Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET KARET 2018-2020

TUGAS

OLEH

FAREL NICHOLAS

190301250

AGRONOMI 2019

LABORATORIUM PERKEBUNAN B : KELAPA DAN KARETPROGRAM STUDI

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Perkembangan Perkebunan Karet

2018-2020 (Hevea brasiliensis)” yang merupakan salah satu syarat untuk melengkapi

komponen penilaian pada Praktikum Perkebunan B : Karet dan Kelapa, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penuli ucapkan terimah kasih kepada Ir. Irsal, MP selaku

dosen pengampu mata kuliah Perkebunan B : Karet dan Kelapa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis ucapakan terimah kasih. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii


PENDAHULUAN

Latar Belakang ......................................................................................... 1

Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

Kegunaan Penulisan ................................................................................. 3

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan ......................................................................................... 4

Tempat dan Waktu Praktikum .................................................................. 4

Metode Kerja ........................................................................................... 4

PEMBAHASAN

Pembahasan..................................................................................................8

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sub sektor perkebunan sebagai bagian dari


pembangunan sektor pertanian dan pembangunan nasional merupakan
salah satu potensi penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Peran strategis sub sektor perkebunan dalam meningkatkan perekonomian
nasional ini digambarkan melalui kontribusinya dalam berbagai hal salah
satunya sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada Tahun 2018, sub sektor perkebunan merupakan penyumbang


tertinggi untuk PDB sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan
Jasa Pertanian yaitu sebesar 35 persen diatas tanaman pangan,
peternakan dan hortikultura. Selain sebagai penyumbang PDB, sub
sektor perkebunan juga berkontribusi dalam membangun perekonomian
nasional dengan nilai investasi yang tinggi; berkontribusi dalam
menyeimbangkan neraca perdagangan komoditas pertanian nasional;
sumber devisa negara dari komoditas ekspor; berkontribusi dalam
peningkatan penerimaan negara dari cukai, pajak ekspor dan bea keluar;
penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri; penyerap tenaga
kerja; serta penyedia bahan bakar nabati dan bioenergi yang bersifat
terbarukan.

Salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa dari


ekspor adalah Karet. Komoditas karet produksi dari petani seluruhnya
diolah oleh industri karet untuk digunakkan sebagai bahan baku indutrsi
selanjutnya dimana hasil produksi akhir ataupun bahan setengah jadi
digunakan di dalam negeri dan di ekspor. Secara sosial, jika terjadi
perubahan harga komoditas tersebut maka akan secara langsung
mempengaruhi tingkat hidup dan kehidupan petaninya.

Dalam pengembangannya, Karet nasional menghadapi berbagai


permasalahan antara lain areal kebun Karet per petani sempit dan umur
tanaman pada umumnya sudah tua dengan produktivitas yang rendah serta
pengelolaan pascapanen yang masih dilakukan tanpa menggunakan
teknologi yang terbaru. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas
yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani Karet adalah dengan
pengelolaan input usaha tani. Untuk itu, Direktorat Jenderal Perkebunan
menerbitkan Buku Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Karet 2018-
2020 agar dapat digunakan oleh berbagai kalangan dan para pengguna data
serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan dalam
rangka meningkatkan pembangunan perkebunan Karet di Indonesia.
Tujuan Penulisan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui Perkembangan

Perkebunantanaman karet 2018-2020 (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian pada praktikum Perkebunan B : Karet dan

Kelapa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum karet (Hevea brasilensis (Hevea

brasiliensis Muell. Arg.) ini adalah pulpen untuk mencatat hasil data pengamatan

sementara.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum karet ini adalah kertas untuk

tempat menulis data pengamatan sementara.

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di Jln. Hamparan Perak Lubuk Pakam,

Kab. Deli Serdang Sumatera Utara. Pelaksanaan praktikum dilakukan pada hari Senin,

08 November 2021 pukul 16.00-17.10 WIB sampai dengan selesai.

Metode Kerja

1. Dilakukan pengecekan data statistik dari BPS perkembangan karet 2018-2020

2. Dilakukan Pencatatan perkembangan dari data tersebut

3. Diketik dalam bentuk laporan data perkembangan perkebunan karet dari

2018-2020
PEMBAHASAN

Sebaran Areal Perkebunan Karet

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi tinggi produksi


Karet. Tanaman ini tersebar luas baik di di seluruh wilayah Indonesia
kecuali Nusa Tenggara dan Pulau Sulawesi. Luas areal Karet Tahun 2018
mencapai 3.671.387 hektar, dari luasan tersebut sebagian besar diusahakan
oleh petani rakyat (perkebunan rakyat) yang dibudidayakan secara
monokultur, kemudian perkebunan besar swasta (PBS) serta perkebunan
besar negara (PBN), dengan pembagian seperti pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Luas Areal Karet Menurut Status Pengusahaan Tahun 2018

Provinsi Sumatera Selatan merupakan wilayah dengan tanaman


Karet terluas di Indonesia. Tanaman Karet di Provinsi ini memang
menjadi salah satu jenis tanaman yang mudah untuk ditemukan bahkan
sudah menjadi bagian dari budaya serta kehidupan sosial, dengan jumlah
data yang diperoleh pada tahun 2018 jumlah tanaman Karet di wilayah ini
858.368 hektar. Daerah penghasil Karet di Indonesia pada umumnya masih
milik rakyat, artinya komuditas perkebunan ini masih dapat dikembangkan
oleh masyarakat.
Luas areal perkebunan rakyat Karet Tahun 2014–2018 cenderung
mengalami kenaikan yang signifikan dengan rata-rata kenaikan sebesar
1,36%. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2017-2018 sebesar 4,27%
dengan peningkatan luas areal sebesar 132.490 hektar. Pada tahun 2018,
luas areal Karet perkebunan rakyat tercatat seluas 3.235.761 hektar. Tahun
2020 luas areal perkebunan rakyat Karet diperkirakan kembali naik dari
angka sementara tahun 2019 sekitar 0,30%. Peningkatan luas areal selain
ada pengembangan dari PBN, APBD maupun swadaya,juga karena
pendataan ulang oleh petugas kabupaten

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa Karet dibudidayakan dan tersebar


di seluruh wilayah di Indonesia kecuali Wilayah Nusa Tenggara dan Pupua
Barat serta Maluku Utara pada Tahun 2018. Terdapat 10 (sepuluh) provinsi
yang mempunyai populasi tanaman 88,81% dari seluruh penanaman.
Kesepuluh wilayah terluas tersebut adalah Provinsi Sumatera Selatan,
Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Riau, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Lampung, Sumatera Barat dan Aceh. Bahkan Provinsi
Sumatera Barat seluruh pengusahaannya adlah dari perkebunan rakyat.

Perkembangan Produksi dan Produktivitas Karet

Data produksi yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Perkebunan


merupakan Karet dalam wujud karet kering sebagai bahan olah karet
(bokar). Wujud produksi tersebut sudah umum digunakan sebagai wujud
penjualan di tingkat petani
Gambar 2.4 menunjukkan peta sebaran produksi Karet di Indonesia Tahun
2018 di mana terdapat empat kelompok/kategori selain non produksi yaitu
provinsi dengan total produksi Karet rendah, menengah, tinggi dan sangat
tinggi. Terdapat 10 (sepuluh) provinsi yang merupakan daerah penghasil
Karet terbesar di Indonesia dengan total kontribusi sebesar 87,99%
terhadap total produksi 3.630.357 ton Karet Indonesia. Provinsi terbesar
produksinya adalah Sumatera Selatan kemudian Sumatera, Riau, Jambi,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah,
Sumatera Barat dan Bengkulu. Untuk perkembangan produksi dan
kontribusi Tahun 2015 sampai angka estimasi Tahun 2020 pada Tabel 2.1
berikut.

Tabel 2.1 Produksi Karet di Provinsi Sentra Tahun 2015-2020**)

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat terlihat bahwa Sumatera Utara


merupakan provinsi penghasil Karet terbesar di Indonesia dari Tahun 2015
dengan kontribusi rata-rata sebesar 28,77%%. Hal tersebut sebanding
dengan luasan yang dikelola di provinsi ini yang merupakan terbesar di
Indonesia. Kemudian Sumatera Utara sampaidengan Sumatera Barat yang
memberi kontribusi besar tiap tahunnya. Untuk besar pembagian kontribusi
produksi karet di Indonesia Tahun 2015- 2020 dapat dilihat pada gambar
2.5 berikut.
Gambar 2.5 Kontribusi Produksi Rata-Rata Provinsi Sentra Karet di IndonesiaTahun
2015-2020**)

Produktivitas Karet Indonesia dari tahun ke tahun cenderung


fluktuatif tetapi tidak terlalu besar peningkatan maupun penurunannya.
Selama periode Tahun 2014-2020 dengan rata-rata laju pertumbuhan
sebesar 1,97% per tahun. Pada Tahun 2017, produktivitas Karet Indonesia
mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 1.205 kg/ha karet kering sebanding
dengan perkembangannya mengalami kenaikan tertinggi 10,61% dari
Tahun 2017. Tingginya produiktivitas rata-rata terutama disumbang oleh
PBN dan PBS, dimana hal tersebut dipengaruhi faktoir budidaya serta
pascapanen yang sudah menggunakan teknologi serta sesuai standar. Tetapi
pada tahun 2018 selanjutnya, secara rata- rata nasional produktivitas karet
tidak mengalami perubahan. Sedangkan perkiraan tahun 2019 dan 2020
mengalami penurunan produktivitas karena adanya serangan OPT daun
gugur daun karet/Pestalotiopsis sp. Penurunan berlanjut ke tahun 2020
diperkirakan karena penangan OPT mbelum menyeluruh karena luasnya
serangan serta perlu pemulihan dari tanaman karet untuk dapat
berproduksi secara normal. Laju pertumbuhan produktivitas dapat dilihat
pada gambar berikut.

2.6 Laju Pertumbuhan Produktivitas Karet Indonesia Tahun 2014- 2020


KESIMPULAN

1. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi tinggi produksi Karet. Tanaman

ini tersebar luas baik di di seluruh wilayah Indonesia kecuali Nusa Tenggara dan

Pulau Sulawesi. Luas areal Karet Tahun 2018 mencapai 3.671.387 hektar.

2. Provinsi Sumatera Selatan merupakan wilayah dengan tanaman Karet terluas di

Indonesia

3. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2017-2018 sebesar 4,27% dengan peningkatan

luas areal sebesar 132.490 hektar. Pada tahun2018, luas areal Karet perkebunan

rakyat tercatat seluas 3.235.761hektar. Tahun 2020 luas areal perkebunan rakyat

Karet diperkirakan kembali naik dari angka sementara tahun 2019 sekitar 0,30%.

4. Produktivitas Karet Indonesia dari tahun ke tahun cenderungfluktuatif tetapi tidak

terlalu besar peningkatan maupun penurunannya. Selama periode Tahun 2014-2020

dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,97% per tahun. Pada Tahun 2017,

produktivitas Karet Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 1.205 kg/ha

karet kering sebanding dengan perkembangannya mengalami kenaikan tertinggi

10,61% dari Tahun 2017.

5. Terdapat 10 (sepuluh) provinsi yangmerupakan daerah penghasil Karet terbesar di

Indonesia dengan total kontribusi sebesar 87,99% terhadap total produksi 3.630.357

ton Karet Indonesia. Provinsi terbesar produksinya adalah Sumatera Selatan

kemudian Sumatera, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung,

Kalimantan Tengah, Sumatera Barat dan Bengkulu.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Statistik Perkebunan Indonesia untuk Komoditi Karet 2018-2020


Direktorat Jenderal Perkebunan

Anda mungkin juga menyukai