Anda di halaman 1dari 18

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN PISANG MENJADI PISANG

PASIR DAN SALURAN PEMASARANNYA

(Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera


Utara)

Disusun Oleh :
Nama : Viktor Triman Harefa
Npm : 219320062
Kelas : AGB-B 19
Matkul : Aplikasi Komputer

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
ABSTRAK

Penelitian ini Berjudul : “Nilai Tambah Pengolahan Pisang Menjadi


Pisang Pasir Dan Saluran Pemasarannya”. (Studi Kasus : Kecamatan Medan
Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara). Penelitian ini dibimbing Oleh
KENAL P HUTAPEA sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan MANAOR
BISMAR NABABAN sebagai Anggota Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menguraikan tahapan pengolahan pisang
menjadi pisang pasir di daerah penelitian. 2) Untuk menganalisis berapa besarnya
nilai tambah pisang menjadi pisang pasir siram di daerah penelitian. 3) Untuk
menganalisis pendapatan pengoalahan pisang menjadi pisang pasir di daerah
penelitian. 4) Untuk menganalisis apakah usaha pengolahan pisang menjadi
pisang pasir layak untuk di usahakan di daerah penelitian. 5) Untuk menguraikan
saluran pemasaran pisang pasir di daerah penelitian. Metode penentuan daerah
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive
(sengaja) di Kecamatan Medan Johor Populasi yang dijadikan sampel adalah
produsen pengolahan pisang pasir Metode penentuan sampel yaitu metode
Purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif kualitatif, metode perhitungan nilai tambah adalah metode netto, yaitu
nilai produk dikurangi dengan nilai bahan baku, nilai bahan penunjang, dan nilai
penyusutan peralatan, metode kelayakan usaha (R/C rasio dan Break Even
Point/BEP produksi dan harga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Tahapan
pengolahan banana ball siram di daerah penelitian adalah :1) Tahapan pengolahan
pisang pasir di daerah penelitian adalah : penyediaan bahan baku, pengupasan
kulit pisang, pemberian panir, penggorengan dan penjualan. 2) Nilai tambah yang
di hasilkan dari pengolahan pisang pasir sebesar Rp 563.087,01 di daerah
penelitian dan rasio nilai tambah tergolong rendah, yaitu sebesar 40,22% < 50%.
3) R/C rasio pengolahan pisang pasir sebesar 1,05 dengan BEP produksi sebesar
66,83 kotak < jumlah produksi sebesar 70 kotak dan BEP harga sebesar
Rp 19.095,33/kotak < harga jual sebesar Rp 20.000/kotak. 4) Terdapat satu
saluran pemasaran pisang pasir di daerah penelitian yaitu : Produsen – Konsumen
Kata Kunci :Banana Ball Siram, Nilai Tambah, Pendapatan, R/C dan Saluran
Pemasarannya

i
DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK....................................................................................................... i

I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang..................................................................................... 3
I.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
I.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 3
I.4 Kegunaan Penelitian............................................................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA


PEMIKIRAN........................................................................................... 5
II.1Tinjauan Pustaka.................................................................................. 5
II.1.1 Aspek Tanaman Pisang.................................................................. 5
II.1.2 Kandungan Gizi Dalam Pisang...................................................... 6

III. Kerangka Konsep Pemikiran................................................................. 8


III.1............................................................................................................Kons
ep Pemikiran........................................................................................ 8
III.2............................................................................................................Hipot
esis....................................................................................................... 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 9


IV.1............................................................................................................Desk
ripsi Daerah Penelitian......................................................................... 9
IV.1.1.......................................................................................................Luas
dan Kondisi Geografis................................................................... 9
IV.1.2.......................................................................................................Kead
aan Penduduk................................................................................. 9

V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 12


V.1Kesimpulan.......................................................................................... 12
V.2Saran.................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia telah dikembangkan dengan industri yang maju, besar

dan kuat serta didukung dengan pertanian yang handal yang kemudian mampu

menjadi bangsa yang agraris sekaligus menjadi bangsa industri. Perkembangan

agroindustri tidak hanya sebatas pengembangan kegiatan industri saja, melainkan

dapat mengembangkan kegiatan pengolahan serta kegiatan pemasaran dari hasil

pertanian. Salah satu alternatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

adalah dengan mewujudkan agroindustri yang kegiatannya terkait kedalam sektor

pertanian. Keterkaitan hal tersebut menjadi salah satu ciri-ciri negara yang sedang

berkembang yang strukturnya telah mengalami transformasi dari agrikultur atau

ekonomi pertanian dan agroindustri atau industri pertanian. Pada wujud

keterkaitan ini merupakan sektor pertanian sebagai industri hulu yang memasok

bahan baku dan sektor industri pertanian sebagai industri yang mampu

meningkatkan nilai tambah terhadap sebuah komoditas atau hasil pertanian yang

diubah menjadi sebuah produk yang bermanfaat dan kompetitif. Adanya

agroindustri mampu memberikan peluang maupun ruang yang baru bagi produsen

untuk menggali kemampuannya untuk memproduksi serta mengolah produk

pertanian supaya lebih diminati dan lebih menarik oleh konsumen (Sri, 2019)

struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, menciptakan

nilai tambah (Value added), meningkatkan penerimaan devisa, menciptakan

lapangan kerja dan memperbaiki distribusi pendapatan. Pengembangan

agroindustri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah

1
produk primer komoditas pertanian yang sekaligus dapat mengubah sistem

pertanian tradisional menjadi lebih maju (Eni, 2018)

Perkembangan industi pengolahan dapat dilihat dari nilai PDRB. Tabel 1

menunjukn PDRB di beberapa provinsi yang terletak di Pulau Sumatera.

Tabel 1. Perkembangan PDRB Kategori Industri Pengolahan Atas Harga


Dasar Konstan 2010 di Indonesia

Tahun
No Provinsi
2017 2018 2019 2020 2021
1 ACEH 7,5 8,12 7,78 7,59 9,31
2 SUMATERA UTARA 138,82 148,43 152,24 156,5 167,89
3 SUMATERA BARAT 20,83 20,96 20,61 20,91 22,26
4 RIAU 178,66 185,16 194,26 207,58 236,78
5 JAMBI 19,56 20,67 21,28 22,07 23,96
6 SUMATERA SELATAN 74,9 81,82 87,83 90,48 95,64
7 BENGKULU 3,74 4,03 4,2 4,39 4,63
8 LAMPUNG 17,31 19,09 19,81 17,7 20,77
KEP. BANGKA
9 BELITUNG 14,23 15,06 14,85 14,15 17,92
10 KEP. RIAU 84,4 81,79 17,05 105,9 115,05
PULAU SUMATERA 560 585,13 539,91 647,27 714,21
(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2022)

Tabel 1 menjelaskan Provinsi Lampung merupakan provinsi yang

menghasilkan PDRB paling tinggi di Pulau Sumatera. Provinsi lainnya yang

relatif tinggi kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB terletak di

Provinsi Sumatera Utara. Data menunjukkan rata-rata sebesar 183,24 triliun

rupiah.

Industri pengolahan di Sumatera Utara terdiri dari 16 jenis : Industri

pengolahan batu bara dan pengilangan migas,Industri pengolahan

makanan,Industri pengolahan tembakau,Industri tekstil dan pakaian,Industri kulit

barang kulit dan alas kaki,Industri kayu dari kayu gbaus dan barang

anyaman,Industri kertas,Industri kimia farmasi dan obat-obatan,Industri karet dan

2
barang dari karet,Industri barang galian dan bukan logam,Industri logam

dasar,Industri barang logam,Industri mesin dan perlengkapan,Industri alat

angkutan,Industri furniture,dan Industri lainnya. Table 2 menunjukkan nilai

tambah industri pengolahan (dilihat dari PDRB) di Provinsi Sumatera Utara.

Industri makanan dan minuman memiliki nilai tambah tertinggi dari industri

pengolahan. data menunjukan nilai tambah makanan dan minumn rata-rata

sebesar 111,13 triliun Rupiah dari tahun 2017-2021

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana proses pengolahan pisang menjadi pisang pasir di daerah

penelitian

2. Berapa nilai tambah pengolahan pisang menjadi pisang pasir di daerah

penelitian

3. Apakah usaha pengolahan kulit pisang menjadi pisang pasir layak untuk

diusahakan di daerah penelitian

4. Bagaimana saluran pemasaran pisang pasir di daerah penelitian

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk menguraikan tahapan pengolahan pisang menjadi pisang pasir di daerah

penelitian

3
2. Untuk menganalisis berapa besarnya nilai tambah pisang menjadi pisang pasir

siram di daerah penelitian

3. Untuk menganalisis apakah usaha pengolahan pisang menjadi pisang pasir

layak untuk di usahakan di daerah penelitian

4. Untuk menguraikan saluran pemasaran pisang pasir di daerah penelitian

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian pada

program studi fakultas pertanian Universitas Indonesia Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan instansi terkait untuk berbagai

kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan usaha pengolahan pisang

menjadi pisang pasir dan perbaikan saluran pemasaran sirup di daerah

penelitian

3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pelaku usaha yang sedang

atau yang akan melakukan usaha pengolahan pisang menjadi pisang pasir

4. Sebagai bahan studi literatur bagi peneliti selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Aspek Tanaman Pisang

Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

(termasuk Indonesia). Selain itu pisang merupakan tumbuhan yang banyak

ditanam di daerah tropis dan distribusi pisang itu sendiri sangatlah luas sehingga

pisang banyak di gemari. Beberapa literature juga menyebutkan bahwa pusat

keanekaragaman pisang berada di kawasan Asia Tenggara. Pisang adalah salah

satu suku Musaceae,. berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman pisang ini

cocok untuk tumbuh di daerah tropis serta merupakan tanaman yang tidak

musiman tetapi dapat berbuah sepanjang tahun. Tanaman pisang merupakan salah

satu kekayaan Indonesia dengan nama latin Musa sp, dimana memiliki keragaman

jenis antara lain, pisang kepok, pisang ambon, pisang raja, pisang badak, pisang

susu, pisang abaka, pisang nangka, pisang pipit dan sebagainya (Novitalia, 2020)

Tanaman pisang termasuk dalam golongan monokotil tahunan, pohon

yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah

daun yang tersusun secara rapat teratur. Pisang dikembangbiakan dengan cara

vegetatif. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung

memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang

menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul

dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang.

Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi. Variasi dalam

kultivar pisang, diantaranya dari warna buah, warna batang, bentuk daun, bentuk

5
buah dan masih banyak lagi karakter yang membedakan diantara kultivar pisang

(Yuyu, 2018)

Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L.

(Harmoko, 2018)

2.1.2 Kandungan Gizi Dalam Pisang

Buah pisang memiliki beberaka zat giji yang dikandung, dapat dilihat pada

table 3 kandungan giji pisang per (100 gram).

Tabel 5. Kandungan Gizi Pisang per (100 gram)

Raja
No Zat Gizi Ambon Nangka Kepok Serah Awak/Siam
1 Energi (Kal) 92 121 115 108 268
2 Protein (g) 1 1 1,2 1,3 4,3
3 Lemak (g) 0,3 0,1 0,4 0,3 12,6
4 Karbohidrat (g) 24 28,9 26,8 28,2 58,1
5 Kalsium (mg) 20 9 11 16 20,4
6 Fosfor (mg) 42 37 43 38 44,2
7 Besi (mg) 0,5 0,9 1,2 0,1 1,6
8 Vitamin A (RE) 0 0 0 0 17
9 Vitamin B (mg) 0,05 0,13 0,1 0,02 20,4
10 Vitamin C (mg) 3 13,4 2 2 0,01
11 Air (g) 73,8 68,9 70,7 69,3 62
12 Bagian yang dapat dimakan (%) 70 72 62 86 75
(Sumber : Novia, 2020)

Tabel 5 menjelaskan Manfaat pisang bagi kesehatan cukup potensial

karena buah pisang mengandung makanan yang bergizi lengkap. Menurut

6
ilmuwan dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat bahwa potasium

(kalsium) dalam pisang sangat membantu memudahkan pemindahan garam

(natrium) dalam tubuh, sehingga akan cepat menurunkan tekanan darah Buah

pisang juga memiliki banyak manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang

antara lain vitamin A, vitamin B (Thiamine, Riboflavin, Niacin, vitamin B6, Folic

Acid), vitamin C, Kalsium, Magnesium, Besi, dan Seng. Dengan demikian pisang

juga merupakan salah satu bahan pangan yang mampu meningkatkan gizi

masyarakat.

7
BAB III

KERANGKA KONSEP PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive (sengaja) berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian dilakukan Kecamatan Medan

johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Adapun pertimbangan objektif

dalam menentukan daerah penelitian tersebut dikarenakan terdapat industri

pengolahan pisang menjadi pisang pasir. Selain itu pertimbangan subjektif penulis

dalam menentukan daerah penelitian adalah dikarenakan pengolahan pisang

menjadi pisang pasir siram merupakan sesuatu hal baru untuk diteliti

3.2 Hipotesis

Populasi dalam penelitian ini adalah produsen yang mengolah pisang

menjadi pisang pasir. Jumlah populasi dalam penelitian ini terdapat 1 orang

produsen. Maka metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode purposive sampling. purposive sampling adalah suatu teknik

samplimg non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel

dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan peneliti

sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Luas dan Kondisi Geografis

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan

yang mempunyai luas sekitar 16,96 km2. Jarak kantor kecamatan ke kantor

walikota medan yaitu sekitar 8.5 km. Dari enam kelurahan di Kecamatan Medan

Johor, Kelurahan Kwala Bekala memiliki luas wilayah terbesar yaitu sebesar 5,50

km2 sedangkan Kelurahan Kedai Durian memiliki luas wilayah terkecil yaitu 0,98

km2. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kantor kecamatan, kantor

Kelurahan Kwala Bekala memiliki jarak terjauh dari kantor Kecamatan Medan

Johor yaitu sekitar 3,5 km. Sedangkan kantor Kelurahan Pangkalan Masyhur

memiliki jarak terdekat dari kantor Kecamatan Medan Johor yaitu sekitar 0,65

km. Secara administratife wilayah Kecamatan Medan Johor memiliki batas –

batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Polonia

- Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Timur : Kecamatan Medan Amplas

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Tuntungan

4.1.2 Keadaan Penduduk

Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 151.756 jiwa. Jumlah penduduk

paling banyak berada di Kelurahan Pangkalan Mashyur yaitu sebanyak 38.016

jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di Kelurahan Kedai Durian yaitu

9
sebanyak 8.253 jiwa. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas

wilayahnya, maka Kelurahan Titi Kuning merupakan kelurahan terpadat yaitu

13.495 jiwa tiap km2 . Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor sebanyak

151.756 jiwa terdiri dari 75.660 jiwa laki-laki (49,86%) serta 76.096 jiwa

perempuan (50,14%%).

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun

2019

Laki - Laki Perempuan Jumlah


No Kelompok Umur (Tahun)
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 0-4 5.990 5.707 11.697
2 5–9 6.060 5.858 11.918
3 10 – 14 5.891 5.572 11.463
4 15 – 19 6.735 7.154 13.889
5 20 – 24 7.320 7.778 15.098
6 25 – 29 5.905 6.255 12.160
7 30 – 34 5.130 5.449 10.579
8 35 – 39 4.672 5.135 9.807
9 40 – 44 4.585 4.740 9.325
10 45 – 49 4.196 4.884 9.080
11 50 – 54 3.559 3.758 7.317
12 55 – 59 3.039 3.052 6.091
13 60 – 64 2.178 2.152 4.330
14 65 – 69 1.219 1.245 2.464
15 70 – 74 624 770 1.394
16  75+ 440 715 1.155
Total 67.543 70.224 137.767
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Medan Johor, 2020)

Tabel 6 menunjukan bahwa jumlah penduduk pada golongan umur 20 – 24

lebih sebanyak 15.098 jiwa lebih tinggi di Kecamatan Medan Johor.

10
Gambar 5. Pemberian Toping dan Penjualan

Pembelian Bahan Baku

Pengupasan Kulit Pisang

Pemberian Panir

Penggorengan

Penjualan

Gambar 6. Skema Tahapan Pengolahan Pisang Pasir

4.3.2 Komponen Biaya Produksi dalam Pengolahan Pisang Pasir

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

berlangsung dalam satu siklus produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap

dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap karena tidak

dipengaruhi oleh volume produksi. Pengolahan Pisang Pasir biaya tetap yang

digunakan adalah biaya penyusutan peralatan, dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak

tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi, seperti

biaya bahan baku dan biaya bahan penunjang. Komponen biaya produksi pada

usaha pengolahan Pisang Pasir di daerah penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut.

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan pada pengolahan pisang

pasir di daerah penelitian, maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Tahapan pengolahan pisang pasir di daerah penelitian adalah : penyediaan

bahan baku, pengupasan kulit pisang, pemberian panir, penggorengan dan

penjualan.

2. Nilai tambah yang di hasilkan dari pengolahan pisang pasir sebesar Rp

563.087,01 di daerah penelitian dan rasio nilai tambah tergolong rendah,

yaitu sebesar 40,22% < 50%.

3. R/C rasio pengolahan pisang pasir sebesar 1,05 dengan BEP produksi

sebesar 66,83 kotak < jumlah produksi sebesar 70 kotak dan BEP harga

sebesar Rp 19.095,33/kotak < harga jual sebesar Rp 20.000/kotak.

4. Terdapat satu saluran pemasaran pisang pasir di daerah penelitian yaitu :

Produsen – Konsumen

5.2 Saran

5.2.1 Produsen Pisang Pasir

1. Diharapkan kepada produsen pisang pasir lebih menambah varian.

2. Diharapkan untuk memperhatikan tingkat keselamatan kerja agar

pengolahan dal

3. am pembuatan pisang pasir dapat berjalan dengan lancar.

5.2.2 Pemerintah Kecamatan Medan Johor

12
1. Pemerintah dapat membantu dalam pengolahan pisang pasir dengan

memberikan pengadaan alat – alat yang moderen di daerah penelitian.

2. Pemerintah Kecamatan Medan Johor dapat membantu produsen pisang

pasir dalam hal sosialisasi dan pelatihan mengenai mutu produk yang di

hasilkan serta memberikan pelatihan pengunaan bahan baku pisang

menjadi makanan yang khas agar meningkatkan pendapatan di daerah

penelitian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2010). Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta.

Awani. (2019). Nilai Tambah Pengolahan Daging Sapi Menjadi Bakso pada
Usaha Al-Hasanah di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan.
Agrisep, 14((1)), 85 – 96.

Azis, Z., Agribisnis, P. S., Pertanian, F., & Makassar, U. M. (2021). Analisis
kinerja pemasaran komoditas kubis di desa tongko kecamatan baroko
kabupaten enrekang.

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Produksi pisang di Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Produksi pisang di Provinsi Sumatera


Utara. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Medan

Chairunis. (2021). Perbandingan analisis nilai tambah produk Pisang Sale Kering
dan Pisang Sale Basah pada usaha tradisional Red Golden desa Deyah Raya
kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Buton, 7, 87–98.

Eni. (2018). Analisis Fluktuasi Tingkat Pendapatan Petani Sayur Desa Waiheru.
Maneksi, 7, 120–126.

Gusti. (2011). Peran Agroindustri dalam Pembangunan Pertanian. Singhadwala


Edisi 44 : 3 – 8.

Haris. (2019). Analisis Usaha Agroindustri Pisang Goreng Coklat Keju di


Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Fakultas
Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi.

Harmoko. (2018). Budidaya Pisang. Erlangga. Jakarta.

Hortikultura, K. P. D. J. (2016). Statistika Produksi Hortikultura tahun 2016.


Jakarta.

Imani. (2016). Analisis Keuntungan dan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu
(Manihot Esculenta) Menjadi Tela – tela. Skripsi, Program St, Kendari.

Meta. (2014). Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Peranakan Etawa (PE)
Sebagai Bahan Baku Produk Olahan Susu Kambing Peranakan Etawa (PE)
Di Kabupaten Sleman. Skripsi, Fakultas P, Universitas Lampung.

Mulyono. (2016). Analisis nilai tambah keripik pisang di UKM RIFA Kabupaten
Subang. Jurnal Agroektan, 2, 2.

14
Novia. (2020). Analisis Nilai Tambah Keripik Pisang Kepok dan Sistem
pemasaran Pisang Kepok di Kabupaten Pesawaran. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

Novitalia. (2020). Keanekaragaman Varietas Buah Pisang di Kecamatan


Pasrujambe Kabupaten Lumajang dan Pemanfaatannya Sebagai Buku Ilmiah
Populer. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember.

Pebri, H. (2016). Analisis Kelayakan Ternak Susu Kambing Peternakan etawa di


Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Binjai, Kota Binjai. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Soekartawi. (2011). Pengantar Agroindustri. Edisi 1. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Soekartawi. (2010). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Penebar Swadaya,


Jakarta.

Soekartawi. (2014). Pengantar Agroindustri.

Soetriono. (2010). Pengantar Ilmu Ekonomi. Bayu Fresh. Yogyakarta.

Sri. (2019). Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai Penunjang Pertumbuhan


Perekonomian Indonesia. Traksi, 11, 80–89.

Sudiyono. (2014). Pemasaran Pertanian. UMM Penebar Swadaya. Malang.

Sukirno. (2015). Teori Penghantar Mikro Ekonomi. Ptraja Grapindo Persada.


Jakarta.

Yuyu. (2018). Deskripsi Pisang. Pusat Penelitian Biologi. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai