Mufidatul Mar’ah
1915041018
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….. v
DAFTAR TABEL………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………… 8
C. Tujuan Penelitian………………………………. 8
D. Manfaat Penelitian……………………………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………….... 10
A. Kajian Teori……………………………………. 10
B. Peneliti Yang Relevan…………………………. 23
C. Kerangka Pikir…………………………………. 27
BAB III METODE PENELITIAN………………………….. 28
A. Jenis Penelitian……………………………….... 28
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………. 28
C. Desain Penelitian………………………………. 29
D. Sasaran Penelitian……………………………… 30
E. Definisi Operasional Variabel…………………. 31
F. Teknik Pengumpulan Data……………………... 33
G. Instrumen Penelitian………………………….... 34
H. Teknis Analisis Data……………………………. 36
H. Teknis Analisis Data……………………………. 37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 39
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara agraris dunia dengan potensi lahan
yang sangat menunjang untuk digunakan dalam pertanian, hal ini digunakan
sebaik baiknya oleh sebagian besar penduduknya dengan cara hidup dari hasil
bercocok tanam atau bertani. Salah satu komoditas yang wajib ditanam yaitu
komoditas padi, hal ini didukung oleh data bahwasanya negara Indonesia berada
vietnam di urutan pertama. Dilihat dari sisi komsumsi beras perkapitanya sendiri,
dengan potensi lahan yang adanya, Indonesia ternyata belum dapat memenuhi
melakukan impor beras dari negara lain seperti India, Vietnam, Thailand,Pakistan,
Myanmar, Jepang, Tiongkok, dan lainya dengan total keseluruhan impor beras di
penduduk tiap tahun dengan tingkat produksi, luas lahan, dan produktivitas
1
2
Table 1.2 Penduduk dan Laju Penduduk Pertahun di Indonesia tahun 2017-2022
No Tahun Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun (%)
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat diketahui bahwa luas panen tanaman
cukup signifikan pada tahun 2018 yaitu sebanyak 4.31 juta Ha. Hal ini tentunya
penduduk dari tahun 2017 hingga tahun 2022 cukup signifikat. Persentase laju
meningkat yang menandakan bahwa kebutuhan terkait suatu lahan tempat tinggal
akan semakin meningkat pula yang memicu terjadinya peralihan lahan yang
atau tempat tinggal, sehingga lahan pertanian akan semakin sempit, produktivitas
meningkat karena jumlah penduduk yang semakin meningkat pula. Jika hal ini
terus menerus terjadi dan tidak dilakukan sebuah tindakan, dikhawatirkan akan
terjadi krisis pangan di masa yang akan datang. Selain itu, menurut Dinas
tahuan 1984 yang mana angka produktivitas pertanian mencapai 25,8 ton, yang
sumber daya alam, pengelolaan jaringan irigasi dan kapasistas pemerintah dalam
wilayah pada program ini, yang mana kabupaten Sidenreng Rappang menjadi
5
salah satu dari 5 kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan untuk cakupan lokasi
salah satu kabupaten lumbung padi di Sulawesi Selatan. Hal ini dikarenakan
daerah ini didukung dengan luas lahan sawah 47.947,3 ha dengan luas wilayah
2.506,19 km² dan jumlah penduduk sebanyak 264.955 jiwa. Selain itu daerah ini
juga dapat melaksanakan panen hingga tiga kali dalam setahun dengan dukungan
Salam, 2019)
(Kuintal/Hektar)
1 2018 58.27
2 2019 55.33
3 2020 50.26
Jumlah 110.86
produktivitas padi pada tahun 2018 sebesar 58.27 Kuintal/Hektar dan ditahun
produktivitas padi dari tahun 2018 hingga 2020 di kabupaten Sidenreng Rappang
yaitu sebersar 8.01 Kuintal/Hektar, hal ini diindikasikan terjadi karena ada
dihindarkan. Oleh karena itu, perlu suatu upaya guna meningkatkan produktivitas
pertanian di tengah laju penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,
program IPDMIP ini adalah pengembangan sumber daya manusia untuk layanan
penyuluhan dan petani yang terdiri dari perekrutan, dukungan bagi PPL
diberikan kewenangan atau kekuasaan secara mandiri dalam penerapan ilmu yang
telah mereka peroleh setelah diadakan kegiatan, walaupun pada saat pelaksanakan
kegiatan sekolah lapang berlangsung melalui gabungan dari kelompok tani atau
per-kelompok tani (Maharani, 2021). Ilmu yang diajarkan dalam sekolah lapang
petani dalam memanfaatkan lahan pertaniannya secara lebih produktif dan efisien,
Rappang merupakan salah satu desa yang memiliki peluang pelaksanaan program
sekolah lapang IPDMIP karena terdapat bendungan tadah hujan dalam pemenuhan
pengairan juga potensi pertanian di desa ini yang sangat mendukung, dimana rata
rata masyarakat di desa tersebut memiliki lahan pertanian untuk digarap sendiri
atau dengan bantuan buruh tani dan terdapat kelompok-kelompok tani serta
gabungan kelompok tani (GAPOKTA) di desa tersebut yang menjadi syarat dalam
pelaksanaan program ini. Namun karena pada program ini bersifat partisipaf
sehingga petani memegang kendala dalam penerapan ilmu yang mereka peroleh
untuk kemudian diterapkan pada lahan mereka setelah dilakukan kegiatan sekolah
lapang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam terkait proses
B. Rumusan Masalah
Sidenreng Rappang ?
C. Tujuan Penelitian
Sidenreng Rappang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan (Sul-sel). Selain itu daerah ini
kebupaten lain yang berada disekitarnya yakni Soppeng, Pinrang, Wajo, Bone,
Sidrap, dan Luwu. Di kabupaten Sidrap potensi pertanian sawahnya dapat dilihat
dari luasan sawah diwilayah tersebut yakni sekitar 46.985 Ha atau 24,95% dari
total keseluruhan wilayah yang ada di kabupaten Sidrap, yang mana dari luas
potensi sawah tersebut 60% nya berupa lahan sawah teririgasi teknis.
2. Pemberdayaan Masyarakat
10
11
dimana masyarakatnya menjadi mitra yang ingin diberdayakan. Oleh karena itu,
diperlukan cara, langkah, teknik untuk memperkuat hal tersebut berupa masukan
memberdayakan masyarakat.
keikutsertaan guna memenuhi kebutuhan hidup dari segi ekonomi, fisik, dan
meningkat dengan cara memanfaatkan sumber daya sekitar dengan lebih baik lagi.
12
sehingga dapat berupaya sendiri dengan tujuan memajukan diri ke arah kehidupan
pemberdayaan yaitu:
sebagai suatu bentuk pendidikan yang arahnya menjadi lebih baik dengan
cakupan yakni dalam hal materi, metode, tempat dan waktu, hubungan
timbal balik antara fasilitator dan penerima manfaat, serta yang lebih
dimaksud dalam hal ini adalah fisik maupu sosial, yang mana ini dapat
baik.
masyarakat, adalah suatu siklus aktivitas yang terdiri dari: Pertama, titik awal
14
tumbuhnya keinginan pada diri setiap individu untuk melakukan suatu perubahan
yang arahnya kepada perbaikan. Karena tanpa ada keinginan tersebut maka
pemberdayaan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal karena mitra atau
partisipasi, atau simpati dari masyarakat; kedua, selain keinginan, juga diperlukan
kemauan dan keberanian agar mendapatkan dorongan untuk terlepas dari hal-hal
kompetensi.
Tim Delivery dalam (Handini, Sukesi, dan Hartati., 2019) yang menawarkan
15
tahapan dalam program pemberdayaan pada masyarakat yang berawal dari proses
yang dimaksud adalah sebagai berikut: pertama, tahap seleksi; kedua, sosialisai
masyarakat, yang dimulai dari tinjauan pada keadaan pedesaan yang akan
terarah;
d. PLA (participatory learning and action), yang berarti suatu proses belajar
f. Pelatihan Partisipatif.
masalah yang sedang dihadapi, lalu diikuti dengan berbagai pandangan, sharing
16
dirasa akan lebih efektif dan efisien sesuai kepemilikan sumberdaya yang ada.
Umumnya kegiatan ini akan difasilitasi oleh berbagai narasumber atau fasilitator
3. Kelompok Tani
kelompok tani adalah satu perkumpulan dimana terdapat kegiatan yang dilakukan
oleh para petani yang menjadi anggota atas kesepakatan bersama. Kegiatan
kesamaan kepentingan, sosial ekonomi, sumber daya alam, rasa saling percaya,
menjadi dasar timbulnya rasa saling memiliki dan ingi berkontribusi dalam
2019) Terkait dengan pembahasan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa upaya
lembaga lain yang handal dalam hal tersebut. Adapun tugas yang dilakukan dalam
komoditas pangan dalam negeri yang di wujudkan melalui: (a) penyegaran dalam
penyuluhan produksi benih dan pertanian, (b) peningkatan irigasi (c) pengelolaan
pembentukan satu juta ha jaringan pengairan baru di luar Jawa dan Bali; Kedua,
Kementerian PUPR. Dimana hal ini berupaya dalam mendukung pemulihan dan
Indonesia dan IFAD. Tujuan ini memiliki sasaran pada peningkatan pertanian dan
juga sistem sekolah lapang pada kelompok tani agar dapat meningkatkan daya
berperan penting.
tani yang dijadikan sebgai salah satu wadah dalam peningkatan perekonomian
19
atau pendapatan masyarakatnya. Melalui kelompok tani ini juga sehingga dapat
terlaksananya sekolah lapang untuk saling belajar agar dapat mengubah pola pikir
kelompok dalam hal ini masyarakat dari yang awalnya acuh tak acuh dalam
perkembangan teknologi.
5. Kapasitas
kemampuan pada diri individu, sistem atau organisasi, guna melaksanakan fungsi
sesuai harapan yakni fungsi efektif, efisien dan berkelanjutan. Begitu juga dengan
sesuai perencanaan dan penggambaran menuju proses dan hasil. Hal yang serupa
lebih mengarah kepada hasil akhir (Outcome) atau kondisi yang akan dicapai.
“kapasitas” dapat ditarik makna tersirat, dalam artian luas berarti pengembangan
lingkungan yang tanpa henti. Peningkatan kapasitas berarti sebuah proses, bukan
produk. Secara khusus, suatu proses pengkajian multi-level yang dilakukan secara
peningkatan akan kesadaran pada diri masyarakat, untuk lebih terbuka melihat
perubahan melalui strategi seperti perencanaan dan kebijakan, aksi politik dan
sosial, pendidikan, serta kesadaran diri. Pada proses peningkatan kapasitas ini
daya, dan juga perubahan pada suatu daerah lebih diketahui oleh masyarakat yang
tinggal di daerah itu sendiri. Adapun ciri-ciri dari kapasitas adalah dimensi yang
aktif atau bergerak karena kapasitas adalah sebuah proses yang bersifat
berkelanjutan sebagai sautu bentuk kapasitas dari individu, sistem, atau organisasi
yang tidak pernah utuh atau sempurna tetapi memerlukan pembaharuan (Anonim,
2019).
21
a. Pengetahuan
salah satu komponen perilaku petani yang turut menjadi faktor penting
dan pengetahuan yang dimiliki oleh petani sehingga petani dapat bersikap
b. Keterampilan
diarahkan agar petani dan keluarganya mampu dan sanggup bertani lebih
c. Perubahan sosial
perolehan dari suatu sistem yang berlangsung setelah waktu yang cukup
merupakan setiap perubahan yang hanya terjadi sekali atau tidak berulang
maju, sistem stratifikasi sosial terbuka, sistem pendidikan yang lebih baik,
sosial, tidak selalu berjalan baik atau mulus karena terdapat faktor yang
tradisi lama, sikap tradisional, sikap tertutup, hakikat hidup dan hambatan
B. Penelitian Terdahulu
penelitian
- Tidak adanya program khusus
pemberdayaan namun langsung oleh
penyuluh pertanian dari dinas
pertanian.
- Jenis komoditas pertanianya
Program sekolah lapangan Metode:
pengelolaan tanaman terpadu Deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
sebagai upaya peningkatan menggunakan teknik observasi,wawancara,
kapasitas petani (Penelitian Di dan dokumentasi, teknik penetuan
Kelurahan Sungai Garam Hilir informan purpose sampling.
Kecamatan Singkawang Utara Hasil:
Kota Singkawang) Dari hasil uraian mak diambil kesimpulan
Penulis: sebagai berikut: (1) Pelaksanaan kegiatan
Ernawati et al SL-PTT mendapat respon yang positif dari
Sumber: petani khususnya di Kelurahan Sungai
Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSS. Garam Hilir karena terbukti dapat
Tahun: meningkatkan produktivitas dan produksi
2015 usaha tani padi di wilayah mereka. (2)
Pembelajaran SL-PTT ditingkat lapang
telah merubah prilaku petani dalam
penerapan teknologi usaha tani padi (3)
Penerapan sistem tanam jajar legowo
meningkat dari rata-rata seluas 0,25 Ha
(sebelum SL-PTT) menjadi seluas 25 Ha
(saat SL-PTT). (4) Penggunaan pupuk
NPK meningkat 185,71%, dan penggunaan
pupuk organik meningkat signifikan saat
SL-PTT dari sebelumnya tidak ada yang
menggunakan pupuk tersebut. (5)
Penerapan Tata Air Mikro (TAM) di lahan
usaha tani meningkat dari rata-rata 0,50 Ha
(sebelum SL-PTT) menjadi rata-rata 20,50
Ha (saat SL-PTT). (6) Materi pembelajaran
SL yang sangat inovatif bagi kelompok
tani pelaksana SL di Kelurahan Sungai
Garam Hilir adalah Penerapan Sistim
Tanam Jajar Legowo yang terbukti telah
diterapkan 100% pasca kegiatan SL-PTT
berakhir. (7) Pelaksanaan SL-PTT tahun
2013 di Kelurahan Sungai Garam Hilir
26
C. Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
paradigma interpretif dan konstruktif, yang melihat fakta sosial bagaikan objek
penelitian yang dilakukan pada subjek alami yang menghasilkan data deskriptif
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Oktober sampai November 2022.
28
29
C. Desain Penelitian
rujukan berupa tahapan persiapan hingga ketahapan penyusunan laporan dari hasil
penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan dan tujuan secara efektif dan
efisien.
a. Tahapan Persiapan
b. Tahapan Lapangan
Pada tahapan ini, data yang terkumpul dari hasil pengamatan melalui
diuraikan secara singkat, hasil uraian tersebut dihubungkan satu sama lain dan
penanggung jawab, atau dalam artian ditahap ini hasil akhirnya berupa
analisis data.
penelitiannya dalam bentuk laporan tugas akhir yaitu skripsi agar hasil
D. Sasaran Penelitian
Adapun yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah program sekolah
Jumlah 8
seperti bercocok tanam. Dalam penelitian ini yaitu petani padi yang berada
Rappang.
32
d. Padi adalah salah satu bahan pangan yang menghasilkan beras yang
yang memiliki prinsip kerja dari, oleh, dan untuk kepentingan setiap
anggotanya.
f. Kapasitas adalah sutau kemampuan yang dimiliki dari diri invidu atau
lebih dari satu seperti organisai dengan tujuan melakukan suatu kegitan
atau aktivitas yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan, yang mana
sosial di masyarakat.
berlangsung atau sedang terjadi pada sistem sosial atau masyarakat setelah
a. Observasi
pada satu atau beberapa bagian masalah dalam proses penelitian yakni fokus
b. Wawancara
teknik wawancara mendalam sehingga data yang diperoleh lebih detail dan
rinci dari objek yang menjadi sasaran wawancara yakni 1 orang kepala seksi
34
pangan kota pangkajene, 5 orang petani yang terdiri dari 1 orang ketua
c. Dokumentasi
data tentang hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian berupa buku,
ketahanan pangan, dan transkrip sekolah lapang IPDMIP dari kelompok tani
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai suatu alat bantu yang
digunakan peneliti pada saat melakukan penelitian dalam mengumpulkan data.
Dalam penelitian inin menggunakan 3 instrumen yakni wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
a. Instrumen wawancara
Instrumen wawancara ini digunakan peneliti sebagai pedoman atau
acuannya pada saat melakukan wawancara dengan sampel atau subjek
penelitian untuk mengali sebanyak-banyaknya informasi terkait masalah yang
diteliti, pedoman ini berisi garis besar pertanyaan seputar apa,mengapa dan
bagaimana.
35
b. Instrumen observasi
Instrumen observasi ini dijadikan acuan oleh peneliti dalam
c. Instrumen dokumentasi
Instrumen dokumentasi disini dijadiakan sebagai alat bantu dalam
proses pengumpulan data-data informasi yang tidak dapat diperoleh dari
wawancara dan observasi, biasanya berupa dokumen seperti foto kegiatan
SL-IPDMIP,transkrip wawancara, transkrip SL-IPMDIP dari dinas tanaman
pangan hortikultural perkebunan dan ketahanan pangan, transkrip SL-
36
perbandingan terhadap data tersebut. Pada teknik triangulasi ini, terbagi menjadi
tiga yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu (Samsu,
2017).
mengecek data kepada sumber sama atau satu sumber tetapi dengan menggunakan
wawancara dan observasi. Bila peneliti menperoleh data yang sama maka data
tersebut valid, namun jika data yang diperoleh berbeda maka peneliti dapat
melakukan diskusi untuk menentukan data yang mana yang dianggap benar
dengan sumber data dalam hal ini anggota kelompok tani berinisial AD.
dan mengecek hasil wawancara dari anggota kelompok tani berinisial AD dengan
pengadaan program sekolah lapang IPDMIP, bila hasil pemeriksaan kedua sumber
37
data tersebut sama maka disimpulkan bahwasanya data tersebut benar atau valid
pada konsep Miles dan Huberman yang menggunakan model “Interaktive model
of anylis” atau teknik analisis flow chart analysis yang memiliki tiga klasifikasi
yaitu:
a. Reduksi Data
wawasan yang tinggi dalam hal kecerdasan, keluasan, dan kedalaman. Untuk
peneliti yang masih awam, yang ingin mereduksi data dapat dilakukan
dengan teman atau orang yang ahli dalam bidang tersebut, sehingga dari hasil
data sesuai teori signifikan dan nilai dari setiap hasil temuannya dilapangan
(Sugiyono, 2013).
diperoleh akan sangat banyak, sehingga kita perlu mencatat informasi pokok,
merangkum, menetukan pola, kategori dan tema secara detail dan terperinci,
baik dari hasil pengamatan maupun wawancara dengan informan yang terlibat
reduksi ini akan memberikan gambaran yang jelas agar nantinya dapat
data yang dianggap tidak terlalu penting atau tidak berkaitan dengan fokus
data, dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa uraian singkat
(jejaring kerja), dan matrik. Tujuan dari penyajian data yakni agar data dapat
2013).
yang mana hasil kesimpulan ini merupakan hasil temuan baru atau belum
pernah ada sebelumnya dalam bentuk deskripsi suatu objek yang sebelumnya
(Sugiyono, 2013).
pengambilan data, reduksi data, hingga display data akan saling berinteraksi
sehingga jika data untuk memperoleh kesimpulan itu dirasa masih kurang
DAFTAR PUSTAKA
Safyuddin. Yunus. Fadli. (2017). Model Pemberdayaan : (Vol. 31, Issue 2).