Abstract
The palm oil processing industry is one that is believed to be able to help the Indonesian
state in increasing per capita income, providing employment, reducing poverty, and as a
foreign exchange income. When compared to other vegetable oils like coconut, soybean, or
flower oil, palm oil offers advantages sun. This study's goal was to examine the factors
impacting the province of West Kalimantan's palm oil production yield between 2015 to
2021. This research uses a scientific techniques and a type of quantitative descriptive
research. Secondary sources of data were used in this research. This research's data was
obtained between the years of 2015 and 2021 from the websites of the West Kalimantan
Province Agricultural Department and the BPS (Central Statistics Administration). In this
study, regression with panel data analysis was the analytical technique. The independent
factors in this study are land area, labor, and rainfall, while the dependent variable is palm
oil production. The outcomes obtained from the panel data regression analysis are land area
has a positive effect on oil palm production and rainfall has a positive effect on oil palm
production. Meanwhile, labor does not affect palm oil production.
69
70
Indonesia sendiri ada beberapa daerah tumbuh yang memberikan hasil produksi
yang menjadikan kelapa sawit sebagai buah sawit.
pendapatan daerah mereka, karena Luas lahan mengacu pada area
wilayah mereka sangat cocok untuk yang digunakan untuk produksi pertanian
ditanami kelapa sawit, salah satunya (Juliyanti & Usman, 2018). Sementara
Provinsi Kalimantan Barat. lahan adalah sepetak tanah yang telah
Provinsi yang mempunyai potensi dipengaruhi oleh perbuatan manusia yang
tanaman kelapa sawit cukup besar adalah berdampak pada saat ini hingga nanti
Kalimantan Barat. Jumlah produksi di berupa ukuran bumi, sedimentasi,
tahun 2015 sampai dengan 2020 pemetaan, pengairan, tumbuh-tumbuhan,
mengalami peningkatan sebanyak dan hewan. Faktor yang mempengaruhi
703.770 ton (2015), 748.850 ton (2016), produksi pertanian adalah lahan pertanian
772.633 ton (2017), 973.442 ton (2018), (Andrias et al., 2017). Secara menyeluruh
1.311.338 ton (2019), 1.428.859 ton banyaknya lahan yang diolah, maka
(2020) dan pada tahun 2021 mengalami produksi yang dihasilkan lahan itu
penurunan sebesar 1.041.895 ton. Di semakin banyak (Mandang et al., 2020).
Provinsi Kalimantan Barat, peningkatan Pertambahan luas lahan sawit di Provinsi
jumlah lahan yang tersedia untuk Kalimantan Barat secara kaitannya
perkebunan kelapa sawit mengikuti dengan produksi kelapa sawit terdapat
tingginya produksi kelapa sawit, pada tabel 2 di bawah ini.
menunjukkan adanya korelasi antara Tabel 2. Luas Lahan Kelapa Sawit di
keduanya. Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-
Tabel 1. Produksi Kelapa Sawit di 2021
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-
2021
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
72
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
74
rata diperoleh dari biaya total dibagi produksi. Produksi pertanian terbaik
dengan total biaya output. Sehingga adalah produksi yang memberikan hasil
biaya marginal dapat diperoleh dari atau output yang menguntungkan bagi
perubahan biaya total dibagi petani. Luas Lahan, Tenaga Kerja, dan
perubahan output. Curah Hujan merupakan unsur yang
b. Produksi dalam Jangka Panjang berimbas ke hasil produksi kelapa sawit.
Produksi jangka panjang
merupakan gabungan dari beberapa Luas Lahan
produksi jangka pendek. Dalam Menurut Mubyarto, hal ini juga
produksi jangka panjang, kombinasi terlihat dari tinggi rendahnya tingkat ganti
input bersifat serbaguna dan dapat rugi mengikuti ketersediaan dan
disesuaikan. permintaan tanah di kota tertentu bahwa
Menurut (Arsyad, 1999), yang luas lahan, modal dan tenaga kerja
membahas hal ini dalam bukunya. merupakan salah satu faktor produksi.
Hal ini disebabkan fakta bahwa Menurut (Sukirno, 2016), menjelaskan
meskipun semua input bersifat bahwa yang dimaksud dengan “luas
konstan dalam jangka panjang, input daratan” adalah bagian permukaan bumi
bersifat fleksibel dalam jangka yang tidak tertutup oleh air atau yang
pendek tergantung pada tingkat dapat digunakan untuk keperluan hidup
output. Jumlah waktu yang dan bercocok tanam, serta sumber daya
dibutuhkan untuk mengubah semua alam yang terdapat di sana. Sedangkan
input menjadi variabel input dikenal menurut (Hanafie, 2010), tanah yang
juga produksi jangka panjang dimiliki dan dimanfaatkan secara khusus
(Pindyck, Rubinfield; 1999). untuk pertanian selama satu musim tanam
disebut sebagai tanah pertanian. Sawah,
Q = f (X1,X2,...Xn) ladang, kebun, kolam, lahan perkebunan,
Dimana : dan hutan merupakan komponen utama
tanah. Luas lahan pertanian berdampak
Q = Output pada rasio usaha yang selanjutnya akan
X1,X2,Xn = Input variabel berdampak pada efektifitas pertanian.
“Lahan akan semakin tidak tepat ketika
Karena semua input untuk semakin luasnya lahan yang digunakan
produksi jangka panjang adalah variabel untuk keperluan pertanian.” Pada lahan
yang besar, sehingga prosesnya memakan yang kecil, pengelolaan pemanfaatan
waktu lama untuk merubah output, rentan komponen produksi semakin baik, tenaga
waktunya memiliki perbedaan disetiap kerja cukup, dan ketersediaan modal,
industri dikarenakan disetiap industri sehingga usaha perkebunan efektif.
memiliki proses produksi yang berbeda-
beda. Tenaga Kerja
Dalam ekonomi, istilah "tenaga
Faktor yang Mempengaruhi Produksi kerja" mengacu pada konsep yang lebih
Dalam proses produksi suatu luas yang dikenal sebagai "sumber daya
barang, faktor produksi menjadi salah satu manusia", yang mencakup lebih dari
unsur penting dalam memproduksi suatu sekedar kekuatan manusia. Tenaga kerja
barang. Sehingga, proses produksi tidak manusia adalah faktor produksi yang
akan terjadi jika faktor-faktor produksi menentukan kesejahtraan suatu bangsa,
tidak ada. Karena, faktor produksi ini menurut gagasan tradisional Adam Smith.
bersifat mutlak dalam semua proses
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
76
H3: Curah Hujan berpengaruh positif menentukan model mana yang merupakan
terhadap Produksi kelapa sawit. estimasi terbaik.
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
78
0,919, tenaga kerja mempengaruhi tenaga kerja, dan curah hujan terhadap
produksi (0,10). hasil produksi di Kabupaten/Kota di
Peningkatan luas lahan 1 ha akan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-
menghasilkan peningkatan produksi 2021, Kabupaten Ketapang cenderung
kelapa sawit sebesar 1,03 ton, sesuai memiliki hasil produksi kelapa sawit yang
dengan koefisien regresi luas lahan. tertinggi. Sementara Kabupaten Landak
Koefisien regresi untuk mewakili curah cenderung memiliki hasil produksi kelapa
hujan adalah 15,08. Dengan demikian, sawit yang sedikit daripada
peningkatan curah hujan 1 mm akan Kabupaten/Kota lainnya.
menghasilkan peningkatan produksi
minyak sawit sebesar 15.075 ton. Kedua 5. PEMBAHASAN
faktor yang digunakan untuk menentukan
produksi minyak sawit mengikuti pola Berdasarkan hasil uji regresi di atas
hubungan linier-linier. dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 6. Effect & Konstanta Model FEM
Pengaruh luas lahan terhadap produksi
kelapa sawit
Nilai koefisien dari variabel luas lahan
sebesar 1,027 dan probabilitas t sebesar
0,000 < (0,01) sehingga dapat
disimpulkan bahwa luas lahan
berpengaruh nyata terhadap produksi
kelapa sawit (H1 diterima). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
Siswanto et al., (2020) dan Ekaputri
(2008) yang menyatakan bahwa luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap produksi
kelapa sawit. Kuantitas tanaman dan luas
lahan berkorelasi, semakin banyak buah
yang dihasilkan tanaman, semakin banyak
Tabel 6 memperlihatkan nilai tanha yang digunakan. Tanaman
konstanta dari masing-masing menghasilkan banyak buah pada akhirnya
Kabupaten/Kota berbeda. Perbedaan nilai akan menyebabkan peningkatan produksi.
konstanta antarwilayah ini disebabkan
oleh nilai effect cross section yang Pengaruh tenaga kerja terhadap
berbeda pula antar wilayahnya, sehingga produksi kelapa sawit
pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan Nilai koefisien dari variabel tenaga
curah hujan memiliki pengaruh yang kerja sebesar -0,045 dan probabilitas t
berbeda terhadap hasil produksi kelapa sebesar 0,919 > (0,01) sehingga dapat
sawit di Kabupaten/Kota Provinsi disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak
Kalimantan Barat. berpengaruh terhadap produksi kelapa
Nilai konstanta tertinggi adalah sawit (H2 ditolak). Hasil penelitian ini
Kabupaten Ketapang dengan konstanta sejalan dengan penelitian (Rianto, 2015)
sebesar 60.321,62. Sementara nilai yang menjelaskan bahwa tenaga kerja
konstanta terendah adalah Kabupaten tidak begitu berpengaruh terhadap hasil
Landak yang mencatatkan nilai konstanta produksi kelapa sawit. Karena sektor
sebesar -57.409,11; sehingga dalam perkebunan di era sekarang sudah
kaitannya dengan dampak luas lahan, didukung oleh teknologi yang canggih dan
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
80
Produksi Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Barat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya