelompok kami mengambil kasus ini dan menjadikan program
utama bagi kami.
Untuk proker unggulan kami yaitu sosialisasi tentang NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif), PUP (Pendewasaan
Usia Perkawinan), dua materi ini di adakan sosialisai di SmkN 1
Ngrayun dan SmpN 5 Ngrayun dan satu lagi yaitu Bina Keluarga
Remaja yang akan di sosialisasikan untuk warga Desa Binade dan di
dampingi oleh BKKBN Kec. Ngrayun. Selanjutnya ada proker
penunjang yaitu mengajar di TPA, SMP, dan SMK.
Persiapan sebelum KPM saya lakukan selama 5 hari, dari
mulai perlengkapan sehari-hari berupa pakaian, perlengkapan tidur,
perlengkapan mandi, dan lain sebagainya yang di rasa akan di
perlukan selama 45 hari KPM. Selain persiapan tersebut juga di
persiapkan mental dan fisik serta materil. Beberapa rapat di adakan
68
sesama anggota mengenai keberangkatan ke lokasi KPM,
perlengkapan kelompok, pembagian buku panduan dan kaos KPM,
masalah keuangan dan lain sebagainya.
Minggu pertama di hari pertama yaitu berangkat dari rumah
menuju lokasi kumpul semua teman-teman dan menuju ke lokasi
KPM. Selanjutnya persiapan pembukaan di balai desa Binade.
pembukaan pelaksaan KPM bertempat di Balai Desa Binade Kec.
Ngrayun Kab. Ponorogo. Dan tibalah waktu pembukaan KPM
kelompok 62 dan 63 pada tanggal 05 Juli 2022. Waktu itu
menunjukan pukul 09.00 wib acara di mulai, sambutan dari kepala
desa, ketua kelompok, dan dari Dpl di sini kedatangan Dosen
Pembimbing Lapangan beliau Bu. Dosen Lia Noviana, M.H.I, dan
kedangan perangkat Desa Binade termasuk juga Kepala Desa beliau
Bpk. Sunarwicahyo, S.H. kebetulan satu desa ada 2 kelompok yang
terdiri dari kelompok mono yaitu kelompok saya dan kelompok
multi yang terdiri dari beberapa jurusan. Jadi dua kelompok
mengadakan kegiatan pembukaan bersama-sama. Sambutan di isi
oleh ketua kelompok multi, kepala desa sama DPL multi. Pada saat
acara tersebut pelaksanaan KPM di buka oleh bpk kepala desa dan
di sambut hangat oleh masyarakat di desa ini dan seluruh jajaran
perangkat desa. Setelah acara selesai DPL kami mampir ke posko
kami yang berada di rumahnya Mbah Sibon Rt 03 Rw 03, beliau
memberi masukan-masukan yang salah satunya yaitu semangat dan
jaga kesehatan.
Hari selanjutnya sudah mulai di bagi atau di bentuk piket
harian, Sore hari saya dan 3 teman lainnya sowan ke rumah bpk
kepala dusun, tetapi sebelum sampai di rumah beliau kita mencari
rumahnya bahkan kami sampai ke perbatasan pacitan, pada
akhirnya kita tanya sama penduduk setempat dan sampailah ke
tempat beliau, di sana kita tahu bahwa banyak kegiatan yang di
adadakan di dusun tersebut. Di antaranya seni reog, berhubung 2
tahun terkena dampak covid jadi untuk seni reog sendiri sampai
sekarang masi fakum, untuk kegiatan lainnya seperti posyandu itu
69
di laksanakan setiap 1 bulan sekali, dan acara rutinan yasinan ada 2
cewek sama cowo, yang cowok itu setiap malam jumat, untuk yang
cewek sendir di laksankan pada hari jumat siang setelah sholat
jumat. Sore harinya di belakang posko kami ada kegiatan rutin juga
bagi pemudanya yaitu voli, mulai hari itu juga saya mengikuti
kegiatan teersebut. Lanjut di malam harinya saya dan 4 teman
lainya menuju ke balai desa untuk mengikuti latian karawitan yang
di adakan setiap malam kamis untuk bapak-bapak tetapi untuk ibu-
ibu latian di malam minggu. di malam hari ini suhu di desa
sangatlah dingin mencapai 18 derajat celcius pada saat itulah saya
dan 4 teman lainya menyalakan api-api untuk mengahangatkan
suhu tubuh disini saya sudah memakai pakian yang sekiranya tebal
sambil memakai jaket, tapi tidak lama kemudian pada pergi sendiri-
sendiri untuk istirahat.
Malam jum’at di minggu pertama ini saya peryama kalinya
mengikuti rutinitas di desa ini yaitu yasinan jamaah laki-laki yang
bertempat di dusun krajan. Pada tanggal 09 Juli 2022 bertepatan
dengan hari raya idhul adha, uniknya di desa ini mengadakan
qurban di setiap rtnya masing-masing jadi otomatis kelompok kami
di bagi dua bagian yang satunya di Rt 03 dan yang lain di Rt 01
bertepat di krajan, saya sendiri ikut yang di Rt 01. Setalah semua
selesai sholat ied langsung bergegas ke tempatnya masing-masing
yang sudah di bagi di hari sebelumnya, di Rt 01 menyembelih sapi 1
ekor dan kambing 4 ekor, sesampainya di sini di bagi lagi bagiannya
masing-masing saya mendapat tugas untuk membantu memotongi
daging. Di malam harinya hasil daging qurban tadi langsung di
masak dan di buat sate, di samping rumah menyiapkan bahan yang
akan di buat untuk bakaran, kegiatan tersebut tidak berlangsung
lama dikarenakan selesai itu langsng makan dan persiapan untuk
tidur.
Di hari minggu terakhir minggu pertama pergi ke sungai
untuk mancing. Tidak semua teman yang di posko ikut mancing,
tapi seperti yang di katakan pepatah “berakit-rakit dahulu,
70
bersenang-senang kemudian” jadi artinya jalan untuk menuju
kesana sangat sulit, tetapi setiba di sana pemandangan yang di
dapatkan sangat indah dan benar-benar bisa buat refreshing.
Sesampainaya di sana tidak sesuai dengan renacan awal, karena
umpan yang di siapkan lupa tidak di bawa, jadi hanya bercanda
tawa.
Langsung saja ini di minggu ke 2, dimana kegiatan mulai
aktif dari sowan ke rumah pak Rt/Rw, sebelum berangkat sowan
tentunya ada breefeng dulu dan di bagi beberapa kelompok untuk
melakukan survey dan sowan ke rumah pak Rt/Rw, akan tetapi ada
kesalah pahaman di kelompok saya yaitu melakukan survey ke
jatahnya kelompok lain, apalah daya “nasi sudah menjadi bubur”
artinya apa yang sudah terjadi tidak dapat di batalkan lagi, rumah
yang terlajur di survey atau di sowani ya sudah tetap lanjut dan
melaksanakan tugas di awal. Hari selanjutnya sempat pulang ke
rumah sebentar mengambil barang yang ketinggalan, di minggu ini
ada kegiatan rutin yaitu mengajar tpa di tempatnya bu Asih pada
hari senin, rabu, jum’at, dan yasinan jama’ah putri jumat sore, yang
lain di balai desa yaitu membantu kegiatan BLT, teman yang lain
ada yang posyandu lansia di posyandu desa tersebut, kegiatan
selanjutnya yaitu ke balai desa survey dan menanyakan data
tentang pernikahan,dimana data yang kita cari itu apakah banyak
pernikahan dini di desa ini dan setelah mendapat data tersebut
akhirnya benar apa yang di duga banyak pernikahan dini,
obeservasi kali ini untuk bahan program kerja kami yang utama
yaitu sosialisasi di SMP dan SMK dengan tema NAPZA dan PUP. Di
hari terakhir minggu ke dua ini di hari minggu di adakan kerja bakti
di berbagai Rt, kebetulan sekali saya mendapatkan Rt yang tempat
nya hanya di depan posko KPM dan mulai minggu ini setiap malam
di adakan evaluasi dikarenakan banyak kegiatan yang di laksanakan.
Minggu ke 3, minggu ini mulai di adakan Btq di SmpN 5
Ngrayun, mulai hari senin sampai hari kamis, Btq sendiri adalah
Baca Tulis Qur’an yang di ikuti seluruh siswa siswi Smp, mulai
71
mengajar jam 12.00-01.20, dari kegiatan ini bisa mengetahui
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an, wajar
saja kalau kemampuan mereka tidak seperti yang saya bayangkan
memang di Smp sendiri untuk pelajaran agama masih kurang dan
belom adanya guru ngaji yang mengajar disana, bahkan kelas VIII
itu lebih bagus membacanya dari pada kelas IX padahal harapan
kepala sekolah di situ jika nanti sudah lulus bisa membaca dan
menulis Qur’an. Di minggu ini juga mulai mengajar pramuka di Smp,
pramuka di Smp ini baru di mulai setelah adanya pandemi selama 2
tahun, jadi sekaligus pembukaan dan awal di mulainya pramuka di
Smp ini. Pada hari jum’at di minggu ini di adakannya sosialisasi di
SmkN 1 Ngrayun, dengan tema Napza dan PUP yang di ikuti seluruh
siswa/siswi di sekolah tersebut, sepulang dari Smk dpl kami Bu Lia
Noviana mengunjungi posko untuk melakukan bimbingan dan
pengarahan agenda selanjutnya.
Minggu ke 4 juga mengadakan sosialisasi di SmpN 5 Ngrayun,
yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, akan tetapi
sistem yang di pakai di sini beda dengan di Smk, di Smp sistem
sosialisasinya di bagi menjadi beberapa kelas, dari kelas VII-IX di
pisah karena tempatnya tidak mewadahi jika dijadikan 1 ruangan,
saya sendiri mendapatkan bagian kelas 9 tempatnya berada di
mushola dan menyampaikan materi PUP. Ke esok an harinya
mengadakan proker terakhir bertempat di balai desa Binade
dengan tema “Seminar Bina Keluarga Remaja” yang di hadri oleh
seluruh jajaran perangkat desa mulai dari kepala desa sampai ketua
Rt/Rw, di waktu yang bersamaan bpk kepala desa juga mengadakan
sosialisasi JKN-KIS tentunya ada sebagian warga yang juga ikut
sosisalisasi tersebut. Seminar ini menghadirkan pemateri dari pihak
BKKBN Kec. Ngrayun yaitu Ipah Sumarah, S.Sos., Tri Wahyudi
Hermawan, SE., dan Heri Gunawan. Dalam kesempatan tersebut, Ibu
Ipah Sumarah, S.Sos., salah satu pemateri memaparkan beberapa
topik mulai dari permasalahan pada remaja, faktor dan dampak
pernikahan dini, hingga konsep Bina Keluarga Remaja (BKR). Beliau
72
menjelaskan bahwa permasalahan pada remaja berkaitan dengan
terjadinya pernikahan dini antara lain, pergaulan bebas, faktor
ekonomi, juga faktor sosial budaya. Sementara itu, dampak-dampak
pernikahan dini meliputi semua aspek mulai dari ekonomi, sosisal,
pendidikan, juga kesehatan.
Hari rabu di minggu ini mulai mengajar Btq di SMKN 1
Ngrayun namun sistemnya berdeda dengan di Smp, di sini
sistemnya hanya sorogan sebelum memulai baca al-Qur’an sholat
dhuha terlebih dahulu, sangat di sayangkan sekali masih banyak
siswa yang belom bisa membaca al-Qur’an jika di buat dalam
presentase hanya ada 15% anak yang sudah bisa dan lancar
membaca al-Qur’an. Beda dengan yang di Tpa ada anak kecil yang
sudah lancar membaca al-Qur’an. Bisa di simpulkan bahwasanya
anak remaja di sini masih banyak yang belum bisa membaca al-
Qur’an di karenakan minat siswa kurang, motivasi keluarga,
kompetensi guru, tujuan di adakanya Btq di berbagai sekolahan ini
adalah upaya meningkatkan keagamaan para siswa tersebut. Di
tanggal 29 Juli bertepatan dengan Tahun Baru Islam yaitu 1
Muharram 1444 Hijriyah, semua anggota kelompok bergegas ke
masjid untuk melakukan khotmil qur’an yang di adakan setelah
habis isya’ sampai jam 12 malam sistem khotmilnya di bagi setiap
orang dapat 2-3 juz di karenakan jumlahnya hanya 20 orang itupun
ada yang udzhur.
Minggu ke 5 detik-detik kegiatan KPM hampir usai, hari
jumat di minggu ini juga masuk pramuka lagi di Smp, materi yang di
sampaikan adalah PBB. Pada minggu ini baru merasakan teman
serasa keluarga dimana setiap hari selama 5 minggu mulai bangun
tidur sampai tidur lagi bertemu dengan mereka dan hampir tahu
sifat mereka satu per satu, seperti biasa kegiatan yang di lakukan
yaitu melakukan rutinitas di SMK,SMP,TPA dan menyicil tugas
individu essay karena pengumpulan terakhir di minggu ini oleh Dpl.
Kesan saya selama menjalani KPM di Desa. Binade Kec.
Ngrayun Kab. Ponorogo ini sangat menyenangkan, pemandangan
73
yang sangat indah, sejauh mata memandang dimanjakan oleh
hamparan hijau sawah yang baru ditanam dan ada juga padi yang
mulai menguning. Alhamdulillah, masyarakat Desa Binade sangat
ramah dan bersahabat, kedatangan kami disambut dengan sangat
baik, karena masyarakatnya ramah pasti programnya lancar karna
masyrakat antusias mengikuti program yang dilakukan anak KPM.
Setelah sebulan lebih KPM rasanya sedih juga berpisah dengan
keluarga Binade. Kami di perlakukan sangat baik seperti anak
sendiri. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada masyarakat Binade. Pengalaman yang saya
dapatkan selama menjalani aktivitas KPM cukup menyenangkan,
sealain itu, adanya KPM membuat saya memahami betapa indahnya
menjalin komunikasi serta berbaur langsung dengan masyarakat.
Pelajaran yang saya dapatkan didiklah anak sejak dini terutama soal
agama dikarenakan agamalah yang akan menuntun kita untuk bekal
hidup.
Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat desa Binade
jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga
walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami kapanpun
kami datang ke kampung, kami menganggap kalian keluarga kami,
sekali lagi saya dan kelompok saya dari kelompok 62 mengucapkan
terimakasih telah menerima kami, memperlakukan kami sebaik
mungkin, semoga kebaikan kalian semua di balas oleh sang maha
kuasa, aamiin.

74
SEUTAS KISAH YANG TERTUANG DALAM KEGIATAN KPM
M Amir Ahsani

Kuliah pengabdian masyarakat merupakan salah satu


kegiatan instrakurikuler suatu perguruan tinggi yang bertujuan
memberikan ilmu kepada mahasiswanya berupa pengalaman dan
kerja nyata dalam konteks berbaur dengan masyarakat dimana
daerah tugasnya masing – masing. Dalam fase ini kami para
mahasiswa sebagai utusan dari kampus berupaya mengembangkan
dan memaksimalkan apa yang sudah kami dapatkan selama
perkuliahan dalam dalam taraf pengamalan. Dalam kesempetan
yang baik ini saya juga berusaha melakukan dengan semaksimal
mungkin karena kesempatan seperti ini sangat disayangkan jika
hanya untuk kesenangan belaka. Adapun terselip dalam benak saya
bahwasanya kegiatan ini bisa menjadi penunjang dalam
mematangkan bekal saya nanti ketika sudah pulang ke kampung
halaman dan terjun di kehidupan bermasyarakat yng notabanenya
masyarakat pelosok berada pada lokasi perbatasan antara Provinsi
Jambi dan Provinsi Riau sekaligus dalam astronomisya tepat pada
garis khatulistiwa.
Di samping itu kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat dapat
memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat dalam berbagai
bidang keilmuan, seperti bidang sosial, budaya, bidang keagamaan
maupun dalam bidang-bidang yang lain. Selain itu kegiatan KPM
juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa yakni, mengasah
kemampuan dalam mencari pemecahan masalah, saat berbaur
dengan masyarakat akan ada banyak kasus dan permasalahan yang
akan ditemui. Tentu mau tidak mau di sini kami akan belajar
bagaimana mencari solusi tanpa menambah emosi. Belum lagi
75
masalah perbedaan pendapat dengan anggota lainnya. Dengan
begitu perlu adanya koordinasi agar tetap terjalin kerja sama yang
baik antar anggota. Karena dengan kerjasama yang baik akan
melahirkan solusi dan jalan keluar yang baik pula. Manfaat yang
selanjutnya yaitu untuk melatih kepedulian sosial, ketika
pelaksanaan KPM kita pasti akan menemukan banyak
permasalahan dan kita akan berinteraksi langsung dengan
masyarakat desa setempat. Dimana setiap desa pastinya memiliki
struktur dan karakter yang beragam. Keberagaman ini juga
merupakan sebuah permasalahan yang kompleks. Dengan begitu
dapat memancing emosi dan kepekaan kita terhadap lingkungan
sekitar sehingga mendorong kita untuk lebih peduli dengan kondisi
sekitar.
Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh
kampus IAIN Ponorogo pada tahun 2022 ini ada dua jenis, yaitu
berupa Mono Disiplin dan Multi Disiplin. Mono Disiplin itu sendiri
merupakan kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan
oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan dan jurusan
yang sama, sedangkan Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta
KPM yang berasal dari bidang keilmuan atau jurusan yang berbeda-
beda.
Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 40 hari yaitu 04 Juli
2022 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, kami para
mahasiswa bertugas dalam kegiatan ini yang tersebar di 5
kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit,
Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian
Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.500 mahasiswa yang terdiri
dari berbagai jurusan. Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok
dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20-24 orang. Saya
termasuk dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa
Binade Kecamatan Ngrayun kabupaten ponorogo, dengan jumlah
76
anggota kelompok 20 orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan
perempuan 6 orang yang berasal dari berbagai macam daerah dan
suku, dengan ciri khas masing-masing yang disatukan kelompok ini
untuk membangun kerjasama tim dalam kuliah pengabdian
masyarakat sehingga dapat mempergunakan kegiatan KPM ini
dengan sebaik-baiknya.
Desa Binade merupakan salah satu desa dimana saya
ditempatkan dalam kegiatan KPM bersama dengan kelompok 62,
desa binade ini terletak di Selatan Kabupaten Ponorogo yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Dalam Desa
Binade terdapat tiga dusun, yaitu dusun Blumbang, dusun Petung
dan dusun Krajan yang kemudian dibagi menjadi 26 RT. Desa
Binade ini dulunya merupakan daerah perhutanan kemudian
datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau kesaktian.
Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang sampai sat ini
batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat. Batu tersebut
bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca hingga kini
diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama lingkungan di
dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri terkenal dengan
udaranya yang dingin karena berada di pegunungan. Selain itu desa
Binade juga dikenal dengan angka pernikahan di bawah umur yang
cukup tinggi. Berdasarkan data Pernikahan Kecamatan Ngrayun,
sampai dengan bulan Juni 2022, sebanyak 31,1% perempuan
menikah di usia kurang dari 20 tahun. Untuk itu kami yang berasal
dari kelompok Mono Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam
ditempatkan di Desa ini dengan tujuan dapat memberikan arahan
dalam bentuk petunjuk tertentu walaupun belum bisa maksimal
karena beberapa faktor salah satunya bentuk keterbatasan sumber
daya keilmuan. Hal tersebut kami lakukan agar minimal dapat
mengurangi angka pernikahan dini di desa binade. dan kedepanya
nanti desa ini akan kian menjadi lebih baik sehimgga akan terwujud
cicita-cita mulia nenek moyang desa binade.

77
Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut
dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi hal
biasa atau sangatlah wajar bagi masyarakat Ponorogo. Hal ini
dikarenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk
menikah seperti yang diatur dalam Undang-undang Pasal 7 Undang-
undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Undang-undang No.
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menjelaskan bahwa batas
minimal usia perkawinan yaitu masing-masing 19 tahun baik
perempuan maupun laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia
perkawinan di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang
telah ditentukan tersebut. Selain tentang pernikahan dini
permasalahan yang ada di desa ini yaitu masih rendahnya taraf
pendidikan terkhusus tentang pengetahuan agama. Hal ini dapat
kami lihat ketika kami survey ke sekolah-sekolah untuk melakukan
pendampingan Baca Tulis Quran (BTQ). Hampir sebagian besar
siswa-siswinya masih kesulitan dalam membaca Alquran,
kebanyakan dari mereka masih sampai pada tahap Jilid atau Iqro’.
Untuk itu selain berfokus pada pencegahan pernikahan dini kami
juga fokus dalam membantu anak-anak belajar membaca Alquran.
Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa ini
adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan
dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak
melanjutkan pedidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah
yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi,
banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya
karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau
harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain
karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi
dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya
pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor
yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade.
Sedangkan dalam hal keterampilan membaca dan menulis Alquran
di latar belakangi oleh minimnya dorongan dari orang tua mengenai
78
pentingnya keterampilan dalam membaca Alquran. Belajar
membaca dan menulis Alquran seharusnya dimulai sejak dini
supaya anak menjadi terbiasa.
Berdasarkan permasalahan di atas maka kami memiliki
program kerja yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang
ada. Adapun program kerja yang kami susun adalah dengan
mengadakan seminar dan sosialisasi di beberapa tempat yakni Balai
Desa Binade, SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 5 Ngrayun. Untuk di balai
desa kami mengusung tema Bina Keluarga Remaja (BKR) dimana
seminar ini kami bekerja sama dengan pemerintah desa dan pihak
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Sedangkan sosialisasi di sekolah-sekolah kami bekerja sama dengan
pihak sekolah dan untuk penyampaian materi berasal dari kami.
Kemudian untuk mengatasi kurangnya kemampuan anak dalam
membaca Alquran kami melakukan pendampingan Baca Tulis
Quran (BTQ) di sekolah-sekolah dan Taman Pendidikan Alquran
(TPA). Dengan tujuan memperdalam dan mengasah keilmuan
sehingga bisa menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup
bermsyarakat dan hidup menyongsong masa yang akan datang.
Kami meyakini bahwa upaya ini belum bisa sepenuhnya dapat
mengatasi permasalahan namun setidaknya upaya ini dapat
membantu mengurangi permasalahan. Karena mengingat
keberadaan kami disini hanya 40 hari, rasanya tidak mungkin jika
kami bisa langsung membuat perubahan secara signifikan. Namun
setidaknya kami bisa memberikan edukasi kepada masyarakat
sehingga nantinya bisa menumbuhkan motivasi dan mengubah pola
pikir mereka secara perlahan.
Pada Minggu pertama hari pertama kami mengawali kegiatan
KPM dengan berangkat ke lokasi sekitar jam 09.00 kemudian
sampai di lokasi kurang lebih jam 10.30. Setelah sampai di posko
KPM kami membersihkn posko dan menata barang bawaan baik
barang pribadi maupun kelompok. Setelah itu kami menyiapkan
keperluan untuk acara pembukaan di Balai Desa. pada hari kedua
79
kami melaksanakan pembukaan KPM di Balai Desa binade dimana
pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan kelompok 63
Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok, segenap
perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa Binade
yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini terlaksana
dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah pembukaan
kemudian kami kembali ke posko masing-masing bersama dengan
DPL. Sampai di posko kami di berikan bimbingan dan arahan oleh
DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. Untuk hari berikutnya kami
melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat
setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh
masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari
kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan
kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang
harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di
daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat
belum saling mengenal. Untuk itu kami perlu melakukan
perkenalan dan bersosialiasi dengan masyarakat sehingga
hubungan baik di antara kami bisa terjalin. Adapun kegiatan lain
yang dilakukan selain silaturrahmi yaitu mengikuti sholat jamaah di
masjid, pengajian rutinan dan latihan karawitan di Balai Desa. Hari
berikutnya yakni ketika hari raya Qurban tepatnya pada hari Sabtu,
09 Juli 2022 kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied
Adha di masjid dimana salah satu dari kami diminta untuk mengisi
khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang “Keutamaan
Berkurban. Setelah selesai shalat ied kami berpartisipasi dalam
penyembelihan hewan kurban di dua dusun, yaitu Dusun Blumbang
dan Dusun Krajan dimulai dari penyembelihan sampai dengan
pembagian daging kurban kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini
kami bisa bersosialisasi dan mengenal lebih dekat dengan
masyarakat setempat.

80
Selanjutnya untuk minggu kedua kami melakukan pemetaan
aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat
beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar.
Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan
Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini memiliki murid kurang
lebih 30 anak, yang bertempat di rumah salah satu warga dusun
Krajan yakni bernama Bu Asih. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap
hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun.
Pada Kamis malam saya mengikuti kegiatan rutinan bapak-bapak
yang terbagi menjadi dua lokasi yaitu di dusun Blumbang dan
dusun Krajan. Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja
bakti bersama masyarakat dusun Krajan.
Minggu ketiga di sini kami mengadakan kunjungan ke SMPN 5
Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan meminta
izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya Narkotika Psikotropika
& Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik. Kami diberikan
izin untuk mengadakan sosialisasi di sekolah selain itu kami juga
dimintai tolong untuk mengajar BTQ, mengisi materi di kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dan membimbing
eksrakurikuler pramuka. Hari berikutnya saya mengisi materi di
kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan materi
bahaya NAPZA. Hal ini kami lakukan dengan arah tujuan
menciptakan generasi muda yang memiliki kepribadian sesuai
dengan syari’at agama islam dan berbudi luhur layaknya
masyarakat indonesia yang berideologi pancasila. Adapun tujuan
lainya yaitu untuk meningkatkan kekebalan generasi muda dari
berbagai gempuran era modern seperti globalisasi dan milenial
yang kian hari semakin tidak beratur arahnya.
Pada minggu keempat kami langsung melaksanakan program
kerja utama yang telah kami sepakati bersama-sama. Di hari
pertama minggu keempat kami melakukan sosialisasi tentang
81
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5
Ngrayun. Dilanjutkan dengan mensosialisakinnya di SMKN 1
ngerayun. Pada Hari selanjutnya kami mengadakan program kerja
proiritas yakni seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade.
Seminar ini secara langsung dihadiri oleh pemateri pusat
kecamatan dari pihak BKKBN yaitu Ipah Sumarah,S.Sos, Tri
Wahyudi Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan.
Minggu kelima kami disini suda mulai menyelesaikan laporan
yang terdiri dari berbagai macam, selanjutnya kami juga masih
terus melaksanakan program penunjang seperti halnya di TPA,
SMPN, SMKN, dan lain sebagainya. Selanjutnya kami juga mulai
merancang konsep penutupan acara KPM nanti kiranya akan
diarahkan seperti mana kiranya yang pantas dan baik jika
dipandang dari berbagai sisi, selain itu kami juga memaksimalkan
rutinitas program yang telah kami bentuk walaupun itu hanya
berbentuk program penunjang ataupun hanya sebatas kegiatan
bermasyarakat dengan lingkungan sekitar. Tidak lupa kami
melakukan evaluasi dengan dosen pembimbing lapangan terkait
apa yang sudah kami laksanakan walaupun biasanya setiap hari
kami juga melukan evaluasi kelompok selepas kegiatan.
Minggu keenam merupakan puncak dari kegiatan kuliah
pengabdian masyarakat IAIN PONOROGO kami sudah mulai
menyelesaikan berbagi macam laporan dan juga diminggu ini kami
melaksanakan penutupan. Banyak sekali kesan dan pesan yang saya
pribadi dapatkan di fase ini baik itu berupa ilmu, pengalaman, dan
juga pembelajara dan itu saya kategorikan dalam suatu golongan
kisah yang sebenarnya sangat sulit untuk saya deskripsikan secara
detail ataupun kongkrit apalagi secara signifikan. Yang jelas saya
menghaturkan banyak-banyak rasa terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan dalam terwujudnya dan terlaksanya
kegiatan KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) sehingga sangat
membantu dan memberikan bekal yang tak ternilai bagi saya. Pesan
saya jangan pernah melupakan kenangan-kenangan yang telah kita
82
lalui bersama selama di sini. Tetap jaga kekompakan, persaudaraan
dan kearifan desa ini, karena itu sangat berperan penting dalam
membangun dan mengembangkan desa ini untuk menjadi lebih
baik lagi.

MENGHIDUPKAN KEMBALI PRAMUKA YANG MATI SURI DI


SMPN 5 NGRAYUN
Muhammad Ikhsan

Kuliah pengabdian masyarakat (KPM) IAIN PONOROGO telah


kembali dilaksanakan secara normal secara luring setelah dua
tahun terakhir dilaksanakan secara daring karena masa pandemi.
KPM menjadi agenda wajib yang harus diikuti setiap mahasiswa
IAIN Ponorogo terutama mahasiswa semester 7 sebagai bagian dari
perkuliahan. Tahun ini, pihak IAIN Ponorogo menyelenggarakan
kegiatan pengabdian di lima kecamatan se-Ponorogo, salah satunya
Kecamatan Ngrayun. Selain itu, tahun ini IAIN Ponorogo
menyediakan dua jenis pembagian kelompok KPM, yaitu KPM Mono
Disiplin dan KPM Multi Disiplin sesuai pilihan mahasiswa.
Pembedaan ini didasarkan pada fokus program kerja pengabdian.
Saya memilih KPM Mono Disiplin kelompok 62 yang berfokus pada
satu bidang keilmuan sesuai program studi yang diambil dan
ditugaskan mengabdi kepada masyarakat Desa Binade,Kecamatan
Ngrayun,Kabupaten Ponorogo. Desa Binade memiliki topografi
pegunungan dan hutan pinus yang indah. Tak heran jika udara di
wilayah ini cukup dingin. Selain itu, desa ini memiliki potensi yang
luar biasa baik dari potensi alam maupun sosial.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, KPM tahun ini
menggunakan metode ABCD (Assets Based Community
Development), yaitu metode pengabdian yang memakai pendekatan
berbasis potensi yang dimiliki tempat pengabdian. Sehingga tidak
melulu berkutat pada masalah, tetapi berusaha melihat potensi
yang ada untuk mengembangkan desa juga menyelesaikan masalah
83
yang ada. Saya sebagai bagian dari Kelompok KPM 62 Mono Disiplin
berfokus pada program studi Hukum Keluarga Islam. Sebagai
program kerja utama di bidang hukum keluarga, Kelompok KPM 62
mengambil potensi yang ada yaitu adanya komunitas remaja dan
institusi pendidikan berupa SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun.
Sementara di sisi lain, ada permasalahan pernikahan usia remaja
yang memang sering terjadi di Kecamatan Ngrayun. Berdasarkan
data yang dirilis KUA Kecamatan Ngrayun per Juni 2022, dari 151
perempuan yang menikah, 47 perempuan di antaranya menikah di
usia kurang dari 20 tahun. Maka, kelompok KPM 62 Mono Disiplin
mencanangkan program kerja inti yang berfokus pada pembinaan
remaja dan pendewasaan usia pernikahan (PUP) dengan tujuan
mencegah dan setidaknya meminimalisasi pernikahan usia remaja.
Kegiatan yang kami selenggarakan ialah Seminar Bina Keluarga
Remaja dengan cara mengundang tokoh masyarakat dalam hal ini
yaitu para ketua RT se-desa Binade dengan mengundang pemateri
dari pihak BKKBN Kecamatan Ngrayun dengan materi BINA
KELUARGA REMAJA. Selain itu, kami juga menyelenggarakan
sosialisasi bagi remaja di SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 1 Ngrayun
dengan materi Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dan Bahaya
Penyalahgunaan NAPZA.
Selain program kerja inti yang disesuaikan dengan program
studi yang digeluti, kegiatan pengabdian juga memiliki program
kerja penunjang yang acaranya mengikuti kegiatan sosial
kemasyarakatan setempat. Program kerja penunjang ini bisa
mencakup berbagai aspek, baik aspek ekonomi, keagamaan, sosial,
dan juga pendidikan. Ketika kami mulai kegiatan mengabdi kepada
masyarakat tak lupa kami melakukan silaturahmi ke berbagai pihak
yang ada di desa Binade ini termasuk juga ke lembaga pendidikan
dan Alhamdulillah mereka menyambut kehadiran kami dengan
tangan terbuka sehingga apa yang kami rencanakan bisa berjalan
dengan lancar, termasuk ketika kami bersilaturahmi ke SMPN 5
NGRAYUN yang di sambut langsung oleh kepala sekolah tersebut,
84
selain untuk bersilaturahmi kedatangan kami ke sekolah tersebut
untuk menawarkan diri barangkali sekolahan tersebut
membutuhkan bantuan yang sekiranya kami bisa membantu,
dengan penawaran ini kepala sekolah langsung melakukan
koordinasi kepada staf di sekolahan tersebut untuk merundingkan
kegiatan apa yang perlu dan bisa dilakukan dari mahasiswa KPM ini,
tidak berselang lama pihak sekolah SMPN 5 NGRAYUN langsung
menghubungi salah satu dari mahasiswa KPM ini untuk meminta
bantuan mengisi kegiatan baca tulis Qur’an (BTQ) dan juga kalau
bisa mengisi kegiatan pramuka yang sudah vakum selama 2 tahun
ini, tidak berlama-lama dengan di butuhkannya tenaga kami untuk
membantu di sekolahan tersebut maka kami langsung meng-iyakan
apa yang sudah di beritahukan kepada kami, toh kami disini
tujuannya yaitu mengabdi jadi kami harus siap ketika di butuhkan
oleh lingkungan di desa ini selagi kami mampu dan bisa untuk
melakukannya.Salah satu program kerja dalam bidang pendidikan
yang sangat menarik bagi saya ialah kegiatan pendampingan
Pramuka bagi siswa SMPN 5 Ngrayun.
Pramuka merupakan singkatan dari “Praja Muda Karana”,
yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka
merupakan sebutan bagi anggota Gerakannya. Organisasi
kepanduan yang lahir pada tanggal 14 Agustus ini telah lama
dikenal di Indonesia. Tak heran jika organisasi ini memiliki peran
yang penting dalam pendidikan karakter bangsa. Hal tersebut yang
menyebabkan gerakan Pramuka menjadi organisasi penting yang
selalu diadakan di sekolah-sekolah tak terkecuali di SMPN 5
NGRAYUN yang terletak di Desa Binade tempat kami mengabdi.
Pramuka merupakan organisasi yang mewadahi kegiatan peserta di
bawah naungan anggotanya sendiri, kegiatan kepramukaan sendiri
sangat membantu para peserta didik untuk bisa mengembangkan
fungsi kewarganegaraan.
Seperti sekolah-sekolah lain, Pramuka di SMPN 5 NGRAYUN
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa-
85
siswi. Namun, sejak dua tahun yang lalu kegiatan Pramuka di SMPN
5 NGRAYUN tidak aktif atau vakum, karena adnaya pandemivirus
covid-19 yang menyebar di seluruh Indonesia. Tak hanya ekstra
pramuka, menurut keterangan dari Kepala Sekolah SMPN 5
Ngrayun, saat masa pandemisemua ekstrakurikuler yang ada di
SMPN 5 NGRAYUN tidak aktif. Kegiatan Pramuka yang nonaktif ini
diperparah dengan tidak adanya pembina pramuka di sekolaha,
sehingga pihak sekolah sulit untuk menghidupkan kembali
Pramuka setelah vakum selama dua tahun.
Padahal, Pramuka merupakan suatu wadah pendidikan yang
kompleks dan menyeluruh. Gerakan Pramuka mampu melengkapi
dan memenuhi pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di
rumah dan di sekolah, dimana fungsi pendidikan ini belum dimiliki
oleh lembaga pendidikan lainnya. Kegiatan ini diisi oleh kegiatan-
kegiatan yang positif, inovatif dan produktif sehingga bisa menjadi
wadah pendidikan karakter remaja. Tentu sangat disayangkan
ketika kegiatan Pramuka ditiadakan, sebab akan berdampak kepada
kurangnya kemampuan siswa untuk berpikirkritis, aktif, inovatif,
dan produktif.
Pramuka memang organisasi yang penuh makna dan
keunikan. Salah satunya lambang gerakan pramuka, yaitu nyiur
atau kelapayang merupakan tumbuhan yang bisa tumbuh
dimanapun. Hal ini bermakna bahwa pramuka dapat mendidik
remaja untuk mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
sekelilingnya. Hal ini berarti kepramukaan sangat berperan dalam
mencetak generasi muda yang mampu hidup berdampingan dengan
lingkungan di sekitarnya. Tak hanya itu, Pramuka bisa membekali
remaja untuk mampu memberikan manfaat bagi lingkungan
dimanapun berada, dengan kata lain siap mengabdi dan berbuat
kebaikan bagi sesama.
Untuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 5 Ngrayun
sendiri kami mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dari pihak
sekolah yaitu di hari Jumat jam 13:00 sampai 15:00 WIB. Sementara
86
itu, terkait materi diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa KPM
untuk mengisi. Untuk kegiatan permulaan, Pramuka hanya diikuti
siswa siswi yang duduk di kelas 7 dan 8 saja. Kegiatan dimulai
dengan apel pembukaan sebagai tanda pembukaan kegiatan
pramuka di SMPN 5 NGRAYUN. Kami dari mahasiswa berperan
sebagai petugas apel dan pembinanya langsung dari kepala sekolah
SMPN 5 NGRAYUN, sebagai pembuka dan pemberi amanat pertama
pada kegiatan Pramuka, serta menandai bahwa kegiatan pramuka
telah kembali berjalan setelah dua tahun tidak aktif atau vakum.
Hidupnya kegiatan Pramuka ini disambut antusiasme siswa
dan siswi SMPN 5 NGRAYUN, sebab selama ini mereka memang
tidak pernah mengikuti kegiatan pramuka Namun, menurut
pengataman saya, kedisiplinan dan ketertiban siswa-siswi masih
agak rendah, dan kami memaklumi apa yang mereka lakukan
karena kami sadar bahwa memang kegiatan ini baru saja dimulai
kembali. Sikap kurang tertib ditandai dengan tidak lengkapnya
seragam yang dipakai hingga tidak membawa alat tulis menulis.
Bukan hanya itu, ketika kami akan melakukan apel pembukaan
mereka sangat sulit untuk dikondisikan, sehingga dengan terpaksa
kami sedikit berteriak-teriak agar mereka mau mengikuti instruksi
dari kami. Hal itu juga terjadi ketika kegiatan berlangsung, mereka
kurang mendengarkan instruksi dari kami. Tetapi, sekali lagi saya
memaklumi akan hal tersebut, karena di sinilah wahana bagi saya
dan para siswa ini belajar bersama. Dari sini, saya banyak mendapat
pelajaran, mulai dari belajar mengkondisikan para siswa, belajar
percaya diri, hingga belajar sabar untuk menghadapi mereka-
mereka yang kurang tertib.
Untuk pertemuan awal, kami mengisi dengan materi dasar
kepramukaan yaitu mulai dari makna dan sejarah pramuka di dunia
serta di Indonesia. Kami juga mengajarkan siswa-siswi untuk
menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Selama ini kita sering melihat begitu rendahnya rasa tanggung
jawab generasi muda yang tampak dari kebiasaan mereka untuk
87
tidak berpikir panjang, tidak berani berpendapat, bahkan berani
berbohong untuk menghindar dari hukuman. Tentu sikap-sikap ini
sangat buruk bagi perkembangan karakter bangsa kita. Dengan
pramuka ini, peserta didik akan diajarkan ketegasan dan
keberanian untuk bertanggung jawab, dan dapat dipercaya serta
diandalkan. Kami juga mengajarkan kepada peserta didik untuk
mengamalkan DasaDharma dan Tri Satya sebagai pijakan dari
anggota pramuka itu sendiri.
Dilihat dari segi sosial budaya, maka pendidikan
kepramukaan sebenarnya paling cocok untuk pembangunan bangsa
karena dapat mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi
degradasi moral. Pramuka merupakan wadah pembentukan
karakter bagi generasi bangsa. Melalui kegiatan kepramukaan,
anggota pramuka diharapkan menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, bermoral, berwawasan
kebangsaan serta berilmu pengetahuan dan cakap memanfaatkan
teknologi. Sehingga, dalam kehidupannya kelak menjadi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang benar- benar berkualitas dari segi moral,
intelektual, dan spiritual. Seiring dengan perkembangan zaman,
generasi muda yang kini didominasi generasi milenial dengan
cirinya yang lebih cekatan dan hidup dalam teknologi kekinian,
pastinya keberadaan pramuka harus tetap tumbuh dan
berkembang. Gerakan pramuka di era kekinian diperlukan karena
Pramuka dijadikan sebagai wadah penanaman sikap mental,
terutama bagi generasi milenial yang akan mengambil alih
kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang. Melalui jiwa
kepramukaan, aktualisasi seluruh kegiatan sosial dan
kemasyarakatan yang berakar dan berpijak pada kebudayaan
sendiri merupakan modal dasar yang kuat dalam menghadapi
tantangan di era global, sehingga generasi milenial tetap
mempunyai sikap dan perilaku yang berkepribadian, berkarakter,
dan berjati diri.

88
Untuk pertemuan selanjutnya, kami memberikan materi
penanaman nilai disiplin melalui kegiatan Peraturan Baris Berbaris
(PBB). Peraturan Baris Berbaris merupakan suatu wujud latihan
fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara
kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu.PBB bisa menjadi metode yang digunakan dalam
menanamkan kedisiplinan siswa baik secara teori maupun praktik.
Setelah pemberian materi selesai diberikan, siswa akan diberi
kesempatan untuk mempraktikkan materi yang telah diberikan
sebelumnya. Metode pemberian materi dalam kegiatan
kepramukaan dengan praktik cukup efektif, karena dengan metode
penyampaian seperti ini peserta pramuka menjadi lebih mengerti
dan membuat penyampaian materi menjadi lebih menarik, tidak
membosankan serta tidak menimbulkan kantuk.
Kegiatan Baris Berbaris ini merupakan suatu kegiatan dalam
kepramukaan yang didominasi oleh kerja sama kelompok alih-alih
bekerja sendiri-sendiri. Hal ini tentu akan bermanfaat untuk
mengasah dan meningkatkan keterampilan dalam bekerja
sama.Bagaimanapun, kemampuan bekerja sama dengan orang lain
merupakan keterampilan yang sangat penting untuk kehidupan
dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan fitrah manusia yang
diciptakan sebagai makhluk sosial dan juga slogan bangsa Indonesia
“Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”.Ketika para peserta didik
telah terbiasa untuk bekerja sama, maka akan tumbuh pula rasa
empati dalam diri mereka. Dengan rasa empati ini, mereka akan
mampu menempatkan diri di posisi yang tepat saat berhadapan
dengan siapa pun, serta menentukan sikap yang sesuai dengan
situasi dan kondisi.Rasa empati yang terasah dengan baik juga akan
menjauhkan peserta didik dari rasa egois dan rasa ingin benar
sendiri yang membantu mereka untuk terus berkembang di tengah-
tengah lingkungan mereka.
Dengan kegiatan pramuka yang ada di SMPN 5 NGRAYUN ini,
maka saya berharap para siswa-siswi mampu untuk menjadi remaja
89
yang berkualitas dari segi moral, intelektual, dan spiritual sehingga
mampu mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat
serta menjadi generasi muda yang mampu menjadi pemimpin masa
depan. Sebab, ada kekhawatiran yang saya rasakan akhir-akhir ini,
yaitu perkembangan generasi muda yang semakin acuh tak acuh
dengan kemajuan negara dan justru mengisi kemerdekaan ini
dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.Bahkan, banyak
generasi muda yang terbawa arus globalisasi yang condong dengan
budaya barat akibat ketidaksiapan mental dan rohani mereka
menghadapi pengaruh-pengaruh gaya hidup yang kurang baik.
Maka, dengan kepramukaan ini siswa-siswi diajak untuk
mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat.
Kepramukaan juga dapat membantu menanamkan nilai-nilai
kebangsaan juga membantu para anggotanya membentengi diri
dari ancaman-ancaman globalisasi yang mungkin berpengaruh
buruk untuk kemajuan karakter bangsa kita.
Dengan dihidupkan kembali Pramuka yang ada di SMPN 5
Ngrayun ini, saya pribadi berharap kegiatan semacam ini dapat
terus dilakukan secara berkelanjutan. Bukan hanya itu, saya juga
berharap akan ada kegiatan-kegiatan besar di kemudian hari yang
melibatkan Pramuka ini entah itu Kemah Besar atau perlombaan
Pramuka yang diikuti oleh siswa-siswi SMPN 5 NGRAYUN. Saya
pribadi sangat senang bisa membantu mendampingi dan membuka
kembali Pramuka yang vakum selama dua tahun ke belakang.
Setelah melakukan pengabdian, maka saya
mengajukanbeberapa saran yang diharapkan bisa
diimplementasikan dalam membantu proses pembelajaran
ekstrakurikuler pramuka di SMPN 5 NGRAYUN ini dalam proses
pengambilan kebijakan pendidikan yaitu, Pertama, pihak sekolah
diharapkan untuk mengisi kekosongan pembina pramuka sehingga
pelaksanaan kegiatan latihan pramuka lebih aktif dan lebih intensif.
Siswa-siswi akan merasa lebih diperhatikan. Nilai-nilai kedisiplinan
akan lebih ditanamkan dan diterapkan. Seluruh warga sekolah
90
hendaknya selalu berusaha untuk konsisten dalam menegakkan
kedisiplinan karena kedisiplinan adalah modal utama untuk
mencapai hasil yang maksimal dari suatu tujuan pendidikan.
Kedua, ketika suda ada Pembina pramuka maka pembina
tersebut dan seluruh pihak yang ada di SMPN 5 NGRAYUN
diharapkan untuk bisa lebih kreatif dan inovatif lagi dalam
menerapkan berbagai macam metode kegiatan pramuka yang bisa
digunakan dalam kegiatan kepramukaan sehingga dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa supaya untuk lebih aktif lagi
dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, terutama dalam
menerapkan nilai disiplin sehingga kegiatan kepramukaan yang ada
tidak membosankan dan menjenuhkan siswa-siswi.Ketiga,
hendaknya siswa-siswi diberi motivasi yang lebih agar mereka mau
mengikuti kegiatan latihan pramuka dengan baik dan sungguh-
sungguh. Sehingga proses penanaman kedisiplinan akan lebih baik
dan lancar.
Terakhir, untuk seluruh masyarakat Indonesia supaya lebih
memperhatikan lagi kegiatan pramuka, agar kegiatan kepramukaan
yang ada di Indonesia bisa lebih diminati lagi dalam
mengembangkan kegiatan kepramukaan baik itu pada tingkat
nasional sampai pada tingkat Internasional. Harapannya, Pramuka
bisa menjadi wadah pengembangan karakter remaja sehingga bisa
menjadi remaja yang bermoral dan berkualitas baik intelektual,
sosial, maupun spiritual.

91
HARAPAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA
BINADE
Muhammad Liwaudin

Pada awal tahun ajaran ganjil semester 7 mahasiswa


mempunyai mata kuliah yaitu KPM (Kuliah pengabdian
masyarakat?) yang dilaksanakan di daerah- daerah yang terpencil
seperti pedesaan yang bertempat di kabupaten Ponorogo. KPM ini
merupakan kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN
Ponorogo yang sebagian salah satu kegiatan yang penting ada di
dalam Perguruan negeri yang wajib diikuti oleh mahasiswa IAIN
Ponorogo.
KPM ini merupakan bagian kegiatan intrakurikuler. Yang ada
di kampus IAIN Ponorogo juga memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk belajar bermasyarakat, dengan melalui beberapa
tahap diantaranya proses pencarian dan bekerja dengan
masyarakat dengan tujuan agar masyarakat tersebut bisa menjadi
lebih baik dan menggali potensi serta bisa menyelesaikan persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat tersebut.
Tujuan KPM kuliah pengabdian masyarakat Merupakan agar
mahasiswa setelah lulus dari Perguruan tinggi agar bisa membaur
dan merubah masyarakat mereka masing- masing agar lebih baik
dan maju dari segi keagamaan dan pendidikannya.
Ada jenis dan tema
1. Jenis KPM
jenis kegiatan kuliah pengabdian masyarakat tahun 2022
terdiri dari dua jenis yaitu:
92
a. KPM Mono disiplin
KPM mono disiplin adalah kegiatan pengabdian masyarakat
yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang
keilmuan atau rumpun keilmuan yang sama. Program kerja yang
paling utama dari KPM mono disiplin di rancang tidak harus
berbasis pada kebutuhan utama masyarakat saat itu, tetapi
program kerja yang berbasis pada bidang studi atau bidang
keilmuan dari kelompok peserta KPM yang berdasarkan identifikasi
kebutuhan, persoalan dan potensi juga merupakan kebutuhan
masyarakat meskipun itu tidak menjadi kebutuhan utama.
Jenis KPM mono disiplin ini di harapkan peserta yang
mengikuti bisa mempraktikan serta mengamalkan bidang ilmuan
yang dipelajari di bangku kuliah, yang diberikan kepada masyarakat
disaat melakukan kegiatan KPM.
b. KPM Multi Disiplin
KPM Multi disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang
beranggotakan mahasiswa dengan bidang keilmuan yang berbeda-
beda. KPM ini merupakan kuliah pengabdian masyarakat dengan
berbasis pada kebutuhan utama masyarakat. Program kerja utama
kpm Multi disiplin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat
itu dan tidak mengharuskan sesua dengan bidang atau program
studi tertentu.
Pada saat ini KPM Kuliah Pengabdian Masyarakat yang saya
duduki bertempat di daerah Desa binade Kecamatan ngrayun
kabupaten Ponorogo, Lokasi desa kbinade yaitu berada di
kecamatan ngrayun kabupaten ponorogo provinsi jawa timur. Desa
binade juga merupakan daerah perbatasan ponorogo dengan
pacitan yang lokasinya tidak terlalu luas hanya terdapat 3 dukuh
akan tetapi meskipun desanya hanya terdapat 3 dukuh tidak kalah
dengan desa-desa yang juga.
Banyak juga kemajuan yang terdapat pada desa binade ini di
antaranya desanya juga maju dengan perekonomian, masyarakat
93
nya cukup ramah, dan Banyak juga yang lain yang belum tertulis
tetapi dari segi itu ada juga dampak negatif dari desa binade ini.
Banyak juga kasus kasus yang dilakukan oleh remaja diantaranya
kasus pernikahan dini yang juga cukup banyak terjadi hingga saat
ini masih terjadi dan kurangnya sistem keagamaan dari masyarakat
itu sendiri, karena banyaknya generasi pemuda nya yang lulus
sekolah SMP langsung nikah kalau tidak begitu bekerja keluar
negeri.
Kuliah pengabdian masyarakat KPM yang saya laksanakan
dari awal hingga akhir melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi
kemajuan masyarakat yang ada di desa binade tersebut. Maka dari
itu kegiatan yang dimulai pertama ialah kegiatan yang bersifat
keagamaan karena yang utama dari masyarakat ialah tentang
agama karena agama itu yang membawa manusia lebih baik dan tau
benar dan salah. Banyak keunikan yang terjadi di Desa Binadeini
dalam satu desa yang tidak terlalu besar ini terdapat beberapa
aliran mazhab yang beda beda akan tetapi masyarakat nya tidak
terlalu fanatik terhadap yang lain.
Di Desa binade ini terdapat peninggalan benda yang kuno
yang dinamakan dengan arca yang berada di dukuh krajan juga
banyak dikenal dengan benda keramat karena dengan adanya
benda tersebut desa ini bisa disebut dengan desa binade.
Pembukaan kegiatan KPM dimulai pada hari selasa yang
dihadiri oleh kepala desa beserta perangkatnya dan alhamdulillah
kegiatan yang dilaksanakan pada hari selasa tersebut berjalan
dengan lancar tidak ada halangan yang merintanginya. Pada hari
ketiga kegiatannya berlanjut untuk soan"kepada ketua rt dalam
satu desa dengan jangka waktu satu minggu dengan digunakan
semaksimal mungkin agar memenuhi target yang dicapainya.
Setelah itu dari kelompok kami kedatangan guru dari SMP
untuk dimintai bantuan untuk mengajar ke sekolahan tersebut guna
untuk mengajar BTQ dan pramuka. Hingga minggu akhir dari
penetapan tugas KPM yang diadakan oleh kampus IAIN Ponorogo
94
secara serentak dari berbagai jurusan masing masing. Saya disini
memiliki jurusan HKI (Hukum Keluarga Islam) dengan proker
utama yaitu mengurangi adanya pernikahan dini yang ada di desa
binade ini.
Dengan jurusan ini kami bisa menambah pengalaman di Desa
Binade dengan kasus yang menarik seperti pernikahan yang belum
cukup umur dan ada juga perkawinan yang terjadi karena ditinggal
ke luar negeri disana banyak yang sudah merasa cukup dan pada
akhirnya dia lupa dengan yang di rumah dan mengakibatkan
perceraian yang agak sulit di per sedikit.
Kami memilih proker tersebut untuk menjelaskan.
Bagaimana pentingnya berkeluarga yang sejatinya baik dan benar
menurut ajaran Islam dan negara serta mengurangi terjadinya
perceraian dan pernikahan dini terjadi. oleh karena itu ada batasan
umur untuk menikah dan sudah diatur oleh undang-undang. Aturan
tersebut tertuang dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan .
Kemudian, dua tahun lalu UU tersebut direvisi dengan UU
Nomor 16 Tahun 2019 yang berlaku sejak 15 Oktober 2019.
Adapun dalam aturan baru tersebut, menyebut bahwa usia minimal
untuk menikah adalah 19 tahun baik untuk perempuan maupun
laki-laki. Oleh sebab itu kita semua harus tau bagaimana caranya
kita memperlakukan hukum agar lebih baik di kalangan masyarakat.
Kita dari mahasiswa yang ditugaskan untuk KPM kuliah
pengabdian masyarakat di desa binade harus bisa merubah
masyarakat yang awam menjadi masyarakat yang tau hukum dan
tidak melanggar ajaran syari'at Islam. Di minggu ketiga dan
keempat mulai terdapat beberapa kegiatan penunjang yang
dilaksanakan semenjak kegiatan penunjang tersebut sudah
disepakati dan dibagi sesuai dengan hari dan waktu yang sudah
ditentukan. Diantaranya kegiatan penunjang yang sudah ada ialah
mengajar anak-anak TPA dan mengajar di sekolahan SMP dan
SMK,yang diAjarkan ialah cara baca al-quran dengan baik dan benar.
95
Ada keunikan tersendiri dari proses pembelajaran di SMP
dan SMK diantaranya: banyak siswa siswi yang kurang paham
dalam membaca Al-Quran, itu pun banyak siswa yang membaca
baru sampai iqro'. Dikarenakan di desa Binade tersebut kekurangan
guru pengajar Al Qur'an yang menyebabkan generasi penerus di
desa Binade tersebut menjadi semakin hilang keagamaannya oleh
karena itu kita sebagai mahasiswa IAIN Ponorogo sedikit demi
sedikit membantu memadamkan dari anak anak yang sekolah
tersebut supaya tau caranya membaca dan menulis al-quran dengan
baik dan benar.
Selain kegiatan BTQ ada juga kegiatan pramuka yang dahulu
sempat vakum selama ada pandemi covit 19 hingga saat ini. Dan
kita ditugaskan untuk memulai kegiatan pramuka dengan cara
upacara pembukaan kegiatan kepramukaan di SMP tersebut. selain
itu banyak siswa-siswi yang menyukai kegiatan kepramukaan
karena sempat dua tahun vakum yang lalu. Ada juga kegiatan
penunjang yang ada di masyarakat yang dilaksanakan pada malam
jum'at yaitu pembacaan surat yasin dan tahlil semua nya itu oleh
pak RT selama ada KPM yang menjadi imamnya dari kami sendiri
bukan dari warga penduduk desa Desa Binade
Setelah sudah selesai kegiatan pembacaan surat yasin dan
tahlil dilanjutkan tausiyah tentang kemasyarakatan dengan judul
yang membuat masyarakat tersebut menjadi tau apa yang dilarang
oleh agama dan yang diperbolehkan oleh agama. Kegiatan yasinan
tersebut dibagi menjadi dua tempat, diantaranya didukuh krajan
dan dukuh mblumbang masing-masing dibagi 4 anak perdusun.
Ada juga kegiatan yasinan yang dilakukan oleh ibu-ibu Juga
diikuti oleh mahasiswi kegiatannya ada arisan serta pembacaan
surat yasin dan tahlil ditambah tausiyah yang dilakukan oleh ibu-
ibu terkadang ada anak laki-laki yang diundang untuk memimpin
acara tersebut kalau tidak diundang maka hanya kaum perempuan
saja.

96
Ada juga kegiatan penunjang yang dilakukan dalam satu
minggu tiga kali pertemuan yaitu, mengajar anak-anak TPQ untuk
membaca menulis dan menghafal al-Quran dengan baik dan benar.
Kegiatan itu di mulai pada waktu ba'da sholat dhuhur sekitar jam
14.00 sampai jam 16.00 sore.
Di dalam pembelajaran ini banyak juga anak-anak pada awal
pertemuan pembelajaran TPQ tersebut masih banyak yang takut
dikarenakan masih dalam awal pertemuan dengan
mahasiswa/mahasiswi KPM IAIN Ponorogo yang ditugaskan di desa
ini.
Pada hari minggu ada juga kegiatan kerja bakti yang di adakan
di tiga dusun, di antaranya dusun blumbang, krajan dan petung.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menyambut 17 Agustus agar
lebih bersih dan indah di desa tersebut jika sewaktu-waktu
terdapat kunjungan dari atasan.
Kerja bakti ini sudah dilaksanakan sejak dulu sebelum bulan
Agustus. Yang selanjutnya di selenggarakan dengan rutin oleh
mahasiswa/mahasiswi dan juga warga sekitar yang ikut serta
dalam kerja bakti ini. Selain melakukan kerja bakti peserta KPM dan
juga para warga desa memasang umbul-umbul dan juga bendera
merah putih.
Disetiap tepi jalan yang mengarah ke desa Binade, kegiatan ini
di dukung banyak masyarakat yang mengikuti untuk memperbaiki
jalan jalan yang rusak dan berlubang, jika kerja bakti tersebut tidak
sampai satu dua hari maka di lakukan secara berkelanjutan hingga
sampai dengan selesai.
Ada juga kegiatan yang membantu pak rt untuk mengisi data
data yang di tugaskan oleh pak kepala desa untuk mereka jumlah
penduduk yang belum mendapatkan bantuan PKH atau bantuan
yang lain serta mengumpulkan orang orang yang belum dapat
saluran air bersih supaya mendapat dari pemerintah.
Karena kurangnya pemahaman dari pak rt tentang alat
komunikasi memasukkan data data melalui jalur internet, dan dari
97
desa untuk rt hanya di fasilitasi wifi sebagai alat jalur pengiriman
data akan tetapi jika hanya memanfaatkan itu saja dari rt pun belum
cukup.
Karena belum ada leptop hanya mengunakan HP saja
sedangkan HP dari rt tersebut belum memadai untuk input data
yang di tugas kan oleh kepala desa untuk merangkum semua data
yang ada di aplikasi yang sudah terkirim tersebut.
Menurut saya di desa Binade ini memiliki pesan dan saran
agar lebih baik, lebih maju, dan lebih ber-Agamadi Desa Binade ini
termasuk Desa yang cukup dalam sistem agam yang mengakibatkan
para generasi penerus yang seharus lebih paham terhadap agama,
malah sebaliknya para pemuda yang sudah besar seperti SMK
itupun sangat alah memperhatikan kalau dilihat.
Oleh karena itu saya mempunyai pesan untuk masyarakat
kusinya untuk menambahkan ustad atau ustazah di berbagai dukuh
atau dusun agar pembelajaran agama nya selalu berjalan dengan
baik dan menghasilkan generasi pemuda yang cerdas terhadap
agama lalu bisa merubah masyarakat yng masih awam hukum
menjadi tau hukum.
Selain dari pesan dan saran ada juga kesan yang terdapat
pada desa Binade ini Yang saya rasakan selama KPM kuliah
pengabdian masyarakat selama 45 hari ini Yaitu dengan adanya
masyarakat yang selalu ramah terhadap kita. Saya sebagai
mahasiswa IAIN Ponorogo sangat berterimakasih terhadap warga
sekitar yang menyabut dengan baik.
Selain itu masyarakat di daerah pedesaan seperti di desa ini
kesukaannya ialah memperbanyak bicara agar cepat ramah
terhadap satu sama lain, itulah yang di lakukan ketika ada
pendatang baru agar cepat cakap terhadap lingkungan.
Disetiap masyarakat Binade ini pun sangat baik, ketika ada
makanan yang sekiranya lebih bisa di berikan kepada orang yang
mereka berikan seperti contoh pisang yang sekali memberi bisa

98
mencapai sampai dua tundun dan yang lain masih ada banyak juga
seperti kelapa muda maupun yang sudah tua.
Saya sangat berterimakasih banyak terhadap masyarakat dan
khususnya terhadap desa Binade yang telah menerima serta
membuat pengalaman yang lebih banyak terhadap kemasyarakatan
yang dapat saya terapkan dan sebagai pengalaman yang baik untuk
ke masa depan nanti ketika sudah berkeluarga supaya tidak terlalu
kaget mengahadapi permasalahan yang ada di lingkungan
masyarakat, Sekian terimakasih dari cerita essay yang saya buat ini.

GIAT AKSI PENGABDIAN DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE


Muhamad Muhibbudin

Kuliah Pengabdian Masyarakat atau disingkat KPM yaitu


kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat dalam bentuk belajar,
meneliti dan bekerjasama dengan masyarakat. Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) ini merupakan perubahan dari Kuliah Kerja
Nyata (KKN), diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Ponorogo untuk mahasiswa-mahasiswi semester 7 atau
semester diatasnya bagi yang belum mengikuti ditahun sebelumnya.
Pada tahun 2022 IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) di 5 (lima) Kecamatan yang ada di Kabupaten
Ponorogo, diantaranya yaitu Kecamatan Slahung, Kecamatan
99
Bungkal, Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Sambit dan Kecamatan
Sawoo. Yang di kecamatan itu di setiap desanya ada 2 (dua)
kelompok KPM dari keseluruhan dibagi menjadi 120 kelompok. KPM
sendiri dilaksankan pada tanggal 4 juli-12 agustus 2022.
Sebenarnya Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
mengadakan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah
agar mahasiswa bisa mempraktekan ilmu yang telah didapatkan
selama di bangku perkuliahan, dalam bentuk pemberdayaan
masyarakat sehingga dapat menghasilkan kualitas dan
kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Tidak hanya itu
mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) diharapkan
supaya bisa bersinergi dengan masyarakat sehingga dapat
membantu menyelesaikan problematika yang terjadi di desa. Dan
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial sesuai
dengan visi,misi, dan fungsi perguruan tinggi agama islam.
Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) adalah diharapkan melatih penalaran dan kepekaan
mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu.
Diharapkan potensi mahasiswa dapat berkembang dengan cara
melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya
dalam pembangunan masyarakat umumnya. Memberikan
pengalaman kepada mahsiswa pengalaman belajar, meneliti dan
bekerja sama secara langsung bersama masyarakat dalam
menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses
partisipasi sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan
permasalahan sosial yang dihadapinya. Diharapkan dapat
memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam
meningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan
tuntutan dinamikia pembangunan dan perkembangan iptek.
Mendampingi, membersamai dan mensuport masyarakat dalam
upaya melakukan pembinaan pranata dan meningkatkan
keahliaan dan keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan
dan kemandirian hidup.
100
Pada tahun ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) membagi
Progam Kerja Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) menjadi 2
jenis, yaitu KPM Mono Disiplin dan KPM Multi Disiplin. KPM Mono
Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian msyarakat yang
dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang
keilmuwan, rumpun (jurusan) yang sama. Sedangkan KPM Multi
Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh kelonpok peserta KPM yang beranggotakan
mahasiswa yang berbeda jurusan.
Tidak hanya itu saja pada tahun ini Institut Agama Islam
(IAIN) Ponorogo juga menentukan jenis temanya. Pertama
Keagamaan, mendampingi dan memberdayakan masyarakat
dibidang agama, contohnya praktek pengamalan ajaran agama di
lingkungan masyarakat. Kedua Pendidikan, mendampingi dan
memberdayakan dibidang pendidikan, contohnya pendampingan
belajar masyarakat. Ketiga Ekonomi, pendampingan atau
pemberdayaan di bidang ekonomi, contohnya mendampingi
meningkatkan volume produksi usaha masyarakat. Keempat
Gender, mendampingi dan memberdayakan bidang gender,
contohnya pencegahan pernikahan dini. Kelima Tata kelola
demokratis, contohnya kebijkan publik, demokrasi lokal, dsb.
Keenam Kesehatan dan Lingkungan, contohnya pengelolaan
sampah, pengembangan bio energi, pengembalian hak kelola
tanah, dsb.
Pada tahun ini saya mendapatkan progam kerja Mono
Disiplin dan saya ditempatkan di kelompok 62 dari 120 kelompok.
Kami di letakkan di Kecamatan Ngrayun yaitu Desa Binade. Kami
sepakat dengan kelompok 63 atau kelompok Multi Disiplin untuk
melaksankan pembukaan KPM yang diadakan pada tanggal 5 juli
dibalai desa Binade. Dan yang seharusnya pembukaan itu dilakukan
serentak pada tanggal 4 juli di setiap kecamatan yang telah
ditentukan dan pembukaan itu juga dilaksankan di kampus. Hal itu
disebabkan karena belum siapnya pihak kantor desa untuk
101
menggelar pembukaan KPM sehingga pihak kantor desa mencari
waktu yang tepat.
Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman KPM
saya di Desa Binade. Desa Binade adalah salah satu desa yang ada
di Kecamatan Ngerayun Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa
Timur. Binade juga merupakan daerah perbatasan antara
Ponorogo dengan Pacitan. Memiliki luas daerah seluas 722,76 km 2
dengan presentase terhadap luas kecamatan yaitu 3,91%. Ketika
kami sudah tiba atau sudah berada di Desa Binade, diminggu
pertama kami mencari informasi sebanyak-banyaknya ke Ketua
RT, Ketua RW, atau Kepala Dusun bahkan sampai ke Kepala Desa
tentang Desa Binade. Tidak hanya kelebihan yang banyak dimiliki
desa binade ternyata banyak masalah yang sangat sulit diselesaikan
di desa binade tersebut. Ternyata masalah atau kasus yang sangat
sulit diatasi di desa binade adalah pernikahan dini atau
pernikahan diusia muda. Maka dari itu kami sebagai salah satu
kelompok perserta KPM (kuliah pengabdian masyarakat) yang
mengambil program kerja Mono Disiplin yang mayoritas
anggotanya adalah mahasiswa Hukum Keluarga Islam dan itu
merupakan tugas yang berat bagi kami.
Hambatan yang lainnya dalam menjalankan progam kerja
kami yaitu Desa Binade memiliki sumber daya manusia yang
kurang berkompeten dalam bidang agama sehingga kami harus bisa
menyesuaikan dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar. Di
Desa Binade budaya dan tradisinya juga cukup kental. Sehingga
kami juga harus menjaga tata krama serta mematuhi apa saja yang
dilarang di desa Binade. Pada zaman dahulu, desa Binade merupakan
daerah hutan kemudian datanglah seorang yang menamakan
dirinya sebagai Sang Nabi (dalam bahasa jawa yang dimaksud yaitu
Wong Sing Linuwuh) yang artinya punya kepandaian dan kesaktian.
Kemudian dia menancapkan sebuah Batu atau PAL yang sampai saat
ini batu tersebut dikeramatkan oleh masyarakat. Batu tersebut
bertulisakan huruf jawa kuno dan bergambar burung perkutut,
102
sehingga menyerupai sebuah arca dan hingga saat ini diberi nama
Ngreco yang diabadikan untuk sebuah nama lingkungan di dukuh
Krajan Desa Binade. Banyak patangan yang tidak boleh dilanggar
ketika di Ngreco atau tempat batu disimpan sekarang, seperti
tidak boleh mengintip arca tersebut ketika berada ditempat arca
disimpan. Dan ada juga yang mengatakan jika penasaran dengan
arca itu lebih baik langsung dibuka tutupnya tidak boleh
mengintipnya karena jika pantangan tersebut dilanggar dapat
menyebabkan terjadinya balak bagi desa binade,
Dengan melihat kondisi desa yang seperti itu kami
berdiskusi untuk menetukan langkah apa yang harus diambil untuk
menjalankan program kami. Setelah bermusyawrah kami
memutuskan untuk bersilahturahmi kepada sesepuh atau tokoh
masyarakat di Desa Binade dan ke penduduk sekitar posko, yang
tujuannya menjalin keakraban dengan warga sekitar agar
program kami berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan
apapun jika ada jangan sampai besar. Setelah kami mendapatkan
informasi yang banyak dari berbagai orang baik itu bapak ketua RT,
bapak ketua RW ataupun bapak Kepala Dusun (Kasun) hingga
bapak Kepala Desa, kami sepakat untuk mengambil program inti
yang tujuannya mempersiapkan remaja meyongsong masa dewasa
dan pendewasaan usia pernikahan guna mencegah pernikahan dini
khususnya di Desa Binade. Langkah yang kami tempuh adalah
sosialisasi di Balai Desa yang sasarannya tokoh-tokoh penting desa
agar disampaikan kepada anak-anaknya atau para remaja, tidak
hanya itu kami juga sosialisasi di sekolah yaitu SMPN 5 Ngrayun dan
SMKN 1 Ngrayun. Tidak hanya itu, kami juga memiliki beberapa
progam penunjang seperti mengikuti kegiatan masyarakat
setempat (kerja bakti lingkungan, ikut membantu penyembelihan
hewan qurban ketika hari raya idul adha, rutinan yasinan RT
setiap malam jumat dan jumat sore bagi ibu-ibu, membantu
mengajar di Tempat PengajarabAl-quran, dsb).
Saya akan menceritakan sedikit tentang kegiatan progam
103
inti kelompok kami yaitu penyuluhan di balai Desa Binade
tentang Bina Keluarga Remaja (BKR) oleh tim Badan
Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN). Kegiatan itu
menghadirkan Bapak Ketua RT beserta istrinya, Bapak Ketua RW,
serta pihak balai Desa Binade. Sebelum kegiatan itu dilaksanakan
kami berkonsultasi terlebih dahulu kepada Bapak Kepala Desa
Binade, tentang rencana Progam Inti kami. Dan setelah
mendaptakan masukan dari Bapak Kepala Desa Binade yaitu
Bapak Sunawri Cahyo S.H, kami memutuskan untuk mengadakan
musyawarah untuk menentukan hari progam kami untuk
dijalankan. Hasil dari musyawarah tersebut adalah Progam inti
dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 karena sudah
mempertimbangkan banyak hal terutama mencari waktu senggan,
undangan di buat sebanyak 70 orang, tetapi tidak semuanya tamu
undangan bisa hadir karena hari itu juga bertepatan dengan
hajatan warga sekitar. Pada kegiatan itu tim penyuluhan
menyampaikan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan
Manejemen Keorganisasian.
Setelah penyuluhan di Balai Desa Binade dilaksakan
diharapkan bapak/ibu RT atau bapak RW bisa menyampaikan
kepada warganya sehingga bisa dijadikan sebagai ilmu dan dapat
disampaikan kepada anak-anak muda. Dengan hal tersebut juga
diharapkan dapat menurunkan angka pernikahan usia dini di
Desa Binade. Karena itu murapakan salah satu cara kami untuk
menekan terjadinya pernikahan di usia dini.
Tidak hanya penyuluhan di Balai Desa tetapi kami juga
melakukan sosialisasi di SMP 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun.
Sebelum kami melaksakan sosialisasi kami terlebih dahulu pergi ke
sekolah untuk meminta izin ingin mengadakan sosialisasi. Setelah
kami mendapatkan izin dari pihak sekolah, kami memutuskan untuk
mengadakan sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun pada tanggal 22 Juli
2022 di SMKN 1 Ngaryun dan 25 Juli 2022 di SMPN 5 Ngrayun. Di
SMKN 1 Ngrayun kami melakukan sosialisasi dengan metode
104
pembagian mengelompokkan perkelas sedangkan di SMKN 1
Ngrayun ada 6 kelas yaitu setiap angkatan ada 2 jurusan. Yang
pertama sosialisasi di laksanakan untuk kelas 10 dan yang kedua
untuk kelas 11-12.
Kenapa sosialisasi itu dipisah karena pada tanggal 20 Juli
2022 bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah bagi siswa
baru atau yang biasa kita kenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS), sedangkan bagi kelas 11-12 dilaksanakan pada
tanggal 22 Juli 2022.
Materi yang disampaikan yaitu tentang Manajemen
Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan. Tujuan
mengambil 2 (dua) materi tersebut karena agar memahi pentingnya
sebuah organisasi bagi siswa khususnya bagi siswa baru, baik
organisasi didalam sekolah atau luar sekolah. Dan tujuan
disampaikannya materi tentang Pendewasaan Usia Pernikahan
adalah agar siswi SMKN 1 Ngrayun setelah lulus sekolah tidak
terburu-buru untuk menikah dan bagi siswa SMKN 1 Ngrayun agar
bisa lebih menjaga pergaulan supaya tidak melakukan pergaulan
secara bebas, karena dengan pergaulan bebas banyak dampak
buruk yang terjadi seperti hamil diluar nikah, tindak kejahatan
dimana-mana, dsb.
Kami juga melakukan penyuluhan di SMPN 5 Ngrayun, hal-
ha yang kami lakukan sebelum melakukan sosialisasi. Kami
bermusyawarah untuk menentukan tema yang tepat untuk
disampaikan kepada siswa-siswi SMPN 5 Ngrayun. Dan kami
memutuskan untuk menyampaikan tema NAPZA (Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif). Setelah kami mendapatakan tema
yang tepat kami pergi ke SMPN 5 Ngrayun untuk meminta izin
untuk mengadakan sosialisasi. Akhirnya kami mendapatkan waktu
yang tepat yaitu hari Senin, 25 Juli 2022. Ketika sosialisasi di SMPN 5
Ngrayun kami juga mengklasifikasikannya perkelas supaya mudah
untuk menyampaikan materi. Kami memilih tema NAPZA agar
mereka mengetahui tentang bahaya obat-obat terlarang dan agar
105
mereka bisa menjaga diri apa yang dilarang Undang-undang. Serta
kami juga memiliki tema yang lain ketika sosialisasi di SMPN 5
Ngrayun yaitu Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP). Tujuan dari
tema PUP adalah agar mereka bisa menahawan hawa nafsunya
untuk menikah diusia muda meskipun mereka cinta kepada lawan
jenisnya. Karena jika melakukan pernikahan diusia yang sangat
muda akan mendatangkan mudharat yang banyak bagi dirinya
baik dari dalam diri maupun dari lingkungan.
Salah satu kegiatan penunjang yang menarik bagi saya
ialah kegiatan Taman Pembelajaran Alquran baik di Dusun Krajan
maupun Baca Tulis Quran di SMPN 5 Ngrayun. Langkah pertama
yang saya ambil dalam mengajar anak-anak di Tempat Pengajaran
Al-quran (TPA), saya dan teman-teman pergi ke Tempat Pengaran
Al-quran (TPA) untuk melihat metode yang digunakan untuk
mengajar itu seperti apa. Setelah kami mengetahui metodenya
seperti apa kami langsung turun tangan untuk membantu
mengajar dengan metode yang sudah berjalan. Tetapi hal itu tidak
mudah seperti apa yang kami bayangkan selama ini.
Setelah observasi di Tempat Pembelajaran Al-quran (TPA),
saya menemukan bahwa anak-anak yamg saya ajar itu sangat
kurang sekali baik dari kesopanan, tata krama, dan pemahanan
terhadap apa yang diajarkan. Seperti ketika saya menyimak satu
anak yang lainnya malah ramai sendiri ada yang bermain dengan
temannya ada juga yang mengganggu temannya ketika sedang
mengaji. Hal yang paling menjengkelkan ketika menyimak mereka
mengaji yaitu mereka tidak mau fokus kepada gurunya. Mungkin
hal itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bahkan pengaruh
smartphone sehingga menjadikan anak-anak zaman sekarang sulit
untuk diajak belajar.
Ketika saya mengajar Baca Tulis Alquran (BTQ) di SMPN 5
Ngrayun, tidak jauh beda dengan mengajar anak-anak di Tempat
Pengajaran Al-quran (TPA) Dusun Krajan, bisa dikatakan seperti
itu karena ketika di tes mengaji banyak anak yang sudah usia
106
SMP pun belum bisa membaca al-quran jangankan membaca al-
quran membaca iqro pun mereka masih kesulitan. Dengan hal itu,
Maka dapat disimpulkan bahwa SDM di desa Binade pada masa
sekarang sangat rendah (menurut saya kemampuan membaca
Alquran bagi anak-anak dan remaja di Desa Binade khususnya di
Tempat Pengajaran Al- quran (TPA) Dusun Krajan dan siswa SMPN 5
Ngrayun masih kurang dan harus terus ditingkatkan). Dalam hal ini,
aksi pengabdian yang saya lakukan yaitu ikut membantu proses
pembelajaran Alquran dan Iqro’ di Tempat Pengajaran Al-quran
(TPA) Dusun Krajan dan SMPN 5 Ngrayun. Tetapi, ada kendala
yang saya rasakan yaitu saya sendiri tidak bisa mengetahui
perkembangan anak-anak tersebut karena terbatasnya waktu serta
pembagian jadwal yang harus merata. Sebenarnya masalah
pengajaran agama kepada anak-anak di Desa Binade tersebut
pasti bisa diatasi asalkan adanya guru agama yang benar-benar
bisa mengawal anak-anak tersebut. Dengan otomatis pemahanan
atas ajaran agama islam di Desa Binade dapat dimengerti dengan
sepenuhnya. Kendala lainnya ketika mengajar Baca Tulis Quran
(BTQ) di SMPN 5 Ngrayun adalah media belajarnya ketika mereka
disuruh untuk mencari iqro yang tujuannya untuk pembelajaran
mereka, mereka tidak mau berusaha untuk mencari. Sedangkan
yang mau berusaha untuk membawa iqro hanya sebagian kecil
bisa dikatakan dapat dihitung denganjari.
Hal yang kudapatkan selama Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) di Desa Binade adalah Bahwa generasi sekarang sangatlah
kurang sekali kualitasnya baik dalam bidang pendidikan juga
bidang agama khususnya di daerah pegunungan. Karena hal itu
disebabkan seperti letak dan kondisi geografisnya serta kurangnya
pengajar yang benar-benar mumpuni untuk bisa memajukan
generasi sekarang khususnya bagi masyarakat pegunungan dan
pelosok. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa setelah lulus harus
berani berjuang di daerah pelosok untuk memajukan sumber daya
manusianya. Sehingga dengan majunya Sumber Daya Manusianya
107
maka hal tesebut juga dapat mendorong bangsa agar bisa menjadi
bangsa yang maju.
Ada beberapa kesan yang tidak akan pernah saya lupakan
ketika menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Hal yang
paling berkesan bagi saya adalah bisa mengajarkan mengaji kepada
anak-anak Desa Binade, itu merupakan perasaan yang sangat
membahagiakan dalam hidup saya karena bisa menyampaikan ilmu
yang saya dapatkan baik ketika mengaji atau ilmu formal ketika
belajar di sekolah samapi jenjang perguruan tinggi. Dan hal yang
paling berkesan yang lainnya yaitu ketika mengajar di Tempat
Pendidikan Al- quran (TPA) anak-anak di Dusun Krajan ditantang
adu Panco. Selama ini saya belum pernah ditantang panco oleh anak
kecil pada waktu mengaji. Selain itu kesan saya ketika mengajar BTQ
di SMPN 5 Ngrayun saya dinego ketika ingin menyima membaca iqro.
Hal yang paling berkesan lainnya yaitu orang-orang Desa Binade
sangat ramah-ramah, dan setiap ada tamu dirumahnya semua
makanan yang ada disuguhkan semua.
Pesan yang dapat saya sampaikan kepada pembaca atau
calon peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Desa Binade
adalah ciptakanlah sesuatu yang baru dan bawalah perubahan
serta bersabarlah dalam menghadapi apapun. Sedangkan pesan
untuk masyarakat Binade didiklah anak-anak kalian atau kawalah
dalam belajarnya baik dalam pelajaran umum atau pelajaran
agama jika belum bisa maka batasilah dalam penggunakan
smartphone serta ajarkannya tata krama dan sopan santun agar
bisa menghormati orang tua dan orang lain, dan kontrolah setiap
saat jika tidak bisa maka saling berkomunikasilah agar anak tidak
sungkan bercerita kepada orang tua jika memiliki masalah yang
menimpa. Pesan untuk anak-anak di Desa Binade adalah
semangatlah dalam belajar baik belajar di Sekolah atau tempat
mengaji kalian karena, masa depan ada ditangan kalian.
Hormatilah guru yang mengajar kalian baik disekolah ataupun
ditempat mengaji, taatilah peraturan yang ada disekolah kalian,
108
ingatlah bahwa orang tua kalian itu besusah payah untuk
menyekolahkan kalian demi masa depan kalian maka
bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu dan sayangilahg
mereka, jagalah sopan santun dimanapun berada.

109
SECUIL KISAH ANAK KPM
Muhammad Tohir

Pertama² sebelum di mulai marilah kita panjatkan rasa puja


dan puji sukur kehadirat allah swt. Yang di mana itu telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah kepada kita
Sebelumnya di mulai KPM (kuliah pengabdian masyarakat)
saya memulai dari hari minggu yang di mana itu saya mulai
mempersiapkan apa yang harus di bawa ke tempat KPM atau
istilahnya KKN Yang berupa pelengkapan pribadi baik baju celana
sabun mandi, sikat gigi, odol, dan sabun cuci,dan perlengkapan
untuk kelopok seperti: kopor, wajan, dandang, sotel, rice coker, sll.
Alat-alat tersebut sudah di bagi kepada teman-teman satu
kelompok, dan ternyata titik pengumpulannya berada di
rumah/kost tempat ku sendiri. Setelah barang-barang terkumpul
saya dan teman satu kost mulai mengantarkan barang-barang
tersebut ke posko/tempat yang akan di tempati selama KPM
berlangsung.
Pada hari keesokannya, yaitu hari senin kami berangkat ke
tempat kkn/kpm untuk pembukaan dan ternyata pada pagi harinya
saya berangkat kesiangan sampai di posko kami mulai berkumpul
biasalah untuk memperkenalkan diri baik itu nama sampai rumah
dan dll, setelah itu kami membahas pembukaan dan ternyata
pembukaan di mulai pada hari selasa kami membahas sampai
selesai, dan pada hari ini saya cuma membersihkan posko dengan
teman dan setelah itu kami istirahat ada yang bikim makanan ada
bikin kopi samapi berbincang-bincang lagi sampai sore, pada
waktu magrib semua pergi ke masjid sampai isya, setelah itu
kamipun istirahat.
Pada hari selasa pagi, kami mempersiapkan pembukaan yang
di mana itu ber tempatan di balai desa binade, kec. Ngrayun, dan
pembukaan di mulai. Pembukaan itu gabungan dari kelompok
110
mono dan multi, yang di mana itu sambutan dari ketua kelompok,
dari bapak muclis DPL dari kelompok 63 dan sambutan dari bapak
kepala desa yaitu bapak sunarwi cahyo S. H. yang di mana itu
menyampaikan sebangai berikut:
 Dari ketua kelompok berupa : terimakasih atas
penerimaan dan tempat tinggal, memohon bimbingan
dan arahan, menunjukan apa tujuan kami di sini dll
 Dari bapak mucklis : bagai mana metode ABCD,
pengembangan aset, mahasiswa harus sigap,
menitipkan anak-anak mahasiswa kepada kepala desa
dan mohon bimbingan nya.
 Dari bapak kepala desa: yaitu menyambut dengan baik
dan mempersilahkan kepada anak-anak mahasiswa
untuk kpm/kkn di Desa Binade, meminta kolaborasi
antara mahasiswa dan bapak kepala desa dan meminta
untuk mebantu program pemerintah,
Sampai selesai pembukaan kami pun berfoto bersama staf
desa dan kelompok 63 multi, setelah itu kamipun pulang ke posko
dan sitirahat sampai sore setelah itu seperti biasa ke masjid sholat
berjamaah sampai isya, setelah itu kamipun rapat untuk agenda di
desa binade, ngrayun , ponorogo. Yang di bahas ya itu tujuan kami
berada desa ini selama 45 hari, seperti membahas stunting,
pemberdayaan masyarakat, dan kita akan menggunakan apa saja
yang akan kita bisa untuk meningkatkan mutu masyarakat di sini.
Setelah membahas ini itu sampai selesai pembahasan.
Pada ke esokan harinya yaitu hari rabu kami mulai jalan-jalan
untuk mengetau sampai mana saja batas-batas desa binade dan ada
berap saja dusun di desa itu. Dan kamipun keliling-keliling desa
tersebut serta berkunjung ke Rt-rt yang ada di desa binade untuk
menanyakan perihal seperti TPA, POSYANDU,
PENGAJIAN/YASINAN, dan seterusnya, setelah selesai, itu kamipun
pulang dan seperti biasa istirahat dan seterusnya samapai setelah
isya kamu evaluasi apa nya sudah kita dapat dari tugas yang di bagi
111
tadi, seperti di desa binade terdapat 3 dusun yaitu dusun kerajan,
petung, dan blumbang, dari masing tersebut mendapatkan hasil
seperti:
 Dari dusun petung: lokasi TPA belum di temukan
meskipun ada sulit untuk di jangkau, dan belum
berkomunikasi dengan guru yang ngulang ngaji nya
itu. Karna saat surve bapak rt nya ya belum tau di mana
TPAnya dan dulu pernah ada namun suda tidak
berfungsi.
 Di dusun blumbang: lokasi TPAnya berbatasan
langsung dengan kab. pacintan kec. Pucangombo.serta
bapak lurah mempunyai impian serta kemauan kuat
apa saja dihadapi dan menghadapi apapun itu, dan di
dusun ini ada ibu-ibu PKK-nya juga
 Di dusun krajan: TPA di sini bertempatan di kediaman
bu asih dan yasinan bapak-bapak maupun ibu- ibu
sama saja dengan di blumbang.
Setelah membahas itu ketua kelompok kami membahas
proker inti yang di man itu berupa sosialisai pernikahan dini dan
upaya pencegahan stunting , yang bertujuan untuk peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pernikahan dan
stanting tersebut, dan yang dituju/ sasaran yaitu orang tua/tokoh
masyarakat, remaja( siswa) SMPdan SMK, lokasi yang dituju dusun
kerajan dan petung karana di dusun blumbang sudah di isi oleh
kelompok multi 63. Dan itupun di kolaborasikan dengan BKKBN, TP
PKK, KADER SEHAT DESA, dan narasumber yang di ambail dari
BKKBN, setelah itu kami membahas yang lainya lagi seperti:
 Karawitan dua minggu sekali. Arisan Rt 02 pada hari
rabu wage. Arisan dasawisma pada hari minggu
kliwon, Kunjungan TP PKK setiap tgl 25, PKK dusun
setiap tgl 12, PKK desa setiap tgl 18.
 Yasinan ibu-ibu pada jumat siang sedangkan bapak-
bapak pada malam jumatnya.
112
 Ada juga kegiatan arisan bapak-bapak lingkuangan,
LMD, serta arisan kelompok tani.
Dan kumpulan pun di selesaikan dulu karena sudah malam. Dan
setelah kumpulan/ evalusai selesai.Semua teman-teman mulai
persiapan tidur ada juga yang membikin kopi katan belum
mengantuk dll.
Pada keesokan harinya yaitu hari kamis seperti biasa ada
yang berangkat kemana gitu karena melaksanakan tugasnya, ada
yang nyantai karnipun belum mendapatakan tugas dan yang lain
dan sayapun belum mendapatkan tugas, sayapun bersantai-santai
dan menikmati desa tersebut dengan jalan-jalan memutari semua
jalan yang ada di desa tersebut. Setelah itu seperti bisa. Sampai sore
pada sorenya itu saya menuju ke TPA yang di mana itu di kediaman
ibu asih tadi yang sudah di bahas di awal untuk menanyakan
bagaimana mekanisme pengajarannya, dan setelah samapi
kamipun berdialog dengan ibu asih dan masalah perihal tersebut
dan sampai selesai. Setelah itu Kamipun pulang dan seperti biasnya
mandi setelah itu sholat magrib sampai isya, kami pun pergi ke
yasinan yang ada di desa binade, setelah yasinan kamipun memulai
evaluasi lagi yang di bahas untuk melanjutkan yang kemarin yang
belum di bahas seperti: membahas kultum sesudah yasinan di
blumbang pada jumat pahing, legi, kliwon, idul adha, khutbah jumat,
kultum ba'da sholat isya, siapa saja itu, yaitu kultum yaasinan: dedi
saputra, amir ahsani, ihsan nawaawi, yang bertugas idul adha, ialah
ketua kami saudara M. iza saiful, kutbah jumat ialah: liwaudin, amir,
rizky prakosoh sedaangkan kultum ssesudah sholat fardu isya
bergantian semua anak laki-laki mendapatkan tugas.
Pada hari berikutnya saya dan teman bangun pagi untuk
melaksanakan sholat idul adha di masjid terdekat dan yang menjadi
petugas kotbahnya ialah ketua saya sendiri dan yang menjadi
khotibnya ialah dari warganya sendiri setelah sholat idul adha
kamipun mengikuti penyembelihan kambing dan sapi, dan yang
pertama di sembelih ialah kambing saya dan teman-teman
113
membantu, seperti memotong menjadi beberapa bagian dan
menghitung siapa saja yang akan di bagi. Stelah itu semua selesai
kamipun pindah ke tempat peyembelihan sapi sesampaiya di sana
saya melihat sapinya belum di sembelih, sapinya masih akan di
sembelih dan pada akhirnya di potong setelah itu saya membantu
membawakan bagian-bagian yang akan di potong- potong untuk di
bangikan sampai selesai setelah semuanya selesai sayapun pulang
dan akan istirahat, Pada saat itu juga saya dan teman-teman di
panggil untuk ikut makan di tempat penyembelihan karna di
tempat peyembelihan itu sudah ada yang masak buat orang-orang
yang meyembelih , setelah usai makan kamipun minta izin pulang
dulu. Setelah itu seperti biasa dengan teman- teman tukar-tukar
pikiran setelah itu malamnya ada yang nyate kambing dan saya pun
tertidur lelap.
Ke esokan harinya pada hari senin kami pun seperti biasa
yang mendapatkan jadwal/tugas ya melaksanakan tugasnya
tersebut, sampai pada siangnya saya terjadwal di TPA nya Bu Asih
dan sayapun berangkat dan di jadwal jam 14:30, sesampainya di
sana kamipun memulai dengan apa yang telah di kasih tau bagai
mana mekanismenya pengajaran setelah itu kami berkenalan
sebelum mengaji satu persatu supaya akrab dengan anak-anak TPA,
setelah itu mengajipun di mulai sampai selesai setelah selesai
kamipun pulang ke posko. Setelah itu kami pun seperti biasa
sampai isya setelah isya kami evaluasai, dan membahas tentang
TPA nya tadi setelah membahas itu sampai selesai setelah di bahas
kamipun membahas yang lainya sampai doa kfaraul majlis selesai.
Keesokan harinya pada hari selasa kamipun mendapatkan
tugas dari sekolah SMK N 5 ngerayun, bawasanya di minta untuk
membimbing anak-anak kelas 10 yang baru masuk sekolah atau
orientasi sekolah, selama dua hari setelah itu kamipun menyetujui
karna bisa perogram kerja penunjang kami menyangkut ke SMK
tersebut. Dan setelah itu seperti biasa kegiatan belum ada kamipun
ya ada yang tidur, ada yang ngopi di warung, dan ada yang lebih
114
menarik yaitu mancing di kali,. Pada sorenya seperti biasa ke masjid
akan tetapi di masjis agenda setelah magrib mengaji tadarusan
sampai selesai, setelah isya kamipun makan malam samapi selesai
setelah itu kami berbincang-bincang sampai tertidur.
Pada hari selanjutnya saya melaksanakan tugas yang
diberikan oleh ketua yaitu suve di SMP meliputi menanyakan
bagaiman latar belakang SMP dan meminta izin untuk
melaksanakan sosialisasi di SMP setelah itu kami pun pulang,
sebelum pulang kami di beri amanat untuk mengulang ngaji di SMP.
Selain di smpada juga di SMK membantu orientasu tersebut sampai
selesai, dan aja juga mengajar di TPA bu asih, sampai selesai,setelah
itu seperti biasa rutinitas sebelum magrib samapi isya, daan setelah
isya kami evaluasi apa yang kita dapat dari apa yang kami dapatkan
untuk di utarakan setelah banyak perdebatan serta rancang
merancang apa aja untuk program kerjanya sampai selesai. Intidi
dalam evaluasi tersebut berupa membahas peroker utama yaang
akandi mulai pada minggu ke empat, mengambil materi di
kecamatan buat sossialisasi di SMK dan SMP, dan lain-lain.
Pada hari ini. Hari kamis saya dan teman-teman menuju ke
SMP untuk melaksankan tugas dari bapak kepala SMP yaitu
membuat pembagian kelompok mengajarkan mengaji, kami
berangkat jam 08:00 sampai di sana kami melihat siswa yang
sudah siap di dalam kelas setelah itu kami menguji satu persatu
siswa sampai selesai setelah itu kamipun pulang, setelah itu kami
istirahat dan ada yang ngopi dan ada yang jalan-jalan setelah itu
seperti biasa sholat magrib, mengaji, dan sholat isya, setelah isya
kamipun melajutkan yasian di kediaman bapak rt sampai selesai.
Pada jum’at pagi kami seperti biasa ada yang nyuci pakaian
ada yang membersihkan montor serta ada yang mancing. Setelah
itu kami mulai sholat jumat yang khotbah nya saudara udin dan
yang khotibnya danendra, dampai selesai, stelah itu sorenya untuk
yang wanita-wanita pergi yasinan dan yang laki-laki sebagian di
TPA bu asih. Sampai selesai.Pada malamnya evaluasi lagi tetapi
115
membahas sebagian seperti kerja bakti dan bersih-bersih tempat
posko.
Stelah itu pada hari minggunya/ahad kami mulai kerja bakti
dari pagi jam 07:00 sampai selesai,, di dalam kerjabakti tersebut
saya dan teman-teman membersihkan jalan di dusun kerajan dan
membersihkan yang ada di selokan dll.
Pada hari senin bertepatan dengan minggu ketiga kami
megulang di SMP dan SMK itu di jadwal SMK paginya dan siangnya
di SMP dan saya mendapatkan bagian SMP di kelas tujuh di kelas
tujuh di bagi menjadi dua bagian ada yang al quran dan iqro' dan
saya menemani yang di kelas tujuh al-quran dan metodenya yang
pertama di bacakan dulu baru di ikuti oleh siswa dan setelah itu
baru satu-satu siswa. Setelah mengajar kamipun pulang ke posko
dan sorenya mengulang di TPA bu asih sampai selesai.
Pada hari selasa dan rabu sama saja seperti hari snin akan
tetapi pada hari selasa saya di minta untuk membantu Rt 02, Rw 02,
untuk membantu membuat berkas tentang kependudukan sampai
selesai. Dan malam kamisnya kamipun evaluasi untuk sosialisasi di
balai desa binade, smp dan smk. Sampai selesai.
Dan pada hari jumat itu sebagian ada yang sosialisasi di SMK
dan sebagiaan di posko dan paada hari jumat itu saya berssih-
bersih di masjid untuk mempersiapkan jumatan, Setelah itu
sorenya ada yang TPA di bu asih dan yang perempuan ikut yasinan
sampai selesai.pada keesokan harinya saya turun untuk membuat
bener yang akan di pakai untuk sosialisasinya di balai desa binade,
pada hari selasanya.
Setelah itu pada hari minggunya kami bersih-bersih seperti
biasa di dusun kerajan, sampai usai dan pada haari seninya
sosialisasi di SMP kami pun berangkat pagi sekitar jam 08:00 karna
selesai upacara setelah itu kami mulai memberikan materi tentang
pup dan napsza yang waktunya hanya 2 jam pematerian yang
bagian kelas tujuh dan delapan di kelas dan kelas sembilan di
mushola/masjid di bagian ini saya menjadi penanggung jawab atas
116
lancarnya sosialisainya di smp dan alhamdulillah semua mengikuti
dengan lancar
Pada hari selasa kami memulai sosialaisai di balai desa binade
dan sebagian ada yang di smk untuk mengulang mengaji , di balai
desa saya bagian penyambutan tamu-tamu undangan pada jam
09:00 setelah itu sosialisasi di mulai saya mengikuti dengan baik
samapai selesai setelah itu istirahat. Pada hari rabu dan kamis
seperti biasa tidak ada perogram baru hanya program yang lama
dan itupun di laksanakan dengan orang yang bertugas sampai
selesai. Pada hari jum’atnya saya turun karna saya ingin berobat
supaya sehat pada waktu itu saya sakit demam, dan setelah itu saya
sehat dan menuju ke posko lagi.
Dan pada hari berikutnya saya seperti biasa jika ada kegiatan
saya berangkat jika tidak ada saya ya di posko, selain di posko saya
juga berkunjung ke posko-posko yang lain biasa lah, untuk
merekatkan pertemanan antara kelompok satu dengan yang lainya
selama tidak ada tugas ya itulah saya lakukan, menyambangi posko-
posko lainya.
Pada hari rabunya saya terjadwal di dua tempat ya itu di SMP
dan SMK, di SMK saya mulai berangkat jam 08:00 dan setelah
datang kesana saya bersama enam orang yang di tugaskan tadi,
mulai bertugas yang pertama sebelum di mulani kami dan siswa
melaksanakan sholat duha setelah itu baru melaksanakan mengaji
yang mekanisme/metode pembelajaran dengan sorogan, dan
pengajaran itu sampai selesai, setelah itu saya dan teman-teman
pulang, dan siangnya saya mengulang di SMP yang di mana itu sama
mengulang ngaji lagi sampai selesai.
Stelah itu stiap hari kita lalu bersama dengan kegiatan dan
tugas yang telah di berikan sampai hari jumatnya lagi saya melatih
anak² smp untuk keperamukaan di dalam pramuka kami
memberikan pbb ( pembinaan baris berbaris) di situ saya
memengang kelas delapan setelah itu pindah di kelas tujuh sampai

117
selesai. Setelah itu saya istirahat dan malamya mengunjungi ke
posko lainya biasalah untuk jalan-jalan. Dan meneui kerabat dekat.
Dan pada akhirnya tidak tersa sebentar lagi hampir usai
KPMnya akan tetapi di di dalam satu kelompok saya banyak belajar
karna di setiap permasalahan pasti ada solusi baik itu
permasalahan yang berat atupun ringan karna setiap pemikiran
seseorang berbeda dan jika satu masalah belum terpecahkan semua
ikut mecahkan perkara tersebut, dan sampi usainya KPM di desa
binade,kec.ngrayun, kab. Ponorogo. Mungkin nanti jika sudah usai
kita merasakan apa yang pernah kita lakukan bersama untuk
mewujudkan apa yang pernah kita tuju bersama.
Kesan dan pesan di dalam KKN/KPM di desa binade,
kec.Ngryun, kab. Ponorogo. Segala puji kehdirat allah swt. Yang di
mana itu telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya yang
telah di berikan kepada kita. Alhamdulillah kita masih di beri
kesehatan jasmani dan rohani dari allah swt. Langsung saja kesan
dan pesan saya. Aya sangat senang telah mengikuti pembelajaran di
dalam KPM ini karna saya dapat belajar lebih dari pada itu seperti
kita di didik menjadi orang yang benar-benar menjadi masyarakat,
seperti bagaimana nih cara berintraksi kepada masyarakat dan
hidup dalam satu kelompok supaya rukun, damai, tentram.serta
bangaimana cara biar kompak untuk melaksanakan tugas yang di
berikan dari kampus IAIN Ponorogo.dan yang lain, dan dari desa
pun orang ya ramah-ramah dan mudah untuk berbincang-bincang
serta tukar pikiran. Sangat sulit menemukan momen seperti itu.
Sekian dan terima kasih atas apa yang di berikan kepada saya
yang dimana itu belum pernah saya rasakan, baik dari teman-teman
maupun masyarakatnya.

118
PENGALAMAN SELAMA KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI
DESA DAMAI BINADE
Muhammad Rizky Novianto

Desa Binade merupakan desa yang terletak yang di


Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yaitu Bapak KADES,
beliau sudah menjalani tugas sebagai kepala desa selama dua
periode. Beliaumemiliki dua orang putra yang saat ini sedang
menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.Beliau mampu
membiayai kuliah kedua anaknya sendiri karena kebetulan usaha
beliau berjalan dengan lancar.
Perlu diketahui sebelum saya menceritakan cerita saya lebih
jauh saya ingin memberitahukan bahwa, Kegiatan Pegabdian
Masyrakat berbeda dengan tahun kemarin. Yang dimana tahun
kemarin dibekali dana perkelompok, jasket, dan kaos. Tetapi
berbeda dengan tahun ini yang hanya dibekali kaos saja.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) mengadakan kegiatan
Kuliah Pegabdian Masyarakat yang di tanggung jawabi oleh
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)
yang akan di tempatkan di lima Kecamatan di Kabupaten Ponorogo.
Yaitu Kecamatan Sawoo, Bungkal, Slahung, Sambit dan Ngrayun.
119
Dalam menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat selama
sebulan setengah (45 hari), kami mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) tinggal di sebuah rumah yang kami kontrak selama
sebulan. Kami berjumlah dua puluh orang (20), yang dimana empat
belas orang laki-laki (14) dan enam orang perempuan (6).
Sambutan dari kepala desa dan warga sangat baik
danmenyenangkan atas kedatangan kami mahasiswa Kuliah
Pegabdian Masyarakat. Kami pun mengunjungi rumah rumahwarga
untuk silaturahmi sekaligus memperkenalkn kami para mahasiswa
dan memohonbantuan apabila nantinya kami akan melaksanakan
kegiatan yang membutuhkan dan mengikutsertakan warga di dalam
kegiatan tersebut. Tanggapan warga atas kunjungan kami sangat
baikdan mereka tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
kami dan dengan tangan terbukaakan membantu kami apabila
sewaktu waktu kami membutuhkan bantuan dari warga.
Seiring berjalannya waktu dan kegiatan yang kami
laksanakan baik di dalam maupundiluar rumah, banyak sekali
informasi dan pengalaman baru yang kami dapatkan
diantaranyaadalah Desa Binade merupakan salah satu sentra
penghasil porang dan ketela terbesar di Kabupaten Ponorogo. Akan
tetapi tidak sama seperti dulu lagi. Yang dimana harga perkgnya
udah turun drastis. Yang awalnya pernah diangka 150rb/kg untuk
porang sekarang turun hanya 3rb/kg. Maka dari itu masyarakat di
sekitar sini pindah bisnis ke ketela. Bukan karena faktor turunnya
harga ketela. Tetapi pabrik ketela yang ada sudah tutup total karena
kurang bijaknya pengelolaan pabrik ketela tersebut.
Oleh karena itu banyak masyarakat sini pergi merantau
untuk mencari uang, yang dimana sebelumnya hasil pertanian disini
bisa membiyai kehidupan sehari-hari. Tetapi akan karena turunnya
harga porang yang drastis dan pabrik ketela yang sudah tutup total.
Yang dimana masyarakat sini mata pencarihannya hanya di bidang
pertanian yang salah satunya beralih menjadi petani padi, dan
budidaya hewan kambing dan sapi.
120
Selain di bidang pertanian, desa Binade juga memiliki
keunggulan di bidangkesenian. Untuk kesenian sendiri di desa
Binade terdapat sanggar yang melatih anak anakdan warga untuk
belajar lebih dalam lagi mengenai seni khususnya kesenian Jawa
Timur. Desa Sukatali hanya memiliki satu sanggar disini dan
anggotanya pun tidakterlalu banyak, nama keseniannya sendiri
adalah gambyong / campursari. Yang sanggar seninya terletak di
balai desa Binade. Latihan tersebut dilakukan setiap hari rabu pukul
20.00 malam hari.
Untuk bidang pendidikan sendiri, Desa Binade dapat
dikatakan cukup baik karena didesa ini terdapat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah MenengahKejuruan.
Cukup banyak juga siswa yang bersekolah hingga ke tingkat SMK,
akan tetapibanyak juga pemuda yang setelah lulus SMP langsung
merantau keluar kota untuk mencarikerja dan memutuskan untuk
tidak melanjutkan sekolahnya. Hal ini sangat
disayangkanmengingat banyaknya pemuda di Desa Sukatali yang
lebih memilih untuk menikah danberumah tangga sehingga
kontribusi para pemuda dalam kegiatan yang ada di Desa Binade
sangat minim.
Di Desa Binade tidak ada Karang Taruna karena banyak
pemuda atau masyrakat sini yang banyak merantau sehingga
Sumber Daya Manusia yang sangat seikit khususnya yang remaja.
Selain faktor merantau juga terapat faktor yang di usia remaja
sudah menikah. Pernah terbangun Karang Taruna di Desa Binade
pada tahun 2019. Tetapi karena ketua Karang Tarunanya
memutuskan untuk merantau tidak ada lagi yang meneruskan
organisasi masyarakat ini.
Saya teringat akan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat
lalu yang digelar oleh pihak Institut untuk mengisi libur semester
perkuliahan. Kuliah Pengabdian Masyarakat telah menjadi salah
satu program rutin di perguruan tinggi. Kuliah Pengabdian
Masyarakat menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
121
yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian secara
penuh setelah menimba ilmu di bangku kuliah. Karena bertujuan
memberikan pengalaman belajar tersendiri setelah berada
langsung di tengah-tengah masyarakat. Kecerdasan emosional dan
spiritual, kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan sebagainya
dipadukan di sini.
Adapun tema-tema Kuliah Pengabdian Masyarakat dari
setiap perguruan tinggi yang diusung memang berbeda-beda
seperti contohnya yaitu “integaratif-interkonektif” dari Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (almamater saya)
merupakan pemaduan keilmuan agama dan umum, dengan tujuan
di dalamnya yaitu akan mampu mempelajari, memahami, dan saling
melengkapi dalam kehidupan sosial-budaya serta keagamaan yang
nyata di masyarakat.Satu hal yang menarik juga mengenai
ketentuan menetap atau tidaknya mahasiswa di lokasi Kuliah
Pengabdian Masyarakat, yaitu apakah dengan tinggal sementara
selama Kuliah Pengabdian Masyarakat atau sistem pulang-pergi.
Mengenai tempat tinggal (posko) bisa space(ruang) bangunan milik
dari aparat pemerintah atau masyarakat setempat, spacetersendiri
pada tempat ibadah, inde-kost, dan kontrakan dipilih semata-mata
sebagai usaha untuk membaur serta mendekatkan diri dengan
masyarakat setempat.
Dalam hal ini tak peduli dari manapun perguruan tinggi yang
mengutus mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat, baik dari
kampus modern, kampus gedongan, kampus rakyat, kampus
internasional sekalipun tidak berpengaruh, selama mahasiswa yang
melaksanankannya mampu membawa amanah (tugas mulia) dan
nama baik perguruan tinggi yang dibawanya, ini tentunya akan
dibuktikan di lapangan.Selama waktu Kuliah Pengabdian
Masyarakat tersebut mahasiswa dihadapkan pula pada tantangan
bagaimana membuat dan melaksanakan program kerja baik
individu maupun kolektif yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, evaluasi personal, inter-personal, intra-personal,
122
manajemen waktu dan finansial, serta manajemen konflik internal
maupun eksternal di lapangan.
Untuk itu, perlu pengelolaan yang lebih teratur dan terarah,
sehingga nilai-nilai strategis program KuliahPengabdian
Masyarakat tersebut dapat didayagunakan dengan baik dan
bermanfaat.Bagaimana dengan kesigapan mahasiswa sendiri?
Apakah Kuliah Pengabdian Masyarakat hanya sebagai proses
menggugurkan salah satu syarat belajar atau memang merupakan
rasa kesadaran dari pola kecerdasan yang ada di mana masyarakat
sebagai tempat pengabdian total. Keadaan masyarakat yang begitu
heterogen, terutama mereka yang akan diutamakan yaitu yang
selalu berada di tepi kekalahan dan akhirnya memang hampir kalah
dengan gilasan zaman. Namun di sisi lain, mereka juga adalah
pemenang sejati, mereka memenangkan hati setiap mahasiswa
yang memberikan kontribusi dari Kuliah Pengabdian Masyarakat
tersebut.Hasil pendidikan di bangku kuliah sekali lagi bukan hanya
sekedar dengan mengukur angka-angka, tapi bagaimana ukuran
dalam memberikanhati kepada masyarakat sehingga akan menjadi
manusia-manusia unggul bagi bangsa dan negara ke depan.
Di saat saya dan teman-teman datang di Desa Binade tepat
pada 4 juli 2022. Selama seminggu kita mengadakan pembukaan
kegiatan Kuliah Pegabdian Masyarakat di balai desa bersama Bapak
Lurah dan Dosen Pembibing Lapangan.
Selama minggu pertama saya dan teman teman melakukan
perkenalan di warga sekitar atau silaturahmi. Yang dimana
nantinya selama kegiatan masyarakat bisa diajak kerja sama atau
tidak ada kesalahpahaman. Tidak sama dengan dugaanku yang
mana saya menduga masyarakat sini tidak menerima kedatangan
kami. Ternyata masyrakat sini menerima dengan senyum hangat.
Sebelum saya menceritakan lebih lanjut kegiatan Kuliah
Pegabdian Masyrakat saya di Desa Binade ini. Saya akan
menceritakan tentang tempat hunian atau posko yang saya dan
teman-teman saya tempati selama Kuliah Pegabdian Masyarakat.
123
Saya bertempat tinggal di Jalan Raya Binade, Dukuh
Krajan, Desa Binade rumah yang di punyai Mbah Sibun. Dimana
mbah sibun ini hidup sendiri di rumah ini. Tetapi rumah ini
mempunyai lebar yang panjang. Jadi dapat menampung saya dan
teman-teman yang berjumlah dua puluh orang anak (20).
Tidak dengan bayangan kami jika bertempat tinggal di
rumah mbah Sibun ini tanpa ada halangan apapun terlebih lagi yang
berbau spiritual. Setiap malam pasti akan ada kejadian aneh, entah
itu di mimpi atau angin yang lewat.
Banyak dari teman teman yang bermimpi buruk, sekalipun
ada juga yang bermimpi basah. Entah percaya atau tidaknya itu
tergantung kepercayaan kita masing masing. Karena di Desa Binade
ini mempunyai situs Arca Dewa Ganesha yang paling tua di Jawa
Timur. Jadi masyarakat sini menghargai peninggalan Arca tersebut
dan tetap merawatnya hingga kini.
Kembali kecerita Kuliah Pegabdian Masyarakat. Selama
disini kita saling membantu dalam soal memasak ataupun soal
pekerjaan. Sehari hari kami bertukar jadwal siapa yang memasak
sayur, siapa yang memasak nasi dan juga pergi belanja ke pasar.
Untuk memasak sayur kami mengunakan kompor gas dua tungku.
Kalau untuk memasak nasinya kita mengunakan kayu bakar yang
lebih menghemat pengeluaran. Kami menggunakan kayu bakar
karena nasi yang kita masak banyak. Dan untuk belanja kebutuhan
sehari hari seperti sayur kita pergi ke pasar. Jarak untuk ke pasar
sendiri memakan waktu 30 menit.
Kami juga melakukan kegiatan seperti kerja bakti di hari
minggu, karena disini hampir setiap hari minggu masyarakat sini
melakukan kerja bakti. Jadi kami juga ikut serta. Untuk kerja bakti
sendiri kami bagi dua kelompok. Yang satu kelompok di dukuh
krajan. Dan yang satunya lagi di dukuh blumbang. Masyarakat
disinipun juga tidak keberatan kami bantu kerja bakti. Apalagi kalau
sudah waktunya istarahat. Kita dan masyarakat berkumpul untuk

124
melepas dahaga selama kerja bakti. Dimana canda tawa saling
terlontarkan.
Selain kerja bakti banyak pula kegiatan keduanya yaitu
mengajar anak anak mengaji di Tempat Pengajian Anak (TPA).
Perlu diketahui bahwa Tempat Pengajian Anak ini tidak di punggut
biaya sepeserpun karena sudah di biaya oleh pihak desa.
Banyak juga anak anak yang mengikuti kegiatan mengaji ini.
Dari mulai yang kecil kelas TK A sampai dengan kelas 6 sekolah
dasar. Tetapi TPA ini tidak setiap hari mengajar hanya 3 kali dalam
seminggu, yaitu hari senin, rabu dan jumat. Meskipun banyak anak
yang sudah menginjak iqro 5 dan 6 tapi cara bacanya tetap sama
dengan membaca iqro 1 dan 2. Tetapi kita tidak menyayangkan cara
bacanya, karena yang sudah mau hadir di tempat atau ikut
berpatisapasi kami sudah merasa senang. Karena mengigat banyak
orang tua yang kurang berpendidikan atau berilmu khususnya di
bidang agama.
Selain kegiatan yang diatas kami juga dimohon untuk
mengisi Baca Tulis Quran (BTQ) di SMP 5 NGRAYUN dan SMK 5
NGRAYUN. Yang dimana jadwal SMP 5 Ngrayun hari, selasa, rabu
dan sabtu. Untuk waktunya sehabis sholat dhuhur. Pukul 13.00
sampai 14.30. Untuk yang hari selasa khusus kelas 8 SMP, hari rabu
untuk kelas 7 SMP dan hari sabtu untuk kelas 9 SMP. Rata – rata
untuk siswa SMP bagi yang laki – laki banyak yang masih iqro
adapun yang sudah quran cara membacanya masih belum lancar.
Dan bagi siswa yang wanita sudah semua quran dan cara
membacanya lancar semua.
Sedangkan BTQ di SMK jadwalnya yaitu setiap hari hari
senin sampai jumat. Untuk yang diajar adalah semua kelas dan
semua jurusan. Yang dimana ada 2 jurusan yaitu Teknik Kendaraan
Ringan (TKR) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Dan untuk
kelasnya semua kelas 10 sampai dengan 12. Untuk jamnya pukul
08.00. sampai pukul 09.30. Sekalian sholat sunnah dhuha bersama
sama setelah sholat dhuha langsung berkumpul perkelas untuk
125
belajar mengaji. Tetap sama dengan SMP banyak juga yang laki –
laki masih iqro. Dan yang perempuan semuanya sudah menginjak
quran dan alhamdulilah semua rata – rata sudah pernah khatam jus
30.
Dan ada satu kegiatan yang diluar ekspektasi kita yaitu
dimohon untuk mengajar program pramuka di SMP 5 Ngrayun.
Untuk jadwalnya dilaksanakan pada hari jumat pukul 13.00 sampai
15.00. Meskipun diluar ekepetasi kita semua kita tetap mengajar
secara profesional. Karena kita sebelumnya juga pernah di latih
pramuka saat duduk di bangku sekolah SD, SMP maupun SMK.
Kami juga mengajar dasar – dasarnya saja karena selama pandemi
tahun lalu pramukanya lagi berjalan pada tahun ini. Maka dari itu
yang ikut pramuka kelas 7,8 dan 9. Yang kami sampaikan tidak lain
adalah tentang cara baris bebaris dan asal usul pramuka dan siapa
yang menemukan pramuka. Siswa sangat antusias dengan pelajaran
pramuka karena dua tahun tidak dapat pelajaran tentang
kepramukaan.
Kesan
kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan
pengalaman,pelajaran, serta ilmu ilmu baru, jujur dari saya sendiri,
masyarakat Binade dimata saya sangat baik,dimana semua
masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa
terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tak bisa
berpikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, ternyata dari
hari ke hari saya merasa nyaman disana, saya sudah merasa di
tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya,kebaikan
masyarakat sangat luar biasa,kami dianggap sebagai keluarga
mereka, dimana orang tua menganggap kami sebagai anak, pemuda
mengnggap kami sebagai teman, dan anak-anak menganggap kami
sebagai guru sekalian teman, kami tinggaal bersama Mbah Sibun
kami diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama
mereka, kami sudah menganggap mereka sebagai orang tua kami
sendiri, sikap mereka kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami
126
sangka mereka menerima kami dirumahnya dengan ketulusan,
tidak akan kami lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan
kami ingat selama kami masi ada, walaupun tidak dengan harta
ataupun benda tapi kami akan selalau berdoa kepada mereka,
semoga apa yang mereka berikan kepada kami akan dibalas lebih
oleh Allah swt.

Pesan
kami berharap kepada masyarakat Bintang Kekelip jangan pernah
melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami
telah jauh dari kampung, terimalah kami kapan pun kami datang ke
kampung, kami menganggap kalian keluarga kami.

IMPLEMENTASI HASIL BELAJAR DIBANGKU


PERKULIAHAN SELAMA 6 SEMESTER DENGAN CARA MENGABDI
KEPADA MASYARAKAT BINADE NGRAYUN
Moh Iza Syaiful Fuad

Menginjak awal semester 7 (tujuh) seluruh mahasiswa dan


mahasiswi IAIN Ponorogo diberikan tugas penting yaitu sebuah
127
pengabdian kepada masyarakat atau disebut dengan KPM (kuliah
pengabdian masyarakat). Tugas ini sebagai wujud implementasi
dan seberapa jauh mahasiswa-mahasiswi dalam mempelajari
berbagai ilmu di bangku perkuliahan selama kruang lebih 3 (tiga)
tahun lamanya. KPM sendiri adalah kegiatan perkuliahan
pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja
bersama masyarakat. Kegiatan KPM ini merupakan salah satu hal
yang penting dilakukan sebagai kegiatan pengamalan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa –
mahasiswi IAIN Ponorogo. Tujuan khusus kegiatan kuliah
pengabdian maysrakat ini adlah untuk melatih kepekaan dan
penalaran mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar
disiplin ilmu, memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar,
meneliti dan bekerja secara langsung bersama masyarakat dalam
menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses
partisipatoris sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan
problem sosial yang dihadapi. Sedangkan tujuan institutional
kegiatan KPM ini yaitu untuk memberikan kontribusi bagi
pengembangan tri dharma Perguruan Tinggi Agama Islam
(pendidikan dan penajaran, penilituan, serta pengabdian pada
masyarakat, meninigkatkan kepekaan sosial civitas akademika
terhadap perkambangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat.
Kuliah Pengabdian Masyarakat pada tahun ini di ikuti kurang
lebih 2.400 mahasiswa IAIN Ponorogo dan dibagi atas 120
kelompok yang terdiri dari dua jenis yaitu multi disipilin dan mono
disiplin. Multi disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh kelompok KPM yang pesertanya
berasal dari berbagai bidang keilmuan yang berbeda-beda seperti
Pendidikan Agama Islam, Ekonomi BIsnis, Ekonomi Syariah, Hukum
Keluarga Islam dan lain-lain. Sedangkan mono disiplin adalah
kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang pesertanya hanya
dalam satu bidang keilmuan saja dan berfokus tentang jurusannya
masing-masing. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini dimulai pada
128
senin 4 Juli 2022 yang dilepaskan oleh Ibu Rektor langsung dengan
hikmat dan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2022. KPM ini
tersebar di 5 (lima) Kecamatan diantaranya adalah kecamatan
Slahung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo Kecamatan Bungkal
dan Kecamatan Ngrayun.
Pada kesempatan kali pertamanya ini saya dan rekan-rekan
saya bersepakat jauh-jauh hari untuk memilih jenis KPM Mono
disiplin angan-angan ingin satu kelompok agar mudah
komunikasinya, tapi takdir berkata lain saya dan kedua teman saya
semuanya dipisahkan di kelompok yang berbeda-beda satu teman
saya berada di desa Mrayan, satunya di desa Temon dan saya
sendiri berada di Desa Binade, ketiga desa tersebut berada di stu
kecamatan yaitu kecamatan ngrayun, namun meskipun dalam satu
lingkup kecamatan tempat kami sangatlah jauh dan memerlukan
waktu kurang lebih 30-50 menit untuk mencapainya. Hal ini tidak
mengurangi semangat kami dalam menjalankan amanat yang di
berikan oleh Kampus kepada kami, kami sering mengobrol lewat
media elektronik guna untuk tukar informasi dan tukar keluh kesah,
ya entah secara kebetulan atau tidak saya dan kedua teman saya
menjadi ketua di kelompok masing-masing.
Sekilas tentang Desa Binade, tempat dimana saya harus
mengamalkan ilmu saya dapatkan di bangku perkuliahan. Desa
BInade berada dipaling barat sendiri di kecamatan Ngrayun,
berdampingan dengan kabupaten Pacitan, yang terdiri dari 3 (tiga)
dusun yaitu dusun Krajan, dusun Blumbang dan dusun Petung,
jumlah Rukun Tangga (RT) dan Rukun Warga keseluruhannya ada
26. Menurut sejarah yang tertulis dalam laman desa Binade dahulu
desa ini merupakan daerah hutan belantara, kemudian pada suatu
masa datanglah seseorang yang menamakan dirinya sebagai Sang
Nabi ( dalam bahasa jawa dimaksud dengan “ wong sing linuwih”)
yang bermkna mempunyai kepandaian dalam berbagai ilmu
khususnya ilmu agama dan memiliki kesaktian atau ilmu kanuragan
yang tinggi. Kemudian beliau menancapkan sebuah patok dari Batu
129
atau PAL yang sampai saat ini batu tersebut dikeramatkan
dihormati keberadaannya oleh masyarakat desa Binade.
Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno atau aksara jawa
dan bergambarkan burung perkutut, sehimgga menyerupai sebuah
aroa dan sampai saat ini disebutlah sebagai Ngreco yang diabadikan
untuk sebuah nama lingkungan di dukuh krajan desa binade. Dari
berbagai data yang telah di telusuri dan digali, asal-usul desa
Binade kecamatan Ngrayun diceritakan dalam sumber lain bahwa
pada abad ke-16 ada sesorang yang datang dari sebuah kerajaan,
beliau bernama kanjeng Kendang. Beliau dating ke daerah sini
tidaklah sendirian ,melainkan dengan di ikuti oleh beberapa
abdinya yang kemudian menginap beberapa hari di daerah ini.
Sehubung daerah yang disinggahi Kanjeng Kendang belum memiliki
nama, maka ia memberikan nama daerah yang merupakan hutan
belantara dengan nama BINADE, maksud dari sebuah nama
tersebut ialah merupakan mengambil dari nama orang pertama
yang dating diwilayah itu yang bernama sang nabi yang merupakan
orang sakti dan besar (gedhe) pengaruhnya. Maka beliau
mengambil nama dari istilah nabine gedhe yang kemudian menjadi
Binade.
Itulah sekelumit sejarah singkat mengenai desa Binade, desa
yang dijuluki sebagai kampung damai dan disinilah ceritaku
mengenai KPM terukirkan.
Kecamatan Ngrayun dikenal sebagai daerah yang tak lepas
dari kasus pernikahan dini termasuk salah satumya ialah desa
Binade yang juga memiliki andil dalam memberikan kontribusi
masyarakatnya yang melakukan pernikahan dibawah ketentuan
umur yang ditentukan oleh Negara atau bisa disebut dengan
pernikahan dini. Maka dari pada itu kami disini ditugaskan untuk
memberikan edukasi, pemahaman, dan pengetahuan mengenai
dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini, mengingat kami
adalah kelompok KPM Mono disiplin dari jurusan Hukum Keluarga
Islam.
130
Menurut data yang saya peroleh dari berbagai sumber baik
dengan wawancara dengan kepala desa Binade, petugas kantor
urusan agama kecamatan Ngrayun dan petugas Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
kecamatan Ngrayun desa Binade, kasus pernikahan dibawah umur
atau disebut dengan pernikahan dini sebenarnya pada 3 tahun
terakhir ini tidaklah terlalu besar alias sudah menyusut. Menurut
hasil wawancara saya dengan bapak kepala desa pemuda pemudi di
desa ini selepas lulus dari SMA kebanyakan meneruskan sekolah
ataupun meneruskan kerja keluar desa, jadi bisa dikatakan bahwa
menurunnya angka kasus pernikahan dini di desa Binade
dikarenakan besanrya keinginan dari pemuda pemudi untuk keluar
menambah wawasan dan pengalaman hidup, namun meski begitu
masih ada beberapa warga masyarakat yang menikahkan anaknya
meski kurang dari batasan umur yang telah ditentukan oleh Negara.
Aturan dari Negara sendiri mengenai pernikahan yang dulunya
diatur pada Undang-undang No. 1 Tahun 1974 yaitu batas usia
menikah untuk laki-laki berumur 19 tahun dan perempuan
mencapai umur 16 tahun kini di revisi yaitu perubahan batasan usia
menikah baik laki-laki maupun permpuan harus mencapai umur 19
tahun sesuai dengan Undang-undang no 16 Tahun 2019. Perubahan
undang-undang ini banyak dari kalangan masyarakat yang
notabene jauh dari kawasan kota belum mengetahuinya, jadi ketika
ada warga yang sudah menghitung dan menentukan hari
pernikahan kebanyakan dari mereka undang-undang batasan
pernikahan masih seperti dulu yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan 16
tahun untuk perempuan, jadi mau tidak mau mereka tetap
melangsungkan pernikahan meski harus melewati jalur pengadilan
terlebih dahulu.
Oleh karena itu disamping kami memberikan edukasi
mengenai dampak negative yang timbul dari pernikahan dini ialah
solusi yang bisa kami lakukan salah satunya yaitu memberikan
edukasi dan pemahaman mengenai perubahan undang-undang
131
yang semula batasan umur diatur pada Undang-undang No. 1 Tahun
1974 menjadi Undang-undang No 16 Tahun 2019. Adapun target
yang kami incar ialah mereka yang masih duduk di bangku Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan bangku Sekolah Menengas Atas
(SMA), adapun Materi yang kami sampaikan ialah Pendewasaan
Usia Pernikahan (PUP) dan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
(NAPZA) selain dari pada itu kami juga turut mengundang dan
memberikan sosialisasi terkait Bina Keluarga Remaja yang
ditujukan kepada bapak dan ibu Rt se-desa Binade dalam hal ini
kami bekerja sama dengan lembaga BKKBN kecamatan Ngrayun.
Meski sosialisasi yang kami adakan tidak serta merta menurunkan
angka pernikahan dini ataupun menghilangkan secara langsung
kasus pernikahan dini kedepannyaakan tetapi setidaknya sosialisasi
ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka
dapat mengerti dan juga memahami akan dampak yang ditimbulkan
dari pernikahan dini. Adapun yang kami harapkan dengan adanya
sosialisasi yang kami berikan bisa menjadi salah satu pandangan
dalam pola berfikir dan bisa memberikan motivasi dalam pribadi
masing-masing sehingga secara perlahan-lahan bisa mengentaskan
dan mengurangi angka pernikahan dini dikecamatan Ngrayun
Khususnya di desa Binade.
Berbagai komentar mengenai pernikahan dini yang kami
peroleh salah satunya ialah alasan kenapa masih ada masyarakat
yang melakukannya ialah pertama, mengenai kurangnya biaya
untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, kedua,
tidak ingin putra putri mereka terjerumus kedalam hal yang
dilarang oleh agama. Ketiga, minimnya lapangan kerja yang ada di
dalam desa ataupun kota. Ketiga alasan tersebut yang paling
menonjol dan yang paling sering diutarakan oleh masyarakat yang
melakukan pernikahan dibawah usia dini. Maka dari itu PR yang
perlu untuk dibenahi kedepannya ialah bagaimana cara
menciptakan lapangan kerja yang berbasis modern meski
tempatnya berada jauh dari pemukiman perkotaan, kemudian
132
memberikan pendidikan yang mumpuni untuk generasi bangsa,
yang tidak kalah pentingnya yaitu pemahaman masyarakat
mengenai aturan perundang-undangan yang baru.
Selain dari kegiatan sosialisai yang kami adakan kami juga
memberikan kegiatan tambahan seperti membantu kegiatan Lancar
Membaca Al-Quran di TPA, di SMKN 1 Ngrayun dan di SMPN 5
Ngrayun, mengingat masih banyak pemuda pemudi yang kurang
begitu paham dan mengerti mengenai bagaimana membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar, maka dari itu kami berinisiatif untuk
bekerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut dalam mendidik
putra-putrinya dalam hal ilmu membaca Al-Qur’an. Untuk jadwal
membantu mengajar BTQ (Baca Tulis Al-quran) di SMPN 5 Ngrayun
ialah setiap pukul 13.00 WIB sampai selesai pada setiap hari rabu,
kamis dan sabtu, untuk hari jumatnya kami diminta untuk
menghidupkan kembali kegiatan kepramukaan yang sempat mati
suri selama pandemic covid-19 melanda Indonesia. Untuk BTQ di
SMKN 1 Ngrayun yaitu pada pukul 08.00 WIB sampai selesai di
setiap hari senin, selasa, rabu, kamis dan jumat. Sedangkan
membantu mengajar di TPA pada pukul 14.00 sampai selesai yang
bertempat dirumahnya ibu Asih.
Pada minggu pertama KPM kami berfokus untuk pengenalan
dan pendekatan kepada masyarakat dengan cara bersilaturahmi
door to door baik itu kepada perangkat desa maupun kepada
mayarakat umumnya, hal ini dengan tujuan supaya masyarakat
tahu mengenai keberadaan kami sebagai mahasiswa IAIN yang
sedang mejalankan tugas untuk mengabdi kepada masyarakat.
Selain itu juga untuk mencari tahu bagiamana kondisi masyarakat
di desa Binade ini. Selain itu kami juga membagi atas 3 kelompok
untuk mapping di 3 dukuh yang ada di desa Binade ini.
Pada minggu kedua kami mulai memetakan asset yang ada di
desa Binade melalui dengan mengobrol kepada tokoh-tokoh
masyarakat beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempermudah kami untuk memilih asset mana yang bisa kami
133
bantu untuk memaksimalkan potensi yang ada. Dalam pemetaan ini
asset ini ada keseruan tersendiri bagi kami yaitu bertambahnya
wawasan, melatih kepekaan kami dalam menanggapi masalah yang
ada dan bagaimana kami berkomunikasi dengan baik dan sopan
kepada masyarkat.
Pada minggu ketiga kami melakukan kunjungan ke pihak
SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan tujuan untuk
meminta izin untuk melakukan sosialisasi atau menjalankan proker
utama kami yaitu sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan dan
Bahaya Narkotika Psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) kepada
para siswanya mulai dari kelas VII sampai kelas XII dan
Alhamdulillah niatan kami tersebut berbuah manis yaitu dengan
diterimanya kami dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka
yang berarti kami di izinkan untuk melakukan sosialisasi tersebut.
Minggu ke empat kami melakukan eksekusi yaitu
melaksanakan sosialisasi di SMKN 1 Ngrayun yaitu pada hari Rabu
20 Juli 2022 khusus untuk siswa baru yang kami isi mengenai
NAPZA saja kemudian pada hari Jumat kami kembali melakukan
sosialisasi untuk seluruh angkatan yaitu berupa PUP (pendewasaan
usia perkawinan) dan mengenai materi keorganisasian. Yang
Alhamdulillah kesemuanya itu berjalan dengan lancar dan
memuaskan.
Pada minggu ke lima kami melanjutkan proker utama kami
yaitu melakukan sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun yang dilaksanakan
pada hari senin tanggal 25 Juli 2022 pagi sekitar jam 08.00 sampai
jam 10.00 WIB dengan materi yang sama. Kemudian pada hari
Selasanya kami melakukan sosialisasi di balai desa bersama pihak
BKKBN sekitar pukul 09.00 sampai selesai dan Alhamdulillah
kesemuanya capek dan melelahkan akan tetapi kami senang dan
puas bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun.
Para undanganpun juga antusia dalam mengikuti kegiatan
sosialisasi sampai akhir.

134
Selain dari proker utama yang kami jalankan, kami pun juga
melakukan proker-proker penungjang lainnya yaitu gotong royong
membersihkan desa, mengikuti yasinan rutinan di malam jumat di
dukuh krajan dan blumbang dan jumat sorenya di dukuh krajan,
selain itu juga kami berusaha mengikuti andil dikegiatan masjid
yang meliputi adzan, sholat berjamaah, mengadakan khataman al-
quran, mengisi khutbah sholat idul adha sekaligus mengimami
sholatnya, kemudian menyembelih hewan qurban bersama-sama,
disamping itu hal yang sering kami lakukan ialah memperbaiki
aliran sumber air yang sering putus ditengah jalan, kemudian
mencari kayu bakar digunung dan pekarangan rumah.
Kesan yang saya dapatkan dalam tugas Kuliah Pengabdian
Masyarakat di desa Binade sangatlah senang dan sangat menambah
wawasan keilmuan saya mengenai bagaimana cara bertutur kata
yang baik kepada masyarakat, bagaimana cara mengatasi suatu
masalah, dan lain sebagainya. Kenangan yang tak akan bisa terulang
kembali. Pesan saya untuk semua teman-teman kelompok 62,
selama 45 hari kita bercanda, dan melaksanakan tugas dengan
bersama-sama, seusai tugas ini saya berharap kalian tidak akan
melupakan kenangan kita bersama-sama dalam menjalankan
pengabdian masyarakat ini, meski kita hanya sesaat dalam
kebersamaan satu rumah semoga kebersamaan dan jalinan
silaturahmi diantara kita tetaplah utuh sampai besok kita di
pertemukan lagi dalam keadaan bahagia dan sukses semua. Aamiin.
Mungkin inilah secarik cerita saya selama tugas Kuliah Pengabdian
Masyarakat ini berlangsung, semoga bisa memberikan manfaat
untuk saya pribadi dan kepada orang yang membaca cerita ini,
sekian dari saya dan see you nex time...

135
SOSIALISASI,EDUKASI, IMPLEMENTASI TENTANG PERNIKAHAN
DINI DI DESA BINADE
Novita Indriyani

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan


perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti,
dan bekerja bersama masyarakat.KPM ini merupakan kegiatan
perkuliahn pengabdian msyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo
sebagai salah satu bagian penting kegitan pengalman Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang mewajibkan ditempuh oleh seluruh
mahasiswa IAN Ponorogo.KPM adalah kegiatan partisipatif yang
berbasis pada pemberdayaan masyarakat dimana mahasiswa
peserta KPM dan masyarakat melebur menjadi satu dan bersama-
sama secara aktif partisipatif melakukan pencaharian dan
menemukan jalan terbaik dalam menggali potensi dan
menyelesaikan permaslahan yang dihdapi di masyarakat.Tujuan
dari KPM ini adalah untuk mempraktekkan ilmu yang telah
didapatkan dibangku perkuliahan bisa dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat sehingga menghasilkan kualitas dan
kesejahteraan hidup masyarakat menjadi meningakat.
Dalam kegiatan ini pula, diharapkan mahasiswa mampu
bersinergi dengan masyarakat sehingga masalah yang dihadapi
masyarakat dapat terpecahkan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sosial sesuai dengan visi, misi dan fungsi
136
perguruan tinggi agama Islam itu sendiri.Tahun ini, KPM
diselenggarakan selama 45 hari yang berlokasi diPonorogo.Ribuan
mahasiswa IAIN Ponorogo dilepas ke masyarakat dengan beberapa
kuliah pembekalan sebelumya.Saya seorang mahasiswi dari
Fakultas Syari’ah Hukum Keluarga Islam tahun 2019, KPM masuk
menjadi 4 sks dalam sistem penilaian semester akhir.Lokasi KPM
saya di Desa Binade, Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
Sebelum keberangkatan yang telah dijadwalkan pada tanggal 04 juli
2022.
Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh
kampus IAIN Ponorogo tahun ini ada dua jenis, yaitu MONO Disiplin
dan MULTI Disiplin. MONO Disiplin adalah kegiatan kuliah
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok
mahasiswa dengan bidang keilmuan atau jurusan yang sama,
sedangkan Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang
berasal dari bidang keilmuan atau jurusan yang berbeda-beda.
Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 45 hari yaitu dimulai
dengan pelepasan mahasiswa oleh Rektor pada tanggal 04 Juli 2022
sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, yang tersebar di 5
kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit,
Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian
Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.400 mahasiswa yang terdiri
dari berbagai jurusan.Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok
dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20 orang.Saya termasuk
dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa Binade
Kecamatan Ngrayun, dengan jumlah anggota kelompok 20 orang
yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang.
Desa Binade ini Desa Binade merupakan desa yang terletak
di Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Pacitan. Desa Binade memiliki tiga dusun, yaitu dusun
Blumbang, dusun Petung dan dusun Krajan yang kemudian dibagi
137
menjadi 26 RT. Desa Binade ini dulunya merupakan daerah
perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan
atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu
yang sampai sat ini batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat.
Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca
hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama
lingkungan di dusun Krajan Desa Binade.
Desa Binade ini sendiri terkenal dengan udaranya yang
dingin karena berada di pegunungan.Selain itu desa Binade juga
dikenal dengan angka pernikahan di bawah umur yang cukup
tinggi.Untuk itu kami yang berasal dari kelompok 62 MONO Disiplin
jurusan Hukum Keluarga Islam ditempatkan di Desa ini dengan
tujuan dapat memberi solusi dari permasalahan tersebut.
Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut
dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi
rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Hal ini dikarenakan
banyak anak yang masih belum cukup umur untuk menikah seperti
yang diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974, bahwa batas
minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik perempuan maupun
laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di Desa
Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan
tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa
ini adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan
dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/SMA kemudian tidak
melanjutkan pedidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah
yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi,
banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya
karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau
harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain
karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi
dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya
pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor
yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade.
138
Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat kita
ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi
kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di
SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta
didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang
Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-desa
Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di
sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM
kelompok 62 MONO Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa
Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya
tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan
tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat
sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang
ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti
dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan
dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam
diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di
Desa Binade ini bisa menurun.
Selain dari kegiatan sosialisasi kami juga memberikan
program penunjang lainnya seperti halnya dengan megadakan
kegiatan Baca Tulis Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1
Ngrayun. Karena berdadarkan pengamatan kami kemampuan
peserta didik dalam membaca Alquran masih kurang sehingga kami
bekerja sama dengan tenaga pendidik untuk memberikan
pendampingan BTQ di sekolah.
Minggu pertama hari pertama yakni pada tanggal 04 Juli
2022, kegiatannya yaitu datang ke lokasi KPM, teman-teman
membuat janji untuk kami semua yang tidak berkepentingan
menjaga posko penginapan. Ada yang sudah menjaga posko
penginapan kemarin pada hari Minggu,03 Juli 2022 dan teman-
teman sisanya yang tidak berkepentingan tersebut berangkat pada
139
hari Senin, 04 Juli 2022. Saling berkabar di group wa untuk
membahas keberangkatanya bagaimana. Lalu ada opsi kalau
pemberangkatnya bersama-sama dan titik kumpulnya di Masjid
Balong. Meskipun perencanaannya seperti itu,tapi tidak bagi saya,
saya berangkat bersama teman saya dengan berkendara sepeda
motor dan kemudian memilih untuk langsung datang ke lokasi
posko penginpan yaitu salah satu rumah warga atas nama Simbah
Sibun. Beliau tinggal sendiri di rumah ini.yang terletak di Dusun
Krajan RT 02/ RW 01, desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten
Ponorogo. Hari kedua, yakni tanggal 05 Juli 2022, kegiatannya yaitu
Pembukaan KPM di desa Binade,Ngrayun,Ponorogo bersama
teman-teman kelompok multi dan para DPL kelompok masing-
masing.DPL Kelompok kami mono disiplin yaitu Bu Lia Noviana
M.HI.Serangkaian acara dimulai pembukaan yaitu menyanyikan
lagu Indonesia Raya.Selanjutnya sambutan oleh perwakilan ketua
kelompok.Dilanjut dengan sambutan DPL atau Dosen Pembimbing
Lapangan.Dilanjutkan lagi sambutan oleh bapak Kepala Desa
Binade.
Dalam sambutannya, beliau mengajak kami kelompok 62
MONO displin dan kelompok 63 MULTI displin untuk saling mengisi
dan saling bertukar pikiran, saling kolaborasi untuk bersama-sama
membangun memajukan desa Binade. Desa Binade ini, memiliki
visi-misi memajukan desa untuk “Desa Mandiri” dan tidak
melegalkan sosial-media dengan maksud meminimalisir
penggunaanya tapi lebih ke sains.lalu ada Koperasi wanita yaitu
mendapatkan penghargaan No.1 se-Kabupaten Ponorogo, ada air
bersih, ada kegiatan karawitan setiap malam minggu untuk ibu-ibu
dan untuk bapak-bapak setiap malam Jum’at. Untuk kelebihan desa
ini adalah desa pegunungan.Hari Kamis, 07 Juli 2022, kegiatan pada
hari ini ialah bangun pagi jam 05.00 untuk memasak, bersih-berih
rumah dll. Pada siang harinya teman-teman laki-laki ada yang
memancing di sungai yang lokasinya lumanyan jauh dari tempat
posko penginapan kami.Setelah itu, sekitar jam 14.39 sampai sore
140
kami ada kegiatan seminar online yang bertemakan “Pemuda Makin
Cakap Digital”.Ba’dha Isya’ ada kegiatan Yasinan bapak-bapak di
dusun Blombang hanya sebagian saja teman-teman yang
ikut.Tanggal 08 Juli 2022, pada hari Jum’at, kegiatannya yakni
Yasinan Ibu-ibu. Berhubung hari raya idul Adha jatuh tanggal 9 Juli
2022 jadi, kami semua dari kelompok 62 MONO displin maupun
kelompok 63 MULTI disiplin ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sosial ini.
Minggu kedua,kegiatan selanjutnya kami melakukan
pemetaan aset melalui FGD dan interview atau diskusi-diskusi
dengan pak RT dusun Krajan.Hal ini dilakukan dengan maksud
mengidentifikasi aset dan potensi desa atau masyarakat di desa
Binade.Disamping itu, kami mengajar TPA tempatnya ada di rumah
Bu Asih.Disitu kami mengajar mereka dengan metode ummi dan
metode Sorogan.Ada yang mengaji Al-Qur’an, Juz ‘Amma, Iqro’
dll.TPA ini memiliki murid kurang lebih 30 anak.Adapun TPA ini
dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan
sekitar 6 tahun.Hari berikutnya, kami berpartisipasi dalam kegiatan
Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai(BLT) di Balai desa
Binade.Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja bakti
bersama masyarakat dusun Krajan. Selain kegiatan minggu ini ada
hari-hari yang mmbuat saya absen untuk break istirahat full di
posko, mengapa? Karena penyakit saya, asam lambung saya
kambuh parah sampai-sampai tidak bisa berjalan.Berjalan pun
harus dituntun teman-teman perempuan.
Minggu ketiga, kegiatan KPM kami adalah melakukan
desingn yakni membuat serta menyusun program kegiatan KPM
berdasarkan pemetaan aset atau discovery.Pada KPM tahun ini
program kerja terbagi menjadi dua yaitu program kerja penunjang
dan program kerja inti. Dengan hal ini, maka program kerja inti
kelompok kami ialahsosialisasi ke beberapa tempat, seperti
sosialisasi di SMP 5 Ngrayun dan SMK 1 Binade serta di Balai desa
Binade untuk di Balai desa Binade ini kami meminta kerja sama
141
dengan BKKBN. Dalam sosialisasi kami ini memilih materi
bertemakan PUP (Pendewasaan Usia Pernikahan) dan NAPZA
(Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif). Mengingat hal ini bahwa
berdasarkan survei data di desa Binade ini pernikahan dini sangat
meingkat sehingga kami kelompok 62 MONO displin merencanakan
memberikan eduksi kepada siswa-siswi SMP maupun SMK serta
warga Desa Binade dengan sosialisasi terjun langsung ke lapangan.
Adapun tujuannya memilih materi tersebut adalah
Pendewasan Usia Perkawinan (PUP) diantaranya menunda
perkawinan sampai batas usia minimal untuk siap berkeluarga,
mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang
cukup dewasa, menunda kehamilan anak pertama bila telah terjadi
perkawinan dini, sampai di usia 21 tahun. Selanjutnya dengan
adannya materi NAPZA tersebut dapat memberikan pemahaman
tentang bahayanya bahan narkoba jika sampai dikonsumsi, dan
sebagai sumber pengetahuan yang bahkan penyebabnya ada di
sekitar kita.Kegiatan sosialisasi di SPM ini dilaksanakan di SMP
tanggal 22 Juli 2022.Kami yang bertugas terbagi kedalam beberapa
orang setiap kelas memuat 2 orang yang bertugas dengan bergiliran
setiap 45 menitnya pindah dari kelas 7-9.
Minggu keempat disini kami mempersiapkan atau
merealisasikan program kerja inti disamping program kerja
penunjang yang sudah berjalan. Sehingga program inti kami yang
telah kami diskusikan bersama-sama yaitu sosialisasi di SMP 5
Ngrayun ,dan SMKN 1 Ngrayun. Pada hari senin 25 Juli 2022, kami
semua menuju ke sekolah SMP 5 Ngrayun. Untuk teman-teman yang
mendapat tanggungjawab sebagai PJ itu harus berangkat terlebih
dahulu untuk menyiapkan konsumsi dan membantu menetralkan
keadaan juga membantu menyiapkan tekhnisi lainnya. Setelah
semuanya sudah terkondisikan dengan baik kemudian bisa dimulai
sosialisasinya. Pihak sekolah mempersilahkan kami untuk mulai
jam 09.00 selesai sekitar jam 12.00. untuk tempatnya adek-adek
SMP ada yang ditempatkan di kelas dan mushola. Setelah acara
142
selesai ditutup dengan foto bersama adek-adek siswa-siswi SMP 5
Ngrayun.
Tujuan daripada sosialisasi ini yakni agar siswa-siswi ini
mudah meresapi materi yang telah kami suguhkan.Pada saat
sosialisasi berlangsung mereka sangat antusias terhadap program
acara ini.Pada sesi pertama, materi yang diberikan adalah materi
tentang PUP kemudian disusul dengan materi NAPZA.Setelah acara
selesai dilanjut dengan acara sesi foto untuk dokumetasi.
Selanjutnya, sosialisasi di Balai Desa yang bekerjasama
langsung dengan BKKBN yang dilaksanakan di aula balai desa
Binade.Dilaksanakan pada tanggal 26 juli 2022.Sosialisasi disini
tidak semua temen-temen yang ikut hanya sebagian saja. Untuk
acaranya mulai jam 09.00 sampai selesai. Adapun pelaksanaan
sosialisasi tersebut dihadiri oleh beberapa tamu undangan yaitu
dari Ketua RT/RW dan beberapa perangkat desa lainnya se-desa
Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Sehingga dengan
adanya kerjasama antara pihak BKKBN ini diharapkan masyarakat
di desa Binade ini paham betul bahwa tujuannya tersebut
untukmeningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
BKKBN itu sendiri ialah Pengertian Keluarga Berencana (KB)
menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.Program KB adalah bagian
yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan
sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai
143
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional.Karena Keluarga Berencana adalah suatu program
pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini
diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
Dalam beberapa program kerja inti ini yang terlaksana di
atas, disamping itu pula program kerja penunjang masih terlaksana
dengan runtun dan baik, masing-masing melaksanakan tugas yang
sudah dijadwalkan. Selain acara sosialisasi tersebut ada kegiatan
lain yakni kegiatan BTQ di SMKN 1 Ngrayun. Kami berangkat jam
setengah 8 dan kira-kira selesai jam 10.00. kemudian tanggal 27 Juli
2022 kegiatannya mengajar BTQ di SMP 5 Ngrayun.
Minggu kelima ini kegiatan KPM ini adalah refleksi dan
evaluasi dari program-program kerja yang sudah dilaksanakan baik
berupa program kerja inti dan program kerja penunjang lainnya.
Pada minggu ini kendala atau kekurangan yang pada programnya
tidak ada semua berlangsung kondusif, dan pada saat ini program
penunjang masih terlaksanakan dengan baik, runtun, dan terjadwal
dari segi mengajar BTQ di SMP, BTQ di SMK, Mengajar TPA, Yasinan
Ibu-ibu di dusun Krajan, yasinan bapak-bapak di dusun Blombang,
menjadi bilal saat yasinan, Imam sholat dhuha di SMP, dan SMK,
mengisi kultum-kultum saat yasinan maupun setelah sholat fardhu
di masjid dusun Krajan.
Minggu keenam ini, kegiatan minggu terakhir KPM ialah RTL
dan sudah menjadi detik terakhir perkulihan pengabdian
masyarakat. Disamping laporan masih proses pengerjaan minggu
ini diharapkan dapat merencanaka tindak lanjuti program kerja
prioritas atau program kerja inti yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Diharapkan juga ketika KPM sudah selesai maka
program kerja ini dapat memberikan kemanfaatan meskipun kami
sudah tidak berada disini atu masa KPM sudah selesaai.Dalam
minggu ini diharapkan juga executive summery maupun buku
144
antalogi sudah selesai. Pada minggu ini tanggal 08 Juli 2022 kami
bersama setelah berdiskusi dan menyimpulkan untuk hari senin
tanggal tersebut aka nada kegiatan penutupan sowan atau
berpamitan ke sekolah SMK 1 Binade, dan SMP 5 Ngrayun, serta
TPA di tempat Bu Asih.
Selama satu bulan lebih atau selama 45 hari lamanya kami
tinggal di desa maju desa Binade tentunya kami memiliki banyak
pengalaman yang kami dapatkan disana, kami memulai kehidupan
bermasyarakat baru,banyak cerita,kisah yang kami dapatkan
selama di desa tersebut, kami dari kelompok 62 mono displin
banyak mendapatkan pesan dan kesan tersendiri disana.
Pesan saya, kami berharap kepada masyarakat desa Binade
jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai
keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami
kapan pun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian
keluarga kami.sekali lagi kami dari KPM kelompok 62 MONO-
Displin mengucapkan terima kasih telah menerima
kami,memperlakukan kami sebaik mungkin, semoga kebaikan
kalian semua dibalas sang pencipta, amin. Disamping pesan, kami
juga memiliki kesan juga untuk masyarakat desa maju desa
Binade,diantaranya :
Kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan pengalaman,
pelajaran, serta ilmu-ilmu baru, jujur dari saya sendiri, masyarakat desa
maju desa Binade dimata saya sangat baik, dimana semua masyarakat
sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa terharu, awal saya
sampai di desa tersebut saya tak bisa berpikir bagaimana caranya saya
beradaptasi disana, ternyata dari hari ke hari saya merasa nyaman
disana, saya sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan
keluarga saya, kebaikan masyarakat sangat luar biasa, kami dianggap
sebagai keluarga mereka, dimana embh yang punya rumah menganggap
kami sebagai cucunya, pemuda mengnggap kami sebagai teman, dan
anak-anak menganggap kami sebagai guru sekalian teman, kami tinggaal
bersama simbah Sibun. Kami diperlakukan sangat baik, kami sangat
senang tinggal bersama mereka, kami sudah menganggapnya sebagai
145
nenek atau ibu kami sendiri, sikap mereka kepada kami sangatlah luar
biasa, tidak kami sangka mereka (anggota keluarga embah Sibun)
menerima kami dirumahnya dengan ketuluulusan, tidak akan kami
lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan kami ingat selama kami
masi ada, walaupun tidak dengan harta ataupun benda tapi kami akan
selalau berdoa kepada mereka, semoga apa yang mereka berikan kepada
kami akan dibalas lebih oleh Allah swt.

SUKA DUKA KPM DIDESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN


KABUPATEN PONOROGO
Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Sang Pemilik dunia


danseisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah
kita patutmemohon dan berserah diri. Hanya karena nikmat
kesehatan dan kesempatandari Allah-lah penyusun dapat
melaksanakan semua kegiatan KPM sertamenyelesaikan laporan
KPM ini. Shalawat selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW.Tidak terasa pelaksanaan KPM di Desa
Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo telah selesai.
Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, namun juga
menambah saudara. Sikap masyarakat yangsangat menghargai,

146
membimbing dan sangat membantu dalam kegiatansangatlah
memotivasi kami untuk melaksanakan setiap program KPM
dengansebaik-baiknya.
Sebagai hasilnya, semua program KPM dapat berjalan
denganlancar sesuai rencana. Tak lupa pada kesempatan kali ini
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu menyelesaikan KPM ini. Ucapan terimakasih saya
sampaikan kepada iain ponorogo dan ibu Lia NovianaM.H.I. Yang
telah memberikan kesempatan dan membantu kami, terutama saya
pribadi untuk melaksanakan kuliah pengabdian masyarakat (kpm).
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam
proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama
pelaksanaan program kegiatan Kuliah pengabian masyarakat (kpm)
mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa esay ini masih jauh dari sempurna.
Olehkarena itu segala kritik dan saran dari dosen pembimbing
lapangan (DPL), masyarakat dan saiapapun yang membaca esay ini,
yang sifatnyamembangun, diterima dengan senang hati, demi
kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap semoga
esay ini berguna bagi pembaca padaumumya dan masyarakat
khususnya. Amin:
Sebelum saya menceritakan pengalaman kuliah pengabdian
masyarakat (KPM) Di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten
Ponorogo. Alangkah baiknya saya menceritakan sedikit tentang
sejarah, letak, dan permasalahan yang ada didesa tersebut sehingga
kampus iain ponorogo mengutus kami mahasiswa jurusan Hukum
Keluarga Islam (HKI) dalam bentuk kuliah pengabdian masyarakat
(KPM).
Lokasi desa binade yaitu berada dikecamatan ngrayun
kabupaten ponorogo provinsi jawa timur.Indonesia Kode pos:
36464. Binade juga merupakan daerah perbatasan ponorogo
dengan pacitan.Awal mula desa binade ini menurut cerita-cerita
yang beredar, cukup menarik untuk disimak. Berikut sejarahnya;
147
Dari berbagai sumber yang telah ditelusuri dan digali, asal-usul
desa Binade Kecamatan Ngrayun dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada sekitar abad 16 ada seorang pendatang dari sebuah kerajaan
yang menamakan diri Kanjeng Kendang. Beliau datang bersama
pengikutnya menginap beberapa hari di daerah ini. Berhubung
daerah ini belum diberi nama, kemudian dia memberi nama daerah
yang merupakan hutan belantara dengan nama Binade, yang
dikandung maksud mengambil dari nama orang pertama yang
datang di wilayah ini bernama sang nabi yang merupakan orang
yang sakti dan besar (gedhe) pengaruhnya. Maka beliau mengambil
nama dari istilah Nabine Gedhe yang kemudian menjadi Binade.
Desa Binade nan permai berada di perbukitan di wilayah
Kecamatan Ngrayun. Binade desa kecil dan kontur tanah desanya
naik turun, berkelok dengan jalan beraspal sempit penuh lubang,
tapi penuh kesan dengan puncak-puncak bukit hijau yang tersebar
ditiap sudut desa menyambut. Jalan-jalan desa Binade begitu
lengang, tak banyak kendaraan, hanya beberapa warga yang
ngumpul melepas lelah dari ladang bercengkrama. Desa Binade ini
bisa dijangkau melalui dua jalur, dari Slahung melewati Mrayan dan
dari Gemah Harjo Kabupaten Pacitan yang langsung bisa sampai ke
Binade. Kedua jalur ini jaraknya hampir sama, tapi jika ingin lebih
nyaman bisa memilih jalur dari Gemah Harjo, karena lumayan lebih
landai. Selain itu Desa Binade juga memiliki situs peninggalan kuno
yang disebut arca ganesa, konon kata masyarakat setempat lebih
tua dari kerajaan Majapahit. Desa Binade termasuk desa maju
menempati nomor urut 2 sekabupaten Ponorogo. mungkin itu
sedikit ulasan tentang Desa Binade.
Sedangkan permasalahan yang ada di desa tersebut, selain
menempati urutan kedua sebagai desa maju sekabupaten ponorogo
ternyata Desa Binade juga menempati urutan kedua sebagai kasus
pernikahan dini tertinggi sekabupaten ponorogo. Dari hasil data
yang ada di kantor desa selama tiga tahun terakhir, rata rata
pernikahan yang ada di desa terbut adalah usia 15 bagi perempuan
148
dan 18 tahun bagi laki laki, sehingga maksud dari kampus iain
ponorogo mengirim kami yang sejurusan dengan permasalahan
desa tersebut, untuk melaksanakan KPM di desa binade guna
mengurangi kasus pernikahan dini yang ada di desa tersebut
Langsung saja,minggu pertama adalah pembukaan KPM di
balai desa binade bersama sama dengan kelompok kpm multi
disiplin. Kemudian yang saya lakukan di desa binade setelah
pembukaan adalah jalan jalan dan melihat lihat desa guna untuk
mengenal tempat tempat yang ada di desa tersebut serambi
mengobati rasa penasaran kerena letak desa tersebut berada di
pegunungan dan perbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan.
Sewaktu dengan jalan jalan tersebut, saking asiknya menelusuri
jalan bersama teman saya yang bernama Alfani Roman Hidayat
tersesat ke Desa Puncangombo Kabupaten Pacitan dan tidak bisa
pulang, alhasil minta shere loc ke temen yang ada diposko agar bisa
pulang. Selain hal yang ada diatas saya dan temen saya bernama
Rizki Novianto juga mengunjungi situs kuno yang dinamakan arca
ganesa, dan ternyata tempat itu dikeramatkan oleh masyarakat
setempat.
Dalam upaya saling kenal berbaur dan diterima masyarakat
kami dibagi menjadi beberapa kelompok guna untuk bersilaturahmi
dari pintu ke pintu masyarakat setempat terutama bersilaturahmi
kepada RT, RW dan Kamituwo sekaligus mencari informasi yang
sekiranya penting dan dibutuhkan untuk melaksanakan proker
penunjang maupun proker inti. Hasil dari bersilaturahmi pintu ke
pintu, tak disangka masyarakat sangat antusias menyambut kami
dengan hangat, bahkan juga dipersilahkan untuk mengisi tausiah,
memimpin tahlildan dipersilahkan untuk menghidupkan masjid
dari adzan untuk sholat lima waktu, imam, dan khutbah jum’at.
Minggu kedua,seperti yang disarankan oleh bapak kepala desa
agar tidak fokus ke satu RT saja tetapi kalau bisa seluruh RT yang
ada di Desa Binade. Berhubung jumlah RT yang ada di desa binade
banyak, maka minggu kedua ini melanjutkan bersilaturahmi dari
149
pintu ke pintu yang belum sempat didatangi. Kemudian karena
bertepatan dengan hari raya qurban maka pada hari jum’at malam
sabtu tanggal 8 juli saya bersama teman teman KPM mengadakan
takbir bersama di masjid sampai jam 02:00 dini hari dilanjutkan
sabtu paginya aalah membantu masyarakat dalam menyembelih
hewan hewan qurban dan alhamdulillah kami mendapat daging
kambing dan sapi yang lumayan banyak.
Karena sangat banyak mendapatkan daging dengan senang
hati saya dan teman teman KPM mengadakan bakar bakaran pada
malam minggunya. Setelah hari itu saya dan teman teman KPM,
juga berencana membuat bakso, akan tetapi harapan berpesta
bakso itu sirna karena kurangnya ilmu dan praktek membuat bakso,
yang seharusnya jadi bakso malah jadi bubur sapi dan itu terjadi
dua kali dan semua jadi bubur sapi. Melihat hal itu ketua kelompok
kami yang bernama Iza Syaiful Fuad atau yang biasa dipanggil Mbah
Iza, sangat prihatin melihat bakso gagal alias bubur sapi tersebut,
dengan tidak banyak berfikir, Mbah Iza langsung memanaskan
wajan yang berisi minyak goreng dan langsong menggoreng bubur
sapi tersebut. Pada akhirnya yang terjadi adalah, kami makan
semacam lentho entah apa namanya, yang jelas bubur sapi itu tadi
digoreng dan bentuknya seperti lentho dan bakwan. Patut disyukuri
karena masih bisa makan daging.
Kegiatan KPM minggu kedua ini saya bersama teman KPM
mengikuti acara yasinan di RT blumbang. Yasinan perdana bagi
kami yang cukup mengukir cerita. Bagaimana tidak di yasinan yang
pertama saya sudah menumpahkan dua gelas kopi yang cukup
membuat panik teman teman KPM. Selain itu juga diminggu ketiga
ini saya di beri amanat oleh Mbah Iza selaku ketua kelompok untuk
sowan ke SMK guna untuk menjelaskan tujuan kami untuk
sosialisasi Penewasaan Usia Perkawinan (PUP). PihakSMK sangat
antusias justru kami juga diamanati untuk mengisi Baca Tulis
Qur’an (BTQ) selama kami KPM di Desa Binade. Setelah saya
melaporkan hasil sowan SMK ke Mbah Iza . Saya ditujuk sebagai
150
penanggung jawab sosialisasi PUP yang akan dilaksanakan pada
minggu ke empat.
Kegiatan KPM minggu ketiga ini saya mulai dari mengajar BTQ
di SMK. Pada hari Senin minggu keempat saya bersama ketiga
teman saya mengajar BTQ yang diawali sholat dhuha dan
dilanjutkan dengan menyeleksi anak anak SMK, dimana akan
dibedakan antara yang sudah lancar membaca qur’an dengan yang
masih iqra. Dari hasil itu ternyata mayoritas anak anaknya belum
ada yang bisa membaca qur’an, mayoritas mereka masih ditahap
iqra, dari keseluruhan anak SMK yang bisa membaca qur’an hanya
10% dan sisanya belum bisa, cukup memperhatinkan juga.
Kegiatan minggu ketiga selanjutnya adalah yasinan malam
jum’at dirumah pak RT. Bersama temen teman KPM saya berangkat
ke rumah pak RT untuk mengikuti kegiatan masyarakat, yaitu
yasinan. Untuk kali ini yasinan berjalan dengan lancar tanpa ada
drama yang terjadi, hanya saja ketika pak RT menunjuk salah satu
dari kami untuk memimpin do’a, kami saling tunjuk dan akhirnya
teman saya yang bernama Amir Hasani lah yang menjadi korban
dan seperti biasa setelah pulang tiba diposko Amir Hasani pun
ngoceh ngoceh timur kebarat selatan keutara, ocehannya tersebut
justru dijaikan bahan candaan sama teman teman KPM alhasil Amir
Hasani juga ikut ketawa. Sebelumnya juga hari senin sore ikut serta
mengajar TPQ dirumah ibu Asih dari jam 14:30-15:30.
Selanjutnya kegiatan saya minggu keempat ini adalah saya
sebagai penanggung jawab sosialisasi PUP bersama ketiga teman
saya. Pada hari jumat minggu keempat saya bersama ketiga teman
saya berangkat lebih awal karena posisi kami yng sebagai
penanggung jawab PUP. Setelah kami tiba di SMK, kami langsung
menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk sosialisasi seperti meja
pembicara, proyektor, konsumsi dan mengondisikan anak anak
SMK setelah siap semua dan pembicara memulai
mempresentasikan materinya saya bersama teman saya yang
bernama Rizki Novianto pergi ke warong terdekat guna untuk
151
mencari asupan perut, maklum karena berangkat terlalu pagi dan
belum sarapan, jadi sosialisasi saya tinggal sebentar dan saya
serahkan kepada pembicara sosialisasi. Walaupun begitu saya sama
teman saya kembali ke SMK sebelum acara selesai, jadi acara tetap
berjalan dengan lancar.
Kegiatan saya minggu keempat yaitu di hari Selasa mengisi
BTQ di SMP jam 13:00- 14:00 dikelas 1 atau 7 SMP. Sama seperti di
SMK mayoritas anak anak smp juga belum bisa membaca qur’an.
Mereka mengaku sudah bisa membaca qur’an tapi setelah dites
banyak yang belum bisa. Setelah kami berpamitan ternyata sama
kepala sekolah SMP disuruh menghidupkan pramuka karena
pramuka di SMP tersebut sudah lama mati karena adanya pandemi
covid 19. Dengan sangat senang hati akhirnya kami menyanggupi
permintaan kepala sekolah SMP tersebut, itung itung juga untuk
mengisi waktu dari pada tidur tiduran diposko.
Akhirnya pramuka dimulai pada hari jumat minggu keempat.
Jadi pagi mengisi PUP di SMK sore langsung pembukaan pramuka di
SMP. Kebetulan saya pribadi mendapat tugas sebagai pengibar
bendera di acara pembukaan pramuka. Setelah upacara saya
bersama dua teman saya langsung menuju ke lapangan serambi
mengonisikan kelas 2 atau 8 untuk mengajarinya materi
kepramukaan. Kemudian setelah itu bukannya diisi dengan materi
kepramukaan justru isi materinya adalah ketawa ketiwi sampai
habis waktu tidak jelas karena ternyata anak anaknya aktif dan sulit
dikondisikan.
Diminggu keempat ini kegiatan saya yaitu yasinan malam
jum’at dikrajan. Pada malam jum’at nya sebelum kegiatan pramuka
tersebut saya dan teman teman saya ber empat ke krajan dalam
rangka mengikuti yasinan di rumah pak RT. Disini terjadi drama
kedua kalinya. Hal itu terjadi ketika teman saya yang bernama
Muhibbudin yang aslinya tidak tau tempat rumah yang akan dipakai
yasinan mengaku tau alias sok tau yang akhirnya masuk ke dusun
lain. Pada hakikatnya lebih dekat justru naik lebih jauh dari tempat
152
yang direncanakan. Ya seperti biasa setelah selesai yasinan dan
pulang ke posko Muhibbudin ini habis dibully satu kelompok hal itu
terjadi karena temen temen mengalami kecewe ganda, yang
pertama tempat yasinan yang salah, keduanya pergi dengan
keadaan lapar karena belum makan berharap dapat makan, eh
ternyata hanya dapat jajan gorengan saja. Bukan minta maaf si
Muhibbudin ini malah ketawa ketiwi gak jelas menganggap semua
itu hiburan KPM.
Kegiatan KPM diminggu kelima yaitu, untuk saya pribadi
mungkin sudah tidak terlalu bingung karena sudah sedikit hafal
dengan kondisi yang ada di desa Binade. Seperti mengisi BTQ di
SMK waktu pagi dan mengisi BTQ di SMP waktu sore. Kemudian
malam jum’at menghadiri yasinan di blumbang. Mungkin yang beda
yasinan minggu kelima ini bertepatan dengan Amir Hasani sebagai
pengisi tausiah, jadi ketika mengisi tausiah saya vidio kemudian
saya kiremkan ke group watsap, berbagai komentar dari teman
teman KPM, sesampainya diposko Amir Hasani dengan nada
bercanda ngoceh ngoceh dengan senang hati saya pun juga
mengetawakannya.
Kegiatan KPM diminggu kelima yaitu evaluasi kekurangan
maupun kelebihan terhadap kegiatan kegiatan inti yang telah
terlaksanakan serta merencanakan kegiatan penutup diminggu
keenam. Alhamdulillah semua kegiatan inti kami di Desa Binade
sudah terlaksanakan dengan lancar tanpa ada halangan suatu
apapun. Agenda saya bersama teman teman KPM yaitu
menghabiskan sisa waktu KPM dengan proker penunjang seperti
yasinan, mengajar BTQ di SMP maupun SMK juga serambi
menyelesaikan esay indiviu
Untuk kegiatan KPM diminggu keenam adalah menghabiskan
waktu dengan program penunjang seperti yasinan, mengajar BTQ di
SMP maupun SMK serta berpamitan kepada mereka bahwa tugas
saya dan teman teman KPM di Desa Binade sudah selesai dan
berteima kasih karena sudah menerima kami dan menganggap
153
kami sebagai kelarga dari Desa Binade. Kemudian juga ada kegiatan
penutupan yang diadakan dibalai desa Binade sebagai ucapan
perpisahan dari saya dan teman teman KPM. Tepat tanggal 12 hari
jum’at saya dan teman teman meninggalkan Desa Binade untuk
pulang kerumah masing masing
Sesuai dengan jurusan kami yaitu Hukum Keluarga Islam
(HKI) bahwa tugas kami KPM di Desa Binade ini adalah mencegah
atau setidaknya mengurangi kasus pernikahan dini yang ada didesa
ini, mengingat desa ini menempati nomor dua tertinggi di Ponorogo
dengan kasus pernikahan dini. Mengenai hal tersebut, dengan
intruksi ketua KPM, kami mengambil inisiatif sosialisasi kepada
masyarakat, SMK dan SMP tentang pendewasaan usia perkawinan
(PUP) dengan bekerja sama dengan BKKBN. Alhamdulillah semua
berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan. Untuk hasil dari
sosialisai mungkin belum kelihatan karena sifatnya yang hanya
memberi wawasan atau pemahaman tentang bahaya-bahaya
pernikahan dini, semoga saja dengan adanya sosialisasi ini bisa
menyadarkan masyarakat akan bahaya dan resiko akan pernikahan
dini dengan begitu maka kasus pernikahan dini bisa berkurang alih-
alih bisa tercegah.
Selanjutnya kesan saya bersama masyarakat selama KPM di
Desa Binade adalah, saya banyak mendapatkan
pengalaman,pelajaran,serta ilmu-ilmu baru, jujur dari sya sendiri,
masyarakat Bintang kekelip dimata saya sangat baik,dimana semua
masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa
terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tak bisa
berpikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, ternyata dari
hari ke hari saya merasa nyaman disana, saya sudah merasa di
tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya,kebaikan
masyarakat sangat luar biasa,kami dianggap sebagai keluarga
mereka, dimana orang tua menganggap kami sebagai anak, pemuda
mengnggap kami sebagai teman, dan anak-anak menganggap kami
sebagai guru sekalian teman.
154
Kesan Kami tinggaal bersama Mbah Sibun kami diperlakukan
sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama mereka, kami
sudah menganggap beliau sebagai orang tua kami sendiri, sikap
mereka kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami sangka
mereka menerima kami dirumahnya dengan ketuluulusan, tidak
akan kami lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan kami
ingat selama kami masi ada, akan tetapi selama saya dan teman
teman KPM tinggal dirumah Mbah Sibun terjadi kehoror hororan
reperti hampir semua teman teman KPM bermimpi dikejar kejar
hantu dan lain sebagainya. Di Desa Binade hawanya sangat sejuk
tetapi sangat dingin ketika musim dingin samapi samapi pernah gak
mandi selama 2 hari.
Kesan saya melakukan kegiatan di SMK dan SMP bercampur
suka dan duka saya rasakan kesan dukanya adalah mengetahui
bahwa anak anak Desa Binade minim akan paham agama.
Sedangkan kesan sukannya adalah kenal dengan ceweknya yang
cantik cantik salah satunya anak nya pak RT yang bernama Annisa
kelas 3 atau 12 SMK dan alhamdulillah dapat juga nomer handpond
nya
Pesan saya terhadap masyarakat desa binade adalah saya
pribadi mengucapkan banyak terima kasih karena sudi menerima
kami serta menganggap kami sebagai keluarga sendiri. Dan juga
berterima kasih karena sudah memberikan ilmu serta pengalaman
yang sangat berharga bagi kami khususnya saya pribadi semoga
ilmu serta perlakuan yang kalian berikan menjadi amal jariyah di
akhirat serta mendapat balasan yang baik dari Alloh SWT dan
semoga ilmu yang kalian berikan bermanfaat bagi kami didunia
maupun akhirat.Terkhusus untuk Mbah Sibun sekeluarga kami
sangat berterima kasih karena telah menyediakan tempat tinggal
untuk kami berkegiatan KPM dan juga sudah menggap kami sebagai
keluarga.
Terkhir teruntuk pak kades dan masyarakat Binade sekali lagi
kami mengucapkan beribu ribu terima kasih untuk semuanya.
155
Semoga yang dicita cita kan terwujud. Terimakasih Mbah Sibun,
terimaksih Binade terima kasih semuanya, semoga bisa ketemu
dilain waktu, Amiin.!

GELIAT AKSI PENGABDIAN PENDAMPINGAN BTQ PADA


REMAJA DI DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO

Risma Wigati

156
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan
agenda tahunan sebagai bagian penting dari kegiatan perkuliahan
di Perguruan Tinggi termasuk di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo. KPM merupakan bentuk penerapan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian
merupakan manifestasi peran civitas akademika Perguruan Tinggi
yang tidak hanya berkutat pada peningkatan kompetensi secara
intelektual, tetapi harus memiliki kepekaan, kepedulian, dan
kesadaran untuk melaksanakan aksi sosial guna memperbaiki
keadaan dan kehidupan masyarakat. Dharma pengabdian ini pula
yang menjadi sarana implementasi kompetensi keilmuan yang
diperoleh dari bangku perkuliahan di tengah-tengah masyarakat.
Dengan kata lain, aksi pengabdian ialah sarana menjembatani
tataran teori dengan tataran praktis sehingga ilmu pengetahuan
dapat memiliki daya guna untuk memperbaiki keadaan hidup
masyarakat luas.
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di IAIN Ponorogo
ialah kegiatan intrakurikuler yang wajib ditempuh setiap
mahasiswa IAIN Ponorogo. KPM menjadi wahana pengabdian
mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti, dan bekerja sama
dengan masyarakat. KPM sendiri bertujuan sebagai sarana
menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan
dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga menghasilkan
kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat meningkat. Selain
tujuan umum, KPM memiliki tujuan khusus di antaranya melatih
penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama,
mengembangkan potensi, dan melatih kemampuan berbaur dengan
masyarakat.
Dua tahun silam pada masa pandemi, IAIN Ponorogo
menyelenggarakan kegiatan KPM secara daring dari rumah dan
fokus pada lingkungan masing-masing mahasiswa. Kemudian era
pasca pandemi, tahun 2022 ini IAIN Ponorogo telah
157
menyelenggarakan KPM secara luring yaitu dengan bermukim di
lokasi selama kurang lebih 45 hari. Mahasiswa peserta KPM disebar
di lima kecamatan se-Ponorogo yaitu Kecamatan Sambit, Slahung,
Bungkal, Ngrayun, dan Sawo. Tahun ini, pembagian kelompok
peserta dan metode pengabdian memiliki perbedaan dari
sebelumnya. Pembagian kelompok mengacu pada opsi KPM Mono
Disiplin dan KPM Multi Disiplin. Mahasiswa ketika mendaftar
dipersilakan memilih antara Mono dan Multi Disiplin. KPM Mono
Disiplin yaitu kegiatan KPM yang dilakukan oleh sekelompok
mahasiswa dengan bidang keilmuan atau rumpun keilmuan yang
sama. Program kerja utama KPM Mono Disiplin tidak harus berbasis
kebutuhan utama dan permasalahan di masyarakat melainkan
disesuaikan dengan program studi yang dipelajari. Sementara, KPM
Multi Disiplin adalah kegiatan KPM yang dilakukan oleh kelompok
peserta KPM yang beranggotakan mahasiswa dengan bidang
keilmuan dan rumpun keilmuan yang berbeda-beda. Program kerja
utama KPM Multi Disiplin disesuaikan dengan kebutuhan utama
dan permasalahan yang ada di masyarakat setempat.
Sementara itu, metode pengabdian yang dahulu
pendekatan berbasis masalah, maka tahun ini KPM menggunakan
metode ABCD (Assets Based Community Development). Metode
ABCD ini menggunakan pendekata berbasis aset atau potensi yang
dimiliki masyarakat setempat. Dengan demikian, mahasiswa KPM
tidak selalu harus selalu memulai dengan masalah tetapi harus
melihat potensi yang bisa dikembangkan di lingkungan setempat.
Salah satu wilayah yang dijadikan lokasi KPM ialah
Kecamatan Ngrayun. Lokasi ini merupakan wilayah Ponorogo
sebelah paling selatan yang berbatasan langsung dengan wilayah
Kabupaten Pacitan. Kecamatan Ngrayun menaungi sebelas desa
salah satunya Desa Binade yang menjadi wilayah pengabdian
mahasiswa KPM 62 Mono Disiplin.
Desa Binade merupakan salah satu desa di wilayah
Kecamatan Ngrayun yang terletak di sebelah paling selatan dan
158
barat wilayah Kecamatan Ngrayun serta berbatasan langsung
dengan wilayah Kabupaten Pacitan. Desa Binade terbagi menjadi
tiga wilayah dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Petung, dan Dusun
Blumbang. Topografi Desa Binade terdiri dari pegunungan dan
hutan pinus yang indah dan asri. Tak heran jika Desa Binade
terkenal memiliki udara yang dingin. Suasana pedesaan terasa
kental karena masyarakat Binade sangat ramah dan terbuka
menerima kedatangan mahasiswa KPM 62. Hal lain yang cukup
menarik perhatian kami ialah sosok Kepala Desa Binade Bapak
Sunarwicahyo, S.H., yang sangat ramah, visioner, dan kooperatif.
Sikap yang demikian menjadikan mahasiswa KPM 62 merasa
dipermudah dalam menjalankan program kerja di Desa Binade. Tak
hanya itu, meskipun Desa Binade jauh dari keramaian kota,
pembangunan desa tak kalah dengan kota. Keadaan ini dibuktikan
dengan adanya pembangunan desa yang maju terutama dalam
bidang ekonomi dan pendidikan. Dalam bidang ekonomi ditandai
dengan berkembangnya Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang
pesat. Selain itu, banyak masyarakat Binade yang memiliki UMKM
dan usaha di rumah-rumah, misalnya toko kelontong, toko
bangunan, maupun warung makan. Hal ini tentunya menjadi
penopang ekonomi masyarakat di samping sektor pertanian.
Seperti halnya wilayah lain, Desa Binade selain memiliki
potensi juga mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan.
Salah satunya terkait remaja dan pernikahan usia remaja. Data
pernikahan Kecamatan Ngrayun per bulan Juni 2022 menunjukkan
bahwa dari 151 pernikahan, 47 perempuan di antaranya menikah
di usia kurang dari 20 tahun. Hal ini menunjukkan angka
pernikahan dini memang cukup banyak di wilayah Kecamatan
Ngrayun dan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah
pernikahan yang terjadi. Ternyata, adanya pernikahan usia remaja
ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan. Tingkat
pendidikan remaja yang menikah di bawah usia 20 tahun umumnya
SMP atau SMA/SMK. Ditambah adanya stigma tokoh masyarakat
159
setempat bahwa pernikahan dini tidaklah dilarang agama dan
dianggap menyegerakan hal baik karena menikah itu sendiri adalah
hal yang baik.
Selain persoalan pernikahan usia remaja, permasalahan
juga terjadi dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan
keagamaan. Hal ini terbukti pada tingkat kemampuan Baca Tulis
Alquran (BTQ) anak-anak hingga remaja. Berdasarkan observasi
awal di tiga ruang lingkup lingkungan pendidikan yaitu Taman
Pembelajaran Alquran (TPA) Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan
SMKN 1 Ngrayun, presentase siswa yang dapat membaca Alquran
dengan lancar baru sekitar 40%, sementara sisanya masih belajar
Iqro’. Bahkan, untuk siswa jenjang menengah atas masih ada
lumayan banyak yang belum bisa membaca Alquran dengan baik
dan benar, terutama siswa laki-laki. Padahal, kemampuan membaca
tulis Alquran merupakan kompetensi wajib yang harus dikuasai
siswa jenjang menengah pertama maupun menengah atas sesuai
Instruksi Bupati Ponorogo. Hal ini sebenarnya menjadi
keprihatinan bersama, karena remaja usia sekolah menengah atas
merupakan remaja usia produktif atau dapat disebut masa
keemasan remaja untuk mengembangkan diri dan kualitas diri,
tetapi sayang kemampuan membaca Alqurannya belum memadai.
Sementara bagi siswa yang sudah lancar membaca Alquran,
terkadang belum memiliki penguasaan yang matang dalam hal
tajwid dan makharijul huruf. Penulis pernah menanyakan tentang
hukum bacaan tajwid, rata-rata siswa yang telah lancar membaca
Alquran mampu membaca dengan benar tetapi sebagian lupa
tentang hukum bacaan tajwidnya. Maka, permasalahan bersama ini
harus dicarikan solusi alternatif yang tepat.
Permasalahan terkait pembelajaran BTQ menjadi salah
satu fokus pengabdian mahasiswa KPM 62 Mono Disiplin. Bahkan,
pihak SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun sendiri yang meminta
bantuan kepada mahasiswa KPM 62 untuk bekerja sama dan
mendampingi dalam pembelajaran BTQ di kedua institusi tersebut.
160
Kegiatan pendampingan BTQ akhirnya menjadi salah satu program
kerja penunjang kelompok KPM 62. Masalah utama yang terjadi
dalam kegiatan BTQ ini ialah kemampuan membaca Alquran yang
cukup rendah bagi anak-anak dan remaja. Ruang lingkup mentoring
BTQ ini ada tiga, yaitu Taman Pembelajaran Alquran (TPA) di
Dusun Krajan, BTQ di SMPN 5 Ngrayun, dan BTQ SMKN 1 Ngrayun.
TPA di Dusun Krajan dilaksanakan tiga kali dalam
seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat sore. TPA Dusun
Krajan diperuntukkan bagi anak-anak usia TK dan SD. Kemampuan
baca tulis Alquran di TPA ini sudah lumayan baik. Dari total semua
siswa, sudah ada 45% yang lancar membaca Alquran di usia mereka
yang masih masa Sekolah Dasar. Sementara sisanya, masih belajar
Iqro'. Untuk anak-anak yang sudah lancar membaca Alquran, secara
umum tajwid-nya sudah baik dan benar, hanya saja rata-rata
makharijul hurufnya belum sempurna.
Namun, menurut penulis pembelajaran Alquran di TPA
Dusun Krajan yang biasa disebut "TPA Bu Asih" karena memang
lokasi kelasnya di samping kios Bu Asih, masih perlu dievaluasi.
Salah satunya terkait efektivitas pembelajaran. Karena siswa yang
ada mencapai 40 orang sementara hanya diampu 1 guru yaitu Ibu
Asih sendiri. Hal ini tentu memerlukan waktu yang cukup lama dan
setiap anak hanya memiliki waktu belajar yang cukup singkat sebab
menggunakan metode sorogan (mengaji menghadap guru).
Kehadiran mahasiswa KPM 62 setidaknya dapat mendampingi
pembelajaran karena adanya tambahan personil pengajar sehingga
setiap anak memiliki waktu yang lebih longgar untuk mengaji.
Kemudian, BTQ di SMPN 5 Ngrayun merupakan program
yang baru dirintis sebagai bagian dari kurikulum pendidikan saat
ini. Awalnya, BTQ di SMPN 5 Ngrayun ini dilaksanakan setiap hari
untuk semua kelas. Tetapi pada minggu berikutnya, BTQ
dilaksanakan tiga kali dalam seminggu pada hari Selasa untuk kelas
8, Rabu untuk kelas 7, dan Sabtu untuk kelas 9. Program ini diawali
dengan ujian klasifikasi kemampuan membaca Alquran untuk
161
semua siswa guna mempermudah pembelajaran. Namun, hal yang
saya rasa memprihatinkan ialah, dari total 135 siswa, baru 40%
siswa yang dapat membaca Alquran dengan lancar. Padahal,
kemampuan membaca Alquran menjadi salah satu kemampuan
yang harus dipenuhi saat kelulusan sekolah. Hal lain yang
memprihatinkan ialah mengingat usia mereka yang sudah baligh
tetapi belum lancar membaca Alquran dengan baik dan benar.
Serupa dengan kegiatan BTQ di SMPN 5 Ngrayun, kegiatan BTQ di
SMKN 1 Ngrayun setidaknya ada 40% siswa yang mampu membaca
Alquran. Siswa yang telah lancar membaca Alquran ini didominasi
siswa perempuan, sedangkan hanya sebagian kecil siswa putra yang
lancar membaca Alquran.
Menurut pengamatan yang penulis lakukan, setidaknya
ada beberapa faktor yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan
membaca Alquran beberapa remaja di kedua lembaga pendidikan
tersebut.
1. Faktor pendidikan keagamaan
Sebagian besar anak yang belum lancar membaca Alquran
ketika ditanyai lebih lanjut, mereka mengatakan jika pernah
mengikuti kegiatan TPA tetapi sudah lama atau saat masih usia
anak-anak. Dengan demikian, mereka mengaku lupa dengan
pembelajaran baca Alquran. Terlebih, latar belakang
pendidikan mereka yang bukan alumni pondok pesantren turut
memengaruhi kemampuan mereka membaca Alquran.
2. Faktor Individu
Faktor individu menurut penulis menjadi faktor yang
dominan berpengaruh. Sebab, hal ini berkaitan dengan minat
dan motivasi belajar. Ketika para siswa beralasan lupa dengan
materi baca Alquran karena TPA sudah beberapa tahun silam,
sejatinya menunjukkan menurunnya minat dan motivasi
belajar mereka. Sebab, jika dilogika belajar Alquran ialah
pembelajaran yang tidak pernah berhenti dan dilakukan
sebagai ibadah sepanjang waktu. Jikalau beralasan lupa, maka
162
berarti selama ini mereka kurang mempelajari dan meluangkan
waktu untuk mengaji.
3. Faktor lingkungan pergaulan
Rata-rata anak yang belum bisa membaca Alquran dengan
lancar bergaul dengan sesamanya. Ketika ditanya, mengapa
tidak mengikuti TPA lagi agar kemampuannya lebih baik,
mereka mengatakan tidak bersedia karena malu sebab usianya
sudah bukan anak-anak lagi. Hal ini menunjukkan, kemauan
belajar mereka di TPA telah pupus karena perasaan malu
belajar kembali di komunitas TPA yang notabene diisi oleh
anak-anak.
4. Keterbatasan Tenaga Pendidik dan Efektivitas Pembelajaran
Salah satu penyebab kurangnya kompetensi baca Alquran
para remaja ialah faktor tenaga pendidik. Di lembaga tersebut
masih sangat minim tenaga yang benar-benar berkompeten
untuk mengajar Baca Tulis Alquran. Padahal, di sisi lain siswa
yang harus menjalani pembelajaran cukup banyak. Sehingga,
pihak sekolah merasa kesulitan untuk mengkondisikan
pembelajaran BTQ dengan kondisi keterbatasan tenaga
pendidik. Hal ini tentu saja menghambat efektivitas
pembelajaran BTQ. Sama halnya dengan SMPN 5 Ngrayun, salah
satu tenaga pendidik di SMKN 1 Ngrayun pun mengeluhkan
minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten
untuk mengajar BTQ dan memegang kendali para siswa di
lembaga tersebut. Sebab, hanya ada dua atau tiga guru yang
biasa membimbing kelas BTQ di SMKN 1 Ngrayun.
5. Rintisan Program Baru
Program BTQ di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun
terbilang masih sangat baru. Hal ini sebagai akibat dari adanya
kewajiban adanya pelajaran BTQ di sekolah-sekolah sesuai
Instruksi Bupati Ponorogo. Merintis program baru ini
memerlukan pertimbangan ketersediaan tenaga pendidik yang
kompeten, metode dan program yang tepat. Keadaan demikian
163
menjadikan pihak sekolah belum menemukan susunan
program BTQ yang mapan dan tepat untuk diterapkan. Baik di
SMPN 5 Ngrayun maupun SMKN 1 Ngrayun, keduanya sama-
sama masih merancang program BTQ yang sekiranya dapat
diterapkan, akan tetapi kedua institusi tersebut terkendala
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan berkompeten
untuk mengajar BTQ. Tak hanya itu, pihak sekolah masih
kesulitan menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran
BTQ yang efektif.
Dalam pembelajaran Alquran, salah satu bagian yang
penting ialah metode. Metode BTQ yang selama ini banyak
diterapkan baik di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN
1 Ngrayun ialah metode sorogan (mengaji di hadapan guru). Dalam
praktiknya, ketika jumlah guru memadai, maka membentuk
kelompok-kelompok kecil antara guru dengan siswa dengan
perbandingan 1:5. Penulis pun menyebutnya dengan metode
Sorogan FGD (Focus Group Discussion). Hal ini juga dipraktikkan
ketika ada kehadiran pendamping bertambah dari mahasiswa KPM
62. Menurut pengamatan penulis, metode sorogan ini sendiri
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dari sisi kelebihannya, metode sorogan FGD dapat
mempermudah pembelajaran siswa, karena siswa langsung
menghadap guru one by one. Dengan demikian, guru dapat langsung
mendengarkan, mengajari, dan membenarkan bacaan Alquran
siswa yang berada di hadapannya. Hal ini memudahkan siswa
belajar dan memahami bacaan Alquran. Selain itu, guru bisa lebih
mudah memantau perkembangan setiap siswa dan dapat menjalin
keakraban, karena bisa bertatap muka secara intensif. Progress
setiap siswa dapat dilacak dengan metode ini, karena guru dapat
memerhatikan satu per satu kemampuan siswa. Hal ini juga
bermanfaat untuk memetakan kemampuan siswa agar dapat
dikategorikan mana yang sudah lancar membaca Alquran dan mana
yang belum.
164
Selain kelebihan, metode sorogan juga memiliki
kekurangan. Pertama, mengingat banyaknya siswa yang mengikuti
pembelajaran BTQ, maka untuk menangani semua siswa satu per
satu memerlukan tenaga pendidik yang cukup banyak. Paling tidak
satu guru memegang lima sampai enam siswa agar lebih efektif. Jika
jumlah guru sangat minim, maka metode sorogan dapat memakan
waktu yang lama. Apabila jumlah guru sedikit sementara siswa
lebih banyak, akibatnya setiap siswa memiliki bagian waktu yang
singkat untuk belajar di hadapan guru. Sehingga, metode sorogan
hendaknya diimbangi dengan jumlah tenaga pendidik yang
mencukupi serta waktu yang memadai.
Mengamati kondisi pembelajaran BTQ baik di TPA
Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun, penulis
sebagai bagian dari mahasiswa kelompok KPM 62 Mono Disiplin
berupaya melakukan aksi pengabdian dalam pembelajaran BTQ
bagi anak-anak dan remaja. Aksi pengabdian dalam bentuk
pendampingan pembelajaran BTQ ini diawali dengan kegiatan
mengklasifikasikan siswa sesuai kemampuannya dalam membaca
Alquran, menjadi tiga kategori yaitu kategori lancar Alquran, belum
lancar, kurang lancar/Iqro'. Bagi siswa yang sudah bisa membaca
Alquran kategori kurang lancar dan lancar akan dibina dalam
kelompok tersendiri. Sementara, siswa yang belum lancar atau
belum bisa membaca Alquran dengan baik, maka akan dimasukkan
dalam kelompok pembelajaran Iqro'. Sementara itu, pihak sekolah
untuk SMPN 5 Ngrayun menyerahkan metode pembelajaran kepada
mahasiswa KPM 62 dan tidak memaksa untuk menggunakan
metode tertentu. Sementara, untuk pihak SMKN 1 Ngrayun, setelah
proses pembelajaran tahap pertama yang bertujuan
mengkategorikan siswa menurut kemampuan bacaan Alqurannya,
metode yang diterapkan yaitu sorogan dalam kelompok-kelompok
kecil dengan pencatatan progress kegiatan dalam kartu belajar yang
diisi oleh guru atau mahasiswa pendamping.

165
Melalui aksi pengabdian tersebut, penulis sebagai bagian
dari mahasiswa KPM 62 berupaya memberikan sedikit sumbangan
pemikiran tentang penyusunan metode dan program BTQ.
Mahasiswa KPM 62 menerapkan metode sorogan FGD (Focus Group
Discussion) untuk BTQ di SMKN 1 Ngrayun, SMPN 5 Ngrayun,
maupun TPA di Dusun Krajan. Dengan tambahan tenaga
pendamping dari mahasiswa KPM 62, harapannya dapat membantu
efektivitas pembelajaran BTQ.
Persoalan pendidikan keagamaan tidak berhenti pada
pembelajaran BTQ. Aksi pengabdian masyarakat dalam bidang ini
dilakukan melalui kegiatan yasinan baik yang diikuti oleh kaum
Bapak-Bapak maupun Ibu-Ibu. Dalam kegiatan yasinan Ibu-Ibu yang
penulis ikuti setiap hari Jumat sore ba'da Ashar, diselipkan tausiah-
tausiah singkat untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan bagi
para Ibu-Ibu. Begitupun dengan kegiatan yasinan Bapak-Bapak juga
ada materi tausiah untuk peningkatan pengetahuan agama bagi
warga. Tentunya, dalam hal ini ada tujuan lain yang hendak dicapai.
Selain meningkatkan pengetahuan agama Bapak Ibu peserta
yasinan, materi tausiah yang didapatkan dari kegiatan yasinan
dapat disampaikan kepada anak-anak dan remaja yang ada di
sekitarnya.
Menanggapi persoalan kurangnya kompetensi membaca
Alquran pada remaja di Desa Binade, penulis mengalami beberapa
kendala dalam menjalankan aksi pengabdian untuk meningkatkan
kemampuan baca tulis Alquran. Adapun kendala-kendala yang
penulis alami selama mengajar BTQ baik di TPA Dusun Krajan,
SMPN 5 Ngrayun, maupun SMKN 1 Ngrayun, yaitu sebagai berikut.
1. Keterbatasan waktu
Waktu pendampingan BTQ sangat terbatas. Selain
karena jam pelajaran BTQ hanya 1-2 jam, juga karena jadwal
yang bergiliran sebab menyesuaikan penempatan jadwal yang
dibuat pihak sekolah. Pelaksanaan BTQ di SMKN 1 Ngrayun
dilaksanakan hari Senin sampai Jumat tetapi hanya dalam
166
waktu 1 jam. Sementara BTQ di SMPN 5 Ngrayun dilaksanakan
tiga kali dalam seminggu dengan waktu 1-2 jam dan bergiliran
antar kelas. Artinya, setiap siswa SMPN 5 Ngrayun hanya
melaksanakan satu kali BTQ dalam seminggu. Hal ini menjadi
kendala bagi efektivitas pembelajaran BTQ itu sendiri karena
keterbatasan waktu. Dengan demikian, perkembangan
kemampuan siswa menjadi lebih lambat karena frekuensi
pertemuan pembelajaran lebih singkat, terutama di SMPN 5
Ngrayun. Sementara itu, kendala ini bertambah ketika
pendampingan yang dapat kami lakukan hanya dalam masa
KPM selama kurang lebih 40 hari.
2. Keterbatasan tenaga pendidik yang berkompeten mengajar
BTQ
BTQ di SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 5 Ngrayun
terkendala minimnya SDM yang berkompeten dalam bidang
BTQ. Kedua lembaga tersebut masih memerlukan tenaga
pendidik yang berkompeten di bidangnya, yang bersedia
menangani pembelajaran BTQ.
3. Keterbatasan rancangan program dan metode
BTQ merupakan program yang baru dirintis baik di
SMPN 5 Ngrayun maupun di SMKN 1 Ngrayun, sehingga pihak
sekolah belum menemukan metode yang matang dan tepat
untuk mempercepat peningkatan kompetensi baca Alquran
para siswanya. Sementara ini, metode pembelajaran yang
diterapkan ialah metode sorogan. Tetapi, metode ini juga masih
memiliki kekurangan di beberapa sisi.
Menanggapi beberapa persoalan tersebut, penulis
mengusulkan beberapa alternatif solusi yaitu sebagai berikut.
1. Mengadakan pembelajaran tajwid dan makharijul huruf
hijaiyah secara intensif
Salah satu pondasi kemampuan membaca Alquran yaitu
penguasaan ilmu tajwid dan makharijul huruf. Maka, bagi siswa
yang sudah mempelajari Iqro' 5 sampai jenjang Alquran
167
sebaiknya diberikan kembali pembelajaran tajwid untuk
mematangkan kemampuan bacaannya.
2. Penyediaan waktu yang lebih banyak dan rutin
Keterbatasan waktu menjadi salah satu kendala
pelaksanaan BTQ baik di TPA, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1
Ngrayun. Maka, penulis menyarankan sebaiknya ada
sinkronisasi yang baik antara jadwal mata pelajaran umum
dengan kegiaa BTQ. Hal ini bertujuan untuk menyediakan
waktu luang untuk pelaksanaan BTQ sehingga ada waktu lebih
banyak dan tentunya harus dijadwal secara rutin agar para
siswa terbiasa belajar setiap hari. Hal ini bertujuan merangsang
motivasi belajar siswa agar lebih semangat dan mempunyai
kemauan yang tinggi untuk belajar lebih baik.
3. Tutor Sebaya dalam Pembelajaran BTQ
Siswa yang lancar membaca Alquran, kemampuannya
harus benar-benar dimatangkan. Jika kemampuan mereka
sudah benar-benar baik, maka keberadaan siswa yang sudah
bisa membaca Alquran dengan baik dan benar ini bisa dijadikan
tutor sebaya bagi siswa lain yang bacaannya kurang lancar.
Dengan adanya tutor sebaya dalam kegiatan BTQ, setidaknya
dapat memberikan solusi bagi keterbatasan tenaga pendidik
untuk menangani BTQ. Manfaat lainnya adalah membuka
peluang berbagi ilmu dan berdiskusi antar sesame siswa.
Kegiatan pengabdian dalam bidang pendampingan BTQ di
TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun menjadi
pengalaman yang bermakna bagi penulis. Kesan pertama yang
penulis rasakan ialah adanya kebersamaan dengan para siswa
ketika belajar Alquran ataupun Iqro’ bersama. Siswa yang penulis
temui semuanya bisa menjalin keakraban dengan mahasiswa
pendamping. Tingkah laku mereka, mengingatkan penulis pada
masa-masa sekolah di SMP dan SMA. Kesan lain yang penulis
rasakan ialah adanya sambutan pihak sekolah baik SMPN 5
Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun yang sangat hangat dan kooperatif
168
dengan kami. Di satu sisi, pihak sekolah mengharapkan adanya
kerja sama yang baik antara mahasiswa KPM 62 dengan pihak
sekolah terutama dalam bidang BTQ. Sementara, di sisi yang lain
kelompok KPM 62 mendapatkan wadah untuk mengabdikan ilmu
dengan mendampingi kegiatan BTQ di kedua lembaga tersebut.
Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme antara pihak sekolah
dengan kami sebagai mahasiswa KPM 62. Penulis dan teman-teman
tidak hanya merasa dibutuhkan kehadirannya, tetapi juga dihargai
dengan diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengabdi.
Makan ketan di Dusun Krajan, setelah kesan tentu ada
“pesan”. Menurut penulis, Kampung Damai Desa Binade ialah
tempat yang indah dan memiliki segudang potensi yang bisa
dimanfaatkan. Untuk mahasiswa atau pihak lain yang hendak
mengabdi di Desa Binade, sebaiknya tidak hanya menggali
persoalan yang ada, tetapi juga memerhatikan potensi-potensi yang
ada. Baik potensi alam maupun sosialnya. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada masyarakat
Binade yang sudah bersedia menerima kehadiran kami,
menyediakan tempat tinggal, dan memberikan kesempatan untuk
mengabdi. Untuk para siswa BTQ baik di TPA Dusun Krajan, SMPN
5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun, tetaplah semangat untuk belajar
dan meningkatkan kemampuan baca Alquran sampai bisa membaca
dengan baik dan benar. Tiada gading yang tak retak, tiada
perkenalan tanpa perpisahan, tiada kesempurnaan tanpa
kekurangan. Satu pesan bermakna yang penulis ingat, berbunyi,
“Mungkin kami masih gagal dalam menerapkan, tapi setidaknya
kami tidak gagal dalam menyampaikan.”

169
RELASI KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT TERHADAP
PERMASALAHAN AKIBAT PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DI
DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO
Rizki Prakosoh

Ini adalah pengalaman saya selama KPM (Kuliah


PengabdianMasyarakat) serta pengetahuan maupun
mensosialisasikanterutama mengenai ilmu hukum keluarga Islam
di tengah masyarakat. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan
diri terlebih dahulu, nama saya Rizki Prakosoh, biasa dipanggil
Rizki dari kecil, saya berasal asli dari Sidoarjo karena ayah saya
kerja disana. Saat ini tepat saya berumur 23 tahun. Sedikit cerita
tentang saya sebelum saya beranjak tentang pengalaman KPM saya,
saya menempuh perguruan tinggi di Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo dan mengambil jurusan SI Hukum Keluarga Islam karena
saya ingin melanjutkan jurusan dari Madrasah Aliyah yaitu
Keagamaan, dari mulai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah basicnya agama terus alhamdulillah sampai saat
ini saya menikmati jurusan yang saya ambil ini.
Kuliah PengabdianMasyarakat (KPM) merupakan salah satu
perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat. Pengabdian merupakan suatu wujud dari ilmu yang
tertuang secara teoritis di bangku kuliah untuk diterapkan secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sehingga ilmu
yang diperoleh dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam
kehidupan masyarakat luas.Kuliah Pengabdian Masyarakat bagi
mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman belajar
yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan
kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran
mahasiswa diharapkan mampu memberikan motivasi dan inovasi
dalam bidang sosial kemasyarakatan. Hal ini selaras dengan fungsi
perguruan tinggi sebagai jembatan (komunikasi) dalam proses
pembangunan dan penerapan IPTEK pada khususnya.
170
Tujuan utama dari Kuliah PengabdianMasyarakat adalah
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan berlatih
memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan secara langsung
dan praktis, khususnya dalam masalah yang berhubungan dengan
pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya. Tujuan utama
lainnya adalah agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar
yang berharga melalui keterlibatannya dalam masyarakat, dan
secara langsung dapat menemukan, mengidentifikasi, merumuskan,
serta memecahkan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan hal diatas, Kuliah PengabdianMasyarakatIAIN
Ponorogo2022 sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang dimiliki
mahasiswa terhadap masyarakat dalam mengembangkan
kompetensinya, diharapkan sudah selayaknya siap untuk
menghadapi tantangan yang sedang berkembang pada era
globalisasai seperti sekarang ini.
Program KPM dilaksanakan oleh lembaga di internal IAIN
Ponorogo, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM). Kegiatan KPM tahun ini menggunakan sistemAsset Based
Community Development, yaitu pendekatan dalam pemberdayaan
masyarakat dengan memfokuskan pada asset yang dimiliki
masyarakat. KPM ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu KPM Multi
disiplin dan KPM Mono disiplin. KPM Multi disiplin berbasis pada
kebutuhan masyarakat, sedangkan KPM Mono disiplin berbasis
pada program studi yang sedang ditempuh.
KPM Reguler dan KPMNusantara adalah jenis program KPM
yang ditawarkan oleh LPPM Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Saya memilih KPM Regulerdi Kabupaten Ponorogo sesuai dengan
keinginan saya karena tidak terlalu jauh, dan begitupun teman-
teman kelas saya hampir semuanya memilih KPMregular di
Ponorogo. Saya memilih KPM Reguler yakni mono disiplin Setelah
pengumuman kelompok KPMReguler saya mendapat kelompok 62
di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
Pembekalan KPM di Gedung Kampus 1disitulah pertama kalinya
171
saya bertemu dengan teman-teman dan DPL Bu Lia Noviana kami
mulai pembekalan mengenai proker apa yang bisa realisasikan di
Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, kemudian
permasalahan-permasalahan apa yang dapat kami temukan dan
memberikan solusi seperti contohnya kasus pernikahan dini dan
perceraian dini. Setelah pembekalan kami membentuk persie,
diantaranya ada siekeagamaan, sie perlengkapan, siedokumentasi,
sie kegiatan dan sie humas. Dan disini sebenarnya saya ditunjuk
untuk masuk ke sieperlengkapan. Berikut hasil rapat tanggal 17
Juni: Iuran uang : 300k, beras : 4kg/anak, Gula: 1/2
kg/anak,Minyak : 1 l / anak, Mie instan : 5 / anak.
Kurang lebih hanya 1 minggu waktu untuk persiapan KPM
kami mulai rutinrapat untuk menyusun program kerja yang akan
dilakukan, dan merencanakan untuk survey kelokasi. Tibalah saat
kita pertama kali survey ke desa Binade dan tempat pertama yang
kita tuju adalah Balai Desa untuk bertemu Kepala Desa, disitu kami
bertemu dengan Kepala Desa untuk pengenalan sekaligus
menanyakan seputar informasi mengenai Desa Binade, tidak hanya
menanyakan ke pak Kepala Desa saja, kami mencoba untuk
langsung terjun ke lokasi untuk melakukan survey dan observasi ke
dusun-dusun. Serta kami menanyakan untuk tempat tinggal atau
basecamp selama kami KPM, disitu Pak Kepala Desa menyuruh
menunggu nanti akan di kabari lagi mengenai tempat tinggal,
kemudian setelah di kabari mengenai tempat tinggal kami,
kemudian kami hari sabtu survei tempat tinggalyakni di rumah
Mbah Sibun tepatnya diDukuh Ngreco, Dusun.Krajan, Desa
Binade.Hari minggu kami mengangkut barang-barang anggota
kelompok menggunakan mobil pickup untuk diantarkan ke lokasi.
Progam kerja utama kami di tempatkan di Desa Binade
Kecamatan Ngrayun oleh LPPM karena di daerah tersebut menurut
penelitian banyaknya kasus pernikahan dini, hal tersebut
sesauiprogam KPM kami yakni mono disiplin jurusan Hukum
Keluarga Islam.Menikah di dalam masyarakat kadang masih
172
menjadi tolak ukur kedewasaan. Setelah memiliki pekerjaan mapan
dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir untuk
berumah tangga dan memiliki keturunan. Tapi bagi banyak orang
lain, pekerjaan dan penghasilan layak ternyata bukan parameter
yang bisa dijadikan alasan menikah. Sebagian laki-laki yang
memiliki tanggung jawab besar dalam rumah tangga memiliki
anggapan berbeda-beda mengenai menikah dini, yaitu karena
agama apapun menganjurkan segera menikah bila sudah dewasa,
karena faktor adat dan budaya yang telah mengajarinya untuk
menyegerakan menikah dan menghindari hubungan sex diluar
nikah. Bahkan laki laki yang menikah dini karena dorongan
berkomitmen yang kuat (NW, Dhevy, 2014; Sarwono, W. 1983).
Pernikahan dini memiliki dua sisi, yaitu sisi negatif dan sisi
positif. Sisi positif dari pernikahan dini bagi seorang laki-laki antara
lain untuk memenuhi kebutuhan rohani, laki-laki akan lebih
nyaman ketika disampingnya ada seorang istri yang mendampingi,
dan kehidupan laki laki terasa belum lengkap ketika dirinya masih
lajang. Laki-laki yangmenikah dini akan terhindar dari perbuatan
zina, dimana sewajarnya menjadi seorang bujang semakin tua
libidonya pun semakin tinggi dan kebutuhan biologis harus segera
disalurkan. Pernikahan dini dapat mencapai visi misi kehidupan,
dimana sebagai kepala keluarga mencicil nikah di usia muda akan
mengurangi beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidup
lainnya, dan yang terakhir adalah kesuksesan, laki laki menganggap
bahwa semakin muda usia untuk menikah maka semakin besar
kesuksesan yang ia peroleh (Akhwat Shalihah, 2011).
Disamping dampak positif, laki-laki yang menikah muda juga
memiliki dampak negatif, dimana kita ketahui bahwa seorang laki-
laki memiliki peranan penting dalam sebuah keluarga yang antara
lain bertanggung jawab secara ekonomi, yakni dalam artian
kebutuhan ekonomi akan sepenuhnya ditanggung oleh suami.
Situasi seperti ini berdampak pada terhentinya salah satu hak anak
yaitu mendapatkan pendidikan. Pendidikan adalah salah satu cara
173
untuk peningkatan kualitas hidup warga, sementara pada sebagian
besar kasus anak dengan pernikahan dini terhenti pendidikannya.
Laki laki yang menikah dini akan kehilangan pondasi
perkembangan sesuai usianya karena harus berhadapan dengan
dunia keluarga yang jauh dari usia perkembangannya. Akibatnya,
anak dengan pernikahan dini akan mengalam dari qikas yang akan
berakibat pada pernikahannya maupun kepada anaknya untuk
memberikan contoh yang baik jika kelak ia memiliki anak
(Pranawati, 2013).
Berdasar data yang dihimpun oleh YKP, data terbaru
permohonan dispensasi kawin di Kabupaten Ponorogo tahun 2020
(PA Ponorogo), hingga bulan Oktober tercatat ada 202 permohonan
dispensasi kawin. Dari 202 pemohon tersebut 200 permohonan
dikabulkan, 1 ditolak dan satu masih dalam proses persidangan.Ada
peningkatan jumlah permohonan dispensasi kawin yang cukup
signifikan dibandingkan tahun 2019. Per akhir Desember 2019
hanya ada 97 kasus. Sementara tahun 2020 saja sampai pada bulan
Oktober kasusnya meningkat lebih dari 100%. Padahal ini juga
dalam keadaan pandemi Covid-19.Namun kasus permohonan
dispensasi menjadi semakin meningkat. Padahal pada tahun 2019
hanya terdapat 97 kasus. Dari 97 permohonan dispensasi nikah ini
92 permohonan diterima, 3 dicabut , 1 permohonan ditolak dan 1
permohonan dilimpahkan ke tahun berikutnya.
Dosen IAIN Ponorogo ini menduga, salah satu faktor naiknya
angka dispensasi perkawinan anak adalah adanya revisi UU No. 1
tahun 1974 tentang perkawinan anak. Yang sudah direvisi menjadi
UU No. 16 tahun 2019 khususnya pasal 7, yaitu perkawinan dapat
dilaksanakan dengan usia minimum anak laki-laki dan perempuan
19 tahun.Kecamatan Ngrayun memiliki diska tertinggi yaitu 25
kasus, disusul oleh Kecamatan Slahung dengan 19 kasus, Sawoo 17,
Pulung 14, Kecamatan Ponorogo dan Babadan 10 kasus, Mlarak,
badegan dan Ngebel sebanyak 9. Belum lagi ditambah tahun
sekarang 2021 dan 2022. Kecamatan Ngrayun termasuk dalam No.1
174
se Kabupaten Ponorogo terbesar angka pernikahan dini dan
perceraian dini.
Menelaah permasalahan di atas, tindakan yang dapat kita
ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi
kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di
SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta
didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang
Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa
Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di
sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM
kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa
Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional atau BKKBN. Sosialiasi yang diadakan
sebenarnya tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan
dini, akan tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada
masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan
dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat
telah mengerti dan memahami dampak dari pernikahan dini maka
diharapkan dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan
motivasi dalam diri mereka sehingga secara perlahan angka
pernikahan dini di Desa Binade ini bisa mereda.
Kegiatan kami di minggu pertama adalah
membersihknposko dan menata barang bawaan baik barang
pribadi maupun kelompok. Kemudian persiapan keperluan untuk
acara pembukaan di Balai Desa. Kegiatan pembukaan KPM
dilaksanakan pada hari kedua, dimana pembukaan ini merupakan
acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin. Acara
pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade dan
tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H.
Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal sampai
dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali ke posko
175
masing-masing bersama dengan DPL untuk diberi bimbingan dan
arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H.

DokumentasiPembukaan KPM di Balai Desa Binade dan dokumentasi

bimbingan dan arahan DPL di posko minggu pertama kegiatan KPM

Kegiatan lain di mimggu pertama adalah melakukan


inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan
ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga
masyarakat umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya
masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM.
Tahap ini merupakan hal utama yang harus dilakukan karena
diketahui bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang
pastinya antara peserta KPM dan masyarakat belum saling
mengenal. Adapun kegiatan lain yaitu bertepatan dengan
HariRayaQurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami
bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid
dimana salah satu dari kami diminta untuk menjadi Imam SholatIed
dan mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang
“Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalatied kami
berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua dusun,
yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari
penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada
176
masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan
mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat.

Dokumentasi bersih-bersih Masjid satu hari sebelum pelaksanaan sholat hari


raya Idul Adha

Setelah itu, kami melakukan kegiatan pokok program kerja


yaitu melakukan kunjungan ke SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1
Ngrayun dengan tujuan untuk mendapatkan izin dari pihak sekolah
untuk melakukan sosialisasi pendidikan orang dewasa (PUP) dan
bahaya psikotropika. dan obat-obatan narkotika. Zat (NAPZA)
untuk siswa. . Kedua sekolah menyambut kami dengan hangat dan
mengizinkan sosialisasi di kampus. Di SMKN 1 Ngrayun, kami juga
diminta untuk membantu memberikan dukungan BTQ, melengkapi
dokumen kegiatan Tahap Lingkungan Sekolah Pengantar (MPLS).
Sedangkan di SMPN 5 Ngrayun, kami juga diminta untuk
mendukung BTQ dan membimbing kegiatan ekstrakurikuler
pramuka. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian dokumen kegiatan
MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan topik “Usia Nikah,
Bahaya Narkoba dan Organisasi Penanggulangannya”. Adapun
mengapa kami memilih materi ini, karena target audiens kami
adalah remaja, di mana anak muda ini cenderung terjerumus ke
dalam pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa transisi dari
177
masa kanak-kanak ke masa dewasa, ketika rasa ingin tahu yang
paling besar dan pencarian identitas dimulai. Di sini, saya berperan
sebagai presenter, memberikan materi pada kegiatan sosialisasi
PUP dan MPLS.

Dokumentasi sosialisasi tentang Pendewasaan Usia (PUP) dan Bahaya


Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA)

Selaim itu,kami diminta untuk membuka kembali kegiatan


ekstrakulikuler pramuka yang sebelumnya berhenti kurang
lebihdari tahun 2019di akibatkan ada pandemi Covid-19. Kegiatan
tersebut dilaksanakan setiap hari Jumat. Selain itu kami mengajar di
TPA, mengikutirutinanyasinan, serta melakukan
kegiatanpembelajaran BTQ. Adapun BTQ di SMPN 1
Ngrayundilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pada siang
hari dimulai pada pukul 12.00-13.30 WIB, sedangkan BTQ di SMKN
1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at
pada pagi hari dimulaisekitar pukul 08.30sampai dengan selesai.
Sebelum BTQ di mulai kami melaksankansholat Dhuha berjamaah,
178
tujuannya bukan lain untuk menanamkan dan menghidupkan
sunnah-sunnah Rasulullah di jiwa siswa-siswi SMKN 1 Ngrayun.

Dokumentasi pembelajaran BTQ di SMPN 5 Ngrayun

Kemudian tiba saatnya kami menyusun program kerja


utama yaitu Workshop Pengembangan Keluarga Remaja di Balai
Komunal Binade. Seminar ini menghadirkan narasumber dari
BKKBN yaitu Ipah Sumarah, S.Sos., Tri Wahyudi Hernawan, S.E., dan
Heri Gunawan. Acara ini mempertemukan seluruh jajaran
perangkat desa dan mengundang ketua RT baik di desa Binade
maupun Ibu RT. Workshop ini akan berlangsung pada tanggal 26
Juli 2022 mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Tujuan diadakannya
workshop ini adalah untuk mencegah pernikahan anak, mengingat
di desa ini angka pernikahan dini cukup tinggi, kami dukung
generasi muda melalui workshop Pembinaan Keluarga Remaja
179
( BKR) untuk orang tua. Dengan bimbingan orang tua ini
diharapkan dapat mendorong remaja di lingkungan ini untuk tidak
menikah di usia dini. Sebagai pembicara kami, Ibu Ipah,
mengatakan, remaja sangat rentan terhadap kenakalan remaja,
pernikahan anak, pergaulan bebas dan aborsi. Oleh karena itu, kita
perlu mengedukasi orang tua agar dapat memantau dan
memperhatikan interaksi anak-anaknya. Konsep Pembinaan
KeluargaMuda (BKR) membimbing keluarga usia 10 sampai 2
tahun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pola
asuh. Orientasi ini bertujuan untuk mengendalikan remaja agar
tidak mudah terjerumus dalam kenakalan remaja danperilaku
menyimpang lainnya.

Dokumentasi Seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade

Solusi Realita Pasangan Keluargayang melaksanakan


pernikahan di bawah umur di Desa Binade KecamatanNgrayun
Kabupaten Ponorogo. Realita atau keadaan yang sesungguhnya dari
pasangan keluarga yang melaksanakan pernikahan di bawah umur
di Desa Binade yaitu bentuk pernikahannya yang beragam antara
lain berdasarkan hasil dispensasi nikah, usia pasangan yang
180
melakukan pernikahan masih terlalu muda (di bawah usia 19
tahun), pernikahan yang dilaksanakan karena pihak perempuan
telah hamil diluar nikah dan pernikahan yang tidak tercatat oleh
negara.
Pernikahan di bawah umur seharusnya dapat diatasi dengan
ketegasan aturan baik dari Undang undang pernikahan, Kompilasi
Hukum Islam (KHI) maupun aturan yang ada dalam masyarakat
Kecamatan Ngrayun. Selain itu, diperlukan adanya proses
pemahaman sekaligus penyadaran, edukasi, sosialisasi dan
penyuluhan terkait Undang-undang Pernikahan No. 16 Tahun 2019.
Batasan usia pernikahan yang terdapat dalam Undang-undang
tersebut masih belum banyak diketahui oleh anak-anak maupun
remaja sekarang sehingga mereka belum mengetahui dampak
negarif dari menikah di bawah umur.
Pemahaman masyarakat terkait pernikahan di bawah umur
di Kecamatan NgrayunKabupaten Ponorogo masih kurang. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor pendidikan masyarakat yang masihrendah.
Padahal banyak upaya yang dilakukan oleh KUA Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo untuk memahamkan masyarakatnya.
Salah satunya bekerja sama dengan Perangkat Desa khususnya
Modin dalam memberikan sosialisasi dan pengarahan pada
masyarakat di desanya masing-masing terkait pernikahan di bawah
umur dan dampak negatif yang ditimbulkannya. Akan tetapi
kenyataannya, pernikahan di bawah umur masih saja terjadi di
desa-desa karena kurang pahamnya masyarakat terkait
permasalahan tersebut. Realita pasangan keluarga yang
melaksanakan pernikahan di bawah umur di Kecamatan
NgrayunKabupaten Ponorogo. dipengaruhi oleh faktor pendidikan
dan ekonomi. Setelah melakukan pernikahan, pasangan baru
tersebut belum memiliki pekerjaan yang layak sehingga banyak
yang memutuskan untuk bekerja serabutan dan bahkan ada juga
yang masih menggantungkan perekonomian keluarga barunya pada

181
keluarganya terdahulu (bapak dan ibunya). Selain itu, ketika
bekerja maka anaknya juga dititipkan pada pihak keluarga di rumah.
Kesimpulan dan solusi, dilihat dari kegiatan KPM selama 40
hari di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten
Ponorogo,disitujuga terdapat permasalahan-permasalahan yang
kami minimalisir terutama mengenaipernikahan dini. Saya dapat
mengambil kesimpulan dan solusi, diantaranyakelekatan dengan
keluarga harus tetap lebih ditingkatkan. Dengan masih banyaknya
pernikahan di bawah umur ini, seharusnya ibu atau orang tua bisa
menjadi role model bagi anaknya dengan melindungianak dari
pernikahan di bawah umur. Selain itu jugadapat memberikan
nasihat serta gambaran bagaimanakehidupan berumah tangga yang
harus dihadapi setelah melakukan pernikahan. Hal ini dapat
memberikan kontribusi positif untuk mengurangi angka
pernikahan di bawah umur serta dampak negatif yang
ditimbulkan.Sosialisasi pendewasaan usia pernikahan Undang
undang No.16 tahun 2019 harus terus dilaksanakan kepada
masyarakat. Dengan adanya program-program tertentu yang
dilaksanakan oleh aparat pemerintah dan masyarakat, diharapkan
dapat memperkecil angka pernikahan di bawah umur dan
menjauhkan remaja dari perbuatan zina. Untuk itu, aparat
pemerintah dan masyarakat harus lebih peduli dengan keadaan
lingkungan sekitar dan tegas dalam menegakkan hukum.
Pesan dan kesan, hal pertama yang ingin saya sampaikan
ketika pelaksanaan KPM ini telah saya jalani adalah ucapan syukur
karena seluruh program kerja dapat terlaksana dengan cukup baik.
Tidak hanya bermodalkan pengetahuan akademik yang saya
dapatkan di bangku perkuliahan yang diterapkan disini, namun juga
pengetahuan- pengetahuan hidup kitasehari-hari. Menurut saya
pelaksanaan KPM ini sangat berkesan membuat saya belajar banyak
hal yakni kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas.
Disini saya juga belajar untuk bersosialisasi, bagaimana bekerja
dalam tim serta belajar bertanggung jawab dalam suatu hal.
182
Selama KPM saya merasakan ada di tengah-tengah keluarga
dimana itu adalah keluarga yang baru. perbedaan dimana masing-
masing individu ingin terlihat menonjol dapat terhapuskan dengan
kebersamaan yang tak kunjung usai hingga KPM ini berakhir.
Pengalaman baru dengan lingkungan dan manusia serta cuaca yang
berbeda menjadikansaya mengerti akan kehidupan yang dialami
orang diluar keluarga saya yang sebenarnya. Desa Binade
merupakan desa yang akan selalu dikenang didalam hidup saya.
Disini saya belajar bagaimana menghadapi masyarakat di pedesaan
yang umumnya berbeda dengan masyarakat di kota. Pada saat
berkunjung ke dusun-dusun kami disambut dengan baik oleh
masyarakat. Mereka sangat antusias ketika kedatangan mahasiswa
yang akan mengabdi di Desa Binade. Lalu yang membuat saya salut
terhadap Desa tersebut adalah gotong royong. Ketika kami akan
melaksanakan proker mereka berbondong bondong membantu
proker yang akan kita laksanakan. Bahkan mereka tidak meminta
upah dalam pengerjaan proker tersebut.Disinijuga saya sangat
senang karena masyarakat aktif dalam berolahraga seperti volley
yang dilakukan setiap hari. Hal ini membuat saya rindu suasana
disana dan akan selalu dikenang.
Saya juga sangat berterimakasih kepada teman-teman yang
sudah memberikan motivasi, menegur saya ketika salah dan
berusaha untuk tetap menjadi tim yang solid selama 40hari,
masyarakat di Parakantilu yang sudah membantu kami
menjalankan proker dan memberikan kami suguhan makanan
selama disini. Tak lupa kepada Mbah Sibunselaku yang sudah
menampung kami dengan penuh kasih sayang seperti keluarga
sendiri seta masyarakat yang selalu ramah terhadap kami.
Pesan jangan pernah lupakan perjuangan kita dalam
mengabdi kepada Desa Binade. Jangan pernah lupa akan kenangan
manis, maupun kenangan pahit. Mohon maaf kepada semuanya.
Bersenanglah karena hari-hari seperti ini akan kita rindukan. Maaf
buat teman-teman jika selama KPM saya banyak salah yang
183
disengaja maupun yang tidak dan pada malam perpisahan saya
mengecewakan kalian tiada yang lain yang dapat saya lakukan
selain mengucap maaf. Harapan kami kepada desa ini tetap menjaga
budaya, persaudaraan, tetapbersemangat untuk memgembangan
"ArchaNgreco Petilasan Desa Binade" menjadi
wisata,mengembangkan wisata-wisata lain yang ada di Desa Binade
dan tetap mengenangkami meskipun kami disini hanya dalam
waktu yang singkat.

MENGABDI SEPENUH HATI DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE


Ulfa Hamidah Malik

KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) merupakan kegiatan


perkuliahan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo
yang mana sebagai salah satu kegiatan penting dan wajib ditempuh
oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo.KPM ini bertujuan
mempraktekkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan
dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga dapat
184
menghasilkan kualitas serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Mahasiswa peserta KPM juga diharapkan dapat
bekerjasama dengan masyarakat, sehingga masalah yang terjadi
dalam lingkungan dapat terpecahkan serta dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.Selain tujuan umum, KPM juga
memiliki tujuan khusus yaitu melatih penalaran dan kepekaan
mahasiswa serta mengembangkan potensi mahasiswa untuk
melakukan improvisasi dan inovasi khususnya dalam profesi dan
umumnya dalam pembangunan masyarakat.
Adapun manfaat diadakannya KPM bagi masyarakat yaitu
dapat memperoleh informasi maupun pengetahuan baru mengenai
strategi dalam mengenali masalah yang dihadapi, serta mampu
memberdayakan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan
kualitas hidup. Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh
informasi yang bermanfaat tentang ibadah, dakwah, maupun
tentang kehidupan beragama.
Dan adapun manfaat diadakannya KPM bagi mahasiswa yaitu
mendapatkan pengalaman dalam mengabdi secara langsung kepada
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi serta sumber daya
yang ada di daerah tersebut secara maksimal. Selain itu, mahasiswa
juga dapat mengembangkan potensi untuk menjadi seorang
perencana sosial, pendidik masyarakat, serta penata dan pengatur
masyarakat dengan kemampuan inovasi dan penyelesaian
masalah.Penyelesaian masalah yang dimaksud disini yaitu melalui
pengembangan riset berdasarkan potensi dan sumber daya yang
dimiliki.
Dua tahun silam, saat pandemi Covid-19 masih terjadi
dimana-mana, IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan KPM
secara daring di rumah dan fokus pada lingkungan mahasiswa.
Setelah pandemi mulai dapat dikendalikan dan banyak mengalami
penurunan, pada tahun 2022 ini IAIN Ponorogo dapat
menyelenggarakan KPM secara luring yang mana bermukim di
lokasi-lokasi yang telah ditentukan selama kurang lebih 45 hari.
185
Mahasiswa peserta KPM disebar dan terbagi di lima kecamatan se-
kabupaten Ponorogo, yaitu Kecamatan Sambit, Slahung, Bungkal,
Ngrayun, dan Sawo. Tahun ini, pembagian kelompok peserta KPM
juga mengalami perubahan dibanding sebelumnya.
Terdapat dua jenis KPM, yaitu KPM Mono Disiplin dan KPM
Multi Disiplin. KPM Mono Disiplin yaitu kuliah pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KPM dengan bidang
keilmuan yang sama. Sedangkan KPM Multi Disiplin yaitu kuliah
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KPM
dengan bidang keilmuan yang berbeda-beda.Saya sendiri memilih
KPM Mono Disiplin dengan alasan supaya dapat menerapkan
perencanaan program untuk masyarakat sesuai dengan bidang
keilmuan yang sudah saya pelajari di bangku perkuliahan.
Kegiatan KPM ini dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli 2022
sampai tanggal 12 Agustus 2022 yang berlokasi di desa Binade,
kecamatan Ngrayun, kabupaten Ponorogo. Saya sendiri berada
dalam kelompok 62 dengan Bu Lia Noviana, S.H.I., M.H.I. sebagai
dosen pembimbing lapangan (DPL).Di desa Binade ini, terdapat dua
kelompok KPM, yaitu kelompok KPM Mono Disiplin 62 dan
kelompok KPM Multi Disiplin 63.Lokasi tempat tinggal
(basecamp/posko) kedua kelompok ini juga tidak terlalu jauh,
sehingga memudahkan kedua kelompok tersebut untuk bertemu,
berdiskusi, serta bekerjasama dalam merencanakan proker
penunjang bersama.
Desa Binade merupakan sebuah desa yang terletak di
kecamatan Ngrayun,, kabupaten Ponorogo, yang mana wilayahnya
merupakan wilayah terluas di kabupaten Ponorogo. Binade
merupakan wilayah pegunungan yang mayoritas penduduknya
bekerja sebagai petani dan peternak.Batas wilayah desa Binade
sebelah utara berbatasan dengan desa Tugurejo (kecamatan
Slahung), sebelah selatan berbatasan dengan desa Ketro
(kecamatan Tulakan), sebelah timur berbatasan dengan desa
Mrayan (kecamatan Ngrayun), dan sebelah barat berbatasan
186
dengan desa Pucangombo (kecamatan Tegalombo). Binade sendiri
memiliki 3 dusun, yaitu dusun Krajan, dusun Blumbang, dan dusun
Petung, dengan RT keseluruhan sejumlah 26 RT. Namun, desa ini
mempunyai jumlah penduduk paling sedikit dibandingkan dengan
desa lain dari total penduduk kecamatan Ngrayun.
Di daerah pegunungan, biasanya sering dikaitkan dengan
pernikahan di usia yang masih belia. Pernikahan sendiri merupakan
suatu perjanjian suci yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
untuk melanjutkan hubungan ke jenjang halal. Pasangan yang telah
mengikat janji ini biasanya dianggap sudah siap dengan berbagai
rintangan hidup berumah tangga yang akan dihadapi nanti. Bukan
saja mengenai hubungan seksual, namun juga masalah yang akan
mengikuti pasangan suami istri nanti, seperti masalah finansial,
membiasakan diri dengan kebiasaan pasangan yang berbeda
dengan diri sendiri, bagaimana membagi pekerjaan rumah,
menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dari pihak pasangan,
bagaimana mengasuh anak dengan baik, mempersiapkan mental
dalam mengatasi stres dan beban pikiran, serta bagaimana
mengatasi perbedaan prinsip hidup satu sama lain.
Jika pasangan yang menikah masih belum cukup umur,
dikhawatirkan belum siap dalam menghadapi rintangan pernikahan,
dan masalah terburuk yang bisa saja terjadi yaitu adanya
perceraian. Sehingga, adanya UU RI no. 16 th 2019 tentang
Perubahan Atas UU RI no. 1 th 1974 tentang Perkawinan, dapat
mengurangi jumlah pernikahan dini yang ada di daerah-daerah
yang masih rawan akan pernikahan dini.Undang-undang tersebut
dalam perubahannya menyatakan bahwa 'Perkawinan hanya dapat
diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun'.
Di Desa Binade ini, meskipun pernikahan dini sudah mulai
menurun, namun masih ada beberapa orang yang tetap melakukan
pernikahan meskipun masih dibawah umur. Hal ini dibuktikan
dengan data yang berhasil kami dapatkan dari KUA kecamatan
Ngrayun. Dalam data tersebut, terdapat 20 pasangan yang menikah
187
di usia yang masih belum cukup umur di tahun 2021. Kebanyakan
diantaranya merupakan siswa SMA, namun ada juga yang masih
SMP bahkan SD yang mana sudah jelas pikiran dan mental mereka
masih belum matang dan dewasa. Hal ini menandakan bahwa
meskipun tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun
presentase pernikahan dini masih lumayan besar dan bisa saja
(semoga tidak terjadi dan akan terus menurun) akan bertambah
lagi jika tidak ada tindakan untuk mengatasi kasus ini.
Seperti yang kita ketahui, ada banyak dampak buruk dari
pernikahan dini. Beberapa diantaranya yaitu rentan terhadap
masalah ekonomi, menutup banyak kesempatan yang mungkin bisa
diraih di masa depan, rentan adanya kekerasan dalam rumah
tangga, rentan terhadap masalah reproduksi dan kesehatan mental,
resiko kesehatan bayi dan kesulitan dalam membesarkan anak,
serta resiko terbesar yaitu perceraian.
Salah satu dampak buruk yang menjadi permasalahan utama
Desa Binade yaitu resiko kesehatan bayi yaitu stunting.Stunting
sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat
kekurangan gizi yang kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
seusianya.Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan
pada masa awal setelah bayi itu lahir, namun kondisi stunting baru
nampak setelah bayi berusia 2 tahun.Di Indonesia sendiri,
persentase stunting secara keseluruhan pun masih tergolong tinggi
dan harus mendapat perhatian khusus.BKKBN menilai, salah satu
faktor yang bisa mengakibatkan stunting pada keturunan maupun
anak yang baru lahir yaitu adanya pernikahan dini atau nikah muda.
Dari berbagai fenomena dan fakta yang sudah dijelaskan,
kelompok kami pun memutuskan mengambil tema proker utama
yaitu Bina Keluarga Remaja serta Pendewasaan Usia Perkawinan.
Tema tersebut dirasa cocok untuk program kegiatan utama kami
yang mana berhubungan dengan fenomena yang terjadi di desa
Binade. Untuk Bina Keluarga Remaja (BKR) sendiri akan difokuskan
pada masyarakat terutama para orang tua, sedangkan untuk
188
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) akan ditujukan pada
siswa/siswi di tingkat SMP dan SMK.
Kegiatan ini berbentuk sosialisasi dengan mendatangkan
pemateri dari BKKBN kecamatan Ngrayun yaitu Ibu Ipah Sumarah,
S.Sos sebagai pemateri utama,serta Bapak Tri Wahyudi Hernawan,
S.E dan Bapak Heri Gunawan sebagai pemateri tambahan, yang
mana diminta untuk mengisi materi BKR secara langsung kepada
masyarakat. Sosialisasi BKR sendiri berlokasi di balai desa Binade
dengan mengundang seluruh bapak dan ibu RT maupun
RW.Sosialisasi ini juga dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli
2022, dan dimulai tepat waktu pada pukul 09.00 sampai selesai.
Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMK, kami bersosialisasi di
SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun yang mana materi
disampaikan oleh perwakilan anggota KPM yang bertugas.
Sosialisasi SMPN 5 Ngrayun dilaksanakan pada hari Senin tanggal
25 Juli 2022 dan bertempat di SMP tersebut dengan dihadiri
seluruh siswa/siswi SMPN 5 Ngrayun. Materi yang diusung yaitu
materi PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan). Untuk sosialisasi
SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan dua kali karena pihak SMK meminta
kami juga untuk mengisi materi tentang Napza (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif) pada pertemuan terakhir MPLS (Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah). Sosialisasi MPLS dilaksanakan
pada hari Rabu, tanggal 20 Juli 2022 dan dihadiri siswa/siswi MPLS
saja. Sedangkan sosialisasi PUP dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 22 Juli 2022 dan dihadiri seluruh siswa/siswi SMKN 5
Ngrayun. Bukan materi PUP saja, namun materi Keorganisasian
juga diusung dalam sosialisasi hari tersebut.
Seluruh kegiatan proker utama berhasil dilaksanakan pada
Minggu ke-tiga dan ke-empat KPM.Antusiasme masyarakat serta
siswa/siswi SMP dan SMK saat mengikuti kegiatan sosialisasi juga
sangat luar biasa.Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa materi
yang dibawakan dapat diterima oleh masyarakat dan siswa/siswi
yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.
189
Selain proker utama, kelompok kami juga memiliki proker
penunjang.Yang pertama yaitu mengajar TPA untuk anak-anak
jenjang TK dan SD. TPA ini berlokasi tak jauh dari basecamp kami,
yakni dirumah salah satu warga dusun Krajan bernama Bu
Asih.Jadwal TPA sendiri dilaksanakan pada hari Senin, Rabu, dan
Jumat di setiap minggunya.Jumlah murid yang mengaji di TPA juga
lumayan banyak, yakni kurang lebih sekitar 40 anak.Di TPA
tersebut, murid-murid ada yang masih mengaji di tingkat Iqro' dan
ada juga yang sudah mengaji Al-Qur'an. Meskipun perjalanan yang
mereka tempuh untuk datang ke tempat TPA cukup jauh, namun
keinginan dan semangat mereka untuk mengaji di TPA tetap ada.
Proker penunjang kedua yaitu mengajar BTQ di SMPN 5
Ngrayun. Program BTQ ini termasuk baru di SMP tersebut, dan
pihak dari SMP meminta kami untuk ikut mengisi BTQ kelas 7
sampai kelas 9 selama kami masih berada di lokasi KPM. Karena
termasuk baru, tidak heran jika masih banyak yang mengaji di
tingkat Iqro', namun ada juga yang sudah mengaji di tingkat Al-
Qur’an. Meski begitu, antusiasme dari siswa/siswi di SMPN 5
Ngrayun sangat baik sekali.Kegiatan BTQ di SMP ini dimulai pada
Minggu ke-tiga KPM.Pada Minggu tersebut, BTQ diadakan pada hari
Senin sampai Kamis yang dimulai sekitar pukul 12.30 sampai pukul
13.30. Untuk Minggu ke-empat, kegiatan BTQ berubah jadwal,
untuk kelas 7 diadakan pada hari Rabu, kelas 8 pada hari Kamis,
dan kelas 9 pada hari Sabtu, yang mana semuanya dilaksanakan
mulai pukul 12.00 sampai pukul 13.20.
Proker penunjang ketiga yaitu mengajar BTQ juga, namun kali
ini di SMKN 1 Ngrayun. Sama dengan SMP, program BTQ ini juga
masih baru di SMK. Di SMK, yang mengaji di tingkat Iqro’ ternyata
lebih banyak dibanding yang mengaji di tingkat Al-Qur’an. Karena
alasan itulah, kami juga diminta oleh pihak sekolah untuk ikut
mengajar selama masa KPM masih berlangsung. BTQ ini juga diikuti
semua kelas, dari kelas 10 sampai kelas 12 TKR dan TKJ. BTQ
dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jum’at, mulai pukul 08.20
190
sampai 09.30, dimulai dengan sholat Dhuha terlebih dahulu di
Musholla SMK dan dilanjut dengan pengajaran BTQ menggunakan
metode sorogan.
Selain ketiga proker penunjang tersebut, ada juga kegiatan
rutinan setiap minggu yaitu yasinan bapak-bapak setiap malam
Jum’at dan yasinan ibu-ibu setiap Jum’at sore. Kegiatan yasinan ini
juga diikuti oleh anggota kelompok KPM Multi Disiplin 63. Dalam
kegiatan yasinan, salah satu anggota akan selalu diminta untuk
memimpin jalannya acara yasinan tersebut. Selain itu, salah satu
perwakilan juga diminta untuk memberikan ceramah singkat yang
berhubungan dengan agama.
Dari seluruh kegiatan yang kami laksanakan di desa Binade ini,
semuanya sangat berkesan bagi saya pribadi. Meskipun di daerah
pegunungan, desa Binade ini termasuk desa yang maju dan juga
merupakan desa yang sangat indah. Semua warga yang ada di desa
ini juga sangat ramah dan menerima kehadiran kami dengan
senang hati. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang kami ikuti maupun
yang kami adakan sendiri, semuanya berjalan lancar tanpa adanya
kendala yang berarti berkat bantuan serta partisipasi dari pihak
kantor desa serta masyarakat Binade sendiri.
Saya pribadi juga ingin berterima kasih pada pemilik rumah
yaitu Mbah Sibun, karena sudah mengizinkan kami untuk tinggal di
rumah beliau. Saya mewakili teman-teman juga ingin meminta maaf
jika selama tinggal dirumah ini sering merepotkan maupun
membuat kegaduhan sehingga mengganggu jam istirahatnya. Saya
juga ingin berterima kasih kepada kepala desa Binade, Bapak
Sunarwicahyo, S.H. Selain membantu mencarikan lokasi basecamp
untuk kami tinggal, beliau juga sangat berjasa dalam kelancaran
kegiatan yang kami adakan untuk masyarakat. Berkat beliau juga,
kami bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat,
seperti posyandu balita dan lansia, serta kerja bakti dusun setiap
hari Minggu. Tanpa bantuan beliau, semua rencana yang kami
susun untuk kegiatan KPM ini tidak akan berjalan dengan lancar.
191
Banyak hal yang bisa diambil dari kegiatan KPM ini.
Diantaranya yaitu meningkatnya kemampuan komunikasi dengan
warga sekitar serta kemampuan bekerjasama dengan kelompok
lain maupun dengan masyarakat, bertambahnya kemampuan dalam
mengurus suatu projek kegiatan dengan cepat dan cekatan, mampu
menganalisa permasalahan yang ada di masyarakat serta
mengetahui cara penyelesaiannya, serta meningkatnya kemampuan
untuk beradaptasi dan kemampuan berempati dengan masyarakat.
Selain itu, kami juga dapat mengenal budaya baru yang ada di desa
Binade, mendapat banyak teman baru bahkan keluarga baru,
meningkatkan kreativitas dalam pribadi masing-masing, serta
terlatih hidup mandiri karena jauh dari orang tua.
Pesan yang dapat saya sampaikan untuk seluruh masyarakat
desa Binade, yaitu semoga kegiatan serta materi yang telah kami
adakan dan sampaikan mampu berkesan di hati masyarakat serta
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
diharapkan masyarakat dapat terus mengingat kami para
mahasiswa KPM IAIN Ponorogo, yang pernah datang ke desa Binade,
ikut berbaur dengan masyarakat,serta pernah ikut menjadi bagian
dari desa Binade.
Untuk siswa/siswi SMP dan SMK, semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat menjadi pedoman untuk kehidupan siswa/siswi
di masa depan. Serta apa yang telah kami ajarkan terutama dalam
materi mengaji, semoga dapat berkembang lebih bagus lagi.
Sekian essay yang saya tulis, semoga menjadi pengalaman
yang menyenangkan.

192
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN KPM

193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205

Anda mungkin juga menyukai