Disusun oleh :
Muhamad Rafli Adiansyah 4441180007/2018
Mochammad Ikhlas Ruri Diens B. 5551190051/2019
Adip Putra Gemilang 5551200097/2020
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pangan ............................................................................................. 4
2.2 Ketahanan pangan............................................................................ 4
2.3 Beras Sebagai Komoditas Pangan Pokok ....................................... 5
2.4 Swasembada Beras .......................................................................... 6
2.5 Impor ............................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 8
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 8
3.3 Analisis Data ................................................................................... 9
3.4 Penarikan Kesimpulan ..................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................. 10
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................... 16
5.2 Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Data Pertumbuhan Penduduk Indoensia ........................................ 10
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
ABSTRAK
SI-PANGAN : PLATFORM TERINTEGRASI UNTUK MEWUJUDKAN
SWASEMBADA BERAS SEBAGAI SOLUSI KETAHANAN PANGAN DI
ERA NEW NORMAL
Muhammad Rafli Adiansyah1, Mochammad Ikhlas Ruri Diens B.2, Adip
Putra Gemliang 3.
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa1
Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa2
Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa3
Email : : rafliadiansyh@gmail.com
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia
dengan populasi mencapai 274,86 juta penduduk per 14 Desember 2020. Besarnya
jumlah penduduk tersebut berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan secara
siginifikan. Tingginya kebutuhan pangan ini menuntut terjaminnya ketahanan
pangan. Pangan adalah suatu tonggak utama bagi kebutuhan masyarakat Indonesia,
maka dari itu pentingnya perhatian khusus dari banyak pihak dalam upaya
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tentang bagaimana untuk mengantisipasi
ketahanan pangan di era new normal. Salah satu permasalahan yang masih dihadapi
oleh Indonesia adalah masalah ketahanan pangan khususnya untuk komoditas
beras. Kebijakan impor beras dipandang kurang efektif dan justru merugikan pihak
petani. Indonesia membutuhkan solusi yang efektif dan efisien sesegera mungkin
dalam mengupayakan swasembada beras. Kehadiran revolusi industri 4.0 ini dapat
menjadi peluang dalam mengatasi masalah tersebut. Pendekatan Teoritis sangat
diperlukan pada penelitian ini dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif dengan berdasarkan tinjauan kepustakaan. Platform Si-Pangan
merupakan platform yang memiliki sistem terintegrasi dalam pencapaian
swasembada beras dengan melakukan pemberdayaan petani, penyediaan wadah
kolaborasi serta pemetaan lokasi pertanian di Indonesia. Platform Si-Pangan
dirancang dengan memiliki fitur Sip-Education dan Sip-Consultation yang berfokus
kepada pemberdayaan petani. Sedangkan fitur Sip-Collaborate tidak hanya
berfokus kepada petani, tetapi juga masyarakat dimana petani dapat menjadi
supplier dan masyarakat memperoleh akses untuk mendapatkan beras yang
berkualitas dengan harga terjangkau. Lalu, fitur Sip-Map merupakan fitur yang
lebih berfokus kepada pemerintah untuk mengetahui pemetaan pertanian di
Indonesia. Platform Si-Pangan diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dan
efisien dalam menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan di era new normal.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
hama, keterbatasan lahan subur, serta faktor – faktor produksi lainnya. Bagi
petani – petani kecil terutama di negara berkembang seperti Indonesia, cukup
sulit bagi mereka untuk beradaptasi dengan permasalahan – permasalahan ini.
Hal tersebut disebabkan tingkat pengetahuan petani yang rendah, pendapatan
yang rendah, kepemilikan lahan terbatas, serta akses terbatas untuk
memperoleh bantuan teknis (Hapsari & Rudiarto, 2017). Selain itu, bulog
menyebutkan bahwa data produksi beras di Indonesia diragukan keakuratannya
sebab metode perhitungan luas panen yang dilakukan oleh Dinas Pertanian
hanya menggunakan metode pandangan mata, sehingga tidak ada pernyataan
yang akurat mengenai berapa angka produksi padi di Indonesia. (Kusuma et
al., 2017).
Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia akan terus meningkat
dimana artinya kebutuhan akan beras pun terus meningkat. Maka dari itu,
Indonesia membutuhkan suatu solusi yang efektif dan efisien sesegera
mungkin dalam mengupayakan swasembada beras. Kehadiran revolusi industri
4.0 ini dapat menjadi peluang dalam mengatasi masalah tersebut. Manfaat yang
dirasakan diantaranya adalah kemudahan dan kecepatan dalam mencari
informasi berbasis teknologi (Universitas Lancang Kuning, 2018). Maka,
penulis memberikan suatu gagasan berbasis teknologi dalam mencapai
swasembada beras di Indonesia yaitu Si-Pangan : Platform Terintegrasi
Untuk Mewujudkan Swasembada Beras Sebagai Solusi Ketahanan
Pangan Di Era New Normal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi produksi dan impor beras di Indonesia ?
2. Bagaimana platform Si-Pangan dapat membantu mewujudkan
swasembada beras yang berkelanjutan ?
3. Bagaimana mekanisme dan fitur pada platform Si-Pangan dapat menjadi
solusi ketahanan pangan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan kondisi produksi dan impor beras di Indonesia.
2. Untuk menjelaskan bagaimana platform Si-Pangan dapat membantu
mewujudkan swasembada beras.
2
3. Untuk menjelaskan mekanisme dan fitur pada platform Si-Pangan dapat
menjadi solusi ketahanan pangan.
1.4 Manfaat
1. Memberikan solusi alternatif bagi pemerintah daerah dalam membantu
mewujudkan swasembada beras berkelanjutan di Indonesia.
2. Memberikan edukasi dan pengetahuan terhadap petani melalui
pemberdayaan dan wadah kolaborasi.
3. Bagi masyarakat, platform Si-Pangan akan membuka kesempatan untuk
masyarakat berkolaborasi dengan petani untuk memperoleh akses untuk
mendapatkan beras yang berkualitas dengan harga terjangkau.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pangan
Pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar yang harus dimiliki oleh
setiap manusia. Oleh karena itu, terpenuhinya pangan merupakan suatu hak
asasi manusia yang paling dasar dimana pemenuhannya merupakan tanggung
jawab pemerintah kepada rakyatnya (Hariyadi, 2010). Hal tersebut juga
disebutkan dalam UU No. 18 tahun 2012 Pasal 1 bahwa pangan merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang ketersediaan, keterjangkauan dan
pemenuhan konsumsi pangan harus cukup, bermutu, aman dan bergizi
seimbang dimana hal tersebut harus diwujudkan oleh negara. Pangan ialah
semua yang berasal dari sumber daya hayati dan juga air, baik itu diolah
maupun tidak diolah sehingga makanan dan minuman tersebut dapat
dikonsumsi bagi kehidupan manusia, termasuk bahan pangan dan bahan
baku lainnya yang dapat digunakan pada proses penyiapan, pembuatan dan
pengolahan makanan dan minuman UU RI No. 18 tahun 2012 tentang pangan.
Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis
pangan ini merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan
kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya
kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang
menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang
membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
4
International Conference of Nutrition pada 1992 yang disepakati oleh
pimpinan negara anggota PBB, yakni tersedianya pangan yang memenuhi
kebutuhan setiap orang, baik dalam jumlah maupun mutu pada setiap
individu untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Maknanya adalah tiap
orang setiap saat memiliki akses secara fisik dan ekonomi terhadap pangan
yang cukup agar hidup sehat dan produktif (Hakim 2014).
Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang
Pangan. Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah
kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan. UU Pangan bukan hanya berbicara
tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat
pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food
soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan
pangan (food safety).
2.3 Beras Sebagai Komoditas Pangan Pokok
Beras merupakan komoditas pangan yang sangat strategis bagi negara-
negara di wilayah Asia tidak terkecuali bagi negara Indonesia karena hingga
saat ini sekitar 95% penduduk Indonesia masih memanfaatkan beras sebagai
komoditas pangan utama (Riyanto et al., 2013). Beras merupakan salah satu
kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Beras sebagai bahan makanan
mengandung nilai gizi cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar 360
kalori, protein sebesar 6,8 gr, dan kandungan mineral seperti kalsium dan
zat besi masing-masing 6 dan 0,8 mg (Astawan, 2004). Menurut Badan
Standarisasi Nasional (BSN) (2015), beras merupakan hasil utama yang
diperoleh dari proses penggilingan gabah hasil tanaman padi (Oryaza sativa
L.) yang seluruh lapisan sekamnya terkelupas dan seluruh atau sebagian
lembaga dan lapisan bekatulnya telah dipisahkan baik berupa butir beras utuh,
beras kepala, beras patah, maupun menir.
5
2.4 Swasembada Beras
Swasembada pangan merupakan kemampuan suatu wilayah untuk
mencapai kebutuhan pangan bagi masyarakatnya tanpa perdagangan dengan
wilayah lain. Swasembada pangan, khususnya beras akan tercapai jika jumlah
ketersediaan lebih tinggi dari kebutuhan (Muta’ali, 2015) Pada tahun 1984,
Indonesia berhasil swasembada beras dengan angka produksi sebanyak 25,8
ton. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan
dan Pertanian Dunia) pada 1985. Pasalnya, pangan merupakan kebutuhan
mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup.
Timmer 2000, (Aswatini dkk., 2004), menyatakan bahwa selama empat
puluh tahun yang lalu, ketahanan pangan pada tingkat nasional secara praktis
didefinisikan pada ketersediaan beras dalam jumlah yang cukup dan harga
yang terjangkau. Beras bukan hanya dimanfaatkan sebagai makanan pokok
bagi mayoritas penduduk Indonesia, tetapi beras juga masih menjadi porsi
terbesar dari pengeluaran rumah tangga, khususnya di kalangan rumah tangga
miskin. Dengan kata lain, swasembada beras digunakan sebagai alat utama
untuk memberikan jaminan bahwa beras tersedia dalam jumlah yang cukup dan
harga terjangkau, bahkan oleh penduduk miskin (Aswatini dkk., 2004).
Swasembada pangan adalah isu nasional yang melibatkan lintas
kementerian dan lembaga pemerintah. Tidak heran jika seringkali kita
dapatkan kericuhan akibat kebijakan masalah pangan, mulai dari produksi,
data, distribusi, harga, hingga impor. Pangan di Indonesia diwakili oleh beras
yang menjadi makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Swasembada adalah usaha mencukupi kebutuhan sendiri. Swasembada beras
adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan bahan makanan
sendiri tanpa mendatangkan dari pihak luar khususnya dengan bahan pokok
beras.
2.5 Impor
Impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu
negara (luar negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Hal ini berarti
melibatkan dua Negara. Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua
perusahaan antar dua negara tersebut yang berbeda dan pastinya juga peraturan
6
serta perundang-undangan yang berbeda pula. Negara yang satu bertindak
sebagai eksportir (supplier) dan yang lainnya bertindak sebagai negara
penerima/importir (Andi Susilo,2013).
Impor dapat diartikan membeli berang-barang dari luar negeri sesuai
dengan ketentuan pemerintah yang dibayar dengan mempergunakan valuta
asing. Dalam pelaksanaan impor terdapat aneka perantara, perwakilan penjual,
agen-agen, pembeli kulakan, para penjual dan distributor yang bertugas
mengantarkan barang dagangan ke pasar dalam negeri (Astuti Purnamawati
dan Sri Fatmawati,2013). Secara sederhana pengertian impor adalah kegiatan
memasukkan barang dari luar daerah Indonesia atau dikenal juga dengan
sebutan daerah pabean ke dalam daerah Indonesia atau dalam daerah pabean.
Jadi, kesimpulan impor adalah setiap barang yang dimasukkan dari luar Negara
Indonesia, baik secara legal maupun ilegal disebut juga barang impor (I
Komang Oko Berate, 2014).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
Studi pustaka yang dilakukan penulis adalah dengan membaca literatur-
literatur yang berkaitan serta menunjang karya tulis ini. Literatur yang
digunakan adalah literatur mengenai kondisi era digital di Indonesia, masalah
yang dihadapi UMKM jasa, kondisi perekonomian di Indonesia, dan literatur
lain yang berkaitan dengan karya tulis ini. Penulisan ini diupayakan saling
terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas pada karya
tulis ini.
3.3 Analisis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder.
metode yang digunakan penulis adalah metode analisa deskriptif kualitatif,
yaitu data yang diperoleh dari beberapa literatur kemudian dihimpun dan
disusun secara sistematis, sehingga mempermudah pembahasan masalah-
masalah yang ada
3.4 Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan proses analisis data, dilakukan proses sintesis yaitu
merangkum karya tulis dengan mengumpulkan dan menghubungkan rumusan
masalah, tujuan penulisan, landasan teori dan konsep-konsep yang relevan
dengan topik, serta pembahasan. Setelah itu ditarik kesimpulan dengan cara
menarik benang merah keseluruhan pembahasan penelitian untuk menjawab
rumusan masalah yang ada serta didukung dengan saran praktis sebagai
rekomendasi selanjutnya.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data Impor Beras Indonesia
Sumber : BeritaSatu.com
10
Tabel 2. Data Luas Panen Padi 2019 – 2021
TOTA L LUA S LA HA N PA NE N PA DI
(JUTA HE K TA R)
10,68
10,66
4,86
4,55
3,84
JAN-DES 2019 JAN-DES 2020 JAN - APR JAN - APR JAN - APR
2019 2020 2021
54,6 54,65
23,78 25,37
19,99
JAN-DES 2019 JAN-DES 2020 JAN-APR 2019 JAN-APR 2020 JAN-APR 2021
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1. diperoleh informasi bahwa Indonesia selalu
melakukan impor beras dan cenderung mengalami peningkatan. Meski pada
tahun 2017 sempat mengalami penurunan dengan hanya 305 ribu ton impor
beras tetapi pada tahun 2018 kembali mengalami peningkatan yang
sangat besar, yakni mencapai 2,25 juta ton. Data di atas tentu sesuatu yang
mengkhawatirkan jika tidak segera dilakukan langkah yang tepat dalam rangka
mengintervensi kebijakan sehingga swasembada beras benar-benar bisa
diwujudkan. Gambar 1. hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk
11
Indonesia pada September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa. Sejak Indonesia
menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama pada tahun 1961, jumlah
penduduk terus mengalami peningkatan. Dari hasil Sensus Penduduk 2020
diketahui terdapat penambahan 32,56 juta penduduk selama 10 tahun atau rata-
rata 3,26 juta jiwa setiap tahun selama 2010 sampai 2020. Fenomena kenaikan
impor beras yang signifikan di Indonesia yaitu selain disebabkan harga jual,
lalu adanya peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi (Namira dkk.,
2017). Berdasarkan tabel 4.3, bila dibandingkan dengan total luas panen padi
pada tahun sebelumnya, luas panen padi pada 2019 mengalami penurunan
sebanyak 6,15 persen atau 700,05 ribu hektar. Dan tabel 4.4 dapat dilihat total
produksi padi di Indonesia pada 2019 sekitar 54,60 juta ton gabah kering giling
atau GKG, produksi padi tersebut mengalami penurunan sebanyak 4,60 juta
ton atau 7,76 persen dibandingkan tahun 2018.
Upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dapat dilakukan dengan
langkah awal melalui pemberdayaan petani. Akan tetapi masih terdapat
beberapa faktor penghambat yaitu sumber daya manusia petani masih
banyak yang kurang mempunyai pengetahuan tentang cara menanam
maupun merawat tanaman dengan benar. Kurangnya modal untuk
meningkatkan usaha taninya juga menjadi faktor penghambat
sebagian petani. Oleh karena itu platform Si-Pangan merupakan platform yang
memiliki sistem terintegrasi dalam pencapaian swasembada beras dengan
melakukan pemberdayaan petani, penyediaan wadah kolaborasi serta pemetaan
lokasi pertanian di Indonesia. Platform Si-Pangan dirancang dengan memiliki
empat fitur utama, diantaranya yaitu ;
1. Sip-Education
Merupakan fitur yang berisikan pengetahuan – pengetahuan terkait dengan
prosedur – prosedur serta alat dan bahan yang tepat untuk menghasilkan
beras yang berkualitas. Fitur ini berisi pengetahuan tentang cara
memilih bibit padi yang berkualitas, membuat bibit padi, cara
menanam padi, menyiangi dan juga bagaimana cara memupuk atau
memilih pestisida yang sesuai dengan penyakit padi. Tidak hanya itu,
diperkenalkan dengan teknologi baru seperti mesin penanam padi (rice
12
transpalnater) dan mesin pemanen padi (paddy harvest). Dengan
memperkenalkan mesin ini petani diharapkan mampu meningkatkan hasil
panen maupun kualitasnya.
2. Sip-Consultation
Merupakan fitur dimana petani dapat berkonsultasi langsung dengan pakar
di bidang pertanian khususnya pada komoditas beras. Meskipun petani
sudah mendapat pengetahuan yang tepat, tetapi petani masih mengalami
kesulitan, maka petani dapat bertanya secara online kepada pakar melalui
platform ini mengenai solusi cara pemanfaatan lahan yang terdiri dari materi
sengkedan, tumpang sari, dan tebang pilih.
3. Sip-Collaborate
Merupakan fitur dimana petani dapat bekerja sama dengan masyarakat,
perusahaan maupun retailer yang bergerak di bidang pertanian atau pangan.
Sebelumnya masyarakat diberikan sosialisasi mengenai platform Si-Pangan
ini seperti melalui iklan layanan masyarakat, baliho, informasi di sosial
media dan lain sebagainya dengan bantuan pemerintah. Bagi pihak yang
tertarik dapat bergabung dalam platform dan mengajak petani yang dipilih
untuk bekerja sama. Pemilihan petani dilihat berdasarkan ketertarikan pihak
tersebut dengan melihat keterangan yang tertera pada profil petani.
4. Sip-Map
Merupakan fitur yang memanfaatkan sistem navigasi yang dapat
mendeteksi lokasi – lokasi pertanian di Indonesia. Selain itu dapat diketahui
pula jumlah ketersediaan beras di Indonesia dengan setiap petani
mencantumkan angka produksi padi mereka.
Fitur Sip-Education dan Sip-Consultation merupakan fitur yang berfokus
kepada pemberdayaan petani. Sedangkan fitur Sip-Collaborate merupakan fitur
yang tidak hanya berfokus kepada petani, tetapi juga masyarakat dimana petani
dapat menjadi supplier dan masyarakat memperoleh akses untuk mendapatkan
beras yang berkualitas dengan harga terjangkau. Lalu, fitur Sip-Map
merupakan fitur yang lebih berfokus kepada pemerintah untuk mengetahui
pemetaan pertanian di Indonesia.
13
Dalam pengimplementasiannya, dibutuhkan keterlibatan dari berbagai
pihak, diantaranya adalah sebagai berikut.
14
Gambar 4.2. Langkah – langkah Strategis Pengimplementasian Si-Pangan
15
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh Indonesia adalah
masalah ketahanan pangan khususnya untuk komoditas beras. Besarnya impor
beras di Indonesia disebabkan oleh pertambahan jumlah pendudukyang dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan.Besarnya impor beras di Indonesia juga
disebabkan oleh produksi beras meningkat tetapi tingkat konsumsi lebih besar
dibandingkan dengan produksinya. Situasi pandemic Era revolusi industri 4.0
dapat menjadi peluang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, salah
satunya permasalahan ketahanan pangan. Platform Si-Pangan merupakan
gagasan yang berbasis teknologi dalam mencapai swasembada beras yang
berkelanjutan. Pada dasarnya Platform Si-Pangan ini berfokus keapada
pemberdayaan petani, akses beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat
serta pemetaan lokasi pertanian di Indonesia. Dalam pengimplementasiannya,
dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu pemerintah pusat dan
daerah, investor, ahli IT, ahli tanaman padi serta masyarakat. Platform Si-
Pangan diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam
menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan di era new normal.
5.2 Saran
Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya mengenai perancangan
platform ini. Dalam pengimplementasiannya tentu dibutuhkan kerja sama
dengan berbagai pihak yaitu pemerintah pusat dan daerah, investor, ahli IT,
ahli tanaman padi serta masyarakat. Dengan adanya sinergitas yang baik antara
semua pihak yang ikut terlibat dalam platform ini. Diharapkan platform ini
dapat membantu pemerintah dan khususnya petani dalam menyelesaikan
permasalahan pangan di era new normal.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Muhammad Ali Sodik and Sandu Siyoto (2015). Dasar Metodologi Penelitian.
[online] ResearchGate. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/314093441_Dasar_Metodologi_Pe
elitian [Accessed 27 Jul. 2021].
Rahmatullah, Fikri Intizhar; Muta’ali, Luthfi (2014). ANALISIS SWASEMBADA
BERAS DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 – 2014. Jurnal Bumi
Indonesia, [online] 6(1). Available at:
http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/823 [Accessed 27 Jul.
2021].
Riyanto, Wasi, dkk. 2013. Permintaan Beras di Provinsi Jambi (Penerapan Partial
Adjustment Model). Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah. Vol. 1 No. 1, Juli 2013.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012. Pangan. 17 November
2012. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 nomor 227. Jakarta;
2012
18
Lampiran 1. Daftar Riwayat Penulis
1. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Muhamad Rafli Adiansyah
b. Tanggal Lahir : 22 Agustus 2000
c. No. Telp dan Email : 085695303769, Rafliadiansyh@gmail.com
d. Alamat Lengkap : Link. Kaligandu RT 01 RW 01 Kelurahan
Kaligandu, Kota Serang-Banten,
085695303769
e. Prestasi yang pernah diraih : 1. Juara 1 LKTI HARDIKNAS 2021
2. Juara 2 LKTIN EDC 2020
3. Juara 3 LKTIN History Fair 2020
f. Karya Ilmiah yang Dihasilkan : 1. Karakterku.Id
2. Bakso Jantung Pisang :
3. Platform Digilab.Id Strategi Kolaborasi
UMKM dengan Digital Marketing
2. Anggota 1
a. Nama Lengkap : Mochammad Ikhlas Ruri Diens Baihaqi
b. Tanggal Lahir : 15 Agusutus 2001
c. No. Telp dan Email : 081287375608, ikhlasruri08@gmail.com
d. Alamat Lengkap : JL. Kecubung V BLOK E-8 No.4 BBS 2
Keluruhan Ciwedus, Cilegon-Banten
e. Prestasi yang pernah diraih :-
f. Karya Ilmiah yang Dihasilkan : -
3. Anggota 2
a. Nama Lengkap : Adip Putra Gemilang
b. Tanggal Lahir : 26 Februari 2000
c. No. Telp dan Email : 085793473199,
adipgemilang000@gmail.com
d. Alamat Lengkap : Kp. Ciranca RT 04 RW 05 Desa
Pasripanjang, Kecamatan Ciracap
Kabupaten Sukabumi-Jawa barat
e. Prestasi yang pernah diraih :-
19
f. Karya Ilmiah yang Dihasilkan : -
Lampiran 2. Lembar Pernyataan Orisinalitas Karya
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau
saduran darikarya orang lain serta belum pernah menjuarai di kompetisi serupa.
Apabila dikemudianhari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkanberupa diskualifikasi dari kompetisi. Demikian surat ini
dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
20