(PROPOSAL)
Oleh:
G.AMRU ATHA TABAH
NPM 1954201002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
memiliki tanah yang cukup subur serta cocok untuk ditanam berbagai macam
tanaman. Salah satu tanaman yang cocok ditanam di Indonesia yaitu tanaman
masyarakat Indonesia yaitu beras atau nasi. Hal ini dikarenakan tanaman umbi-
umbian memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu salah satunya adalah
ubi kayu atau singkong atau ketela pohon. Ubi kayu merupakan komoditas yang
Menurut Amri (2011), ubi kayu merupakan komoditas yang dapat dijadikan
pengganti makanan pokok dan juga dapat dijadikan bahan industri seperti
dijadikan tepung tapioka, onggok (pakan sapi), kripik, kelanting dan kue-kue
tradisional. Ubi kayu adalah merupakan komoditas tanaman pangan yang sebagai
industri makanan, kimia, dan pakan ternak. Komoditi ubi kayu juga merupakan
salah satu komuditas tanaman pangan yang menghasilkan produksi devisa negara
melalui tahap ekspor dalam bentuk gaplek atau chip yang merupakan sebagai aset
sesuatu pengembangan
5
ekspor dalam bentuk produk gaplek atau chip yang merupakan aset berharga dan
ekspor pada masa-masa selanjutnya, Prospek untuk tanaman ubi kayu ke depan di
Indonesia sangatlah baik karena tanaman ubi kayu ataupun degan nama lain
Berdasarkan hasil potensi fisikyang seperti kesesuaian lahan, iklim, sumber daya
manusia dan tingkat adaptasi teknologi maka dari pada tanaman ubi kayu dapat
teratas yang menghasilkan produksi ubi kayu merupakan sentra produksi ubi kayu
yang berdasarkan data yang di peroleh Badan Pusat Statistika dari Tahun 2018-
2022.
Berdasarkan data yang ada pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa menyatakan
Provinsi Lampung merupakan provinsi dengan produksi ubi kayu yang terbesar
tahun 2018 menjadi 5.016.790 ton sedangkan ditahun berikut yaitu tahun
2019,2020,2021,2022
kembali mengalami kenaikan produksi ubi kayu dalam fase selama 4 tahun yaitu
menjadi 5.941.823 ton .perubahan produksi ubi kayu tersebut disebabkan oleh dua
peningkatan produksi misalnya luas lahan, bibit, pupuk baik pupuk cair atau
Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam pertanian
karena tanah merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat
tanaman. Tanah memiliki sifat yang tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu
luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga akan
Luas lahan adalah dalam usahatani ubi kayu pada Provinsi Lampung cukup luas,
menurut Badan Pusat Statistika luas lahan usahatani ubi kayu di Lampung dan di
Tabel 2. Luas Lahan Produksi Usahatani ubi kayu di Indonesia Tahun 2018- 2022
Provinsi Lampung dan urutan kedua di posisikan oleh provinsi Aceh .Luas lahan
usahatani ubi kayu di provinsi lampung selama lima tahun dengan luas sebesar
211.753 ha pada tahun 2018 ,luas lahan 200.025 Ha pada tahun 2019, 230.451 ha
pada tahun 2020 , 222.746 ha pada tahun 2021 dan luas lahan sebesar 208.192 ha
Bibit juga mempengaruhi produksi ubi kayu karena bibit merupakan faktor yang
harus ada dalam berusahatani ubi kayu, hasil produksi ubi kayu dipengaruhi jenis
bibit atau varietas bibit yang digunakan petani dalam berusahatani dan Pupuka
merupakan salah satu faktor utama dalam berusahatani ubi kayu dan pupuk yang
digunakan dalam usahatani ubi kayu berbagai macam baik pupuk cair maupun
pupuk padat, pupuk juga yang biasa digunakan oleh petani untuk usahatani ubi
kayu contohnya NPK, Urea, dan SP-36 dan juga.pupuk berperan membantu
proses produksi ubi kayu agar tumbuh dengan maksimal dan menghasilkan
produksi yang maksimal juga, pestisida merupakan zat kimia yang digunakan
untuk membasmi hama maupun penyakit pada ubi kayu ataupun Hal ini
dilakukan agar tanaman ubi kayu tidak terserang hama dan penyakit pengganggu
Menurut Mosher (1968), petani termasuk tenaga kerja yang berperan sebagai
manajer, juru tani, dan manusia biasa yang hidup di dalam masyarakat, Petani
dalam usahatani tidak hanya menyumbangkan tenaga (labor) saja, tetapi juga
keseluruhan.
SMPdan hal ini mempengaruhi pengetahuan petani dalam berusahatani ubi kayu.
Pengalaman bertani juga mempengaruhi produksi ubi kayu, semakin lama petani
berusahatani ubi kayu maka akan banyak pengalaman dan pengetahuan yang
Faktor internal maupun eksternal dalam usahatani ubi kayu akan mempengaruhi
Provinsi Lampung masih rendah dengan Sumatera Barat dapat dilihat dari tabel
Berdasarkan hasil Tabel 3 dapat dilihat menyatakan bahwa produktivitas ubi kayu
Provinsi Lampung lebih besar dari pada Provinsi Sumatera Barat .Provinsi
belakangan ini dari tahun 2018-2022 , Provinsi Lampung memiliki produksi yang
usahatani ubi kayu. Pendapatan yang tinggi merupakan salah satu alasan utama
Struktur Biaya adalah biaya mengacu pada berbagai jenis biaya yang dikeluarkan
bisnis dan biasanya terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang tetap tidak berubah terlepas dari jumlah output yang dihasilkan perusahaan,
demikian, akan diperoleh selisih antara harga jual dan harga beli yang tinggi
Provinsi Lampung memiliki beberapa sentra produksi ubi kayu yaitu Kabupaten
ubi kayu di Provinsi Lampung salah satu sentra produksi komoditas ubi kayu di
Lampung yaitu Kabupaten Lampung Utara atau kotabumi. Lampung Utara sendiri
memiliki beberapa perusahaan atau pabrik ubi kayu jadi tidak salah jika Lampung
10
Utara merupakan salah satu sentra ubi kayu di Lampung . dan Kabupaten
Berdasarkan jumlah produksi dan luas lahan usaha ubi kayu ber dasarkan data
yang di nyatakan yang dirilis oleh badan statistik provinsi lampung tahun 2017
tentang perkembangan Luas lahan dan produksi tanaman ubi kayu tentang luas
lahan produksi per kabpaten lampung , dilihat dibawah tabel 4 di bawah ini
Tabel 4 Luas Produksi dan Luas lahan ubi kayu Kabupaten Lampung
Tahun 2021
provinsi Lampung tahun 2021 mencapai 6.194.601 ton dengan luas lahan
bandingkan dengan tahun 2020 dengan jumlah produksi sebesar 5.846.981 ton
11
Selatan dan Lampung Tengah sebagai penyupalai ubi kayu terbanyak di provinsi
lampung dengan produksi ubi kayu sebesar 95.279 ton pertahun dengan luas
panen lahan 39.769 sehingga Kabupaten Lampung utara sangat cocok untuk
budidaya tanaman ubi kayu ada pun tabel 5 menjelaskan luas panen ,luas
produksi dan produktivitas ubi kecamatan kabupaten lampung utara dilihat tabel
dibawa
nomor dari kecamatan abung kunang ,luas produksi ubi kayu dikecamatan
kotabumi selatan adalah 10,722 ton dan luas produktivitas adalah 268.04 dengan
urutan ke lima ,kecamatan kotabumi selatan memiliki luas panen dan luas
produksi yang tinggi dengan nomor uratan ke 15 ,akan tetapi luas produktivitas
Tengah dan kelima Kotabumi Selatan ,oleh kerena itu saya mengambil penelitian
ini di kecamatan kotabumi selatan dikerenakan luas panen dan luas produktivitas
nya besar dengan nomor urutan 15 luas panen dan luas produktivitas nomor
Salah satu adalah Desa Bandar Putih masuk dalam wilayah yang memiliki luas
lahan sebesar 10.422 ha dan desa bandar putih luas wilayah 1.438 ha dan desa ini
teletak kurang lebih dari 4 km sebelah timur dan sebelah ibu kota kecamtan 12 km
tenntang luas lahan dan produksi ubi kayu di desa kecamatan kotabumi selatan
Tabel 6 luas lahan dan luas Produksi kecamtan Kotabumi Selatan per Desa tahun
2020
Alam salah satu yaitu Desa Bandar Putih dengan luas lahan 150 ha yang terluas
dari kempat belas desa tersebut dan produksi desa bandar putih menghasilkan
14
36,485 ton pertahun pada tahun 2020 ,akan tetapi desa bandar putih memiliki luas
lahan dengan nomor urutan pertama dan urutan kedua adalah desa karang agung
dan juga produksi ubi kayu desa bandar putih menepati nomor uruta ke empat
yang urutan pertama yaitu desa sinar mas alam ,kedua karang agung dan tanjung
seng,ketiga curup guruh keagungan dan urutan ke empat adalah desa bandar putih
dan tanjung harapan ,dan total dari luas lahan dan produksi ubi kayu di desa
kecamtan kotabumi selatan adalah 494 ha luas lahan dan 564,919 produksi di
merupakan salah satu alasan utama petani dalam melakukan produksi, namun
pendapatan usahatani ubi kayu tersebut. Semakin besar hasil produksi usahatani
usahatani.menurut Skousen, Stice dan Stice Pendapatan yaitu suatu arus masuk
merupakan kegiatan utama atau kegiatan centra yang sedang berlangsung Oleh
produksi ubi kayu dan pendapatan usahatani ubi kayu di kecamatan kotabumi
selatan
Menurut Balai Penyuluhan pertanan di Kotabumi Selatan pada tahun 2022 adalah
sektor usaha tani di desa bandar putih yaitu ubi kayu dengan luas tanaman 654 ha
dan luas panen area adalah 560 dan produksinya adalah 26,44 ton ,produksi dan
produktivitas usahatani ubi kayu disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
tenaga kerja.hal ini dapat mengakibatkan produksi usahatani tersebut tidak dapat
berada di daerah rasional oleh kerena itu di perlukan dan peting untuk
menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ubi kayu di desa bandar
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Syarief dan Irawati (1988), ubi kayu dapat menghasilkan umbi setelah
umbi basah sampai 30 ton/ha. Kerusakan atau penyakit yang biasa timbul pada
ubi kayu adalah warna hitam yang disebabkan oleh aktivitas enzim polyphenolase
atau biasa disebut dengan kepoyoan. Terdapat pedoman usahatani ubi kayu yang
harus dipenuhi agar usahatani ubi kayu berjalan dengan baik adalah sebagai
berikut :
1) Iklim
Faktor iklim harus diperhatikan dalam pertanian ubi kayu. Curah hujan yang
baik untuk bertanam ubi kayu adalah 750 sampai 1.000 mm/thn. Tinggi
tempat untuk bertanam adalah 0 sampai 1.500 m dpl dengan suhu 25 sampai
28 derajat Celsius.
Selain faktor iklim, keadaan tanah juga perlu diperhatikan. Tekstur tanah yang
baik untuk bertanam ubi kayu adalah tanah berpasir hingga tanah liat. Ubi
kayu juga dapat tumbuh baik pada tanah lempung. Struktur tanah untuk
18
bertanam sebaiknya tanah gembur. Tingkat pH tanah ideal berada pada 4,5
3) Bibit
Ubi kayu dengan kualitas yang baik dapat dihassilkan dengan dilakukanya
pemilihan pembibitan yang baik pula bibit ubi kayu yang baik berasal dari
adalah tingkat produksi ubi kayu tinggi, kadar tepung tinggi, serta tahan
terhadap hama dan penyakit. Ubi kayu ditanam dari stek batang yang juga
harus memenuhi syarat. Syarat batang ubi kayu untuk keperluan stek yang
siap ditanam :
I. Ubi kayu telah berumur 7-12 bulan, diameter 2,5-3 cm; telah
III. Bagian batang ubi kayu yang tidak dapat digunakan untuk ditanam
daging, rasa daging dan besar kadar racun sianida dalam ubi kayu. Umur
panen juga dapat diklasifikasikan sebagai varietas ubi kayu. Hal ini
19
Ubi Kayu Cassesart Varietas ubi kayu Cassesart dapat dipanen mencapai
umur 9 bulan
5) Pengolahan Tanah
Tanah yang akan digunakan untuk tempat budidaya ubi kayu harus diolah
dengan baik. Waktu pengolahan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak
dalam keadaan becek atau berair, agar struktur tanah tidak rusak.
sehingga akar dan umbi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Cara
Tanah ringan atau gembur: tanah dibajak atau dicangkul 1 sampai 2 kali
Tanah berat dan berair: tanah dibajak atau dicangkul 1 sampai 2 kali
6) Penaman
budidaya ubi kayu. Penanaman ubi kayu dapat dilakukan setelah bibit dan
permulaan musim hujan. Hal ini disebabkan ubi kayu memerlukan air
perlu diperhatikan jarak tanam. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman ubi
kayu secara monokultur adalah 100 cm x 100 cm; 100 x 60 atau 100 x 40,
sedangkan jarak tanam yang ideal untuk ubi kayu pola tumpang sari
adalah 200 x 60 cm (untuk ubi kayu dengan kacang tanah), serta 100 x 60
cm (untuk ubi kayu dengan jagung). Cara menanam ubi kayu dianjurkan
stek tegak lurus atau minimal membentuk sudut 60 derajat dengan tanah
7) Pemupukan
Tanaman ubi kayu perlu diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau) dan pupuk anorganik (Urea, KCl, SP-36). Pupuk organik
pupuk anorganik anjuran untuk tanaman ubi kayu adalah: Urea 200-250
kg/ha, KCl: 150 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha sedangkan cara pemberian pupuk
adalah :
a) Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea, KCl, dan seluruh dosis SP-36
b) Pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan KCl diberikan pada
8) Pemeliharan
memiliki nilai ekonomis yang baik. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam
A) Penyulaman
Apabila ada tanaman ubi kayu yang mati harus segera dilakukan
sebelumnya.
C) Pembungan Tunas
1,5 bulan, apabila dalam satu tanaman tumbuh lebih dari dua tunas.
Hama penting bagi tanaman ubi kayu adalah tungau daun merah
9) Panen
pada tanaman pasca panen agar hasil pasca panen siap dan aman di
Produksi adalah penciptaan atau penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas
jasa. Hubungan antara hasil produksi (output) dengan faktor– faktor produksi
korbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa (output) yang
diperlukan oleh manusia. Hubungan fisik antara input dan output disebut fungsi
produksi. Dalam hubungan ini dikenal sebuah hukum yang disebut hukum
kenaikan hasil yang semakin berkurang (law of deminishing return), yaitu jika
satu faktor produksi variabel dengan jumlah tertentu ditambahkan terus menerus
pada sejumlah faktor produksi yang tepat akhirnya akan dicapai suatu keadaan
peubah yang ada didalam teori produksi adalah produk total (PT), produk rata-rata
Produksi Total (PT) adalah jumlah total produksi yang dihasilkan dengan
rata-rata (PR) adalah produk total persatuan faktor produksi variabel atau dapat
dibilang produk total dibagi variabel. Produk Margin (PM) adalah perubahan
produk total sebagai akibat dari tambahan satu - satuan faktor variabel. Perubahan
yang relatif dari produk yang dihasilkan disebabkan oleh perubahan relatif faktor
dy / y
EP=
dx / X
dy x
EP= x
dx y
Pm
EP=
PR
Keterangan :
PM=Produk Marginal
PR=Produk Rata –rata
Hubungan antara produk total (PT), produk rata-rata (PR), prduk marjinal (PM)
dan elastisitas produksi dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 berdasarkan
meliputi daerah rasional (0<Ep<1) dan daerah irrasional (Ep>1 atau Ep<0). Tiga
diatas nilai PR. Daerah I adalah yang tidak rasional, karena dalam
Biaya adalah nilai dari seluruh sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan
dengan kata lain jumlah biaya tetap tidak tergantung pada besarnya tingkat
produksi. Biaya tetap (fixed cost) dapat dihitung dengan formula berikut ini:
∑ n=1Xi pxi............................................................(1)
i
Keterangan :
FC = Biaya tetap
Xi= Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya teta
27
Jika dalam penelitian nilai biaya tetap tidak dapat dihitung dengan formula di atas,
maka nilai biaya tetap bisa langsung ditetapkan berdasarkan hasil observasi
menghitung biaya variabel. Sehingga biaya total (total cost) dapat dihitung dengan
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Biaya Total
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Tidak Tetap.
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: biaya total (Total Cost), biaya
tetap total (Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (Total Variabel Cost).
output tertentu, biaya tetap merupakan biaya yang tidak akan berubah meskipun
tingkat output berubah, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang akan berubah
biaya total, biaya tetap, dan biaya variabel dapat dituliskan sebagai berikut:
TC=TFC+TVC
Keterangan:
TC = biaya total (Total Cost)
TFC = biaya tetap total (Total Fix Cost)
TVC = biaya variabel total (Total Variable Cost)
TC
C TV
28
adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga produk, sedangkan
pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai penggunaan sarana produksi dan
suatu kegiatan usaha dan keadaan yang akan datang melalui perencanaan yang
R/C = TR/TC
29
Keterangan:
R/c=Penerimaan dibagi dengan biaya
TR= Penerimaan total
TC= Biaya tota
C. Jika R/C = 1 , maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas
pengalaman (X1), biaya tenaga kerja luar keluarga (X2), biaya pupuk (X3), biaya
pestisida (X4), jumlah produksi (X5), harga jual (X6) dan kepemilikan lahan
(variabel dummy : milik sendiri = 1, bukan milik sendiri (sewa, sakap) = 0) (D 1).
analisis regresi linear berganda. Secara matematis rumus regresi linear berganda
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang diperlukan sebagai bahan
acuan dan referensi untuk membandingkan penelitian yang baru dengan penelitian
dan metode analisis yang akan digunakan terkait pengolahan data. Penelitian ini
Penelitian Terdahulu
Usahatani ubi kayu merupakan kegiatan yang dilakukan petani ubi kayu dalam
memanfaatkan sumberdaya untuk budidaya tanaman ubi kayu secara efektif dan
produksi ubi kayu baik internal maupun eksternal seperti luas lahan, bibit, pupuk,
pestisida, tenaga kerja, pengalaman berusahatani dan varietas bibit ubi kayu.
harga input dan biaya produksi yag dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu,
sedangkan harga output yang dihasilkan pada produksi ubi kayu akan berpengaruh
Petani dalam berusahatani ubi kayu menginginkan hasil dari usahataninya tersebut
ubi kayu diperoleh dari selisih antara penerimaan usahatani dan biaya produksi
34
yang dikeluarkan. Alur kerangka pemikiran yang berjudul Analisis Produksi dan
2.1.8 Hipotensis
Hipotesis yang akan di uji dari penelitin ini diduga faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi usahatani ubi kayu adalah luas lahan (X1), bibit (X2),
pupuk urea (X3), pupuk Phonska (X4), pupuk NPK (X5), pestisida (X6) dan tenag
kerja(X7
1.proses Produksi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survei . menurut Tika
bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau
individu dalam waktu yang bersamaan, data dikumpulkan melalui individu atau
sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa
memberikan dari data untuk memperoleh fakta dari suatu gejala gejala yang ada
dan mencari keterangan secara faktual tentang institusi sosial,ekonomi atau politik
Konsep dasar adalah pengertian menegenai Variabel adalah objek penelitian yang
mendapatkan nilai dari kesimpulan suatu proses serta informasi paling penting
Usahatani adalah adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara
dalam pertanian usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
Petani ubi kayu merupakan orang yang berusahatani ubi kayu sebagai upaya
Varian (ragam) adalah ukuran satuan usaha dari suatu usahatani yang
Standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang
dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal
Musim panen adalah musim yang terjadi ketika dilakukan pemanenan ubi kayu,
suatu komoditi tertentu. Pendapatan ini akan dipengaruhi penerimaan dan biaya
dalam berusahatani.
Definisi operasional adalah suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
Luas lahan adalah areal yang digunakan untuk melakukan kegiatan usahatani ubi
kayu manis dan ubi kayu pahit yang diukur dalam satuan hektar (ha).
37
mengembangkan tanaman, berupa bagian dari batang tanaman ubi kayu yang
Jumlah pupuk urea adalah banyaknya pupuk urea yang digunakan petani ubi kayu
Jumlah pupuk NPK adalah banyaknya pupuk NPK yang digunakan petani ubi
kayu dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan kilogram (kg).
Jumlah pupuk Phonska adalah banyaknya pupuk Phonska yang digunakan petani
ubi kayu dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan kilogram (kg).
Tenaga kerja adalah faktor produksi yang digunakan dalam usahatani ubi kayu
mulai dari persiapan lahan hingga panen. Tenaga kerja yang digunakan yaitu
tenaga kerja mesin dan manusia. Tenaga kerja manusia dibedakan menjadi tenaga
kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, yang dihitung dengan satuan
Produksi adalah jumlah ubi kayu yang dihasilkan dalam satu kali musim tanam,
berusahatani satu kali musim tanam diukur dalam satuan rupiah per satuan faktor
Harga output adalah harga ubi kayu yang diterima oleh petani pada saat transaksi,
Biaya total adalah total dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan
petani untuk kegiatan usahatani ubi kayu dalam satu kali musim tanam, dihitung
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi,
meliputi nilai sewa lahan, pajak lahan, penyusutan alat dan iuran kelompok tani,
Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi,
pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Biaya variabel diukur dalam satuan rupian
(Rp).
Nilai sewa lahan adalah besarnya biaya yang dikeluarkan petani atas lahan yang
digunakannya. Jika lahan usaha adalah milik sendiri, maka nilai sewa lahan
diperhitungkan seolah lahan tersebut adalah milik orang lain, dan harus membayar
Sewa secara tunai yang diukur dalam satuan rupiah per musim tanam (Rp/1 kali
proses produksi).
Pajak lahan adalah biaya yang dikeluakan petani karena telah melakukan usaha di
atas lahannya, dihitung dalam satuan rupiah (Rp/1 kali proses produksi).
Biaya penyusutan adalah biaya atas berkurangnya nilai atau manfaat suatu barang
Penerimaan adalah nilai yang diterima petani dengan mengalikan jumlah produksi
dengan harga output, dihitung dalam satuan rupiah (Rp/1 kali proses produksi).
Pendapatan usahatani ubi kayu adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya,
produksi ubi kayu di Provinsi Lampung. Produksi dan harga ubi kayu dir Desa
kontribusi produksi ubi kayu di Lampung Utara dan juga masih banyak petani
pertanian di Desa Bandar Putih juga banyak dimanfaatkan oleh petani untuk
berusahatani ubi kayu dan adapun jumlah petani ubi kayu di Desa Bandar Putih
Tabel 7 Jumlah petani ubikayu di Desa Bandar Putih Kecamtan Kotabumi Selatan
Pada Tahun 2023
Tabel 7 menjelaskan bahwa desa bandar putih memiliki 7 desa yaitu desa bandar
putih,gedung dalam,pasar pelita ,sido mulyo ,talang surabaya,suka maju dan tri
mulyo desa bandr putih memiliki jumlah petani sebesar 159 petani,gedung dalam
petani ,suka maju 78 petani dan tri mulyo 111 petani ,berdasarkan tabel 7 jumlah
dari keselurahan petani ubi kayu di desa bandar putih adalah 758 pertani
Metode pengambilan sampel tersebut dipilih dikarenakan data petani ubi kayu
yang belum lengkap. Populasi petani ubi kayu dalam penelitian ini adalah 321
petani ubi kayu yaitu dari Desa Gedung Daalam 162 petani dan Desa Bandar
Putih 159 petani. Berdasarkan jumlah populasi petani ubi kayu pada Penelitian ini
adalah 321 petani ubu kayu di kerenakan kedua desa akan ditentukan jumlah
sampel dengan menggunakan rumus yang mengacu pada yang merujuk pada teori
NZ ² S ²
n=
Nd ²+Z ² S ²
Keterangan :
n= Jumlah sampel
N=Jumlah populasi
Z=Tingkat kepercayaan (95%)=1,96
S²=Varian Sampel (5%=0,05)
D=Derajat Penyimpanan (5%=0,05)
41
Berdasarkan rumus yang tertera yang diatas menyataan jumlah sampel dari
321(196)² (0 , 05)²
n=
( 321 )( 0 , 05 )2+(1 , 96)² (0 , 05)²
( 321 ) ( 0,1928 )
n=
( 0,8025 ) +( 0,19208)
61,8888
n=
0,99458
sebanyak 161 sampel responden. Berdasarkan hasil jumlah sampel tersebut, dapat
ditentukan proporsi sampel untuk setiap desa. Perhitungan jumlah sampel untuk
¿= ¿ x n
N
Keterangan :
ni = Jumlah sampel wilayah( i)
Ni = Jumlah petani wilayah( i)
N = Jumlah keseluruhan populasi petani
n = Jumlah keseluruhan sampel petani
Berdasarkan rumus diatas, perincian jumlah sampel petani ubi kayu tiap desa
Jumlah sampel data petani ubi kayu di Desa Bandar Putih adalah sebagai berikut:
¿= ¿ x n
N
159
¿= x 161
321
¿=79,747=80orang petani
Jumlah sampel petani ubi kayu di Desa Gedung Dalam adalah sebagai berikut :
¿= ¿ x n
N
162
¿= x 161
321
¿=50.467=81.orang petani
Berdasarkan jumlah data petani ubi kayu tersebut didapatkan jumlah pada
Data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani
ubi kayu sebagai responden penelitian dengan menggunakan alat bantu catatan
kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari studi
literatur dan pustaka lainnya, seperti BPP Kota bumi Selatan, Badan Pusat
Pendapatan usahatani ubi kayu dapat dihitung dengan rumus (Soekartawi, 1995) :
π = Y. Py – ΣXi.Pxi
Keterangan :
Π= Pendapatan (Rp)
Y= Hasil produksi (Kg)
Py= Harga hasil produksi (Rp)
Xi= Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)
Pxi= Harga faktor produksi ke-i (Rp)
dirumuskan sebagai:
R/C = PT / BT
Keterangan :
R/C = Perbandingan antara penerimaan dan biaya
PT = Penerimaan total (Rp)
BT=Biaya Total (Rp)
C. Jika R/C = 1 , maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas
pengalaman (X1), biaya tenaga kerja luar keluarga (X2), biaya pupuk
(X3), biaya pestisida (X4), jumlah produksi (X5), harga jual (X6) dan
berikut:
C. Analisis Produksi
faktror produksi (input) menjadi barang atau jasa. Hubungan antara hasil
produksi (output)
variabel atau dapat dibilang produk total dibagi variabel. Produk Margin
(PM) adalah perubahan produk total sebagai akibat dari tambahan satu -
satuan faktor variabel. Perubahan yang relatif dari produk yang dihasilkan
dy / y
EP=
dx / X
dy x
EP= x
dx y
Pm
EP=
PR
Keterangan :
PM=Produk Marginal
PR=Produk Rata –rata
D. Analisi Biaya
usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost)
dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang
usahatani tinggi ataupun rendah, dengan kata lain jumlah biaya tetap tidak
tergantung pada besarnya tingkat produksi. Biaya tetap (fixed cost) dapat
46
∑ n=1Xi pxi............................................................(2)
i
Keterangan:
FC = biaya tetap
Xi= jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Pxi= harga input
n= macam input
Jika dalam penelitian nilai biaya tetap tidak dapat dihitung dengan
berikut:
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = biaya total
FC = biaya tetap
VC = biaya tidak tetap
adalah biaya yang akan berubah apabila tingkat output berubah (Joesron,
2003:124). Secara matematis hubungan biaya total, biaya tetap, dan biaya
TC=TFC+TVC
Keterangan:
TC = biaya total (Total Cost)
47
DAFTAR PUSTAKA