Anda di halaman 1dari 10

e-J.

Agrotekbis 5 (1) : 101 - 110, Februari 2017 ISSN : 2338-3011

Analisis Kelayakan Finanansial Pada Industri Tahu Mitra Cemangi di


Kota Palu

)LQDQFLDO )HDVLELWOLW\ RI µ7DKX 0LWUD &HPDQJL¶ ,QGXVWU\ LQ 3DOX

Fadli1), Lien Damayanti2), Sulaeman3)


1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu,
E-mail :fadli041.com@gmail.com
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail :lien_damayanti@ymail.com

ABSTRACT

7KH UHVHDUFK DLPV ZHUH WR DQDO\]H WKH ILQDQFLDO IHDVLELOLW\ RI µ7DKX 0LWUD &HPDQJL¶
industry and to calculate the industry return on invested capital (ROIC). The research was
conducted at Tatanga sub district of Palu in January ± March 2016. Data was analyzed using
financial feasibility analysis with four indicators i.e. net present value (NPV), net benefit cost ration
(Net B/C), internal rate of return (IRR), and payback period (PP). During 2012 ± 2015, the industry
had the NPV of IDR 1,272,519,155, the net B/C of 2.32, the IRR of 41.2%, and the PP of one year
and two months. These results suggest that the industry is feasible to operate.

Keywords: Feasibility, and Financial.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kelayakan finansial industri Tahu Mitra
Cemangi.(2)menghitung jangka waktu pengembalian modal investasi yang digunakan untuk
membiayai Industri Tahu Mitra Cemangi. Penelitian dilaksanakan di Kota PaluKecamatan
Tatanga pada Bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016.Alat analisis yang digunakan adalah
analisis kelayakan finansial dengan menggunakan 4 indikator pengukuran yakni : Net present Value
(NPV), Net Benefit Cost Ratio(Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Periode (PP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Net present Value (NPV) selama periode tahun 2012-2015
sebesar Rp. 1.272.519.155, Net Benefit Cost Ratio(Net B/C) yang diperoleh sebesar 2,32, Internal
Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 41.2 persen, Payback Period (PP)yang
diperolehmemiliki masa pengembalian selama 1 tahun 2 bulan . Artinya, industri Tahu Mitra
Cemangi secara Finansial layak untuk dijalankan.

Kata kunci :Finansial, Industri Tahu Mitra, Kelayakan.

PENDAHULUAN subsistem lain membentuk agribisnis.


Sistem agribisnis terdiri dari subsistem
Sektor pertanian mempunyai peranan input (agroindustri hulu), usahatani
yang sangat besar dalam pertumbuhan (pertanian), sistem output (agroindustri
ekonomi negara terutama negara yang hilir), pemasaran dan penunjang, sehingga
bercorak agraris seperti Indonesia. Pembangunan pembangunan agroindustri tidak dapat
ekonomi menitikberatkan pada bidang dilepaskan dari pembangunan agribisnis
pertanian dan industri yang berbasis secara keseluruhan. (Masyhuri,1994).
pertanian atau biasa disebut agroindustri. Agroindustri memiliki peranan yang
Sistem agribisnis, agroindustri adalah sangat penting dalam pembangunan
salah satu subsistem yang bersama-sama pertanian. Hal ini dapat dilihat dari

101
kontribusunya dalam hal meningkatkan tahu. Ironisnya sampai saat ini Indonesia
pendapatan pelaku agribisnis, menyerap masih mengimpor kedelai dari negara lain
tenaga kerja, meningkatkan perolehan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
devisa, dan mendorong tumbuhnya industri Kalangan industri tahu (pengrajin) cenderung
lain. Meskipun peranan agroindustri sangat memiliki kedelai impor sebagai bahan baku
penting, pembangunan agroindustri masih dibanding kedelai nasional karena pasokan
dihadapkan pada berbagai tantangan, dalam bahan bakunya terjamin (Setiadi dan
mengendalian SDM dapat dilakukan dengan Nanggolan,1988).
menanamkan kesehatan dan keselamatan Sebagian besar masyarakat Indonesia
kerja (K3), diantaranya dengan penjelasan menyukai bentuk olahan kedelai berupa
sanitasi dan higiene proses berkaitan tahu. Ada beberapa industri kecil yang
dengan kebersihan dan kesehatan pekerja potensial untuk dikembangkan, salah
(Raharja, 2012). satunya adalah usaha pembuatan tahu. Tahu
Agroindustri memiliki peranan yang merupakan makanan tradisional sebagian
sangat penting, namun perkembangan posisi besar masyarakat Indonesia, dan digemari
keuangan juga memiliki arti yang sangat hampir seluruh lapisan masyarakat. pembuatan
penting bagi suatu usaha. Untuk melihat tahu relatif murah dan sederhana, namun
sehat tidaknya suatu usaha tidak hanya dalam upaya pengembangan industri tahu
dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja, yang ramah lingkungan sangat diperlukan
misalnya dilihat dari gedung, pembangunan sebagai upaya meminimalisasi dampak
atau ekspansi.Faktor terpenting untuk dapat negatif terhadap lingkungan, diantaranya.
melihat perkembangan suatu usaha terletak berupa pemanfaatan limbah cair yang
dalam unsur keuangannya (Winanda, 2015). diolah secara anaerobik untuk menghasilkan
Agroindustri merupakan suatu biogas (Harihastuti dan Sari, 2011).
bentuk kegiatan atau aktivitas yang Prioritas strategi yang dapat
mengolah bahan baku yang berasal dari digunakan dalam upaya pengolahan limbah
tanaman maupun hewan. Mendefinisikan adalah dengan pelatihan SDM untuk
agroindustri dalam dua hal, yaitu pertama, pengolahan limbah cair, selain itu dapat
agroindustri sebagai industri yang berbahan digunakan teknologi plasma yang dilakukan
baku utama dari bahan baku pertanian dan secara batch dapat menurunkan kadar
kedua, agroindustri sebagai suatu tahapan Chemical Oxygen Demand (COD) (Rachmanto
pembangunan kelanjutan dari pembangunan dan Winata, 2010).
pertanian tetapi sebelum tahapan pembangunan Melalui proses pengolahan, limbah
tersebut mencapai tahapan pembangunan cair tahu dapat menghasilkan biogas,
industri (Soekartawi, 2000). dimana dari setiap kg kedelai akan
Adapun prioritas strategi untuk menghasilkan 9,46 liter limbah dan tiap kg
peningkatan mutu produk, khususnya tahu kedelai menghasilkan 15 liter biogas
adalah dengan pelatihan SDM yang (Sadzali, 2010).
berkaitan dengan teknik penjadwalan terkait Setiap 1 kg kedelai yang diolah
penggunaan bahan baku, pemilihan bahan menjadi tahu mengandung kurang lebih
baku, pembagian pekerjaan, teknik penyusunan 300-400 g (40%) protein, 200-350 g (35%)
SOP sederhana, serta pengawasan dan karbohidrat, 150- 200 g (20%) lemak dan
pengendalian mutu produk.(Nunung, 2012). sisanya merupakan zat - zat mineral seperti
Kedelai (Glycine max L) merupakan kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin
komoditas pangan yang telah lama anti beri-beri. (Sarwono dan Saragih, 2001).
dibudidayakan di Indonesia, yang saat ini Provinsi Sulawesi Tengah merupakan
tidak hanya diposisikansebagai bahan baku salah satu daerah yang cocok untuk
industri pangan, namun juga ditempatkan dikembangkan tanaman kacang kedelai.
sebagai bahan baku, khususnya pembuatan Beberapa daerah di Sulawesi Tengah sudah

102
mengolah tanaman kacang kedelai, akan Tabel 1. Data Produksi Industri Tahu Di Kota
tetapi hanya bertujuan untuk penjualan Palu Tahun 2015.
kacang kedelai dan konsumsi. Pengusaha Kapasitas
di Kota Palu mulai melihat peluang ini Nama Produksi
dan mengembangkan agroindustri dengan No Alamat
Industri (Ton)/
mengolah biji kedelai menjadi tahu. Tahun
Tabel 1 menunjukkan data tentang 1 Tahu Vivi Jl. Buah 270
Pala
produksi Industri Tahu di Sulawesi Tengah
2 Tahu Afifah Jl. Jati 250
pada tahun 2015. Industri Tahu Vivi memiliki
kapasitas produksi tahu sebesar 270 3 Tahu Mitra Jl. 190
ton/tahun, Industri Tahu Afifah memiliki Cemangi Cemangi
4 Tahu Jl. Mangga 180
kapasitas produksi tahu sebesar 250
Barokah
ton/tahun, Industri Tahu Mitra Cemangi
memiliki kapasitas produksi tahu sebesar Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2015.
190/tahun, sedangkan pada Industri Tahu
Barokah memiliki kapasitas produksi tahu Hasil produksi yang diperoleh
sebesar 180/tahun. Berdasarkan tabel diatas, produsen dari penjualan barang atau
Industri tahu yang ada di Sulawesi Tengah outputnya kepada konsumen dengan harga
sudah memiliki kapasitas produksi yang jual berkisar Rp.80.000/6,5 kg sampai
cukup besar setiap tahunnya, sehingga dengan Rp. 85.000/ 6,5kg-nya, sehingga
pemenuhan produksi tahu di Sulawesi belum memberikan gambaran kembalinya
Tengah sudah tercukupi. modal investasi. Besarnya penerimaan ini
Ada beberapa faktor yang jelasnya akan mempengaruhi jumlah yang
mempengaruhi penghasilan suatu industri diterima oleh Industri Tahu Mitra Cemangi,
khususnya industri tahu. karena total penerimaan akan dikurangi
Pertama, harga produk yang langsung dengan total biaya yang telah
dihasilkan dan biaya produksi yang dikorbankan untuk memperoleh benefit,
dikeluarkan. Menurut Mubyarto (1986) sehingga kondisi ini jika diukur dari sudut
bahwa penerimaan adalah Pendapatan itu pandang finansial masih rendah. Hal ini yang
merupakan selisih antara penerimaan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan penelusuran aspek finansial Industri Tahu
dalam suatu proses produksi, jika dikaitkan Mitra Cemangi. Kecamatan Tatanga Kota
dengan kedua hal tersebut, masalah yang Palu.
dihadapi para produsen adalah biaya
produksi yang dikeluarkan dalam memasok METODE PENELITIAN
kedelai.
Kondisi tersebut disebabkan oleh Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan
keterbatasan modal yang dimiliki Industri di Industri Tahu Mitra di Jl.Cemangi
Tahu Mitra Cemangi untuk investasi Kecamatan Tatanga Kota Palu Sulawesi
peralatan yang berkapasitas besar dan Saat Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara
ini Industri Tahu Mitra Cemangi masih sengaja (Purpossive), dengan pertimbangan
menggunakan mesin sederhana hasil rakitan bahwa Industri Tahu Mitra merupakan salah
sendiri dengan kapasitas produksi yang satu usaha rumah tangga yang memiliki
terbatas. Keterbatasan ini terlihat jelas kapasitas produksi rendah karena hanya
dalam satu kali proses produksi mesin mengelolah kedelai menjadi Tahu di Kota
sederhana ini hanya mampu untuk mengolah Palu. Waktu pelaksanaan pada bulan
Kedelai 300 kg dalam satu kali produksi. Januari sampai Maret 2016.
Kemampuan untuk menghasilkan Tahu Penentuan Responden. Penentuan responden
sekitar 260 kg sampai dengan 300 kg. dilakukan secara sengaja (purposive).

103
Responden yang diambil dalam penelitian meningkatkan nilai sumber daya tersebut
ini sebanyak 3 orang,yakni 1 orang dikemudian hari.
pimpinan dan 2 orang karyawan bagian Keputusan untuk berinvestasi dapat
Produksi. dengan pertimbangan bahwa dilakukan baik sebelum memulai usaha
pimpinan mengetahui secara keseluruhan baru maupun ditengah-tengah usaha yang
Industri Mitra. seperti sejarah perusahaan, sedang berjalan, misalnya dengan membeli
kapasitas produksi, kondisi keuangan dan mesin dan peralatan baru dalam pengembangan
lain-lain, sedangkan karyawan terlibat usaha. Keputusan berinvestasi juga dapat
langsung dalam proses produksi di dilakukan baik oleh perorangan maupun
perusahaan. Sehingga diharapkan bisa oleh perusahaan. Pengeluaran investasi di
diperoleh hasil yang cukup akurat dan industri Tahu pada perusahaan Mitra
representatif sesuai dengan tujuan yang Cemangi yaitu berupa mesin Uap, peralatan
diharapkan dalam penelitian ini. (mesin Uap, timbangan, mesin gilingan,
Tongair, Mesin Grompos, Ember besar,
Metode Pengumpulan Data. Data yang ember kecil, Loyang, Keranjang, Tongampas,
akan digunakan dalam penelitian ini terdiri Cetakan, Dongkrak, Belanga masak,
atas data primer dan data sekunder. Data Selang, Pompa air, Mobil, Triseda dan
primer diperoleh dengan cara observasi dan Bangunan. Hal ini dapat disajikan pada
wawancara langsung dengan responden Tabel 2.
yaitu pemilik atau pemimpin industridan Tabel 2 menunjukan bahwa
karyawan dengan menggunakan daftar pengeluaran investasi awal Industri Tahu
pertanyaan (questionaire). Data sekunder Mitra Cemangi Kecamatan Tatanga. senilai
diperoleh dari instansi terkait dan literatur Rp. 958.290.000. Investasi terbesar terdapat
yang relevan dengan tujuan peneliti. pada pembelian Mesin dan Peralatan dengan
Metode Analisis Data. Pencapaian tujuan total pengeluaran senilai Rp. 496.290.000
utama dalam penelitian ini menggunakan dan investasi terendah terdapat dengan
analisis kelayakan finansial, dengan kurung waktu penggunaan selama dari
beberapa indikator yang digunakan yakni berdirinya bangunan dengan pengeluaran
senilai Rp .462.000.000.
Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Ratio(Net B/C), Internal Rate of Return
Tabel 2. Investasi Awal di Industri Tahu
(IRR), Payback Periode (PP).
Mitra Cemangi Kecamatan Tatanga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Jenis Pengeluaran
Nilai (Rp)
Investasi Awal pada Industri Tahu 1. Mesin dan Peralatan 496.290.000
Mitra Cemangi, potensi dalam membuat 2. Bangunan 462.000,000
perencanaan keuangan tidak bisa dilepaskan Total Investasi Awal 958.290.000
dari aktivitas investasi. Pasalnya, berinvestasi Sumber : Data primer setelah diolah, 2016.
merupakan alat untuk mencapai tujuan
finansial dan bukan merupakan tujuan itu
sendiri, setiap aset investasi memiliki Tabel 3. Produksi dan Penerimaan di Industri
karakteristik potensi keuntungan dan resiko Tahu Mitra Cemangi Periode Tahun
yang berbeda-beda, oleh karena itu kita 2012-2015.
harus memahami lebih dalam apa yang
Periode Produksi Penerimaan
dimaksud dengan investasi. Investasi No.
(Tahun) (Kg) (Rp)
merupakan suatu keputusan yang diambil 1. 2012 93.600 1.152.000.000
oleh seseorang untuk mengalokasikan 2. 2013 93.600 1.152.000.000
sumber daya yang berupa sejumlah dana 3. 2014 98.952 1.407.600.000
yang dimiliki saat sekarang dengan tujuan 4. 2015 117.000 1.530.000.000
untuk mendapatkan keuntungan atau Sumber : Data primer setelah diolah, 2016

104
Produksi dan Penerimaan, Proses antara lain, biaya variabel (bahan baku,
produksi yang dilakukan oleh seorang bahan tambahan (kayu bakar dan cuka),
produsen akan menghasilkan sejumlah upah tenaga kerja, listrik) dan biaya tetap
barang atau produk. Produk inilah yang (pajak bangunan dan biaya penyusutan
merupakan jumlah barang yang akan dijual alat). Hal ini disajikan pada Tabel 4.
dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan Tabel 4 menunjukkan bahwa total
bagi seorang produsen. penerimaan usaha biaya yang dikeluarkan Industri Tahu Mitra
pada Industri Mitra Cemangi berupa sejumlah Cemangi setiap tahunnya meningkat.
uang yang diterima oleh perusahaan atas Peningkatan total biaya ini diperoleh dari
penjualan produk Tahu yang dihasilkan. tahun 2012 sebesar Rp. 54.200.000 sampai
Tingkat produksi ditetapkan berdasarkan dengan tahun 2015 sebesar Rp. 75.410.000.
persediaan bahan baku dan permintaan Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
konsumen.Daerah yang telah menjadi produktivitas yang secara otomatis akan
wilayah pemasaran sebagian besar berada mempengaruhi biaya yang dikeluarkan,
di wilayah Kota Palu. sebagian besar karena pembelian bahan baku akan meningkat
konsumen yang ada di pasar Inpres Kota begitu pula menambahnya tenaga kerja
Palu. Hal ini disajikan pada Tabel 3. setiap tahunnya yang digunakan akan
Tabel 3 menunjukkan banyaknya meningkat jumlahnya. Kenaikan biaya
total penerimaan yang diperoleh Industri tidak hanya bergantung pada besarnya
Tahu Mitra Cemangi setiap tahunnya produktivitas, tetapi hal ini juga dipengaruhi
meningkat. Peningkatan ini diperoleh dari oleh kenaikan Jumlah tenaga kerja yang
tahun 2013 penerimaan sebesar Rp. 1.152.000.000 digunakan untuk proses produksi yakni
sampai dengan tahun 2015 penerimaan naik terjadi pada tahun 2013.
sebesar Rp. 1.1530.000.000 Hal ini Laba atau pendapatan merupakan
disebabkan oleh tingginya permintaan selisih dari pendapatan di atas biaya-biaya
konsumen dan ketersediaan bahan baku, yang dikeluarkan pada waktu tertentu. Laba
sehingga penerimaan ini memperlihatkan juga bisa diartikan sebagai perbedaan
peningkatan yang cukup besar. pendapatan yang direalisasi dari transaksi
Biaya,biaya yang dikeluarkan untuk yang terjadi pada waktu dibandingkan
proses pembuatan suatu produk disebut dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada
biaya produksi. Biaya produksi terbagi atas periode tertentu, karena unsur-unsur yang
biaya tetap merupakan biaya yang besarnya menjadi bagian pembentuk laba adalah
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume pendapatan dan biaya.
produksi dan biaya variabel merupakan Pengukuran laba bukan saja penting
biaya yang besarnya dipengaruhi oleh untuk menentukan prestasi perusahaan
perubahan volume produksi. tetapi penting juga sebagai informasi bagi
Komponen-komponen biaya yang pembagian laba dan penentuan kebijakan
dikeluarkan Industri Tahu Mitra Cemangi investasi.

Tabel 4. Biaya-biaya di Industri Tahu Mitra Cemangi Periode Tahun 2012-2015


Periode Biaya Variabel
No. Biaya Tetap (Rp) Total Biaya (Rp)
(Tahun) (Rp)
1. 2012 334.790.000 3.568.000 338.358.000
2. 2013 386.990.000 3.568.000 392.558.000
3. 2014 434.406.000 3.568.000 437.974.000
4. 2015 464.400.000 3.568.000 467.968.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016.

105
Tabel 5. Laba Bersih sebelum Pajak di Industri Industri Tahu Mitra Cemangi Tahun 2012-2015.
Periode Penerimaan
No Total Biaya (Rp) Laba Sebelum Pajak (Rp)
(Tahun) (Rp)
1 2012 1.152.000.000 338.358.000 813.642.000
2 2013 1.224.000.000 392.558.000 831.442.000
3 2014 1.407.600.000 437.974.000 969.626.000
4 2015 1.530.000.000 467.968.000 1.062.032.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016.

Tabel 6. Laba Bersih setelah Pajak di Industri Tahu Mitra Cemangi Periode Tahun 2012-2015.
Periode Laba Sebelum
No Pajak 15% Laba Bersih (Rp)
(Tahun) Pajak (Rp)
1 2012 813.642.000 122.046.300 475.104.000
2 2013 831.442.000 124.716.300 706.725.700
3 2014 969.626.000 145.443.900 824.182.100
4 2015 1.062.032.000 159.304.800 902.727.200
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016.

Laba yang dikelompokan atas unsur- jumlah biaya yang dikeluarkan setiap
unsur pendapatan dan biaya, akan dapat tahunnya meningkat.
diperoleh hasil pengukuran laba yang Laba Bersih setelah Pajak, merupakan
berbeda antara lain : laba kotor, laba selisih antara laba bersih sebelum pajak
operasional, laba sebelum pajak, dan laba dengan pajak yang harus dibayar sebesar
bersih setelah pajak. 15 persen, karena industri tersebut memiliki
Berdasarkan pendalaman dari pendapatan diatas Rp. 50.000.000,00 dari
pengertian laba itu sendiri, maka analisis laba bersih sebelum pajak tersebut. Hal
kelayakan finasial ini menggunakan dua inidisajikan pada Tabel 7.
pengukuran yakni laba bersih sebelum Tabel 6 menunjukan bahwa laba
pajak dan laba bersih setelah pajak, bersih setelah pajak yang diperoleh pada
disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7 Industri Tahu Mitra Cemangi, terjadi
Laba Bersih sebelum Pajak, peningkatan dari tahun 2012 sebesar
merupakan pendapatan usaha sebelum Rp. 475.104.000 sampai dengan tahun 2015
dikurangi pajak atau dengan kata lain selisih sebesar Rp. 902.727.200, yang diartikan sebagai
nilai positif antara total penerimaan dengan laba bersih atau keuntungan yang diterima
total biaya dalam suatu periode tertentu sebelum ditambahkan dengan penyusutan.
sebelum dikurangi pajak. Hal ini disajikan Peningkatan laba bersih setelah pajak tiap
pada Tabel 5. tahun dipengaruhi oleh peningkatan harga
Tabel 5 menunjukan bahwa laba pada usaha tersebut.
bersih sebelum pajak yang diperoleh pada Aliran Kas Operasional, aliran kas
Industri Tahu Mitra Cemangi dari tahun masuk bersih merupakan hasil penjumlahan
2012 sebesar Rp. 813.642.000 sampai dengan laba bersih setelah pajak dengan penyusutan.
tahun 2015 sebesar Rp. 1.062.032.000 yang Aliran kas masuk bersih di Industri Tahu
diartikan sebagai laba kotordari penerimaan Mitra Cemangi tertera pada Tabel 7.
dikurang dengan total biaya. Hal ini Tabel 7 menunjukan bahwa aliran
disebabkan oleh jumlah penerimaan dan kas masuk bersih di Industri Tahu

106
Mitra Cemangi dari tahun 2012 sebesar Perhitungan Net Present Value
Rp. 536.880.116 sampai dengan tahun (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran
2015 meningkat sebesar Rp. 964.493.316 dan pemasukan yang telah didiskon dengan
Hal ini diartikan bahwa Industri Tahu Mitra menggunakan social opportunity cost of
Cemangi mengalami peningkatan keuntungan. capital sebagai diskon faktoratau dengan
Kelayakan Finansial, dilakukan untuk kata lain merupakan arus kas bersih yang
melihat sejauh mana usaha agroindustri diperkirakan pada masa yang akan datang
tahu ini dapat dikatakan layak dari aspek yang didiskontokan pada saat ini.
finansial pada Industri Tahu Mitra Cemangi. Perhitungan Net B/C dilakukan untuk
Pengurangan manfaat dan biaya melihat berapamanfaat yang diterima oleh
pada tingkat diskon tertentu merupakan pengusaha untuk setiap satu rupiah pengeluaran
perhitungan untuk menentukan kelayakan usaha. Net B/C ratio merupakan angka
Usaha. Tingkat bunga yang digunakan perbandingan antara nilai sekarang arus
untuk perhitungan di Industri Tahu Mitra manfaatdibagi dengan nilai sekarang yang
Cemangi sebesar 14 persen per tahun. dilihat dari arus biaya. Perhitungan IRR
Indikator yang digunakandalam penilaian merupakan tingkat rata-rata keuntungan
layak atau tidaknya usaha Tahuadalah tahunan bagi perusahaan yang melakukan
NPV,BCR,IRR, dan PP. Suatu usaha layak investasi dandinyatakan dalam satuan
untuk dilaksanakan apabila mempunyai persen (Venty, 2008). Payback Period (PP)
kriteria NPV > 0, BCR > 1 dan IRR > suku merupakan jangka waktu yang diperlukan
bunga yang berlaku, maka secara finansial untuk menutup modal yang diinvestasikan.
usaha layak untuk dilaksanakan. Jangka waktu tersebut dihitung dengan cara
membagi jumlah modal yang diinvestasikan
Tabel 7. Aliran Kas Bersih di Industri Tahu dengan aliran kas yang diperoleh dari
Mitra Cemangi Periode Tahun operasi pertahun. Perhitungan hasil analisis
2012-2015. kelayakan finansial disajikan pada Tabel 8.
Berdasarkan perhitungan kriteria
No
Periode
Kas Masuk Bersih (Rp)
kelayakan usaha Industri Tahu Mitra
(Tahun) Cemangi diperoleh hasil Net Present Value
1 2012 536.880.116 (NPV) sebesar Rp. 1.272.519.155. Hal ini
2 2013 768.491.816 menunjukkan bahwa NPV positif (NPV >
3 2014 885.948.216 0), sehingga dinyatakan layak untuk
4 2015 964.493.316 dijalankan. Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C) diperoleh nilai sebesar 2.32 > 1.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016. Artinya Net B/C lebih besar dari 1 (satu),
sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR) yang
Tabel 8. Hasil Analisis Kelayakan Finansial diperoleh sebesar 41.2 persen. Artinya,
di Industri Tahu Mitra Cemangi industri tersebut layak untuk dijalankan
Periode Tahun 2012-2015 karena tingkat pengembalian lebih besar
No Kriteria Investasi Nilai dari tingkat suku bunga yang berlaku
(i=14%), diskon faktor sebesar 14% yang
digunakan dengan asumsi bahwa Industri
1 Net Present Value
(NPV) 1.272.519.155 Tahu Mitra Cemangi mendapatkan Kredit
2 Net Benefit Cost Ratio 2,32 Investasi (KI) dari pihak bank seperti mesin
(Net B/C) dan peralatan, sedangkan diskon faktor
3 Internal Rate of Return 41.2 % sebesar 18% digunakan untuk proyeksi
(IRR) dimasa yang akan datang pada saat tingkat
4 PaybackPariode (PP) 1 tahun 2 bulan suku bunga naik. Berdasarkan hasil perhitungan
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016 Payback Periodyang diperoleh memiliki

107
masa pengembalian selama 1 tahun 2 bulan. Adisarwanto, T. Kedelai. (Jakarta : Penebar
Artinya, dalam jangka waktu tersebut Swadaya, 2005).
biaya investasi yang dikeluarkan dapat
Asrori Irfan. 2012. Analisis Kelayakan Finansial
kembali, jadi semakin cepat jangka waktu Usaha Agroindustri Tahu Studi Kasus Di
pengembalian biaya investasi, maka usaha Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan
yang dijalankan semakin baik. Payung Sekaki Kota Pekanbaru [JURNAL].
Universitas Riau. Riau
KESIMPULAN DAN SARAN
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Luas Lahan,
Kesimpulan Produksi dan Produktivitas Menurut
Provinsi. [Online]. Tersedia:
Berdasarkan dari analisis kelayakan http://www.bps.go.id/. [23 Maret 2016].
finansial yang telah dilakukan diIndustri
Tahu Mitra Cemangi, menunjukkan hasil Danajoyo, Aryo. Analisis Kelayakan Finansial
kelayakan yang diperoleh menggunakan Usaha Tempe: Studi kasus di kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : IPB.
beberapa indikator pengukuran yakni Net Fakultas Pertanian.2005
Present Value (NPV) yang diperoleh
sebesar Rp. 1.272.519.155, Net Benefit Cost Djamin, Z. 1984. Perencanaan dan Analisis Proyek.
Ratio (Net B/C) yang diperoleh sebesar FEUI, Jakarta
2.32, Internal Rate of Return (IRR) yang
diperoleh sebesar 41.2%. Artinya tingkat Erlina. 2006. Analisis Perancangan Agroindustri
Berbasis Karet. Jurnal Bisnis dan Manajemen
suku bunga 41,2%, usaha masih layak untuk Vol. 3(1): 73-92
dijalankan, Payback Periode (PP) yang
diperoleh memiliki masa pengembalian Fatah, N. Evaluasi Proyek Finansial Pada Proyek
selama 1 tahun 2 bulan. Artinya, dalam Mikro, (Jakarta: Cv. Asona, 1994).
jangka waktu tersebut biaya investasi yang
dikeluarkan dapat kembali lebih cepat, jadi Halim.2004. Analisa Kelayakan Investasi Mesin
untuk Mengoptimalkan Produksi dan
semakin cepat jangka waktu pengembalian Pengaruhnya pada Kinerja Keuangan
biaya investasi, maka usaha yang dijalankan Perusahaan (Sebuah Studi Kasus pada
semakin baik. PT.SPM).PT. SPM. Skripsi Sarjana, Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.Bandar
Saran Lampung
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Harihastuti, N. dan I.R.J. Sari.2011. Penerapan
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
Teknologi Ramah Lingkungan Pada
disarankan : IndustriTahu Mitra Cemangi. Pemanfaatan Hasil Purifikasi Biogas
1. Industri Tahu Mitra Cemangi menggunakan Memberikan Nilai Tambah Pada IKM
peralatan yang lebih moderen seperti Tahu. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan
Katel, Mesin Penggiling dan Mesin Pencemaran Industri, Vol. 1(4): 288-295.
Haming, M & Salim Basamalah.Studi Kelayakan
Pencetak, dalam rangkamemperbesar
Investasi : proyek dan bisnis. (Jakarta:ppm,
skala usaha. 2003).
2. Aspek Kelembagaan yakni pemerintah
daerah diharapkan lebih memperhatikan Hasyim, H dan Zakaria, W.A. 1995. Pengembangan
masalah permodalan pada tiap industri Agribisnis di Propinsi Lampung dalam Era
Pasca GATT. Jurnal Sosio Ekonomika Vol.1
dengan bantuan lembaga penunjang
(1): 15-18.
seperti perbankan maupun koperasi.
Hernanto, F.1989. Ilmu Usahatani.Penebar
DAFTAR PUSTAKA Swadaya. 309 Halaman. Jakarta.

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai (Budidaya dengan Holleman, L.W.J and A. Aten. 1956. Processing of
pemupukan yang efektif dan pengoptimalan Cassava and Cassava Product in Rural
peran bintil akar). Penebar Swadaya. Jakarta. Industries. UN-FAO Paper No. 54. Rome. Pp
pp. 104 17-20 dan 100.

108
Husnan, S.& Suwarsono. Studi Kelayakan Proyek., Nurhayati Nunung. 2012. Kelayakan Dan Strategi
Ed ke-4 (Yogyakarta : UPP.AMP YKPN, Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu Di
2000) Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Vol.
7(2):111-121
Ibrahim, M.Y. Studi Kelayakan Bisnis. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003) Pangestu Winanda. 2015. Analisis Keuangan Usaha
Tahu-7HPSH´:HQ:LQ´'L 'HVD 6HD
Ibrahim. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Ed Revisi. Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa
Jakarta.Rineka Cipta [JURNAL]. Universitas Samratulangi.
Manado.
Ibrahim. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Ed Revisi.
Jakarta.Rineka Cipta Pringgohandoko, B. dan O.S. Padmini 1999.
Kasmir. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-1. Pengaruh Rhizo-plus dan Pemberian.
Prenada Media. Jakarta Kedelai. Agrivet.Vol
1. Rachmanto, T.A. dan H.S. Winata.2010. Pengolahan
Kusuma, P.T.W.W dkk. 2010. Financial Analysis Air Limbah Industri Tahu Dengan
Pengembangan Usaha Kecil Menengah Menggunakan Teknologi Plasma. Jurnal
(UKM) Produsen Flakes Ubi Jalar Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 2(2): 19-27.
(Emergency Food) (Studi Kasus UKM
Mandiri Pangan Mapan Makmur, Gunung Rahardi, F. Cerdas Beragrobisnis :Mengubah
Kidul). Proceeding Seminar on Aplication Rintangan Menjadi Peluang Berinvestasi.
and Research in Industrial Technology 2010 (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
(SMART) Tahun 2010 : CI-C6 Yogyakarta,
29 Juli 2010. Universitas Gadjah Mada Raharja, S., S.J. Munarso dan D. Puspitasari. 2012.
Yogyakarta Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem
Manajemen Mutu pada Industri Pengolahan
Library. 2012.Tinjauan Pustaka. On-line.Melalui Tahu (Studi Kasus di UD. Cinta Sari, DIY).
(http://library. Upnvj.ac.id% 2Fpdf% Manajemen IKM, Vol. 7(1): 28-36.
2Fs1akuntansi09% 2 F20111) [14/03/2016]
Rangkuti, Freddy.Business Plan Teknis Membuat
Lihan, Irham dan Yongki. 2009.Studi Kelayakan Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus, Cet-
Bisnis. Poliyama Widya Pustaka.Jakarta ke 3 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003).
Lukmana, A. 1993.Kebijaksanaan Aindustri dalam
Pembangunan Agroindustri. Makalah Sadzali, I. 2010. Potensi Limbah Tahu Sebagai
disampaikan pada Seminar Sehari Prospek Biogas. Jurnal UI Untuk Bangsa, Vol. 1: 62-
Antisipasi dan Perananan Mahasiswa dalam 69.
Pengembanagan Agroindustri pada PJPT
II.11 Halaman. Bandar Lampung. Sarwono, B. & Yan Pieter Saragih.Membuat Aneka
Tahu. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004).
Masyhuri,1994.Pengembangan Agroindustri Melalui Sarwono, B. dan Y.P. Saragih. 2001. Membuat
Peneliti Pengembangan Produk Yang Intensif Aneka Tahu. Niaga Swadaya, Jakarta.
dan Berkesinambungan Dalam Jurnal
Agroekonomi Vol VII/No.1Juni/2000. Setiadi, N. Dan B. Nainggolan. 1988. Kedelai,
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UGM.
Yogyakarta. Soeharjo. 1990. Konsep dan Ruang Lingkup
Agroindustri. Makalah Agribisnis.
Minawati. 2010. Payback Period Analysis, [online], Laboratprium Agribisnis IPB.Bogor
http://payback period. blogspot. com,diakses
padahari selasa, diakses pada tanggal 25 Soekartawi.1991. Agribisnis Teori dan
Februari 2016. Aplikasinya.Rajawali Pers. Jakarta

Moelgini, Y. 1993. Antisipasi Perguruan Tinggi Soekartawi.2000. Agroindustri Dalam Perspektif


Terhadap Pengembangan Agroindustri. Sosial Ekonomi.Raja Grafindo Persada.
Makalah disampaikan pada Seminar Sehari Jakarta.
Prospek Antisipasi dan Peranan Mahasiswa
dalam Pengembangan Agroindustri pada Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis., Ed Pertama.
PJPT II.15 Halaman. Bandar Lampung. (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2004).

Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. Suherliyanti, Lely. Analisis Kelayakan Finansial
Jakarta.Press. Jakarta. Perusahaan Tahu Di Kabupaten Sumedang

109
[Skripsi]. Bogor : IPB. Fakultas Pertanian. Taufiq, T.M.M. dan I. Novo. 2004. Kedelai, Kacang
2003. Hijau dan Kacang Panjang. Absolut

Siswanto Sutojo, 2009, Manajemen Pemasaran, Umar, H. 2003. Studi dalam Kelayakan Bisnis Jasa.
edisi kedua, Penerbit : Damar Mulia Pustaka, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jakarta.

110

Anda mungkin juga menyukai