Oleh:
Salwa Darin Luqyana, S.Ked
(1718012067)
Pembimbing:
dr. Reni Zuraida, M.Si
Oleh:
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Evaluasi Program
NPM : 1718012067
Penulis mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “EVALUASI PROGRAM IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNG SARI PERIODE JANUARI – JULI TAHUN 2019” sebagai tugas
akhir kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Reni Zuraida, M.Si sebagai
pembimbing lapangan di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga
krtitik dan saran untuk pengembangan makalah ini sangat penulis butuhkan untuk
bekal penulis di masa yang akan datangakan. Penulis berharap makalah ini dapat
memperkaya ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
4
DAFTAR ISI
6
DAFTAR TABEL
Gambar 1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari ................. 38
Gambar 2 Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar........ 40
Gambar 3 Cakupan Program Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
PRI Tanjung Sari, Januari-Juli 2019 .................................................. 43
Gambar 4 Kerangka Konsep................................................................................ 44
Gambar 5 Diagram Fishbone Program Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil di
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari .................................................. 45
8
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian ibu dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
negara. Menurut World Health Organisation (WHO) setiap hari sekitar 803
berkembang dan terjadi lebih banyak pada daerah pedesaan serta penduduk
pada minggu pertama dan 40% meninggal dalam 24 jam pertama. Penyebab
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2017, AKI pada tahun 2015 adalah
305 per 100.000 kelahiran hidup dimana target MDGs pada tahun 2015
untuk angka kematian ibu (AKI) adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.3
9
penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup dan menurut
selama kehamilan dan penanganan tali pusat tidak baik dan bersih pada bayi
baru lahir. Tetanus neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi usia hari ke
3 dan 28 setelah lahir dan Tetanus maternal (TM) adalah tetanus pada
pada tahun 2014 sebesar 64,3%, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang
provinsi dengan jumlah meninggal 14 kasus atau CFR sebesar 56%. Jumlah
yang sebanyak 33 kasus pada tahun 2016. Meski demikian, CFR pada tahun
10
Provinsi Riau, Banten, dan Kalimantan Barat. Provinsi dengan CFR 100%
Menurut alat yang digunakan untuk pemotongan tali pusat, sebagian besar
imunisasi tetanus.4
masyarakat. Tidak seperti polio atau cacar (smallpox), tetanus tidak dapat
melalui imunisasi pada ibu hamil, wanita usia subur (WUS) dan promosi
jumlah kasus tetanus yang kurang dari satu per 1000 kelahiran hidup di
setiap kabupaten. Secara operasional, status ini dapat diukur dengan tingkat
11
Sejak tahun 1991 telah melaksanakan kegiatan eliminasi tetanus
1,8/10.000 kelahiran hidup. Data ini diduga masih lebih rendah dari keadaan
per 1000 kelahiran hidup. Kasus Tetanus Neonaturum pada tahun 2015
pengendalian infeksi tetanus bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil.
pada tahun 2017 adalah sebesar 65,30%, relatif lebih rendah jika
43,58%.4
12
Berdasarkan data di Puskesmas Tanjung Sari target Succes Rate pada tahun
2018 untuk kegiatan imunisasi Td2+ pada ibu hamil adalah 80%, sedangkan
capaian program imunisasi Td2+ pada ibu hamil di Puskesmas Rawat Inap
Berikut adalah tujuan dari penulisan makalah ini yang terbagi ke dalam
a. Tujuan Umum
13
b. Tujuan Khusus
Tanjung Sari
14
tujuan yang telah ditetapkan terhadap pencegahan penularan
secara optimal
c. Bagi masyarakat
pembangunan nasional.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tetanus
a. Definisi
b. Etiologi
binatang terutama kuda, juga bisa pada manusia dan juga pada tanah
yang terkontaminasi dengan tinja binatang tersebut. Spora ini bisa tahan
c. Faktor Risiko
dan abu dapur. Seterusnya, tali pusat tersebut akan dibalut dengan
17
menggunakan kain pembalut yang tidak steril sebagai salah satu
ritual untuk menyambut bayi yang baru lahir. Cara perawatan tali
pusat yang tidak benar ini akan meningkatkan lagi risiko terjadinya
imunisasi TT.
d. Patogenesis
18
Kemudian bergerak melalui sistem transpor aksonal retrograd
Ketegangan otot dapat bermula dari tempat masuk kuman atau pada
otot rahang dan leher. Pada saat toksin masuk ke sumsum tulang
kejang spontan.8
19
akibat gangguan saraf otonom. Kejadian gejala penyulit ini jarang
tersebut timbul.8
e. Gejala Klinis
ikan dan kekakuan pada mulut sehingga bayi tak dapat menetek.
mengerut, mata bayi agak tertutup, dan sudut mulut bayi tertarik
tulang vertebra.
20
merasakan kesulitan untuk bernafas atau batuk. Jika kekakuan
pula dapat menyebabkan anak tidak bisa buang air kecil (retensi
urin).
f. Pencegahan
21
faktor-faktor risiko. Pendekatan pengendalian lingkungan dapat
pemotong tali pusat, dan bersih alas tempat tidur ibu, di samping
perawatan tali pusat yang benar. Selain persalinan yang bersih dan
a. Definisi
22
dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi
Vaksin tetanus toksoid terdiri dari toksoid atau bibit penyakit yang
tetanus neonatorum.
yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi aktif pada ibu dapat
23
Imunisasi aktif didapat dengan menyuntikan tetanus toksoid dengan
Vaksin tetanus diberikan pada bayi dan anak usia kurang dari 10
tahun, ibu hamil, dan semua orang dewasa. Vaksin tetanus memiliki
toksoid difteri dan atau pertusis (dT,DT, DTwP, DtaP) dan kombinasi
dengan komponen lain seperti HiB dan hepatitis B. Selain itu, dapat
24
minggu. Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
yaitu: 13
pada saat itu. Untuk kegiatan imunisasi ibu hamil, yang dijadikan
25
TT2+ UPTD Pukesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar tahun 2015
sebesar 85,48% (masih di bawah target 89%). Hal ini karena sering
2016 cakupan TT2+ adalah 36,2% dan pada tahun 2017 pencapaian
ibu hamil, hal ini terjadi karena belum optimalnya penjaringan TT2+
dengan Td2+.
26
BAB III
BAHAN DAN METODE EVALUASI
sistem.
3.2 Bahan
Kerja Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari bulan Januari s.d Juli tahun 2019
dan dari hasil wawancara dengan petugas Puskesmas yang terkait dengan
Imunisasi TT
standar yang ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat
keluaran
29
tersebut. Bila pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan
30
f. Menetukan prioritas cara pemecahan masalah
yaitu:
keluar tersebut.
31
Makin cepat suatu jalan keluar dapat mengatasi suatu
keluar tersebut.
Keterangan:
- P : Priority
- M : Magnitude
- I : Importancy
- V : Vulnerability
- C : Cost
32
3.5 Diagram Fishbone
Diagram cause and effect atau diagram sebab akibat adalah alat yang
oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau “tulang ikan" karena
Diagram fishbone ini dapat digunakan untuk beberapa hal, antara lain:
a. Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat,
diambil.
terstruktur
33
d. Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan
lebih lanjut.
a. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan
dianalisis
sebagainya
3. Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau negatif
(suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu berupa
belakang
34
1. Di sebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat
akibat
1. Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi
penyebab utama
yang tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan
3. Tulis penyebab utama tersebut di sebelah kiri kotak hasil atau akibat,
cabang utama
35
e. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan
berhubungan.
lanjut. Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat
penyebab akar
3. Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat
36
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNG SARI
daerah. Puskesmas Rawat Inap (PRI) Tanjung Sari merupakan salah satu UPT
yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Lampung Selatan dengan wilayah kerja
di Kecamatan Natar.
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari adalah salah satu puskesmas yang
Natar, Desa Tanjung Sari (105°BT dan 6°LS). Wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari terdiri dari lima desa, yaitu Muara Putih, Tanjung
Sari, Krawang Sari, Way Sari dan Bumi Sari. Lima desa yang ada di wilayah
kerja puskesmas, terdiri atas 27 dusun, desa yang memiliki dusun terbanyak
adalah Desa Tanjung Sari sebanyak 7 dusun dan desa dengan dusun terkecil
adalah Desa Bumi Sari sebanyak 4 dusun. Luas wilayah kerja secara
keluruhan dari Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mencapai 4.771 km.
Berikut adalah gambaran wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari.
Jarak Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari Natar ke Ibu kota Kabupaten ±95
KM. Sedangkan ke Ibu Kota Provinsi ±20 KM. Wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari Natar merupakan daerah dataran rendah dengan
Natar pada tahun 2017 berjumlah 29.557 jiwa, KK 7.568 rumah tangga yang
terdiri dari 15.157 penduduk laki-laki dan 14.400 penduduk perempuan. Dari
38
7.568 rumah tangga dengan rata-rata jiwa per rumah tangga 4,16. Sebaran
penduduk di wilayah kerja UPTD PRI Tanjung Sari Natar tidak merata.
Bumi Sari (2651 jiwa km2) terendah di Desa Krawang Sari (406 jiwa km2).
wilayah kerjanya. Fungsi dari Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari tersebut
Sumber daya kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Rawat Inap Tanjung
39
Tabel 3 Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
Natar
JUMLAH
NO JENIS KETENAGAAN
PNS PTT TKS
1 Dokter spesialis 0 0 0
2 Dokter umum 3 0 0
3 Dokter gigi 1 0 0
4 Bidan D1 2 0 0
5 Bidan D3 9 4 6
6 Perawat DIII/DIV/S.kep 8 0 6
7 Perawat gigi 1 0 0
8 Apoteker atau sarjana farmasi 1 0 0
9 DIII farmasi atau asisten apoteker 2 0 0
10 DIV/sarjana gizi 0 0 0
11 DI/III gizi 2 0 0
12 Sarjana kesmas 3 0 0
13 Tenaga sanitasi 3 0 0
14 Analis Lab 2 0 0
15 Non kesehatan struktural 1 0 0
16 SMA 0 0 1
17 SMP 0 0 1
Kepala Puskesmas
Bahren
Nortajulu,S.Kep
Kasubag TU.
Evi Marlina,S.St
Kepegawaian Bendahara
Harudin S.Farm, Apt. Anita Kurnia, S.St
SIP RT
Sutanto Nurdin
PJ UKM Esensial & PJ UKM PJ UKP Farmasi & PJ Jaringan YAN PKM
Perkesmas Pengembangan Laboratorium dan Jejaring Fayankes
Habil, SKM Habil, SKM dr. Farida, M.KM Anita Kurnia, S.St
40
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
tolak ukur dengan capaian suatu program maka harus dicari kemungkinan
Pada program imunisasi Td2+ pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Sari, tolak ukur telah ditentukan oleh pelaksanan
program pada awal masa kerja agar program dapat berjalan dengan baik dan
benar. Adapun sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah
Keluarga Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari tahun 2019, untuk program
imunisasi TD2+ pada ibu hamil. Target capaian program tersebut adalah 80%
dari jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Sari.
5.2 Membandingkan Pencapaian Keluaran Program dengan Tolak Ukur
Keluaran
Tolak ukur program imunisasi Td2+ pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari ditetapkan sebesar 80%. Pada program
imunisasi Td2+ pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Sari, didapatkan hasil capaian pada periode Januari – Juli 2019 didapatkan
ukur dengan pencapaian pada program imunisasi Td2+ pada ibu hamil di
dengan jumlah ibu hamil yang tidak mendapatkan imunisasi Td2+ sebanyak
Capaian program imunisasi Td2+ pada Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
diukur terbagi dalam lima desa yaitu, Desa Muara Putih, Desa Krawang Sari,
Desa Tanjung Sari, Desa Bumi Sari, dan Desa Way Sari. Persebaran capaian
42
Cakupan Program Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja PRI Tanjung Sari, Januari-Juli 2019
Muara Putih
120
Cakupan Program Imunisasi Td2+ pada Ibu
100
Hamil di Wilayah Kerja PRI Tanjung Sari
80
60
Way Sari 40 Krawang Sari
20
0
Tanjung Sari (102 orang) dan terendah di Desa Bumi Sari Sari (64 orang).
43
Gambar 4 Kerangka Konsep
cakupan imunisasi Td2+ pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Tanjung Sari pada bulan Januari-Juli 2019 merupakan target yang tidak
44
MATERIAL METHOD MAN
Kurangnya pengetahuan
ibu hamil terhadap
Kurangnya promosi imunisasi TT Kurangnya keaktifan bidan dan kader dalam
kesehatan mengenai menjalankan program imunisasi tetanus
imunisasi Td2+ pada ibu toksoid
hamil.
Gambar 5 Diagram Fishbone Program Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari 45
Dari diagram fishbone di atas, perlu dicari masalah-masalah yang paling
Keterangan :
- I : Importancy (pentingnya masalah)
- P : Prevalence (besarnya masalah)
- S : Severity (akibat yang ditimbulkan masalah)
- RI : Rate of Increase (kenaikannya besarnya masalah)
- DU : Degree of Unmeet Need (derajat keinginan masyarakat yg telah terpenuhi
46
- SC : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
- PB : Public Concern (rasa prihatin masyarakat tentang masalah)
- PC : Political Climate (suasana politik)
- T : Technical feasibility (kelayakan tekhnologi)
- R : Resources availibility (sumber daya yang tersedia)
membuat angka kunjungan ibu hamil yang mendapatkan vaksin Td2+ menjadi
rendah.
47
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Penyebab terjadinya kesenjangan antara target dan capaian pada program imunisasi
Td2+ pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari pada periode
Januari-Juli 2019 terdiri dari beberapa faktor. Masalah utama yang ditentukan pada
bab sebelumnya adalah adanya kurangnya keaktifan bidan dan kader dalam
menjalankan program imunisasi tetanus toksoid. Hal ini terjadi pada beberapa
tempat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari dikarenakan bidan desa yang
seringkali tidak berada di wilayah kerjanya, selain itu program kunjungan bidan
desa dan kader ke rumah ibu hamil untuk melakukan promosi kesehatan juga belum
untuk pemecahan masalah yang terjadi. Setelah itu perlu dilakukan pemilihan
memberikan dampak paling baik serta efektif terhadap masalah utama yang
program imunisasi Td2+ pada ibu hamil di Puskesmas Rawat Inap Tanjung
49
Tabel 7. Penentuan Prioritas Jalan Keluar
Efektivitas Efisiensi Jumlah
No Daftar Alternatif Jalan Keluar
M I V C (MIV/C)
Melakukan home visit ke rumah warga
untuk melakukan pelayanan secara
jemput bola terhadap ibu hamil yang
1 5 4 5 3 30
diketahui belum melakukan imunisasi
tetanus sekaligus memberikan edukasi
dan promosi kesehatan terkait.
Diberlakukannya SMS center yang
dilakukan oleh bidan desa dan kader
untuk meningkatkan keaktifan tenaga
2 kesehatan sebagai alarm pengingat 4 4 3 2 24
jadwal imunisasi tetanus kepada ibu
hamil dan dapat digunakan sebagai
media promosi kesehatan.
Diberlakukannya forum refreshing oleh
pemegang program terhadap bidan desa
dan kader setiap periode tertentu sebagai
wadah untuk berbagi kesulitan dan
3 3 3 4 4 9
mencari pemecahan masalah dengan
bersama-sama terkait imunisasi serta
meningkatkan semangat kerja tenaga
kesehatan terkait.
Keterangan:
P : Prioritas alternatif pemecahan masalah (MIV/C)
M : Magnitude, yaitu besarnya masalah yang dilihat dari morbiditas dan mortalitas
I : Importance, yang ditentukan oleh jenis kelompok penduduk yang terkena
masalah/penyakit
V : Vulnerability, yaitu ada/tersedianya cara-cara pencegahan dan pemberantasan masalah
yang bersangkutan
C : Cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah tersebut.
jalan keluar (cost), maka didapatkan jalan keluar utama adalah melakukan
home visit ke rumah warga untuk melakukan pelayanan secara jemput bola
sekaligus memberikan edukasi dan promosi kesehatan terkait. Home visit dan
50
pelayanan jemput bola yang dimaksud adalah berkunjung ke rumah ibu hamil
kehamilannya. Dalam hal ini, bidan desa berperan sebagai penggerak utama
identitas ibu hamil di setiap wilayah kerja yang belum melakukan imunisasi
memiliki kelebihan karena bidan desa dan kader dapat secara langsung
dan spesifik terhadap perorangan dan dapat menjalin sambung rasa yang baik
sehingga dapat mempengaruhi persepsi orang tersebut. Selain itu, biaya yang
yang lebih besar untuk melakukan program ini, selain itu jarak yang jauh
antar rumah warga dan bidan desa dapat menjadi kesulitan lainnya. Cara ini
51
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
secara jemput bola terhadap ibu hamil yang diketahui belum melakukan
terkait, diberlakukannya SMS center yang dilakukan oleh bidan desa dan
kader setiap periode tertentu sebagai wadah untuk berbagi kesulitan dan
52
mencari pemecahan masalah dengan bersama-sama terkait imunisasi
7.2 Saran
a. Petugas dan kader harus secara konsisten menjalankan home visit kepada
tetanus toksoid.
desa yang terlibat agar lebih dapat menjalankan promosi kesehatan dalam
hal imunisasi
53
DAFTAR PUSTAKA
54