H G2P0A1
DENGAN FAKTOR RISIKO TINGGI UMUR <20 TAHUN
DI PONED PKM RANCAEKEK KAB. BANDUNG
PERIODE 17 DESEMBER 2018 – 01 FEBRUARI 2019
Oleh :
NURY PUTRI FEBRIANTI
311116098
STUDI KASUS
Oleh :
NURY PUTRI FEBRIANTI
311116098
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada yang di dalamnya merupakan plagiat
dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain
i
9. Kedua Orang tuaku Papah ( Drs. Muhammad Arif) &Mamah (Nunung
Eti, SH). Adikku Nadira Putri Damayanti dan Muhammad Raihan Putra
serta keluarga besar yang selalu kucintai & kusayangi. Terimakasih
selalu memberikan doa yang tulus, kasih sayang yang begitu indah,
cinta yang sejati, dukungan moril, materil, semangat, kesabaran, serta
inspirasi yang tiada henti-hentinya kepada penulis semenjak kecil.
10. Teman satu perjuangan khususnya kelas 3C angkatan 2016 terimakasih
sudah sama-sama saling berjuang untuk meraih gelar ini.
11. Teman sejatiku di masa perkuliahan Wine Prawira N, Wening Galih P,
Nia Puspitasari, Desline Mersili, terimakasih selalu menghiburku di kala
aku jenuh dengan tugas kuliah.
12. Teman tukar pikiran Ayu Rahma L, Desy Rahmadhiyani, Ersa Nurfajri K,
Tiara Tafsiria.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan asuhan komprehensif ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Tabel 1.1 Kejadian AKI di Indonesia ............................................................ 1
Tabel 2.1 Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Ibu Hamil ................... 6
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT ................................................... 8
Tabel 2.3 Perubahan Uterus ...................................................................... 10
Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Ovulasi ... 47
Tabel 2.5 Program dan Kebijakan Teknis .................................................. 55
Tabel 2.6 Waktu Yang Dianjurkan Untuk Memulai Kontrasepsi .................. 65
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Perhitungan IMT........................................................................ 6
Gambar 2.2 Jadwal Imunisasi .................................................................. 61
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan ....................................... 66
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kemampuan
pelayanan kesehatan negara ditentukan dengan perbandingan tinggi
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi (Utami, 2014).
Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2013 Angka
Kematian Ibu didunia sebesar 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan di negara berkembang 14 kali lebih tinggi bila dibandingkan
negara maju, yaitu 230 per 100.000 kelahiran, menurut WHO kematian
seorang perempuan dalam masa hamil atau dalam 42 hari setelah
persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung dan kehamilan atau persalinannya (WHO, 2014) .
Berdasarkan hasil survey menunjukan bahwa AKI masih cukup
tinggi, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun
2012 AKI di Indonesia melonjak tinggi bila dibandingkan AKI sebelumnya
yaitu 359 per 100.000. Kelahiran hidup. AKB tahun 2012 menurun menjadi
32 per 1.000 kelahiran hidup
Di Provinsi Jawa Barat AKI dan AKB relatif masih tinggi, AKI pada
tahun 2012 mencapai 312 per 100.000 KH. Sementara AKB mencapai
40,87 per 1000 KH. Kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan AKI
sebesar 109,2 per 100.000 KH, sedangkan AKB di Jawa Barat sebesar 6,4
per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat, 2015).
Tabel 1.1 Angka kejadian AKI di indonesia
Tahun AKI
1991 390/100.000 KH
2007 228/100.000 KH
2012 359/100.000 KH
2015 305/100.000 KH
Sumber : Dinkes, 2017.
1
2
persalinan terjadi 12% pada umur kurang dari 20 tahun dan 26% pada
umur 40 tahun (Ningrum E.W, 2015).
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada jaminan
persalinan. Tujuan jaminan persalinan ini adalah meningkatnya akses
terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan
dalam rangka menurunkan AKI dan AKB (Angka Kematian Bayi) melalui
jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan (Wiknjosastro, 2013).
Terdapat peran dan fungsi bidan dalam memberikan asuhan
dengan faktor risiko yaitu peran memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi serta fungsi
bidan yang melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan
normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan
dengan faktor risiko tinggi (Astuti W, hal 7, 2016, diperoleh tanggal 19
januari 2019).
Puskesmas Rancaekek merupakan salah satu puskesmas di jl.
Majalaya No. 99 Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung yang
memberikan pelayanan pada ibu mulai masa pra nikah, masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara. Dari 497
ibu hamil di dapatkan data dalam rentang waktu 19 November 2018 –
05 Januari 2019 kehamilan pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun
ada 26 orang atau 19.11% (Buku Registrasi KIA, Puskesmas
Rancaekek, 2018).
Untuk itu pada penyusunan studi kasus ini, penulis memiliki
kesempatan untuk menyusun suatu asuhan yang komprehensifmulai
dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir sampai
denganKB. Maka dari itu penulis membuat studi kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. H G2P0A1 Dengan
Faktor Risiko Umur <20 Tahun Di Puskesmas Rancaekek Kab.
Bandung Periode 17 Desember 2018 –01 Februari 2019”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.H dengan risiko tinggi umur
4
A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa yang di mulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normalnya adalah 280 hari ( 40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dari mulai konsepsi
sampai uasia kehamilan 3 bulan, triwulan kedua yaitu dari bulan ke 4
sampai bulan ke 6, dan triwulan tiga dimulai dari bulan ke 7 sampai
bulan ke 9 (Prawihardjo, 2012).
2. Kebijakan Program
Setiap wanita hamil memerlukan minimal 4 (empat) kali kunjungan
selama periode antenatal :
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum usia 14
minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36
dan sesudah minggu ke-36) (Varney,2010).
Pelayanan atau Asuhan Standar Asuhan Kehamilan Minimal termasuk
”10T”
a. Timbangan berat badan dan ukur tinggi badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum
hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9
kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal
adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk
ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu
sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara
tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk
menghitung IMT anda yakni :
6
7
Kenaikan BB Total
Berat badan sebelum hamil
BMI yang dianjurkan
(BB/TB2)
(kg)
Berat badan kurang (underweight) <19,8 12,5-<20
Berat badan normal (normal 19,8-26,0 11,5-16
weight)
Berat badan berlebih (overweight) 26,0-29,0 7-11,5
Obesitas >29,0 <6,8
Varney,2010
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik
perlahan dan bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada
trimester II dan III perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi
kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah
suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal, yaitu:
a. 20 minggu pertama mengalami penambahan BB
sekitar 2,5 kg
b. 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9
kg
c. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal
12,5 kg (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015).
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b. Ukuran tekanan darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80
mmHg.
8
e. Auskultasi
Monoaural (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut
jantung janin(DJJ). Yang kita dengarkan adalah:
1) Dari janin
a) DJJ pada bulan 4-5 normalnya 120-160 x/menit
b) Bising tali pusat
c) Gerakan dan tendangan janin
2) Dari ibu
a) Bising rahim (uterine souffle)
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus.
f. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengetahui :
1) Bagian terbawah janin
2) Bila bagian terbawah adalah kepala, dapat ditentukan posisi
UUK, UUB, dagu, hidung, orbita, mulut, dan sebagainya.
3) Bila letak sungsang, dapat diraba anus, sacrum, dan tuber
ischii, pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin,
caput sucsedanum. Secara umum dapat dievaluasi keadaan
vagina, serviks, dan panggul (Prawihardjo, 2012).
6. Kebutuhan Ibu Hamil
a. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR,
inersia uteri, pendarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis.
Sedangkan kelebihan konsumsi makanan pada ibu hamil akan
berakibat kegemukan, preeklampsi dan janin terlalu besar. Hal
penting yang harus di perhatikan adalah cara mengatur menu dan
pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS).
b. Kebutuhan Energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu
hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kalori
per hari, yang terdiri atas :
16
1) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68 % selama kehamilan, atau 12% atau 75-100
gram per hari.
2) Zat Besi
Diberikan pada usia kehamilan 12 minggu sebesar 30-60
gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah
kelahiran untuk mencegah anemia postpartum.
3) Asam Folat
Kebutuhan Asam folat selama trimester I sebesar 280
mikrogram, trimester II sebesar 660 mikrogram, dan trimester
III sebesar 470 mikrogram. Asam folat sebaiknya diberikan
pada 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari setelah kehamilan
karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada
minggu pertama kehamilan.
4) Kalsium
Kadar kalsium pada ibu hamil mengalami penurunan
sebesar 5 %, karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu, dan
hasil olahannya udang, sarang burung, sarden dalam kaleng,
dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna
hijau (Mochtar, 2013).
c. Obat-obatan
Prinsip: sedapat mungkin menghindari pemakaian obat-obatan
selama kehamilan, terutama dalam triwulan I. perlu
dipertimbangkan apakah manfaat pemberian obat lebih besar
dibandingkan bahayanya terhadap janin (Mochtar, 2013).
d. Lingkungan yang Bersih
Saat sekarang bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap
ibu dan ibu sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok (Mochtar,
2013).
e. Senam Hamil/ Gerakan Badan
Kegunaannya: sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan
bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak
17
j. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada kehamilan berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering berkemih. Konstipasi terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai
efek rileks terhadap otot-otot polos, salah satunya otot usus. Selain
itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahanya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong.
Minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerakan peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami
dorongan , maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi.
k. Persiapan Persalinan
Meskipun perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya
jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari
sebelumnya. Ini dimasukkan agar terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau persalinan maju dari perkiraan,semua perlengkapan
yang dibutuhkan sudah siap (Myless, 2011).
7. Ketidaknyamanan Trimester III
a. Sesak nafas
Menurut Husin 2013, peningkatan vetilasi menit yang menyertai
kehamilan sering dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas
merupakan salah satu yang sering dialami oleh ibu hanil (70%)
pada kehamilan trimester III yang dimulai pada 28-31 minggu.
Sekitar 75% wanita hamil mengalami sesak nafas saaat beraktivitas
pada usia kehamilan 30 minggu. Sesak nafas yang berlangsung
pada saat istirahat atau aktivitas yang ringan sering disebut sebagai
sesak nafas yang normal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan ventilitas menit pernafasan
dan beban pernafasan yang meningkat dikarenakan oleh Rahim
yang membesar sesuai dengan kehamilan sehingga menyebabkan
peningkatan kerja pernafasan.
19
saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun, dapat
juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu
hamil.
4) Kematian Bayi
kematian bayi adalah kematian yang terjadi pad saat bayi lahir
sampai satu hari sebelum hari ulang tahun pertama. Dari sisi
penyebabnya kematian bayi dibedakan oleh faktor endogen
dan eksogen. Kematian bayi endogen (kematian bayi
neonatal) adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan
pertama sejak bayi dilahirkan, umumnya disebabkan oleh
faktor yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya
pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama
kehamilan. Sedangkan kematian eksogen (kematian post
neonatal adalah kematian bayi yang terjadi antara uisa satu
bulan atau sampai satu tahun disebabkan oleh faktor yang
berkaitan dengan pengaruh lingkungan (Sudariyanto, 2011
dalam Kusuma, 2012).
g. Diagnosis kehamilan dengan resiko tinggi
Penentuan diagnosis kehamilan dengan resiko tinggi pada ibu
maupun janin dilakukan dengan jalan :
1) Melakukan anamnesa yang intensif (baik)
2) Melakukan pemeriksaan fisiks
3) Melakukan pemeriksaan penunjang seperti :
1. Pemeriksaaan laboratorium
2. Pemeriksaan rontgen
3. Pemeriksaan USG
h. Penggolongan Kehamilan dengan Resiko Tinggi :
Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko
tinggi adalah ibu dengan :
1) Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang
baik. Contoh: riwayat keguguran, perdarahan pasca lahir,
lahir mati.
2) Tinggi Badan Ibu Hamil <145 cm.
3) Bumil yang kurus/berat badan kurang.
32
4) Usia Ibu Hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Sudah memilki anak 4 atau lebih.terlalu sering.
5) Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun (terlalu
dekat).
6) Ibu menderita anemia berat (hb<8gr %).
7) Perdarahan pada kehamilan.
8) Tekanan Darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan
adanya bengkak pada tungkai.
9) Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.
10) Kelainan penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,
asma, dll.
C. Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif
pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu, jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (APN, 2012).
2. Tanda-Tanda Persalinan
a. Tanda permulaan persalinan
1) Lightening, yang mualai dirasa kira-kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke
dalam pelvis minor.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3) Susah kencing (polakisuria)
4) Ada perasaan sakit di perut dan di pinggang.
5) Serviks menjadi lebih lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
betambah bisa bercampur darah (bloody show).
33
b. Tanda persalinan
1) Penipisan dan adanya pembukaan serviks
2) Keluar air ketuban
3) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
4) Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina.
3. Fase-Fase dalam Persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) sehingga
serviks membuka lengkap (10 cm). kala I persalinan terdiri atas
dua fase, fase laten dan fase aktif.
1) Fase laten pada kala satu persalinan:
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
b) Pembukaan servik kurang dari 4 cm.
c) Biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam
a) Engangement
Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal
melewati PAP dengan sutura sagitalis melintang dijalan
lahir dan sedik fleksi. Saat kepala masuk PAP dengan
sutura sagitalis melintang dijalan lahir, tulang parietal
kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut
sinklitismus. Sedangkan apabila sutura sagitalis lebih dekat
ke promontorium atau ke simfysis maka hal ini disebut
Asinklitismus.
b) Penurunan Kepala
(1) Dimulai sebelum onset persalinan atau inpartu.
Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan
mekanisme lainnya.
(2) Kekuatan yang mendukung menurut Varney (2010)
(3) Tekanan cairan ambnion
(4) Tekanan langsung fundus pada bokong
(5) Kontraksi otot-otot abdomen
(6) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang
belakang
c) Fleksi
(1) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong
maju tetapi kepala janin terhambat oleh serviks,
dinding panggul atau dasar panggul.
(2) Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka
diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah manjadi
suboksipitobregmatika 9cm.
(3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin.
(4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas
teraba daripada ubun –ubun besar.
d) Rotasi Dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah
janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai ke
simfysis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian
38
D. Nifas
1. Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa dari kelahiran plasenta
dan selaput janin (menandakan akhir dari periode intrapartum) hingga
kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney,
2010).
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya ”periode” ini tidak pasti, sebagian besar
menganggapnya 4-6 minggu (Cuningham, 2014).
2. Tahap Masa Nifas
Tahap masa nifas dibagi 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setalah 40 hari.
b. Puerperium intermediat yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Puerperium lanjut yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna terutama jika selama hamil atau sewaktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mnecapai kondisi yang
sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
(Mochtar, 2013).
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Sistem Reproduksi
48
1) Involusi
Involusi atau pengerutan uterus meliputi reorganasi dan
pengeluaran desidua/ endrometrium dan eksfoliasi tempat
pengeluaran plasenta yang ditandai dengan penurunan
ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus (Varney
2007).
Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa
Ovulasi
Involusi Berat
TFU
Uteri Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gr
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gr
4 minggu Bertambah kecil 50 gr
6 minggu Sebesar normal 30 gr
Sumber : Mochtar, 2013
2) Lochea
Menurut Cuningham, 2014. Pada awal nifas, peluruhan
jaringan desidua menyebabkan timbulnya duh vagina dalam
jumlah yang beragam. Duh tersebut dinamakan lochea dan
terdiri dari eritrosit, potongan jaringaan desidua, sel epitel, dan
bakteri. pada beberapa hari pertama setelah persalinan, duh
tersebut berwarna merah, karena adanya darah dalam jumlah
yang cukup banyak (lochea rubra). Setelah 3-4 hari lochea
berubah menjadi semakin pucat (lochea serosa). Setelah kira-
kira hari ke 10, karena campuran leukosit dan penurunan
kandungan cairan lochea berwarna putih atau putih
kekuningan (lochea alba). Lochea bertahan selama 4-8
minggu stelah persalinan
49
c) Lokia sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Muncul
dari hari ke 3 sampai hari ke 7 selama paska persalinan.
d) Lokia serosa
Mulai terjadi sebagai bentuk yang lebih pucet dari lokia
berwarna merah muda. Lokia ini berwarna kuning, cairan
tidak berdarah lagi. Lokia ini berhenti sekitar 7 hingga 8
hari kemudian mengandung cairan serosa, jaringan desi
2, leukosit, eritrosit
e) Lokia alba
Mulai terjadi hari ke 10 paska paspartum dan hilang
hingga sekitar periode 2 hingga 4 minggu, warna lokia
alba putih cream dan mengandung leukosit dan sel desi 2
f) Lokia purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
3) Endometrium
Dalam 2-3 hari setelah persalinan, desidua yang tersisa
berdiferensiasi menjadi dua lapisan. Lapisan superfisial
menjadi nekrotik dan meluruh masuk ke dalam lochea.
Lapisan basal yang berdekatan dengan myometrium tetap
utuh dan merupakan sumber endrometrium baru.
Endrometrium tumbuh dari proliferasi sisa kelenjar
endomrtrium dan stroma jaringan ikat integlandular.
50
4) Serviks
Setelah persalinan bentuk seviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak
kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir
tangan masih bisa di masukan ke rongga rahim, setelah 2 jam
dapat di lalui oleh 2 sampai 3 jari dan setelah 7 hari hanya
dapat dilaui 1 jari (Mochtar, 2013).
5) Vagina
Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar.
Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot
vagina kembali, celah vagina tidak lebar. Sekarang vagina
menjadi berdinding lunak, lebih besar dari biasanya, dan
umumnya longgar (Varney, 2010).
6) Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi
terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua
mekanisme fisiologis, yaitu sebagai berikut.
a) Produksi susu
b) Sekresi susu atau let down
Setelah melahirkan, ketika hormone yang dihasilkan
plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar
pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
Sampai hari ke tiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada
51
banyak terlihat diatas mulut dari pada dibawah mulut (Myless, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap
37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan antara 2500-4000
gram (Rukiyah, 2010).
2. Penangan Bayi Baru Lahir
a. Membersihkan Jalan Nafas
Bayi normal akan langsung menangis spontan segera setelah
lahir. Bila tidak maka segera bersihkan jalan napas dengan cara :
1) Letakan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
2) Gulung kain dan letakan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
lurus sedikit menengadah ke belakang.
3) Tepuk kedua telapak kaki bayi 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar (biasanya bayi langsung
menangis).
Kekurangan zat asam pada bayi dapat menyebabkan kerusakan
otak, sangat penting membersihkan jalan nafas. Sehingga upaya
bayi bernafas tidak menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir
ke paru-paru). Lakukan pemompaan apabila dalam 1 menit
pertama bayi tidak bernafas.
b. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting
steril dan diikat dengan pengikat steril.
1) Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu tersedia
2) Sediakan gunting steril
3) Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat
c. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya stabil. Mekanisme kehilangan panas :
1) Evaporasi : karena menguapnya cairan ketuban.
59
b. Tujuan
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi
kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi
dasar yang wajib dipenuhi oleh bayi, di antaranya: imunisasi BCG,
imunisasi Hepatitisb,imunisasi polio, imunisasi pentavalen dan
imunisasi campak (Rukiyah, 2010).
3. Imunisasi Pentavalen
Imunisasi pentavalen merupakan kombinasi dari 3 jenis
vaksin, yaitu DPT, HB, dan Hib. Vaksin pentavalen adalah
kombinasi dari lima vaksin dalam satu : difteri, tetanus, batuk
rejan, hepatitis B dan Haemophilus influenza tipe b/Hib
(bakteri yang menyebabkan meningitis, pneumonia dan otitis).
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4
bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun,
yang kita kenal sebagai imunisasi booster (lanjutan). Berikut
efek samping vaksinasi Hib yang pernah dilaporkan: merah
dan bengkak di tempat penyuntikan dan demam
tinggi. Keluhan tersebut biasanya hilang sendiri dalam 2-3
hari.
4. Imunisasi campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak
karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi. Imunisasi campak
diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek
samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan
panas (Menkes, 2013)
F. Keluarga Berencana
Faktor psikologis memengaruhi keputusan dalam memilih metode
kontrasepsi yaitu : kebutuhan untuk memiliki anak, untuk mencintai dan
dicintai keluarganya, pemikiran bahwa kehamilan dianggap bukti bahwa
kita dicintai (kedua faktor ini merupakan alasan yang umum dilontarkan
oleh remaja yang mengalami kehamilan), keyakinan yang salah bahwa
anak akan menyatukan kembali anak yang retak, rasa takut untuk
mengasuh dan membesarkan anak (indrani, 2012).
.
Tabel 2.6 Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada
wanita menyusui
Persalinan 3 Minggu 6 Minggu 6 Bulan
AKDR
Kontap
Kondom
Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi Kombinasi
Prawihardjo,2012
BAB III
METODE STUDI KASUS
67
68
Tgl/
Tahun Tempat Jenis Usia Penolo Penyuliy/K Nifas Anak
No Pertolongan Persalinan Kehamilan ng omplikasi
JK TB/BB
1 2017 RS Kuret 19 mgg Dokter Tidak ada Tidak - -
ada
2 Hamil ini
h. Pola sehari-hari
Perawatan vulva Saat cebok di bersihkan dari Saat cebok di bersihkan dari arah
arah depan ke belakang depan ke belakang lalu dikeringkan
mengunakan tissu
5. Pola Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
rumah sendiri dibantu oleh keluarga
6. Pola Seksual 3 kali/minggu 2kali/ minggu
i. Riwayat Kontrasepsi :
Kontrasepsi yang pernah digunakan : ibu mengatakan
pernah menggunakan kb suntik 3 bulan selama 3 bulan dan
yang terakhir menggunakan PIL selama 1 bulan.
j. Ibu mengatakan sering mengkonsumsi tablet Fe tetapi
belum mengetahui waktu yang tepat untuk meminum tablet
Fe, Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
72
5) Berat badan
sebelum hamil : 69 kg
6) IMT : BB = 69 = 69 = 25,46
TB 1,47 2.16
7) Kategori : normal weight
8) Kenaikan berat badan seharusnya :11 s.d 16 kg
9) Kenaikan bb pada saat hamil: 16 kg
b. Kepala
1) Rambut : Bersih, hitam, tidak rontok
2) Muka : Tidak terdapat oedema
3) Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera mata : putih
4) Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran,
fungsi pendengaran baik.
5) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran.
6) Mulut & gigi : Bibir tidak pucat, tidak ada caries pada
gigi
c. Leher
1) JVP : Tidak ada peningkatan
2) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
3) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
d. Dada dan payudara
1) Dada
a) Jantung : Bunyi jantung reguller
b) Paru : Bunyi paru vesikuler
2) Payudara
a) Bentuk : Simetris
b) Putting susu : Menonjol pada kedua puting
c) Pengeluaran : Ada kolostrum
d) Rasa nyeri : Tidak ada
e) Benjolan : Tidak ada
f) Striae : Tidak ada
g) Keadaan : Bersih
74
e. Pemeriksaan kebidanan
1) Abdomen
a) Inspeksi : Perut membesar sesuai usia
kehamilan, tidak ada striae, tidak
ada bekas luka, tidak ada oedema
dan tidak ada acites
b) Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : Teraba bagian janin yang bulat,
lunak, tidak melenting
Leopold II : Kanan : Teraba bagian janin yang
keras dan memanjang
Kiri : Teraba bagian kecil
Leopold III : Teraba bagian janin yang bulat,
Keras, tidak dapat di goyangkan,
sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergent
Perlimaan : 2/5
Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ): (30-11) x 155=
2645 gram
c) Auskultasi
DJA : 139x/menit
Tempat : Sebelah kanan perut ibu
PM : 3 jari dibawah pusat
f. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : keadaan bersih, kuku tidak pucat, tidak oedema,
LILA 33 cm
Bawah : keadaan bersih,kuku tidak pucat, tidak oedema,
tidak ada varises, reflex patella kanan dan kiri positif
g. Genitalia
1) Vulva/ vagina
Oedema : Tidak ada
Keadaan : Bersih, tidak ada varIces
75
2) Kelenjar bartholini
Pembengkakan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
3) Kelenjar skene
Pengeluaran : Tidak ada
h. Anus
Haemoroid : Tidak ada
2. Data Penunjang
Hemoglobin : 11,4 gr/dl
Golongan Darah :A
Glukosa : Negatif
Protein Urine : Negatif
C. DATA ANALISA
1. Diagnosa : G2P0A1 usia kehamilan 38 minggu janin
hidup tunggal presentasi kepala intrauterine
2. Masalah : Kehamilan dengan faktor risiko tinggi umur <20
tahun, Ibu masih belum siap menghadapi
persalinan.
D. PENATALAKSAAN
Pukul : 08.30-09.15 WIB
1) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksan yang
telah dilakukan bahwa ibu dan janin dalam keadaan
baik kemudian menjelaskan kepada ibu bahwa usia
kehamilannya yaitu 38 minggu Dan taksiran persalinan pada
tanggal 20 Desember 2018. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
yang sudah dilakukan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
2) Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan yang ke Dua ini ada
risiko kegawatdaruratan karena umur ibu <20 tahun yang tak
terduga seperti perdarahan, anemia, plasenta previa, dan
solusio plasenta. ibu mengetahui dan mengerti.
3) Memberitahu ibu cara perawatan payudara yang baik dan
benar, dengan cara menggunakan baby oil serta di kompres air
76
2. Persalinan
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
PADA NY.H G2P0A1
DI PKM RANCAEKEK KAB. BANDUNG
baik
5) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada
pengeluaran.
6) Mulut & gigi : Tidak pucat, tidak ada caries pada
gigi
c. Leher
1) JVP : Tidak ada peningkatan
2) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
3) Kelenjar tiroid :Tidak ada pembesaran
d. Dada dan payudara
1) Dada
a) Jantung : Tidak ada retraksi dinding dada, Irma
jantung regular frekuensi
b) Paru : Bunyi paru vesikuler
2) Payudara
a) Bentuk : Simetris
b) Putting susu : Menonjol pada kedua putting
c) Pengeluaran : Sudah ada kolostrum
d) Rasa nyeri : Tidak ada
e) Benjolan : Tidak ada
f) Striae : Tidak ada
g) Keadaan : Bersih
e. Pemeriksaan kebidanan
1) Abdomen
a) Inspeksi : Perut membesar sesuai usia
kehamilan, tidak terdapat striae,
tidak ada bekas luka, tidak ada
acites
b) Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : Teraba bagian janin lunak, bulat,
tidak melenting.
Leopold II : Kanan : Teraba bagian janin keras
dan memanjang seperti
79
papan
Kiri : Teraba bagian janin yang
terkecil.
Leopold III : Teraba bagian janin bulat, keras
dan melenting.
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 2/5
Taksiran Berat Badan Janin : (30 - 11) x 155 =
2645 gram
His : 3x10 menit 30 detik
c) Auskultasi
Frekuensi DJJ : 148x/menit
Tempat/PM : Disebelah kanan perut ibu Tiga
jari bawah pusat.
f. Ekstremitas atas dan bawah
1) Atas
a) Bentuk : Simetris
b) Oedema :Tidak ada
c) Keadaan : Bersih, tidak ada kelainan
2) Bawah
a) Bentuk : Simetris
b) Oedema : Tidak ada
c) Varices : Tidak ada
d) Keadaan : Bersih, tidak ada kelainan
e) Reflek patella : Positif pada kedua kaki
g. Genetalia
1) Vulva/vagina
a) Kelenjar skene : Tidak ada
pengeluaran
b) Oedema : Tidak ada
c) Keadaan : ada penngeluaran
d) Pengeluaran pervaginam : Bloodshow
2) Kelenjar bartholini
a) Pembengkakan : Tidak ada
80
Analisa
1. Diagnosa : G2P0A1parturient aterm kala II janin
hidup tunggal intrauteri presentasi kepala
2. Masalah : Tidak ada
No Tanggal HasilPengkajian
1 21-12- Subjektif
2018/17.15- Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, ibu
17.20 WIB mengeluh masih mules dan lemas.
Objektif
1. Keadaan umum ibu : baik
Kesadaran : composmentis
83
2. Pemeriksaan Abdomen :
TFU sepusat Kontraksi uterus baik
Kandung kemih kosong
3. Genetalia:
Tali pusat tampak di depan vulva
Analisa
1. Diagnosa : P1A1 kala III
2. Masalah: Tidak ada.
Penatalaksanaan
1. Melakukan mengecekan bayi kedua. Hasil tidak
ada
2. Meberitahukan ibu bahwa ibu akan dilakukan
penyuntikan oksitosin untuk mencegah
pendarahan.
3. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 Iu secara
IM atau 1/3 paha atas ibu di otot gluteus
maksimus
4. Menjepit tali pusat 3 cm dari umbilikus dan 2 cm
dari klem yang pertama lalu potog tali pusat.
5. Melakukan IMD selama 1 jam.
6. Memeriksa kontraksi dengan hasil kontraksi baik
dan terlihat tanda pelepasan plasenta, uterus
membundar, tali pusat memanjang, dan terdapat
semburan darah tiba-tiba lalu melakukan
penegangan tali pusat terkendali (PTT)
7. Plasenta lahir pukul 17.20 WIB
8. Melakukan masase uterus selama 15 detik,
kontraksi keras.
9. Cek kelengkapan plasenta, plasenta lengkap.
10. Memberitahukan ibu bahwa mules yang
dirasakan ibu adalah hal yang wajar. Ibu
mengerti.
2. Pemeriksaan Abdomen :
Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat,
kandung kemih kosong, perdarahan normal
3. Genetalia:
v/v t.a.k, tidak terdapat laserasi jalan lahir,
perdarahan normal
Analisa
1. Diagnosa : P1A1kala IV
2. Masalah : Tidak ada
17.35- Penatalaksanaan
<20.20 WIB 1. Mengajarkan ibu masase uterus selama 15 detik
untuk mencegah pendarahan cara nya
menunjukan bagian rahim yang keras dan
beritahukan ibu bahwa kondisi rahim harus tetap
seperti ini apabila terasa lembek menganjurkan
ibu untuk segera memanggil petugas kesehatan.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
2. Membersihkan ibu dan lingkungan (memakaikan
pakaian dan pembalut pada ibu).
3. Membersihkan alat-alat dengan prinsip
pencegahan infeksi, direndam di air klorin 0,5
selama 10 menit lalu cuci bilas di air mengalir
dengan menggunakan sabun setalah itu alat-alat
di sterilisasikan.
4. Memberikan ibu minum.
5. Menganjurkan ibu setelah 2 jam untuk mobilisasi
dini dimulai dengan miring kearah kanan dan kiri,
duduk lalu berjalan. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
6. Memberitahu ibu untuk tidak menahan buang air
karena dapat mengganggu proses pengembalian
rahim ke bentuk semula dan menyebabkan
perdarahan. Ibu mengerti dan akan melakukannya
7. mengeringkannya dengan tisu agar tidak lembab
dan mengganti pembalut 4 jam sekali atau jika
pembalut sudah terasa penuh sebelum 4 jam dan
ibu mengerti dan akan melakukannya.
8. Melakukan pendokumentasian kala IV yang
terlampir di Partograf.
85
3. Nifas
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS 6 JAM PADA NY.H P1A1
DI PKM RANCAEKEK KAB. BANDUNG
Tanggal : 21-12-2018
Jam : 23.35-00.35 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Pada tanggal 21-12-2018 , pukul 23.35 WIB Ibu Post Partum 6
jam masih di rawat di PKM RANCAEKEK
2. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, hanya saja masih merasa
mules dan sedikit lemas
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Ibu
1) Ibu ditolong oleh bidan, tempat melahirkan di DI PKM
RANCAEKEK
2) Jenis persalinan spontan belakang kepala tanggal 21-
12-2018 jam17.15 WIB. Plasenta lahir spontan lengkap
pukul 17.20 WIB. Ketuban pecah spontan jernih..
Perdarahan ± 150 cc.
3) P1A1 komplikasi selama persalinan : Tidak ada
b. Bayi
1) Lahir tanggal : 21-12-2018
2) Berat badan :2600 gram
3) Panjang badan : 47 cm
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Cacat bawaan : Tidak ada
e. Anus ada : ada
4. Riwayat Diet
a. Jenis makanan : Nasi, lauk, sayur, buah, roti
b. Frekuensi : sudah makan 2x dalam 6 jam post
partum
c. Jenis Minum : Air teh manis dan air putih
d. Frekuensi : 2 gelas teh manis, 1 gelas air putih
86
bahwa pada nifas ini jangan di anggap sepele karena ibu juga
mempunyai faktor risiko terjadinya komplikasi melihat umur ibu
<20 tahun seperti infeksi, atonia, dan perdarahan. Ibu mengerti.
9. Memberikan ibu obat yang harus dikonsumsi di rumah yaitu 1
tablet vitamin A (untuk diminum esok hari), paracetamol 3x1,
amoxcilin 3x1 dan tablet Fe 2x1 diminum setelah makan dan
menggunakan air putih.
10. Menjadwalkan kunjungan ulang setelah 3 hari dan ibu bisa
datang sebelumnya jika ibu mengalami keluhan.
1 31-01- Subjektif
2018 1. Keluhan
12.30- a. Ibu mengatakan keadaannya sudah lebih baik
13.00 WIB dan tidak mengalami tanda bahaya pada ibu
nifas
b. Ibu merasa senang dan mampu merawat
bayinya.
c. Ibu mengatakan ingin menggunakan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan.
Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital :
TD: 120/80 mmHg N: 80x/menit,
P : 20x/menit S: 36°C
2. Kepala
Muka : Tidak oedem
Mata : Konjungtiva : Merah muda Sklera : putih
Bibir : merah muda
3. Leher
JVP : Tidak ada peningkatan
KGB : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
4. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : ASI, lancar
Rasa nyeri : Tidak ada
5. Abdomen
TFU : Tidak teraba
Kandung kemih : tidak penuh
6. Genitalia
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Oedem : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Haematoma : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : lochea alba
7. Ekstremitas atas dan bawah
a. Atas : Warna kuku tidak pucat, bersih
b. Bawah : tidak ada oedem, tidak ada varises.
8. Anus : Tidak terdapat haemoroid
Analisa
1. Diagnosa : P1A1 postpartum 6 minggu
2. Masalah : Tidak ada
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa secara keseluruhan
keadaan ibu baik. Ibu mengerti dan merasa
senang.
94
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas/ Biodata
Nama Bayi : Bayi Ny. H
Umur Bayi : 2 jam
Jenis kelamin : Laki-laki
Hari/tgl/jam lahir : 21-12-2018
Panjang badan : 47 cm
Berat badan : 2600 gram
2. Status Kesehatan
a. Tanggal pengkajian : 21-12-2018
b. Riwayat penyakit kehamilan : Tidak ada
c. Riwayat maternal : tidak ada
d. Riwayat neonatal : Bayi lahir dalam keadaan
Normal tanpa adanya
kelainan apapun.
e. Riwayat genetik : Ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit keturunan
dari pihak keluarga seperti
DM, Hipertensi, Asma, dll.
f. Riwayat keluarga : Ibu mengatakan tidak
Memiliki riwayat penyakit
keluarga dan bayi lahir
darikeluarga yang sehat.
g. Riwayat lingkungan : Lingkungan tempat tinggal
95
6) Lingkar dada : 32 cm
l. Bahu, Lengan dan Jari
1) Pergerakan tangan : Aktif
2) Jumlah jari : Lengkap 5/5 di kedua
tangan kiri dan kanan
3) Reflek grasping : Positif kiri dan kanan
m. Sistem Syaraf
1) Reflek moro : Positif
n. Abdomen
1) Bentuk : Simetris
2) Keadaan : Bersih.
3) Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis
tidak ada.
4) Perdarahan tali pusat : Tidak ada
5) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
o. Genetalia
1) 2 testis dalam skrotum sudah turun
2) Penis berlubang pada ujung
p. Panggul
1) Pergerakan panggul dan kekuatan otot : Normal
2) Pada saat digerakkan paha kearah atas dan bawah
kemudian digerakkan lurus kearah samping dan ke
luar tidak ditemukan bunyi “Klik”.
q. Tungkai dan Kaki
1) Bentuk : Simetris
2) Pergerakan : Aktif
3) Jumlah jari : Lengkap 5/5 di kedua kaki kanan
dan kiri
4) Reflek babynski : Positif
5) Refleks walking : Positif
6) Kekuatan otot : Baik
r. Punggung dan anus
Cekungan/benjolan dan pembengkakan pada tulang
punggung tidak ada.
98
Analisa
1. Diagnosa :NCB SMK 6 hari
Masalah : tidak ada
100
Penatalaksanaan
Jam : 11.00- 11.55 WIB
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
bahwa bayi ibu dalam keadaan baik sehat.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memandikan bayi dengan menggunakan air
hangat dan menggunakan sabun agar selalu
bersih.
3. Mengingatkan kembali untuk menjaga bayi
tetap hangat dan menganjurkan ibu untuk
menjemur bayinya selama ± 15 menit di atas
jam 07.00 pagi dan di bawah jam 09.00 pagi
dengan cara melepas semua baju bayi kecuali
popok kemudian menjemur badan bayi secara
bergantian.
Ibu mengatakan selalu menjemur bayinya
pada pagi hari.
4. Mengingatkan kembali pada ibu tentang
pentingnya imunisasi dasar pada bayi (BCG,
Polio, DPT, Hep B, dan Campak), dan
memberitahu manfaat dan jadwal
imunisasinya. Ibu mengatakan akan
mengimunisasikanbayinya
5. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda
bahaya pada bayi seperti seperti sesak nafas,
tidak mau menetek, bayi rewel, suhu badan
panas, pergerakan kurang aktif, kejang, kulit
kuning, perdarahan di tali pusat.
Ibu dapat menyebutkan kembali tanda bahaya
pada bayi dan akan segera memeriksakan
bayinya jika ada salah satu tanda bahaya
tersebut muncul.
6. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan
rumah kembali pada tanggal 4januarl 2019
atau bila dirasakan ada keluhan pada bayi ibu,
ibu bisa datang ke puskesmas.
No Tanggal HasilPengkajian
1 4-1-2018/ Subjektif
08.00- a. Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat,
09.00 WIB menyusunya baik tidak ada tanda bahaya yang
di alami bayi
b. Ibu mengatakan bayi sudah bak dan bab
101
Objektif
1. Keadaanumum : Baik
2. Warna kulit : Kemerahan
3. Tangisan : Kuat
4. Berat badan : 2500 gram
5. Panjang badan :47cm
6. Respirasi : 44x/menit
7. Suhu : 36,80C
8. Frek jantung : 141xmenit / reguler
Analisa
1. Diagnosa: NCB SMK 2 minggu.
2. Masalah : Tidak ada
Penatalaksanaan
Jam 08.00-09.00 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa bayinya saat ini secara keseluruhan
dalam keadaan baik.
2. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke
fasilitas kesehatan untuk imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit TBC dan Polio 1 untuk
mencegah penyakit polio pada saat usia bayi
1 bulan.
3. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai
tanda-tanda bahaya bayi baru lahirdan
menganjurkan kepada ibu dan suami untuk
segera membawa bayinya ketempat bidan
atau pelayanan kesehatan lainnya jika
terdapat tanda-tanda bahaya tersebut.
4. Menganjurkan kembali pada ibu untuk selalu
menjaga kehangatan bayi dan menjemur bayi
setiap pagi antara pukul 07.00 sampai 08.00
WIB agar bayi tidak kuning selama 15-30
menit.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 2
minggu kemudian kecuali jika ada keluhan. Ibu
sepakat untuk kunjungan ulang
No Tanggal HasilPengkajian
1 31-05- Subjektif
2018 a. Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat,
11.30- menyusunya baik.
12.00 WIB b. Ibu mengatakan pola eliminasi bayi normal dan
bayi tidur dengan baik
c. Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi
102
Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Warna kulit : Kemerahan
c. Tangisan : Kuat
d. Suhu : 36,70C
e. Berat badan : 2900 gram
f. Panjang badan : 48 cm
g. Frek Napas : 134x/menit
Analisa
1. Diagnosa : Bayi usia 6 minggu
2. Masalah : Tidak ada
Penatalaksanaan
Jam 11.30-12.00 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa secara umum bayinya saat ini
dalam keadaan baik. Ibu mengerti
2. Mendiskusikan kembali bersama ibu
mengenai pola perawatan dan kebersihan
bayinya.
3. Mendiskusikan kembali bersama ibu
mengenai pemberian ASI ibu untuk bayi
serta tetap menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI eksklusif.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayinya sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
5. Menganjurkan ibu untuk segera membawa
bayinya ke bidan atau petugas kesehatan
lainnya apabila menemukan tanda bahaya
pada bayinya.
Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
103
Tanda-tanda vital :
TD: 120/80 mmHg N: 80x/menit,
P : 20x/menit S: 36°C
Kepala
Muka : Tidak oedem
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Sklera : putih
Bibir : merah muda
Leher
JVP : Tidak ada peningkatan
KGB : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : ASI, lancar
Rasa nyeri : Tidak ada
Abdomen
TFU : Tidak teraba
Kandung kemih : tidak penuh
Genitalia
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Oedem : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Haematoma : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : lochea alba
Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Warna kuku tidak pucat, bersih
Bawah : tidak ada oedem, tidak ada varises.
Anus : Tidak terdapat haemoroid
Analisa
1.Diagnosa : P1A1 Akseptor KB suntk 3 bulan.
2. Masalah : Tidak ada
13.00- Penatalaksanaan
13.30 WIB Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa secara keseluruhan keadaan ibu
baik dan ibu bisa menggunakan KB suntik 3 Bulan,
Konseling tentang KB suntik 3 bulan pra dan pasca
pemberian KB, Melakukan persiapan diri, alat, pasien,
dan lingkungan. Menyuntikan KB suntik 3 bulan di
sepertiga paha bagian atas secara IM, Mengisi kartu
akseptor dan kembali ber-KB pada tanggal 24-4-2018.
A. Identifikasi Masalah
1. Asuhan kehamilan
a. Kehamilan ini adalah kehamilan ke 2 dengan faktor risiko tinggi
umur <20 tahun.
b. Ibu belum siap menghadapi persalinan
c. Imunisasi TT tidak sesuai dengan interval waktu dan lama
perlindunganya.
d. Ibu belum mengetahui waktu yang tepat meminum tablet Fe
2. Asuhan persalinan
Kala IV berjalan dengan baik namun masih ada langkah PI yang
tertinggal.
3. Asuhan nifas
Nifas dengan faktor risiko umur <20 tahun.
4. Asuhan bayi baru lahir
Ibu belum mengetahui cara perawatan tali pusat.
5. Pelayanan KB
Ibu memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulan untuk menjarakan
kehamilan.
B. Pembahasan Masalah
1. Asuhan kehamilan
Pada Ny.H yang diberikan selama periode antenatal telah
dilakukan sesuai standar pelayanan. Pengkajian dan pemberian
asuhan kebidanan dimulai usia kehamilan 38 minggu.
a. Kehamilan ke 2 menurut teori (Poedji Rochjati,2011)
kehamilan ke 2 pada Ny.H akan mengakibatkan komplikasi
seperti keguguran, anemia pada kehamilan, perdarahan,
gestosis, infeksi karena faktor risiko tinggi umur < 20 tahun.
akan tetapi dalam kehamilan Ny.H ini tidak terjadi komplikasi
tersebut. Akan tetap Pada kehamilan ke 1 Ny.H terjadi
keguguran sesuai menurut teori. Hal ini sesuai dengan teori.
105
106
maupun air laut. Selain zat besi yang tinggi, ganggang biru
hijau juga mengandung nutrisi yang lebih dari bahan pangan
lainnya. Secara garis besar kandungan nutrisi yang berupa
karbohidrat 15-25% serat 8-10% protein 60-70%, lemak 6-8%,
mineral 7-13%, dan kadar air 3%.
Upaya untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu
hamil antara lain dengan pemberian ganggang biru hijau yang
bermanfaat untuk meningkatkan kadar hemoglobin karena
konsumsi 100 gr ganggang biru hijau telah dapat memenuhi
158% dari kebutuhan tubuh akan zat besi dalam sehari. Zat
besi yang terkandung adalah 28,5 mg / 100 gr bahan, dimana
58 kali lebih banyak daripada yang terdapat pada bayam, dan
<20 kali lebih tinggi daripada yang terdapat pada daging.
(Astawan, 2008). Simpulan dari hasil penelitian adalah bahwa
ganggang biru hijau dapat meningkatkan kadar HB ibu hamil (
Fitri dan Dini, 2018). Jadi pada ibu hamil tidak harus di
paksakan meninum tablet Fe yang diberikan di fasilitas
kesehatan, tetapi bisa diganti dengan meminum kapsul
spirulina atau ganggang biru hijau karena dapat meningkatkan
kadar HB ibu hamil.
Asuhan pada Ny.H masih ada beberapa yang tidak sesuai
dengan teori. Tidak ada kesenjangan dalam pemeriksaan antenatal di
lapangan dan yang seharusnya di dalam teori. Selama kehamilan
tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun janin akibat kehamilan umur
<20 tahun ini.
2. Asuhan persalinan
Asuhan standar APN masih ada yang tertinggal, Kala IV adalah
kala pengawasan setelah 2 jam bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu. Sesuai dengan teori APN (2012) yang
mengatakan bahwa dua jam pertama pasca persalinan merupakan
masa krisis bagi ibu dan neonatus (bayi baru lahir) selama kala IV
petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan. Yang dipantau pada IV adalah tekanan darah,
109
A. Simpulan
Penulis telah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny. H mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir
dan KB di puskesmas rancaekek Sejak tanggal 21 desember 2018- 01
Februari 2019 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada masa kehamilan Ny.H dengan faktor risiko tinggi umur <20
tahun dan masalah ketidaksiapan menghadapi persalinan yang
disebabkan oleh kehamilan dengan umur <20 tahun yang bisa
saja terjadi karena faktor psikologis. Masalah pada ibu dapat
diatasi dengan baik dan sesuai dengan teori.
2. Pada proses persalinan Ny.H berlangsung dengan baik dan telah
memenuhi tujuan asuhan persalinan sehingga tidak ditemukan
adanya masalah.
3. Asuhan masa nifas pada telah diberikan sesuai kebijakan
pemerintah dan telah memenuhi tujuan asuhan masa nifas
sehingga tidak ditemukan adanya masalah.
4. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 4
kali dan prosesnya berjalan lancar bayi Ny.H lahir hidup dalam
keadaan sehat dan normal.
5. Asuhan kebidanan kontrasepsi yang diberikan pada kunjungan 6
minggu ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.
B. Saran
Berdasarkan asuhan yang telah dilakukan penulis dari tanggal 17
desember 2018 –01 februari 2019, pengkaji memberikan beberapa
saran, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi tenaga kesehatan
a. Meningkatkan penyuluhan kesehatan dan pemberian informasi
tentang risiko yang akan terjadi pada kehamilan umur <20 tahun.
112
113
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan.
Nurhayati, Fitri dan Dini Marlina. 2018. Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Anemia Sebelum Dan Sesudah Pemberian Ganggang Biru Hijau.
1(1),1-5. Cimahi : ISSN 2654-5411.
Oktaviani, dkk. (2016). Profil Haemoglobin Pada Ibu Hamil Dilihat Dari
Beberapa Faktor Pendukung. Volume 4 Nomor 1. Manado: Januari-
Juni 2016.
Rukiyah, Ai Yeyeh. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Trans Info Media.
Sari, Ulfa, dan Daulay. 2015. Index masa tubuh pada kehamilan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Susilo dan Gudnarto. 2011. Definisi Studi Kasus. Jakarta : Health hello.