Anda di halaman 1dari 13

PRODUKSI KELAPA SAWIT PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA


Rayhan Rizki Adzani 1) & Muhammad Arif 2)
1,2
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Coresponding Author
Email: rizkirayhan349@gmail.com

Abstract

The palm oil processing industry is one that is believed to be able to help the Indonesian
state in increasing per capita income, providing employment, reducing poverty, and as a
foreign exchange income. When compared to other vegetable oils like coconut, soybean, or
flower oil, palm oil offers advantages sun. This study's goal was to examine the factors
impacting the province of West Kalimantan's palm oil production yield between 2015 to
2021. This research uses a scientific techniques and a type of quantitative descriptive
research. Secondary sources of data were used in this research. This research's data was
obtained between the years of 2015 and 2021 from the websites of the West Kalimantan
Province Agricultural Department and the BPS (Central Statistics Administration). In this
study, regression with panel data analysis was the analytical technique. The independent
factors in this study are land area, labor, and rainfall, while the dependent variable is palm
oil production. The outcomes obtained from the panel data regression analysis are land area
has a positive effect on oil palm production and rainfall has a positive effect on oil palm
production. Meanwhile, labor does not affect palm oil production.

Keywords: land area, labor, rainfall, palm oil production

1. PENDAHULUAN demi memajukan hasil pertanian guna


mencukupi kebutuhan industri pangan
Sebagai negara agraris, Indonesia dalam negeri, mendorong ekspor,
berkesempatan untuk menjadi salah satu menambah pendapatan masyarakat,
pemasok kebutuhan komoditi dunia. menciptakan lapangan kerja, dan
Indonesia juga termasuk salah satu negara mendorong distribusi pendapatan usaha
dengan penghasil dan pembangunan (Soekartawi, 2013).
agribisnis kelapa sawit yang cukup besar. Dibandingkan dengan minyak
Kelapa sawit merupakan industri yang nabati lain seperti minyak kelapa, kedelai,
diyakini dapat membantu negara atau minyak bunga matahari, minyak
Indonesia dalam meningkatkan sawit memiliki keutamaan. Produksi per
pendapatan perkapita, penyediaan hektar yang tinggi, umur ekonomis yang
lapangan kerja, menekan angka panjang, risiko yang rendah, dan pasokan
kemiskinan, dan menjadi sumber yang memadai adalah beberapa manfaat
pendapatan negara (Arsyad & Maryam, kelapa sawit. (Rafidah et al., 2022). Pohon
2017). Pentingnya bidang pertanian bagi kelapa sawit sangat berguna bagi
pembangunan Indonesia tidak dapat pertumbuhan perkebunan nasional di
diragukan. Pembangunan bidang Indonesia dalam menciptakan lapangan
pertanian menjadi perhatian khusus. kerja dan sumber pendapatan devisa
Pembangunan bidang pertanian bertujuan negara (Mulyasari et al., 2006). Di

69
70

Indonesia sendiri ada beberapa daerah tumbuh yang memberikan hasil produksi
yang menjadikan kelapa sawit sebagai buah sawit.
pendapatan daerah mereka, karena Luas lahan mengacu pada area
wilayah mereka sangat cocok untuk yang digunakan untuk produksi pertanian
ditanami kelapa sawit, salah satunya (Juliyanti & Usman, 2018). Sementara
Provinsi Kalimantan Barat. lahan adalah sepetak tanah yang telah
Provinsi yang mempunyai potensi dipengaruhi oleh perbuatan manusia yang
tanaman kelapa sawit cukup besar adalah berdampak pada saat ini hingga nanti
Kalimantan Barat. Jumlah produksi di berupa ukuran bumi, sedimentasi,
tahun 2015 sampai dengan 2020 pemetaan, pengairan, tumbuh-tumbuhan,
mengalami peningkatan sebanyak dan hewan. Faktor yang mempengaruhi
703.770 ton (2015), 748.850 ton (2016), produksi pertanian adalah lahan pertanian
772.633 ton (2017), 973.442 ton (2018), (Andrias et al., 2017). Secara menyeluruh
1.311.338 ton (2019), 1.428.859 ton banyaknya lahan yang diolah, maka
(2020) dan pada tahun 2021 mengalami produksi yang dihasilkan lahan itu
penurunan sebesar 1.041.895 ton. Di semakin banyak (Mandang et al., 2020).
Provinsi Kalimantan Barat, peningkatan Pertambahan luas lahan sawit di Provinsi
jumlah lahan yang tersedia untuk Kalimantan Barat secara kaitannya
perkebunan kelapa sawit mengikuti dengan produksi kelapa sawit terdapat
tingginya produksi kelapa sawit, pada tabel 2 di bawah ini.
menunjukkan adanya korelasi antara Tabel 2. Luas Lahan Kelapa Sawit di
keduanya. Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-
Tabel 1. Produksi Kelapa Sawit di 2021
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-
2021

Berdasarkan tabel 2 di atas, luas lahan


kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat
mengalami peningkatan antara periode
Tabel 1 di atas memperlihatkan 2015 sampai 2017. Perkebunan kelapa
peningkatan jumlah produksi kelapa sawit sawit mencakup 382.285 ha lahan pada
dari tahun ke tahun ke beberapa kabupaten periode 2015 ini meningkat menjadi
di Kalimantan Barat. Hal ini disebabkan 407.410 ha pada periode 2016 dan
oleh meningkatnya permintaan minyak menjadi 734.369 ha pada periode 2017.
sawit yang sejalan dengan peningkatan Sedangkan di tahun 2018 mengalami
jumlah populasi akibatnya meningkatkan penurunan luas lahan menjadi 564,338
penggunaan barang-barang seperti Ha, di tahun 2019 dan 2020 mengalami
makanan dan kosmetik yang bersumber peningkatan berturut-turut menjadi
dari minyak kelapa sawit. Pembuatan 746,602 dan 832,669 Ha, dan di tahun
minyak sawit tentu sangat ditentukan oleh 2021 mengalami penurunan luas lahan
luas lahan sawit sebagai mediator tempat menjadi 697,182 Ha. Penurunan luas
lahan tersebut diakibatkan oleh adanya

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


71

pengalihan fungsi lahan menjadi kelapa sawit. Menurut Junaedi (2021),


perumahan, perkantoran atau fungsi lain. curah hujan faktor utama yang
Selain luas lahan, tenaga kerja juga menghambat hasil kelapa sawit karena
mempengaruhi jumlah produksi minyak susah diubah, demi menyesuaikan kondisi
sawit. Tenaga kerja termasuk dalam unsur iklim lebih praktis untuk memodifikasi
produksi di sektor pertanian. Tantangan langkah agronomis yang dapat menunjang
yang harus dihadapi sektor pertanian di hasil yang baik pada kelapa sawit.
era industrialisasi nanti adalah adanya Menurut (Hartley, 1988) curah hujan
kenyataan bahwa terjadi peralihan tenaga tahunan yang ideal bervariasi antara 2000
kerja dari divisi pertanian ke non pertanian hingga 2500 mm, dan curah hujan bulanan
(Setyowati, 2009). Orang-orang yang tidak boleh kurang dari 100 mm. Tingkat
telah bekerja, sedang bekerja, atau sedang curah hujan, baik tinggi maupun rendah,
mencari pekerjaan dianggap sebagai mungkin menjadi faktor seberapa baik
bagian dari angkatan kerja (Juliyanti & hasil produksi di tahun-tahun mendatang.
Usman, 2018). Menurut Kharismawati & Distribusi curah hujan yang kurang
Karjati (2021), Pengusaha akan berdampak pada kemampuan pohon
meningkatkan output ketika permintaan kelapa sawit untuk membentuk bunga
meningkat. Tentu saja, jumlah kerja yang yang menyebabkan lebih banyak
dibutuhkan untuk mencapai perolehan ini keguguran, tandan buah gagal atau
berbanding lurus dengan kenaikan membusuk, hasil rendah, dan
pendapatan. Perkembangan jumlah tenaga perpanjangan perbungaan yang
kerja di Kalimantan Barat secara berlangsung selama 8 hingga 9 bulan
kaitannya dengan produksi kelapa sawit (Junaedi, 2021). Defisit unsur hara pada
terdapat pada tabel 3 di bawah ini. tanaman kelapa sawit dapat disebabkan
Tabel 3. Tenaga Kerja di Provinsi oleh kekurangan air. Selain merusak
Kalimantan Barat Tahun 2015-2021 tandan buah segar (TBS), curah hujan
yang berlebihan juga menurunkan kondisi
jalan, menghambat panen, dan
mengakibatkan banjir.
Tabel 4. Curah Hujan di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2015-2021

Berdasarkan tabel 3 di atas, tenaga


kerja Provinsi Kalimantan Barat
meningkat tiap tahun. Hal tersebut
dibuktikan dengan jumlah tenaga kerja di
tahun 2015 yaitu 2,235,887, naik di tahun
2016 menjadi 2,246,564, kemudian naik Berdasarkan tabel 4 di atas, curah
lagi di tahun 2017 menjadi 2,303,198. hujan di Provinsi Kalimantan Barat ada
Sedangkan, di tahun 2018-2019 jumlah kenaikan dan penurunan. Penyebab utama
tenaga kerja tetap yaitu 2,346881, di tahun distribusi produksi kelapa sawit adalah
2021 menjadi 2,458,296 dan di tahun 2021 keadaan musim hujan dan umur tanaman.
menjadi 2,482,453. Akibatnya, memprediksi dan menilai
Selanjutnya, curah hujan juga produktivitas TBS kelapa sawit dapat
dapat mempengaruhi produksi minyak didasarkan pada pemahaman tentang

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
72

bagaimana faktor meteorologi beserta usia faktor produksi. Proses produksi


pohon mempengaruhi pertumbuhan dan dibedakan beberapa aspek diantaranya :
hasil tandan kelapa sawit. a. Proses produksi kimiawi
Berlandaskan latar belakang yang Proses produksi kimia adalah
sudah di jelaskan, studi ini bermaksud metode produksi yang menitikberatkan
mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga pada bahan kimia dan proses analisis
kerja, curah hujan terhadap produksi atau sintesa.
kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat b. Proses produksi perubahan bentuk
pada tahun 2015-2021. Suatu proses produksi yang
berkonsentrasi pada pengubahan input
2. KAJIAN LITERATUR DAN menjadi output dengan tujuan
PEGEMBANGAN HIPOTESIS memperoleh keuntungan lebih dari
Produksi barang tersebut.
Produksi pada dasarnya c. Proses produksi assembling
menunjukkan adanya hasil akhir yang Proses produksi assembling
diperoleh dari suatu aktifitas ekonomi adalah salah satu yang memberikan
dengan beberapa masukan berupa input penggabungan unsur produk di
(Rafidah et al., 2022). Produksi adalah perusahaan yang berkaitan dari bisnis
kapasitas untuk mengatur proses konveksi lain sebagai prioritas urama.
input menjadi output (Muin, 2017). Oleh
karena itu, kegiatan produksi Fungsi Produksi
menggabungkan sejumlah komponen Fungsi produksi adalah fungsi
yang disebut sebagai faktor produksi yang mendeskripsikan hubungan antara
untuk menghasilkan output yang masukan dan keluaran (Marianti, 2019).
menimbulkan nilai guna produk tersebut. Kita dapat menentukan ukuran output
Tanaman minyak nabati yang ketika input bervariasi jika bentuk
paling signifikan adalah kelapa sawit, saat fungsinya diketahui. Hubungan antara
ini dibudidayakan di daerah tropis sebagai masuk dan keluarnya proses produksi
tanaman liar (hutan), semi liar, dan dapat dituliskan secara sistematik sebagai
budidaya di Amerika Latin dan Afrika. berikut:
Dari tahun 2001 hingga 2006, area yang 𝑄 = (𝑋1,2, 𝑋3, … , 𝑋𝑛 )
ditanami kelapa sawit meningkat lebih
dari dua kali lipat, dari 593.800 hektar Dalam perbandingan ini, Q adalah
pada tahun 1986 naik 4.713.000 ha pada output produksi pada periode tertentu, dan
tahun 2001, 5.067.000 ha pada tahun X adalah input proses produksi.
2002, 5.239.000 ha pada tahun 2003,
5.284.000 ha pada tahun 2004, 5.454.005 Pendekatan Persamaan Beberapa
ha dan 5.454.005 ha pada tahun 2006 Fungsi Produksi
(Ditjen Perkebunan, 2007). Untuk Dalam proses produksi memiliki
menjamin kelangsungan produksinya landasan teknis, yang dimana pada teori
dalam jangka panjang, kelapa sawit yang ekonomi disebut dengan fungsi produksi.
menjadi sumber utama devisa negara Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang
perlu mendapatkan perhatian khusus menghubungkan antara tingkat output dan
(Alfayanti & Efendi, 2013). tingkat kombinasi penggunaan beberapa
input.
Proses Produksi a. Fungsi Produksi Linier
Salah satu bagian penting produksi Fungsi produksi linier dibagi
ialah sumber daya atau bahan baku atau menjadi dua, yaitu fungsi produksi

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


73

linier sederhana dan linier berganda. tertentu secara proporsional menghasilkan


Satu-satunya variabel yang sejumlah output tertentu.
digunakan dalam fungsi produksi Berdasarkan kurun waktunya, metode
linier langsung adalah X. Akan tetapi, produksi dibagi dua yaitu:
fungsi produksi linier berganda a. Produksi dalam Jangka Pendek
memiliki beberapa variabel. Produksi jangka pendek yaitu
b. Fungsi Produksi Kuadratik produksi yang faktor produksinya
Fungsi kuadratik mempunyai tidak bisa diganggu gugat atau
nilai maksimum yang akan tercapai bersifat mutlak. Produsen dapat
apabila turunan pertama dari fungsi mengubah input variabel dalam
tersebut sama dengan nol. Fungsi jangka pendek, tetapi mereka tidak
produksi kuadratik disebut juga dapat mengubah input tetap. Dalam
dengan fungsi produksi polinomia produksi jangka pendek, nilai output
kuadratik dan fungsi produksi dengan dapat diubah dengan menyesuaikan
proporsi input yang tetap. sumber daya (input) yang
c. Fungsi Produksi COBB-DOUGLAS berfluktuasi, tetapi ukuran (skala)
Fungsi produksi Cobb- perusahaan adalah konstan. Biaya
Douglas juga dikenal juga fungsi variabel dan biaya tetap dalam
produksi eksponensial. Fungsi manufaktur jangka pendek ini dapat
produksi Cobb-Douglas bertentangan berubah tergantung pada tingkat
satu dengan yang lain. output. Biaya variabel dikeluarkan
karena sumber daya variabel,
sedangkan biaya tetap dikeluarkan
karena sumber daya tetap.
Pada dasarnya, biaya tetap
dimaknai sebagai biaya yang apabila
sistem produksi tidak berjalan, tidak
mempengaruhi output dalam jangka
pendek. Ketika input variabel tidak
Gambar 1. Fungsi Produksi Cobb- digunakan dalam proses produksi,
Douglas output sama dengan nol dan biaya
variabel juga sama dengan nol. Biaya
Teori Produksi variabel didefinisikan sebagai biaya
Teori produksi modern yang dihasilkan dari input variabel.
menambahkan unsur teknologi sebagai Output meningkat dengan
salah satu bentuk dari elemen input penggunaan lebih banyak input
(Pindyck dan Rubinfeld, 2007). Output variabel, dan biaya variabel
dalam jumlah tertentu dihasilkan dengan mengikutinya. Produksi juga
memproses setiap elemen dalam elemen menentukan biaya keseluruhan, biaya
input menggunakan serangkaian prosedur rata-rata, dan biaya marjinal dalam
atau proses tertentu. Input digunakan jangka pendek. Biaya total adalah
untuk menghasilkan sejumlah output penjumlahan dari biaya variabel dan
tercakup dalam teori produksi. Fungsi biaya tetap. Menambahkan biaya
produksi akan digunakan untuk marjinal rata-rata ke total biaya rata-
membahas keterkaitan antara input dan rata menghasilkan biaya rata-rata.
output seperti yang dijelaskan dalam teori Sedangkan biaya marginal rata-rata
produksi. Dalam contoh ini, dijelaskan yaitu biaya variabel yang dibagi
bagaimana menambahkan sejumlah input dengan output, dan biaya total rata-

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
74

rata diperoleh dari biaya total dibagi produksi. Produksi pertanian terbaik
dengan total biaya output. Sehingga adalah produksi yang memberikan hasil
biaya marginal dapat diperoleh dari atau output yang menguntungkan bagi
perubahan biaya total dibagi petani. Luas Lahan, Tenaga Kerja, dan
perubahan output. Curah Hujan merupakan unsur yang
b. Produksi dalam Jangka Panjang berimbas ke hasil produksi kelapa sawit.
Produksi jangka panjang
merupakan gabungan dari beberapa Luas Lahan
produksi jangka pendek. Dalam Menurut Mubyarto, hal ini juga
produksi jangka panjang, kombinasi terlihat dari tinggi rendahnya tingkat ganti
input bersifat serbaguna dan dapat rugi mengikuti ketersediaan dan
disesuaikan. permintaan tanah di kota tertentu bahwa
Menurut (Arsyad, 1999), yang luas lahan, modal dan tenaga kerja
membahas hal ini dalam bukunya. merupakan salah satu faktor produksi.
Hal ini disebabkan fakta bahwa Menurut (Sukirno, 2016), menjelaskan
meskipun semua input bersifat bahwa yang dimaksud dengan “luas
konstan dalam jangka panjang, input daratan” adalah bagian permukaan bumi
bersifat fleksibel dalam jangka yang tidak tertutup oleh air atau yang
pendek tergantung pada tingkat dapat digunakan untuk keperluan hidup
output. Jumlah waktu yang dan bercocok tanam, serta sumber daya
dibutuhkan untuk mengubah semua alam yang terdapat di sana. Sedangkan
input menjadi variabel input dikenal menurut (Hanafie, 2010), tanah yang
juga produksi jangka panjang dimiliki dan dimanfaatkan secara khusus
(Pindyck, Rubinfield; 1999). untuk pertanian selama satu musim tanam
disebut sebagai tanah pertanian. Sawah,
Q = f (X1,X2,...Xn) ladang, kebun, kolam, lahan perkebunan,
Dimana : dan hutan merupakan komponen utama
tanah. Luas lahan pertanian berdampak
Q = Output pada rasio usaha yang selanjutnya akan
X1,X2,Xn = Input variabel berdampak pada efektifitas pertanian.
“Lahan akan semakin tidak tepat ketika
Karena semua input untuk semakin luasnya lahan yang digunakan
produksi jangka panjang adalah variabel untuk keperluan pertanian.” Pada lahan
yang besar, sehingga prosesnya memakan yang kecil, pengelolaan pemanfaatan
waktu lama untuk merubah output, rentan komponen produksi semakin baik, tenaga
waktunya memiliki perbedaan disetiap kerja cukup, dan ketersediaan modal,
industri dikarenakan disetiap industri sehingga usaha perkebunan efektif.
memiliki proses produksi yang berbeda-
beda. Tenaga Kerja
Dalam ekonomi, istilah "tenaga
Faktor yang Mempengaruhi Produksi kerja" mengacu pada konsep yang lebih
Dalam proses produksi suatu luas yang dikenal sebagai "sumber daya
barang, faktor produksi menjadi salah satu manusia", yang mencakup lebih dari
unsur penting dalam memproduksi suatu sekedar kekuatan manusia. Tenaga kerja
barang. Sehingga, proses produksi tidak manusia adalah faktor produksi yang
akan terjadi jika faktor-faktor produksi menentukan kesejahtraan suatu bangsa,
tidak ada. Karena, faktor produksi ini menurut gagasan tradisional Adam Smith.
bersifat mutlak dalam semua proses

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


75

Tenaga kerja diklasifikasikan menjadi tiga perpanjangan perbungaan yang


kategori berdasarkan usia, meliputi: berlangsung selama 8–9 bulan. Defisit
a. Produksi bagi mereka yang berada di unsur hara pada tanaman kelapa sawit
bawah 15 tahun. dapat disebabkan oleh kekurangan air.
b. Untuk mereka yang berusia antara 15 Selain merusak tandan buah segar (TBS),
dan 64 tahun. curah hujan yang berlebihan juga
c. Kelompok sebenarnya untuk mereka menurunkan kondisi jalan, menghambat
yang berusia di atas usia kerja, panen, dan mengakibatkan banjir.
didefinisikan sebagai mereka yang
berusia di atas 65 tahun. Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Luas Lahan terhadap
Angkatan kerja adalah seluruh Produksi Kelapa Sawit
penduduk yang meghasilkan produk dan Area lahan terdiri dari berbagai
jasa jika ada permintaan terhadap jasa sumber daya lahan yang bekerja sama
mereka dan mereka yang berusia 15-64 untuk menciptakan sistem struktural dan
tahun (Masru’ah & Soejoto, 2013). Salah fungsional. Luas lahan pertanian akan
satu sumber daya tenaga kerja yang berdampak pada perbandingan usaha yang
penting untuk meningkatkan produksi selanjutnya akan berdampak pada
pertanian adalah tenaga kerja yang dapat efektifitas usaha pertanian. Hasil panen
diandalkan (Rafidah et al., 2022). Tenaga dari luas lahan yang diusahakan atau
kerja dikategorikan menjadi tiga kategori ditanami bertambah dengan luasnya.
berdasarkan tingkatannya (kualitas), Ada Usaha pertanian yang dilakukan secara
tiga jenis tenaga kerja: terdidik, terlatih, terorganisasi kurang efisien dengan luas
dan tidak terdidik dan tidak terlatih. perusahaan yang semakin kecil
Sekelompok yang bekerja atau secara (Darmawati, 2014).
aktif mencari pekerjaan sesuai upah Terdapat beberapa penelitian yang
disebut angkatan kerja. Orang-orang bersinggungan dengan pengaruh luas
bekerja, baik penuh atau paruh waktu, lahan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
untuk menghasilkan barang atau jasa (Siswanto et al., 2020) dan (Abdul, et al.,
untuk mendapatkan uang dianggap 2012) yang menyatakan produksi kelapa
sebagai pekerja. sawit dipengaruhi luas lahan. Luas lahan
berkorelasi dengan kerapatan tanaman
Curah Hujan semakin banyak lahan yang digunakan,
Curah hujan dilihat sebagai faktor semakin banyak pula buah yang
yang menghalangi hasil produksi kelapa dihasilkan. Tanaman menghasilkan
sawit (Junaedi, 2021). Praktek agronomi banyak buah, yang pada akhirnya akan
harus diubah untuk membantu pencapaian menyebabkan peningkatan produksi.
potensi hasil yang baik pada kelapa sawit Pendapatan petani akan meningkat dengan
karena sulit untuk menyesuaikan atau bertambahnya luas lahan, begitu pula
beradaptasi dengan keadaan iklim saat ini. sebaliknya. Petani akan menghasilkan
Curah hujan baik tinggi maupun rendah lebih sedikit uang jika mereka
mampu digunakan untuk mengukur taraf menggunakan lahan yang kecil atau
produksi yang akan dicapai pada tahun terbatas (Pradnyawati & Cipta, 2021).
mendatang. Distribusi curah hujan yang Berdasarkan argumen tersebut maka
buruk mempengaruhi pertumbuhan bunga hipotesis penelitian dirumuskan seperti
kelapa sawit dan memicu keguguran, berikut:
tandan buah yang tidak matang atau H1: Luas Lahan berpengaruh positif
membusuk, produksi rendah, dan terhadap Produksi kelapa sawit.

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
76

Pengaruh Curah Hujan terhadap


Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Kelapa Sawit
Produksi Kelapa Sawit Karena berdampak pada potensi
Istilah "tenaga kerja" mengacu produksi, kondisi iklim sangat penting.
pada orang yang melakukan semua tugas, Produksi minyak kelapa sawit sangat
menggunakan mesin dan teknologi untuk dipengaruhi oleh hujan. Kelapa sawit
menghasilkan barang dan jasa dengan membutuhkan lebih dari 1250 mm hujan
nilai komersial untuk memenuhi per tahun, merata sepanjang tahun, untuk
kebutuhan manusia. Kuantitas tenaga tumbuh subur (Siregar et. al, 2006).
kerja yang dibutuhkan akan tergantung Jumlah curah hujan, baik tinggi maupun
pada ukuran perusahaan, dan juga rendah, dapat dimanfaatkan untuk
membutuhkan staf yang terlatih mengukur produksi di tahun-tahun
(terampil). Bisnis kecil sering mendatang (Simanjuntak et al., 2014).
memutuskan berapa banyak karyawan Hal ini sejalan dengan penelitian
yang mereka butuhkan, sedangkan bisnis Simanjuntak et al., (2014) dan (Manalu,
besar biasanya membutuhkan lebih 2008) ini menjelaskan bagaimana curah
banyak karyawan dan personel khusus hujan mempengaruhi produksi kelapa
(Rianto, 2015). sawit. Karena berkaitan dengan proses
Penelitian oleh (Astari & & pembungaan dan pemasakan buah pohon
Setiawina, 2016) dan (Juliyanti & Usman, kelapa sawit, maka banyaknya curah
2018) menemukan bahwa produksi hujan yang terjadi saat ini akan berdampak
sebagian dipengaruhi oleh jumlah pada jumlah produksi kelapa sawit di
karyawan secara substansial. Semakin masa yang akan datang. Karena buah
banyak tenaga kerja , semakin besar angka merah berbuah lebih cepat dan mendorong
produksi. (Gunawan, 2018) menegaskan perkembangan pembungaan tambahan,
bahwa tenaga kerja tidak secara signifikan peningkatan curah hujan tahunan yang
dan menguntungkan mempengaruhi hasil didistribusikan secara adil dapat
produksi. Selain itu, berdasarkan meningkatkan produksi. Selain itu, curah
penelitian (Siswanto et al, 2020) yang hujan yang cukup berdampak positif pada
menjelaskan bahwa tenaga kerja berat janjang yang ramping dan
memainkan peran besar dalam produksi kemampuan akar menyerap unsur hara.
minyak sawit. Sumber daya yang dapat Penelitian menunjukkan bahwa sementara
memberikan kinerja prima sesuai dengan itu Junaedi (2021), curah hujan hanya
tujuan organisasi dianggap sebagai menunjukkan korelasi dalam kategori
sumber daya manusia yang andal. Secara moderat studi, bukan elemen kuat yang
umum, jumlah tenaga kerja yang besar secara langsung mempengaruhi produksi
dan usia produktif akan berdampak pada minyak sawit. Karena manajemen dan
output yang dihasilkannya. Dengan 1 tingkat kesadaran pelaku usaha yang telah
(satu) tenaga kerja dibandingkan dengan 2 memperhatikan dan melakukan
(dua) orang tenaga kerja, maka dapat penyesuaian untuk mencegah kelebihan
dipastikan akan dihasilkan lebih banyak. atau kekurangan curah hujan dan
Pembenaran ini menjadi dasar dari mengupayakan pengembangan varietas,
rumusan hipotesis penelitian berikut: faktor curah hujan yang tidak berimbas
H2: Tenaga Kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit
terhadap Produksi kelapa sawit. mungkin terjadi. Pembenaran ini menjadi
dasar dari rumusan hipotesis penelitian
berikut:

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


77

H3: Curah Hujan berpengaruh positif menentukan model mana yang merupakan
terhadap Produksi kelapa sawit. estimasi terbaik.

3. METODE PENELITIAN 4. HASIL

Penelitian ini menggunakan analisis Hasil estimasi model ekonometrik


regresi linier berganda dengan penelitian beserta uji terangkum pada tabel 5.
kuantitatif. Data yang dipakai adalah data Tabel 5. Hasil Estimasi
panel yang merupakan data time series.
Semua daerah yang menghasilkan kelapa
sawit menjadi subyek populasi penelitian
ini meliputi 13 kabupaten/kota selama 6
tahun. Sampel penelitian menggunakan
purposive sampling. Sumber data
penelitian adalah data sekunder dengan
data yang didapat dari website BPS dan
website Dinas Perkebunan Kalimantan
Barat.
Data yang menjadi variabel independen
yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan curah tabel 5 termasuk tes CEM, FEM,
hujan. Sedangkan data yang digunakan dan REM dan menampilkan hasil estimasi
sebagai variabel dependen adalah hasil lengkap. Model yang diprediksi adalah
produksi (Y). Adapun rumus analisi FEM karena menurut hasil uji Chow,
regresi sebagai berikut : probabilitas statistik F adalah 0,008
PRODit = β0 + β1LLit + β2TKit + β3CHit (0,01). Sementara probabilitas statistik uji
+ εt 2 Hausman adalah 0,004 (0,01), maka
Dimana : FEM merupakan model estimasi terbaik.
PROD = Produksi Dari hasil uji F model FEM dapat
LL = Luas Lahan disimpulkan bahwa model tersebut valid,
TK = Tenaga Kerja dengan probabilitas empirik F statistik
CH = Curah Hujan 0,000 (0,01), dan bahwa luas lahan, tenaga
Β0 = Konstanta kerja, dan curah hujan semuanya
β1 – β3 =Koefisien regresi variabel berdampak terhadap hasil produksi kelapa
independen sawit di Provinsi Kalimantan Barat
ε = Standart error periode 2015-2021.
it = Unit sektor dan waktu Berdasarkan koefisien determinasi
2
(R ) sebesar 0,887, perubahan luas lahan,
Uji Chow dan uji Hausman angkatan kerja, dan curah hujan antara
digunakan dalam tahap estimasi analisis tahun 2015 dan 2021 dapat memberikan
regresi data panel untuk memilih model kontribusi sebesar 88,7% terhadap variasi
estimasi optimal di antara pendekatan produksi kelapa sawit di Kabupaten/Kota
Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Provinsi Kalimantan Barat. Dengan setiap
Model (FEM), dan Random Effect Model prob.t sebesar 0,000 (0,01) dan 0,046, luas
(REM). Jika uji Hausman memilih model lahan dan curah hujan secara parsial
Random Effect Model (REM) dan uji menunjukkan pengaruh yang nyata
Chow memilih model Pooled Least terhadap produksi kelapa sawit (0,10).
Square (PLS), maka digunakan uji Karena minyak sawit memiliki prob.t =
Lagrange Multiplier (LM) untuk

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
78

0,919, tenaga kerja mempengaruhi tenaga kerja, dan curah hujan terhadap
produksi (0,10). hasil produksi di Kabupaten/Kota di
Peningkatan luas lahan 1 ha akan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-
menghasilkan peningkatan produksi 2021, Kabupaten Ketapang cenderung
kelapa sawit sebesar 1,03 ton, sesuai memiliki hasil produksi kelapa sawit yang
dengan koefisien regresi luas lahan. tertinggi. Sementara Kabupaten Landak
Koefisien regresi untuk mewakili curah cenderung memiliki hasil produksi kelapa
hujan adalah 15,08. Dengan demikian, sawit yang sedikit daripada
peningkatan curah hujan 1 mm akan Kabupaten/Kota lainnya.
menghasilkan peningkatan produksi
minyak sawit sebesar 15.075 ton. Kedua 5. PEMBAHASAN
faktor yang digunakan untuk menentukan
produksi minyak sawit mengikuti pola Berdasarkan hasil uji regresi di atas
hubungan linier-linier. dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 6. Effect & Konstanta Model FEM
Pengaruh luas lahan terhadap produksi
kelapa sawit
Nilai koefisien dari variabel luas lahan
sebesar 1,027 dan probabilitas t sebesar
0,000 < (0,01) sehingga dapat
disimpulkan bahwa luas lahan
berpengaruh nyata terhadap produksi
kelapa sawit (H1 diterima). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
Siswanto et al., (2020) dan Ekaputri
(2008) yang menyatakan bahwa luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap produksi
kelapa sawit. Kuantitas tanaman dan luas
lahan berkorelasi, semakin banyak buah
yang dihasilkan tanaman, semakin banyak
Tabel 6 memperlihatkan nilai tanha yang digunakan. Tanaman
konstanta dari masing-masing menghasilkan banyak buah pada akhirnya
Kabupaten/Kota berbeda. Perbedaan nilai akan menyebabkan peningkatan produksi.
konstanta antarwilayah ini disebabkan
oleh nilai effect cross section yang Pengaruh tenaga kerja terhadap
berbeda pula antar wilayahnya, sehingga produksi kelapa sawit
pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan Nilai koefisien dari variabel tenaga
curah hujan memiliki pengaruh yang kerja sebesar -0,045 dan probabilitas t
berbeda terhadap hasil produksi kelapa sebesar 0,919 > (0,01) sehingga dapat
sawit di Kabupaten/Kota Provinsi disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak
Kalimantan Barat. berpengaruh terhadap produksi kelapa
Nilai konstanta tertinggi adalah sawit (H2 ditolak). Hasil penelitian ini
Kabupaten Ketapang dengan konstanta sejalan dengan penelitian (Rianto, 2015)
sebesar 60.321,62. Sementara nilai yang menjelaskan bahwa tenaga kerja
konstanta terendah adalah Kabupaten tidak begitu berpengaruh terhadap hasil
Landak yang mencatatkan nilai konstanta produksi kelapa sawit. Karena sektor
sebesar -57.409,11; sehingga dalam perkebunan di era sekarang sudah
kaitannya dengan dampak luas lahan, didukung oleh teknologi yang canggih dan

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


79

terbarukan. Hal inilah yang membantu yang mempengaruhi produksi kelapa


para petani/tenaga kerja untuk sawit seperti umur tanaman, harga jual,
memproduksi kelapa sawit. teknologi dan pupuk.

Pengaruh curah hujan terhadap 7. REFERENSI


produksi kelapa sawit
Nilai koefisien dari variabel curah Alfayanti, & Efendi, Z. (2013). Analysis
hujan sebesar 15,075 dan probabilitas t of Factors Influencing the Palm Oil
sebesar 0,046 < (0,01) artinya bahwa Production in the Regency of
curah hujan berpengaruh nyata terhadap Mukomuko. Agrisep, 13(1), 1–10.
produksi kelapa sawit (H3 diterima). Andrias, A. A., Darusman, Y., & Rahman,
Hasil penelitian ini sejalan dengan M. (2017). Pengaruh Luas Lahan
penelitian Simanjuntak et al., (2014) dan Terhadap Produksi dan Pendapatan
Harahap et al., (2021) menjelaskan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus
bahwa curah hujan berpengaruh terhadap di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg
produksi kelapa sawit. Karena berkaitan Kabupaten Ciamis). Jurnal Ilmiah
dalam proses pembungaan dan pemasakan Mahasiswa AGROINFO GALUH,
buah pohon kelapa sawit, maka 4(1), 521–529.
banyaknya curah hujan yang ada sekarang Arsyad. (1999). Pengantar Perencanaan
berdampak pada jumlah produksi kelapa dan Pembangunan Ekonomi. Daerah.
sawit di masa yang akan datang. Karena BPFE: Yogyakarta.
buah merah berbuah lebih cepat dan Arsyad, I., & Maryam, S. (2017). Analisis
mendorong perkembangan pembungaan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
tambahan, peningkatan curah hujan Produksi Kelapa Sawit Pada
tahunan yang didistribusikan secara adil Kelompok Tani Sawit Mandiri.
dapat meningkatkan produksi. Selain itu, Jurnal Ekonomi Pertanian Dan
curah hujan yang cukup berdampak positif Pembangunan, 14(1), 75–85.
pada berat janjang yang ramping dan http://agb.faperta.unmul.ac.id/wp-
kemampuan akar menyerap unsur hara. content/uploads/2017/10/7-ilham-
sy-maryam.pdf
6. SIMPULAN Astari &, & Setiawina. (2016). No Title.
Darmawati, N. K. S. (2014). Analisis
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor
curah hujan dan luas lahan berdampak Produksi Kecamatan Kintamani
besar pada produksi minyak sawit. Kabupaten Bangli Tahun 2014.
Namun, produksi minyak sawit tidak Pendidikan Ekonomi UNDIKSHA,
dipengaruhi oleh tenaga kerja. Kabupaten 4(1), 1–10.
Ketapang cenderung memiliki hasil Ditjen Perkebunan. (2007). Satuan Biaya
produksi kelapa sawit yang tertinggi. Maksimum Pembangunan Kebun
Sementara Kabupaten Landak cenderung Peserta Program Revitalisasi
memiliki hasil produksi kelapa sawit yang Perkebunan Tahun 2007.
paling rendah dibandingkan dengan Ekaputri, N. (2008). Harvested Area
Kabupaten/Kota lainnya. Influence to Production of Food and
Bagi peneliti selanjutnya dengan Estate Crops in East Kalimantan.
mengambil topik yang sama disarankan Epp, 5(2), 36–43.
untuk memperluas sampel sehingga Gunawan. (2018). Mahir Menguasai
hasilnya lebih dapat di generalisasi. Di SPSS: mudah mengelola data dengan
samping itu, juga bisa menambah variable IBM. SPSS statistic 25.

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
80

Yogyakarta:CV. Budi Utama. Manalu. (2008). Pengaruh hujan terhadap


Hanafie, Rita. (2010). Pengantar Ekonomi produktivitas dan Pengelolaan Air
Pertanian. Yogyakarta: CV Andi dikebun Kelapa Sawit. [Skripsi].
offset. Institut Pertanian Bogor.
Harahap, F. S., Purba, J., & Rauf, A. Mandang, M., Sondakh, M. F. L., & Laoh,
(2021). Hubungan Curah Hujan O. E. H. (2020). Karakteristik Petani
dengan Pola Ketersediaan Air Tanah Berlahan Sempit Di Desa Tolok
terhadap Produksi Kelapa Sawit Kecamatan Tompaso. Agri-
(Elaeis guineensis Jacq) di Dataran Sosioekonomi, 16(1), 105.
Tinggi. Agrikultura, 32(1), 37. https://doi.org/10.35791/agrsosek.16
https://doi.org/10.24198/agrikultura. .1.2020.27131
v32i1.27248 Marianti, Maria Merry & Fitriani, Katlea.
Abdul, P. Haris, Gopinathan, E. & Ali, C.. (2019). Analisis inovasi dan kualitas
(2012). Artificial bee colony and tabu produk produsen busana muslim di
search enhanced TTCM assisted Bandung. Lembaga Penelitian dan
MMSE multi-user detectors for rank Pengabdian Kepada Masyarakat
deficient SDMA-OFDM system. Universitas Katolik Parahyangan.
Wireless Personal Communications - Masru’ah, D., & Soejoto, A. (2013).
WIREL PERS COMMUN. 65. Pengaruh Tenaga Kerja dan Investasi
10.1007/s11277-011-0264-0. di Sektor Pertanian terhadap
Hartley, C. (1988). The Oil Palm. 3 rd ed. Pertumbuhan Sektor Pertanian di
Longman Publishers Ltd. Singapure. Provinsi Jawa Timur. Jurnal
Juliyanti & Usman. (2018). No Title. Mahasiswa Teknologi UNESA, 1–18.
Juliyanti, J., & Usman, U. (2018). Muin, M. (2017). Pengaruh Faktor
Pengaruh Luas Lahan, Pupuk Dan Produksi Terhadap Hasil Produksi
Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Merica Di Desa Era Baru Kecamatan
Produksi Padi Gampong Matang Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
Baloi. Jurnal Ekonomi Pertanian Jurnal Economix, 5(2), 203–214.
Unimal, 1(1), 31. Mulyasari, G., Wildayana, E., & Yamin,
https://doi.org/10.29103/jepu.v1i1.5 M. (2006). Kelayakan Perluasan
01 Areal Kebun Kelapa Sawit. Agrisep,
Junaedi, J. (2021). Pengaruh Curah Hujan 5(1), 97–111.
Terhadap Produksi Kelapa Sawit Pindyck, Robert & Rubinfeld, Daniel L.
Pada Berbagai Umur Tanaman. (2007). Mikroekonomi edisi keenam.
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Indeks: Jakarta.
Budidaya Dan Pengelolaan Pradnyawati, I. G. A. B., & Cipta, W.
Tanaman Pertanian Dan (2021). Pengaruh Luas Lahan, Modal
Perkebunan, 10(2), 114–123. dan Jumlah Produksi Terhadap
https://doi.org/10.51978/agro.v10i2. Pendapatan Petani Sayur di
290 Kecamatan Baturiti. Ekuitas: Jurnal
Kharismawati, K. H. D., & Karjati, P. D. Pendidikan Ekonomi, 9(1), 93.
(2021). Pengaruh Luas Lahan dan https://doi.org/10.23887/ekuitas.v9i1
Jumlah Tenaga Kerja Terhadap .27562
Produksi Padi di 10 Kabupaten Jawa Prasetyo, H., Indriani, I., & Widodo, A.
Timur Tahun 2014-2018. Jurnal (2020). Comparative study on the
Economie, 03(1), 50–66. application of green accounting
http://journal.uwks.ac.id/index.php/e based on university social
conomie/article/view/1571/1037 responsibility at Universities in

Jurnal Eksos, Juni 2023, Th XIX, No. 1


81

Pontianak. Journal of Islamic Soekartawi. (2013). Agribisnis Teori dan


Accounting and Finance Research, Aplikasinya. Rajawali Pers.
2(2), 185-208. Sukirno, Sadono. (2016). Mikroekonomi
doi:https://doi.org/10.21580/jiafr.20 Teori Pengantar. Jakarta:
20.2.2.6316 Rajagrafindo Persada
Rafidah, R., Juliansyah, H., Murtala, M.,
Trisniarti, N., & Aprillia, D. (2022).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Minyak Sawit Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi
Pertanian Unimal, 5(1), 7.
https://doi.org/10.29103/jepu.v5i1.8
164
Rianto, R. (2015). Analisis Pengaruh
Modal Dan Tenaga Kerja Kerja
Terhadap Produksi Kelapa Sawit
Pada Pt. Gruti Lestari Pratama
Medan. Studia Economica : Jurnal
Ekonomi Islam, 1(1), 124.
https://doi.org/10.30821/se.v1i1.236
Setyowati, E. (2009). Analisis Produksi
Padi Organik. Ekonomi
Pembangunan, 10(2), 267–288.
Simanjuntak, L., Sipayung, R., & Irsal, I.
(2014). Pengaruh Curah Hujan Dan
Hari Hujan Terhadap Produksi
Kelapa Sawit Berumur 5, 10 Dan 15
Tahun Di Kebun Begerpang Estate
Pt.Pp London Sumatra Indonesia,
Tbk. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 2(3),
1141–1151.
Siregar, H. H., N. H. Darian, T. C.
Hidayat, W. Darmosarkoro, dan I. Y.
Harahap. (2006). Seri Buku saku
Hujan sebagai Faktor Penting untuk
Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Siswanto, Y., Lubis, Z., & Akoeb, E. N.
(2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa
Sawit Rakyat di Desa Tebing
Linggahara Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu.
AGRISAINS: Jurnal Ilmiah Magister
Agribisnis, 2(1), 60–70.
https://doi.org/10.31289/agrisains.v2
i1.255

Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Anda mungkin juga menyukai